Anda di halaman 1dari 15

◼ QUNUT NAZILAH ◼

‫اَّللِ الهر ْْحَ ِن الهرِحي ِم‬


‫بِ ْس ِم ه‬
‫ وعلى آله‬،‫والصالة والسالم على سيدان حممد سيد االولني واالخرين‬.‫احلمد هلل رب العاملني‬
‫وصحبه ومن اهتدى هبديه إىل يوم الدين‬
Virus Corona (chovid 19) kini telah menjadi pandemi, dimana virus ini telah mewabah
melebihi lebih dari 150 negara. Datang tiba-tiba, cepat, dan tak terduga menjadi adzab
yang tidak hanya mengenai orang dzalim saja. Firman Allah Ta’ala:
‫شدِي ُد‬ َ َّ ‫صةً َوا ْعلَ ُموا أ َ َّن‬
َ ‫َّللا‬ َ َ‫صيبَ َّن الَّذِين‬
َّ ‫ظلَ ُموا ِم ْن ُك ْم خَا‬ ِ ُ ‫َواتَّقُوا فِتْنَةً ََل ت‬
ِ ‫ْال ِعقَا‬
‫ب‬
“Dan peliharalah dirimu daripada adzab yang tidak khusus menimpa orang-orang
yang dzalim saja di antara kamu.
Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya”
(QS Al Anfal 8:25)
Kita harus sadar dan ingat kepada Allah Ta’ala, bahwa ini adalah peringatan. Sudah
terlalu banyak pengingkaran yang terjadi di negri ini, maka mau tidak mau kita juga
terkena. Bisa jadi, mushibah ini, karena kita juga tidak melakukan apa-apa.
Tapi mudah-mudahan sekalipun terjadi pada kita, ini benar benar peringatan dan ujian,
bukan adzab. Astaghfirullah Al Adzim.
Zaman rasulullah SAW apabila menghadapi situasi dan kondisi yang tiba-tiba dan kita
sudah tidak berdaya dan sudah tidak tahu lagi bagaimana menghadapinya, maka
bermohonlah kepada Allah dalam shalat dengan Qunut Nazilah, bahkan dilakukan
setiap hari.
Oleh karena itu, risalah ini disusun secara singkat untuk memberi panduan Qunut
Nazilah dalam menghadapi mushibah besar pandemi virus corona.

1. PENGERTIAN QUNUT NAZILAH


Qunut (‫ )قنوت‬berasal dari kata (‫ ) قنت – يقنُت‬yang memiliki beberapa arti1:
1. Ketaatan ( ‫ ) الطاعة‬seperti pecahan kata qunut dalam QS Al-Baqarah 2:116 yaitu
lafadz “qaanitun” ( َ‫)قَا ِنتُون‬
2. Sholat ( ‫ ) الصالة‬seperti pecahan kata qunut, dalam QS Ali Imran 3:43, yaitu lafadz
“uqnuti” (‫)ا ْقنُتِي‬

1
Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuawaitiyyah. Juz 34 hal. 57.
Page | 1
3. Berdiri lama (‫ )طول القيام‬seperti lafadz qunut (‫ )قنوت‬dalam HR Muslim 1520,
Rasulullah SAW bersabda: ( ‫ت‬ ِ ‫طول ْالقُنُو‬ ُ ِ‫صالَة‬ َ ‫“ ) أ َ ْف‬Salat yang paling utama adalah
َّ ‫ضل ال‬
yang lama berdirinya”
4. Diam tidak berbicara ( ‫ ) السكوت‬seperti pecahan kata qunut dalam QS Al-Baqarah
2:238 yaitu lafadz “qaanitiin” (‫ني‬ ِِ
َ ‫)قَانت‬
5. Do’a ( ‫ ) الدعاء‬menurut Az-Zujaj adalah definisi yang paling terkenal, sesungguhnya
orang yang berqunut adalah orang yang berdo’a. Imam Nawawi berpendapat
bahwasannya qunut adalah do’a untuk sesuatu yang baik dan buruk.
Tetapi Qunut menurut Istilah Syara’ adalah:
‫وص ِم َن‬ ِ ‫ الْ ُقنُوت ِعْن َد أَهل الشهرِع اسم لِلدُّع ِاء ِِف ال ه‬:‫االص ِطالَ ِح‬
ِ
ُ َْ‫صالَة ِِف َحمَ ٍّل َم‬
ٍّ ‫ص‬ َ ٌْ ْ ْ ُ ْ ‫َوِِف‬
‫الْ ِقيَ ِام‬
Menurut Istilah syara Qunut adalah istilah (terminology) untuk berdo’a dalam shalat
ditempat yang khusus dalam keadaan berdiri.
Adapun Nazilah adalah:
ِ ‫صيبة الش‬
ِ
‫يدة (ج) انزالت ونوازل‬
َ ‫هد‬ َ ‫(النها ِزلَة) الْ ُم‬
Nazilah: Mushibah yang besar jamaknya adalah Nazilat dan Nawazil2
Jadi Qunut Nazilah adalah istilah yang dipakai untuk berdoa dalam shalat dalam
keadaan berdiri setelah ruku karena ada mushibah yang besar.

2. TARIKH TASYRI’ QUNUT NAZILAH DI ZAMAN NABI SAW


Tarikh Tasyri’ (sejarah pensyariatan) Qunut Nazilah terjadi pada periode Madaniyyah,
tatkala umat Islam menghadapi musibah besar. Tidak berarti pada periode dakwah di
Makkah tidak terdapat musibah (bencaba) besar terhadap Dakwah Islamiyyah, tetapi
memang belum disyari’atkan.
Baru setelah hijrah Rasulullah SAW melakukan Qunut Nazilah, yaitu ketika:
1. Pada tahun ke 1 atau 2 Hijrah, dimana sebagian umat Islam yang mustadafiin tidak
bisa Hijrah karena ditahan, diikat dan disiksa oleh Musyrikin Quraisy (QS An Nisa
98-99). Dalam riwayat Al Baihaqi kejadiannya tahun 7 atau 8 hijrah sebelum futuh
Makkah. Atas mushibah ini, Rasulullah SAW melaksanakan Qunut, mendoakan
keselamatan bagi kaum muslimin yang mustadh’afiin dan mendoakan kecelakaan
bagi yang menyiksa mereka. sebagaimana dalam Hadits:
‫صلِي العِ َشاءَ إِ ْذ‬ ِ
َ ُ‫صلهى هللاُ َعلَْيه َو َسله َم ي‬ ُّ ِ‫ بَْي نَا الن‬:‫ال‬
َ ‫هِب‬ ‫َع ْن أَِِب ُهَريْ َرةَ َر ِض َي ه‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫اَّللُ َعْنه‬
،َ‫اش بْ َن أَِِب َربِ َيعة‬ َِ ‫اَّلل لِمن‬ ِ َ َ‫ق‬
َ ‫ الله ُه هم نَ ِج َعيه‬:‫ال قَ ْب َل أَ ْن يَ ْس ُج َد‬
َ َ‫ ُثُه ق‬،ُ‫ْح َده‬ ْ َ ُ‫ " ََس َع ه‬:‫ال‬
2
Al Mu’jamul Washith, juz 2 hal 915
Page | 2
‫ني ِم َن‬ ِ ِ‫يد بن الول‬
ِ ْ ‫ اللهه هم نَ ِج املست‬،‫يد‬ ِ ‫ اللهه هم نَ ِج‬،‫اللهه هم نَ ِج سلَمةَ بن ِهش ٍّام‬
َ ‫ض َعف‬َْ
ُ ِ ِِ ُ َ َ ْ َ ‫الول‬
َ ُ َ َْ َ َ ُ
ِِ
"‫ف‬ ُ ُ‫ني َكس ِِن ي‬
َ ‫وس‬ ْ ‫ الله ُه هم‬،‫ضَر‬
َ ‫اج َع ْل َها سن‬ َ ‫ك َعلَى ُم‬ َ َ‫ الله ُه هم ا ْش ُد ْد َوطْأَت‬،‫ني‬
َ ‫املُْؤمن‬
“Suatu saat Rasulullah saw. berdoa pada salat Isya, ketika beliau berkata:
Samiallahu Liman Hamidah” kemudian beliau berdo’a (qunut): ‘Ya, Allah!
selamatkanlah ‘Ayasy bin Abu Rabi’ah, selamatkanlah! Salamah bin Hisyam,
selamatkanlah ! , al-Walid bin al-Walid, dan selamatkanlah kaum mukminin yang
lemah, Ya Allah sempitkanlah jalan-Mu terhadap suku Mudhar, jadikanlah
(kemarau panjang) di tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun dimasa
yusuf". (HR. Bukhari 4598)
2. Pada tahun ke 3 Hijrah, dalam perang Uhud dimana Umat Islam mengalami
kekalahan. Rasulullah SAW sampai terluka, dengan wajah dan bibir pecah-pecah,
serta dua buah gigi serinya tanggal, walau demikian dengan pertolongan Allah,
beliau lolos dari maut.
Rasulullah SAW melaksanakan qunut dan melaknat orang-orang yang
memeranginya. Namun ditegur oleh Allah Ta’ala, karena dalam qunutnya
menyebut Nama-nama orang, padahal orang-orang itu urusan Allah. Dimana
diantara mereka ada yang diterima taubatnya oleh Allah, ada juga yang sampai di
adzab. Diriwayatkan dalam hadits:
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم‬
‫صلهى ه‬ ِ‫ول ه‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ ‫َع ْن َس ِاِل بْ ِن َعْب ِد ه‬
َ َ‫ ق‬،‫ َع ْن أَبِ ِيه‬،‫اَّللِ بْ ِن عُ َمَر‬
ٍّ ِ َ ‫ اللهه هم الع ِن احلا ِر‬،‫ «اللهه هم العن أََب س ْفيا َن‬:‫ي وم أُح ٍّد‬
‫ص ْف َوا َن‬
َ ‫الع ْن‬ َ ‫ الله ُه هم‬،‫ث بْ َن ه َشام‬ َ َ ُ َ ُ َ َْ ُ ُ َ َْ
:‫وب َعلَْي ِه ْم} [آل عمران‬ ِ َ َ‫ فَنَ زلَت {لَيس ل‬:‫ال‬
َ ُ‫ك م َن األ َْم ِر َش ْيءٌ أ َْو يَت‬ َ ْ ْ َ َ َ‫ ق‬،»َ‫بْ َن أ َُميهة‬
‫َسلَ ُموا فَ َح ُس َن إِ ْس َال ُم ُه ْم‬
ْ ‫اَّللُ َعلَْي ِه ْم فَأ‬
‫اب ه‬ َ َ‫] فَت‬128
Dari Salim ibnu Abdillah Ibnu Umar, Rasulullah SAW berdoa (qunut) pada hari
Perang Uhud: “Ya Allah Laknatlah Abu Sufyan!, Ya Allah laknatlah al-Harits bin
Hisyam!, ya Allah laknatlah Suhail bin Amr!, ya Allah laknatlah Shafwan bin
Umayyah!”. (Ibnu Umar berkata) maka turun ayat QS Ali Imran 3:28 “Tak ada
sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima
tobat mereka, atau mengadzab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-
orang yang dzalim”. Lalu taubat mereka diterima oleh Allah, kemudian mereka
Islam dan baik keislamannya” (HR At Tirmidzi 3004, At Tirmidzi mengatakan hadits
ini Hasan, Al Bani menilai hadits ini Shahih)
Yang ditegur adalah ta’yin (menyebut nama orang) yang didoakan laknat dalam
qunut, bukan qunut nazilahnya.
3. Pada tahun ke 4 Hijrah, ada dua kasus yang membuat Rasulullah SAW
melaksanakan Qunut Nazilah yakni tragedi Ar-Raaj’i dan tragedi Bi’ru Maunah
yang terjadi keduanya pada bulan Shafar Tahun ke 4 Hijrah.
Page | 3
 Suku Adhal/Udhul dan Al Qarrah (Kabilah Bani Lihyan), menghadap Rasulullah
SAW dan meminta dikirim da’i untuk mengajari mereka. Maka Rasulullah SAW
mengutus 6 orang da’I (menurut riwayat Ibnu Hisyam3 dan Ath Thabari4) walaupun
riwayat lain ada 10 orang Da’I. Mereka adalah Martsad Al-Ghanawi, Khalid Al-
Laitsi, Ashim bin Tsabit, Khubaib bin Adi, Zaid bin Ad-Datsinah, Abdullah bin
Thariq.
Ketika delegasi para du’at itu sampai di desa Ar raj’I Bani Lihyan, mereka dikepung
oleh 100 pemanah Bani Lihyan. Diancam di bunuh atau menyerah. Dalam keadaan
terkepung dan sebelum dibunuh, Ashim berdoa:

َ ‫َخِ ِْب َعنها نَبِيه‬


‫ك‬ ْ ‫أَلله ُه هم أ‬
“Ya Allah, kabarkanlah kepada nabi-Mu tentang kami” .
Sebagian mereka menolak menyerah dan dibantai di tempat. Sementara Zaid bin
Datsinah, Abdullah bin Thariq, dan Khubaib bin Adi bersedia menyerah. Mereka
kemudian dijual di pasar budak di Makkah. Pada akhirnya, mereka juga dibunuh
tuan-tuan yang membelinya sebagai pembalasan atas meninggalnya tokoh-tokoh
musyrik Makkah dalam Perang Badar.
 Beberapa hari berselang, kepala suku Bani Amir, Abu Bara’ Amir bin Malik
Mula’ib al-Asinnah, menghadap kepada Rasulullah SAW dan meminta dikirim
beberapa da’i untuk mengajari mereka. Semula beliau khawatir utusannya akan
bernasib sama dengan tragedi ar-Raji. Abu Bara’ meyakinkan Rasulullah SAW dan
siap memberikan jaminan perlindungan (jiwar). Atas jaminan keamanan itu,
diutuslah 70 orang Ashab ‘al-Qurra’.
Delegasi da’I yang dipimpin Al-Mundzir bin Amir itu dihabisi Amir bin Thufail ketika
sampai di wilayah Bir Ma’unah. Hanya ada satu orang yang lolos dari peristiwa
pengkhianatan Bani Sulaim tersebut, yaitu Amr bin Umayyah al-Dhamri –riwayat
lain menyebutkan Muhammad bin Uqab. Sahabat yang selamat tersebut
kemudian balik ke Madinah dan memberi tahu Rasulullah SAW tentang tragedi
tersebut. Rasulullah SAW sangat sedih dengan dua tragedi yang merenggut
nyawa sahabatnya tersebut. Terlebih, kejadiannya hampir bersamaan, yakni
sama-sama bulan Shafar 4 Hijriyah.
Rasulullah SAW sangat terpukul atas dua tragedy tersebut dan ber Qunut Nazilah
selama sebulan, Anas bin Malik mengatakan:
ِ‫اَّلل‬ ِ ‫اَّلل علَي ِه وسلهم َشهرا ِح‬ ِ‫ول ه‬
‫ول ه‬ َ ‫ت َر ُس‬ َ ً ْ َ َ َ ْ َ ‫صلهى ه‬
ُ ْ‫ني قُت َل الْ ُقهراءُ فَ َما َرأَي‬ َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ت َر ُس‬
َ َ‫قَن‬
– ‫َش هد ِمْنهُ – رواه البخاري‬ َ‫طأ‬ ُّ َ‫اَّلل َعلَْي ِه َو َسلهم َح ِز َن ُح ْزًان ق‬
َ ‫صلهى ه‬ َ

3
Sirah Ibnu Hisyam. Juz 2 hal. 169
4
Tarikh At Thabari, juz 2 hal. 538
Page | 4
“Sesungguhnya Rasulullah SAW berqunut (nazilah) sebulan lamanya ketika al-
qurra dibunuh, dan saya tidak pernah melihat beliau berduka cita yang lebih
mendalam dari itu” (HR Al-Bukhari 1300, Abu Awanah 2183 dalam Mustakhraz
Abu Awanah)
Dalam hadits lain, diriwayatkan Rasulullah qunut nazilah dan mendoakan
kecelakaan untuk pembantai di Ar-Raj’i yaitu Banu Lihyan dan sekaligus
mendoakan kecelakaan untuk pembantai di Bi’ru Ma’unah yaitu Riil, Dzakwan
Ushayyah (dari kaum Bani Sulaim). Anas Bin Malik RA menceritakan:
‫َحيَ ٍّاء‬ ُّ ِ‫صالَة‬
ْ ‫الصْب ِح يَ ْدعُو َعلَى أ‬ َ ‫ت َش ْهًرا ِِف‬
ِ
َ َ‫ «قَن‬:‫صلهى هللاُ َعلَْيه َو َسله َم‬
ِ‫أَ هن نَِِب ه‬
َ ‫اَّلل‬ ‫ه‬
»‫ َوبَِِن ِحلْيَا َن‬،َ‫صيهة‬ ِ ‫َحي ِاء‬ ِ
َ ُ‫ َوع‬،‫ َوذَ ْك َوا َن‬،‫ َعلَى ِر ْع ٍّل‬،‫العَرب‬
َ َ ْ ‫م ْن أ‬
“Sesungguhnya Nabi SAW qunut sebulan lamanya pada salat subuh mendoakan
kecelakaan atas kabilah-kabilah Arab, yaitu Bani Ri’lan, Bani Dzakwan, Bani
Ushayyah, dan Banu Lihyan.” (HR Al-Bukhari 4090, Abdur Razaq 4029 dalam
Mushanif Abdurrazaq)

3. HUKUM QUNUT NAZILAH


Qunut disaat mendapat mushibah besar atas kaum muslimiin (nazilah) adalah masyru’
(disyariatkan) dan hukumnya sunnat menurut ulama madzhab Hanafi, Maliki. Syafii
maupun Hambali5 . Abu Abdurrahman At-Tamimi menyatakan bahwa Qunut Nazilah
hukumnya sunnat (mustahabun) berdasarkan Ijma.6

4. QUNUT NAZILAH MENGHADAPI WABAH PENYAKIT


Qunut Nazilah adalah doa qunut ketika terjadi musibah yang besar, ini para ulama
sepakat. Tetapi mengenai qunut nazilah untuk menghilangkan wabah penyakit
(thaaun) ada khilaf (perbedaan pendapat) dikalangan ulama.
Jumhur Ulama (mayoritas Ulama) yaitu Hanafiyyah, Malikiyyah, dan qaul mu’tamad di
kalangan ulama Syafi’iyyah) memandang masyru’ (disyariatkan) melaqsanakan qunut
nazilah dalam menghadapi wabah penyakit (tha’un) karena itu termasuk asyaddu
nawazil (musibah yang maha hebat). Sementara ulama-ulama Hambaliyah
memandang tidak disyariatkan Qunut Nazilah untuk menghadapi wabah penyakit,
karena pernah terjadi wabah Tha’un dimasa khlilafah Umar Ibnul Khatab dan tidak
dilaksanakan Qunut Nazilah.7
Menurut kami, tidak adanya (belum ditemukan), pengkaitan (muqayyad) atas
kemutlaqan Nazilah (mushibah besar), baik dalam AL Qur’an maupun Al Hadits, maka

5
Al Mausuat al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, juz 34, hal. 65-67
6
Taudihul Ahkam, juz. 2, hal.249
7
Lihat: Al Mausuat al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, juz 28 , hal. 330
Page | 5
tetap dalam kemutlakannya. Artinya Nazilah itu mutlaq baik karena pendzaliman
ataupun karena wabah penyakit.
Hal ini berdasarkan kaidah Ushul Fiqh:
‫املطلق جيري على إطالقه ما ِل يقم دليل التقييد نصا أو دالل‬
“Al Mutlaq tetap berlaku mutlaq selama tidak ada dalil yang langsung membatasi
(muqayyad)nya atau selama tidak ada petunjuk lain yang membatasi (muqayyad)nya”8

Maka pendapat terpilih, dengan menghormati yang berbeda, adalah pendapat


Masyru’iyyah (disyariatkannya) melaksanakan qunut nazilah dalam menghadapi wabah
penyakit, termasuk wabah penyakit virus corona ini.
Ibnu Nujaim rahimahullah mengatakan,
‫القنوت عندان ِف النازلة اثبت وهو الدعاء برفعها وال شك أ هن الطاعون من أشد النوازل‬
“Dalam pandangan kami, disyari’atkan melakukan qunut ketika terjadi musibah, yaitu
dengan memanjatkan do’a agar penyakit itu dimusnahkan dan tidak ragu lagi bahwa
tha’un (wabah penyakit) termasuk di antara musibah yang dahsyat.”9

5. DOA QUNUT NAZILAH SESUAI KEJADIANYA DAN RINGKAS


Do’a qunut pada dasarnya adalah doa untuk mensirnakan mushibah dikalangan umat
islam baik dengan mendoakan keselamatan bagi kaum muslimin ataupun kecelakaan
(kebinasaan) bagi kaum yang mendzalim umat Islam ataupun kedua-duanya. Sehingga
doanya disesuaikan dengan keadaan (nazilah)nya.
Sebagaimana Rasulullah SAW mendoakan keselamatan bagi sahabat sahabat
mustadafien dan mendoakan kebinasaan bagi suku mudhar yang mendzalimi:
‘Ya, Allah! selamatkanlah ‘Ayasy bin Abu Rabi’ah, selamatkanlah! Salamah bin
Hisyam, selamatkanlah ! , al-Walid bin al-Walid, dan selamatkanlah kaum
mukminin yang lemah, Ya Allah sempitkanlah jalan-Mu terhadap suku Mudhar,
jadikanlah (kemarau panjang) di tahun-tahun mereka seperti tahun-tahun dimasa
yusuf.
Suatu waktu setelah perang uhud, Rasulullah SAW mendoakan kecelakaan bagi orang-
orang tertentu yang memberikan bencana bagi kaum muslimin. Walaupun akhirnya
ditegur oleh Allah karena ta’yin (menyebut nama) dalam doa qunut.
“Ya Allah Laknatlah Abu Sufyan!, Ya Allah laknatlah al-Harits bin Hisyam!, ya Allah
laknatlah Suhail bin Amr!, ya Allah laknatlah Shafwan bin Umayyah!”
Dilain waktu, Rasulullah SAW mendoakan kecelakaan bagi kabilah-kabilah Arab yang
membantai para da’I pada tragedi Ar-Raaj’i dan tragedi Bi’ru Maunah.

8
Al Qawaidul Fiqhiyaah wa tatbiquha, juz 1 hal. 378
9
Al Asybah wan nadhair Libnu Nujaim, hal. 382
Page | 6
Sesungguhnya Nabi SAW qunut sebulan lamanya pada salat subuh mendoakan
kecelakaan atas kabilah-kabilah Arab, yaitu Bani Ri’lan, Bani Dzakwan, Bani
Ushayyah, dan Banu Lihyan.”
Syaikhul Islam menjelaskan:

َ‫ك النها ِزلَة‬ َ ‫ب تِْل‬ ِ ِِ ِِ ِ ‫بل عمر قَنَت لَ هما نَزَل َِبلْمسلِ ِم‬
ُ ‫ني م ْن النهازلَة َوَد َعا ِِف قُنُوته ُد َعاءً يُنَاس‬ َ ُْ َ َ َُُ ْ َ
ِ‫ه‬ ِ ِ ‫َكما أَ هن النِهِب صلهى ه‬
َ ‫ت أ هَوًال َعلَى قَبَائ ِل بَِِن ُسلَْي ٍّم الذ‬
َ‫ين قَتَ لُوا الْ ُقهراء‬ َ َ‫اَّللُ َعلَْيه َو َسله َم لَ هما قَن‬ َ ‫ه‬ َ
‫َص َحابِِه َد َعا‬ ِ ِ ِ‫ِ ِه‬
ْ ‫ت يَ ْدعُو للمستضعفني م ْن أ‬ َ َ‫ودهُ ُثُه لَ هما قَن‬َ‫ص‬ ُ ‫ب َم ْق‬ ُ ‫َد َعا َعلَْيه ْم َبَلذي يُنَاس‬
.ُ‫وده‬ ِ ِ ِ
َ‫ص‬ ُ ‫ب َم ْق‬ُ ‫ يُنَاس‬.‫ب ُد َعاء‬
Umar RA melakukan Qunut Nazilah ketika musibah menimpa kaum muslimin. Dan
beliau berdoa dengan doa yang sesuai dengan musibah yang terjadi. Sebagaimana
Nabi SAW berdoa Qunut pertama kali untuk mendoakan kehancuran bagi Kabilah
Bani Sulaim yang telah membunuh para pembaca Al Qur’an. Beliau SAW berdoa
sesuai dengan keadaan tersebut.
Kemudian pada kesempatan lain Rasulullah SAW mendoakan para sahabat yang
dalam keadaan lemah. Pada kesempatan inipun Rasulullah SAW berdoa sesuai
dengan keadaan. 10
Beliau juga menjelaskan:
ِ ِ ٍّ ِ ِ ِ‫أَ هن الدُّعاء ف‬
‫صلهى‬ ُّ ِ‫س ُد َعاءً َراتبًا بَ ْل يَ ْدعُو ِِف ُك ِل قُنُوت َِبَلهذي يُنَاسبُهُ َك َما َد َعا الن‬
َ ‫هِب‬ َ ‫ي‬
َْ‫ل‬ ‫يه‬ ََ
ُ‫ب َم ْن َح َاربَه‬ ‫ َوَك َما َد َعا عُ َم ُر َو َعلِ ٌّي َر ِض َي ه‬.‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم أ هَوًال َو َاثنِيًا‬
َ ‫اَّللُ َعْن ُه َما لَ هما َح َار‬ ‫ه‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ُ‫وده‬
َ‫ص‬ ُ ‫ب َم ْق‬ ُ ‫ت َوَد َعا ب ُد َعاء يُنَاس‬ َ َ‫ِِف الْفْت نَة فَ َقن‬
Doa Qunut Nazilah tidak ditetapkan lafadz-nya. Adapun lafadz-nya menyesuaikan
dengan musibah yang sedang terjadi. Sebagaimana doa Qunut Rasulullah SAW yang
pertama dan kedua. Juga sebagaimana doa Umar RA dan Ali RA kepada orang yang
memeranginya saat terjadi fitnah. Beliau berdoa dengan doa yang sesuai dengan
musibah yang terjadi. 11

Maka doa qunut nazilah adalah doa sebagaimana do’a Rasulullah SAW dalam Qunut
yang mencakupi atau doa yang disesuaikan dengan keadaannya.

Adapun keterangan (dalil) Do’a Qunut Nazilah sebaiknya yang ringkas/ringan


bacaanya adalah hadits dari Anas Bin Malik:

10
Majmu’ Al Fartawa juz 23 hal. 110
11
Majmu’ Al Fartawa juz 23 hal. 110
Page | 7
ِ ُّ ‫هِب ص ِِف‬ ِ
:‫ال‬
َ َ‫وع؟ ق‬
ِ ‫الرُك‬
ُّ ‫ت قَ ْب َل‬
َ َ‫ أ ََوقَن‬:ُ‫يل لَه‬
َ ‫ فَق‬،‫ نَ َع ْم‬:‫ال‬
َ َ‫الصْب ِح؟ ق‬ ُّ ِ‫ت الن‬
َ َ‫ أَقَن‬،‫س‬ ُ َ‫ُسئ َل أَن‬
‫وع يَ ِس ًريا‬
ِ ‫الرُك‬
ُّ ‫بَ ْع َد‬
Anas bin Malik ditanya: “apakah Rosulullah SAW qunut pada salat subuh ?”. Anas bin
Malik menjawab: “ bernar”. Apakah Qunut sebelum ruku’ ? Anas menjawab : “Setelah
ruku’ sebentar” (HR. Bukhari 951)

6. KAIFIYYAT QUNUT NAZILAH


Qunut Nazilah bisa dilaksanakan secara berjama’ah atau shalat sendiri. Adapun
kaifiyyat/tatacara nya adalah:

(1) Qunut Nazilah dilaksanakan dalam setiap shalat Fardhu pada raka’at terakhir,
setelah Ruku’
Hal ini berdasarkan beberapa Hadits Shahih berikut:
Hadits: 01
‫صلِي‬ ِ ِ ِ
َ ُ‫صلهى هللاُ َعلَْيه َو َسله َم َكا َن ” َال ي‬ ‫َع ِن الََِْباء بْ ِن َعا ِز ٍّب َرض َي هللاُ َعْنهُ أَ هن النِ ه‬
َ ‫هِب‬
‫ت فِ َيها‬َ َ‫ص َالةً َمكْتُوبَةً إِهال قَن‬
َ
Dari Al-Baro’ bin ‘Azib, bahwa Nabi SAW tidak melaksanakan shalat wajib kecuali
Beliau melakukan qunut padanya. [HR. Al-Baihaqi 3092 dalam Sunan Kubro, ,ad
Daruquthni, 1687; Thobroni 9450 dalam Al-Ausath)

Hadits: 02
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم َش ْهًرا ُمتَ تَابِ ًعا ِِف الظُّ ْه ِر‬
‫صلهى ه‬ ِ‫ول ه‬ ٍّ ‫َع ْن ابْ ِن َعبه‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ت َر ُس‬َ َ‫ال قَن‬َ َ‫اس ق‬
‫اَّللُ لِ َم ْن‬
‫ال ََِس َع ه‬ َ َ‫ص َالةٍّ إِذَا ق‬ ُّ ِ‫ص َالة‬ ِ ِ ِ
َ ‫الصْب ِح ِِف ُدبُِر ُك ِل‬ َ ‫ص ِر َوالْ َم ْغ ِرب َوالْع َشاء َو‬
ْ ‫َوالْ َع‬
ِ ٍّ ‫الرْكع ِة ْاْل ِخرةِ ي ْدعو علَى أ‬ ِ ِ
َ‫صيهة‬ َ ُ‫َحيَاء م ْن بَِِن ُسلَْي ٍّم َعلَى ِر ْع ٍّل َوذَ ْك َوا َن َوع‬ ْ َ ُ َ َ َ ‫َْح َدهُ م ْن ه‬
ِ
ُ‫َويُ َؤم ُن َم ْن َخ ْل َفه‬
dari Ibnu Abbas RA: “Rasulullah SAW melakukan qunut selama satu bulan
berturut-turut ketika shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya' dan Subuh di akhir
setiap shalat, tatkala mengucapkan: "SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH" pada
raka'at terakhir. Beliau mendoakan atas beberapa perkampungan dari Bani
Sulaim, yaitu Ri'l, Dzakwan, serta 'Ushayyah, dan orang-orang yang
dibelakangnya mengamininya” [HR Abu Daud 1231, Al-baihaqi 3141 dan Al-
Hakim 820]

Page | 8
Hadits: 03
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسله َم فَ َكا َن أَبُو ُهَريْ َرةَ َر ِض َي‬
‫صلهى ه‬ ِ ِ‫ص َالةَ الن‬
َ ‫هِب‬ َ ‫ال َألُقَ ِربَ هن‬
َ َ‫َع ْن أَِِب ُهَريْ َرةَ ق‬
ُّ ِ‫ص َالة‬
‫الصْب ِح‬ ِ ِ ِ ‫اَّلل عْنه ي ْقنت ِِف الرْكع ِة ْاْل ِخرةِ ِمن ص َالةِ الظُّه ِر و‬
َ ‫ص َالة الْع َشاء َو‬ ََ ْ َ ْ َ َ‫ه‬ ُ ُ َ ُ َ ُ‫ه‬
‫هار‬ ِِ ِ ِ ِ ‫ول ََِسع ه‬
َ ‫ني َويَْل َع ُن الْ ُكف‬ َ ‫اَّللُ ل َم ْن َْح َدهُ فَيَ ْدعُو ل ْل ُم ْؤمن‬ َ ُ ‫بَ ْع َد َما يَ ُق‬
dari Abu Hurairah berkata, "Aku akan contohkan shalatnya Nabi SAW." Abu
Hurairah RA membaca do'a qunut pada rakaat terakhir dalam shalat Zhuhur,
shalat 'Isya dan shalat Shubuh setelah mengucapkan 'SAMI'ALLAHU LIMAN
HAMIDAH (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya) '." Maka dia
mendo'akan Kaum Mu'minin dan melaknat orang-orang kafir." [ Al-Bukhari 755]

Hadits: 04
‫وت ِِف الْ َم ْغ ِر ِب َوالْ َف ْج ِر‬ ٍّ ِ‫س ب ِن مال‬
‫ك َر ِض َي ه‬
ُ ُ‫ال َكا َن الْ ُقن‬
َ َ‫اَّللُ َعْنهُ ق‬ َ ْ ِ َ‫َع ْن أَن‬
dari Anas bin Malik RA berkata, "Doa qunut itu ada dalam shalat Maghrib dan
Shubuh." [Al-Bukhari .756]

2) Disyariatkan mengangkat tangan

Hadits: 05
ُّ َ‫صلهى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلهم َو َج َد َعلَى َشي ٍّء ق‬ ِ‫ول هللا‬
،‫ط‬ ْ َ َ َ ‫ت َر ُس‬
ُ ْ‫ " فَ َما َرأَي‬:‫س‬ ٌ َ‫ال أَن‬
َ ‫فَ َق‬
‫صلهى الْغَ َداةَ َرفَ َع‬ ِ ِ َ ‫ فَلَ َق ْد رأَيت رس‬،‫وج َده علَي ِهم‬
َ ‫صلهى هللاُ َعلَْيه َو َسله َم ُكله َما‬
َ ‫ول هللا‬ َُ ُ َْ ْ َْ ُ َْ
‫يَ َديْ ِه فَ َد َعا َعلَْي ِه ْم‬
Anas RA Berkata: Aku tidak menemui Rasûlullâh SAW bersedih sebagaimana
bersedihnya Beliau terhadap (terbunuhnya) mereka. Aku telah melihat
Rasûlullâh SAW setiap shalat Subuh mengangkat kedua tangannya mendoakan
kecelakaan kepada mereka. [HR. Ahmad, no. 12402. Sanadnya shahih
berdasarkan syarat Imam Muslim]

3) Disyari’atkan membaca doa qunut dengan jahr (keras)


Hal ini karena berbagai riwayat yang didengar oleh para Sahabat dari bacaan
Qunut Nazilah Rasulullah SAW, berarti bacaan Qunut nazilah disunnahkan dibaca
jahr (keras), yakni minimal terdengar oleh orang lain yang terdekat. Imam An-
Nawawi –rahimahullah- berkata:

Page | 9
‫ني قُتِ َل الْ ُقهراءُ َر ِض َي ه‬ ِ ِ ِ ُ‫يث قُن‬ ِ
‫اَّللُ َعْن ُه ْم‬ َ ‫اَّللُ تعاىل َعلَْيه َو َسله َم ح‬
‫صلهى ه‬ َ ‫هِب‬ ِ ِ‫وت الن‬ ُ ‫َو َحد‬
‫اب‬ ِ ‫ات ه َذا َك َالم الهرافِعِ ِي وال ه‬ِ ‫َجي ِع ال ه‬ َِ ‫ضي أَنهه َكا َن َجيهر بِِه ِِف‬ ِ َ‫ي ْقت‬
ُ ‫ص َو‬ ‫يح أ َْو ال ه‬
ُ ‫صح‬ َ ُ َ ‫صلَ َو‬ َُْ ُ َ
‫الَ ْه ِر‬
ْ ‫اب‬ ِ
ُ َ‫است ْحب‬ْ
“Hadits tentang Qunutnya Nabi SAW saat dibantainya para pembaca Al Qur’an
RA menetapkan bahwa doa Qunut dibaca dengan suara keras pada setiap shalat.
Inilah pendapat yang marfu dan kuat. Adapun pendapat benar tentang
hukumnya, disunnahkan membacanya dengan suara keras.” 12

Sunnah membaca Jahr (keras) dalam setiap shalat kecuali jika berjamaah dan
bermakmum:
a. Jika Imam membaca doa Qunut Nazilah dengan Sir (pelan), maka makmum
wajib mengikuti Imam, yaitu dengan membaca Sir (pelan).
Hal ini berdasarkan hadits:

Hadits: 06
‫ " إِهَّنَا ُجعِ َل ا ِإل َم ُام لِيُ ْؤَته‬:‫ال‬
َ َ‫صلهى هللاُ َعلَْي ِه َو َسله َم أَنههُ ق‬ ِ ِ‫ َع ِن الن‬،َ‫َع ْن أَِِب ُهَريْ َرة‬
َ ‫هِب‬
،‫ فَالَ ََتْتَلِ ُفوا َعلَْي ِه‬،‫بِِه‬
Dari Abu Hurairah RA: “Sesungguhnya Imam itu hanyalah untuk diikuti, maka
janganlah kamu menyelisihinya” (HR Al Bukhari 722, Malik 307, Ibnu Hibban
2107 dalam Shahih Ibnu Hibban)

b. Jika Imam membaca doa Qunut Nazilah dengan Jahr (keras), maka makmum
cukup meng-amini bacaan Imam.
Hal ini sebagaimana dalam hadits no 02.

7. MACAM-MACAM DOA QUNUT NAZILAH

a. Doa Qunut Berdasarkan Hadits yang mencakup segala keadaan

ِ ِ ِ ِ ِ
‫ت‬َ ‫يم ْن تَ َولهْي‬
َ ‫ َوتَ َولهِِن ف‬، ‫ت‬ َ ‫ َو َعاف ِِن ف‬، ‫ت‬
َ ‫يم ْن َعافَ ْي‬ َ ‫الله ُه هم ْاهدِِن ف‬
َ ْ‫يم ْن َه َدي‬
ِ ‫ك تَ ْق‬ ِ ِ ِ
‫ك‬
َ ‫ضى َعلَْي‬ َ ‫ضى َوالَ يُ ْق‬ َ ‫ إِنه‬، ‫ت‬ َ َ‫ َوق ِِن َشهر َما ق‬، ‫ت‬
َ ‫ضْي‬ َ ‫يما أ َْعطَْي‬َ ‫َوََب ِرْك ىل ف‬
ِ ِ
‫ت‬َ ‫ت َربهنَا َوتَ َعالَْي‬َ ‫ تَبَ َارْك‬، )) ‫ت‬ َ ْ‫(( َوالَ يَعُّز َم ْن َع َادي‬، ‫ت‬ َ ‫ َوإِنههُ الَ يَذ ُّل َم ْن َوالَْي‬،
12
Majmu Syarah Muhadzzab, juz 3 hal. 502
Page | 10
“Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau berikan
petunjuk, dan berikan aku kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau berikan
kesehatan, dan peliharalah aku sebagaimna orang yang telah Engkau pelihara, dan
berikan keberkahan kepadaku atas apa yang telah Engkau berikan, dan selamatkan aku
dengan rahmat-Mu dari keburukan yang telah Engkau tetapkan, dan sesungguhnya
Engkaulah yang menetapkan dan tidak ada yang bisa menetapkan sesuatu atas-Mu,
dan sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau sayang, dan tidak mulia orang yang
Engkau musuhi, Engkau Maha Mulia, wahai Tuhan kami, dan juga Maha Tinggi13.

b. Doa Qunut Umar Bin Khattab

ِ ِ ُ‫ ولَك ن‬،‫الله هم إِ هَّي َك نَعب ُد‬


،‫ك‬َ َ‫ نَ ْر ُجو َر ْْحَت‬،‫ك نَ ْس َعى َوََْنف ُد‬ َ ‫صلي َونَ ْس ُج ُد َوإِلَْي‬ َ َ َ ُْ ُ
،‫ك َونَ ْستَ ْغ ِف ُرَك‬
َ ُ‫الله هم إِ هان نَ ْستَعِين‬ ِ ‫ك َِبلْ َكافِ ِر‬
ُ ،‫ين ُم ْلح ٌق‬ َ َ َ‫ إِ هن َع َذاب‬،‫ك‬ َ َ‫َوََنْ َشى َع َذاب‬
‫ َوََنْلَ َع َم ْن يَ ْك ُفُرَك‬،‫ك‬ َ َ‫ض ُع ل‬ َ ْ‫ َوََن‬،‫ك‬ َ ِ‫ َونُ ْؤِم ُن ب‬،‫ َوَال نَ ْك ُف ُرَك‬،‫اْلَْ َري‬
ْ ‫ك‬ َ ‫َونُثِِْن َعلَْي‬
Ya Allah, sesungguhnya kami menyembah- Mu, kepada-Mu kami shalat dan sujud,
kepada-Mu… kami berusaha dan melayani. Kami mengharapkanrahmat-Mu, kami takut
akan siksa-Mu, sesungguhnya siksaan-Mu akan menimpa orang-orang yang kafir.
YaAllah, kami mohon pertolongan dan ampunan kepada- Mu. Kami memuji kebaikan-
Mu, kami beriman kepada- Mu, kami tunduk (pada ajaran-Mu) dan kami berlepas diri
dari orang-orang yang kufur kepada-Mu 14

c. Berdasarkan Nazilah yang munasabah

‫ني َوَك ْي ِد ِه ْم‬ ِِ ِ َ‫ال لهه هم ا ْد فَع عنا ِمن الْبال‬


َ ْ ‫ي َوم ْن َش ِر أَ ْع َد ائِنَا َوال ُْمنَافق‬ َ َ َ َ ْ ُ
ُ ‫ظ ََّي َح ِف ْي‬
‫ظ‬ ُ ‫ظ ََّي َح ِف ْي‬ َ ‫اح َفظْنَا َوإِ هَّي ُه ْم ِِِب ْف ِظ‬
ُ ‫ك ََّي َح ِف ْي‬ ْ ‫ف‬
“Ya Allah hindarkanlah dari kami segala bencana dan dari kejahatan musuh-musuh
kami, orang-orang munafik dan tipudaya mereka. Maka jagalah kami (jauhkan) dari
kejahatan mereka dengan penjagaan-Mu Ya Hafiedz Ya Hafiedz Ya Hafiedz ”

13
HR An Nasai 1745, 1746, At Tirmidzi 464, Ahmad 1715 , Ibnu Khuzaimah 1095 dalam
Shahih Ibnu Khuzaimah, Abdu Razaq 4957, 4984 dalam Musahanif Abdurrazaq, Ibnu
Abi Syaibah 6889, 29705 dalam Mushanif Ibnu Abi Syaibah, Ad Darimi 1632, 1534 dalam
Sunan Ad Darimi. Adapun yang dalam kurung adalah tambahan dalam HR Abu Daud
1425 dan (Sunan Al-Baihaqi No.3263)
14
HR Al Baihaqi 3114 sunan kubra

Page | 11
ِ ‫ أَع َداء َك أَع َداء‬,‫ك ال َك َفرةَ و اْملشركني‬
‫الديْ ِن‬ ِ ِ‫لهله هم اَ ْهل‬
َ ْ َ ْ َ َ َ ُ
. ,‫ب‬ ْ ُّ‫ َوأَلْ ِق ِِف قُلُ ْوِهبْ ُم ال‬,‫ َوَزلْ ِزْل أَقْ َد َام ُه ْم‬,‫ َوَم ِز ْق ََجْ َع ُه ْم‬,‫ت ََشْلَ ُه ْم‬
َ ‫رع‬
ِ
ُ ‫اله‬
ْ ‫له هم َشت‬
‫ك َعلَى ُك ِل َش ْى ٍّء قَ ِديْ ٍّر‬ َ ‫إِنه‬
Wahai Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan musyrik: musuh-musuhMu dan musuh-
musuh agamamu. Wahai Allah cerai-beraikanlah persatuan mereka; cabik-cabiklah
kesatuan mereka; goyahkan kaki mereka; dan lemparkan rasa gentar ke hati mereka.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

ِ ِِ ِْ ‫ص ِر‬
َ ْ ‫ك الْ َك َفَرَة َوالْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬ َ َ‫ني َوأ َْهل‬
َ ْ ‫اإل ْس َال َم َوالْ ُم ْسلم‬ ُ ْ‫له هم ان‬ُ ‫اَله‬
ِ ‫ود ِمر أَع َدائَك أَع َداء الدي ِن وأَع ِل َكلِمتك إِ َىل ي وِم‬
‫الديْ ِن‬ َْ َ ََ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ
‫ني‬ ِِ ِ
َ ْ ‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل الْ ُم ْسلم‬ ْ ‫صَر الديْ َن َو‬ َ َ‫ص ْر َم ْن ن‬ ُ ْ‫اَلل ُه هم ان‬
ِ ِ
َ ْ ‫هص َارى َوالْ َك َفَرَة َوالْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬ َ ‫ك الْيَ ُه ْوَد َوالن‬ َ ‫اَلله ُه هم أ َْهل‬
“Ya Allah, tolonglah Islam dan muslimin, dan hancurkanlah orang-orang kafir dan
musyrikin. binasakanlah musuh-musuh-Mu, musuh-musuh agama, tinggikanlah
kalimat-Mu sampai hari kiamat, Ya Allah tolonglah orang yang menolong agama,
terlantarkanlah orang yang menelantarkan orang-orang islam, Ya Allah
hancurkanlah Yahudi, Nasrani, orang-orang kafir, dan orang-orang musyrik”

‫َس َق ِام‬ ِ ِ ُ‫الن‬ ِ َ ِ‫اللهه هم إِِان نَعوذُ ب‬


ْ ‫ َوم ْن َسيِ ِئ ْاأل‬،‫الُ َذ ِام‬
ْ ‫ َو‬،‫ون‬ ِ ‫الِب‬
ُْ ‫ َو‬،‫ص‬ ََ ‫ك م َن‬ ُ ُ
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari penyakit belang (kulit), gila, lepra, dan
dari keburukan segala macam penyakit.” 15

،‫ َوَد َرِك ال هش َق ِاء‬،‫ك ِم ْن َج ْه ِد الْبَالَِء‬


َ ِ‫الله ُه هم إِِان نَعُ ْوذُ ب‬
‫َع َد ِاء‬ ِ ‫وسوِء الْ َق‬
ْ ‫ َو ََشَاتَِة اْأل‬،‫ضاء‬
َ ُْ َ

HR Abu Daud 1554, lafadz ‫ نِ ْي‬dhomir mutakallim wahdah dirubah dengan lafadz ‫ نَا‬dhomir
15

mutakallim ma’al ghoir


Page | 12
"Kami berlindung kepada Allah dari kerasnya musibah, turunnya kesengsaraan
yang terus menerus, buruknya qadha`, dan kesenangan musuh (dengan musibah
yang menimpa kalian " 16

‫ف‬َ ‫السيُ ْو‬ُّ ‫اَ ّٰلل ُه هم ْادفَ ْع َعنها الْغَآلاءَ َو اْلبَالَءَ َواْ َلوََبءَ َو الْ َف ْخ َشاءَ َوالْ ُمْن َكَر َو‬
‫هدائِ َد َواْملِ َح َن َما ظَ َهَر ِمْن َها َوَما بَطَ َن ِم ْن بَلَ ِد َان َه َذا خآ ه‬
‫ص ًة‬ َ ‫الْ ْم ْختَلِ َف َة َو الش‬
‫ك َعلَي ُك ِل َش ْي ٍّء قَ ِديْ ٍّر‬َ َ‫ني َعا هم ًة إِن‬ ِِ ِ ِ
َ ْ ‫َو م ْن اْلبُ ْل َدان الْ ُم ْسلم‬
‫ص ْحبِ ِه َو َسله َم‬ ِِ ِ ِ ِ‫وصلهى هللا علَى سيِ ِد َان ُحم هم ٍّد الن‬
َ ‫هِب اْألم ِي َو َعلَى آله َو‬ َ َ َُ ََ
Ya Allah! Hindarkanlah dari kami kekurangan pangan. Cobaan hidup, penyakit-
penyakit, wabah, perbuatan-perbuatan keji dan munkar, ancaman-anacaman
yang beraneka ragam, paceklik-paceklik dan segala ujian, yang nampak maupun
yang bathin dari negri kami ini khususnya dan negri kaum muslimin umumnya,
karena sesungguhnya Engkau Atas segala sesuatu Berkuasa.
Do’a-doa Qunut Nazilah diatas bisa dipilih sesuai kebutuhan atau kejadian Nazilah yang
terjadi, boleh juga dirangkai satu atau dua dari do’a-do’a qunut diatas, namun
disunnahkan dengan bacaan yang ringkas.
Dan jika belum hafal dengan do’a-do’a diatas maka dianjurkan qunut nazilah dengan
potongan do’a diatas, misalnya:

‫ني َوَك ْي ِد ِه ْم‬ ِِ ِ َ‫ال لهه هم ا ْد فَع عنا ِمن الْبال‬


َ ْ ‫ي َوم ْن َش ِر أَ ْع َد ائِنَا َوال ُْمنَافق‬
َ َ َ َ ْ ُ
“Ya Allah hindarkanlah dari kami segala bencana dan dari kejahatan musuh-musuh
kami, orang-orang munafik dan tipudaya mereka”

ِ ِِ ِْ ‫ص ِر‬
َ ْ ‫ك الْ َك َفَرَة َوالْ ُم ْش ِرك‬
‫ني‬ َ َ‫ني َوأ َْهل‬
َ ْ ‫اإل ْس َال َم َوالْ ُم ْسلم‬ ُ ‫اَله‬
ُ ْ‫له هم ان‬
“Ya Allah, tolonglah Islam dan muslimin, dan hancurkanlah orang-orang kafir dan
musyrikin

HR al-Bukhari, 6616; dan Muslim, 2707. Dengan merubah Fi’il amr ‫تَعَ َّوذُ ْوا‬
16

menjadi fi’il mudhari ُ‫] َنعُ ْوذ‬


Page | 13
8. RINGKASAN
Qunut Nazilah adalah berdoa dalam shalat dalam keadaan berdiri setelah ruku,
mendoakan keselamatn kaum muslimin atau mendoakan kebinasaan orang kafir,
karena ada mushibah yang besar dan hukumnya adalah sunnah. Dilaksanakan pada
tiap-tiap shalat fardhu baik secara berjama’ah maupun munfarid.

Pensyariatan Qunut Nazilah baru terjadi setelah Rasulullah dan para Sahabat Hijrah ke
Madinah.

Qunut Nazilah dilaksanakan karena ada musibah yang besar yang menimpa kaum
muslimin, baik musibah itu karena pendzaliman musuh-musuh dakwah islam ataupun
karena musibah lain seperti bencana alam atau wabah penyakit.

Do’a doa qunut nazilah sebenarnya tidak ada do’a yang khusus, karena disesuaikan
dengan kejadian musibah besar yang menimpa kaum muslimin. Ataupun bisa dengan
do’a-do’a qunut nazilah yang pernah dibacakan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat
yang mencakup (cocok dengan) musibah pada saat itu. Dan disunnahkan dengan
membaca do’a-do’a yang ringkas.

Adapun kaifiyyatnya adalah:


(1) Qunut Nazilah dilaksanakan dalam setiap shalat Fardhu pada raka’at terakhir,
setelah Ruku’
2) Disyariatkan mengangkat tangan
3) Disyari’atkan membaca doa qunut dengan jahr (keras)
Jika berjama’ah maka:
a. Jika Imam membaca doa Qunut Nazilah dengan Sir (pelan), maka makmum
wajib mengikuti Imam, yaitu dengan membaca Sir (pelan).
b. Jika Imam membaca doa Qunut Nazilah dengan Jahr (keras), maka makmum
cukup meng-amini bacaan Imam.

#intaha - Alhamdulillahirabbil Aalamin.

Maret 2020

Daftar Pustaka:
1) Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah al Kuwaitiyyah, penerbit: Kementrian Waqaf dan
Pengembangan Islam – Kuwait
2) Al Mu’jamul Washith, penyusun: Ibrahim Musthafa dll, penerbit: Daar Ad Da’wah
– Kairo (Mesir).

Page | 14
3) Siraah Libni Hisyam, Ibnu Hisyam (w: 213), tahqiq: Mushthafa As Siqa, penerbit:
Mushthafa Al Babi-Mesir, cet 2 tahun 1375 H / 1955 M
4) Tarikh Ath Thabari, Abu Ja’far Ath Thabari (w 310 H), penerbit: Dar Turats – Beirut,
cet ke dua th. 1387 H
5) Taudhihul Ahkam, Abu Abdurrahman At Tamimi (w 1423 H), penerbit: Maktabah Al
Asadi – Mekkah, cetakan kelima th. 1432 H / 2003 M
6) Al Qawaidul Fiqhiyaah wa tatbiquha, Muhammad Mushtafa Al Zuhaili, penerbit:
Darul Fikr – Damaskus, cetakan pertama th. 1428 H/2006 M
7) Al Asybah wan nadhair Libnu Nujaim, Ibnu Nujaim Al Mishri (w 970 H), penerbit:
Daar Kutub Ilmiyyah-Beirut. Cet 1 th. 1419 H/1999 M.
8) Majmu’ al fatawa, Ibnu Taimiyyah (w 728 H), tahqiq: Abdurrahman Bin
Muhammad. Penerbit: Mamlakah Arab – Madinah, th. 1416 H/1995 M
9) Majmu Syarah Muhadzzab, Imam An Nawawi (w 676 H), penerbit: Darul Fikr –
Beirut. Tanpa tahun

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai