Ust Dzulqarnain Bin Muh Sunusi
Ust Dzulqarnain Bin Muh Sunusi
Panduan
Puasa Ramadhan
di Bawah Naungan Al-Qur`an dan As-Sunnah
Oleh:
Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi
Pustaka as-Sunnah
Makassar
Penulis:
Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi
Editor:
Tim Redaksi Penerbit as-Sunnah
Desain Sampul:
F@iruz Design
Pewajahan Isi:
Abu Aliyah
ISBN:
979-3913-19-3
Penerbit:
Pustaka As-Sunnah
Lantai II Ma’had As-Sunnah, Jl. Baji Rupa No. 06
Makassar – Sulawesi Selatan 90224, Telp./Fax. 0411-878368
Pemasaran: Jl. Cempaka no. 38 RT 02 RW 06
Jati Cempaka-BEKASI 17410
Cetakan Pertama: Sya’ban 1421 H/November 2000 M
Cetakan Kedua (Revisi): Sya’ban 1426 H/September 2005 M
Cetakan Ketiga: Rajab 1431 H/Juli 2010 M
Cetakan Keempat: Sya’ban 1431 H/Agustus 2010 M
Cetakan Kelima: Sya’ban 1432 H/Juli 2011 M
اﳊ ْﻤﺪَ ﷲِِ ,ﻧ َْﺤ َﻤﺪُ ُه َوﻧ َْﺴﺘ َِﻌ ْﻴﻨُ ُﻪ َوﻧ َْﺴ َﺘ ْﻐ ِﻔ ُﺮ ُهَ ,و َﻧ ُﻌ ْﻮ ُذ ﺑِﺎﷲِ ِﻣ ْﻦ
إِ ﱠن ْ َ
ﻼ ُﻣ ِﻀ ﱠﻞ َﻟ ُﻪ,ﺎت َأ ْﻋ َﲈﻟِﻨَﺎَ ,ﻣ ْﻦ َ ْﳞ ِﺪ اﷲُ َﻓ َ ُﴍو ِر َأ ْﻧ ُﻔ ِﺴﻨَﺎ وﺳﻴ َﺌ ِ
َ َ ﱢ ُ ْ
ﻼﻫ ِ
ﺎد َي َﻟ ُﻪَ ,و َأ ْﺷ َﻬﺪُ َأ ْن ﻻَ إِ َﻟ َﻪ إِﻻﱠ اﷲُ َو َﻣ ْﻦ ُﻳ ْﻀ ِﻠ ْﻞ َﻓ َ َ
َو َأ ْﺷ َﻬﺪُ َأ ﱠن ُﳏ َ ﱠﻤﺪً ا َﻋ ْﺒﺪُ ُه َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻟ ُﻪ.
^]\[ZYXWVUTo
_`n
KJIHGFEDCBAo
W V U T S RQ P O N M L
n _ ^ ] \ [ Z YX
~}|{zyxwvuo
Ditulis oleh
Abu Muhammad Dzulqarnain
bin Muhammad Sunusi Al-Atsary
1 Sya’ban 1426 H/5 September 2005 M
Definisi Puasa
Secara etimologi (bahasa), makna puasa ada-
lah menahan. Dalam bahasa Arab, orang yang
diam disebut dengan shâ’im ‘orang yang berpuasa’
karena ia menahan diri dari pembicaraan, seperti
dalam firman Allah Ta’âla tentang Maryam:
PONMLKJIHGFo
nTSRQ
“Jika kamu melihat seorang manusia, kata-
kanlah, ‘Sesungguhnya saya telah bernazar
puasa untuk (Allah) Yang Maha Pemurah,
maka saya tidak akan berbicara dengan
seorang manusia pun pada hari ini.’.”
[Maryam: 26]
Adapun secara terminologi (istilah), puasa
adalah menahan sesuatu pada waktu tertentu oleh
orang tertentu dari perkara-perkara spesifik yang
disertai dengan niat.
[ZYXWVUTSo
dc b a ` _ ^ ] \
q po n m l k j i h g f e
| { z y x wv u t s r
i h g f e d cb a ` _ ~}
qponmlkj
{ z y x w v u ts r
¨ § ¦¥ ¤ £ ¢ ¡ ~ } |
n ² ± ° ¯ ® ¬ « ...o
“…Allah telah menyediakan, untuk mereka,
ampunan dan pahala yang besar.” [Al-Ahzâb:
35]
nëêéèçæåo
“Sesungguhnya, hanya orang-orang yang
bersabarlah yang pahala mereka dicukupkan
tanpa batas.” [Az-Zumar: 10]
ﺎر ِه ُﻳ َﻜ ﱢﻔ ُﺮ َﻫﺎ
ِ اﻟﺮ ُﺟ ِﻞ ِ ْﰲ َأ ْﻫ ِﻠ ِﻪ َو َﻣﺎﻟِ ِﻪ َو َﻧ ْﻔ ِﺴ ِﻪ َو َو َﻟ ِﺪ ِه َو َﺟ ِ
ﻓ ْﺘﻨَ ُﺔ ﱠ
وف َواﻟﻨ ْﱠﻬ ُﻰ َﻋ ِﻦ ِ ﻼ ُة واﻟﺼﺪَ َﻗ ُﺔ واﻷَﻣﺮ ﺑِﺎ َْﳌﻌﺮ
ُْ ُْ َ اﻟﺼ َ َ ﱠ اﻟﺼ َﻴﺎ ُم َو ﱠ
ﱢ
ا ْﻟـ ُﻤﻨْﻜ َِﺮ
ُ اﳉ ُﻤ َﻌ ِﺔ َو َر َﻣ َﻀ
ﺎن إِ َﱃ ُ ْ اﳉ ُﻤ َﻌ ُﺔ إِ َﱃ
ُ ْ اﳋ ْﻤ ُﺲ َو ُ اﻟﺼ َﻠ َﻮ
َ ْ ات ﱠ
1
[Al-Mâ`idah: 89]
2
[Al-Mujâdilah: 3-4]
3
[Al-Baqarah: 196]
4
[An-Nisâ`: 92]
5
[Al-Mâ`idah: 95]
اﻟﺸ ْﻬ ُﺮ َﻫﻜ ََﺬا َو َﻫﻜ ََﺬا َو َﻫﻜ ََﺬا ُﺛ ﱠﻢ َﻋ َﻘﺪَ إِ ْ َﲠﺎ َﻣ ُﻪ ِﰲ اﻟ ﱠﺜﺎﻟِ َﺜ ِﺔ ﱠ
َﻓ ُﺼ ْﻮ ُﻣ ْﻮا ﻟِ ُﺮ ْؤ َﻳﺘِ ِﻪ َو َأ ْﻓﻄِ ُﺮ ْوا ﻟِ ُﺮ ْؤ َﻳﺘِ ِﻪ َﻓﺈِ ْن ُأ ْﻏ ِﻤ َﻲ َﻋ َﻠ ْﻴﻜ ُْﻢ
َ اﻹﻧَﺎ ُء َﻋ َﲆ َﻳ ِﺪ ِه َﻓ
ﻼ َﻳ َﻀ ْﻌ ُﻪ َﺣﺘﱠﻰ ِ ْ إِ َذا َﺳ ِﻤ َﻊ َأ ُﺣﺪُ ﻛ ُُﻢ ا ْﻟﻨِﺪَ ا َء َو
1
Bacalah Al-‘Ilal 1/123 no. 340 dan 1/256 no. 756. Uraian yang
cukup luas terdapat dalam Risalah llmiah An-Nashihah vol. 02
pada rubrik Hadits.
lkjihgfedco
n ut s r q p on m
“Dan makan dan minumlah kalian hingga
tampak, bagi kalian, benang putih terhadap
benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempur-
nakanlah puasa itu sampai malam.” [Al-
Baqarah: 187]
Ayat ini memberikan pengertian bahwa, apabila
fajar Shubuh telah tampak jelas, seseorang harus
berhenti dari makan dan minum. Adapun, kalau
fajar Shubuh belum tampak jelas seperti yang ter-
jadi terhadap orang yang ragu di atas, seseorang
masih diperbolehkan untuk makan dan minum.
lkjih gfedc
t s r q p on m
“Dan makan dan minumlah kalian hingga
tampak, bagi kalian, benang putih terhadap
benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempur-
nakanlah puasa itu sampai malam.” [Al-
Baqarah: 187]
Juga dalam hadits Abu Hurairah riwayat Al-
Bukhâry dan Muslim, Rasulullah menegaskan:
ﺎﺟ ٌﺔ ِ ْﰲ َأ ْن ِ
َ اﻟﺰ ْو ِر َوا ْﻟ َﻌ َﻤ َﻞ ﺑِﻪ َﻓ َﻠ ْﻴ َﺲ ِﷲِ َﺣ
َﻣ ْﻦ َﱂ ْ َﻳﺪَ ْع َﻗ ْﻮ َل ﱡ
ﻼ َﻳ ْﺮ ُﻓ ْﺚ َ َﺎن َﻳ ْﻮ ُم َﺻ ْﻮ ِم َأ َﺣ ِﺪﻛ ُْﻢ َﻓ َ َﻓﺈِ َذا ﻛ,اﻟﺼ َﻴﺎ ُم ُﺟﻨﱠ ٌﺔ
َو ﱢ
َﻓﺈِ ْن َﺳﺎ ﱠﺑ ُﻪ َأ َﺣﺪٌ َأ ْو َﻗﺎ َﺗ َﻠ ُﻪ َﻓ ْﻠ َﻴ ُﻘ ْﻞ إِ ﱢ ْﲏ,ﺐ ٍِ
ْ َﻳ ْﻮ َﻣﺌﺬ َوﻻَ َﻳ ْﺴ َﺨ
ا ْﻣ ُﺮ ٌؤ َﺻ ِﺎﺋ ٌﻢ
“… dan puasa adalah tameng. Bila ada hari
puasa di antara salah seorang di antara
Bersiwak
Orang yang berpuasa diperbolehkan pula
untuk bersiwak, bahkan hal tersebut merupakan
sunnah, baik dengan menggunakan kayu siwak
atau sikat gigi.
n ®¬ « ª © ¨ § o
“Allah tidak membebani seseorang, kecuali
sesuai dengan kesanggupannya.” [Al-
Baqarah: 286]
Bercelak
Seseorang diperbolehkan untuk bercelak untuk
mata ketika berpuasa.
Pembolehan berenang dan memakai celak
mata karena ketiadaan dalil yang melarangnya.
Mencicipi Masakan
Orang yang berpuasa diperbolehkan pula
untuk mencicipi masakan (dengan ketentuan
bahwa masakan itu jangan sampai tertelan masuk
ke dalam tenggorokan), kemudian kembali
mengeluarkan makanan yang dia cicipi tersebut.
Hal ini berdasarkan perkataan Abdullah bin Abbas
c yang mempunyai hukum marfu’ dengan
sanad yang hasan dari seluruh jalannya:
ِ ِ ِ ْ اﻟﺼ ِﺎﺋ ُﻢ
َ ُاﻟﴚ َء ا ﱠﻟﺬ ْي ُﻳﺮ ْﻳﺪ
ﴍا َء ُه ْ اﳋَ ﱠﻞ َو ﱠ َﻻ َﺑ ْﺄ َس َأ ْن َﻳ ُﺬ ْو َق ﱠ
َﻣ َﺎﱂ ْ َﻳﺪْ ُﺧ ْﻞ َﺣ ْﻠ َﻘ ُﻪ َو ُﻫ َﻮ َﺻ ِﺎﺋ ٌﻢ
“Tidaklah mengapa, bagi orang yang ber-
puasa, merasakan cuka atau sesuatu yang ia
ingin beli sepanjang hal itu tidak masuk ke
dalam tenggorokannya.”
Berbekam (Al-Hijâmah)
Berbekam (mengeluarkan darah kotor dari
kepala dan selainnya) adalah makruh karena bisa
melemahkan tubuh dan memaksa orang yang ber-
bekam untuk berbuka puasa. Demikian pula, donor
darah semakna dengan hal ini.
Hukum ini merupakan bentuk kompromi ter-
hadap dua hadits Rasulullah , yaitu antara hadits
mutawatir, yang di dalamnya, beliau menyatakan:
ِ اﳊ
ﺎﺟ ُﻢ َوا ْﻟـ َﻤ ْﺤ ُﺠ ْﻮ ُم َ ْ َأ ْﻓ َﻄ َﺮ
“Orang yang membekam dan orang yang
dibekam (dianggap) telah berbuka puasa.”
Dan hadits Ibnu Abbas c riwayat Al-Bukhâry
bahwa Ibnu Abbas berkata:
lkjihgfedco
n ut s r q p on m
“Dan makan dan minumlah kalian hingga
tampak, bagi kalian, benang putih terhadap
benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempur-
nakanlah puasa itu sampai malam.” [Al-
Baqarah: 187]
Jima’
Hubungan tubuh yang dilakukan saat sedang
berpuasa adalah pembatal puasa.
Dalilnya akan disebutkan kemudian, insya
Allah.
nut s r q po
“Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai
malam.” [Al-Baqarah: 187]
Di antara sekian banyak hadits yang menjelas-
kan tentang hal ini adalah hadits Umar bin
Khaththâb riwayat Al-Bukhâry dan Muslim bahwa
Rasulullah bersabda:
ﺖ ﱠ
اﻟﺸ ْﻤ ُﺲ ِ إِ َذا َأ ْﻗﺒ َﻞ اﻟ ﱠﻠﻴ ُﻞ ِﻣﻦ ﻫﺎﻫﻨِﺎ و َأدﺑﺮ ِﻣﻦ ﻫﺎﻫﻨَﺎ و َﻏﺎﺑ
َ َ ُ َ ْ ََْ َ ُ َ ْ ْ َ
اﻟﺼ ِﺎﺋ ُﻢ
َ َﻓ َﻘﺪْ َأ ْﻓ َﻄ َﺮ
“Apabila malam telah datang, siang beranjak
pergi, dan matahari telah terbenam, (telah
Pertama: Musafir
Secara umum, Allah Ta’âla memberikan ke-
ringanan kepada musafir, yang sedang berada
dalam perjalanan, untuk tidak berpuasa.
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’âla:
n po n m l k j i h g f e o
“Maka, barang siapa di antara kalian yang
sakit atau berada dalam perjalanan (lalu ber-
buka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari
(puasa) yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain.” [Al-Baqarah: 184]
ﱠﺎس ِ ْﰲ َﺳ َﻔ ِﺮ ِه ِ
َ َر َأ ْﻳ ُﺖ َر ُﺳ ْﻮ َل اﷲِ َﺻ ﱠﲆ اﷲُ َﻋ َﻠ ْﻴﻪ َو َﺳ ﱠﻠ َﻢ َأ َﻣ َﺮ اﻟﻨ
َو َﺻﺎ َم َر ُﺳ ْﻮ ُل, َﺗ َﻘ ﱠﻮ ْوا ﻟِ َﻌﺪُ ﱢوﻛ ُْﻢ: َو َﻗ َﺎل.َﻋﺎ َم ا ْﻟ َﻔﺘ ِْﺢ ﺑِ ْﺎ ِﻟﻔ ْﻄ ِﺮ
َﻗ َﺎل ا ﱠﻟ ِﺬ ْي: َﻗ َﺎل َأ ُﺑ ْﻮ َﺑﻜ ٍْﺮ.اﷲِ َﺻ ﱠﲆ اﷲُ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َﺳ ﱠﻠ َﻢ
َﻟ َﻘﺪْ َر َأ ْﻳ ُﺖ َر ُﺳ ْﻮ َل اﷲِ َﺻ ﱠﲆ اﷲُ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َو َﺳ ﱠﻠ َﻢ:َﺣﺪﱠ َﺛﻨِ ْﻲ
ﺶ َأ ْو ِ ﺐ َﻋ َﲆ َر ْأ ِﺳ ِﻪ ا ْﻟـ َﲈ َء َو ُﻫ َﻮ َﺻ ِﺎﺋ ٌﻢ ِﻣ َﻦ ْاﻟ َﻌ ْﻄ ِ
ُ ﺑِ ْﺎﻟ َﻌ ْﺮ ِج ُﻳﺼ
ِ
َ ْ ﻣ َﻦ
اﳊ ﱢﺮ
“Saya melihat Rasulullah memerintahkan
manusia untuk berbuka puaasa dalam safar
beliau pada tahun penaklukan Makkah, dan
berkata, ‘Persiapkanlah kekuatan kalian untuk
menghadapi musuh kalian,’ padahal Rasu-
n po n m l k j i h g f e o
“Maka, barang siapa di antara kalian yang
sakit atau berada dalam perjalanan (lalu ber-
buka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari
(puasa) yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain.” [Al-Baqarah: 184]
n wv u t s r q o
“Dan orang-orang yang berat menjalankan
(puasa) tersebut (jika tidak berpuasa) wajib
n po n m l k j i h g f e o
“Maka, barangsiapa di antara kalian yang
sakit atau berada dalam perjalanan (lalu ber-
buka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari
(puasa) yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain.” [Al-Baqarah: 184]
Ketiga, perempuan yang menangguhkan
puasa karena haidh atau nifas.
n po n m l o
“(Dia wajib berpuasa) sebanyak hari (puasa)
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang
lain.” [Al-Baqarah: 184]
Firman-Nya “pada hari-hari yang lain” ber-
makna umum, baik dilakukan secara berturut-turut
maupun terpisah.
Segera Mengqadha
Tentunya, tidaklah diragukan bahwa bersegera
dalam hal mengqadha tunggakan puasa adalah
perkara yang sangat utama dalam tuntunan syariat.
Hal ini berdasarkan keumuman perintah Allah,
untuk bersegera dalam kebaikan, yang ditunjukkan
oleh berbagai dalil dari Al-Qur`an dan Sunnah,
seperti firman Allah Ta’âla:
n ®¬ « ª © ¨ §o
“Allah tidak membebani seseorang, kecuali
sesuai dengan kesanggupannya.” [Al-
Baqarah: 286]
n ®¬ « ª © ¨ §o
“Allah tidak membebani seseorang, kecuali
sesuai dengan kesanggupannya.” [Al-
Baqarah: 286]
n wv u t s r qo
“Dan orang-orang yang berat menjalankan
n wv u t s r qo
“Dan orang-orang yang berat menjalankan
(puasa) tersebut (jika tidak berpuasa) wajib
membayar fidyah, (yaitu) memberi makan
seorang miskin.” [Al-Baqarah: 184]
Ibnu Abbas berkata:
kjihgfedco
v u t s r q po n m l
ﱢﲔ ِﻣ ْﺴﻜِ ْﻴﻨًﺎ? َﻗ َﺎل َﻻ َﻗ َﺎل ُﺛ ﱠﻢ َﺟ َﻠ َﺲ َ ْ ﲡﺪُ َﻣﺎ ُﺗ ْﻄ ِﻌ ُﻢ َﺳﺘ ِ َ َﻓ َﻬ ْﻞ
1
Tambahan dalam riwayat Al-Bukhâry.
ny x w v uo
“Maka, barangsiapa di antara kalian yang
l k j i h g f e d co
nt s r q p on m