Anda di halaman 1dari 14

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi

Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dengan agama


inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah
telah menyempurnakan agama ini bagi hambahambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah
menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya
meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk.
Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima
selain Islam.
Allah taala berfirman,



Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah
seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah
utusan Allah dan penutup para Nabi. (QS. Al Ahzab: 40)
Allah taala juga berfirman,




Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama
kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan
Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi
kalian. (QS. Al Maaidah: 3)
Allah taala juga berfirman,



Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah
Islam. (QS. Ali Imran: 19)
Allah taala berfirman,


Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam


maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat
nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi. (QS.
Ali Imran: 85)
Allah taala mewajibkan kepada seluruh umat manusia
untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini.
Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam,








Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini


adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang
memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada
sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang
menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian
kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi
(buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta
kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian
mendapatkan hidayah. (QS. Al Araaf: 158)
Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang
diriwayatkan dari jalur Abu Hurairahradhiallahu anhu dari
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau bersabda
yang artinya,Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di
tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini
yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi
maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan
tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa
melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni
neraka.
Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara
membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai
sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran
saja. Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa
dianggap sebagai orang yang beriman terhadap

Rasulshallallahu alaihi wa sallam walaupun dia


membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia
berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang
terbaik.
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk
kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama
sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih
istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena
Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa,
di setiap tempat dan di masyarakat manapun. Allah taala
berfirman kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,


Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan
benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta
batu ujian atasnya. (QS. Al Maaidah: 48)
Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di
setiap masa, tempat dan masyarakat adalah dengan
berpegang teguh dengannya tidak akan pernah
bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa
kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan
Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi
bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu
cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah
Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat dan
masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian
orang.
Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama
yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan
kemenangan dari Allah taala bagi siapa saja yang
berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya.
Allah taala berfirman,

Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan


membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk
dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada,
meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya. (QS.
Ash Shaff: 9)
Allah taala berfirman,








Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman serta beramal salih diantara kalian untuk
menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi
sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah
dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan
meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah
pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya
menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka
menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. An
Nuur: 55)
Agama Islam adalah ajaran yang mencakup
akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran
yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun
syariat-syariat yang diajarkannya:
1. Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah
taala dan melarang kesyirikan.
2. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan
melarang dusta.
3. Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan
melarang aniaya.
4. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat
dan melarang berkhianat.

5. Islam memerintahkan untuk menepati janji dan


melarang pelanggaran janji.
6. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua
orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada
mereka.
7. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim
(hubungan kekerabatan yang terputus) dengan
sanak famili dan Islam melarang perbuatan
memutuskan silaturahim.
8. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik
dengan tetangga dan melarang bersikap buruk
kepada mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam
memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang
akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan
segala macam amal salih dan melarang segala amal yang
jelek. Allah taala berfirman,

Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan


dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah
melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar,
serta tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan
kalian agar kalian mau mengambil pelajaran. (QS. An
Nahl: 90)

PENGERTIAN AGAMA ISLAM


Pengertian agama menurut bahasa (etimologi) atau secara lughawi, menurut H.M Syafaat,
bahwa agama berarti tidak kacau. Kata agama itu berasal dari bahasa Sansekerta yaitu a =
tidak, gama =kacau (tidak kacau).
Pengertian agama secara istilah adalah sesuatu yang membawa peraturan yang merupakan
hukum yang harus dipatuhi, menguasai diri seseorang dan membuat ia tunduk dan patuh
kepada Tuhan dengan menjalankan ajaran dien itu, membawa kewajiban-kewajiban yang
kalau tidak dijalankan menjadi utang.kewajiban dan kepatuhan membawa faham pembalasan,

menjalankan mendapat baik, mengingkarinya memperoleh balasan buruk.


Pengertian Islam secara etimologi adalah sebagai berikut : Islam itu berasal dari bahsa Arab,
dari bentuk masdar (isim masdar, dalam istilah ilmu sharaf) yaitu penyerahan diri
(menyerahkan diri).
Sedangkan pengertian Islam secara istilah adalah sebagai berikut : Islam adalah agama yang
mengatur manusia agar menjadi selamat, sejahtera, aman, damai,d an menyerahkan diri
kepada Allah, patuh dan tunduk kepada-Nya serta mau beribadah dengan penuh kesadaran
dan keikhlasan. Secara kongkrit pengertian agama Islam menurut istilah adalah sebagai
berikut :
Agama Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang disiarkan
dengan dakwah ke seluruh penjuru dunia, memberikan petanda bahwa Islam diperuntukkan
bagi semua manusia yang berada di muka bumi. Kesempurnaan, keuniversilan dan kecocokan
ajaran Islam dalam kehidupan manusia baik kehidupan masa lalu, masa sekarang, maupun
masa yang akan datang jelas memberikan pandangan yang luas kepada manusia bahwa Islam
mempunyai konsepsi yang matang, terarah dan sesuai dengan perkembangan zaman yang
sebagian besar ditandai dengan akselerasi peradaban, rekayasa industri dan teknologi.aksioma
yang dapat diterima bahwa Islam pada prinsipnya adalah agama yang mengatur manusia di
dunia agar memenuhi perintah Tuhannya dan selalu mentaatinya, dan tunduk serta tawakal
untuk mencapai tingkatan takwa yang sesungguhnya.

Pertama:
AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA YANG HAQ (BENAR) YANG DIBAWAH OLEH
NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Islam secara bahasa (etimologi) adalah berserah diri, tunduk, atau patuh.
Adapun menurut syariat (terminologi), definisi Islam berada pada dua
keadaan:
Pertama: Apabila Islam disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata
iman, maka pengertian Islam mencakup keseluruhan agama, baik ushul
(pokok) maupun furu (cabang), seluruh masalah aqidah, ibadah,
keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan
bahwa Islam adalah pengakuan dengan lisan, meyakininya dengan hati
dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah
ditentukan dan ditakdirkan. [1]
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala tentang Nabi Ibrahim
Alaihissallam:

Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya: Tunduk patuhlah! Ibrahim

menjawab: Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam. [Al-Baqarah:


131][2]
Ada juga yang mendefinisikan Islam dengan:



.
Berserah diri kepada Allah dengan cara mentauhidkan-Nya, tunduk patuh
kepada-Nya dengan melaksanakan ketaatan (atas segala perintah dan
larangan-Nya), serta membebaskan diri dari perbuatan syirik dan orangorang yang berbuat syirik.[3]
Kedua: Apabila Islam disebutkan bersamaan dengan kata iman, maka
yang dimaksud dengan Islam adalah perkataan dan amal-amal lahiriyah
yang diri dan hartanya terjaga [4] dengan perkataan dan amal-amal
tersebut, baik dia meyakini Islam ataupun tidak. Sedangkan kalimat iman
berkaitan dengan amalan hati.[5]
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :



Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman. Katakanlah
(kepada mereka): Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: Kami telah
tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu... [Al-Hujuraat:
14]
Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Taala mengakhiri serta
menyempurna-kan agama-Nya yang dianut ummat sebelumnya untuk
para hamba-Nya. Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa Taala
menyempurnakan kenikmatan-Nya dan meridhai Islam sebagai agama.
Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang
diterima Allah, agama (kepercayaan) selain Islam tidak akan diterima
Allah.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:


Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam. [Ali
Imran: 19]
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:


Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan di akhirat ia
termasuk orang-orang yang rugi. [Ali Imran: 85]

Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk


memeluk agama Islam karena Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
diutus untuk seluruh manusia.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:




Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasul (utusan) Allah


kepadamu semua, yaitu Allah yang memiliki keajaan langit dan bumi,
tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Dia, Yang
menghidupkan dan Yang me-matikan. Maka berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah
dan kepada Kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya) dan ikutilah ia, agar
kamu mendapat petunjuk.[Al-Araaf: 158]
Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:






.
Demi (Rabb) yang diri Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah
mendengar seseorang dari ummat Yahudi dan Nasrani tentang diutusnya
aku (Muhammad), kemudian ia mati dalam keadaan tidak beriman dengan
apa yang aku diutus dengannya (Islam), niscaya ia termasuk penghuni
Neraka. [6]
Mengimani Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, artinya
membenarkan dengan penuh penerimaan dan kepatuhan pada seluruh
apa yang dibawanya, bukan hanya membenarkan semata. Oleh karena
itulah Abu Thalib (paman Nabi Shallallahu alaihi wa sallam) termasuk
kafir, yaitu orang yang tidak beriman kepada Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam meskipun ia membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam dan ia membenarkan pula bahwa Islam adalah agama
yang terbaik.
Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan yang terkandung di dalam
agama-agama terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu cocok dan
sesuai untuk setiap masa, tempat dan kondisi ummat.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:


Dan Kami turunkan Al-Qur-an kepadamu dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu Kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan sebagai batu ujian terhadap Kitab-kitab yang lain... [AlMaa-idah: 48]

Islam dikatakan cocok dan sesuai di setiap masa, tempat, dan kondisi
ummat maksudnya adalah berpegang teguh kepada Islam tidak akan
menghilangkan kemaslahatan ummat, bahkan dengan Islam ini ummat
akan menjadi baik, sejahtera, aman dan sentausa. Tetapi harus diingat
bahwa Islam tidak tunduk terhadap masa, tempat dan kondisi ummat
sebagaimana yang dikehendaki oleh sebagian orang. Apabila ummat
manusia menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat, maka mereka
harus masuk Islam dan tunduk dalam melaksanakan syariat Islam.
Agama Islam adalah agama yang benar, Allah Subhanahu wa Taala
menjanjikan kemenangan kepada orang yang berpegang teguh kepada
agama ini dengan baik, namun dengan syarat mereka harus
mentauhidkan Allah, menjauhkan segala (bentuk) perbuatan syirik,
menuntut ilmu syari, dan mengamalkan amal yang shalih.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang haq (benar), untuk dimenangkan-Nya atas segala
agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya. [At-Taubah:
33]
Juga dalam firman-Nya:





Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bahwa sungguh Dia akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana telah Dia jadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah
kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.
Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik. [An-Nuur: 55]
Islam adalah agama yang sempurna dalam aqidah dan syariat. Di antara
bentuk kesempurnaannya adalah:
1. Islam memerintahkan untuk bertauhid dan melarang perbuatan syirik.
2. Memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang bersikap bohong.
3. Memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang bersikap zhalim.
4. Memerintahkan untuk bersikap amanah dan melarang bersikap khianat.

5. Memerintahkan untuk menepati janji dan melarang ingkar janji.


6. Memerintahkan untuk berbakti kepada ibu-bapak serta melarang
mendurhakai keduanya.
7. Islam menjaga agama dan Islam mengharamkan seseorang murtad
(keluar dari agama Islam).
8. Islam menjaga jiwa. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla mengharamkan pembunuhan dan penumpahan darah ummat Islam. Islam
memelihara jiwa, oleh karena itu Islam mengharamkan pem-bunuhan
secara tidak haq (benar), dan hukuman bagi orang yang membunuh jiwa
seorang Muslim secara tidak haq adalah hukuman mati.
9. Islam menjaga akal. Oleh karena itu, Islam mengharamkan setiap yang
memabukkan seperti khamr, narkoba dan rokok.
10. Islam menjaga harta. Oleh karena itu, Islam mengajarkan amanah
(kejujuran) dan menghargai orang-orang yang amanah bahkan
menjanjikan kehidupan bahagia dan Surga kepada mereka. Dan Islam
juga melarang mencuri dan korupsi serta mengancam pelakunya dengan
hukuman potong tangan (sebatas pergelangan).[7]
11. Islam menjaga nasab (keturunan). Oleh karena itu, Allah Azza wa
Jalla mengharamkan zina dan segala jalan yang membawa kepada zina.
[8]
12. Islam menjaga kehormatan. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla
mengharamkan menuduh orang baik-baik sebagai pezina atau dengan
tuduhan-tuduhan lain yang merusak kehormatannya.
Dalil-dalil bahwa Islam menjaga jiwa, harta dan kehormatan kaum
Muslimin di antaranya:
Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:


...
Sesungguhnya darah kalian, harta benda kalian, kehormatan kalian,
haram atas kalian seperti terlarangnya di hari ini, bulan ini dan negeri ini.
Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir... [9]
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
.
Lenyapnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya
seorang Muslim. [10]

Dari Buraidah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi


wa sallam bersabda:
.
Terbunuhnya seorang Mukmin lebih berat (urusannya) di sisi Allah
daripada lenyapnya dunia. [11]
Bahkan darah seorang Muslim lebih mulia dari Kabah yang mulia.[12]
Secara umum Islam memerintahkan agar berakhlak yang mulia, bermoral
baik dan melarang bermoral buruk. Islam juga memerintahkan setiap
perbuatan baik dan melarang perbuatan yang buruk.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman:



Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan ber-buat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah me-larang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengam-bil pelajaran. [An-Nahl: 90]
Islam didirikan atas lima dasar. Sebagaimana yang disebutkan dalam
sebuah hadits masyhur yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiyallahu
anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

.
Islam dibangun atas lima dasar: (1) bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah
dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, (2) menegakkan shalat, (3)
membayar zakat, (4) berpuasa di bulan Ramadhan, dan (5) menunaikan
haji ke Baitullaah.[13]
Rukun Islam ini wajib diimani, diyakini dan wajib diamalkan oleh setiap
Muslim dan Muslimah.
Rukun Pertama: Kesaksian tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah Azza wa Jalla dan (bahwa) Muhammad
Shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba serta Rasul-Nya, merupakan
keyakinan mantap yang diekspresikan dengan lisan. Dengan
kemantapannya itu, seakan-akan ia dapat menyaksikan-Nya.
Syahadah (kesaksian) merupakan satu rukun padahal yang disaksikan itu
ada dua hal, ini dikarenakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
adalah penyampai risalah dari Allah Azza wa Jalla. Jadi, kesaksian bahwa
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan Allah


, tidak ada
Azza wa Jalla merupakan kesempurnaan kesaksian
sesembahan yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah.
Syahadatain (dua kesaksian) tersebut merupakan prinsip dasar keabsahan
dan diterimanya semua amal. Amal akan sah dan diterima bila dilakukan
dengan keikhlasan hanya karena Allah Azza wa Jalla dan mutabaah
(mengikuti) Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ikhlas karena
Allah Azza wa Jalla merupakan realisasi dari syahadat (kesaksian) laa
ilaaha illallaah, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan
benar kecuali Allah. Sedangkan mutabaah atau meng-ikuti Sunnah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam merupakan realisasi dari pada
kesaksian bahwa Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba
dan Rasul-Nya.
Faedah terbesar dari dua kalimat syahadat tersebut adalah membebaskan
hati dan jiwa dari penghambaan terhadap makhluk dengan beribadah
hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja serta tidak mengikuti melainkan
hanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Rukun Kedua: Menegakkan shalat artinya beribadah kepada Allah dengan
melaksanakan shalat wajib lima waktu secara istiqamah dan sempurna,
baik waktu maupun caranya. Shalat harus sesuai dengan contoh Nabi
Shallallahu alaihi wa sallam.
Sebagaimana sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallam:


.
Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat. [14]
Salah satu hikmah shalat adalah mendapat kelapangan dada, ketenangan
hati, serta menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. [15]
Rukun Ketiga: Membayar zakat artinya beribadah hanya kepada Allah
Azza wa Jalla dengan menyerahkan kadar yang wajib dari harta-harta
yang harus dikeluarkan zakatnya.[16]
Salah satu hikmah membayar zakat adalah membersihkan harta, jiwa dan
moral yang buruk, yaitu kekikiran serta dapat menutupi kebutuhan Islam
dan kaum Muslimin, menolong orang fakir dan miskin.
Rukun Keempat: Berpuasa di bulan Ramadhan artinya beribadah hanya
kepada Allah dengan cara meninggalkan makan, minum, jima
(bercampur) antara suami isteri dan hal-hal yang dapat membatalkannya
dari mulai terbit fajar shadiq sampai terbenam matahari.
Salah satu hikmah berpuasa di bulan Ramadhan adalah melatih jiwa untuk
meninggalkan hal-hal yang disukai karena mencari ridha Allah Azza wa
Jalla.
Rukun Kelima: Menunaikan (ibadah) haji ke Baitullah (rumah Allah)

artinya beribadah hanya kepada Allah dengan menuju al-Baitul Haram


(Kabah di Makkah al-Mukarramah) untuk melaksanakan syiar atau
manasik haji.
Allah Taala berfirman:


Sesungguhnya rumah yang pertama-tama dibangun untuk (tempat
beribadah) manusia adalah Baitullah yang berada di Bakkah (Makkah)
yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. [Ali Imran:
96]
Salah satu hikmah menunaikan haji ke Baitullah adalah melatih jiwa untuk
mengerahkan segala kemampuan, harta, dan jiwa agar tetap taat kepada
Allah Subhanahu wa Taala. Oleh karena itulah, haji merupakan salah satu
macam dari jihad fii sabiilillaah.[17]
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid
bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Po Box
7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]
_______
Footnote
[1]. Lihat Mufradaat Alfaazhil Qur-aan (hal. 423, bagian ), karya
al-Allamah ar-Raghib al-Ashfahani dan Maaarijul Qabuul (II/20) oleh
Syaikh Hafizh bin Ahmad al-Hakami.
[2]. Lihat juga QS. Al-Baqarah: 208 dan QS. Ali Imran: 19.
[3]. Al-Ushuuluts Tsalaatsah oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
dan Syarah Tsalaatsatil Ushuul (hal. 68-69) oleh Syaikh Muhammad bin
Shalih al-Utsaimin.
[4]. Dirinya terjaga maksudnya tidak boleh diperangi (dibunuh); dan
hartanya terjaga maksudnya yaitu tidak boleh diambil (dirampas).
[5]. Lihat Maaarijul Qabuul (II/21), karya Syaikh Hafizh bin Ahmad alHakami, cet. I, Daarul Kutub al-Ilmiyyah dan Jaamiul Uluum wal Hikam
oleh al-Hafizh Ibnu Rajab.
[6]. HR. Muslim (I/134 no. 153), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu.
[7]. Lihat QS. Al-Maa-idah: 38.
[8]. Lihat QS. Al-Israa': 32.
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 67, 105, 1741) dan Muslim (no. 1679 (30)), dari
Sahabat Abu Bakrah Radhiyallahu anhu
[10]. HR. An-Nasa-i (VII/82), dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu anhu.
Diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi (no. 1395). Hadits ini dishahihkan oleh
Syaikh al-Albani dalam Sha-iih Sunan an-Nasa-i dan lihat Ghaayatul
Maraam fii Takhriij Ahaadiitsil Halaal wal Haraam (no. 439).
[11]. HR. An-Nasa-i (VII/83), dari Buraidah Radhiyallahu anhu.
Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiih Sunan an-Nasa-i dan
lihat Ghaayatul Maram fii Takhriij Ahaadiitsil Halaal wal Haraam (no. 439).
[12]. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 3420), dan dihasankan
oleh Syaikh al-Albani rahimahullah.

[13]. Mutafaqun alaihi. HR. Al-Bukhari dalam Kitaabul Iimaan pada bab

Qaulun Nabi j
( no. 8), Muslim dalam Kitaabul Iimaan bab
Arkaanul Islaam (no. 16), Ahmad (II/26, 93, 120, 143), at-Tirmidzi (no.
2609) dan an-Nasa-i (VIII/107).
[14]. HR. Al-Bukhari (no. 631), dari Sahabat Malik bin Khuwairits.
[15]. Lihat QS. Al-Ankabut: 45.
[16]. Lihat QS. Al-Baqarah: 43.
[17]. Diringkas dan ditambah dari kitab Syarah Ushuulil Iimaan (hal. 410) oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

Anda mungkin juga menyukai