Firman Allah yang menjelaskan tentang riba menurut Abu Muhammad Ibnu Shalih bin
Hasbullah dalam bukunya “Indeks Praktis al-Qur’an berdasarkan tema”hal 374 Tahun 2014
adalah sebagai berikut:
ُ ُ ذ ذ ُ ُ ۡ ذ
1. Terdapat dalam Qs. Al-baqarah ayat 275:
َۡسَذٰل ِك َبأ ذن ُه َم ۡ ُ ۡ ذُ ُ ذ ُ ُ ٰ
ِ َ ِ م ٱلَ ِن مَ َ
ن ٰ طي ٱلشَ هط ب خ ت ي َ ِي
ٱَّلَ وم قاَيمَك َل ِ إ َ ون وم ق َي َل َ ا
َو ب ٱلر
ِ َ ون ل ك أي َ ِين
َ ٱَّل
َه َم ذٞٱّلل َ ۡٱۡل ۡيعَ َوح ذرم َٱلرب ٰواَ َفمنَجآء َهُۥ َم ۡوعِظة
َٰ ِنَرب ِ َهِۦ َفَٱنت َُ قال ُ ٓوا َإ ذنماَ ۡٱۡل ۡي َُع َم ِۡث ُل َٱلرب ٰواَ َوأح ذل َ ذ
ِ ِ ِ
َ َ٢٧٥َِلون ُ ِ ٰ ارَ ُه ۡمَفِيهاَخ
َِ بَٱنلذُ ٰٱّللِهَوم ۡنََعدَفأُو َٰٓلئكَأ ۡصح ذ
َ َفل َُهۥَماَسلفَوأ ۡم ُرَهُ َٓۥَإَِل
ِ
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),
sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.
Firman Allah yang menjelaskan tentang riba menurut Ilfi Nurdiana dalam bukunya “Hadits-
hadits ekonomi” hal 132-137 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:
4. Terdapat dalam Qs. Al-baqarah ayat 279:
ُ ۡ ۡ ُ ٰ ۡ ُ ُُ ۡ ُ ۡ ُ ۡ ُ ُ ذ ۡ ُ ۡ ُ ۡ ۡذ
َول ِه َۦَِإَونَتبتمَفلكمَرءوسَأمول ِكمََلَتظل ِمونَوَل
َِ ٱّللَِورس
َ َبَمِن
ٖ َِبر
ِ فإِنَلمَتفعلواَفأذنوا
ُۡ
َتظل ُمون
Artinya: “Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
Firman Allah yang menjelaskan tentang riba menurut Misbahul Munir dan Ahmad
Djalalaluddin dalam bukunya “Ekonomi Qur’ani” hal 173-182 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
6. Terdapat dalam Qs. An-Nisa ayat 29:
ُ ً ٰ ُ ٓذ ۡ ُ ۡ ُ ۡ ُ ُ ۡ ذ
َِۡنكم
اضَم َِ يأ ُّيهاَٱَّلِينََءام ُنواََلَتأكلواَأمولكمَبينكمََب ِٱلب ِط
ٖ لَإَِلَأنَتكونَت ِجرةَعنَتر ٰ ٰ ٓ َٰٓ
ُ ُ ذ ذ ُ ُ ۡ
ٗ ك ۡمَرح
َ َ٢٩َِيما َ َوََلَتق ُتل ٓواَأنفسك ۡمَإِن
ِ ٱّللََكنَب
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.”
g. Hadits Nabi riwayat Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad
.ُمهُ َوعُ ُق ْْبَتَه ِّ ِّ ِّ ِّ َُّ
َ َل الْ َْاجد ُُي ُّ ع ْر
Artinya: “Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu
menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi kepadanya.”
Sumber Referensi:
Diana, Ilfi Nur. (2012). Hadis-hadis Ekonomi. Malang: UIN-Maliki Press.
Fatwa DSN-MUI.
Muhammad, Abu Ibnu Shalih bin Hasbullah. (2014). Indeks Praktis Al-qur’an Berdasarkan
Tema. Bandung: Pustaka Ibnu ‘Umar.
Munir, Misbahul & Djalaluddin, Ahmad. (2014). Ekonomi Qur’ani. Malang: UIN-Maliki Press.