• Makna Islam - 6
• Islam adalah Satu-satunya Agama
yang Benar dan Diridhai - 10
• Islam: Aqidah dan Syariah - 14
TAFSIR QS AL-’ASHR - 62
Daftar Isi 3
Makna Islam
S
ecara bahasa, kata islam berserah diri, baik dengan suka
merupakan bentuk mash- maupun terpaksa, dan hanya
ُ ْ ُ َْ َ kepada-Nya mereka dikembali-
dar dari kata «يس ِلم، أسلم
َ ْ
إسال ًما،» yang diantara makna-
َ َْ
kan (QS Ali Imran [3]: 83).
nya adalah « »انقادyang berarti
Sebagiamana diterangkan
tunduk, patuh, atau berserah َ َ
diri. al-Nasafi, kata « »أ ْسل َمdalam
Al-Qur’an telah mengguna-
َ
ayat ini bermakna »( »انقادpas-
kan kata islam dengan makna rah, tunduk). Artinya, tunduk
bahasa tersebut dalam bebe- kepada-Nya semua yang ada di
rapa ayat. Di antaranya adalah dalam keduanya (langit dan
firman Allah Swt: bumi).1
َ َ َ َ ُ ّٰ ْ َ ْ َ َ َ Juga dalam firman Allah
هّٰللا َي ْبغ ْون َول ٗه ٓ ا ْسل َم
ِ افغير ِدي ِن
Swt:
َ َ ْ ْ َ
ض ط ْو ًعا ْ َ ٰ ٰ َّ
ِ هّٰلِل َو ُه َو من ِفى َالسمو ِت وااْلر
ّٰ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ٰ َ
ٗبلى من اسلم وجهه
َُ ْ ٌ َ َ َ ْ ُ ْ َ ِ َ ّ َ َ َّ َ ْ ً َّ ْ ُ ْ َ ُ ْ ن
ِ
مح ِسن فلهٗٓ اجرهٗ ِعند رب ۖهٖ واَل وكرها وِالي ِه يرجعو
ِ
Mengapa mereka mencari
agama selain agama Allah? Pa-
1 al-Nasafi, Madârik al-Tanzîl wa Haqâiq al-
dahal, hanya kepada-Nya apa
Ta`wîl, vol. 4 (Beirut: Dar al-Kalim al-Thayyib,
yang ada di langit dan di bumi 1998), 132
Makna Islam 7
nya Muhammad saw sebagai kannya dengan sebuah peng-
nabi dan rasul. Sehingga, kata ertian yang berbeda dengan
Islam bukan lagi bermakna si- makna bahasanya, dengan
kap tunduk, patuh, dan berse- sabda beliau:
rah diri, namun menjadi nama َّ َ َ َ ْ َ َ َ ْ
agama yang berasal dari Allah «اإْل ْساَل ُمأ ْنتش َه َدأ ْناَل ِإل َه ِإاَّل
Swt yang diturunkan kepada ُ ُ َ ً َّ َ ُ َّ َ َ ُِ
Nabi Muhammad saw dan per- ،هللا ِ وأن محمدا رسول،هللا
untukkan kepada seluruh umat َ َ َّ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ َو ُتق
manusia setelah beliau saw di-
، وتؤ ِتي الزكاة،يم الصاَلة ِ
utus sebagai nabi.
َ َو َت ُح َّج ْال َب ْيت،ان َ ض َ َ َ ُ َ َ َم
وتصوم ر
Bahwa Islam bukan hanya ً َ َ ْ
sikap tunduk, patuh, dan ber- »اس َتط ْع َت ِإل ْي ِه َس ِبياًل ِإ ِن
serah diri, tetapi nama agama
yang harus dianut oleh seluruh Islam itu engkau bersaksi
manusia juga dapat disimpul- bahwa sesungguhnya tidak ada
kan dari firman Allah SWT: ilah selain Allah dan sesungguh-
nya Muhammad itu utusan Al-
ََ َٰ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ
ٱإۡل ۡسل ِم ِد ٗينا فلنِ ومن يبت ِغ غير
lah, engkau mendirikan sholat,
ٓ ۡ mengeluarkan zakat, berpuasa
ُي ۡق َب َل ِم ۡن ُه َو ُه َو ِفي ٱأۡل ِخ َر ِة ِم َن pada bulan Ramadlan, dan me-
Makna Islam 9
Islam adalah Satu-
satunya Agama yang
Benar dan Diridhai
I
َ
slam adalah risalah terakhir َب ِش ْي ًرا َّون ِذ ْي ًرا
yang diturunkan Allah Swt
kepada penutup para nabi Dan Kami tidak mengutus
dan rasul, Nabi Muhammad kamu melainkan kepada umat
saw. Setelah beliau diutus, ha- manusia seluruhnya sebagai
nya Islam satu-satunya agama pembawa kabar gembira dan
yang boleh dipeluk oleh ma- peringatan (QS Saba’ [34]: 28).
nusia. Mereka sama sekali tidak
perbolehkan mengambil selain Allah Swt juga berfirman:
Islam sebagai agama dan ide-
ّٰ ُ ْ ُ ّ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ ْ ُ
ologinya. Sebab, satu-satunya ِ اس ِا ِن ْي َرسول
هّٰللا قل يايها الن
dien yang diridlai Allah SWT ُ َ
hanya Islam, sebagaimana fir- ِال ْيك ْم َج ِم ْي ًعا
man-Nya dalam Al Quran surat
Ali Imran ayat 19, al-Maidah Katakanlah (Nabi Muham-
ayat 3 dan al-Maidah ayat 85. mad), “Wahai manusia, sesung-
Risalah yang dibawa Rasul- guhnya aku ini utusan Allah
ullah saw tersebut --yakni din bagi kamu semua (QS al-A’raf
Islam-- ditujukan kepada selu- [7]: 158).
ruh manusia. Allah Swt berfir-
man: Ayat-ayat itu menunjukkan
bahwa Islam ditujukan untuk
اس َّ َو َم ٓا َا ْر َس ْل ٰن َك ا َّاَّل َك ۤا َّف ًة ّل
لن seluruh manusia. Tidak terke-
ِ ِ ِ
P
erkara yang diserukan da- mani atau mengingkari. Apabi-
lam Al Quran dan As Sun- la ia membenarkan dan meng-
nah, dapat diklasifikasikan imani perkara-perkara yang
menjadi dua macam. Pertama, dituntut untuk diimani, maka
perkara yang manusia ditun- ia digolongkan sebagai muk-
tut untuk membenarkan dan min (orang yang beriman), se-
mengimaninya. Seperti perka- baliknya jika mendustakan dan
ra tentang ke-Esa-an Allah, ke- mengingkarinya, maka ia digo-
beradaan malaikat beserta tu- longkan sebagai kafir (orang
gas-tugasnya, kitab-kitab yang yang ingkar). Ini berarti, aqi-
diturunkan-Nya, adanya para dah menjadi pembeda antara
nabi dan rasul beserta, peristi- orang mukmin dengan orang
wa hari kiamat yang akan ter- kafir. Aqidah menjadi pemba-
jadi, dan sebagainya. Manusia tas tegas yang memisahkan
dituntut untuk membenarkan antara orang mukmin dengan
dan mengimani semua perkara orang kafir.
tersebut. Perkara-perkara ini- Kedua, perkara yang manu-
lah yang disebut sebagai per- sia dituntut untuk mengamal-
kara aqidah. kannya, baik perkara itu untuk
Karena tuntutannya untuk dikerjakan, ditinggalkan, atau
dibenarkan dan diimani, maka diberikan pilihan untuk diker-
sikap manusia hanya ada dua jakan atau ditinggalkan. Perka-
kemungkinan, yakni: mengi- ra yang dituntut untuk dikerja-
A
qidah Islam adalah iman man pada apa (Al-Qur’an) yang
kepada Allah, malai- diturunkan kepadanya dari Tu-
kat-malaikat-Nya, ki- hannya, demikian pula orang-
tab-kitabNya, rasul rasulNya, orang mukmin. Masing-masing
hari kiamat, qadha dan qadar beriman kepada Allah, ma-
baik buruknya dari Allah Swt. laikat-malaikat-Nya, kitab ki-
dalil tentang enam perkara tab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.
yang wajib diimani itu sangat (Mereka berkata,) “Kami tidak
banyak. Di antaranya adalah membeda-bedakan seorang
firman Allah Swt: pun dari rasul-rasul-Nya.” Mere-
َ ka juga berkata, “Kami dengar
ُْ ٓ َّ ﴿ ٰا َم َن
الر ُس ْو ُل ِب َما ان ِز َل ِال ْي ِه dan kami taat. Ampunilah kami,
ٰ ُ َۗ ْ ُ ْ
ِم ْن َّرِّب ٖه َوامْلؤ ِم ُن ْون ك ٌّل ا َم َن
wahai Tuhan kami. Hanya ke-
pada-Mu tempat (kami) kemba-
َ ُ َ ٰۤ ّٰ
اهّٰلل َو َمل ِٕىك ِت ٖه َوك ُت ِب ٖه َو ُر ُس ِل ٖ ۗه اَل
li.” (QS al-Baqarah [2]: 285).
ِ ب
ُْ َ َ ُ ُّ ْ ّ َ َ َ ْ َ ُ ّ َ ُِ
نف ِرق بين اح ٍد ِمن رس ِل ٖه ۗ وقالوا Juga firman Allah Swt:
ُ َ َ
اهّٰلل َس ِم ْع َنا َواط ْع َنا غ ْف َر َان َك َرَّب َنا ِ
ّٰ ْ ُ ٰ ْٓ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
﴿ يايها ال ِذين امنوا ا ِمنوا ِب
َ ْ َ َ
﴾ ٢٨٥ َو َر ُس ْوِل ٖه َو ْال ِك ٰت ِب َّال ِذ ْي َن َّز َل َعلى َوِال ْيك امْل ِصي ُر
ْ ٰ
Rasul (Muhammad) beri- ب ال ِذي انزل ِمن
ْ َ َ ْ َ ْٓ َّ َر ُس ْوله َو ْالك ٰت
ِ ِ ِٖ
Aqidah Islam 23
َ ٰۤ َ َ ّٰ ْ ُ ْ َّ ْ َ َ ُ ْ َ seseorang dan memisahkan-
اهّٰلل ومل ِٕىك ِت ٖه
ِ قبل ۗومن يكفر ِب
ْااْلخر َف َقد ْٰ َْْ َ ُ َُ َُُ nya dari Islam. Islam itu harus
ِ ِ وكت ِب ٖه و ًرس ِل ٖه واليو ِم utuh, tidak diimani sebagian
ٰ َ َّ َ
﴾ ١٣٦ ضلاًل ۢ َب ِع ْي ًدا
dan diingkari sebagian lainnya.
ضل Allah Swt berfirman:
ْ ْ ﴿ َا َف ُت ْؤم ُن ْو َن ب َب
Wahai orang-orang yang
ض ال ِك ٰت ِب ع ِ ِ
beriman, tetaplah beriman ke-
pada Allah, Rasul-Nya (Nabi
ُۤ َ َ َ ِ َ ۚ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ
Muhammad), Kitab (Al-Qur’an)
ض فما جزاء ٍ وتكفرون ِببع
َّ ُ
yang diturunkan kepada Ra- َم ْن َّي ْف َع ُل ٰذ ِل َك ِم ْنك ْم ِااَّل ِخ ْز ٌي
ْ ْ ُّ َٰ ْ
الدن َيا َۚو َي ْو َم ال ِق ٰي َم ِة
sul-Nya, dan kitab yang Dia tu-
runkan sebelumnya. Siapa yang وة
ِ ٓ ِفى الحي
kufur kepada Allah, para malai- ُ ّٰ اب َو َما
هّٰللا ۗ ُي َر ُّد ْو َن ِا ٰلى َا َش ِّد ْال َع َذ
kat-Nya, kitab-kitab-Nya, para ِ
َ ُ َ َ
rasul-Nya, dan hari Akhir sung- ﴾ ٨٥ ِبغا ِف ٍل َع َّما ت ْع َمل ْون
guh dia telah tersesat sangat
jauh (QS an-Nisa [4]: 136) Apakah kamu beriman pada
sebagian Kitab (Taurat) dan ing-
Memeluk akidah Islam ber- kar pada sebagian (yang lain)?
arti beriman terhadap seluruh Maka, tidak ada balasan (yang
apa yang dibawa Rasulullah pantas) bagi orang yang berbu-
secara global dan beriman at demikian di antaramu, selain
terhadap apa yang telah dite- kenistaan dalam kehidupan du-
tapkan oleh dalil-dalil qath’iy nia dan pada hari Kiamat me-
(pasti) secara terperinci. Mene- reka dikembalikan pada azab
rima dengan penuh keridhaan yang paling berat. Allah tidak le-
dan berserah diri. Juga harus ngah terhadap apa yang kamu
diketahui bahwa hanya seke- kerjakan (QS al-Baqarah [2]: 85).
dar mengetahui saja tidaklah
cukup. Orang yang beriman se-
Mengingkari perkara ter- bagian dan ingkar sebagian
kecil yang telah ditetapkan se- lainnya adalah kafir. Allah Swt
cara yakin bahwa hal itu berasal berfirman:
dari Islam dapat mengeluarkan
Aqidah Islam 25
Biapa pun yang ingkar ke- dan Nabi Isa as, namun meng-
pada seorang rasul, berarti dia ingkari Nabi Muhammad saw.
telah kafir terhadap seluruh Kendati mengaku beriman
nabi. Sebab, keimanan wajib kepada Allah Swt dan sebagi-
terhadap semua nabi yang diu- an rasul-Nya, mereka semua
tus kepada manusia. Barangsia- dinyatakan ayat ini sebagai
pa yang menolak kenabiannya orang-orang yang kafir kepada
karena iri dengki, ashabiyyah, Allah Swt dan rasul-rasul-Nya.
dan hawa nafsu, jelaslah bah- Berkenaan dengan kufurnya
wa imannya kepada nabi yang orang yang mengingkari Nabi
diimani bukanlah iman yang Muhammad saw sebagai nabi
syar’i. Imannya didasarkan ke- merupakan hal yang disepa-
pada tendensi, hawa nafsu, dan kati. Al-Imam al-Qurthubi ber-
ashabiyyah.2 kata:
Dengan demikian, sese-
orang dapat dikatagorikan وحد هللا تعالىَّ َأ َال َت َرى َّأن من
sebagai Mukmin ketika dia
صلى هللا عليه- بالنبي ّ ولم يؤمن
mengimani aqidah Islam seca- ِ
ra keseluruhan, tanpa ada yang ُ ُ ُ
diingkari. Sebaliknya ketika
لم ينفعه إيمانه باهلل،- وسلم
ada perkara aqidah yang diing- وكان من،توحيد ُه ُ وال،تعالى
kari, semua maupun sebagian,
maka dia terkatagori sebagai
ّ
.القطعي باإلجماع الكافرين
ِ ِ
kafir.
Bertolak dari paparan di Tidakkah kamu lihat orang
atas, maka jelaslah pemeluk yang mentauhidkan Allah Swt
agama Yahudi Yahudi menga- namun tidak mengimani Nabi
ku beriman kepada Nabi Musa saw, maka keimanannya ke-
as dan Taurat, namun meng- pada Allah Swt dan tauhidnya
ingkari Nabi Isa as dan Nabi tidak bermanfaat, dan dia ter-
Muhammad saw. Demikian masuk orang-orang kafir berda-
pula orang Nasrani mengaku sarkan ijmak yang qath’i.3
beriman kepada Nabi Musa asa
3 al-Qurthubi, al-Mufhim limâ Asyakala minn
2 Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur`ân al-‘Azhîm,vol. 8 Talkhîsh Kitâb Muslim, vol. 1 (Damaskus: Dar
(Beirut: Dar Thayyibah, 1999), 445 Ibnu Katsir, 1996), 291
Aqidah Islam 27
Mukmin dan Kafir
B
erdasarkan aqidah, manu- Kedua golongan tersebut
sia terbelah menjadi dua keadaannya sangat kontras.
golongan, yakni orang- balasan bagi orang-orang kafir.
orang kafir dan orang-orang Hal itu dengan jelas disebut-
Mukmin. Orang-orang yang kan dalam firman Allah Swt;
mengimani aqidah Islamiyyah َ َ َّ
disebut sebagai Mukmin. Se- ﴿ ِا َّن ال ِذ ْي َن ك َف ُر ْوا ِم ْن ا ْه ِل
َ ْ ُْ ْ
ال ِك ٰت ِب َوامْلش ِر ِك ْي َن ِف ْي ن ِار َج َه َّن َم
baliknya yang mengingkari,
mendustakan, dan menolak-
َ ٰۤ ُ ۗ ٰ
nya, baik sebagian maupun se-
luruhnya, terkatagori sebagai
خ ِل ِد ْي َن ِف ْي َها اول ِٕى َك ُه ْم ش ُّر
ُ ٰ َّ ۗ ْ
golongan kafir. Dua golongan ِا َّن ال ِذ ْي َن ا َم ُن ْوا َو َع ِملوا٦ ال َب ِرَّي ِة
manusia itu disampaikan dise- ۗ َّ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َ ٰۤ ُ ٰ ّٰ
butkan dalam fiman Allah Swt: الص ِلح ِت اول ِٕىك هم خير الب ِري ِة
ْ َ ُ ّٰ َ َ ْ ُ ُ َۤ َ
ٌ جزاؤه ْم ِعند َ ِّرب ِه ْم جنت عد ٍن ُه َو َّال ِذ ْي َخ َل َق ُك ْم َف ِم ْن ُك ْم َكا ِفر٧
ٌۗ ْ ُّ ْ ُ ْ َّ ااْل ْن ٰه ُر ٰخ ِل ِد ْي َن َْ َ ْ َ ْ ْ ْ َ
و ِمنكم مؤ ِمن تج ِري ِمن تح ِتها
ض ْوا ُ ّٰ ف ْي َه ٓا َا َب ًدا َۗر�ض َي
ُ هّٰللا َع ْن ُه ْم َو َر
Dialah yang menciptakan ِ ِ
ٗ َ َ ٰ
kamu, lalu di antara kamu ada ﴾ ٨ ࣖ َع ْن ُه ۗ ذ ِل َك ِمِل ْن خ ِ�ش َي َرَّبه
yang kafir dan ada yang muk-
min (QS al-Taghabun [64]: 2). Sesungguhnya orang-orang
S
ebagaimana telah dijelas- di dalam al-Qur’an maupun
kan sebelumnya, ajaran al-Sunnah bahwa keimanan
Islam berintikan aqidah haruslah diejawantahkan da-
dan syariah. Atau dalam ba- lam bentuk amal perbuatan.
hasa al-Quran, disebut iman Dengan kata lain, keiman-
dan amal shaleh. Meskipun di an mengharuskan adanya
antara keduanya terdapat per- penerimaan total terhadap
bedaan, namun keduanya me- hukum-hukum Allah serta
miliki keterkaitan yang tidak kesanggupan untuk mengi-
bisa dipisahkan. Sebab, iman katkan dirinya dengan syariat
atau aqidah merupakan perka- Islam dalam semua aspek ke-
ra ushul (pokok dan mendasar), hidupan. Allah SWT berfirman:
sedangkan amal perbuatan
َ ْ َ ُْ َ َ َ َ
atau syariah adalah perkara ان ِمِلؤ ِم ٍن َّواَل ُمؤ ِم َن ٍة ِاذا ﴿ وما ك
ُ َ َ ٓ ُ َ َق
هّٰللا َو َر ُس ْول ٗه ا ْم ًرا ا ْن َّيك ْو َن
ُ ّٰ �ضى
furu’ (cabang) yang berpangkal
pada aqidah. Bagaikan pohon,
َ ُ ْ َ
syariah adalah buah yang kelu-
ar dari aqidahnya. Maka, mela-
ل ُه ُم ال ِخ َي َرة ِم ْن ا ْم ِر ِه ْم َۗو َم ْن
kukan dan menerapkan syariat ض َّل َ هّٰللا َو َر ُس ْو َل ٗه َف َق ْد َ ّٰ َّي ْعص
Islam dalam amal perbuatan ۗ ً ْ ُّ ِ ً ٰ َ
merupakan bukti dan konseku- ﴾ ٣٦ ضلاًل م ِبينا
ensi logis keimanan.
Tidak sedikit dinyatakan Tidaklah pantas bagi muk-
ْٰ ْ ّٰ
﴾ اهّٰلل َوال َي ْو ِم ااْل ِخ ۗ ِر
2 al-Jashshash, Ahkâm al-Qur’âm, vol. 2, 300;
ِ ِب Abu Hayyan al-Andalusi, al-Bahr al-Muhîth,
vol. 3,, 290
Jika kamu berlainan pen-
dapat tentang sesuatu, maka 3 al-Nasafi, Madârik al-Tanzîl, vol 1, 260;
Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol.
kembalikanlah ia kepada Allah
1, 633; al-Khazin, Lubâb al-Ta’wîl,vol. 1,
(al-Quran) dan Rasul (sunnah- 392; al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2, 608;
nya), jika kamu benar-benar ber- al-Wahidi al-Naisaburi, al-Wasîth fî Tafsîr al-
iman kepada Allah dan hari ke- Qur’ân al-Majîd, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub
mudian. Yang demikian itu lebih al-Ilmiyyah, 1994), 72; al- Jazairi, Aysar
utama (bagimu) dan lebih baik al-Tafâsîr, vol. 1 (tt: Nahr al-Khair, tt), 496; al-
akibatnya (QS al-Nisa’ [4]: 59). Samarqandi, Bahr al-‘Ulûm, vol. 1 (Beirut: Dar
al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 363; Ibnu Juzyi
al-Kalbi, al-Tashîl li ‘Ulûm al-Qur’ân, vol. 1
Kata tanâza’tum berarti ka-
(Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 196;
lian berselisih, baik yang terjadi al-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-Rahmân, vol. 1, 214
S
ebagai risalah terakhir Ayat tersebut secara gam-
bagi manusia, syariat Is- blang menyatakan bahwa Al
lam mencakup seluruh Quran telah menjelaskan se-
kehidupan manusia. Berbagai gala sesuatu bagi manusia.
interaksi yang dilakukan ma- Maksud segala sesuatu yang
nusia tak ada yang dibiarkan dijelaskan Islam itu tentu saja
lepas dari jangkauan syariat kaitannya Islam sebagai dien
untuk mengaturnya. Allah Swt yang berisi aqidah dan syariat.
berfirman: Dengan demikian, tidak ada
ْ َ ْ َ satu persoalan yang pernah
﴿ َون َّزل َنا َعل ْي َك ال ِك ٰت َب ِت ْب َي ًانا terjadi, sedang berlangsung,
ً َ ّل ُك ّل
�ش ْي ٍء َّو ُه ًدى َّو َر ْح َمة َّو ُب ْش ٰرى
dan yang akan terjadi, tidak
ِ ِ ditemukan status hukumnya
ْ
﴾ ٨٩ ࣖ ِلل ُم ْس ِل ِم ْي َن dalam pandangan Islam.
Ditegaskan bahwa al-Qur-
ً
Dan Kami turunkan al-Kitab an diturunkan sebagai «ِت ْبيانا
(al-Qur’an) untuk menjelaskan َ ( »ل ُك ّلuntuk menjelaskan
�ش ْي ٍء ِ ِ
segala sesuatu dan petunjuk, segala sesuatu). Maknanya,
َ
serta rahmat dan kabar gembi-
ra bagi orang-orang muslim (QS
«( َ»ب َي ًانا ل ُهpenjelasan terha-
dapnya). Penambahan huruf
al-Nahl [16]: 89).
al-tâ` berfungsi sebagai li al-
mubâlaghah (untuk melebih-
I
slam adalah risalah yang kebutuhan jasmani manusia,
sesuai untuk manusia di se- selamanya tidak akan beru-
panjang zaman. Kesesuaian bah. Jika fakta manusia tidak
syari’at Islam tersebut dise- pernah berubah, demikian
babkan karena syariat Islam pula gharizah dan kebutuhan
mampu mengatasi dan meme- jasmaninya, maka wajar pula
cahkan berbagai problematika jika hukum-hukum yang men-
manusia di setiap waktu dan jadi solusinya pun tidak pula
tempat dengan berbagai ma- mengalami perubahan. Fakta
cam hukum-hukumnya. Bah- perubahan yang terjadi pada
kan mampu memecahkan se- diri manusia hanya terjadi pada
mua masalah manusia, betapa aspek sarana dan bentuk kehi-
pun luas dan beragamnya, se- dupan manusia, yang sebenar-
jalan dengan masalah-masalah nya tidak mempengaruhi pan-
manusia. Hal ini terjadi karena dangan hidupnya.
tatkala syara’ memecahkan Ada pun tuntutan kehidup-
berbagai masalah manusia an yang senantiasa bermuncul-
maka pemecahannya tersebut an, maka itu berasal dari ghari-
dengan memperhatikan reali- zah dan kebutuhan jasmani.
tasnya sebagai manusia. Syariat Islam secara luas telah
Manusia pada setiap masa mengatasi dan memecahkan
dan tempat, tetaplah sebagai tuntutan-tuntutan yang ber-
manusia. Gharizah (naluri) dan munculan dan berbeda-beda
T
elah dijelaskan bahwa Is- ke dalam Islam secara
lam adalah agama yang keseluruhannya, dan janganlah
sempurna dan kompre- kamu turut langkah-langkah
hensif. Tidak ada satu perkara syaitan. Sesungguhnya syaitan
dalam kehidupan yang dibiar- itu musuh yang nyata bagimu.
kan oleh Islam tanpa dijelas- (TQS al-Baqarah [208 :]2).
kan status hukumnya (lihat QS Ayat tersebut dengan jelas
al-Nahl [16]: 85). Semua hukum memerintahkan kaum Muslim-
itu wajib diterima dan diterap- in untuk mengamalkan Islam
kan dalam kehidupan sebaga- secara kaffâh atau keseluruhan.
imana diterangkan dalam ba- Imam Ibnu Jarir al-Thabari rahi-
nyak dalil. Di antaranya adalah mahullah, setelah memapar-
firman Allah Swt: kan banyak pendapat para
ُُ ٰ َّ َ ٓ ulama menyatakan pendapat
﴿ ٰيا ُّي َها ال ِذ ْي َن ا َم ُنوا ْادخل ْوا ِفى yang benar menurutnya ada
ُ ُ َّ َ َ ً َّ ۤ َ ْ ّ adalah mengatakan bahwa Al-
السل ِم كافة َّۖواَل تت ِب ُع ْوا خط ٰو ِت ِ lah Swt memerintahkan orang-
ٌالش ْي ٰط ۗن ا َّن ٗه َل ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمب ْين
َّ orang yang beriman untuk mu-
ِ ِ ِ lai menerapkan semua hukum
﴾ ٢٠٨ Islam.1
1 al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta`wîl al-
Hai orang-orang yang Qur`ân, vol. 3 (tt: Muassah al-Riasalah, 2000),
beriman, masuklah kamu 600-601
S
ebagamana telah dipa- Allah (membunuhnya), kecuali
parkan di atas bahwa dengan suatu (alasan) yang be-
Islam mengatur semua nar (QS al-Isra’ [17]: 33).
interaksi yang dilakukan oleh
manusia, baik interaksi manu- Juga firman Allah Swt;
sia dengan Tuhannya, dengan
ْ
dirinya sendiri, maupun de- ﴿ َو َم ْن َّي ْق ُت ْل ُمؤ ِم ًنا ُّم َت َع ِّم ًدا
ngan sesamanya. َ ُۤ َ
Dalam tindak pidana pem- ف َج َزاؤ ٗه َج َه َّن ُم خ ِال ًدا ِف ْي َها
َ َ َ ُ ّٰ َ َ َ
bunuh manusia, misalnya,
Islam tidak hanya melarang
هّٰللا َعل ْي ِه َول َع َن ٗه َوا َع َّد وغ ِضب
َ َ
manusia untuk melakukannya ﴾ ٩٣ ل ٗه َعذ ًابا َع ِظ ْي ًما
dan mengancam pelakunya
dengan siksa yang amat pedih Barangsiapa yang membu-
di akhirat nanti sebagaimana nuh seorang mukmin dengan
ditegaskan dalam firman-Nya: sengaja, balasannya adalah
َّ َ ْ َّ ُ َ َ (neraka) Jahanam. Dia kekal di
س ال ِت ْي َح َّر َم ﴿ َواَل ت ْق ُتلوا النف dalamnya. Allah murka kepada-
ْ َّ ُ ّٰ
﴾ هّٰللا ِااَّل ِبال َح ِ ّۗق
nya, melaknatnya, dan menye-
diakan baginya azab yang sa-
ngat besar (QS al-Nisa’ [4]: 93).
Janganlah kamu membu-
nuh orang yang diharamkan Akan tetapi, Islam juga me-
Tafsir QS al-‘Ashr 63
dijaga.8. tersebut lebih masyhur.12
Akan tetapi, menurut ke- Kemudian Allah Swt berfir-
banyakan mufassir, kata ter- man:
َّ
الد ْه ُر
sebut bermakna atau ُ َ َ َ ْ ْ َّ
ُ الز َم
ان َّ (zaman, waktu). Ibnu ﴾٢﴿ ان ل ِفي خ ْس ٍراإْلنس
ِ ِإن
Jarir al-Thabari juga berkata,
Sesungguhnya manusia be-
“Pendapat yang benar adalah
nar-benar dalam kerugian.
bahwa Tuhan kita bersumpah
dengan ص ُرْ ْال َع. Kata untuk
Ayat ini berkedukan se-
ْ َّ
menyebut ( الده ُرwaktu), yakni bagai jawâb al-qasam. Huruf
waktu sore, malam, dan siang; alif-lâm di depan kata اإْلنسان
َ ْ ْ
tidak dikhususkan dari apa
ِ
(manusia) memberikan mak-
yang dicakup oleh kata waktu na jinsiyyah. Sehingga kata
ْ ْ
tertentu. Semua yang tercakup
dalam kata ini, termasuk dalam
اإْلن َسان
ِ (manusia) dalam ayat
ini menunjukkan pengertian
cakupan yang dijadikan Allah
seluruh jenis manusia.13
Swt sebagai sumpah.”9
Ada juga yang berpenda-
Ini juga pendapat Ibnu ‘Ab-
pat huruf alif-lâm bermakna li
bas dan lain-lain. 10Juga dipi-
al-ma’hûd yang menunjuk ke-
lih oleh al-Syaukani, al-Qinuji,
pada orang tertentu. Sehingga
al-Jazairi, dan lain-lain.11 Dika-
menurut mereka yang dimak-
takan Ibnu Katsir, penafsiran
sud ayat ini adalah al-Walid bin
al-Mughirah, al-‘Ash bin Wail,
al-Aswad bin al-Muthallib, Abu
8 al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 5, 600 Lahab, atau Abu Jahal.14 Akan
tetapi, pemaknaan sebagai
9 al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân, vol 24, 589
10 al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân, 12 Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm vol.
vol. 20, 178 8, 457
11 al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 5, 600; 13 Abu Hayyan al-Andalusi, Tafsîr al-Bahr al-
al-Qinuji, Fat-h al-Bayân, vol. 15 (Beirut: Muhiîth, 508
al-Maktabah al-Mishriyyah, 1992), 375;
al-Jazairi, Aysar al-Tafâsîr, vol. 5 (Madinah: 14 al-Razi, Mafâtîh al-Ghayb, vol.32(Beirut:
Maktabah al-‘Ulum wa al-Hikam, 2003), 612 Dar Ihya` al-Turats al-‘Arabiyy, 1420 H), 279
Tafsir QS al-‘Ashr 65
beriman dan beramal saleh). التصديق الجازم املطابق للواقع
Mereka adalah orang-orang
yang beriman, beramal saleh,
( عن دليلpembenaran yang
pasti; bersesuaian dengan fak-
nasihat-menasihati supaya
ta; bersumber dari dalil).21
menaati kebenaran, dan nasi-
Dalam ayat ini, penyebutan
hat-menasihati supaya mene- َُ
kata ( آمنواmereka beriman) ti-
tapi kesabaran.
dak disertakan kata yang men-
َّ jadi al-maf’ûl bih (objeknya).
Kata ( ِإاَّلkecuali) memberi- Pada hal, kata tersebut tergo-
kan makna اء
َْ ْ
ِ ( ِااِلس ِتثنpengecu- long al-fi’l al-muta’addi (kata
َ ْ ْ (manu-
alian) dari kata اإْلنسان kerja yang membutuhkan al-
ِ maf’ûl bih [objek]). Karena tidak
sia).19 Ini artinya, manusia yang
disebutkan sesudahnya tidak disebutkan objeknya, maka
termasuk sebagai orang yang kata tersebut bersifat mutlak.
mengalami kerugian besar. Dikatakan Abdurrahman al-
Menurut ayat ini, manusia yang Sa’di, yang dimaksudkannya
tidak mengalami kerugian ter- adalah mengimani semua per-
himpun dalam dirinya empat kara yang diperintahkan Allah
sifat. Pertama: Swt untuk diimani.22
Sebaliknya mengingkari
َ َّالذ
ين َآم ُنوا perkara tersebut, walaupun
ِ hanya sebagian, menyebabkan
Orang-orang yang beriman. pelakunya menjadi kafir. Allah
Swt berfirman:
ُ َ ْ
Secara bahasa, kata اإْليمان َّ َ ُ ْ َ َ َّ َّ
ُ ْ َّ
(keimanan) bermaknaالتص ِديق
ِ ِ ِإن ال ِذين يكف ُرون ِب
اهَّلل
ُ َ َ َ
(pembenaran).20 Sedang- َو ُر ُس ِل ِه َو ُي ِر ُيدون أ ْن ُيف ّ ِرقوا
ُْ َ ُ َّ َ ْ َ
kan secara syar’i bermakna
هَّللا َو ُر ُس ِل ِه َو َي ُقولون نؤ ِم ُن
ِ بين
19 al-Qurthubi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur`ân,
vol. 20 (Beirut: Dar al-Kutub al-Mishriyyah, 21 al-Nabhani, Syakhshiyyah al-Islamiyyah vol
1964), 180 1 (Beirut: Dar al-Ummah, 2003), 29
20 Abu Bakr al-Razi, Tartib Mukhtâr al-Shihah 22 al-Sa’di, Taysîr al-Karîm al-Rahmân (tt:
(Beirut: Dar al-Fikr, 1993), 50 Muassasah al-Risalah, 2000), 934
Tafsir QS al-‘Ashr 67
Dijelaskan al-Qurhubi, kata dapat bahwa yang dimaksud
َ َت َو
اص ْوا berarti
َ
ت َحابوا (saling dengannya adalah Kitabullah.27
Sedangkan al-Zamakhsyari
mencintai), sebagian berpesan
memaknainya sebagai perka-
kepada yang lainnnya; sebagi-
ra yang tsâbit (tetap dan pas-
an memberikan dorongan ke-
ti) yang tidak diperkenankan
pada lainnya.
Sedangkan kata ( الح ِقke-
ّ َ ْ untuk diingkari, seperti men-
tauhidkan dan menaati Allah,
benaran) merupakan kebalik- mengikuti kitab-kitab dan ra-
an dari kata اط ُل
َْ
ِ ( البkebatilan).26 sul-rasul-Nya, zuhud terhadap
Allah Swt juga berfirman: dunia, dan menginginkan akhi-
ْ ُ ُ َّ ُ ُ َٰ َ rat.28
َ َ
هَّللا َرُّبك ُم ال َح ُّق ۖ ف َماذا فذ ِلكم Al-Syaukani memahami-
َّٰ َ َ ُ َ َّ َّ ّ َ ْ َ ْ َ nya lebih umum, yakni sesua-
بعد الح ِق ِإاَّل الضاَلل ۖ فأنى tu yang berhak (wajib) untuk
َ ُ ْ ُ
﴾٣٢﴿ ص َرفون ت dilaksanakan, yakni beriman
kepada Allah dan tauhid, me-
ngerjakan apa yang disya-
Maka (Zat yang demikian)
riatkan Allah, dan menjauhi
itulah Allah Tuhan kamu yang
larangan-Nya.29 Dengan demi-
sebenarnya; maka tidak ada se-
kian, yang dinasihatkan oleh
sudah kebenaran itu, melainkan
mereka adalah Islam. Sebab, Is-
kesesatan. Maka bagaimana-
lam adalah agama yang benar;
kah kamu dipalingkan (dari ke-
yang berisi aqidah dan syariah.
benaran)? (QS Yunus [10]: 32).
Patut dicatat, perbuatan
saling menasihati dalam kebe-
Dalam konteks ayat ini, ada
naran sesungguhnya terkata-
beberapa penafsiran. Menurut
gori sebagai amal saleh. Sebab,
Ibnu ‘Abbas yang diriwayatkan
aktivitas saling menasihati ter-
al-Dhahhak, kata tersebut ber-
masuk dalam amal perbuatan
makna tauhid. Qatadah me-
nafsirkannya sebagai al-Quran. 27 al-Thabari, Tafsîr al-Thabari vol 12, 685
Ibnu Jarur at-Thabari berpen-
28 al-Zamakhsyari, al-Kasysyâf, vol. 4 (Beirut:
Dar al-Kitab al-‘Arabi, 1987), 794
26 Ibnu Manzhur, Lisân al-‘Arab, vol. 10
(Beirut: Dar Shadir, tt), 49 29 al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 5, 601
Tafsir QS al-‘Ashr 69
Dalam bahasa Arab, yang Swt dan sabar mengerjakan
demikian itu dikenal dengan kewajiban. Demikian penjelas-
athf al-khâshsh ‘alâ al-‘âmm an al-Syaukani.33 Al-Nasafi dan
(menambahkan yang khusus al-Zamakhsyari menambah-
kepada yang umum). Menurut kan, selain sabar dalam me-
al-Shabuni, jika iman dan amal ninggalkan kemaksiatan, me-
saleh menyempurnakan diri ngerjakan ketaatan, juga sabar
sendiri, sementara berwasiat dalam mengahadapi ujian Al-
dalam kebenaran dan kesabar- lah Swt kepada hamba-Nya.34
an dapat menyempurnakan �صي َ َّ
Penyebutan ِ ا لتو ا
orang lain.30
Keempat:
الص ْب ِر
َّ ( بsaling menasehati da-
ِ
lam kesabaran) setelah penye-
ْالصبر َ َو َت َوbutan ا�صي ِب ْال َح ِ ّق
َّ اص ْوا ب ِ
َّ (saling
الت َو
ِ ِ menasehati dalam kebenaran),
Dan saling menasihati supa- merupakan dalil bagi agung-
ya menetapi kesabaran. nya derajat sabar, tingginya
kemuliaannya, dan tambahan
Selain menasihati dalam pahala bagi orang-orang yang
kebenaran, mereka juga saling bersabar terhadap perkara
menasihati dalam kesabaran. yang harus disikapi dengan sa-
ْ َّ
Kata ( الصب ِرkesabaran) berarti bar.35 Allah Swt berfirman:
menahan dalam kesempitan.31 َ ّٰ ا َّن
Menurut al-Alusi, sabar bukan الص ِب ِرْي َن
ّٰ هّٰللا َم َع ِ
sekadar menahan jiwa dari ke-
sempitan, namun juga mene- Sesungguhnya Allah beser-
rima dari Allah Swt dengan in- ta orang-orang yang sabar (QS
dah dan ridha, lahir dan batin.32 al-Baqarah [2]: 153).
Dalam konteks ayat ini,
pengertian sabar adalah sa- 33 al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 5, 601
bar terhadap larangan Allah 34 al-Nasafi, Madârik al-Tanzîl wa Haqâiq al-
30 al-Shabuni, Shafwat al-Tafâsîr vol 3, 575 Ta`wîl, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kalim al-Thayyib,
1998), 677; al-Zamakhsyari, al-Kasysyâf, vol. 4
31 al-Ashfahani, Mu’jam Mufradât, 475 (Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi, 1987), 794
32 al-Alusi, Ruh al-Ma’âni vol 15, 458 35 al-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 5, 6
Tafsir QS al-‘Ashr 71
al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). kepada-Nya adalah melaksana-
Hadits yang mulia ini mem- kan perintah-perintah-Nya dan
beritakan bahwa waktu luang menjauhi larangan-larangan-
adalah nikmat yang besar dari Nya. Barangsiapa melalaikan
Allâh Ta’ala, tetapi banyak ma- hal itu, maka dia adalah orang
nusia tertipu dan mendapat- yang tertipu.” 39
َ
kan kerugian terhadap nikmat Sabda Nabi saw: (ك ِث ٌير ِم َن
ini.
اس َّ
Al-Hafizh Ibnu Hajar ِ ( )النsebagian besar manu-
sia) mengisyaratkan, bahwa
al-‘Asqalani menjelaskan: “Da-
orang yang mendapatkan tau-
lam hadits ini terkandung mak-
fiq (bimbingan) untuk itu jum-
na bahwa orang yang tidak
lahnya sedikit. 40
menggunakan dua kenikmat-
Ibnu Hajar al-‘Asqalani
an tersebut dengan perkara
juga mengutip pernyataan
yang seharusnya, maka dia
Ibnul Jauzi yang berkata, “Ka-
telah tertipu. Sebab, dia te-
dang-kadang manusia itu se-
lah menjual keduanya dengan
hat, tetapi dia tidak ada masa
harga yang sangat murah dan
lapang, karena kesibukannya
tidak dipuji oleh akalnya dalam
dengan mencari penghidup-
masalah tersebut.”38
an. Dan kadang-kadang ma-
Lalu mengutip Ibnu Bath-
nusia itu berkecukupan, teta-
thaal yang berkata, “Sesung-
pi dia tidak sehat. Maka jika
guhnya seseorang tidaklah
kedua nikmat terkumpul, lalu
menjadi orang yang fârigh (pu-
dia dikalahkan oleh kemalas-
nya waktu luang) sehingga dia
an melakukan kataatan, maka
tercukupi dan sehat badannya.
dia adalah orang yang tertipu.
Barangsiapa memiliki dua per-
Kesempurnaan itu adalah bah-
kara itu, maka hendaklah dia
wa dunia merupakan ladang
berusaha agar tidak tertipu de-
akhirat, di dunia ini terdapat
ngan meninggalkan syukur ke-
perdagangan yang keuntung-
pada Allah atas berbagai kenik-
annya akan nampak di akhirat.
matan yang telah diberikan ke-
Barangsiapa menggunakan
padanya. Termasuk bersyukur
39 al-‘Asqalani, Fat-h al-Bâriy, vol. 11, 230
38 al-‘Asqalani, Fat-h al-Bâriy, vol. 11 (Beirut:
Dar al-Ma’rfah, 1989), 230 40 al-‘Asqalani, Fat-h al-Bâriy, vol. 11, 230
Tafsir QS al-‘Ashr 73
nyia-nyiakan waktunya. Dia ha- ngan orang-orang sufi. Aku ti-
nya akan menggunakan wak- daklah mendapatkan pelajaran
tunya dengan sebaik-baiknya. darinya selain dua hal. Yang
Tak mengherankan jika para pertama, perkataan mereka
ulama dahulu menganggap bahwa waktu bagaikan pedang.
waktu lebih mahal daripada Jika kamu tidak memotongnya
uang. Al-Hasan al-Bashri ber- (memanfaatkannya), maka dia
kata: akan memotongmu44.
َ َ َ ً ََْ ُ ََْْ
ان أ َح ُد ُه ْم «أدركت أقواما ك Kedua, hakikat kerugian
َ َ َ َ
أش َّح َعلى ُع ُم ِر ِه ِم ْن ُه على د َر ِاه ِم ِه
َ َ yang sebenarnya. Dalam surat
ini digunakan kata khusr (keru-
َ
»َو َدنا ِن ِير ِه gian). Sebagaimana telah dite-
rangkan, secara bahasa kata
Aku telah menemui orang- tersebut digunakan menyebut
orang yang sangat bakhil ter- kondisi berkurang atau hilang-
hadap umurnya daripada ter- nya modal. Dengan makna de-
hadap dirham dan dinarnya43 mikian, maka istilah tersebut
sering dipakai dalam perniaga-
Waktu juga diserupakan an.
dengan pedang. Al-Imam al- Akan tetapi kerugian yang
Syafi’i rahimahullah pernah dimaksudkan dalam ayat ini
berkata: bukanlah kerugian yang di-
dasarkan perspektif duniawi.
Kerugian yang dimaksudkan
صحبت الصوفية فلم أستفد oleh ayat ini adalah dalam per-
منهم سوى حرفين أحدهما spektif ukhrawi. Kesimpulan ini
didasarkan pada penjelasan
قولهم الوقت سيف فإن لم ayat berikutnya yang menge-
cualikan orang-orang yang
تقطعه قطعك beriman, beramal shaleh, dan
saling menasihati dalam kebe-
Aku pernah bersama de-
44 Abdul Fattah, Qîmat al-Zamân ‘inda
43 Ibnu al-Mubarak, al-Zuhd wa al-Raqâiq al-‘Ulamâ` (Halb: Maktab al-Mathbât al-
(Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, ), 4 Islamiyyah, tt), 27
Tafsir QS al-‘Ashr 75
[39]: 15). [29]: 52); melanggar perjanji-
an Allah sesudah perjanjian itu
Demikianlah perspektif ke- teguh, memutuskan apa yang
rugian dalam ayat ini. Bahkan, diperintahkan Allah untuk di-
bukan hanya ayat ini, namun hubungkan, dan membuat ke-
dalam ayat-ayat lain. Dalam rusakan di muka bumi (lihat QS
ayat lainnya, orang yang kafir al-Baqarah [2]: 27, al-Ra’d 13]:
disebut sebagai orang yang 25). Mereka semuanya disebut
merugi. Allah Swt berfirman: sebagai orang-orang yang me-
َٰ ُ َ ْ rugi.
َو َم ْن َيك ُف ْر ِب ِه فأول ِئ َك ُه ُم Termasuk pula orang
Tafsir QS al-‘Ashr 77
dirinya.46 Al-Baghawi berkata, firman Allah Swt:
“Kerugian adalah hilangnya
ُ ُّ َ َ َيا َأ ُّي َها َّالذ
modal manusia ketika diri dan ين َآم ُنوا َه ْل أ ُدلك ْم ِ
umurnya lenyap dengan ke- َ َ ْ ْ ُ ُْ َ َ ََٰ
maksiatan. Dua hal itulah mo- اب ٍ َعلى ِتجار ٍة تن ِجيكم ِمن عذ
dal paling besar bagi manusi- َّ َ ُ ُْ
a.”47 ِ ﴾ تؤ ِمنون ِب١٠﴿ أ ِل ٍيم
اهَّلل
َّ َ َ ُ َ َُ ُ ََ
Keterkiatan antara waktu
ِ ورس ِول ِه وتج ِاهدون ِفي س ِب ِيل
هَّللا
dengan keuntungan dan ke- َ ُ َٰ ُ ْ َ ُ َ
rugian serta keserupaan waktu ِبأ ْم َو ِالك ْم َوأن ُف ِسك ْم ۚ ذ ِلك ْم خ ْي ٌر
َ َ َ ُ َُ
﴾١١﴿ لك ْم ِإ ْن ك ْن ُت ْم ت ْعل ُمون
dengan moda juga diungkap
oleh al-Thayyibi yang berkata:
“Nabi saw memberikan perum-
Hai orang-orang yang beri-
pamaan bagi mukallaf seperti
man, sukakah kamu Aku tunjuk-
seorang pedagang yang me-
kan suatu perniagaan yang da-
miliki modal. Maka dia men-
pat menyelamatkan kamu dari
cari keuntungan dengan ke-
azab yang pedih? yaitu) kamu
selamatan modalnya. Caranya
beriman kepada Allah dan Ra-
adalah dengan mencari orang
sul-Nya dan berjihad di jalan
yang akan dia ajak bermuma-
Allah dengan harta dan jiwamu.
lah, serta menjaga kejujuran
Itulah yang lebih baik bagimu,
dan kecerdikan agar tidak me-
jika kamu mengetahui (QS al-
rugi. Kesehatan dan waktu lu-
Shaff [61]: 11).
ang adalah modal, seharusnya
dia bermumalah dengan Allah
Berdasarkan itu ia wa-
Swt dengan keimanan dan me-
jib menjauhi ketatan kepada
lawan hawa-nafsu dan musuh
hawa-nafsu dan bekrjasama
agama, agar dia mendapatkan
sama dengan setan agar moda
keberuntungan kebaikan du-
danl keuntungannya tidak hi-
nia dan akhirat. Hal ini seperti
lang. 48
Dengan demikian. orang
46 Lihat al-Razi, al-Tafsîr al-Kabîr , vol. 32, 280 yang beruntung hanyalah
47 al-Baghawi, Ma’âlim al-Tanzîl fî Tafsîr
al-Qur`ân, vol. 5 (Beirut: Dar Ihya` al-Turats, 48 al-‘Asqalani, Fat-h al-Bâriy, vol. 11 (Beirut:
1420 H), 302 Dar al-Ma’rfah, 1989), 230
Tafsir QS al-‘Ashr 79
mendapatkan pahala dari amal dunia. Al-Quran memberitakan
tersebut--, masih memberi- bahwa di akhirat kelak manusia
kan peluang bagi orang yang merasakan bahwa kehidupan
mengajak dan mengajarkan mereka di dunia sehari atau se-
kebenaran memperoleh pa- tengah hari (QS al-Mukminun
hala. Salah satu dari tiga amal [23]: 113) atau bahkan sekejap
yang tidak terputus pahalanya saja (QS Yunus [10]: 45). Allah
disebabkan kematian adalah Swt juga menyatakan bahwa
ilmu bermanfaat yang diajar- manusia tinggal di dunia ha-
kan semasa masih hidup. Wa- nya sebentar (QS al-Mukminun
siat tentang kebenaran dan ke- [23]: 114).
sabaran yang terus diamalkan Dengan paradigma seperti
orang lain dapat dimasukkan ini, seseorang yang beruntung
di dalamnya. Dari Abu Hurairah adalah orang yang benar-benar
bahwa Rasulullah saw bersab- memanfaatkan waktu (hidup-
da: nya) untuk mengerjakan amal
َ َْ ُ َ ْ ْ َ َ َ saleh. Jangankan perbuatan
ان انقط َع َع ْن ُه اإْلنس
ِ ِإذا مات terlarang, perbuatan mubah
َْع َم ُل ُه إ َّاَّل م ْن َث َاَل َثة إ َّاَّل من dan tidak mendatangkan man-
ِ ِ ٍ ِ ِ faat pun sebaiknya ditinggal-
ُ ََُْ ْ َْ َ َ َ َ َ kan. Rasulullah saw bersabda:
صدق ٍة جا ِري ٍة أو ِعل ٍم ينتفع ِب ِه
َ َ ِم ْن ُح ْسن إ ْس َاَلم ْامْلَ ْر ِء َت ْر ُك ُه َما َأ ْو َو َل ٍد
ص ِال ٍح َي ْد ُعو ل ُه ِ ِ ِ
َ
Apabila seorang manusia اَل َي ْع ِن ْي ِه
mati, amal terputus kecuali tiga,
yakni: shaqah jariyah, ilmu yang Termasuk dari kebaikan Is-
bermanfaat, dan anak shalih lam seseorang adalah mening-
yang berdoa untuknya (HR Mus- galkan perkara yang tidak ber-
lim, Abu Dawud, dan Ahmad). guna (HR al-Tirmidzi dari Abu
Hurairah ra).
Menyia-nyiakan waktu juga
dipandang sangat merugikan Menyibukkan diri dengan
jika dikaitkan dengan terba- perbuatan mubah dan tidak
tasnya kehidupan manusia di bermanfaat jelas menghabis-
Tafsir QS al-‘Ashr 81
Orang-orang kafir kepada dan saling berwasiat dalam
Rabbnya, amalan-amalan me- hal kebenaran dan kesabaran.
reka adalah seperti abu yang Orang yang beruntung ada-
ditiup angin dengan keras pada lah orang yang menggunakan
suatu hari yang berangin ken- umurnya dalam keimanan dan
cang. Mereka tidak dapat meng- mengisinya dengan amal sha-
ambil manfaat sedikit pun dari leh serta salin menasihati da-
apa yang telah diusahakan (di lam kebenaran dan kesabaran.
dunia). Yang demikian itu ada- Mereka tidak pernah merugi.
lah kesesatan yang jauh (QS Ib- Bahkan sebaliknya, dalam ‘per-
rahim [14]: 18). niagaannya’ mendapatkan ke-
Dalam ayat lain Allah Swt untungan besar dan Allah Swt
juga berfirman: berfirman:
Tafsir QS al-‘Ashr 83
َْا ْل َي ْو َم َا ْك َم ْل ُت َل ُك ْم د ْي َن ُكم
ِ
َْو َا ْت َم ْم ُت َع َل ْي ُك ْم ِن ْع َم ِتي
ًْۗ َ َ ْ ْ ُ ُ َ ُ ْ ََ
ااْلساَلم ِدينا ِ ور ِضيت لكم
Pada hari ini telah Aku sempurnakan
agamamu untukmu, telah Aku cukup-
kan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku
ridai Islam sebagai agamamu
(QS. al-Ma'idah [4]: 3)