َكفَى ِباهَّلل ِّ س ْولَهُ ِبا ْل ُهدَى َو ِد ْي ِن ا ْل َح ُ س َل َر َ ي َأ ْرْ لح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذ
َ ْا
س ْي ْ
ِ ص ْي ُك ْم َونَف ُأ هَّللا َ َأ
ِ فيَا ِعبَا َد ِ ْو: َّما بَ ْع ُد، َص َحابِ ِه ْج َم ِعيْن َأ َأ َ
ْ ص ِّل َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آلِ ِه َوَ َّ
َ س ْولهُ الل ُه َّم ُ َأ
ُ ش َه ُد نَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر َأ
ْ لَهُ و
َوقَا َل النَّبِ ُّي، َسلِ ُم ْون ْ ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم ُم َّ يَآَأيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هَّللا َ َح:ِبتَ ْق َوى هَّللا ِ َوقَا َل هَّللا ُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ا ْل َك ِر ْي ِم
س ٍن
َ ق َح ُ ُ
ٍ اس بِخل َّ
َ ق الن ِ ِسنَةَ تَ ْم ُح َها َو َخال َّ َّق هَّللا َ َح ْيثُ َما ُك ْنتَ َوَأ ْتبِ ِع ال
َ سيَِّئةَ ا ْل َح ِ اِت:سلَّ َم
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ .
Berbicara tentang Al-Qur’an sebagai obat penyembuh tentu sangat berkaitan erat degan suatu
penyakit tertentu. Jika ditelaah beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang berbicara tentang
penyakit dan pengobatannya dapat dijelaskan dalam beberapa hal sebagai berikut, yaitu;
Pertama, penyakit Jasmani atau Fisik Manusia. Penyakit jasmani merupakan penyakit yang
menyerang pada organ tubuh manusia yang bersifat jasmaniyah seperti penyakit kanker, jantung,
ginjal, lambung, darah tinggi, kolesterol, asam urat, triglesirida, diabetes dan segala penyakit
yang dirasakan oleh manusia yang bersifat fisik atau jasmani, baik yang menyangkut pada
organ dalam manusia maupun pada organ tubuh yang nampak dari luar, baik yang bisa dideteksi
secara langsung maupun harus dengan alat tegnologi medis.
Penyakit yang bersifat jasmani ini jika dilacak di dalam beberapa Hadits Nabi Muhammad SAW
pada umumnya menggunakan istilah daa’in yang berarti penyakit sedangkan obat yang
diperlukan untuk pengobatanya biasa menggunakan istilah dawaa’un. Sebagaimana dalam
sebuah Hadits dari Jabir RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ب َرَأ ِب ْإذ ِن الل ِو َعز َو َجل )رواه مسلم َ ِ(لِ ُك ِّل دَ ا ٍء د ََوا ٌء َفِإ َذا ُأص
َ يب د ََوا ُء الدا ِء
“Setiap peyakit ada obatnya maka apabila obatnya tepat maka sembuhlah penyakit itu dengan
ijin Allah Azza wa Jalla (HR. Muslim)”
Terkait dengan beberapa penyakit tersebut, Al Qur’an lebih banyak berbicara tentang langkah-
langkah preventifnya atau pencegahan. Misalnya dalam QS Al-Baqarah 168
ٌوّ م ُِّبينٞ ت ٱل َّش ۡي ٰ َط ۚ ِن ِإ َّنهُۥ لَ ُكمۡ َع ُد ُ ض َح ٰلَاٗل َطي ِّٗبا َواَل َت َّت ِبعُو ْا ُخ
ِ ط ٰ َو ِ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱل َّناسُ ُكلُو ْا ِممَّا فِي ٱَأۡل ۡر
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.
Atau agar kebugaran tubuh terjaga, maka mengkonsumsi madu adalah pilihan yang baik. Madu
lebah adalah salah satu obat penyembuh berbagai macam penyakit yang hingga sekarang ini
madu lebah masih sangat relevan untuk digunakan sebagai pengobatan yang sangat baik (QS. An
Nahl: 69)
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta.
Bagi seorang mu’min tentu sangat meyakini bahwa Al Qur’an merupakan obat penawar penyakit
rahani yang manjur dan sangat relevan sepanjang zaman, apa lagi zaman modern sekarang ini
umat manusia banyak mengalami gangguan psikologis sebagai akabiat kekeringan ruhani,
keresahan jiwa dan kegalauan hati, maka Al Qur’an merupakan jawaban alternatif untuk
mengatasinya. (QS. Yunus : 57)
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.
Pemahaman Al-Qur’an sebagai obat dilakukan dengan cara membaca, menelaah dan
merenungkan kandungan Al Qur’an seraya megambil pelajaran untuk menjadi petunjuk dan
pedoman hidup sehingga kita mampu memahami hakekat dan makna kehidupan ini. Dalam
kondisi tertentu kita bisa menjadikan Al-Qur’an sebagai lafadz do’a dan dzikir guna
penyembuhan penyakit rahani dan kejiwaan manusia baik dilakukan oleh si pasien sendiri
maupun melalui perantara orang lain yang professional dibidangnya.
ِت َف َس َد ْالَ َس ُد ُكلُّوُ َأا َل َوى َِي ْال َق ْلبُ )رواه البخاري و مسلم
ْ صلَ َح ْالَ َس ُد ُكلُّوُ َ ِوإ َذا َف َس َد َ (إن ِف ْالَ َس ِد مُضْ َغ ًة ِإ َذا
ْ صلَ َح
َ ت
“Ketahulilah bahwa di dalam tubuh (manusia) ada mudghoh jika itu sehat maka sehat pula
organ tubuhnya dan jika ia sakit maka sakit pula organ tubuhnya yang lain, ingatlah hal itu
adalah qolbu (hati) (HR.Bukhari dan Muslim)”
س ِم ْي ُع ِ آن ا ْل َع ِظ ْي ِم َونَفَ َعنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما ِف ْي ِه ِمنَ ْاَأليَا
َّ ت َو ِذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتُهُ ِإنَّهُ ه َُو ال ِ َبا َر َك هَّللا ُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِ ْي ا ْلقُ ْر
ْ َأ
َار َح ْم َو نتَ َخ ْي ُر ال َّرا ِح ِميْن ْ ا ْل َعلِ ْي ُم َوقُ ْل َّر ِّب ا ْغفِ ْر َو
Khutbah Kedua
Pertama, penyakit menurut jenisnya bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit jasmani
dan penyakit ruhani. Penyembuhan penyakit jasmani dilakukan dengan memeriksakan kepada
dokter, sedang penyakit rahani bisa dilakukan dengan penyembuhan spiritual seraya
mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan ritual ibadah sesuai petunjuk Al Qur’an.
Kedua, dalam jangka waktu tertentu penyakit ruhani bisa berdampak pada penyakit jasmani,
tetapi tidak semua penyakit jasmani disebabkan karena faktor penyakit ruhani, tetapi karena
faktor usia, sebab faktor usia lanjut biasanya secara metabolisme organ tubuhnya sudah
mengalami perubahan.
Ketiga, Allah menurunkan penyakit sekaligus dengan obatnya, hal ini menjadi pendorong kepada
umat Islam untuk bereksperimn dan mengadakan penelitian untuk menemukan obat penyembuh
bagi suatu penyakit, tentu juga termasuk covid 19 yang hingga kini belum ditemukan obat
penawarnya.
Demikian khutbah jum’at yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan menambah keyakinan
dan keimanan kita kepada Allah SWT, dan kita termasuk hamba yang diberi kesehatan oleh
Allah baik sehat jasmani maupun rahani kita, Amiin.
َص َحابِ ِه َأ ْج َم ِعيْن ْ ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأ َ اللَّ ُه َّم ، َلح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْن
َ ْا.
اض َيَ ق ا
ِ َ ِ َ يَ ف ت ا ْو
ع د
َّ ال ب ي جم ب ي رَ ق عي
ُ ِْ ُ ٌ ِْ ٌ ِْ َ م س ك
َ َّ ن ت ا و م َأل ْ
ا و م ه
ُ ِ ِ ْ َ ِ ِ ُ ْ َ ْ َ ِ ِإ ْ
ن م ء ا ي ح َألاْ ت اَ ن م ْؤم ْ
ل وا ي ن م ْؤم ْ
ل ا و ت ا م لس م ْ
َاللَّ ُ َّ ِ ْ ِ ُ ْ ِ ْنَ َ ُ ْ ِ َ ِ َ ُ ِ ِ ْن
ل ا و ي م ل س م ْ
ل ل ر ف ْ
غ ا مه
ت
ِ اجا َ ا ْل َح.
ًاس ًعا َو َع َمالً ُمتَقَبَّال ِ اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَسَْئلُ َك ِع ْل ًما نَفِ ًعا َو ِر ْزقًا َو.
َّ
اب النا ِر َ
َ سنَة َوقِنَا َعذ ً َ سنَةً َوفِي ْاَأل ِخ َر ِة َح َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح.
َسلِيْنَ َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْن َ سالَ ٌم َعلَى ا ْل ُم ْر َ صفُ ْونَ َو ِ َس ْب َحانَ َربِّ َك َر ِّب ا ْل ِع َّز ِة َع َّما ي ُ .
Ketua PD Muhammadiyah, Kab. Boyolali