“AQIDAH”
Oleh:
19101050
2020
1. PENGERTIAN AQIDAH :
Secara terminologi, pengertian akidah adalah iman yang teguh dan pasti,
yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Secara
umum, pengertian aqidah adalah sebuah ikatan atau kepercayaan kuat dalam
diri seseorang terhadap apa yang diimaninya. Di dalam islam, Aqidah meliputi
keimanan kepada Allah SWT beserta sifat-sifatNya.
Secara bahasa, aqidah diartikan sebagai ikatan atau keyakinan. Sedangkan
secara istilah aqidah adalah sebuah keimanan yang kuat terhadap suatu dzat
tanpa ada keraguan sedikitpun.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian aqidah islam atau akidah islamiyyah
adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala
pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para
malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk
dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip
Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang
menjadi ijma’ (konsensus) dari salafush shalih, serta seluruh berita-berita qath’i
(pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan
menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ salaf as-shalih.
2. DALIL YANG BERKAITAN DENGAN AQIDAH :
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada
Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
(QS.An-Nuur:56)
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu
berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang
dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa
yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu
mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti
RAsul-Nya Shallallahu alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya
sebagai suri tauladan dalam banyak tempat (dalam al-qur’an).
(QS.Ali Imran:31)
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia,
supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
Maka kebaikan itu –wahai para pembaca yang kami cintai- setiap kebaikan
adalah dengan mengikutinya, dan berhukum dengan syari’at dan sunnahnya,
dan kejahatan setiap kejahatan adalah menyelisihi petunjuknya,dan berpaling
dari sunnahnya Shallallahu alaihi wa aalihi wasallam.
Iman, yaitu: sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan dengan anggota tubuh.
Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).
Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama
Fiqh Akbar, artinya: fiqh besar. Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman
bahwa tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam surat At-Taubah
ayat 122, bukan hanya masalah fiqih, tentu dan lebih utama masalah
aqidah. Dikatakah fiqh akbar, adalah untuk membedakannya dengan fiqh
dalam masalah hukum.
Ada tiga jenis tauhid, sebagaimana disebutkan di atas dan tidak ada
istilah atau Tauhid Tauhid Mulkiyah Hakimiyah karena istilah ini adalah
istilah baru. Jika apa yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuatan
Allah, dan kemudian dimasukkan ke dalam rahim Tauhid Rububiyah.
4). As Sunnah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah saw,
dan RasulNya berupa jalan – jalan petunjuk, terutama dan yang paling
pokok adalah Ushuluddin (dasar – dasar agama).
5. FUNGSI AQIDAH DALAM ISLAM
a. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
b. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki
aqidahyang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki
akhlak yang mulia, dan bermu’amalat dengan baik.
c. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka
ibadah kita tersebut tidak akan diterima
6. TINGKATAN AQIDAH
a. Tingkat taqlid, yakni tingkat di mana keyakinan didasarkan atas pendapat
orang yang diikutinya tanpa difikirkan lagi.
b. Tingkat yakin, yakni tingkat keykakinan yang didasarkan atas bukti, dan
dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat
antara obyek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya, sehingga
memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalil-dalil
lain yang lebih rasional dan mendalam.
c. Tingkat Ainul yakin, yakni tingkt keyakinan yang didasarkan atas dalil-
dalil rasional, ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan
hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu
memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan
yang datang, sehingga tidak mungklin terkecoh oleh argumentasi lain yang
dihadapkan kepadanya.
d. Tingkatan haqul yakin, yakni tingkat keyakinan yang di samping
didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, dan mampu
membuktikan hubungan antara obyek keyakinan dengan dalil-dalil serta
mampu memberikan argumentasi yang rasional dan selanjutnya dapat
menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman
agamanya.