Anda di halaman 1dari 113

Halaqah Silsilah Ilmiyyah

Silsilah 4 Mengenal Agama Islam

ِ ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة‬


‫هللا َو َب َر َكا ُت ُه‬
‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian Islam Secara
Bahasa dan juga Syari’at”.

Islam secara bahasa adalah penyerahan diri.


Sedangkan secara istilah syariat maka yang dimaksud dengan Islam adalah penyerahan ibadah hanya
kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla semata.

Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:


Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi Isa ‘alayhissalām dan juga ibunya, Maryam.
Dan hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:


✓ Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allah semata.
✓ Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allah, baik seorang nabi, seorang
malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.

Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:


⑴ Syahadat laa ilaaha illallaah.
⑵ Syahadat Muhammad Rasulullah.

Syahadat laa ilaaha illallaah artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah dan diibadahi kecuali Allah.

Orang yang sudah mengucapkan laa ilaaha illallaah kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada
selain Allah, maka berarti dia:
⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.

Dan keduanya adalah musibah.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk
memahami agama Islam ini.
--------------------
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah Islam”.

Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allah adalah agama para Nabi. Agama mereka
satu yaitu Islam.

Berkata Nabi Ibrahim ‘Alaihissalām:

َ ‫ت ل َِربِّ ۡٱل َع ٰـلَم‬


‫ِين‬ ُ ‫أَ ۡسلَ ۡم‬

“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘Alamin. (QS Al-Baqarah: 131)

Beliau dan juga Nabi Ya’qub berwasiat kepada anak-anaknya.


َ ‫ين َفاَل َتمُو ُتنَّ إِاَّل َوأَن ُتم م ُّۡس ِلم‬
‫ُون‬ ۡ َ ‫َي ٰـ َبنِىَّ إِنَّ ٱهَّلل‬
َ ‫ٱص َط َف ٰى َل ُك ُم ٱل ِّد‬

“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian.
Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS Al-
Baqarah: 132)

Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;

َ ‫ٱش َه ۡد ِبأ َ َّنا م ُۡسلِم‬


‫ُون‬ ۡ ‫َو‬

“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS ‘Ali ‘Imran: 52)

Nabi Musa ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;

َ ‫َف َعلَ ۡي ِه َت َو َّكلُ ٓو ْا إِن ُكن ُتم م ُّۡسلِم‬


‫ِين‬

“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allah kalau kalian benar-benar orang Islam.” (QS
Yunus: 84)

Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para
pengikutnya;

َ ‫أَاَّل َت ۡعلُو ْا َعلَىَّ َو ۡأ ُتونِى م ُۡسلِم‬


‫ِين‬

“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai
orang Islam.” (QS An-Naml: 31)

Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka.

Dan Allah Subhānahu Wa Ta’āla tidak menerima kecuali agama Islam.

‌‫ين عِ ن َد ٱهَّلل ِ ٱإۡل ِ ۡسلَ ٰـ ۗ ُم‬


َ ‫إِنَّ ٱل ِّد‬

“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam.” (QS ‘Ali ‘Imran :19)

َ ‫َو َمن َي ۡب َت ِغ غَ ۡي َر ٱإۡل ِ ۡسلَ ٰـ ِم دِي ۬ ًنا َفلَن ي ُۡق َب َل م ِۡن ُه َوه َُو فِى ٱأۡل َخ َِر ِة م َِن ۡٱل َخ ٰـسِ ِر‬
‫ين‬

“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS ‘Ali ‘Imran :85)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits yang shahih:

‫ت َوأ ُ َّم َها ُت ُه ْم َش َّتى َودِي ُن ُه ْم َوا ِح ٌد‬


ٍ ‫اأْل َ ْن ِب َيا ُء إِ ْخ َوةٌ ِل َعاَّل‬

“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka satu.” (HR Bukhari
dan Muslim)
-----------------------------
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan
Diantara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.

Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allah.


Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama Islam yang dibawa
Nabi yang lain adalah tentang:

⑴ Tata cara beribadah


⑵ Halal dan juga haram

Terkadang suatu ibadah memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.

Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.

Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allah Subhānahu Wa Ta’āla, Zat Yang
Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Allah Subhānahu Wa Ta’āla berfirman :

‫لِ ُك ٍّل َﺟ َﻌ ۡﻠﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُﻢۡ ﺷِ ﺮ َۡع ًة َﻭ ِﻣﻨۡ َﻬﺎجً ا‬

“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Maidah: 48)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ﺕ أ ُ َّﻣ َﻬﺎ ُﺗ ُﻬﻢْ َﺷﺘَّﻰ َﻭﺩِﻳﻨُ ُﻬﻢْ َﻭﺍﺣِﺪ‬


ٍ ‫األ ْﻧﺒِﻴَﺎﺀُ ﺇِ ْﺧﻮَ ّة لِعاّل‬

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.

Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa
sallam.

Allah Subhānahu Wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail:

‫ﺎﻥ َﻳ ۡﺄ ُﻣﺮُ ﺃَ ۡﻫﻠَ ُﻪ ۥ ِﺑﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰ ِﺓ َﻭﭐﻟﺰَّ َﻛﻮٰﺓ‬


َ ‫َﻭ َﻛ‬

“Dan dahulu Ismail menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam: 55)

Nabi Isa ‘alayhissalām, beliau berkata :

‫ﺻ ٰـﻨِﻰ ِﺑﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰ ِﺓ َﻭﭐﻟﺰَّڪَ ﻮٰ ِﺓ َﻣﺎ ﺩ ُۡﻣﺖُ َﺣ ۬ﻴًّﺎ‬


َ ‫َﻭﺃَ ۡﻭ‬

“Dan Allah Subhānahu Wa Ta’āla telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku
masih hidup.” (QS Maryam: 31)

Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di
dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫َﻭ ُﺟ ِﻌﻠَﺖْ ﻟﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭْ ﺽُ َﻣﺴْﺠِﺪًﺍ َﻭﻃَﻬُﻮﺭً ﺍ َﻓﺄ َ ُّﻳﻤَﺎ َﺭﺟ ٍُﻞ ﻣﻦ ﺃُ َّﻣﺘِﻲ ﺃَ ْﺩ َﺭ َﻛﺘْ ُﻪ ﺍﻟﺼَّﺎَﻠ ﺓُ َﻓ ْﻠﻴُﺼَ ِّﻞ َﻭﺃ ُ ِﺣﻠَّﺖْ ﻟﻲ ْﺍﻟﻤَﻐَﺎ ِﻧﻢُ ﻭﻟﻢ َﺗﺤ َّﻞ ﺄِﻟ َ َﺣﺪٍ َﻗﺒْﻠِﻲ‬

“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka
siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah
dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari
dan Muslim)
---------------------------------
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam yang
Dibawa Oleh Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.

Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam memiliki banyak
keutamaan yang tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya:

⑴ Syari’at Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah untuk seluruh umat manusia.
Allah berfirman:

‫قُ ۡل َي ٰـٓأ َ ُّي َها ٱل َّناسُ إِ ِّنى َرسُو ُل ٱهَّلل ِ إِلَ ۡيڪُمۡ َجمِيعًا‬

“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasulullah untuk kalian semuanya” (QS Al
A’raf: 158)

Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk
beriman dengan Beliau.

Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam setelah
diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ِ ‫ان مِنْ أَصْ َحا‬


‫ب‬ َ ‫ت ِب ِه إِالَّ َك‬ ُ ‫َوالَّذِي َن ْفسُ م َُح َّم ٍد ِب َي ِد ِه الَ َيسْ َم ُع ِبي أَ َح ٌد مِنْ َه ِذ ِه األ ُ َّم ِة َيهُودِيٌّ َوالَ َنصْ َرانِيٌّ ُث َّم َيم‬
ُ ‫ُوت َولَ ْم ي ُْؤمِنْ ِبالَّذِي أُرْ سِ ْل‬
‫ار‬ َّ
ِ ‫الن‬

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang
pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal dan tidak beriman
dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim)

⑵ Syari’at Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah syari’at yang paling sempurna.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ِ ‫ و ُيبَاعِ ُد م َِن ال َّن‬،ِ‫َما َبق َِي َشيْ ٌء ُي َقرِّ بُ م َِن ْال َج َّنة‬
‫ إِاَّل َو َق ْد ُبي َِّن لَ ُك ْم‬،‫ار‬

“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah
diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamil
Kabir)

Datang beberapa orang Yahudi kepada Salman Al-Farisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُك َّل َشيْ ٍء َح َّتى ْالخ َِرا َء َة‬
َ ‫َق ْد َعلَّ َم ُك ْم َن ِب ُّي ُك ْم‬
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.” (HR
Muslim)

Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana
dengan permasalahan yang lain?

Islam mengajarkan:
• Aqidah kepada Allah
• Akhlaq kepada manusia
• Tata cara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• dan lain-lain.

Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika
banyak manusia yang tidak mendapatkannya.
------------------------
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Maratib (Tingkatan-
Tingkatan) di Dalam Islam”.

Di dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
datang Malaikat Jibril yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allah, bertanya kepada
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentang beberapa pertanyaan, diantaranya ditanya tentang
“Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan.”

Maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut.

Kemudian di akhir hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:

‫َفإِ َّن ُه ِجب ِْر ْي ُل أَ َتا ُك ْم ي َُعلِّ ُم ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم‬

“Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama
kalian.”

Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:

◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan

Iman lebih tinggi daripada Islam dan Ihsan lebih tinggi daripada Iman.

Islam berkaitan dengan amalan zhahir.


Iman berkaitan dengan amalan bathin.
Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir dan bathin.

Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam
dan juga Iman.

Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia
beriman.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ٰ
ِ ُ‫ت اأْل َعْ َرابُ آ َم َّنا ۖ قُ ْل لَ ْم ُت ْؤ ِم ُنوا َولَكِنْ قُولُوا أَسْ لَ ْم َنا َولَمَّا َي ْد ُخ ِل اإْل ِي َمانُ فِي قُل‬
‫وب ُك ْم‬ ِ َ‫ۖ َقال‬

“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan
katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.” (QS Al
Hujurat: 14)

Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.

Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan
belum masuk di dalam hati-hati mereka.

Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.

Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.


-----------------------------
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkanul Islam (Rukun-Rukun
Islam)”.

Syari’at islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam terdiri dari amalan yang
zhahir dan juga amalan yang batin.

Amalan zhahir yang paling penting adalah Rukun Islam yang jumlahnya ada 5, yang tercantum di
dalam sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam :

َ ‫ْﺍﻹِﺳِ ﻼَ ُﻡ ﺃَﻥْ َﺗﺸْ َﻬﺪَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَ َﻪ ﺇِﻻَّ هللا َﻭﺃَﻥَّ ُﻣﺤَﻤَّﺪًﺍ َﺭ ُﺳﻮْ ُﻝ هللا َﻭ ُﺗﻘِﻴْﻢَ ﺍﻟﺼَّﻼَ َﺓ َﻭ ُﺗﺆْﺗ َِﻲ ﺍﻟﺰَّﻛﺎ َ َﺓ َﻭ َﺗﺼُﻮْ َﻡ َﺭ َﻣﻀ‬
‫َﺎﻥ َﻭ َﺗﺤُ َّﺞ ْﺍﻟﺒَﻴْﺖَ ﺇِ ِﻥ ﺍﺳْ ﺘَﻄَﻌْ ﺖَ ﺇِﻟَﻴْ ِﻪ‬
‫َﺳﺒِﻴْﻼ‬

“Islam adalah engkau bersyahadat lā ilāha illallāh dan bahwasanya Muhammad Rasulullah dan
mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila
engkau mampu menuju ke sana.” (HR Muslim)

Rukun Pertama
Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Dan maknanya telah diterangkan dalam Silsilah Ilmiyyah 1 sampai 3.

Rukun Ke Dua
Mendirikan shalat lima waktu.
Dan hukumnya adalah wajib bagi setiap Muslim yang dewasa dan berakal.

Barang siapa yang mengingkari kewajiban shalat maka dia adalah kafir.

Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka
dia berada di dalam bahaya yang besar karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang
tersebut.

Rukun Ke Tiga
Membayar zakat.
Hukumnya adalah wajib sebagaimana shalat lima waktu.
Hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya.
Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan juga harta seseorang.

Rukun Ke Empat
Berpuasa di bulan Ramadhan.
Wajib bagi seorang Muslim yang:
✓Dewasa
✓Berakal
✓Memiliki kemampuan
✓Tidak ada penghalang seperti haid dan juga nifas.

Rukun Ke Lima
Menunaikan ibadah haji.
Hukumnya wajib satu kali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana.

Dan seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah memberikan perhatian yang besar kepada Rukun
Islam ini.
---------------------------------------
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkanul Iman (Rukun-Rukun
Iman)”.

Amalan bathin yang paling penting di dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi shallallāhu
‘alayhi wa sallam ketika Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :

ِ ‫ﺃَﻥْ ُﺗﺆْ ِﻣﻦَ ِﺑﺎ‬


‫ﻪﻠﻟ َﻭ َﻣﻼَ ِﺋﻜَﺘِ ِﻪ َﻭ ُﻛﺘُﺒِ ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳﻮْﻟِ ِﻪ َﻭ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺍﻵ ِﺧﺮِ َﻭ ُﺗﺆْ ِﻣﻦَ ِﺑ ْﺎﻟ َﻘﺪ َِﺭ َﺧﻴْﺮِ ِﻩ َﻭ َشرِّ ِه‬

“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir


dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR Muslim)

Rukun Iman Ke-1


Beriman kepada Allah.
Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.

Rukun Iman Ke-2


Beriman kepada malaikat adalah:
✓Beriman dengan keberadaannya.
✓Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
✓Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
✓Dan beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Quran dan juga hadits yang
shahih.

Rukun Iman Ke-3


Beriman kepada kitab-kitab Allah, adalah:
✓Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allah Subhānahu wa Ta’āla berisi petunjuk bagi
manusia.
✓Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allah turunkan seperti shuhuf
Ibrahim, Zabur, Taurat, Injil, dan juga Al Quran.

Rukun Iman Ke-4


Beriman kepada para Rasul adalah:
✓Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allah.
✓Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
✓Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘aliayhimussalām.
✓Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
✓Dan lain-lain.

Rukun Iman Ke-5


Beriman kepada hari akhir.
Adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.

Kemudian yang terakhir,


Rukun Iman Ke-6
Beriman kepada takdir.
Adalah beriman bahwasanya Allah Subhānahu wa Ta’āla:
✓Mengetahui segala sesuatu.
✓Menulis segala sesuatu dan terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allah, dan
✓Dia-lah Allah Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu.

Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun
Iman ini.
------------------------
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga Rukunnya”.

Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.

● Secara Bahasa
Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu.

● Secara Syari’at
Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allah karena dia merasa diawasi dan
dilihat oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Didalam hadist Jibril ‘alayhissalām, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika ditanya
tentang “Apa itu Ihsan?”.

Beliau mengatakan:

َ ‫أَنْ َتعْ ُب َد هللاَ َكأ َ َّن‬


َ ‫ك َت َراهُ َفإِنْ َل ْم َت ُكنْ َت َراهُ َفإِ َّن ُه َي َر‬
‫اك‬

“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak
melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allah atau merasa dilihat Allah baik zhahir maupun
bathinnya maka dia akan:
✓Beramal seikhlas mungkin.
✓Dan sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
✓Dan dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan, maupun
anggota badan yang lain.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ ‫ِّك مِنْ م ِْث َق‬ َ ‫ُودا إِ ْذ ُتفِيض‬ َ ُ‫آن َواَل َتعْ َمل‬ ْ
‫ال‬ َ ‫ُون فِي ِه ۚ َو َما َيعْ ُزبُ َعنْ َرب‬
ٰ
ً ‫شه‬ ُ ‫ون مِنْ َع َم ٍل إِاَّل ُك َّنا َعلَ ْي ُك ْم‬ ٍ ْ‫َو َما َت ُكونُ فِي َشأ ٍن َو َما َت ْتلُو ِم ْن ُه مِنْ قُر‬
‫ب م ُِبين‬ ٍ ‫ك َواَل أَ ْك َب َر إِاَّل فِي ِك َتا‬
َ ِ‫ض َواَل فِي ال َّس َما ِء َواَل أَصْ َغ َر مِنْ َذل‬ ِ ْ‫َذرَّ ٍة فِي اأْل َر‬

“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Quran dan tidaklah
kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya.
Dan tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarrah pun di bumi maupun di langit. Dan
tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam
kitab yang jelas.” (QS Yunus: 61)

Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ ْ‫ت َو َما فِي اأْل َر‬


‫ض ۗ َوهَّللا ُ َعلَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر‬ ِ ‫ُور ُك ْم أَ ْو ُت ْبدُوهُ َيعْ لَ ْم ُه هَّللا ُ ۗ َو َيعْ لَ ُم َما فِي ال َّس َم َاوا‬
ِ ‫صد‬ُ ‫قُ ْل إِنْ ُت ْخفُوا َما فِي‬

“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau
kalian menampakkannya maka Allah mengetahuinya. Dan Allah mengetahui apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (QS Ali Imran: 29)

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah dan takut
kepada Allah dimanapun kita berada.
---------------------------------------------
Silsilah 5 Beriman Kepada Hari Akhir
HSI Silsilah 5 Beriman Kepada Hari Akhir –
Halaqah 1 Makna Dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

‫بسم هّللا الرحمن الرحيم‬


‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬
‫الحمد هلل والصالة و السالم على رسول هللا و على آله و صحبه أجمعين‬

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah yang kelima Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Makna Dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir.”

Hari Akhir, dinamakan demikian karena tidak ada hari setelahnya.

Tidak ada lagi hari yang kita kenal yang dimulai dari dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya.

◆ Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari
akhir tersebut,

• Mulai dari kematian


• Fitnah kubur
• Nikmat dan adzab kubur
• Tanda-tanda hari kiamat
• Kebangkitan manusia
• Dikumpulkannya manusia
• Perhitungan dan penimbangan amal
• Dan seterusnya sampai masuknya manusia ke dalam surga atau neraka

Beriman kepada hari akhir termasuk Rukun Iman yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman
dengannya.

Allah berfirman :

‫ﺿﺎَﻠ ﺎًﻟ َﺑﻌِﻴﺪًﺍ‬ َ ْ‫َﻭ َﻣﻦْ َﻳﻜْﻔُﺮْ ِﺑﺎهلل َﻭ َﻣﺎَﻠ ِﺋﻜَﺘِ ِﻪ َﻭ ُﻛﺘُﺒِ ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳﻠِ ِﻪ َﻭ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺍﺂْﻟ ِﺧﺮِ َﻓ َﻘﺪ‬
َ ‫ﺿ َّﻞ‬

“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan
hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS An-Nisa: 136)

◆ Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman.

‫ﺃَﻥْ ُﺗﺆْ ِﻣﻦَ ِﺑﺎهلل َﻭ َﻣﻼَ ِﺋﻜَﺘِ ِﻪ َﻭ ُﻛﺘُﺒِ ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳﻠِ ِﻪ َﻭ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺍﻵ ِﺧﺮِ َﻭ ُﺗﺆْ ِﻣﻦَ ِﺑ ْﺎﻟ َﻘﺪ َِﺭ َﺧﻴْﺮِ ِﻩ َﻭ َﺷﺮِّ ِﻩ‬

“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan juga hari
akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim)

◆ Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla.

َ ‫ۚ َﻳﺴْﺄَﻟُﻮ َﻧﻚَ َﻋﻦِ ﺍﻟﺴَّﺎ َﻋ ِﺔ ﺃَﻳ‬


َ‫َّﺎﻥ ُﻣﺮْ َﺳﺎ َﻫﺎ ۖ ﻗُ ْﻞ ﺇِ َّﻧﻤَﺎ ﻋِ ْﻠﻤُ َﻬﺎ ﻋِ ﻨْﺪَ َﺭﺑِّﻲ ۖ ﺎَﻟ ُﻳﺠَﻠِّﻴ َﻬﺎ ِﻟﻮَ ْﻗﺘِ َﻬﺎ ﺇِﺎَّﻟ ُﻫﻮ‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya. Katakanlah sesungguhnya
ilmunya di sisi Rabbku, tidak mengetahui waktunya kecuali Dia.” (QS Al-A’raf: 187)

◆ Malaikat Jibril ‘alayhissalām pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang kepada
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi.

Maka beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab:


‫َما ْال َمسْ ؤُ و ُل َع ْن َها ِبأَعْ لَ َم ِب َها م َِن السَّائ ِِل‬

“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya.” (HR Muslim)

Apabila malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam, nabi yang paling dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya
hari kiamat, maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahuinya?

Yang lebih penting dari itu bagi seseorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang
cukup untuk menghadapi hari tersebut.
----------------
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Bekal Perjalanan Menuju
Negeri Akhirat.”

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang.


Seorang hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah Subhānahu wa
Ta’āla dengan selamat.
Bekal tersebut adalah taqwa kepada Allah.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫الزا ِد ال َّت ْق َوى‬


َّ ‫َو َت َز َّودُوا َفإِنَّ َخي َْر‬

“Dan hendaklah kalian berbekal maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.” (QS Al-
Baqarah: 197)

◆ Bertaqwa kepada Allah adalah

✓Melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang shahih dengan niat mengharap pahala dari
Allah Subhānahu wa Ta’āla.
✓Menjauhi kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih karena takut dengan adzab
Allah Subhānahu wa Ta’āla.

◆ Orang yg berbahagia kelak adalah:


✓Orang yang bersabar di dunia ini.
✓Istiqomah untuk mengumpulkan bekal yang cukup bagi perjalanan yang sangat panjang tersebut.

Merekalah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi.
Mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ِين َقالُوا َر ُّب َنا هللاُ ُث َّم اسْ َت َقامُوا َفاَل َخ ْوفٌ َعلَي ِْه ْم َواَل ُه ْم َيحْ َز ُن‬
‫ون‬ َ ‫إِنَّ الَّذ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami adalah Allah’, kemudian mereka
beristiqamah maka tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak akan bersedih.” (QS Al-Ahqaf:
13)

◆ Dan orang yang celaka di akhirat adalah:


✓Orang yang mengikuti hawa nafsunya selama di dunia.
✓Dia lalai dengan hari pembalasan.

Allah berfirman:

‫ُون َو َرا َء ُه ْم َي ْومًا َثقِياًل‬


َ ‫ُّون ْال َعا ِجلَ َة َو َي َذر‬
َ ‫إِنَّ َهؤُ اَل ِء ُي ِحب‬

“Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat yang ada di
belakang mereka.” (QS Al-Insan: 27)

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
bertaqwa.
-----------------------
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, berjudul “Menjalankan Perintah Allah
Bekal Menuju Akhirat.”

Perintah Allah Subhānahu wa Ta’āla apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka akan menjadi hasanah (pahala) dan bekal menuju
akhirat bagi seorang hamba.

Perintah yang paling dicintai oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah apa yang Allah wajibkan.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Allah Subhānahu wa Ta’āla berkata:

‫َّﺏ ﺇِ َﻟﻰَّ َﻋﺒْﺪِﻯ ِﺑﺸَﻰْ ﺀٍ ﺃَ َﺣﺐَّ ﺇِ َﻟﻰَّ ِﻣﻤَّﺎ ﺍ ْﻓﺘَﺮَﺿْ ﺖُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ‬
َ ‫َﻭ َﻣﺎ َﺗ َﻘﺮ‬
“Dan tidaklah hambaKu bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada apa
yang sudah Aku wajibkan atasnya.” (HR Bukhari)

Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah Allah
wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.

■ Kewajiban di sini ada yang berkaitan dengan hak Allah, seperti:


• Tauhid
• Shalat 5 waktu
• Puasa Ramadhan
• Haji bagi yang wajib
• Dan lain-lain.

■ Dan juga ada yang berkaitan dengan hak makhluq, seperti:


• Menafkahi orang yang menjadi tanggungan
• Berbakti kepada kedua orang tua
• Dan lain-lain.

Kemudian, apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya dia menambah
bekal dengan berbagai amal shalih yang mustahab (disunnahkan), seperti:
• Shalat-shalat sunnah
• Puasa-puasa sunnah
• Shadaqah sunnah
• Membaca Al Qur’an
• Dan lain-lain.

Memilih diantara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa dilakukan secara
terus menerus.

◆ Di antara amalan yang besar pahalanya adalah:


• Menuntut ilmu agama
• Dzikrullah
• Berjihad di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla
• Akhlaq yang baik
• Berdakwah di jalan Allah
• Dan lain-lain.

◆ Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa mengerjakan
sesuatu yang mustahab (sunnah) maka dia mendapatkan udzur.

◆ Adapun orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab kemudian dia lalai dengan
kewajibannya, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu.

Mintalah kepada Allab Subhānahu wa Ta’āla pertolongan di dalam beramal dan mintalah kepada-
Nya supaya amalan tersebut diterima.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan sebab amal kita
yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini.

Dan rahmat serta kasih sayang Allah Subhānahu wa Ta’āla lebih kita harapkan daripada amalan kita.
---------------------
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah “Meninggalkan Kemaksiatan
Merupakan Bekal Menuju Akhirat.”

Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan dalil yang
shahih maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba.

Sebaliknya, kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba maka itu akan menjadi sayyi’ah (dosa)
yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak.

Dosa itu bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan
pelakunya di dalam neraka, apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa tersebut.

■ Dosa Pertama, Kufur besar/kekafiran


Yaitu menentang apa yang dibawa oleh seorang utusan Allah Subhānahu wa Ta’āla seperti:

⑴ Menentang tauhid
⑵ Mendustakan kenabian seorang Rasulullah
⑶ Mengingkari syari’at yang Beliau bawa padahal dia mengetahui bahwa itu adalah syari’atNya
⑷ Mengejek dan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya dan juga ayat-ayat-Nya
⑸ Dan lain-lain.
Allah berfirman :

َ ٰ ُ
ِ ‫َﻭﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ َﻛ َﻔﺮُﻭﺍ َﻭ َﻛﺬَّﺑُﻮﺍ ِﺑﺂ َﻳﺎ ِﺗﻨَﺎ ﺃﻭﻟَﺌِﻚَ ﺃﺻْ ﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨ‬
َ ‫َّﺎﺭ ۖ ُﻫﻢْ ﻓِﻴ َﻬﺎ َﺧﺎﻟِﺪ‬
‫ُﻭﻥ‬

“Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya”. (QS Al Baqarah: 39)

■ Dosa Kedua, Syirik besar


Syirik ini lebih khusus dari kekufuran; setiap syirik adalah kekufuran dan tidak setiap kekufuran
adalah syirik.

Allah berfirman :

‫ﺇِ َّﻧ ُﻪ َﻣﻦْ ُﻳﺸْﺮِﻙْ ِﺑﺎﻪَّﻠﻟ ِ َﻓ َﻘﺪْ َﺣﺮَّ َﻡ ﻪَّﻠﻟﺍ ُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ ْﺍﻟﺠَﻨَّ َﺔ َﻭ َﻣﺄْ َﻭﺍﻩُ ﺍﻟﻨَّﺎ ُﺭ ۖ َﻭ َﻣﺎ ﻟِﻠﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ِﻣﻦْ ﺃَ ْﻧﺼَﺎﺭ‬

“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah Subhānahu wa Ta’āla, maka sungguh Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah neraka dan
tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zhalim.” (QS Al Maidah: 72)

■ Dosa Ketiga, Nifaq besar


Yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan menampakkan keimanan dengan lisan dan
perbuatan.

Orang munafik termasuk orang kafir, bahkan lebih besar dosanya daripada orang kafir yang
menampakkan kekafirannya dan di akhirat adzab mereka lebih dahsyat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

َ
ِ ‫ﺇِﻥَّ ْﺍﻟﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪَّﺭْ ﻙِ ﺍﺄْﻟ ﺳْ َﻔ ِﻞ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨ‬
‫َّﺎﺭ َﻭﻟَﻦْ َﺗﺠِﺪَ ﻟَ ُﻬﻢْ َﻧﺼِﻴﺮًﺍ‬

“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka dan engkau tidak
akan mendapatkan penolong bagi mereka.” (QS An Nisa: 145)

Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam.


Kalau bukan karena Allah Subhānahu wa Ta’āla niscaya kita tidak mendapatkan petunjuk.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita ketetapan hati di atas agama Islam ini sampai
kita bertemu denganNya.
------------------------
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dosa-dosa Besar dan
Dosa-dosa Kecil.”

Diantara dosa yang berbahaya bagi kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:

■ Pertama, Dosa bid’ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya.

Bid’ah secara istilah syari’at adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai
syari’at.
Dimaksudkan untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa ta’āla.
Dan bid’ah adalah perkara yang paling jelek.
Rasulullah Shalallāhu ‘alayhi wa salam bersabda:

َ ‫ُﻮﺭ ُﻣﺤْﺪَ َﺛﺎ ُﺗ َﻬﺎ َﻭ ُﻛ ُّﻞ ِﺑﺪ َْﻋ ٍﺔ‬


‫ﺿﻼَﻟَﺔ‬ ُ
ِ ‫َﻭ َﺷﺮُّ ﺍﻷﻣ‬

“Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah
sesat.” (HR Muslim)

Orang yang melakukan bid’ah:


✓Seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah Shalallāhu ‘alayhi wa salam belum
sempurna.
✓Seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah Shalallāhu ‘alayhi wa salam mengkhianati risalah Allah
Subhanahu wa ta’āla.

Pelaku bid’ah menganggap dirinya berada di atas petunjuk, sehingga sulit dia untuk mendapatkan
hidayah kecuali orang yang Allah Subhanahu wa ta’āla rahmati.

Diantara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba,

■ Kedua adalah dosa-dosa besar yaitu: semua dosa-dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman
di dunia atau laknat dari Allah atau amarah dari Allah Subhanahu wa ta’āla atau diancam dengan
neraka.
Seperti: berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak dan lain-lain.

■ Ketiga, Dosa-dosa kecil.


Yaitu dosa yang tidak sampai kepada dosa-dosa besar, seperti: melihat kepada aurat wanita yang
tidak halal baginya dan lain-lain.
Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa sebab, diantaranya adalah apabila dilakukan
secara terus menerus tanpa melakukan taubat kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Rasulullah Shalallāhu ‘alayhi wa salam bersabda:

‫ﺏ َﻓﺈِ َّﻧ ُﻬﻦَّ َﻳﺠْﺘَﻤِﻌْ ﻦَ َﻋﻠَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟ ُِﻞ َﺣﺘَّﻰ ُﻳ ْﻬﻠِﻜْﻨَ ُﻪ‬
ِ ‫ﺕ ﺍﻟﺬُّ ُﻧﻮ‬
ِ ‫ﺇِﻳَّﺎ ُﻛﻢْ َﻭ ُﻣﺤَ َّﻘﺮَﺍ‬

“Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan karena sesungguhnya dosa-dosa
tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya.” (HR Imam Ahmad)

Dosa berupa kedzoliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan menjadi
penyesalan di hari kiamat apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.
----------------------------
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penghapus Dosa”.

Setiap anak Adam pasti memiliki dosa.


Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya mengetahui perkara-perkara yang bisa menghapus dosa
tersebut supaya dia keluar dari dunia ini dalam keadaan sebersih mungkin dari dosa.

Empat perkara yang apabila diamalkan bisa menghapus dosa seseorang:

■ Perkara Pertama, Taubat yang nasuha

Allah berfirman :
ْ‫َﻳﺎ ﺃَ ُّﻳ َﻬﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ُﺗﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﺗﻮْ َﺑ ًﺔ َﻧﺼُﻮﺣً ﺎ َﻋﺴ َٰﻰ َﺭ ُّﺑﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ُﻳﻜَ ِّﻔﺮَ َﻋﻨْﻜُﻢْ َﺳﻴِّﺌَﺎ ِﺗﻜُﻢ‬

“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang nasuha,
semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian.” (QS At Tahrim: 8)

◆ Taubat yang nasuha adalah taubat yang terpenuhi 3 syarat:

⑴ Penyesalan yang mendalam


⑵ Meninggalkan kemaksiatan tersebut
⑶ Bertekad kuat untuk tidak melakukannya di masa yang akan datang

Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak
tersebut dan segera minta dihalalkan.

Apabila berupa harta, maka segera dikembalikan hartanya.

Dan apabila berupa kehormatan maka hendaknya segera meminta maaf.

■ Perkara Kedua, Memperbanyak memohon maghfiroh dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Dan makna memohon maghfirah:


⑴ Memohon supaya ditutupi dosanya dari manusia
⑵ Memohon supaya dosa-dosa tersebut dihapus oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla sehingga tidak
diadzab dengan dosa yang sudah dilakukan.

Rasulullah Shalallāhu ‘alayihi wa sallam bersabda:

‫َﻭﻪَّﻠﻟﺍ ِ ﺇِ ِّﻧﻰ ﻷَﺳْ ﺘ َْﻐﻔِﺮُ ﻪَّﻠﻟﺍ َ َﻭﺃَ ُﺗﻮﺏُ ﺇِﻟَﻴْ ِﻪ ﻓِﻰ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺃَ ْﻛﺜَﺮَ ِﻣﻦْ َﺳﺒْﻌِﻴﻦَ َﻣﺮَّ ًﺓ‬

“Demi Allah, aku beristighfar kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla dan bertaubat kepada-Nya di dalam
sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari)

■ Perkara Ketiga, Beramal shalih

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ﺕ‬ ‫ۚ ﺇِﻥَّ ْﺍﻟﺤَﺴَﻨَﺎ ِـ‬


ِ ‫ﺕ ُﻳﺬْ ِﻫﺒْﻦَ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺎ‬

“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan.” (QS Hud: 114)

■ Perkara Keempat, Bersabar ketika tertimpa musibah

Rasulullah Shalallāhu ‘alayihi wa sallam bersabda:

َ ‫َﻣﺎ ِﻣﻦْ ُﻣﺼِﻴﺒَ ٍﺔ ُتصِ يْبُ ْﺍﻟﻤُﺴْ ِﻠﻢُ ﺇِﺎَّﻟ َﻛ َّف َر هللاُ ِﺑ َﻬﺎ َﻋﻨْ ُﻪ َﺣﺘَّﻰ ﺍﻟﺸَّﻮْ َﻛ ِﺔ ُﻳﺸَﺎ ُﻛ َﻬﺎ‬

“Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seseorang muslim kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla
akan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena duri.” (HR Bukhari
dan Muslim)

Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang dia lakukan.
Perbaikilah amal di sisa umur yang ada.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla, Al Ghafūrur Rahīm, mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita
yang telah lalu.
----------------------
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kematian”.

Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya.


Kematian adalah ciptaan Allah Subhānahu wa Ta’āla untuk menguji siapa diantara kita yang paling
baik amalannya.

Dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian
tersebut.

Allah berfirman :

ِ ْ‫ۗ ُﻛ ُّﻞ َﻧ ْﻔﺲٍ َﺫﺍ ِﺋ َﻘ ُﺔ ْﺍﻟﻤَﻮ‬


‫ﺕ‬

“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Ali Imran: 185)

Seseorang tidak mengetahui kapan dan di mana dia akan meninggal.

Dan apabila datang maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan.

Sering mengingat mati adalah perkara yang diperintahkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Diharapkan dengan mengingat mati, seseorang:

✓Lebih khusyu di dalam beribadah.


✓Bersegera bertaubat.
✓Dan tidak lalai dengan kenikmatan dunia yang fana ini.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

ِ ‫ﺃَ ْﻛﺜِﺮُﻭﺍ ِﺫ ْﻛﺮَ َﻫﺎﺫ ِِﻡ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍ‬


‫ﺕ‬

“Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua kelezatan.” (Hadits
riwayat Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, berkata Syaikh Al Albani: “hasan shahih”)

Harapan setiap Muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu meninggal dalam
keadaan taat kepada Allah, caranya adalah:

⑴ Dengan berdo’a.
⑵ Dan menjaga ketaatan kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla selama hidupnya.

Di dalam sebuah hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi
wa sallam mengabarkan bahwasanya:

◆ Allah Subhānahu wa Ta’āla apabila menghendaki kebaikan bagi seseorang hamba maka akan
diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum dia meninggal dunia.

Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan lā ilāha illallāh.


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﺁﺧﺮ كالمه ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻪﻠﻟﺍ ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ‬

“Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah lā ilāha illallāh maka dia akan masuk ke dalam surga.”
(Hadist shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud rahimahullah)

Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa diiringi


dengan taubat, dikhawatirkan akan menjadi sebab sūul khātimah.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.
--------------------------
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah tentang “Fitnah Kubur”.

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur.

Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian.

Fitnah kubur adalah 3 pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada
mayyit, baik seorang mukmin, kafir, maupun orang munafik.

Ditanya tentang:

⑴ Siapa Rabbnya?
⑵ Siapa nabinya?
⑶ Apa agamanya?

Suatu hari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah menguburkan mayat bersama para
sahabat, kemudian Beliau berkata kepada mereka:

ِ ‫اسْ َت ْغفِرُوا أِل َخِي ُك ْم َو َسلُوا لَ ُه ِبال َّت ْث ِبي‬


‫ت َفإِ َّن ُه اآْل َن يُسْ أ َ ُل‬

“Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya ketetapan hati
karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.” (Hadits shahih, riwayat Abu Dawud)

Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan hatinya, yang dia
dahulu di dunia mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya, dan juga mengenal agama Islam.

Kewajiban seorang Muslim adalah bersungguh-sungguh mempersiapkan jawaban yang benar untuk
menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah dibocorkan ini.

Dan penjelasan tentang mengenal Allah, Rasulullah, dan agama Islam telah kita sebutkan di dalam
Silsilah ‘Ilmiyyah 2, 3 dan juga 4.

Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur, diantaranya adalah:

⑴ Para syuhada
Yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam:


‫ُور ِه ْم إِاَّل ال َّش ِهيدَ؟‬ َ ‫َيا َرسُو َل هَّللا ِ َما َبا ُل ْالم ُْؤ ِمن‬
َ ‫ِين ُي ْف َت ُن‬
ِ ‫ون فِي قُب‬

“Ya Rasulullah mengapa orang-orang yang beriman diuji di dalam kuburan mereka kecuali orang-
orang yang syahid?”

Maka Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab :

‫ار َق ِة ال ُّسيُوفِ َعلَى َر ْأسِ ِه ِف ْت َن ًة‬


ِ ‫َك َفى ِب َب‬

“Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian.” (Hadist shahih riwayat An Nasai)

Diantara mereka adalah;

⑵ Orang yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at.

Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إال وقاه هللا فتنة القبر‬

“Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah Subhānahu
wa Ta’āla akan menjaganya dari fitnah kubur.” (Hadist Hasan Riwayat Tirmidzi)

Kita memohon kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menetapkan
hati kita dan orang-orang yang kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur ini.
-----------------------
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Nikmat Dan Adzab Kubur,
Bagian 1″.

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya adzab dan nikmat kubur.

Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak mengetahui hakikat caranya.

Kata “kubur” di sini adalah kebanyakan (keumuman) dan bukan merupakan pembatasan.

Artinya, seseorang akan tetap mendapatkan adzab atau nikmat kubur kalau memang dia berhak,
meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan
binatang buas, dan lain-lain. Tentunya dengan cara yang Allah ketahui.

Dalil adanya adzab kubur di dalam Al Quran diantaranya adalah firman Allah Subhānahu wa Ta’āla
tentang orang orang-orang munafikin :

َ ‫َﺳﻨُ َﻌﺬِّ ُﺑ ُﻬﻢْ َﻣﺮَّ َﺗﻴْﻦِ ُﺛﻢَّ ُﻳﺮَﺩ‬


ٍ ‫ُّﻭﻥ ﺇِﻟَ ٰﻰ َﻋﺬَﺍ‬
‫ﺏ َﻋﻈِﻴﻢ‬

“Kami akan mengadzab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang
besar.” (QS At Taubah: 101)

◆ Al Imam Ath Thabariy rahimahullah berkata di dalam tafsirnya: “Adzab yang pertama adalah di
dunia dan adzab yang ke dua adalah di kubur.”

Di dalam hadits Al Barra Ibnu ‘Adzib radhiyallāhu ‘anhu yang panjang yang menceritakan tentang
fitnah, nikmat, dan adzab kubur.
Rasulullah shallallāhu ‘alayihi wa sallam bersabda:

‫استعيذوا باهلل من عذاب القبر‬

“Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” (HR Abu Dawud dan juga yang lain,
hadits shahih)

Hadist-hadits tentang adzab kubur termasuk mutawatir menurut para ulama.


-------------------
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman kepada Hari Akhir adalah tentang “Nikmat Dan Adzab
Kubur Bagian 2”.

Di dalam hadist Al Barra’ radhiyallāhu ‘anhu dsebutkan bahwasanya:

⑴ Orang yang beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan:
✓Diberi alas yang berasal dari surga
✓Diberi pakaian dari surga
✓Dibuka pintu menuju surga sehingga dia diterpa angin surga dan mencium wanginya bau surga
✓Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang
✓Ditemani amal shalih yang selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa seorang
yang:
• Berwajah bagus
• Berpakaian indah
• Berbau wangi

Adapun,
⑵ Orang yang kafir ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan:
✓Diberi alas yang berasal dari neraka
✓Pakaian dari neraka
✓Dibuka pintu menuju neraka sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka
✓Disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya saling bersilangan
✓Ditemani dosa-dosa yang selama ini dia lakukan di dunia yang Allah wujudkan berupa seorang
yang:
• Buruk rupa dan pakaian
• Menyengat bau badannya

◆ Secara umum, kemaksiatan adalah sebab adzab kubur.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan beberapa kemaksiatan yang merupakan
sebab adzab kubur diantaranya:

⑴ Namimah (mengadu domba)


⑵ Tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian dari air kencing

Sebagaimana di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.

◆ Adzab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu,
diantaranya adalah :

⑴ Doa orang yang berziarah


⑵ Menghindari kemaksiatan
⑶ Bertaubat dari kemaksiatan
⑷ Berdo’a sebelum salam yang diajarkan Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam hendaknya jangan
diremehkan meskipun hukumnya sunnah.

ْ ِ ‫ َومِنْ فِ ْت َن ِة ْال َمحْ َيا َو ْال َم َما‬،‫ب ْال َقب ِْر‬


ِ ‫ـ َومِنْ َشرِّ فِ ْت َن ِة المَسِ ي‬،‫ت‬
ِ َّ‫ْح ال َّدج‬
‫ال‬ ِ ‫و مِنْ َع َذا‬،‫ب َج َه َّن َم‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم إِ ِّنيْ أَع ُْو ُذ ِب‬.
ِ ‫ك مِنْ َع َذا‬
(HR Muslim)

Kita memohon kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla melindungi
kita semua dari adzab kubur.
---------------------
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-Tanda Hari
Kiamat yang Sudah Terjadi dan Telah Berlalu”.

Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini.


Allah Subhānahu wa ta’āla mengabarkan bahwa hari tersebut sudah dekat, yaitu apabila
dibandingkan dengan umur dunia ini secara keseluruhan.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

َ ‫َّﺎﺱ ِﺣﺴَﺎ ُﺑ ُﻬﻢْ َﻭ ُﻫﻢْ ﻓِﻲ َﻏ ْﻔﻠَ ٍﺔ ﻣُﻌْ ﺮِﺿ‬


‫ُﻮﻥ‬ َ ‫ﺍ ْﻗﺘَﺮ‬
ِ ‫َﺏ ﻟِﻠﻨ‬

“Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi berpaling.” (QS
Al Anbiya: 1)

◆ Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan.

Allah Subhānahu wa ta’āla berfirman :

‫ُﻭﻥ ﺇِﺎَّﻟ ﺍﻟﺴَّﺎ َﻋ َﺔ ﺃَﻥْ َﺗﺄْ ِﺗﻴَ ُﻬﻢْ َﺑ ْﻐﺘ ًَﺔ ۖ َﻓ َﻘﺪْ َﺟﺎﺀَ ﺃَ ْﺷﺮَﺍﻃُ َﻬﺎ‬
َ ‫ۚ َﻓ َﻬ ْﻞ َﻳﻨْﻈُﺮ‬

“Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba maka
sungguh telah datang tanda-tandanya.” (QS Muhammad: 18)

Diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah:

• ⑴ Diutusnya Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘Alayhi Wa Sallam

Beliau Shallallāhu ‘alyhi wa sallam pernah bersabda :

ِ‫ُﺑ ِﻌﺜْﺖُ ﺃَ َﻧﺎ َﻭﺍﻟﺴَّﺎ َﻋ ُﺔ َﻛ َﻬﺎ َﺗﻴْﻦ‬

“Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti 2 jari ini (yaitu jari tengah dan jari
telunjuk).” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah:

• ⑵ Terbelahnya Bulan

Allah Subhānahu wa ta’āla berfirman :

‫َّاعة وا ْن َش َّق ْال َق َم ُر‬ ِ ‫ا ْق َت َر َب‬


َ ‫ت الس‬
“Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan.” (QS Al Qamar: 1)

Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah Shallallāhu ‘alyhi wa sallam ketika orang-
orang musyrikin di awal dakwah beliau meminta bukti kerasulan Beliau Shallallāhu ‘alyhi wa sallam.

Kemudian beliau Shallallāhu ‘alyhi wa sallam mengatakan kepada mereka:

‘Lihatlah…lihatlah…’.” (HR Muslim)

Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu, tentunya semakin dekatnya hari
kiamat hendaklah membuat seorang Muslim segera sadar dari kelalaian dia selama ini.
-----------------------------
Halaqah yang ke-12 dari silsilah beriman kepada hari akhir, adalah tentang Tanda-Tanda Hari Kiamat
Yang Sudah Terjadi dan Sedang Terjadi.

Diantaranya:
1. Keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Tidak akan datang hari kiamat sampai datang para pendusta mendekati 30 orang, semuanya
mengaku sebagai utusan Allah”. (HR Bukhari dan Muslim)

Sebagian ulama mengatakan:


“Yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadist ini adalah orang-orang yang mengaku
menjadi Nabi setelah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan mereka memiliki banyak pengikut.

Seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Anshi, Mukhtar Ats-Tsaqofi dan lain-lain.”

Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti oleh segelintir manusia maka ini banyak dan
lebih dari 30 orang.

2. Berlombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun bangunan.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika ditanya oleh malaikat Jibril tentang sebagian tanda-
tanda hari kiamat maka Beliau mengatakan:
“Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang miskin,
penggembala kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan.” (HR Muslim)

Kemudian diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi yang ke 3 adalah

3. Disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Apabila amanat sudah disia-siakan maka tunggulah hari kiamat.”
Beliau ditanya ya Rasulullah,
“Bagaimana menyia-nyiakan amanat?
Maka beliau Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
“Apabila sebuah perkara sudah disandarkan kepada orang yang tidak berhak maka tunggulah hari
kiamat.” (HR Bukhari).

Dan betapa banyak di zaman kita amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Dan yang ke 4 adalah,

4. Salam hanya untuk orang yang dikenal

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang shohih yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

‫إن من أشراط الساعة إذا كانت التحية على المعرفة‬

“Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat apabila salam itu hanya diberikan kepada orang
yang dikenal”.

Petunjuk Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal
maupun yang tidak dikenal.

Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan apa yang Beliau
sampaikan, semuanya adalah wahyu dari Allah subhānahu wa ta’ālā.

Hal ini hendaknya menambah keimanan bagi seorang muslim dan hendaknya dia waspada dan
mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah semakin dekat ini.
------------------
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang tanda-tanda dekatnya
hari kiamat yang belum terjadi.

Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

‫ث هللا فِ ْي ِه َر ُجالً ِم ِّني – أَ ْو مِنْ أَهْ ِل َب ْيتِي ي َُواطِ ُئ اسْ ُم ُه اسْ مِي َواسْ ُم أَ ِب ْي ِه اسْ َم‬
َ ‫لَ ْو َل ْم َيبْقَ م َِن ال ُّد ْن َيا إِالَّ َي ْو ٌم لَ َطوَّ َل هللاُ َذل َِك ال َي ْو َم َحتىَّ َيب َْع‬
‫ت ظلمًا َو َج ْورً ا‬ ْ ُ ً ً
ْ ‫ض قِسْ طا َو َع ْدال َك َما ُملِ َئ‬ َ ْ ُ
َ ْ‫ َيمْأل األر‬.‫أ ِبى‬ َ

“Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah Subhānahu wa Ta’āla akan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari keluargaku yang
namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku. Dia akan
memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezhaliman.” (Hadits hasan
shahih riwayat Abu Dawud rahimahullāh).

Dalam hadits yang lain Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam mengatakan :

ُ ‫ت َج ْورً ا َو‬
ُ ِ‫ظ ْلمًا َو َيمْ ل‬
‫ك َسب َْع سِ ِني َْن‬ َ ْ‫ َيمْ أَل ُ ْاألَر‬، ِ‫ أَجْ لَى ْال َج ْب َه ِة أَ ْق َنى ْاألَ ْنف‬،‫ْال َم ْهدِيُّ ِم ِّني‬
ْ ‫ض قِسْ ًطا َو َع ْدالً َك َما ُملِ َئ‬

“Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi bumi dengan
keadilan setelah bumi ini penuh dengan kezhaliman dan akan berkuasa selama tujuh tahun” (Hadits
hasan riwayat Abu Dawud rahimahullāh).

Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir makna diriwayatkan oleh
26 sahabat Nabi Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam.

Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya Imam Mahdi
tersebut, sebagaimana disifatkan di dalam hadits-hadits yang shahih.

Dan waspadalah dengan orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini pengikutnya
sebagai Imam Mahdi.
Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di gua selama lebih dari 1000 tahun.
Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum turunnya Nabi Isa ‘alayhissalām.
Beliau adalah imam yang shalih yang muncul di tengah-tengah manusia, menegakkan amar ma’ruf
dan nahi munkar.
----------------------
Halaqah yang ke-14 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ”Tanda-Tanda Besar
Dekatnya Hari Kiamat”.

Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat.

Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat.

Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain.

Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling
berbicara.
Maka Beliau bertanya,
“Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Merekapun menjawab,
“Kami sedang mengingat hari kiamat.”
Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:

ٍ ‫إِ َّن َها لَنْ َتقُو َم َح َّتى َت َر ْو َن َق ْبلَ َها َع ْش َر آ َيا‬


‫ت‬

“Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-
tanda.”

Kemudian Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam menyebutkan 10 tanda tersebut.

1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa ibnu Maryam
6. Ya’juj dan Ma’juj
7. Khosf atau terbenamnya sebagian tanah di timur
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan.
(Hadits shahih riwayat Imam Muslim)

Apa yang tersebut di dalam hadits di atas bukanlah berurutan.

Dan insya Allah akan kita pelajari satu-persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah
selanjutnya.
----------------------
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah tentang “Dajjal Bagian 1”.
Dajjal yang secara bahasa artinya adalah pendusta besar, merupakan seorang manusia keturunan
Nabi Adam ‘alayhissalām, yang di akhir zaman, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan menjadikan dia
sebagai fitnah terbesar dalam sejarah manusia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ِ َّ‫َما َبي َْن َخ ْل ِق آ َد َم إِلَى قِ َي ِام السَّا َع ِة َخ ْل ٌق أَ ْك َب ُر م َِن ال َّدج‬


‫ال‬

“Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar daripada fitnah
Dajjal.” (HR Muslim)

Sebelum keluarnya Dajjal, bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang, manusia sangat
membutuhkan air dan juga makanan.

◆ Dajjal muncul dan mengaku sebagai Tuhan Rabbul ‘ālamin.

Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat, menurunkan hujan
dan menumbuhkan tanaman, dia membawa sesuatu yang menyerupai surga dan neraka.

Sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla seperti orang-orang musyrik,
kafir dan munafik mereka pun mengikuti Dajjal, di antaranya adalah 70.000 orang Yahudi
Ashbahan*. (HR Muslim)

*Ashbahan adalah nama sebuah daerah.

Sampai ada seseorang yang awalnya menyangka dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar
biasa pada diri Dajjal akhirnya dia mengikuti Dajjal tersebut. (Hadits shahih Riwayat Abu Dawud)

◆ Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda :

‫ لَ َق ْد أَ ْن َذ َرهُ ُن ْو ٌح َق ْو َم ُه‬،ُ‫إِ ِّني أ ُ ْن ِذ ُر ُكم ُْوهُ َو َما مِنْ َن ِبيٍّ إِالَّ َق ْد أَ ْن َذ َرهُ َق ْو َمه‬

“Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal dan tidaklah seorang Nabi kecuali
dia telah memperingatkan kaumnya dari Dajjal demikian pula Nuh ‘alayhissalām.” (HR Bukhari)

◆ Dajjal sekarang ada di sebuah pulau.

Tamim Ad Dari, seorang shahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam saat masih beragama Nashrani
dia dan beberapa orang temannya pernah terdampar di pulau tersebut.

Mereka melihat Dajjal dalam keadaan terikat kuat bahkan sempat terjadi dialog antara mereka
dengan Dajjal .

Kemudian Tamim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
setelah masuk Islam dan dibenarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. (Hadits ini shahih
diriwayatkan oleh Imam Muslim)
--------------------
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal Bagian 2”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan
keselamatan bagi umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri
Dajjal, diantaranya bahwasanya Dajjal adalah:

• Orang yang gemuk badannya


• Kulitnya berwarna merah
• Rambutnya keriting
• Mata kanannya buta
• Mata kirinya seperti anggur
• Dan tertulis diantara kedua matanya tiga huruf: kaf (‫)ك‬, fa (‫)ف‬, ra (‫)ر‬. Dalam riwayat lain
disebutkan kafir (‫)كافر‬.

Semua orang yang beriman bisa membaca baik yang buta huruf maupun yang tidak buta huruf.

Ciri-ciri di atas disebutkan di dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.

Di dalam shahih Muslim disebutkan bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak.

◆ Orang yang mengenal Allah Subhānahu wa Ta’ālā mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah Rabbul
‘Alamin, mereka tahu bahwasanya:

• Allah tidak dilihat di dunia


• Dan Allah tidak buta sebelah

Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjal maka semuanya adalah dengan izin Allah Subhānahu wa
Ta’āla untuk menguji keimanan para hamba.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ك َو َت َعالَى َح َّتى َتمُو ُتوا‬ َ ‫ْس ِبأَعْ َو َر‬


َ ‫و إِ َّن ُك ْم لَنْ َت َر ْوا َر َّب ُك ْم َت َب‬،
َ ‫ار‬ َ ‫ك َو َت َعالَى لَي‬
َ ‫ار‬ َ ‫َفإِنْ أ ُ ْل ِب‬
َ ‫س َعلَ ْي ُك ْم َر ُّب ُكم َفاعْ لَمُوا أَنَّ َر َّب ُك ْم َت َب‬

“Apabila samar bagi kalian Rabb kalian maka ketahuilah maka bahwasanya Rabb kalian Tabaraka wa
Ta’ala tidaklah buta sebelah matanya. Dan sesugguhnya kalian tidak akan melihat Rabb kalian
Tabaraka wa Ta’ala sampai kalian meninggal dunia.” (HR Ahmad dan Abu Dawud dan dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)

◆ Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari;

• 1 hari pertama seperti setahun


• 1 hari kedua seperti sebulan
• 1 hari ketiga seperti seminggu
• Dan hari-hari yang lain seperti hari-hari biasa. (HR Muslim)

Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi selama 1 tahun
2,5bulan.
---------------------
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal Bagian 3”.

Seorang Muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal, diantaranya:

⑴ Berusaha mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya.


Karena orang yang mengikuti Dajjal adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah Subhānahu
Ta’āla.

⑵ Mentaati Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Tamim Ad-Dari radhiyallāhu ‘anhu dan juga kawan-kawannya
bahwasanya Muhammad telah muncul dan menang dan menjadi orang yang ditaati, maka Dajjal
mengatakan yang artinya:

“Ketahuilah bahwasanya mentaati dia (yaitu Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam) adalah lebih
baik bagi mereka.” (HR Muslim)

⑶ Memperbanyak membaca do’a ketetapan hati.

َ ‫ِّت َق ْل ِبى َعلَى دِين‬


‫ِك‬ ِ ‫ب ْالقُلُو‬
ْ ‫ب َثب‬ َ ِّ‫َيا ُم َقل‬
(HR Tirmidzi & Ahmad)

⑷ Membaca do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebelum salam.

ْ ِ ‫ب ْال َقب ِْر َومِنْ فِ ْت َن ِة ْال َمحْ َيا َو ْال َم َما‬


ِ ‫ب َج َه َّن َم َومِنْ َع َذا‬
ِ ‫ك مِنْ َع َذا‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّني أَع‬
‫ال‬ ِ ِ‫ت َومِنْ َشرِّ فِ ْت َن ِة المَس‬
ِ َّ‫يح ال َّدج‬ َ ‫ُوذ ِب‬
(HR Muslim no. 588)

Sebagian pendahulu kita dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang shalat lagi apabila tidak
membaca do’a ini ketika shalat.

⑸ Berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang kedatangannya.

Karena Dajjal memiliki syubhat (kerancuan) yang bisa menggoyahkan iman seseorang.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:

“Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena demi Allah,
sesungguhnya seseorang mendatangi Dajjal dan dia menyangka bahwasanya dia adalah beriman
ternyata kemudian dia mengikuti Dajjal tersebut karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal
tersebut.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud)

Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya manusia akan pergi ke gunung-gunung untuk
menghindari Dajjal.

⑹ Apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke 2 tanah haram (Mekkah dan juga Madinah) karena
keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal. (HR Bukhari dan Muslim)

⑺ Apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia bersabar, tetap di atas kebenaran
dan tidak mentaati Dajjal tersebut.

Dan hendaknya dia membaca 10 ayat yang pertama dari surat Al Kahfi.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:

“Barangsiapa diantara kalian yang menemui Dajjal maka hendaklah dia membaca awal dari surat Al
Kahfi.” (HR Muslim)
Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan:

“Barangsiapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari surat Al Kahfi, maka dia akan terjaga dari
Dajjal.” (HR Muslim)

⑻ Apabila melihat Dajjal membawa 2 sungai (sungai dari api dan sungai dari air) maka petunjuk Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan kepala, kemudian
meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang dingin. (HR Muslim)

Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa ‘alayhissalām dan akan dibunuh oleh
Nabi Isa.

Kewajiban seorang Muslim adalah beriman dengan munculnya Dajjal sebagaimana dikabarkan Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam di dalam hadits-hadits yang shahih.

Dajjal bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.
-------------------
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Turunnya Nabi Isa
alayhissalam Bagian 1”.

Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi Isa ‘alayhissalam, Allah
Subhānahu wa Ta’āla menyelamatkan beliau dengan mengangkat beliau ke atas kepada Allah
Subhānahu wa Ta’āla.

Turunnya beliau ‘Alayhissalam ke bumi, Allah jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya Hari
Kiamat.

Allah berfirman :

‫َوإِ َّن ُه لَع ِْل ٌم لِلسَّا َع ِة‬

“Dan sesunguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat.” (QS Az Zukhruf: 61)

Berkata Abdullah Ibnu ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhumā:

“Maksud dari hal itu adalah turunya Nabi Isa ‘alayhissalām.” (Diriwayatkan oleh Ath Thabariy dalam
tafsirnya)

Beliau turun di saat kaum Muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya fitnah Dajjal.

Turun di waktu Shubuh dan shalat di belakang Imam Mahdi, imam kaum Muslimin saat itu.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ْف أَ ْن ُت ْم إِ َذا َن َز َل ابْنُ َمرْ َي َم فِي ُك ْم َوإِ َما ُم ُك ْم ِم ْن ُك ْم‬


َ ‫َكي‬

“Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat itu adalah
dari kalian?” (HR Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang mengepung sebagian
kaum Muslimin di Baitul Maqdis.

Beliau membunuh dengan tombak kecil beliau setelah Dajjal hampir melarut habis seperti
melarutnya garam karena melihat Nabi Isa ‘alayhissalām.

Kemudian umat Islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal, diantaranya adalah orang-
orang Yahudi, sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat Islam memerangi orang-orang
Yahudi.
Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon, maka
berkatalah batu atau pohon tersebut:

“Wahai Muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku maka bunuhlah dia.”


Kecuali pohon Gharqad.
(Hadits shahih riwayat Muslim)

Setelah itu keluarlah Ya’jūj dan juga Ma’jūj yang membuat kerusakan besar di permukaan bumi.

Maka Nabi Isa ‘alayhissalām dan juga kaum Muslimin berdo’a kepada Allah supaya Allah Subhānahu
wa Ta’āla membinasakan mereka.
-------------------
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah “Turunnya Nabi Isa ‘alayhissalam
Bagian 2.”

Setelah Ya’juj dan juga Ma’juj binasa, jadilah Nabi Isa ‘alayhissalām seorang pemimpin yang adil yang
menegakkan syari’at Islam.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :

‫ض ُع ْال ِج ْز َي َة َو َيفِيضُ ْال َما ُل َح َّتى اَل‬ َ ‫ِيب َو َي ْق ُت ُل ْال ِخ ْن ِز‬


َ ‫ير َو َي‬ َ ‫صل‬ َّ ‫َوالَّذِي َن ْفسِ ي ِب َي ِد ِه َليُوشِ َكنَّ أَنْ َي ْن ِز َل فِي ُك ْم ابْنُ َمرْ َي َم َح َكمًا َع ْداًل َف َي ْكسِ ُر ال‬
ْ ُ ْ ُ
‫ون السَّجْ َدة ال َوا ِح َدة َخيْرً ا مِنْ ال ُّدن َيا َو َما فِي َها‬ َّ َ
َ ‫َي ْق َبل ُه أ َح ٌد َحتى َتك‬
ُ َ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, hampir-hampir turun Isa bin Maryam diantara kalian
sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi,
menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada
seorang pun yang menerima shadaqah, sehingga sujud sekali saat itu lebih baik daripada dunia dan
seisinya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Beliau turun beriman kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mengikuti syariat beliau
dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Manusia saat itu dalam keadaan aman, tenteram dan damai.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah
kehidupan yang sangat indah.

Langit diizinkan untuk menurunkan hujan, bumi diizinkan untuk mengeluarkan tanaman.

Bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh.

Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad, dan tidak ada saling benci.
Sampai seandainya ada seseorang yang melewati seekor singa niscaya singa tersebut tidak akan
mengganggunya.

Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya ular tersebut tidak akan
mengganggunya.
(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ad-Dailami)

Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya beliau ‘Alayhissalam akan melakukan haji dan
umrah.

Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di bumi selama 40 tahun,
kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang Islam.
(Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud).
-----------------------
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang: “Ya’juj dan Ma’juj Bagian
1″.

Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam ‘alayhissalam.

Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi. Allah
Subhānahu wa Ta’āla dengan rahmat-Nya telah melindungi manusia dari mereka.

Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka keluar
sampai waktu yang ditentukan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Di dalam hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullāh:

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya Ya’juj dan Ma’juj menggali setiap
hari dan berusaha untuk keluar.

Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian mereka mengatakan:
“Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.”
Dan mereka tidak mengatakan “Insya Allah”.

Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla mengembalikan galian mereka seperti sedia kala seakan-akan
belum mereka gali.

Demikian setiap hari sampai ketika sudah waktunya mereka keluar, sebagian mereka mengatakan
setelah selesai menggali:
“Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan mengali lagi.”

Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun bisa keluar.

Suatu hari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah mengabarkan bahwa di zaman Beliau,
dinding tersebut telah terbuka sedikit seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan jari telunjuk.
(HR. Bukhari)

Kalau sudah mendekat hari kiamat maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun akan keluar.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


َ ْ‫) َو َت َر ْك َنا َبع‬٩٨( ‫ان َوعْ ُد َربِّي َح ًّقا‬
ٍ ْ‫ض ُه ْم َي ْو َم ِئ ٍذ َيمُو ُج فِي َبع‬
)٩٩( ۖ ‫ض‬ َ ‫َفإِ َذا َجا َء َوعْ ُد َربِّي َج َعلَ ُه دَ َّكا َء ۖ َو َك‬

(Dzulqarnain berkata) : “Apabila datang janji Rabbku maka Rabbku akan menghancur leburkan
dinding tersebut.” Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur antara satu dengan
yang lain. (QS. Al-Kahfi 98-99)

Dan mereka akan dengan cepat keluar sebagaimana firman Allah Subhānahu wa Ta’āla :

‫ون‬ ٍ ‫ت َيأْجُو ُج َو َمأْجُو ُج َو ُه ْم مِنْ ُك ِّل َح َد‬


َ ُ‫ب َي ْنسِ ل‬ ْ ‫َح َّت ٰى إِ َذا فُت َِح‬

“Hingga apabila dibuka Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi”. (QS. Al-Anbiya 96)

Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menjadikan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj sebagai salah satu tanda-
tanda besar dekatnya hari kiamat.
---------------------
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ya’juj dan Ma’juj bagian
yang ke-2.”

Ya’juj dan Ma’juj keluar setelah binasanya Dajjal.

Allah Subhānahu wa Ta’āla mewahyukan kepada Nabi Isa ‘alayhissalām:

‫ور‬ ُّ ‫ َف َحرِّ ْز عِ َبادِي إِلَى‬، ‫ت عِ َب ًادا لِي اَل ُي َدانُ أِل َ َح ٍد ِبقِ َتال ِِه ْم‬
ُ ْ‫إِ ِّني َق ْد أَ ْخ َرج‬
ِ ‫الط‬

“Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu (yaitu Ya’juj dan Ma’juj) yang tidak
seorang pun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hambaKu (yaitu kaum muslimin) ke
gunung Thur.”
(HR. Muslim )

Jumlah mereka sangat banyak.

Ketika orang-orang yang ada di bagian depan melewati sebuah sungai dan meminumnya maka yang
berada di akhir tidak mendapatkan air tersebut dan mengatakan:

“Dahulu di sini ada airnya.” (HR. Muslim)

Manusia lari dari Ya’juj dan Ma’juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka.

Setelah banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya’juj dan Ma’juj berkata:

“Kita telah membunuh penduduk bumi maka marilah kita membunuh penduduk langit.”

Mereka pun mengarahkan anak panah mereka ke langit, kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla
mengembalikan anak panah mereka tersebut ke bumi dalam keadaan berlumuran darah.

Mereka pun mengatakan:


“Kita telah mengalahkan penduduk langit.” (Hadits shahih, riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Ya’juj dan Ma’juj mengepung Nabi Isa ‘alayhissalām salam dan para sahabatnya di gunung Thur.
Akhirnya beliau berdo’a kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla maka Allah menurunkan ulat di leher-
leher Ya’juj dan Ma’juj, meninggallah mereka dalam satu waktu.
Kemudian turunlah Nabi Isa ‘alayhissalām dan pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan satu
jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya’juj dan Ma’juj.

Mereka pun meminta kepada Allah supaya Allah Subhānahu wa Ta’āla membersihkan. Akhirnya
Allah Subhānahu wa Ta’āla mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka.

Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla menurunkan hujan yang membersihkan bumi. (Hadits shahih,
riwayat Muslim)

Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa
sallam bersabda:

“Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur, anak panah, dan tameng kayu Ya’juj dan Ma’juj
sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.”

Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya’juj dan juga Ma’juj.


----------------------
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Islam Setelah
Meninggalnya Nabi Isa ‘alayhissalām dan Munculnya Tanda-Tanda Besar Hari Kiamat yang Lain.”

Setelah jaya di zaman Nabi Isa ‘alayhissalām, melemahlah Islam kembali sedikit demi sedikit dan
akan diangkat Al Qur’an.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Islam akan hilang sedikit demi sedikit seperti hilangnya lukisan pada pakaian, sehingga tidak
diketahui apa itu puasa, shalat, menyembelih, dan juga shadaqah.

Akan pergi Al Qur’an dalam satu malam sehingga tidak tersisa satu ayat pun.
Dan akan ada beberapa kelompok manusia laki-laki tua dan wanita tua mereka mengatakan:
‘Kami mendapatkan nenek moyang kami dahulu di atas kalimat “Laa ilaaha illallaah”.’ Maka kami
pun mengatakannya.” (Hadits shahih riwayat Ibnu Majah).

“Akan datang masa dimana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di pingir jalan.” (HR.
Muslim)

“Tidak ada Haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari)

Dan,

“Ka’bah akan dihancurkan oleh sebagian orang.” (HR. Muslim)

Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah, bahkan lebih parah.


Akan kembali tersebar penyembahan terhadap berhala dan merekalah orang-orang yang akan
menyaksikan dahsyatnya hari kiamat.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ار ْال َخ ْل ِق ُه ْم َشرٌّ مِنْ أَهْ ِل ْال َجا ِه ِل َية‬


ِ ‫الَ َتقُو ُم السَّا َع ُة إِالَّ َعلَى شِ َر‬
“Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka lebih jelek
daripada orang-orang yang hidup di zaman jahiliyyah.” (HR Muslim)

Urutan tanda-tanda besar Hari Kiamat sampai meningalnya Nabi Isa ‘alayhissalām jelas di dalam
hadits-hadits yang shahih.

Demikian pula tanda terakhir yaitu keluarnya api yang menggiring manusia ke mahsyar (tempat
pengumpulan).

Adapun 6 tanda yang lain;


⑴ Terbitnya matahari dari barat
⑵ Keluarnya hewan melata dari bumi
⑶ Keluarnya asap.

Tiga khasf, yaitu tenggelamnya sebagian tanah:


⑷ Di barat
⑸ Di timur
⑹ Dan di Jazirah Arab

Maka Allahu A’lam tentang urutan yang benar bagi 6 tanda ini, hanya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi
wa sallam telah mengabarkan bahwasanya:

“Antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata dari bumi ini jaraknya
sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul maka yang lain akan segera muncul.” (HR
Muslim)
-----------------------
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Terbitnya Matahari dari
Barat”.

Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah untuk terbit dari timur.
Sampai ketika sudah waktunya maka Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur.
Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat. (Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
rahimahullah)

Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.

Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin bahwa kiamat
memang sudah dekat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ك اَل َين َف ُع َن ۡف ًسا إِي َم ٰـ ُن َہا لَمۡ َت ُك ۡن‬ ِ ‫ك َي ۡو َم َي ۡأتِى َب ۡعضُ َءا َي ٰـ‬
َ ‫ت َر ِّب‬ ‌َۗ ‫ت َر ِّب‬ ِ ‫ُّك أَ ۡو َي ۡأت َِى َب ۡعضُ َءا َي ٰـ‬
َ ‫ُون إِٓاَّل أَن َت ۡأ ِت َي ُه ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِِٕـٕٮ َك ُة أَ ۡو َي ۡأت َِى َرب‬ ُ ‫َه ۡل َي‬
َ ‫نظر‬
َّ ْ ُ ۗ ۬ ۡ َ
َ ‫َءا َم َنت مِن َق ۡب ُل أ ۡو َك َس َبت ف ِٓى إِي َم ٰـ ِن َہا َخ ۡيرً ا‌ ق ِل ٱن َتظِ ر ُٓوا إِنا مُن َتظِ ر‬
‫ُون‬ ۡ

“Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat (yaitu malaikat maut) atau
kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah.
Hari ketika datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhan-mu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam imannya.
Katakanlah, “Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu.” (QS Al An’am : 158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
menafsirkan bahwa tanda kebesaran Allah di dalam ayat ini adalah terbitnya matahari dari barat.

Saat itu,
– Orang kafir bertaubat dari kekafirannya.
– Orang yang beriman yang sebelumnya menyia-nyiakan amal shalih maka dia akan bertaubat dan
beramal shalih.

Namun pintu taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima karena dilakukan di saat
terpaksa.

Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah beriman dan beramal
shalih, maka amalannya akan diterima.

Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla
dari segala dosa, bagaimanapun besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

َ ‫اب َق ْب َل أَنْ َت ْطلُ َع ال َّشمْسُ مِنْ َم ْغ ِر ِب َها َت‬


‫اب هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫َمنْ َت‬

“Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah Subhānahu wa
Ta’āla akan menerima taubatnya.” (HR Muslim)
---------------------------------
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keluarnya Seekor
Hewan Melata Dari Bumi dan Keluarnya Asap”.

Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah:

Keluarnya seekor hewan melata yang aneh dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫اس َكا ُنوا ِبآ َيا ِت َنا اَل يُوقِ ُن‬


‫ون‬ ِ ْ‫َوإِ َذا َو َق َع ْال َق ْو ُل َعلَي ِْه ْم أَ ْخ َرجْ َنا لَ ُه ْم دَ اب ًَّة م َِن اأْل َر‬
َ ‫ض ُت َكلِّ ُم ُه ْم أَنَّ ال َّن‬

“Dan apabila telah datang keputusan atas mereka maka Kami akan keluarkan untuk mereka seekor
hewan melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia bahwa manusia dahulu tidak yakin
dengan ayat-ayat Kami.” (An Naml: 82)

Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana dalam shahih Muslim.

Dan dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya.

Maka manusia masing-masing akan dengan jelas mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang
kafir.

Di dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:

“Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung mereka.”

Diantara tanda besar hari kiamat adalah,


Keluarnya asap.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٌ‫َّﺎﺱ ۖ ٰ َﻫﺬَﺍ َﻋﺬَﺍﺏٌ ﺃَﻟِﻴﻢ‬


َ ‫ َﻳ ْﻐﺸَﻰ ﺍﻟﻨ‬.‫ﺎﻥ ُﻣﺒِﻴﻦ‬ ْ
ٍ ‫َﻓﺎﺭْ َﺗﻘِﺐْ َﻳﻮْ َﻡ َﺗﺄﺗِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀُـ ِﺑﺪ َُﺧ‬

“Maka tunggulah hari di mana langit akan membawa asap yang nyata yang menutupi manusia, inilah
adzab yang pedih.” (Ad Dukhan: 10-11)

Ibnu Abbas radhiyallāhu ‘anhumā berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah:

– Asap yang akan keluar di akhir zaman sebagai salah satu tanda dekatnya hari kiamat.
Dan,
– Asap ini merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.
--------------------------
Halaqah yang ke-25 dari silsilah beriman kepada hari akhir, adalah tentang “Meninggalnya Orang-
Orang yang Beriman Sebelum Hari Kiamat, Terbenamnya Tanah Secara Besar-Basaran di Tiga Tempat
dan Keluarnya Api dari Yaman”.

Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman, sehingga tidak tersisa di dunia kecuali sejelek-jelek manusia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

“Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam maka tidak ada seorang pun di
bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji sawi kecuali akan dicabut
nyawanya oleh angin tersebut.

Sampai seandainya salah seorang mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan
masuk bersamanya dan mencabut nyawanya.

Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang ringan berbuat kerusakan seperti ringannya burung dan
mereka ganas dalam berbuat kezhaliman satu dengan yang lain seperti ganasnya hewan buas.

Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran.”


(Hadits riwayat Muslim).

Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya Allah
Subhānahu wa Ta’āla mengutus angin tersebut dari Yaman.

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya angin tersebut berasal dari 2 arah yaitu:
⑴ Yaman
⑵ Syam

Dan diantara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah secara besar-besaran di
tiga daerah:
⑴ Timur
⑵ Barat
⑶ Jazirah Arab

Sebagaimana datang di dalam hadits,


“Dan termasuk tanda-tanda besar hari kiamat adalah munculnya api dari Yaman yang akan
menggiring manusia ke tempat pengumpulan dan tempat dikumpulkannya manusia saat itu adalah
Syam.”
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam Al Baihaqi di dalam Syu’abul Iman dan hadita ini shahih.

Dan Syam adalah daerah-daerah sekitar Masjidil Aqsha.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya,


“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan:
– Berjalan kaki
– Sebagian naik kendaraan
– Sebagian akan diseret di atas wajah-wajah mereka.”
(Hadīts shahih riwayat Tirmidzi)

Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai di tempat
pengumpulan, sebagaimana bisa disimpulkan di dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim.

“Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari kabilah Muzainah.”
(Hadits Bukhari Muslim).

Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya.

Pengumpulan di sini adalah di dunia untuk sebagian manusia.

Sedangkan pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di akhirat untuk semua manusia.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan keselamatan kepada kita semua di dunia dan di
akhirat.
------------------------
Halaqah yang ke-26 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ditiupnya Sangkakala”.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya sangkakala.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya, “Apa itu sangkakala?”


Maka Beliau mengatakan, “Tanduk yang ditiup.”
(Hadits shahih riwayat Abū Dāwūd, Tirmidzi dan juga Nasā’i).

Beberapa ayat menunjukkan bahwa sangkakala akan ditiup 2 kali, diantaranya adalah firman Allāh
Subhānahu wa Ta’āla,

َ ‫ﺽ ااَّل َﻣﻦْ َﺷﺎﺀَ ﻪَّﻠﻟﺍ ُ ۖ ُﺛﻢَّ ُﻧﻔِ َﺦ ﻓِﻴ ِﻪ ﺃ ُ ْﺧﺮ َٰﻯ َﻓﺈِ َﺫﺍ ُﻫﻢْ ﻗِﻴَﺎ ٌﻡ َﻳﻨْﻈُﺮ‬
‫ُﻭﻥ‬ ِ ْ‫ﺕ َﻭ َﻣﻦْ ﻓِﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭ‬ ِ ‫َﻭ ُﻧﻔ َِﺦ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼ‬
ِ ‫ُّﻮﺭ َﻓﺼَ ِﻌﻖَ َﻣﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤ ََﺎﻭﺍ‬
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki oleh Allāh. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri,
menunggu.” (QS Az Zumār 68)

Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali
yang Allāh kehendaki.
Tiupan ini terjadi di hari Jum’at, sebagaimana dalam Shahīh Muslim.
Dan setiap hari Jum’at, hewan-hewan (mereka) senantiasa memasang telinga antara waktu Shubuh
sampai terbit matahari karena takut bila ditiup sangkakala pada hari tersebut. (Hadits shahih,
riwayat Abū Dāwūd, Tirmidzi dan juga Nasā’i)
Bila terdengar, maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya.
Dan yang pertama kali mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki penampungan
air untuk minum untanya. Maka diapun mati dan matilah semua manusia.
(HR Muslim)

Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan tidak ada waktu
kembali ke keluarganya, mereka meninggal di tempatnya masing-masing.

َ ‫ُﻮﻥ َﺗﻮْﺻِ ﻴ ۭ ًَﺔ َﻭﺂَﻟ ﺇِﻟَ ٰ ٓﻰ ﺃَﻫْ ﻠ ِِﻬﻢْ َﻳﺮْ ِﺟﻌ‬


٥٠﴿ ‫ُﻮﻥ‬ َ ‫ﺻﻴْﺤ ۭ ًَﺔ ٰ َﻭ ِﺣﺪَ ۭ ًﺓ َﺗﺄْ ُﺧﺬُ ُﻫﻢْ َﻭ ُﻫﻢْ َﻳﺨِﺼِّﻤ‬
َ ‫﴾ َﻓﺎَﻠ َﻳﺴْﺘَﻄِﻴﻌ‬٤٩﴿ ‫ُﻮﻥ‬ َ ‫ُﻭﻥ ﺇِﺎَّﻟ‬
َ ‫﴾ َﻣﺎ َﻳﻨﻈُﺮ‬
“Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika
mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat satu wasiatpun dan tidak pula dapat
kembali kepada keluarganya”.
(QS Yāsin: 49-50)

Di dalam Shahīh Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat makanan ke
mulutnya namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup sangkakala. Meninggallah seluruh
manusia dan kerajaan hari itu adalah milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata.

Ketahuilah, bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala sekarang telah menaruh sangkakala di
mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya, menunggu sewaktu-waktu diperintah oleh
Allāh ‘Azza wa Jalla.
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika mengabarkan para shahābat dengan kabar ini, Beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyeru para shahābat untuk mengatakan:

‫الو ِك ْي ُل َعلَى هّللا ِ َت َو َّك ْل َنا‬


َ ‫َحسْ ُب َنا هللاُ ونِعْ َم‬
“Cukuplah Allāh bagi kita dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allāh kita bertawakkal.” (HR
Tirmidzi)
----------------------------
Halaqah yang ke-27 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tiupan Sangkakala Yang
Ke Dua”.

Setelah tiupan pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup sangkakala untuk yang
kedua kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allāhu A’lam, apakah 40 hari atau bulan atau
40 tahun.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abū Hurairah:


َ ‫ْن أَرْ َبع‬
‫ُون‬ ِ ‫َبي َْن ال َّن ْف َخ َتي‬
“Antara dua tiupan, empat puluh.”
(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim)

Mereka bertanya kepada Abū Hurairah, shahābat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari atau 40
bulan atau apakah 40 tahun.
Maka beliau (yaitu Abū Hurairah) enggan menjawabnya.

⇒ Para ulama mengatakan karena tidak mengetahui ilmunya.

Dan diantara dua tiupan inilah Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menurunkan hujan yang ringan, yang
dengan sebabnya akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya, sebagaimana di dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya dia
tidak akan hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan.

Sehingga terbentuklah manusia kembali dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


ُ‫ َو ِم ْن ُه ي َُر َّكب‬، ‫ب‬ َّ ُ‫ان َشىْ ٌء إِالَّ َي ْبلَى إِالَّ َع ْظمًا َواح ًِدا َوهْ َو َعجْ ب‬
ِ ‫الذ َن‬ ِ ‫اإل ْن َس‬ َ ‫ُت ْال َب ْق ُل َلي‬ َ ‫ َف َي ْن ُب ُت‬. ‫ُث َّم ُي ْن ِز ُل هَّللا ُ م َِن ال َّس َما ِء َما ًء‬
ُ ‫ون َك َما َي ْنب‬
ِ ‫ْس م َِن‬
‫ْال َخ ْل ُق َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة‬
“Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menurunkan hujan dari langit. Maka mereka pun
tumbuh seperti tumbuhnya tunas, tidak ada dari badan manusia sesuatu, kecuali akan rusak. Kecuali
satu tulang, yaitu tulang ekor. Dan darinyalah akan dibentuk manusia pada hari kiamat.”
(HR Bukhāri dan Muslim)

Saudara sekalian,
Allāh-lah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dan Dialah yang akan
membangkitkan manusia setelah matinya.

Allāh berfirman:
‫َوه َُو الَّذِي َي ْب َدأ ُ ْال َخ ْلقَ ُث َّم ُيعِي ُدهُ َوه َُو أَهْ َونُ َعلَ ْي ِه‬
“Dan Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian akan
mengembalikan menghidupkan kembali. Dan menghidupkannya itu adalah lebih mudah bagi Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.” (QS Ar Rūm: 27)

Setelah terbentuknya jasad semua manusia, maka malaikat akan meniup sangkakala untuk yang
kedua kalinya. Dan akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya dan hiduplah manusia serta akan
dibangkitkan dari kuburnya.

Allāh berfirman:
‫ُون‬
َ ‫ظر‬ُ ‫ُث َّم ُنفِ َخ فِي ِه أُ ْخ َرى َفإِ َذا ُه ْم قِ َيا ٌم َي ْن‬
“Kemudian akan ditiup sangkakala yang kedua kalinya maka tiba-tiba mereka bangkit dalam keadaan
menunggu.” (QS Az Zumār 68)
-----------------
Halaqah yang ke-28 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kebangkitan”.

Yang dimaksud dengan kebangkitan adalah dikembalikannya arwah kepada jasad sehingga manusia
kembali hidup.
• Akan digoncangkan bumi dengan segoncang-goncangnya.
• Dan terbuka kuburan manusia.

Kemudian,
• Keluarlah semua manusia dari kuburnya dalam keadaan hidup.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫) َو َقا َل ٱإۡل ِن َس ٰـنُ َما لَ َها‬٢( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ أَ ۡث َقالَ َها‬


ِ ‫) َوأَ ۡخ َر َج‬١( ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ ِز ۡل َزالَ َها‬
ِ َ‫إِ َذا ُز ۡل ِزل‬

“Apabila bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya. Dan bumi mengeluarkan beban-bebannya.


Dan berkatalah manusia, mengapa bumi menjadi begini?”
(QS Al Zalzalah 1-3 )

Dan orang pertama kali akan terbuka kuburannya adalah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
(HR Bukhāri dan Muslim)
Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


ُ ‫ُي ْب َع‬
‫ث ُك ُّل َع ْب ٍد َعلَى َما َماتَ َعلَ ْي ِه‬

“Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia.” (HR Muslim)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya;

◆ Orang yang meninggal dalam keadaan ihram haji atau ‘umrah maka akan dibangkitkan dalam
keadaan membaca talbiyah.
(HR Bukhāri dan Muslim)

◆ Orang yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang kesurupan, yaitu
dalam keadaan sempoyongan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ۚ ‫َّط ُه ٱل َّش ۡي َط ٰـنُ م َِن ۡٱل َم‬


‌ِّ‫س‬ ُ ‫ُون إِاَّل َك َما َيقُو ُم ٱلَّذِى َي َت َخب‬ ُ ‫ِين َي ۡأ‬
َ ُ ‫ڪل‬
َ ‫ون ٱلرِّ َب ٰو ْا اَل َيقُوم‬ َ ‫ٱلَّذ‬

“Orang-orang yang memakan riba tidak bangkit dari kuburnya kecuali seperti bangkitnya orang-
orang yang kerasukan syaithān.” (QS Al Baqarah 275)

Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh kebanyakan
manusia.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َّ‫ِين َك َفر ُٓو ْا أَن لَّن ي ُۡب َع ُثو ْۚ‌ا قُ ۡل َبلَ ٰى َو َربِّى لَ ُت ۡب َع ُثن‬
َ ‫َز َع َم ٱلَّذ‬

“Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Bahkan
demi Rabb-ku kalian akan dibangkitkan.” (QS At Taghābūn 7)

Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu manusia akan menyesal;
◆ Orang kafir menyesal karena tidak beriman.
◆ Orang beriman menyesal karena tidak maksimal di dalam beramal di dunia.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita dan orang-orang yang kita cintai kemudahan di
dalam menghadapi hari yang sangat besar ini.
---------------------
Halaqah yang ke-29 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kejadian-kejadian Yang
Dahsyat Di Hari Kiamat”.

Pada hari kiamat, setelah bangkitnya manusia dari kubur, akan terjadi kejadian-kejadian dahsyat di
alam semesta yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah.

Tidak ada yang mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali Allãh ‘Azza wa Jalla.

Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Allãh sehingga
menjadi fatamorgana.
Dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti tumpukan pasir yang beterbangan atau seperti
bulu yang dihamburkan.

⇒ Lihat :
• QS Al Wāqi’ah : 5-6
• QS Muzzammil : 14
• QS An Naba’ : 20
• QS At Takwīr : 3
• QS Al Qāri’ah : 5

Bumi yang sebelumnya tenang akan digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan


dibentangkan.

Kemudian diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata tanpa gunung, tanpa lembah tanpa pohon.

⇒ Lihat :
• QS Thāhā : 105-107
• QS Al Wāqi’ah : 4
• QS At Takwīr : 3
• QS Al Zalzalah : 1

Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api.

⇒ Lihat:
• QS Al Infithār : 3
• QS At Takwīr : 6

Langit yang tujuh yang sangat tinggi & sangat besar yang Allãh tinggikan tanpa tiang, pada hari itu
akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah.

Dan akan berubah warnanya menjadi warna merah seperti mawar.

⇒ Lihat:
• QS Al Hāqqah : 16
• QS Al Infithār : 1
• QS Al Insyiqāq : 1
• QS Ar Rahmān : 37
• QS At Thūr : 9
• QS At Takwīr : 11
• QS Al Furqān : 25

Matahari akan digulung dan lenyap cahayanya (QS At Takwīr: 1).


Bulan akan hilang cahayanya dan akan dikumpulkan dengan matahari (QS Al Qiyāmah 8-9).

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


‫الشمس والقمر مكوران يوم القيامة‬
“Matahari dan bulan akan digulung pada hari kiamat.”
(HR Bukhāri)

Bintang yang sedemikian banyaknya akan berjatuhan dan lenyap cahayanya.


⇒ Lihat:
• QS Al Infithaar : 2
• QS At Takwīr : 2

Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya semua ini terjadi di antara dua tiupan.
Allãhu A’lam, Allãh yang lebih mengetahui mana yang benar.

Dan yang penting bagi kita semua bahwasanya kita diperintahkan untuk takut. Dan supaya kita
mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tersebut.
--------------------------
Halaqah yang ke-30 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Manusia Ketika
Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat”.

Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga kehancuran
alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah.
Seperti laron atau anai-anai yang berhamburan.

Allãh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman:


ِ ‫اش ْال َمب ُْثو‬
‫ث‬ ِ ‫َي ْو َم َي ُكونُ ال َّناسُ َك ْال َف َر‬
“Hari di mana manusia seperti laron yang berhamburan.”
(QS Al Qāri’ah: 4)

Manusia sangat takut.


◆ Seandainya ada ibu yang menyusui niscaya dia akan lupa dengan anak yang dia susui.
◆ Seandainya ada ibu yang sedang hamil niscaya dia akan langsung melahirkan anaknya.
◆ Dan seandainya ada anak kecil niscaya dia akan menjadi tua.
Semuanya itu adalah karena mereka sangat takut.

Manusia sempoyongan seperti mabuk padahal mereka tidak mabuk.


⇒Lihat :
• QS Al Hajj: 1-2
• QS Al Muzzammil: 17

Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat dia cintai di dunia; lari dari saudaranya, dari ibu dan
bapaknya, dari istri dan juga anak-anaknya.
Masing-masing memikirkan keselamatan dirinya sendiri.
⇒Lihat QS ‘Abasa: 34-37

Kemudian terdengar seruan, mereka pun bersegera menuju penyeru tersebut.

Allãh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman:


َ ‫َّاع َيقُو ُل ْالكافِر‬
‫ُون‬ ِ ‫ِين إِلَى الد‬ ِ ‫ُون م َِن اأْل َجْ دا‬
َ ‫) ُمهْطِ ع‬٧( ‫ث َكأ َ َّن ُه ْم َجرا ٌد ُم ْن َتشِ ٌر‬ َ ‫) ُخ َّشعا ً أَبْصا ُر ُه ْم َي ْخ ُرج‬٦( ‫َّاع إِلى َشيْ ٍء ُن ُك ٍر‬
ِ ‫َي ْو َم َي ْد ُع الد‬
)٨( ‫هذا َي ْو ٌم عَسِ ٌر‬
“Pada hari di mana penyeru akan menyeru kepada sesuatu yang mengerikan. Pandangan-padangan
mereka tertunduk hina keluar dari kuburan seperti belalang yang bertebaran.
Mereka datang dengan cepat kepada penyeru tersebut seraya berkata orang-orang kafir, ‘Ini adalah
hari yang sangat sulit’.”
(QS Al Qamar: 6-8)

Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut dengan kedatangan hari tersebut
kemudian dia beramal untuknya, maka Allãh Subhānahu Wa Ta’āla akan memberikan rasa aman di
dalam menghadapi hari tersebut.
Allãh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman:
َ ‫اَل َيحْ ُز ُن ُه ُم ْال َف َز ُع اأْل َ ْك َب ُر َو َت َتلَ َّقا ُه ُم ْال َماَل ِئ َك ُة َه َذا َي ْو ُم ُك ُم الَّذِي ُك ْن ُت ْم ُتو َعد‬
‫ُون‬
“Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut malaikat
yang berkata, ‘Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian’.”
(QS Al Anbiyā: 103)
----------------
Halaqah yang ke-31 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Hasyr/Pengumpulan
(Bagian 1)”.

Termasuk beriman dengan hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia setelah
dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Setelah gunung dijalankan dan bumi diubah oleh Allah menjadi dataran yang luas terbentang, tidak
ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah.

Tidak ada sesuatu yang merupakan penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti bangunan, pohon,
dan lain-lain.

Maka manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju Padang Mahsyar dan
dikumpulkan di sana.

Allāhu a’lam, apakah bumi tersebut atau Padang Mahsyar tersebut adalah bumi kita sekarang yang
diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ۡ ۡ ‌ُۖ ‫ض َوٱل َّس َم ٰـ َو‬
ِ ‫ٲت َو َب َر ُزو ْا هَّلِل ِ ٱل َوٲ ِح ِد ٱل َقه‬
‫َّار‬ ِ ‫َي ۡو َم ُت َب َّد ُل ٱأۡل َ ۡرضُ غَ ۡي َر ٱأۡل َ ۡر‬
“(Yaitu) Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit. Dan mereka
semuanya di Padang Mahsyar berkumpul menghadap kepada Allah, Dzat Yang Maha Esa lagi Maha
Menguasai segala sesuatu.”
(QS Ibrahim : 48)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫اعلَ ٌم أِل َ َح ٍد‬ َ ْ‫ضا َء َع ْف َرا َء َكقُر‬
َ ‫ص ِة َنقِيٍّ َلي‬
َ ‫ْس فِ ْي َه‬ ٍ ْ‫يُحْ َشرُال َّناسُ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َعلَى أَر‬
َ ‫ض َب ْي‬
“Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat di atas bumi yang berwarna putih kemerahan, seperti
roti bundar pipih yang datar, yang terbuat dari gandum yang bersih, tidak ada tanda bagi
seseorang.”
(HR Bukhari dan Muslim)

Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir dan tidak ada
seorangpun yang ketinggalan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


‫ار َز ۬ ًة َو َح َش ۡر َن ٰـهُمۡ َفلَمۡ ُنغَاد ِۡر م ِۡنہُمۡ أَ َح ۬ ًدا‬ َ ‫َو َي ۡو َم ُن َس ِّي ُر ۡٱل ِج َبا َل َو َت َرى ٱأۡل َ ۡر‬
ِ ‫ض َب‬
“Dan pada hari di mana Kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi dalam
keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya. Maka tidak ada di antara
mereka yang Kami tinggalkan.”
(QS Al Kahfi : 47)

Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki, dan tidak berkhitan, manusia akan dikumpulkan.
Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan keselamatan diri dan tidak
memikirkan aurat orang lain.
Dan orang yang pertama kali akan diberikan pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alayhissalām.
(HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan
dia tidak bertobat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan baju yang
berkudis atau yang terbuat dari kudis.
(Hadits shahih riwayat Muslim)

Bahkan di Padang Mahsyar ini akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan seluruh hewan-
hewan.

Allah ‘Azza wa Jalla di dalam Surat Al An’ām ayat yang ke-38 ketika menyebutkan hewan-hewan
yang melata di bumi dan juga menyebutkan burung-burung, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla
mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan kepada Allah.

Allah berfirman:
َ ‫ُث َّم إِلَ ٰى َرب ِِّہمۡ ي ُۡح َشر‬
‫ُون‬
“Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka.”
(QS Al An’ām : 38)
-----------------------
Halaqah yang ke-32 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Hasyr/Pengumpulan
Bagian Ke-2”.

Di Padang Mahsyar akan didekatkan matahari sejarak 1 mil sehingga manusia mendapatkan
kesusahan yang sangat.

Mereka berkeringat sesuai dengan kadar amalannya, yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya
sampai:
• Kedua mata kaki
• Kedua lututnya
• Pinggangnya
• Bahkan ada yang sampai mulutnya.
(Hadits shahih riwayat Muslim)

Salah seorang rawi Sulaim Ibn ‘Āmir, beliau mengatakan:


◆ Demi Allah saya tidak tahu apa yang Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam maksud dengan 1 mil di
sini; apakah “jarak” atau “mil” yang berarti alat pencelak mata.

Dan Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Di dalam waktu yang sangat lama di Padang Mahsyar mereka menunggu hari keputusan. Satu hari di
sana seperti 50.000 tahun di dunia.
Namun Allah Azza wa Jalla akan meringankan hari tersebut bagi orang-orang yang beriman.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


َ ‫ين أَ ۡل‬
‫ف َس َن ۬ ٍة‬ َ ‫َت ۡع ُر ُج ۡٱل َملَ ٰـٓ ِٕٮڪ َُة َوٱلرُّ و ُح إِلَ ۡي ِه فِى َي ۡو ۬ ٍم َك‬
َ ِ‫ان م ِۡق َدا ُرهُ ۥ َخ ۡمس‬
“Para malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla pada waktu dimana satu hari
di sana seperti 50.000 tahun di dunia.”
(QS Al Ma’arij: 4)

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwasanya:


Orang yang tidak membayar zakat hartanya, dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai hari
keputusan.

Disebutkan di dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000 tahun di dunia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


َ ‫لى أَنْ َت ْغر‬
‫ُب‬ ِ ‫مْس ل ِْل ُغر ُْو‬
َ ِ‫ب إ‬ ِ ‫ك اليوم َعلَى ْالم ُْؤم‬
ِ ‫ِن َك َت َدلِّي ال َّش‬ َ ‫ار نِصْ فِ َي ْو ٍم مِنْ َخمْسِ ي َْن أَ ْل‬
َ ِ‫ف َس َن ٍة َف َيهُونُ َذل‬ َ َ‫َيقُ ْو ُم ال َّناسُ ل َِربِّ ْال َعالَ ِمي َْن ِم ْقد‬
“Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul ‘Alamin pada saat itu selama setengah hari dari 50.000
tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman.
Setengah hari tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai
tenggelamnya matahari.”
(Hadits shahih riwayat Ibnu Hibban)

Di dalam hadits yang lain Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan :


‫ ينتظرون فصل القضاء‬،‫ شاخصة أبصارهم إلى السماء‬، ‫يجمع هللا األولين واآلخرين لميقات يوم معلوم قياماـ أربعين سنة‬
“Allah akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang diketahui,
dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, dalam keadaan tajam pandangan mereka memandang ke
langit menunggu waktu keputusan dari Allah ‘Azza wa Jalla.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Thabrāni di dalam Al Mu’jamul Kabīr)

⇒ Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut tergantung amalan seseorang di dunia.
Wallahu A’lamu bishshawāb.

Dan saat itulah manusia menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sesaat saja.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


۬ ُ ۡ َ
‌ۡ‫ون َب ۡي َنہ ُۚم‬
َ ُ‫ارف‬ ِ ‫ش ُرهُمۡ َكأن لَّمۡ َيل َبث ٓو ْا إِاَّل َسا َع ًة م َِّن ٱل َّن َہ‬
َ ‫ار َي َت َع‬ ُ ‫َو َي ۡو َم َي ۡح‬
“Dan pada hari di mana Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengumpulkan mereka. Mereka merasa
seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali sekejap saja di siang hari dan pada saat itu mereka
saling mengenal di antara mereka.” (QS Yunus: 45)
----------------------------
Halaqah yang ke-33 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang-orang yang
Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat”.

Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memuliakan sebagian
orang-orang yang beriman dengan memberikannya teduhan, yaitu berada di bawah bayangan ‘Arsy
Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
‫َس ْب َع ٌة يُظِ لُّ ُه ْم هَّللا ُ فِي ظِ لِّ ِه َي ْو َم اَل ظِ َّل إِاَّل ظِ لُّ ُه‬
Tujuh golongan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan teduhan kepada mereka di dalam
teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬menyebutkan 7 golongan:

1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya
sesuai dengan syariat Allah Subhānahu wa Ta’āla.

2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah. Yaitu tidak menggunakan masa
mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti kebanyakan pemuda.
3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid,maksudnya sangat mencintai masjid, diantaranya
adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah bagi laki-laki.

4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah Subhānahu wa Ta’āla dan
berpisah karena Allah. Maksudnya bukan saling mencintai karena dunia atau karena kerabat semata
akan tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah.

5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan
kemudian laki-laki tersebut berkata “Aku takut kepada Allah”, maksudnya dia meninggalkan
perzinaan tersebut karena takut kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.

6. Seseorang yang bershadaqah kemudian menyembunyikan shadaqah tersebut sehingga tangan


kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya. Maksudnya dia menyembunyikan
shadaqah tersebut sehingga jauh dari pandangan manusia dan pendengaran mereka.

7. Seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri kemudian matanya meneteskan air mata
karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Hadits Shahih Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasululllah ‫ﷺ‬
bersabda :
‫من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله هللا في ظله‬
Barangsiapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan, (maksudnya adalah seorang
yang miskin yang kesulitan di dalam membayar hutang) atau memaafkan hutangnya (maksudnya
sebagian atau seluruhnya) maka Allah akan memberikan ia teduhan.” (HR Muslim).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:


Allah akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan ‘Arsy-Nya” (HR Tirmidzi dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ب َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة‬ َ ‫س هللاُ َع ْن ُه ُكـرْ َب ًة مِنْ ُك‬


ِ ‫ـر‬ ِ ‫ِن ُكـرْ َب ًة مِنْ ُك َر‬
َ ‫ َنـ َّف‬، ‫ب ال ُّد ْن َيا‬ َ ‫َمنْ َنـ َّف‬
ٍ ‫س َعنْ م ُْؤم‬
Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di dunia, maka Allah akan
menghilangkan satu kesusahan baginya di hari kiamat. (HR. Muslim)

Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi yang kita miliki
untuk bisa mengamalkan amalan-amalan di atas dan perbanyaklah menghilangkan kesusahan orang
lain. Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita dan menghilangkan kesusahan-
kesusahan kita di hari kiamat.
-----------------
Halaqah yang ke-34 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Orang-orang
Yang Beriman dan Bertaqwa Di Hari Kiamat”.

Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertaqwa, mereka di hari tersebut akan:
✓Mendapatkan rasa aman.
✓Tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari kiamat.
✓Dan mereka tidak bersedih, yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan.

Rasa aman ini Allah Subhānahu wa Ta’āla berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketaqwaan
mereka.
◆ Barangsiapa yang sempurna iman dan juga taqwanya maka dia akan mendapatkan rasa aman
yang sempurna.
◆ Dan barangsiapa yang kurang iman dan juga taqwanya maka akan berkurang pula rasa aman yang
akan dia dapatkan.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


‫) َل ُه ُم ۡٱلب ُۡش َر ٰى فِى ۡٱل َح َي ٰو ِة ٱلد ُّۡن َيا َوفِى ٱأۡل َخ َِر ِۚ‌ة‬٦٣( ‫ون‬
َ ُ‫ڪا ُنو ْا َي َّتق‬ َ ‫أَآَل إِنَّ أَ ۡولِ َيآ َء ٱهَّلل ِ اَل َخ ۡوفٌ َعلَ ۡي ِهمۡ َواَل هُمۡ َي ۡح َز ُن‬
َ ‫) ٱلَّذ‬٦٢( ‫ون‬
َ ‫ِين َءا َم ُنو ْا َو‬
“Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak akan
bersedih.
Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka bertaqwa. Bagi merekalah kabar gembira di dunia dan
juga di akhirat.”
(QS Yunus: 62- 64)

Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:


َ ‫ك لَ ُه ُم ٱأۡل َ ۡمنُ َوهُم م ُّۡه َتد‬
)٨٢( ‫ُون‬ َ ‫ظ ۡل ٍم أ ُ ْولَ ٰـٓ ِٕٮ‬
ُ ‫ِين َءا َم ُنو ْا َولَمۡ َي ۡل ِبس ُٓو ْا إِي َم ٰـ َنهُم ِب‬
َ ‫ٱلَّذ‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan kezhaliman
(kesyirikan) merekalah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan dan merekalah orang-orang
yang mendapatkan petunjuk.” (QS Al An’ām: 82)

Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di hari kiamat.
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang beriman :
۬ ‫ض َر ۬ ًة َو ُسر‬
)١١( ‫ُورً ا‬ ۡ ‫ك ۡٱل َي ۡو ِم َولَ َّق ٰٮهُمۡ َن‬
َ ِ‫) َف َو َق ٰٮ ُه ُم ٱهَّلل ُ َشرَّ َذٲل‬١٠( ‫ُوسً ا َق ۡم َط ِر ۬يرً ا‬
۬ ‫إ َّنا َن َخافُ مِن رَّ ِّب َنا َي ۡومًا َعب‬
ِ
“Sesungguhnya kami takut dari Rabb kami pada hari di mana orang bermuka masam penuh dengan
kesulitan.
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menjaga mereka dari kesusahan pada hari tersebut.
Dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati.” (QS Al Insān: 10-11)

◆ Umat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh umat nabi yang lain. Wajah, tangan, dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu
mereka di dunia. (HR Bukhāri dan Muslim)

Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang lehernya di hari
kiamat. (HR Muslim)
⇒ Ada yang mengatakan bahwasanya hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan
keringat daripada yang lain.

◆ Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan, baik untuk dirinya, keluarganya
maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya maka dia akan berada di atas mimbar dari
cahaya. (HR Muslim)

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang-orang yang mewujudkan iman
dan juga taqwa.
⇒ Beriman artinya membenarkan dan mempercayai dengan hati.
⇒ Bertaqwa artinya mengamalkan kepercayaan tersebut dan keyakinan tersebut.
----------------
Halaqah yang ke-35 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Orang-orang
yang Beriman yang Berdosa di Hari Kiamat”.

Iman dan amal shalih adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya, dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan di hari
kiamat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


َ ‫ت َسوا ًء َمحْ يا ُه ْم َو َمما ُت ُه ْـم سا َء ما َيحْ ُكم‬
‫ُون‬ َ َّ‫ت أَنْ َنجْ َعلَ ُه ْم َكال‬
ِ ‫ذين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّالِحا‬ َ ِ‫أَ ْم َحس‬
َ َّ‫ب ال‬
ِ ‫ذين اجْ َت َرحُوا ال َّسيِّئا‬
“Apakah orang-orang yang melakukan dosa menyangka bahwasanya Kami akan menjadikan mereka
seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih?
Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka
tersebut.” (QS Al Jatsiyah: 21)

◆ Orang yang tidak membayar zakat emas dan perak, maka akan disetrika dahi, lambung, dan
punggung mereka dengan lempengan emas dan perak yang dipanaskan di neraka Jahannam.

◆ Orang yang memiliki unta kemudian dia tidak membayar zakatnya, maka dia akan ditelentangkan
di tempat yang rata kemudian unta-unta tersebut akan menginjak-injaknya dan menggigitnya.

◆ Orang yang memiliki sapi dan kambing kemudian dia tidak membayar zakatnya, maka hewan-
hewan tersebut akan menginjak-injaknya dan menanduknya.
Demikian dilakukan terhadap mereka sampai hari keputusan. (HR Muslim)

◆ Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan secara
syariat, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya maka akan datang di hari tersebut dalam
keadaan wajah tidak berdaging.
َ ‫ َح َّتى َيأْت َِي َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة لَي‬،‫اس‬
‫ْس فِيْ َوجْ ِه ِه م ُْز َع ُة لَحْ ٍم‬ َ ‫يزا َل الرَّ ُج ُل َيسْ أ َ ُل ال َّن‬
َ ‫َما‬
“Senantiasa seseorang meminta kepada manusia, sampai datang kepada hari kiamat dalam keadaan
tidak ada di wajahnya sepotong dagingpun.”
(Hadits shahih, riwayat Bukhari dan Muslim)

◆ Orang yang pernah melakukan ghulul yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang secara
sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut pada hari kiamat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ِ ‫َو َمن َي ۡغلُ ۡل َي ۡأ‬
‫ت ِب َما َغ َّل َي ۡو َم ۡٱلقِ َي ٰـ َم ِۚ‌ة‬
“Dan barangsiapa yang melakukan ghulul, maka dia akan membawa harta ghulul tersebut pada hari
kiamat.” (QS Ali Imran: 161)

◆ Orang yang berkhianat di dunia, maka akan diberikan bendera di hari kiamat. Kemudian dikatakan
“Ini adalah pengkhianatan Fulan bin Fulan”. (HR Muslim)

Sehingga manusia saat itu di Padang Mahsyar mengetahui bahwasanya dia adalah seorang
pengkhianat.

Dan masuk dalam makna pengkhianatan adalah:


⑴ Pengkhianatan rakyat terhadap penguasa yang sah.
⑵ Pengkhianatan penguasa terhadap rakyatnya.
⑶ Pengkhianatan di dalam perjanjian.
⑷ Dan lain-lain.
⇒ Semakin besar pengkhianatan seseorang, maka akan semakin tinggi benderanya.

◆ Orang-orang yang sombong di dunia, maka akan dikumpulkan di Padang Mahsyar sebesar semut-
semut kecil dalam bentuk manusia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya: “Akan dikumpulkan orang-orang yang
sombong di hari kiamat sebesar semut-semut kecil berbentuk manusia, mereka diselimuti kehinaan
dari semua arah.” (Hadits hasan riwayat Tirmidzi)

◆ Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua matanya. (Hadits
shahih riwayat Abu Dawud)
Demikianlah keadaan sebagian orang-orang yang beriman yang berdosa di Padang Mahsyar.

◆ Dan barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim di dunia, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla
akan menutupi aibnya di hari kiamat.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫و من ستر مسلما ستره هللا يوم القيامة‬
“Dan barang siapa yang menutup aib seorang Muslim maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan
menutup aibnya di hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)-
-----------------
Halaqah ke-36 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Asy Syafa’atul ‘Uzhma
(Syafa’at yang Paling Besar)”.

Asy Syafa’atul ‘Uzhma adalah syafa’at yang dilakukan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
untuk para penduduk Padang Mahsyar, yang isinya adalah permintaan kepada Allah Subhānahu wa
Ta’āla supaya Allah Subhānahu wa Ta’āla menyegerakan Hari Keputusan.

Dinamakan Asy Syafa’atul ‘Uzhma (syafa’at yang paling besar) karena syafaat ini diperuntukkan
untuk seluruh manusia; yang mukmin maupun yang kafir, ketika sudah memuncak kesusahan di
Padang Mahsyar;
• Terik matahari
• Keringat yang menggenang
• Waktu yang sangat lama
• Dalam keadaan takut yang sangat,
menunggu Hari Keputusan, maka manusia ingin disegerakan Hari Keputusan tersebut.

Mereka mendatangi orang-orang yang memiliki kedudukan mulia supaya:


⑴ Memohon kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla agar menyegerakan Hari Keputusan.
⑵ Membebaskan mereka dari kesusahan yang berkepanjangan di Padang Mahsyar.

◆ Pertama-tama mereka mendatangi Nabi Adam ‘alayhissalām, bapak mereka, manusia yang
pertama.
Namun beliau enggan dan meminta udzur dan merasa tidak berhak karena beliau ‘alayhissalam
pernah memaksiati Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan memakan sesuatu yang dilarang.

◆ Kemudian Nabi Adam ‘alayhissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Nuh, rasul yang pertama
yang diutus kepada manusia.
Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah sesuatu yang
tidak dibenarkan.

◆ Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi Nabi Ibrahim ‘alayhissalam, kekasih Allah.
Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena merasa pernah berdusta.

◆ Kemudian Nabi Ibrahim ‘alayhissalam menyuruh manusia mendatangi nabi Musa ‘alayhissalam,
seorang nabi yang pernah diajak bicara oleh Allah.
Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia tanpa diperintah
oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.

◆ Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi Nabi Isa ‘alayhissalām, beliau juga enggan dan merasa
tidak berhak.

◆ Akhirnya Nabi Isa ‘alayhissalām menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad shallallāhu
‘alayhi wa sallam.
Kemudian mereka mengatakan : “Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para nabi,
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.
Lakukanlah syafa’at, mintalah kepada Robb-mu untuk kami.
Bukankah kamu telah melihat bagaimana keadaan kami?
Bukankah kamu melihat bagaimana kesusahan kami?”

Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menuju bawah ‘Arsy Allah Subhānahu wa Ta’āla dan
bersujud kepada Allah.
Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla mengilhamkan kepada Beliau pujian-pujian kepada Allah yang
belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorang pun.
Kemudian dikatakan kepada Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka kamu akan diberi.
Lakukanlah syafa’at maka kamu akan dikabulkan syafa’atmu.”
(Hadits shahih riwayat Bukhari dan juga Muslim)

Inilah yang dimaksud dengan ‫( َم َقا ٌم مَّحْ مُو ٌد‬maqamun mahmud), yaitu kedudukan yang dipuji.
⇒ Dimana Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah
Subhānahu wa Ta’āla janjikan untuk beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sebagaimana di dalam
AlQurān:
ً ‫ك َم َقامًا مَّحْ م‬
‫ُودا‬ َ ‫َع َسى أَن َي ْب َع َث‬
َ ‫ك َر ُّب‬
“Semoga Rabb-mu membangkitkan dirimu pada kedudukan yang dipuji.”
(QS Al Isra’: 79)
------------------------------------------
Halaqah yang ke-37 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Datangnya Allah
Subhānahu wa Ta’āla Untuk Memberi Keputusan”.

Setelah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam diizinkan untuk melakukan syafa’at dan diterima
syafa’atnya oleh Allah, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan datang untuk memberi keputusan bagi
penduduk mahsyar dan menghisab amalan-amalan mereka.

Allah datang dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah Subhānahu wa Ta’āla, tidak
mengetahui bagaimananya kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Kewajiban kita adalah beriman bahwasanya Allah akan datang.


• Tidak boleh kita ingkari.
• Tidak boleh kita serupakan datangnya Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan datangnya makhluk.
• Dan tidak boleh kita takwil dengan mengatakan bahwasanya yang datang adalah perintah-Nya
atau urusan-Nya atau adzabNya.
◆ Langit akan pecah dengan awan putih, Allahu a’lam dengan hakikatnya.

◆ Akan diturunkan para malaikat dan mereka akan datang dengan bershaf-shaf.
Alahh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
‫ـًًّﻔﺎ‬K ‫ﺻ‬
َ ‫ـًًّﻔﺎ‬K ‫ﺻ‬
َ ُ‫َﻭ َﺟﺎﺀَ َﺭ ُّﺑﻚَ َﻭ ْﺍﻟﻤَﻠَﻚ‬
“Dan datanglah Rabbmu dan para malaikat bershaf-shaf.” (QS Al Fajr: 22)
Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:
‫َﻭ َﻳﻮْ َﻡ َﺗﺸَ َّﻘﻖُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ِﺑ ْﺎﻟ َﻐﻤ ـَﺎﻡ َﻭ ُﻧﺰِّ َﻝ ْﺍﻟﻤَﺎَﻠ ِﺋﻜ َُﺔ َﺗﻨﺰِﻳاًل‬
ِ
“Dan hari dimana langit akan pecah dengan awan putih dan diturunkan para malaikat.” (QS Al
Furqan: 25)
◆ Ketika Allah datang bersinarlah bumi dengan cahaya Allah dan didatangkan para nabi dan para
malaikat pencatat amal yang baik maupun yang jelek yang mereka akan dijadikan saksi.
َ ‫ُﻮﺭ َﺭ ِّﺑ َﻬﺎ َﻭﻭُ ﺿِ َﻊ ْﺍﻟﻜِﺘَﺎﺏُ َﻭ ِﺟﻲﺀَ ِﺑﺎﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴﻦَ َﻭﺍﻟﺸُّ َﻬﺪَﺍﺀِ َﻭﻗُﻀ َِﻲ َﺑﻴْﻨَ ُﻬﻢْ ِﺑ ْﺎﻟﺤَﻖِّ َﻭ ُﻫﻢْ اَل ُﻳﻈْﻠَﻤ‬ َ َ
‫ُﻮﻥ‬ ِ ‫َﻭﺃ ْﺷﺮَ َﻗﺖِ ﺍﺄْﻟ ﺭْ ﺽُ ِﺑﻨ‬
“Dan bumi akan menjadi terang dengan cahaya Rabbnya dan diletakkan kitab-kitab dan didatangkan
para nabi dan juga para syuhada (yaitu para malaikat) dan akan diputuskan diantara mereka dengan
haq dan mereka tidak akan dizhalimi.” (QS Az Zumar: 69)
◆ Allah akan melipat langit.
ِ‫ۚ َﻳﻮْ َﻡ َﻧﻄْﻮِﻱ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ َﻛﻄَﻲِّ ﺍﻟﺴِّﺠِ ِّﻞ ﻟ ِْﻠﻜُﺘُﺐ‬
“Hari dimana Kami akan menggulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.”
(QS Al Anbiya’: 104)
◆ Allah akan menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya kemudian berkata:
“Aku adalah Raja dimana raja-raja bumi?”
(Hadits shahih riwayat Bukhari & Muslim)
◆ Suara Allah didengar penduduk mahsyar yang jauh maupun yang dekat, sebagaimana dalam
Shahih Bukhari.
◆ Dialah Allah Subhānahu wa Ta’āla, Māliki Yaumiddīn, yaitu Raja yang menguasai hari pembalasan.
----------------------------
Halaqah yang ke-38 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Manusia Ketika
Datangnya Allah Subhānahu wa Ta’āla”.

Kedatangan Allah di hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua makhluk.

Allah yang telah:


✓Menciptakan mereka supaya beribadah kepada-Nya semata,
✓Mengutus para rasul supaya ditaati,
✓Menurunkan kitab supaya diamalkan,
✓Memberikan kenikmatan supaya digunakan dengan baik,

Akan datang untuk menanyakan itu semua dan menghitung amalan-amalan mereka.

◆ Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia.
⇒ Orang yang kafir akan takut atas kekafirannya kepada Allah.
⇒ Orang yang beriman akan takut atas kemaksiatannya kepada Allah dan amalannya yang penuh
dengan kekurangan.
⇒ Dan akan didatangkan Jahannam, yang akan semakin menambah rasa takut manusia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫مام َس ْبع ُْو َن أَ ْلفِ َملَكٍ َيجُرُّ ْو َنها‬ َ
ٍ ‫ي ُْؤ َتى ِب َج َه َّن َم َي ْو َم ِئ ٍذ لَها َس ْبع ُْو َن أ ْلفِ َز‬
ٍ ‫ َم َع ُك ِّل َز‬،‫مام‬
“Akan didatangkan Jahannam pada hari tersebut. Jahannam tersebut memiliki 70.000 tali pengikat,
pada setiap tali pengikat ada 70.000 malaikat yang akan menyeretnya.” (HR Muslim)

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


۬ ًّK ۬ ۬ ۬
ِّ ‫ڪ ُر ٱإۡل ن َس ٰـنُ َوأَ َّن ٰى لَ ُه‬
‫ٱلذ ۡك َر ٰى‬ ِ َّ ‫) َو ِجاْ ٓى َء َي ۡو َم ِٕٮ ۭ ِذ ِب َج َه َّن َۚ‌م َي ۡو َم ِٕٮ ۬ ٍذ َي َت َذ‬٢٢( ‫ـًًّفا‬K ‫ص‬َ ‫ص ـًفا‬
َ ‫ك‬ َ ‫) َو َجآ َء َرب‬٢١( ‫ـًًّكا‬K َ‫ـًًّكا د‬K َ‫ت ٱأۡل َ ۡرضُ د‬
ُ َ‫ُّك َو ۡٱل َمل‬ ِ ‫َكآَّل إِ َذا ُد َّك‬
)٢٤( ‫ت ل َِح َياتِى‬ ‫) َيقُو ُل َي ٰـلَ ۡي َتنِى َقد َّۡم ُـ‬٢٣(
“Sekali-kali tidak, apabila bumi digoncangkan dengan segoncang-goncangnya.
Dan datang Rabb-Mu dan malaikat dengan berbaris.
Dan didatangkan pada hari tersebut jahannam.
Pada hari tersebut manusia akan sadar dan apa manfaat kesadaran pada hari tersebut?
Dia mengatakan: ‘Seandainya aku beramal untuk kehidupanku ini’.” (QS Al Fajr: 21-24)

◆ Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir.
Alahh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman :
َ ُ‫َّاع ُة َي ۡو َم ِٕٮ ۬ ٍذ َي َت َفرَّ ق‬
‫ون‬ َ ‫َو َي ۡو َم َتقُو ُم ٱلس‬
“Dan ketika datang Hari Kiamat, pada hari tersebut mereka akan saling berpisah.” (QS Ar Ruum: 14)

◆ Masing-masing umat akan duduk di atas lututnya karena rasa takut kepada Allah Subhānahu wa
Ta’āla pada hari tersebut.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ۚ۬
َ ُ‫َو َت َر ٰى ُك َّل أ ُ َّم ۬ ٍة َجا ِث َي ً‌ة ُك ُّل أُ َّم ۬ ٍة ُت ۡد َع ٰ ٓى إِلَ ٰى ِك َت ٰـ ِب َہا ۡٱل َي ۡو َم ُت ۡج َز ۡو َن َما ُكن ُتمۡ َت ۡع َمل‬
‫ون‬
“Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah.
Setiap umat akan dipanggil kepada kitab amalannya. Dikatakan kepada mereka: ‘Hari ini akan dibalas
amalan kalian’.” (QS Al Jatsiyah: 28)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫ان َي ْو ُم ْالقِ َيا َم ِة َي ْن ِز ُل إِلَى ْال ِع َبا ِد لِ َي ْقضِ َي َب ْي َن ُه ْم َو ُك ُّل أُ َّم ٍة َجا ِث َي ٌة‬
َ ‫ك َو َت َعالَى إِ َذا َك‬ َ ‫إِنَّ هَّللا َ َت َب‬
َ ‫ار‬
“Sesungguhnya Allāh Tabāraka Wa Ta’āla apabila datang hari kiamat, akan turun kepada hamba-
hamba untuk memutuskan di antara mereka. Dan masing-masing umat akan duduk di atas lututnya
dengan gelisah.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
----------------------------
Halaqah yang ke-39 dari Silsilah Beriman Kepada Hari akhir adalah tentang “Keadilan Allah
Subhānahu wa Ta’āla Ketika Hisab (Bagian 1)”.

Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allah Subhānahu wa Ta’āla terhadap amalan para
hamba di dunia.

◆ Hisab Allah adalah hisab yang sangat sempurna keadilannya; tidak ada kezhaliman sedikitpun.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
‌‫إِنَّ ٱهَّلل َ اَل َي ۡظلِ ُم م ِۡث َقا َل َذرَّ ۬ۖ ٍة‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi meskipun sebesar dzarrah sekalipun.” (QS An Nisa: 40)
⇒ Dan yang dimaksud dengan dzarrah adalah bagian yang paling kecil dari sebuah benda (atom).

◆ Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta anugerah yang Allah berikan kepada para hamba
adalah sangat banyak.
Seandainya Allah Subhānahu wa Ta’āla mengadzab semua makhluk, maka bukanlah hal itu sebuah
kezhaliman.
Dan seandainya Allah merahmati, niscaya rahmat Allah Subhānahu wa Ta’āla lebih baik dari pada
amalan mereka.
(Hadits shahih, riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Yang demikian karena Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah:


✓Pencipta mereka.
✓Raja yang memiliki kerajaan.

• Semua mahluk adalah milik-Nya dan dalam kerajaan-Nya.


• Dan Dia melakukan apa saja yang Dia kehendaki di dalam kerajaan-Nya.

Di antara yang menunjukkan keadilan Allah Subhānahu wa Ta’āla:


■ Pertama
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allah
Subhānahu wa Ta’āla adalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka
dilahirkan. (Lihat Surat Al-A’rāf: 172)

■ Ke Dua
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus para Rasul (para utusan) kepada manusia yang telah
mengingatkan mereka dengan fitrah ini dan mengajak mereka untuk beriman dengan hari akhir.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ۢ ۬
‫يزا َحكِي ۬ ًما‬
ً ‫ان ٱهَّلل ُ َع ِز‬ ‌ِۚ ‫اس َعلَى ٱهَّلل ِ حُجَّ ُة َب ۡع َد ٱلرُّ س‬
َ ‫ُل َو َك‬ َ ‫ين لِ َئاَّل َي ُك‬
ِ ‫ون لِل َّن‬ َ ‫رُّ ُسالً ُّم َب ِّش ِر‬
َ ‫ين َومُنذ ِِر‬
“Para Rasul yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan supaya tidak
ada hujjah bagi manusia atas Allah Subhānahu wa Ta’āla setelah kedatangan para Rasul. Dan
sesungguhnya Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah dzat Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (QS
An Nisa: 165)

■ Ke Tiga
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menugaskan para malaikat untuk mencatat semua amalan
manusia.
Allah Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:
)١٢( ‫ون‬َ ُ‫ُون َما َت ۡف َعل‬ َ ‫) ك َِرا ۬ ًما َك ٰـت ِِب‬١٠( ‫ين‬
َ ‫) َي ۡعلَم‬١١( ‫ين‬ َ ِ‫َوإِنَّ َعلَ ۡي ُكمۡ لَ َح ٰـفِظ‬
“Dan sesungguhnya pada diri kalian ada malaikat-malaikat yang menjaga atau mengawasi yang
mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al Infithar: 10-12)
----------------------------
Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadilan Allah
Subhānahu wa Ta’āla Ketika Hisab (Bagian 2)”.

Diantara keadilan Allah Subhānahu wa Ta’āla ketika hisab:

■ Ke Empat
Bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun
dinampakkan, akan didatangkan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Tidak ada manusia yang dizhalimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak
dia lakukan.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


)٨( ‫ـًرا َي َرهُ ۥ‬Kًّ ۬ ‫) َو َمن َي ۡع َم ۡل م ِۡث َقا َل َذرَّ ۬ ٍة َش‬٧( ‫َف َمن َي ۡع َم ۡل م ِۡث َقا َل َذرَّ ٍة َخ ۡي ۬رً ا َي َرهُ ۥ‬
“Maka barangsiapa yang mengamalkan kebaikan seberat atom sekalipun dia akan melihatnya. Dan
barangsiapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat atom sekalipun akan melihatnya.” (QS Al
Zalzalah: 7-8)

■ Ke Lima
Bahwasanya seseorang tidak akan memikul dosa orang lain.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
‌ٰۚ ‫از َر ۬ةٌ ِو ۡز َر أ ُ ۡخ َر‬
‫ى‬ ِ ‫َواَل َت ِز ُر َو‬
“Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain.” (QS Al An’am: 164)
⇒ Kecuali, apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya dalam kesesatan tersebut.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :


َ ِ‫اإل َث ِم م ِْث ُل آ َث ِام َمنْ َت ِب َع ُه الَ َي ْنقُصُ َذل‬
‫ك مِنْ آ َثام ِِه ْم َش ْي ًئا‬ ِ ‫ان َعلَ ْي ِه م َِن‬
َ ‫ضالَلَ ٍة َك‬
َ ‫َو َمنْ دَ َعا إِلَى‬
“Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya, tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun.” (Hadits shahih, riwayat Muslim)

■ Ke Enam
Bahwasanya masing-masing kita akan dipersilahkan melihat sendiri isi kitabnya.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
َ ‫ك ۡٱل َي ۡو َم َعلَ ۡي‬
)١٤( ‫ك َحسِ ي ۬ ًبا‬ َ ‫) ۡٱق َر ۡأ ِك َت ٰـ َب‬١٣( ‫شورً ا‬
َ ِ‫ك َك َف ٰى ِب َن ۡفس‬ ُ ‫ڪ َت ٰـ ۬ ًبا َي ۡل َق ٰٮ ُه َمن‬
ِ ‫َو ُن ۡخ ِر ُج َل ُه ۥ َي ۡو َم ۡٱلقِ َي ٰـ َم ِة‬
“Dan kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat, sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri.” (QS Al Isra: 13-14)

■ Ke Tujuh
Bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mendatangkan para saksi supaya tidak ada alasan bagi
manusia.

◆ Didatangkan para rasul yang bersaksi atas umatnya bahwasanya mereka sudah menyampaikan.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
‫ك َعلَ ٰى َه ٰـٓؤُ آَل ِء َش ِہي ۬ ًدا‬
َ ‫ف إِ َذا ِج ۡئ َنا مِن ُك ِّل أ ُ َّم ۭ ِة ِب َش ِهي ۬ ٍد َو ِج ۡئ َنا ِب‬
َ ‫َف َك ۡي‬
“Maka bagaimana jika kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan kami akan datangkan
dirimu sebagai saksi atas mereka.” (QS An Nisa: 41)

◆ Malaikat akan menjadi saksi.


Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
‫س َّم َع َها َسآ ِٕٮ ۬ ٌق َو َش ِہي ۬ ٌد‬
ٍ ۬ ‫َو َجآ َء ۡت ُك ُّل َن ۡف‬
“Dan akan datang setiap jiwa bersamanya malaikat yang menuntun dan malaikat yang menjadi
saksi.” (QS Qaf: 21)

◆ Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat.


Allah berfirman :
َ ‫ِيہمۡ َو َت ۡش َہ ُد أَ ۡر ُجلُهُم ِب َما َكا ُنو ْا َي ۡكسِ ب‬ َ ِّ َۡ ٓ ۡ ۡ
‫ُون‬ ِ ‫ٱل َي ۡو َم َنخ ِت ُم َعلَ ٰى أف َوٲه ِِهمۡ َو ُت َكل ُم َنآ أ ۡيد‬
“Pada hari ini akan kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan berbicara
dengan kami dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang sudah mereka lakukan.” (QS
Yasin: 65)
------------------------
Halaqah yang ke-41 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Memperbanyak
Al Hasanah (Kebaikan) dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) Bagian 1”.

Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab, maka
hendaklah dia:
⑴ Memohon rahmat dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.
⑵ Kemudian mengambil sebab supaya memiliki Al Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan
dosa sebisa mungkin.

Diantara caranya:
■ Pertama, Menjaga tauhid, yang merupakan:
• Hasanah (kebaikan) yang paling besar.
• Pondasi bagi hasanah yang lain.
• Sebab diampuninya dosa seseorang.

■ Ke Dua, Mencari amalan yang paling afdhal.


Yang apabila dilakukan maka dia akan mendapatkan hasanah yang banyak.
Yang demikian karena kita sangat butuh dengan hasanah yang banyak, sementara waktu untuk
mendapatkannya adalah sangat terbatas.
Amalan yang paling afdhal setelah Rukun Islam dan kewajiban-kewajiban agama yang lain, ada 3
amalan:
⑴ Menuntut ilmu agama.
⑵ Jihad fi sabilillah.
⑶ Dzikrullah yang dilakukan dengan khusyu’ di sebagian besar waktunya.

Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya daripada amalan yang sunnah.
Amalan yang wajib ‘ain (yaitu yang wajib atas semuanya) lebih afdhal dari pada amalan yang wajib
kifayah (yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain).
Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhal dari pada kewajiban yang berkaitan dengan
hak makhluk.

◆ Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan:


✓ Lebih ikhlash.
✓ Lebih mengikuti sunnah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara terus-menerus,
lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah yang paling dilakukan terus-
menerus meskipun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim).

Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang lain.

Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal daripada amalan yang manfaatnya
hanya untuk dirinya sendiri, contohnya seperti shadaqah dan dakwah fi sabilillah.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya;


“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang yang
mengikutinya, tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun.” (Hadits shahih riwayat Muslim)

Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal, seperti amalan yang dikerjakan di bulan
Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah.

Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu, seperti shalat di Masjidil Haram,
Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa.
------------------------
Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al
Hasanah (Kebaikan) Dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) Bagian 2”.

Diantara cara memperbanyak Al Hasanah dan menghilangkan As Sayyiah (dosa):

■ Ke Tiga
✓ Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin.
Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap
dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara, dan lain-lain.

✓ Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan niat yang benar
yaitu untuk mencari pahala Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang.” (Hadits
shahih riwayat Bukhari).

Di dalam hadits yang lain Beliau Shalallahu ‘alayhi wassallam mengatakan yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang-orang yang sedikit hasanahnya pada hari
kiamat kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di
kanannya, kirinya, depan, dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang
baik (Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim).

■ Ke Empat
Memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah.

Dan syarat diterimanya amalan ada 2 yaitu:


⑴ Ikhlash
⑵ Sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

■ Ke Lima
Bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal shalih.
Karena barangsiapa yang melakukan yang demikian itu maka dosanya akan diganti dengan hasanah.

Allah Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan bahwasanya,


• Orang yang menyekutukan Allah Subhānahu wa Ta’āla.
• Membunuh jiwa tanpa haq.
• Berzina
Maka mereka akan mendapatkan adzab yang pedih di hari kiamat, kecuali apabila dia:
• Bertaubat
• Beriman
• Mengerjakan amal shalih
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan. (QS
Al Furqan: 68-70)

■ Ke Enam
Memperbanyak istighfar.
⇒ Setiap:
• Melakukan dosa, atau
• Kurang bersyukur atas nikmat, atau
• Kurang dalam melakukan kewajiban atau,
• Lalai dari mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :


‫ص ِح ْي َف ِت ِه اِسْ ت ِْغ َفارً ا َك ِثيْرً ا‬ ُ
َ ْ‫ط ْو َبى لِ َمنْ َو َج َد فِي‬
“Tuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak.”
(Hadits shahih riwayat Ibnu Majah)

⇒ Tuba:
• Ada yang mengatakan maknanya adalah surga.
• Ada yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga.
■ Ke Tujuh
Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa
hasanah sebesar gunung-gunung Tihamah. Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan hasanah
tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentang sifat mereka.
Maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-
saudara kita, shalat malam sebagaimana kita shalat malam, akan tetapi mereka apabila dalam
keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya. (Hadits shahih
riwayat Ibnu Majah)
------------------------
Halaqah yang ke-43 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Memperbanyak
Al Hasanah (Kebaikan) dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) Bagian 3”.

Diantara cara untuk memperbanyak Al Hasanah dan mengurangi As Sayyiah adalah,

■ Ke Delapan, Bersabar atas musibah dan ujian.


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
‫هللا َو َما َعلَ ْي ِه َخطِ ْي َئ ٌة‬
َ ‫ِن َو ْالم ُْؤ ِم َن ِة فِي نفسه وولده وماله َح َّتى َي ْل َقى‬
ِ ‫َما َي َزا ُل ْال َبالَ ُء ِب ْالم ُْؤم‬
“Senantiasa ujian menimpa seorang Mu’min dan Mu’minah di dalam dirinya, anaknya, dan juga
hartanya sampai dia bertemu Allah Subhānahu wa Ta’āla dan dia tidak memiliki dosa.” (HR Tirmidzi)

Di dalam hadits yang lain, Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:
“Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari kiamat, maka
ahlul ‘afiyah (orang-orang yang tidak banyak terkena musibah) akan berkeinginan seandainya kulit-
kulit mereka digunting di dunia. (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)

Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar, sebagaimana
firman Allah Subhānahu wa Ta’āla:
ٍ ۬ ‫ُون أَ ۡج َرهُم ِب َغ ۡي ِر ِح َسا‬
‫ب‬ َّ ‫إِ َّن َما ي َُو َّفى ٱل‬
َ ‫ص ٰـ ِبر‬
“Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar tanpa batas.” (QS Az-Zumar:
10)

■ Ke Sembilan, Beramal shalih secara umum berdasarkan dalil-dalil yang shahih.


⇒ Seperti membaca Al Qur’an, berpuasa, dan lain-lain.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah yaitu Al Qur’an, maka setiap huruf dia akan
mendapatkan satu hasanah. Dan satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah.
(Hadits Shahih riwayat Tirmidzi).

Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya,


“Setiap amalan anak Adam, satu hasanah akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah sampai
tujuh ratus. Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah Subhānahu wa Ta’āla dan
Dia-lah yang akan membalasnya. (Hadits Shahih riwayat Bukhari dan Muslim).

Mintalah senantiasa kepada Allah pertolongan di dalam beramal.


Beramallah sebaik mungkin dan mohonlah kepada Allah supaya diterima.

Dan ketahuilah bahwasanya amal kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kenikmatan surga dan
keselamatan dari neraka.
Seandainya seseorang beramal semaksimal mungkin, sebaik-baiknya selama hidupnya, niscaya tidak
cukup untuk membalas kenikmatan Allah di dunia, maka bagaimana dengan kenikmatan akhirat?

Rahmat atau kasih sayang dan anugerah Allah-lah yang lebih kita harapkan.

Rasulullah h shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Amalan seseorang tidaklah memasukkan dia ke dalam surga. Para sahabat berkata, “Tidak juga
engkau ya Rasulullah?” Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab, “Tidak juga saya, kecuali Allah
Subhānahu wa Ta’āla melimpahkan kepadaku anugerah dan rahmatNya.” (Hadits Shahih riwayat
Bukhari dan Muslim)
---------------------------------
Halaqah yang ke-44 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Pertanyaan Ketika Hisab
(Bagian 1)”.

Ketika hisab, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai
dengan keagungan Allah.

Allah akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Tidaklah diantara kalian kecuali Rabb-nya akan berbicara kepadanya, tidak ada antara dia dengan
Allah penerjemah. Dia akan melihat sebelah kanannya maka dia tidak melihat kecuali amalan yang
sudah dia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah
dia lakukan. Dan akan melihat depannya maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya.
Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma. (HR Bukhari dan Muslim,
shahih)

Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada 3 golongan yang Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak akan
berbicara dengan mereka pada hari kiamat, (yaitu):

⑴ Orang yang mengungkit-ungkit pemberian.


⑵ Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu.
⑶ Orang yang musybil yaitu memanjangkan pakaian di bawah mata kaki (yaitu bagi laki-laki). (HR
Muslim, shahih)

⇒ Maka yang dimaksud hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama bahwasanya Allah
Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha, tetapi Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah.

Diantara hal yang ditanyakan di hari kiamat adalah:


● Pertama, Tentang Tauhid Kita kepada Allah Subhānahu Wa Ta’āla
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
َ ‫ِين أ ُ ۡرسِ َل إِلَ ۡي ِهمۡ َولَ َن ۡسـَٔلَنَّ ۡٱلم ُۡر َسل‬
‫ِين‬ َ ‫َفلَ َن ۡسـَٔلَنَّ ٱلَّذ‬
“Maka sungguh Kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka (para Rasul) dan sungguh
kami akan tanya para Rasul.” (QS Al A’raf: 6)

Kita akan ditanya bagaimana kita menjawab ajakan Rasul dan ajakan Rasul yang paling besar adalah
Tauhid.

Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah,


● Ke Dua, Kenikmatan yang Allah Berikan kepada Kita di Dunia
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ُ ُ
ِ ‫ث َّم لَ ُت ۡسـَٔلنَّ َي ۡو َم ِٕٮ ٍذ َع ِن ٱل َّنع‬
‫ِيم‬
“Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.” (QS At
Takatsur: 8)

⇒ Diantara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman, bagaimana pun
sederhananya di pandangan manusia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :


“Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat
tentang kenikmatan adalah akan dikatakan kepadanya, “Bukankah kami telah menyehatkan
badanmu dan memberimu air yang dingin?” (HR Tirmidzi, shahih)

Di dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Tidak akan bergerak dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang:
⑴ Umurnya untuk apa dia gunakan.
⑵ Dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan.
⑶ Dan akan ditanya tentang hartanya darimana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan.
⑷ Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan. (HR Tirmidzi, shahih)

Orang yang mensyukuri nikmat tersebut dialah yang akan selamat; mensyukuri dengan hati, lisan,
maupun perbuatan.
• Hatinya mengakui kenikmatan tersebut bahwasanya itu adalah dari Allah.
• Lisannya bersyukur dan memuji Allah Subhānahu wa Ta’āla
• Dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah
Subhānahu wa Ta’āla.
--------------------
Halaqah yang ke-45 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Pertanyaan
Ketika Hisab (Bagian 2)”.

Diantara hal yang akan ditanyakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla ketika hisab adalah pendengaran,
penglihatan dan hati kita.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ً‫ان َع ۡن ُه َم ۡسـ ُٔو ۬ال‬ َ ‫ص َر َو ۡٱلفُ َؤا َد ُك ُّل أ ُ ْولَ ٰـٓ ِٕٮ‬
َ ‫ك َك‬ َ ‫ك ِبهِۦ عِ ۡل ٌۚ‌م إِنَّ ٱلس َّۡم َع َو ۡٱل َب‬ َ ‫َواَل َت ۡقفُ َما لَ ۡي‬
َ َ‫س ل‬
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap manusia kelak
akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” (QS Al Isra: 36)

Dengan demikian hendaklah seorang Muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari
apa yang Allah haramkan.

Diantara yang akan ditanyakan adalah “perjanjian”.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ً‫ان َم ۡسـ ُٔو ۬ال‬
َ ‫َوأَ ۡوفُو ْا ِب ۡٱل َع ۡه ِۖ‌د إِنَّ ۡٱل َع ۡه َد َك‬
“Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan.” (QS Al Isra: 34)

Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun kepada makhluk.
Seorang Muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya.

Diantara hal yang akan ditanyakan adalah tentang “amanat” yang telah Allah berikan kepada kita.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut.
Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat
tersebut.
Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat
tersebut.
Seorang ibu adalah penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa
yang dia jaga.
Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang
amanat tersebut.
(HR Bukhari dan Muslim, shahih)

Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum Allah atas
rakyatnya dan berbuat adil.

Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada
kebaikan serta memberikan hak-hak mereka.

Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami,
dan lain-lain.

Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan
pekerjaan sebagai seorang pembantu.

Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran
kita sesuai dengan yang Allah perintahkan.

Baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin,


Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi,
Baik sebagai seorang suami maupun seorang istri,
Baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak,
Baik sebagai seorang guru maupun murid dan lain-lain.

Masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya.


-----------------------------
Halaqah yang ke-46 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Manusia Ketika
Hisab”.

Ada diantara manusia yang kelak akan sulit hisabnya. Ada yang mudah. Dan ada diantara mereka
yang sama sekali tidak dihisab.

Orang-orang kafir, menurut pendapat yang lebih kuat, meskipun amalan mereka adalah amalan yang
sia-sia, namun mereka akan dihisab dan ditanya Allah Subhānahu wa Ta’āla,
⇒ Sebagai celaan bagi mereka.
⇒ Dan untuk menunjukkan keadilan Allah serta menegakkan hujjah atas mereka.

◆ Hisab orang-orang kafir akan sangat teliti.


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
َ ‫ِش ْال ِح َس‬
ْ‫اب َهلَك‬ َ ‫َو َمنْ ُنوق‬
“Barangsiapa yang diperiksa dengan teliti hisabnya maka dia akan binasa.” (HR Bukhāri dan Muslim,
shahīh)
◆ Adapun orang-orang yang beriman maka mereka akan dihisab dengan hisab yang mudah.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
)٨( ‫اسبُ ح َِسا ۬ ًبا يَسِ ۬يرً ا‬ َ ‫) َف َس ۡو‬٧( ‫َفأ َ َّماـ َم ۡن أُوت َِى ِك َت ٰـ َب ُه ۥ ِب َيمِي ِنهِۦ‬
َ ‫ف ي َُح‬
“Adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya maka dia akan dihisab dengan hisab yang
mudah.” (QS Al Insyiqaq: 7-8)
⇒ Dan yang dimaksud dengan “hisab yang mudah” disebutkan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa
sallam di dalam sebuah hadits yang artinya:
“Sesungguhnya Allah akan mendekatkan seorang mu’min kemudian menutupinya, kemudian Allah
berkata kepadanya:
‘Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu mengetahui dosa ini?’
Maka orang mukmin tersebut akan berkata: ‘Iya, wahai Rabb-ku.’
Sehingga ketika Allah Subhānahu wa Ta’āla sudah membuatnya mengakui dan hamba tersebut
melihat bahwasanya dirinya akan binasa (yaitu karena dosa-dosa tersebut) maka Allah Subhānahu
wa Ta’āla akan berkata:
‘Aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan Aku mengampuninya untukmu hari ini.’
Maka diapun diberi kitab kebaikan-kebaikannya.” (HR Bukhari dan Muslim, shahih)

◆ Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70.000 orang dari umatnya
yang kelak tidak dihisab sama sekali.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya mereka adalah orang-orang yang:
✓Tidak pernah minta diobati dengan besi panas.
✓Tidak minta diruqyah orang lain
✓Tidak ber-tathoyyur (yaitu menganggap sial dengan melihat burung atau yang semisalnya)
✓Dan mereka hanya bertawakal kepada Allah

Diantara mereka adalah seorang sahabat ‘Ukasyah Ibnu Mihshan. (HR Bukhari dan Muslim, shahih)
------------------------------
Halaqah yang ke-47 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang Yang Pertama
Dihisab, Amalan Yang Pertama Dihisab Dan Hal Yang Pertama Dihisab”.

Orang yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat ada 3 orang:

⑴ Orang yang Berjihad karena Riya’


Dia akan didatangkan dan akan diperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya, maka
dia pun mengenalnya.
Kemudian ditanya oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla: “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan
ini?”
Dia berkata: “Aku gunakan untuk berperang di jalanmu sampai aku mati syahid.”
Allah berkata kepadanya: “Kamu dusta, akan tetapi kamu berperang supaya dikatakan sebagai
seorang pemberani dan manusia sudah mengatakan engkau adalah pemberani.”
Kemudian didatangkan,

⑵ Orang yang Mempelajari Ilmu dan Mengajarkannya dan Juga Membaca Al Quran Akan Tetapi
Melakukan Itu Semua karena Riya’
Kemudian diperlihatkan kenikmatan yang Allah berikan kepadanya maka dia pun mengenalnya.
Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla bertanya: “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?”
Dia berkata: “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Al Quran karena-Mu.”

Allah berkata: “Kamu dusta, kamu mempelajari ilmu, mengajarkannya supaya dikatakan alim dan
membaca Al Quran supaya dikatakan Qari’ dan manusia sudah mengatakan demikian.”
Kemudian didatangkan,

⑶ Orang yang Allah Luaskan Hartanya dan Telah Diberikan Berbagai Macam Harta Benda
Maka Allah memperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya, maka dia pun
mengenalnya.
Kemudian Allah bertanya: “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?”
Ia pun menjawab: “Tidaklah aku tinggalkan satu jalan yang Engkau cinta. Aku berinfaq di dalamnya,
kecuali aku infaq di dalamnya.”
Allah berkata: “Kamu dusta, akan tetapi engkau melakukannya supaya dikatakan dermawan. Dan
sungguh manusia telah mengatakan demikian.”
(Hadits shahih riwayat Muslim)

Amal ibadah yang pertama kali akan dihisab adalah shalat lima waktu.
Apakah seorang hamba menyempurnakan shalatnya atau tidak;
• Jika sempurna, maka akan ditulis sempurna.
• Dan apabila kurang, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memerintahkan malaikat untuk melihat
shalat-shalat sunnahnya.
• Apabila dia memiliki shalat-shalat sunnah, maka akan digunakan untuk menambal kekurangan
yang dilakukan ketika shalat fardhu.
(Hadits Shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Adapun hal yang pertama yang berkaitan dengan hak antar manusia yang akan dihisab adalah
tentang darah.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
َ ‫أَوَّ ُل َما ُي ْق‬
‫ضى َبي َْن ال َّناسُ َي ْو َم القِ َيا َم ِة فِي ال ِّد َما ِء‬
“Hal yang pertama kali akan dihisab yang berkaitan dengan hak antar manusia pada hari kiamat
adalah tentang darah.” (HR Muslim)
----------------------------
Halaqah yang ke-48 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pemberian Kitab”.

Setelah Allah Subhānahu wa Ta’āla menghisab seorang hamba maka hamba tersebut akan diberi
kitab.

Orang yang beriman dengan hisab dan hari perhitungan dan dia beramal, maka dia akan menerima
kitab yang berisi hasanah dengan tangan kanannya.
Dan kelak akan kembali kepada keluarganya di dalam surga dalam keadaan yang sangat bahagia.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


)٩( ‫ُورً ا‬ ِ َ ‫) َف َس ۡو‬٧( ‫َفأَمَّا َم ۡن أُوت َِى ِك َت ٰـ َب ُه ۥ ِب َيمِي ِنهِۦ‬
۬ ‫) َو َين َقلِبُ إلَ ٰ ٓى أَ ۡهلِهِۦ َم ۡسر‬٨( ‫ف ي َُحا َسبُ ِح َسا ۬ ًبا يَسِ ۬يرً ا‬
“Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, maka dia akan dihisab dengan
hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya dalam keadaan bahagia.” (QS Al Insyiqaq:
7-9)

Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman :


‫) فِى َج َّن ٍة‬٢١( ‫) َفه َُو فِى عِ ي َش ۬ ٍة رَّ اضِ َي ۬ ٍة‬٢٠( ‫نت أَ ِّنى ُملَ ٰـ ٍق ِح َس ِاب َي ۡه‬ُ ‫) إِ ِّنى َظ َن‬١٩( ‫َفأ َ َّماـ َم ۡن أُوت َِى ِك َت ٰـ َب ُه ۥ ِب َيمِي ِنهِۦ َف َيقُو ُل َهآؤُ ُم ۡٱق َرءُو ْا ِك َت ٰـ ِب َي ۡه‬
ۡ َ ‫أۡل‬ ۡ َ ۢ ۡ ُ ٌ ۬ ُ ُ‫) ق‬٢٢( ‫َعالِ َي ۬ ٍة‬
)٢٤( ‫) كلوا َوٱش َربُوا َه ِن ٓيـَٔا ِب َمآ أ ۡسلفتمۡ فِى ٱ ي َِّام ٱل َخالِ َي ِة‬٢٣( ‫طوفُ َها دَ ا ِن َية‬
ُ َ ْ ْ ُ
“Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, dia akan berkata kepada orang lain:
‘Silahkan bacalah kitabku ini, sesungguhnya aku dahulu di dunia yakin bahwa aku akan menemui
hisab.’
Maka dia akan berada di dalam kehidupan yang diridhai di surga yang tinggi yang buah-buahannya
rendah (maksudnya mudah dipetik).
Dikatakan kepada mereka: ‘Makanlah kalian dan minumlah dengan nikmat karena amal-amal yang
kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu’.” (QS Al Haqqah: 19-24)

Adapun orang kafir dan munafik maka dia akan menerima kitab dengan tangan kiri dari arah
belakang.
⇒ Pertanda bahwasanya mereka akan masuk ke dalam neraka.
Dia pun berteriak dengan kecelakaan.
Tidak bermanfaat bagi mereka harta mereka yang berlimpah dan jabatan mereka yang tinggi di
dunia.
Mereka menyesal dan berangan-angan seandainya tidak diberi kitab dan berangan-angan
seandainya tidak dibangkitkan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


‫) إِ َّن ُه ۥ‬١٣( ‫ان ف ِٓى أَ ۡهلِهِۦ َم ۡسرُورً ا‬
َ ‫) إِ َّن ُه ۥ َك‬١٢( ‫صلَ ٰى َسعِيرً ا‬
ۡ ‫) َو َي‬١١( ‫ُورً ا‬ َ ‫) َف َس ۡو‬١٠( ‫َوأَمَّا َم ۡن أُوت َِى ِك َت ٰـ َب ُه ۥ َو َرآ َء َظ ۡه ِرهِۦ‬
۬ ‫ف َي ۡدعُو ْا ُثب‬
)١٤( ‫ُور‬ َّ َ
َ ‫ظنَّ أن لن َيح‬ َ
“Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakangnya, maka dia akan berteriak dengan
kecelakaan dan akan masuk kelak di dalam neraka.
Sesungguhnya dahulu dia bergembira ria bersama keluarganya.
Dan sesungguhnya dahulu dia menyangka bahwa dia tidak akan kembali kepada Allah Subhānahu wa
Ta’āla.” (QS Al Insyiqaq: 10-14)

Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman :


)٢٨ ( ‫) َمآ أَ ۡغىَن ٰ َعىِّن َمالِيَ ۡۜه‬٢٧( َ‫اضيَة‬
ِ ‫ت ٱ َقۡل‬ ِ َ‫) يـٰلَ ۡيتَـہَا َكان‬٢٦( ‫ ) ومَل مۡ أَ ۡدِر ما ِحسابِي ۡه‬٢٥( ‫ول يـٰلَ ۡيتَىِن مَل مۡ أُوت كِتَـٰبِي ۡه‬
َ َ َ َ َ َ َ
ِِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ‫َوأ ََّما َم ۡنأُوت َى كتَـٰبَهُ ۥ بش َمالۦه َفَي ُق‬
)٣٢( ُ‫ ) مُثَّ ىِف ِس ۡل ِسلَ ۬ ٍة ذَ ۡرعُ َها َس ۡب ُعو َن ِذ َر ۬ ًعاا فَٱ ۡسلُ ُكوه‬٣١( ُ‫صلُّوه‬ ‫) مُثَّ ٱ ۡل َج ِح َـ‬٣٠( ُ‫) ُخ ُذوهُ َفغُلُّوه‬٢٩( ‫ك َعىِّن ُس ۡلطَـٰنِيَ ۡه‬
َ ‫يم‬ َ َ‫َهل‬
“Adapun orang-orang yang diberi kitab dari sebelah kiri, maka dia akan berkata: Seandainya aku
tidak diberi kitabku ini. Dan seandainya aku tidak mengetahui hisabku. Seandainya kematian yang
menyudahi segalanya. Hartaku tidak memberi manfaat kepadaku, telah hilang kekuasaanku.’ Maka
Allah berkata: ‘Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke
dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70
hasta’.” (QS Al Haqqah: 25-32)
-----------------------------------------
Halaqah yang ke-49 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penegakan Qishash
(Hukuman) Bagi Orang-orang Yang Zhalim”.

Termasuk keadilan Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah menegakkan qishash diantara makhluk di hari
kiamat.

◆ Tidak ada makhluk yang dizhalimi di dunia oleh yang lain kecuali akan Allah kembalikan haknya di
hari kiamat, bahkan diantara hewan.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
‫لَ ُت َؤ ُّدنَّ ْال ُحقُوقَ إِلَى أَهْ ِل َها َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َح َّتى ُي َقا َد لِل َّشا ِة ْال َج ْل َحا ِء مِنْ ال َّشا ِة ْال َقرْ َنا ِء‬
“Sungguh akan diberikan hak-hak ini kepada pemiliknya di hari kiamat, sampai akan diqishash seekor
kambing yang bertanduk karena kezhaliman yang dia lakukan terhadap kambing yang tidak
bertanduk.” (HR Muslim)

◆ Akan didatangkan orang yang zhalim dan yang dizhalimi, sekecil apapun kezhaliman tersebut, baik
berupa;
⑴ Kezhaliman harta
Seperti: pencurian, perampokan, penipuan, hutang.
⑵ Kezhaliman kehormatan
Seperti: umpatan, ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), tuduhan palsu.
⑶ Kezhaliman fisik
Seperti: pemukulan, pembunuhan dan lain-lain.

◆ Penegakan keadilan saat itu adalah dengan hasanah dan sayyiah.


⇒Orang yang zhalim akan diambil hasanahnya dan diberikan kepada orang yang dizhalimi.
⇒Apabila orang yang zhalim tersebut tidak memiliki hasanah, maka sayyiah orang yang dizhalimi
akan diberikan kepada orang yang zhalim tersebut.

◆ Orang yang bangkrut di hari tersebut adalah orang-orang yang terlalu banyak kezhalimannya di
dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah yang datang pada hari kiamat
dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan pahala zakat.
Dia datang pada hari tersebut dan dahulu di dunia dia telah mencela Si Fulan, menuduh Si Fulan
berzina, memakan harta Si Fulan, menumpahkan darah Si Fulan, dan memukul Si Fulan.
Maka hasanah (pahala kebaikan orang tersebut) akan diberikan kepada Si Fulan lalu Si Fulan.
Sehingga apabila habis hasanah orang tersebut sebelum dia melunasi hak orang lain, maka akan
diambil dosa-dosa orang yang pernah dia zhalimi tersebut dan dipikulkan kepadanya.
Kemudian akhirnya dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim)

Oleh karena itu seorang Muslim di dunia apabila berbuat zhalim maka hendaknya:
•✓Bersegera untuk minta maaf.
•✓Dan mengembalikan hak orang yang pernah dia zhalimi.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Barang siapa yang memiliki kezhaliman kepada orang lain baik berupa kehormatan atau sesuatu
yang lain, maka hendaklah dia meminta dihalalkan darinya pada hari ini, sebelum datang hari yang di
situ tidak ada lagi dinar maupun dirham.” (HR Bukhari)

◆ Orang yang dizhalimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal.
⇒Akan tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan, karena dengan demikian justru dia
menjadi orang yang zhalim yang akan diambil kebaikannya.
⇒Dan apabila dia memaafkan maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan pahala yang
besar.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
‫ِين‬
َ ‫ٱلظ ٰـلِم‬ ۡ َ‫َو َج َزٲٓؤُ ْا َس ِّي َئ ۬ ٍة َس ِّي َئ ۬ ٌة م ِّۡثلُ َه ۖا‌ َف َم ۡن َع َفا َوأ‬
َّ ُّ‫صلَ َح َفأ َ ۡج ُرهُ ۥ َعلَى ٱهَّلل‌ۚ ِ إِ َّن ُه ۥ اَل ُيحِب‬
“Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal. Dan barang siapa yang memaafkan
dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah Subhānahu wa Ta’āla. Sesungguhnya Allah Subhānahu
wa Ta’āla tidak mencintai orang-orang yang zhalim.” (QS Asy Syura: 40)
------------------------
Halaqah yang ke-50 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan (Timbangan) Dan
Penimbangan Amal (Bagian 1)”.

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya mizan dan penimbangan amal.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :


۬ ‫ين ۡٱلق ِۡس َط لِ َي ۡوم ۡٱلقِ َي ٰـ َم ِة َفاَل ُت ۡظلَ ُم َن ۡف‬
‫سٌ َش ۡي ۬ـًٔ ۖا‬ َ ‫ٲز‬ ۡ َ ‫َو َن‬
ِ ِ ‫ض ُع ٱل َم َو‬
“Dan Kami akan meletakkan timbangan-timbangan yang adil pada hari kiamat, maka tidak ada
seorang pun yang akan dizhalimi sedikit pun.” (QS Al Anbiya: 47)

Sebagian ulama berpendapat bahwasanya:


◆ Penimbangan amal dilakukan setelah hisab karena hisab adalah untuk menghitung amalan,
sedangkan penimbangan adalah untuk:
⑴ Menampakkan hasil dari perhitungan tersebut.
⑵ Dan menunjukkan keadilan Allah Subhānahu wa Ta’āla.

◆ Akan ditimbang hasanah dan sayyiah dengan timbangan yang hakiki;


• ⑴ Memiliki 2 kiffah (piringan timbangan).
• ⑵ Memiliki sifat berat dan ringan.
• ⑶ Bisa miring karena amalan.

Allahu a’lam tentang hakikatnya dan bagaimananya.

Allah Subhānahu wa Ta’āla:


َ ‫ِين َخسِ ر ُٓو ْا أَنفُ َسهُمۡ فِى َج َه َّن َم َخ ٰـلِد‬
)١٠٣( ‫ُون‬ َ ‫ٲزي ُن ُه ۥ َفأ ُ ْولَ ٰـٓ ِٕٮ‬
َ ‫ك ٱلَّذ‬ َ ‫ك ُه ُم ۡٱلم ُۡفلِح‬
ِ ‫) َو َم ۡن َخ َّف ۡت َم َو‬١٠٢( ‫ُون‬ َ ‫ٲزي ُن ُه ۥ َفأ ُ ْولَ ٰـٓ ِٕٮ‬
ِ ‫َف َمن َثقُلَ ۡت َم َو‬
“Dan barangsiapa yang berat timbangannya maka merekalah orang-orang yang beruntung. Dan
barangsiapa yang ringan timbangannya maka merekalah orang-orang yang merugikan diri mereka
sendiri. Di dalam Jahannam mereka akan kekal.” (QS Al Mu’minun: 102-103)

Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah disebutkan
bahwasanya:
◆ Catatan dosa-dosa akan ditaruh di kiffah dan bithaqah (kartu) yang bertuliskan “Laa ilaaha
illallaah” akan ditaruh di kiffah yang lain.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
ْ ‫ات َواألَرْ ضُ َل َوسِ َع‬
ْ‫ ِل َمن‬:‫ َيا َربِّ ! لِ َمنْ َي ِزنُ َه َذا؟ َف َيقُ ْو ُل هللاُ َت َعالَى‬:‫ َف َتقُ ْو ُل ْال َمالَ ِئ َك ُة‬،‫ت‬ ُ ‫ َفلَ ْو وُ ِز َن فِ ْي ِه ال َّس َم َو‬،ِ‫ض ُع ْال ِمي َْزانُ َي ْو َم ْالقِ َيا َمة‬
َ ‫ي ُْو‬
ْ‫ت مِنْ َخ ْلقِي‬ ُ ‫شِ ْئ‬
“Akan diletakkan mizan pada hari kiamat, seandainya langit dan bumi ditimbang di dalamnya niscaya
akan cukup.
Bertanyalah para malaikat: ‘Wahai Rabb, untuk siapakah timbangan ini?’
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman: ‘Untuk orang yang Aku kehendaki dari para makhluk-
Ku’.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Al Hakim di dalam Al Mustadrak)

Para ulama berbeda pendapat tentang berapakah jumlah mizan di hari kiamat; apakah 1 timbangan
atau banyak.
⇒ Karena masing-masing manusia memiliki timbangan atau masing-masing amalan ada timbangan
khusus.
Allahu a’lam.
--------------------
Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan dan Penimbangan
Amal (Bagian 2)”.

Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat syahadah.

Dari ‘Abdullah Ibnu ‘Amr Ibnul ‘Ash Radhiyallāhu ‘anhumā, beliau berkata: Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk yang lain
pada hari kiamat, maka dibukalah di hadapannya 99 sijjil.”

Makna “sijjil” adalah kitab besar dan maksud Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah kitab yang
berisi dosa-dosa hamba tersebut.

Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:


“Setiap sijjil besarnya sejauh mata memandang.”

Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut:


“Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat penulis telah
menzhalimimu?”
Hamba tersebut menjawab:
“Tidak, wahai Rabb-ku.”

Allah bertanya:
“Apakah kamu memiliki alasan?”
Dia kembali menjawab:
“Tidak, wahai Rabb-ku.”

Maka Allah pun berkata:


“Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi Kami dan sesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi
pada hari ini.”

Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan “asyhadualaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh”.

Allah pun berkata:


“Lihatlah timbanganmu.”
Hamba tersebut mengatakan:
“Wahai Rabb-ku, apa arti sebuah kartu ini dibandingkan dengan sijjil yang begitu banyak?”

Maka Allah berkata:


“Sesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi.”

Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di satu
piringan timbangan yang lain.
Maka ringanlah sijjil yang banyak dan beratlah kartu tersebut.

Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:


“Tidak ada sesuatu yang mengalahkan beratnya nama Allah”.
(Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)

◆ Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik.”
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)

Di antara akhlak yang baik adalah:


⑴ Menyambung orang yang memutus kita.
⑵ Memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita.
⑶ Memaafkan orang yang menzhalimi kita.

◆ Di antara amalan yang berat adalah ucapan “Subhānallāhi wa bihamdih, subhānallāhil ‘azhīm”.
⇒ Sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

◆ Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan “Alhamdulillāh”.


⇒ Sebagaimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Oleh karena itu, hendaknya seorang Muslim senantiasa:
⑴ Memperbaiki dua kalimat syahadat yang dia ucapkan.
⑵ Berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan isinya.
⑶ Istiqamah di atas keduanya sampai meninggal dunia.
Di samping itu hendaknya dia,
⑷ Memperbaiki ibadahnya kepada Allah dan akhlaknya kepada manusia.
⇒ Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari kiamat.

✓Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya.
✓Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya.
⇒ Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat Al Qari’ah.

◆ Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka karena amalan mereka
batal dengan kesyirikan dan kekufuran.
(Lihat Surat Al Kahfi: 103-106)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan tetapi beratnya
di sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk.”
(HR Bukhari dan Muslim)

⇒ Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada hari
kiamat.
⑴ Amalan
⑵ Orang yang mengamalkan
⑶ Kitab catatan amalan
-------------------------
Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang ” Telaga Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.

Di antara beriman kepada Hari Akhir adalah beriman tentang adanya telaga Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam pada Hari Kiamat.

Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir, diantaranya adalah
sabda beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

َ َ ‫ضا َوإِ َّن ُه ْم َي َت َبا َه ْو َن أَ ُّي ُه ْم أَ ْك َث ُر َوار َد ًة َوإِ ِّني أَرْ جُو أَنْ أَ ُك‬
ِ ‫ون أ ْك َث َر ُه ْم َو‬
‫ار َد ًة‬ ِ ً ‫إِنَّ ِل ُك ِّل َن ِبيٍّ َح ْو‬

“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga. Dan sesungguhnya mereka akan saling berbangga siapa
diantara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku berharap akulah yang telaganya
akan paling banyak didatangi.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda:

‫ب ِم ْن َها َفاَل َي ْظ َمأ ُ أَ َب ًدا‬ َ ‫يرةُ َشه ٍْر َماؤُ هُ أَ ْب َيضُ مِنْ اللَّ َب ِن َو ِري ُح ُه أَ ْط َيبُ مِنْ ْالمِسْ كِ َوك‬
ِ ‫ِيزا ُن ُه َك ُنج‬
َ ‫ُوم ال َّس َما ِـء َمنْ َش ِر‬ َ ِ‫َح ْوضِ ي مَس‬

“Telagaku sepanjang satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu dan baunya lebih wangi
daripada minyak kasturi dan qizannya (yaitu sejenis teko) sebanyak bintang di langit. Barangsiapa
yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena
dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diadzab dengan rasa haus.

Umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:


“Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak onta orang lain dari
telaganya.”

Maka para sahabat bertanya kepada beliau:


“Wahai Rasulullah, apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut ?”
Beliau menjawab:
“Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi telagaku
dalam keadaan putih wajah, tangan, dan kaki kalian dari bekas berwudhu.” (HR Muslim)

Orang yang beriman ketika Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam masih hidup kemudian dia
murtad sepeninggal beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka akan dijauhkan dari telaga beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Di dalam sebuah hadits, beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:
“Aku akan mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang di antara kalian
kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku.
Aku pun bertanya:
‘Wahai Robbku, bukankah mereka adalah para sahabatku?’
Maka dikatakan kepada beliau, ‘Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan
setelah dirimu’.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Mas’ud radhiyallāhu ‘anhu)

Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau:


“Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu.” (HR Bukhari dan
Muslim)

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk merubah yang
dimaksud dalam hadits ini.
Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.

Namun bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka, dia kekal di dalamnya. Karena yang kekal
di dalam neraka hanyalah orang-orang kafir.

Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa
sallam tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari
telaga Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada hari di mana kita sangat membutuhkannya.
--------------------
Halaqah yang ke-53 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa Kejadian di
Padang Mahsyar (Bagian 1)”.

Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-orang kafir
dan para pengikutnya.
Allah menyebutkan di dalam Surat Sabaa: 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan
kepada Allah.

Berkatalah orang-orang yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka:


“Kalau bukan karena kalian tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.”

Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan:


“Apakah kami yang telah menghalangi kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang kepada
kalian? Tidak! Sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa.”
⇒ Maksudnya: kalian sendirilah yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak.

Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan:


“Tidak! Sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami, ketika kalian
menyuruh kami untuk kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.”

Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab.


Demikianlah keadaan para pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan
menghalangi manusia dari tauhid.

Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikit pun.

Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka.

Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka.
Jadilah seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid.

Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar
ataupun orang banyak, apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada
kesyirikan.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka.
Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita.
Dan menghilangkan kesombongan dari dalam diri kita.
Dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-orang
musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia, di manakah mereka pada
hari tersebut.

Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para
Rasul ‘Alaihimussalam.

Di dalam Surat Al-Qashash ayat 62-66, Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan menghina
mereka dengan bertanya:
“Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian sangka mereka adalah sekutu-sekutu-Ku?”

Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla akan berkata kepada orang-orang musyrikin:


“Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian!”
Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia, meminta pertolongan
kepada mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka dahulu meminta di dunia.
Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat apapun dan tidak menjawab seruan
mereka.
Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa menolong
mereka sedikit pun.

Allah juga akan bertanya kepada mereka:


“Apakah jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul?
Yaitu apakah kalian membenarkan mereka dan mengikuti ajakan mereka untuk bertauhid?”

Demikianlah keadaan orang-orang musyrikin, sesembahan-sesembahan mereka di dunia;


• Tidak bisa mengabulkan do’a mereka ketika sangat dibutuhkan.
• Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allah, bahkan mereka berlepas diri.

Allah berfirman:

َ ُ‫ُون هَّللا ِ َمنْ اَل َيسْ َت ِجيبُ َل ُه إِلَ ٰى َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة َو ُه ْم َعنْ ُد َعائ ِِه ْم غَافِل‬
‫ون‬ َ َ‫َو َمنْ أ‬
ِ ‫ض ُّل ِممَّنْ َي ْدعُو مِنْ د‬

َ ‫َوإِ َذا حُشِ َر ال َّناسُ َكا ُنوا َل ُه ْم أَعْ َدا ًء َو َكا ُنوا ِب ِع َبا َدت ِِه ْم َكاف ِِر‬
‫ين‬

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah yang tidak
bisa mengabulkan sampai hari kiamat?
Dan mereka lalai dari doa orang yang berdo’a kepada mereka.
Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang menyembah
mereka.
Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap mereka.” (QS
Al Ahqaaf: 5-6)

Adapun orang yang bertauhid, maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di akhirat.
-----------------
Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa Kejadian Di
Padang Mahsyar (Bagian 2)”.

Di antara kejadian di Padang Mashyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para Malaikat dan
Nabi Isa ‘alayhissalām.

Allah menyebutkan di dalam Surat Sabaa 40-42 bahwasanya di Padang Mahsyar, Allah akan bertanya
kepada para Malaikat yang disembah oleh sebagian manusia sebagai penghinaan terhadap orang-
orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka:
“Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?”.
Para malaikat menjawab:
“Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka
dahulu telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut.”
⇒ Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah baik orang yang
shalih, benda mati dan yang lain-lain maka pada hakekatnya mereka menyembah jin karena yang
menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin.

Apabila mereka menaati berarti mereka telah menyembah jin tersebut.


Para malaikat pun tidak berkuasa untuk memberikan manfaat dan tidak pula mudharat kepada
orang-orang yang telah menyembah mereka.
Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Di dalam Surat Al Maidah 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan bertanya kepada Nabi
Isa ‘alayhissalām, sebagai penghinaan dari Allah Subhānahu wa Ta’āla terhadap orang-orang
Nashrani, yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai Tuhan.
“Wahai Isa putra Maryam, apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia:
‘Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?’
Isa menjawab:
“Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku untuk mengatakannya.
Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau mengetahuinya.
Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib.
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku untuk
mengatakannya, yaitu:
‘Sembahlah Allah Rabb-ku dan Rabb kalian.’
Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka.
Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau lah yang mengawasi mereka.
Dan Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu.”

Demikianlah keadaan para malaikat dan Nabi Isa ‘alayhissalām.


✓Mereka adalah makhluk yang taat beribadah kepada Allah.
✓Senang apabila manusia hanya menyembah kepada Allah.
✓Dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.

Demikian pula orang-orang yang shalih dan wali-wali Allah, manusialah yang terlalu berlebih-lebihan
terhadap mereka;
• Membuat patung mereka.
• Memajang gambar mereka.
• Membangun dan menghias kuburan mereka.
• Meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib.
• Berdo’a kepada mereka.
• Bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka.
• Beri’tikaf di kuburan mereka.
• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
• Membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam masjid.
• Bertawassul dengan do’a mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang-orang
shalih tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah.
Ini semua termasuk berlebihan.

Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan:


⑴ Kaum Nabi Nuh ‘alayhissalām yang berlebihan terhadap 5 orang shalih yang disebutkan di dalam
surat Nuh ayat yang ke-23.
Atau seperti keadaan,
⑵ Sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan, Husain, dan
sebagian keturunan Beliau radhiyallāhu ‘anhum kemudian berlebih-lebihan terhadap mereka.
----------------------------
Halaqah yang ke-55 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “DikumpHSIulkannya
Orang-orang Kafir ke Dalam Neraka”.

Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk Surga dan
penduduk Neraka secara bertahap.

■ HADITS 1
Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kedua Shahihnya:
Dari Abu Said Al Khudriy Radhiyallāhu ‘anhu dari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan memerintahkan setiap umat untuk
mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia.
Maka tidaklah ada manusia yang menyembah selain Allah (seperti patung dan batu), kecuali dia akan
berjatuhan ke dalam neraka.
Sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman, baik yang shalih maupun yang fasik, dan
sebagian kecil atau sisa Ahlul Kitab yaitu orang Yahudi dan Nashrani.

Dikatakan kepada orang Yahudi: ‘Apakah yang kalian sembah?’


Mereka berkata: ‘Kami dahulu menyembah ‘Uzair, anak Allah.’
Dikatakan kepada mereka: ‘Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah
yang kalian inginkan?’
Mereka berkata: ‘Kami haus, maka berilah kami air minum.’
⇒ Karena saat itu Allah memperlihatkan kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti air.
Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut dan dikatakan kepada mereka:
‘Apakah kalian tidak mau mendatanginya?’
Maka mereka pun dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya.

Kemudian dikatakan kepada orang-orang Nasrani: ‘Apakah yang kalian sembah?’


Mereka berkata: ‘Kami dahulu menyembah Isa anak Allah.’
Dikatakan kepada mereka: ‘Kalian telah berdusta, Allah tidak memiliki istri dan anak. Lalu apakah
yang kalian inginkan?’
Mereka berkata: ‘Kami haus, maka berilah kami air minum.’
Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air dan dikatakan kepada mereka: ‘Apakah
kalian tidak mendatanginya?’
Akhirnya mereka pun juga dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya.”

■ HADITS 2
Dan di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu yang juga dikeluarkan oleh Al Bukhari dan
Muslim disebutkan:
“Bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia:
‘Barangsiapa yang menyembah sesuatu maka hendaklah mengikutinya.’
Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan akan mengikuti bulan,
penyembah thaghut akan mengikuti thaghut.
⇒ Dan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah.
Kemudian tersisalah umat Islam dan bersama mereka orang-orang munafik.”

■ HADITS 3
Di dalam hadits Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu disebutkan bahwasanya:
“Orang-orang yang dahulu menyembah Nabi Isa ‘alayhissalām maka akan mengikuti syaithan Nabi
Isa yang diserupakan dengan beliau.
Dan yang dahulu menyembah ‘Uzair, maka akan mengikuti syaithan ‘Uzair yang diserupakan dengan
beliau.” (Hadits Shahih riwayat Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamul Kabir).

Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah, baik orang-orang
musyrikin maupun Ahlul Kitab, orang Yahudi dan Nasrani.
Mereka akan dipisahkan dari:
⑴ Orang-orang yang menyembah Allah saja, yang mencakup orang-orang yang benar-benar
menyembah Allah.
⇒ Merekalah orang-orang yang beriman.
⑵ Maupun orang-orang yang pura-pura menyembah Allah.
⇒ Dan merekalah orang-orang munafik
---------------------------------------
Halaqah yang ke-57 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Tinggalnya Orang-Orang
Beriman dan Orang-Orang Munafik”.

Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim
disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke
neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang shalih maupun yang
fajir.

Dikatakan kepada mereka, “Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah
pergi?

Dalam riwayat Muslim,


“Apa yang kalian tunggu? Mereka berkata, “Kami berbeda dengan mereka di dunia. Padahal kami
dahulu butuh dengan mereka”.
• Maksudnya mereka dahulu bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang
kafir.
Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam beberapa hal.

Mereka berkata, “Sungguh kami telah mendengar penyeru, menyeru supaya setiap kaum mengikuti
apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami”.

Maka datanglah Allah Subhānahu wa Ta’āla di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang
mereka lihat pertama kali.
• Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allah di Padang Mahsyar.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka Allah berkata, “Aku adalah Rabb
kalian”. Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tidak menyekutukan Allah
sedikit pun”. Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali.
• Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam
bentuk yang lain.
Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada Allah, supaya
tidak terfitnah di dalam ujian ini.
Dan ucapan mereka, “Kami tidak menyekutukan Allah sedikit pun” menunjukkan tentang keutamaan
tauhid.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali
para Nabi.”
Maka Allah berkata, “Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah
Rabb kalian?”.
Mereka berkata, “Betis”
Maka disingkaplah betis Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Para ulama mengatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah. Kewajibah
kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya.
Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil, dan
tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka sujudlah setiap mukmin”.
Dan dalam riwayat Muslim disebutkan,
“Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Allah, ikhlas dari dirinya kecuali Allah akan mengijinkan
dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri
dan riya’ kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata.”
Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.
• Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang
yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata.

Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di
dunia. Maka Allah menipu mereka.
Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama
orang-orang yang beriman.
Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah Subhānahu wa Ta’āla
telah kembali kepada bentuk-Nya yang semula.
Kemudian Allah berkata, “Aku adalah Rabb kalian”.
Mereka pun berkata, “Engkau adalah Rabb kami”.
-------------------------------
Halaqah yang ke-58 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Perpisahan Orang-Orang
yang Beriman dengan Orang-Orang Munafik”.

Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah Subhānahu wa
Ta’ālā dan akan dibentangkan Ash Shirath (jembatan) di atas neraka. Sebagaimana di dalam hadits
Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

◆ Keadaan saat itu gelap gulita.


Seorang Yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Di manakah manusia pada hari di mana bumi dan langit diganti?”
Beliau Shalallahu ‘alayhi wassallam mengatakan:
“Di tempat yang gelap sebelum jembatan.” (Hadits shahih riwayat Muslim)

◆ Kemudian, orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya.


Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamul Kabir dari
Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallāhu ‘anhu bahwasanya Rasulullah h shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
“Maka Allah memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka.

• Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di depannya,
dan ada yang diberi lebih kecil dari itu.
• Dan ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya, dan ada
yang diberi lebih kecil dari itu.
• Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam.
Apabila menyala maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan apabila padam dia berdiri.”
⇒ Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang Muslim.
Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia maka akan semakin banyak cahaya yang
akan dia dapatkan di hari kiamat.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya:


◆ Orang-orang munafik juga akan diberi cahaya dan akan mengikuti Allah, namun cahaya mereka
padam sebelum sampai jembatan.
Allah Subhānahu wa Ta’ālā menceritakan di dalam surat Al Hadid 12-15, yang artinya:
“Pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan wanita, cahaya mereka
bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.
Dikatakan kepada mereka:
‘Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian yaitu surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai
yang kalian akan kekal di dalamnya, itulah keberuntungan yang besar.’
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan wanita berkata kepada orang-orang yang
beriman:
‘Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kalian.’
Dikatakan kepada orang-orang munafik:
‘Kembalilah kalian ke belakang dan carilah sendiri cahaya untuk kalian.’
Lalu dibuatlah diantara orang-orang yang beriman dengan orang-orang munafik sebuah dinding yang
memiliki pintu, di sebelah dalamnya (yaitu sisi orang-orang yang beriman) ada rahmat dan di sebelah
luarnya (yaitu sisi orang-orang munafik) ada siksa.
Orang-orang munafik memanggil orang-orang yang beriman seraya berkata:
‘Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?’
⇒ Maksudnya: bersama orang-orang yang beriman secara zhahir.
Orang-orang yang beriman menjawab:
‘Benar, akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri (yaitu dengan kenifakan kalian) dan kalian
dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami dan kalian ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan
kosong sehingga datanglah ketetapan Allah Subhānahu wa Ta’ālā dan penipu (yaitu syaithan) telah
datang memperdaya kalian tentang Allah.
Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-orang kafir.
Tempat kalian adalah neraka, itulah tempat berlindung kalian dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali.”

Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu; mereka mendapat cahaya di awal dan
menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama orang-orang yang beriman namun ternyata
persangkaan mereka salah.

◆ Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafik padam, mereka berdo’a
kepada Allah:

‫ڪ ِّل َش ۡى ۬ ٍء َقدِي ۬ ٌر‬ َ ‫ور َنا َو ۡٱغف ِۡر َل َن ۖٓا إِ َّن‬


ُ ‫ك َعلَ ٰى‬ َ ‫َر َّب َنٓا أَ ۡتمِمۡ لَ َنا ُن‬
“Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami, sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu.” (QS At Tahrim: 8)

Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan juga Tirmidzi, Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya:
“Orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam (yaitu untuk melakukan shalat
berjama’ah) maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.”

◆ Di antara usaha seorang Muslim untuk menghilangkan kenifakan adalah menjaga shalat lima
waktu secara berjamaah.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Barang siapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah mendapatkan takbiratul
‘ula (yaitu takbiratul ihram) maka dia akan terlepas dari dua perkara; terlepas dari neraka dan
terlepas dari kenifakan.” (Hadits hasan riwayat Tirmidzi).
-----------------------------------
Halaqah yang ke-59 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Ash Shirath”

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Ash Shirath yaitu jembatan
yang dipasang di atas neraka Jahannam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju surga.

Setelah berpisah dengan orang-orang munafik maka tinggallah orang-orang yang beriman dengan
berbagai tingkatan keimanan mereka.
Mulai dari para Nabi ‘alayhimussalām sampai para pelaku dosa besar.
Mereka semua akan menuju surga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka.

Allah Subhānahu wa Ta’āla ta’ala berfirman:


)٧٢( ‫ـًيا‬Kًّ ‫ِين فِي َها ِج ِث‬
َ ‫الظالِم‬ َ ‫) ُث َّم ُن َنجِّ ي الَّذ‬٧١( ‫ـًيا‬Kًّ ِ‫ك َح ْتمًا َم ْقض‬
َّ ‫ِين ا َّت َق ْوا َو َن َذ ُر‬ َ ‫ان َعلَ ٰى َر ِّب‬ ِ ‫َوإِنْ ِم ْن ُك ْم إِاَّل َو‬
َ ‫ار ُد َها ۚ َك‬
“Dan tidak ada seorang pun dari kalian kecuali akan melewati neraka, yang demikian adalah
ketentuan Allah yang sudah ditetapkan.
Kemudian kami akan selamatkan orang-orang yang bertaqwa dan kami akan biarkan orang-orang
yang zhalim masuk ke dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam: 71-72)

Di dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwa jembatan tersebut sangat
menggelincirkan.
Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras yang bentuknya seperti duri Sa’dan.

Berkata Abu Sa’id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, di dalam riwayat Muslim,
“Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam
daripada pedang.”

Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan
tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang secepat angin,
ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya unta dan ada yang
sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya, dialah orang
yang terakhir melewati jembatan.”

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga menyebutkan di dalam hadist ini bahwasanya manusia
akan terbagi menjadi 3.
(1) Orang yang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran.
(2) Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya.
(3) Orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.

Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Maka aku dan umatku-lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu kecuali
para Rasul.”
Doa mereka saat itu, ‘Ya Allah, selamatkan, selamatkan’. ”

Di atas jembatan tersebut ada besi-besi pengait seperti duri Sa’dan.


“Tahukah kalian duri Sa’dan?”
Mereka menjawab:
“Iya….. Ya Rasulullah”.
Beliau berkata:
“Besi pengait tersebut seperti duri Sa’dan. Namun tidak mengetahui besarnya kecuali Allah, Dia akan
menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka, yaitu dosanya.”
Ada diantara mereka yang binasa karena amalannya dan ada diantara mereka yang terkoyak dari
belakang kemudian selamat.

Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah-wajah
mereka seperti bulan di malam bulan purnama.
Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang. (Hadits
riwayat Muslim)

Dari Jabir ibnu ‘Abdillah Al Anshari Radhiyallāhu ‘anhummā,


“Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan.”

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan, maka keduanya berdiri di samping kanan
dan kiri jembatan.” (HR Muslim)

Ini menunjukkan bahwasanya melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau hubungan
kekerabatan perkaranya besar di dalam agama Islam. Keduanya akan menuntut orang-orang yang
tidak memenuhi hak keduanya.

Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan di
dunia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan hamba
tersebut tidak menganggap penting kalimat itu, dia jatuh dengan sebab ucapan tadi ke dalam
jahanam.” (HR Bukhari)

Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian.
Sebagaimana di dalam hadits riwayat Muslim.

Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan
yang sangat kecil, sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi azab yang
sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang
berhak.
Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam berpegang
teguh dengan agama Islam.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla merahmati kita dan menyelamatkan kita semua.
------------------------------------
Halaqah yang ke-60 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa Contoh Dosa
Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian Pertama.”

Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak mengampuninya
akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka.

Di antara dosa tersebut adalah:


▪Dosa Bid’ah
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

َ ‫ َو ُك َّل‬، ‫ضاللَ ٌة‬


َ ‫ َو ُك َّل ِب ْد َع ٍة‬، ‫ َو ُك َّل مُحْ َد َث ٍة ِب ْد َع ٌة‬، ‫ُور مُحْ دَ َثا ُت َها‬ ُ
ِ ‫ضاللَ ٍة فِي ال َّن‬
‫ار‬ ِ ‫َو َشرَّ األم‬
“Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah
bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka. ” (Hadits Shahih
Riwayat Nasa’i)

Bid’ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat Islam.


Umat yang dahulunya bersatu, satu di atas Al Quran dan Al Hadits dengan satu pemahaman, yaitu
pemahaman para sahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam generasi terbaik umat Islam, menjadi
berbagai aliran yang banyak.

Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan Islam yang murni yang
dipahami oleh para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


‫ِى َيا َرسُو َل هَّللا ِ َقا َل َما أَ َنا َعلَ ْي ِه َوأَصْ َح ِابى‬
َ ‫ار إِالَّ ِملَّ ًة َواحِدَ ًة َقالُوا َو َمنْ ه‬
ِ ‫ِين ِملَّ ًة ُكلُّ ُه ْم فِى ال َّن‬ ٍ َ‫َو َت ْف َت ِر ُق أُ َّمتِى َعلَى َثال‬
َ ‫ث َو َس ْبع‬
“Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali
satu golongan. Mereka berkata, ‘Siapakah golongan tersebut ya Rasulullah?’ Beliau menjawab,
‘Golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para sahabatku’.” (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).

Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam “ummati” yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya
aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid’ah yang mereka lakukan.

Dan ucapan beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya
bid’ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.

Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah menghendaki
maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.

Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
➙Mereka tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al Quran dan Al
Hadits.
➙Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid.
➙Mendahulukan akal di atas dalil.
➙Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama.
➙Dan ada di antara mereka yang memiliki bai’at khusus kepada pemimpin aliran,
Dan diantara cirinya:
√ Mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.
√ Tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
√ Mencukupkan diri dengan Al Quran tanpa hadits di dalam berdalil.
√ Dan diantara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.

Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid’ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh
sebagian manusia.

Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah
mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur dengan
kesesuaiannya dengan Al Quran dan Al Hadits.

Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran
dengan cara yang hikmah, merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam dan upaya
menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang
hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama kemudian mengikuti syahwat dan hawa
nafsunya.
Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat (kerancuan berpikir) dan
menjauhi fitnah syahwat.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita semua.


--------------------------------
Halaqah yang ke 61 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman Kepada Hari Akhir’ adalah tentang “Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian 2”.

Diantara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebab jatuhnya
seseorang ke dalam neraka ketika melewati sirath adalah,

▪Berdusta Atas Nama Rasulullah Shallallāhu ‘Alayhi Wa Sallam

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :


ْ
ِ ‫ب َعلَىَّ ُم َت َع ِّم ًدا َف ْل َي َتبَوَّ أ َم ْق َع َدهُ م َِن ال َّن‬
… ، ‫ار‬ َ ‫َمنْ َك َذ‬
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah dia menyiapkan
tempatnya di dalam neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadits dari Nabi shalallahu ‘alayhi
wassalam, menjauhi hadits-hadits dhaif dan palsu, baik dalam masalah aqidah, fadhail amal, maupun
masalah yang lain.
Dan bagi yang tidak mampu menghukumi sendiri sebuah hadits, maka hendaknya dia taqlid dengan
ulama atau ustadz yang dia anggap paling ahli di dalam hadits.

Di antara dosa tersebut adalah:


▪Dosa Lisan dan Kemaluan

Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak
memasukkan manusia di dalam neraka.

Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan :


… ‫ْال َف ُم َو ْال َف َر ُج‬
“Mulut dan kemaluan.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dosa yang dilakukan mulut, seperti:


º Dusta,
º Membicarakan kejelekan orang lain,
º Mengadu domba,
º Berfatwa tanpa ilmu,
º Menuduh tanpa hak,
º Makan dan minum yang haram,
º Dan lain-lain.

Dosa yang dilakukan kemaluan, seperti:


º Berzina,
º Liwath,
º Dan lain-lain.
Dan di antara dosa tersebut adalah:
▪Sombong
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya ada seberat zarrah-pun dari kesombongan.”

“Seorang laki-laki bertanya:


Sesungguhnya seseorang senang apabila bajunya bagus dan sandalnya bagus.
Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata :
Sesungguhnya Allah adalah indah dan mencintai keindahan.
Yang dimaksud dengan kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR.
Muslim)

Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak akan masuk surga adalah ancaman bagi pelakunya,
bahwasanya dia bukan termasuk orang-orang yang pertama-tama masuk surga.
Dan balasan kesombongan dia adalah masuk neraka terlebih dahulu.

Marilah kita belajar menerima kebenaran dari manapun datangnya. Karena pada hakikatnya
kebenaran adalah dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Dan janganlah kita meremehkan orang lain, karena ilmu, harta, jabatan atau gelar yang kita miliki.
Karena Allah Subhānahu wa Ta’āla yang telah memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan
tersebut, mampu untuk memberikan kepada orang lain yang semisal atau yang lebih baik kapan
Allah kehendaki.

Semakin seseorang rendah hati karena Allah maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.

Di antara dosa tersebut adalah


▪Dosa Memakan Makanan yang Haram
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih pantas bagi
daging tersebut.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).

Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri-sendiri dan
keluarga.
º Tidak memakan dan memberi makan, kecuali setelah yakin itu halal.
º Hendaknya dia menjauhi:
√ Riba,
√ Memakan harta orang lain tanpa hak,
√ Uang suap,
√ Kurang di dalam menimbang
√ dan segala jenis harta haram lainnya.

Dan di antara dosa yang dapat menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah,
▪Tidak Ikhlas di Dalam Menuntut Ilmu
–> maksudnya ilmu agama.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:


“Barangsiapa yang menuntut ilmu, yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridha Allah, dia tidak
menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga pada
hari kiamat.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Di dalam hadits yang lain Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan:
“Bahwasanya barangsiapa yang menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan para
ulama atau berdebat dengan orang-orang bodoh, maka ancamannya adalah neraka.” (Hadits Shahih
Riwayat Ibnu Majah).
--------------------------
Halaqah yang ke-62 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang ” Beberapa Contoh Dosa
Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke dalam Neraka Bagian 3”.

Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:

▪ Dosa Bunuh Diri


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
√ Barangsiapa yang melempar dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya, maka dia berada di
dalam neraka jahannam, dilempar di dalamnya kekal selamanya.
√ Dan barang siapa meneguk racun untuk membunuh dirinya, maka di dalam neraka jahannam dia
akan meletakan racun di tangannya, dia meneguknya selamanya di neraka,
√ Dan barang siapa membunuh dirinya dengan besi, maka besi tersebut di tangannya, dia menusuk
dengan besi tersebut perutnya di neraka jahannam kekal selamanya. (Hadits Riwayat Bukhari dan
Muslim)

Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan masalah yang
jauh lebih besar.

Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya.

Di antara dosa tersebut adalah:


▪ Membunuh Tanpa Hak

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,


َ ِ‫َو َمن َي ۡق ُت ۡل م ُۡؤ ِم ۬ ًنا ُّم َت َع ِّم ۬ ًدا َف َج َزآؤُ هُ ۥ َج َه َّن ُم َخ ٰـلِ ۬ ًدا فِي َہا َو َغض‬
‫ب ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي ِه َولَ َع َن ُه ۥ َوأَ َع َّد لَ ُه ۥ َع َذابًا َعظِ ي ۬ ًما‬
“Dan barangsiapa yang membunuh orang yang beriman karena sengaja, maka balasannya adalah
jahannam dia kekal di dalamnya. Allah akan marah kepadanya dan melaknatnya, dan Allah akan
siapkan untuknya adzab yang besar.” (Qs. An-Nisa: 93)

⇨Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud kekal di neraka bagi orang yang membunuh orang
yang beriman tanpa hak atau bunuh diri yaitu pada asalnya inilah balasan bagi orang tersebut.
⇨Namun dalil lain menerangkan,
bahwasanya orang yang beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar apapun dosanya dia akan
keluar dari neraka baik dengan ampunan Allah atau dengan syafaat.

Dan diantara dosa tersebut, adalah:


▪ Memakan Riba
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َ ‫ضا َع َف ًة ۖ َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْف ِلح‬
‫ُون‬ َ ‫ِين آ َم ُنوا اَل َتأْ ُكلُوا الرِّ َبا أَضْ َعا ًفا ُم‬
َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫ين‬ َ ْ ْ ُ
َ ‫ار التِي أعِ دَّت لِلكاف ِِر‬ َّ َّ
َ ‫َواتقوا الن‬ ُ َّ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda. Dan
bertakwalah kalian kepada Allah, supaya kalian beruntung. Dan takutlah dengan api neraka yang
disediakan untuk orang-orang kafir.”
(QS. Al-Imran: 130-131)

Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang, seseorang yang akan melakukan sebuah
transaksi hendaknya mengetahui ilmunya.
Dan janganlah dia menganggap mudah perkara riba ini.

Dan barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang lebih
baik.

Dan di antara dosa yang berbahaya adalah:


▪ Menggambar Makhluk yang Bernyawa
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
‫ُون‬
َ ‫صوِّ ر‬ ِ ‫إِنَّ أَ َش َّد ال َّن‬
َ ‫اس َع َذابًا عِ ْن َد هَّللا ِ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة ْال ُم‬
“Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para
penggambar.” (HR Bukhari dan Muslim)
⇨Dan maksud dari penggambar di sini adalah
√ Penggambar makhluk bernyawa
Masuk di dalamnya:
√ Orang yang membuat patung mahluk bernyawa, dan
√ Orang yang melukis mahluk bernyawa

Banyak para ulama yang memasukkan gambar fotografi di dalam larangan ini.
Tidak diperbolehkan kecuali karena darurat seperti untuk surat-surat penting dan lain-lain.

Perbedaan pendapat di antara para ulama dan banyaknya manusia yang melakukan, janganlah
menjadi alasan bagi seseorang untuk bermudah-mudahan di dalam gambar fotografi ini.

Dan diantara dosa tersebut, adalah:


▪ Dosa Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka:
√ Sebuah kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk memukul manusia.
√ Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Berjalan lenggak-lenggok, kepala mereka
seperti punuk unta yang miring.
Mereka tidak akan masuk ke dalam surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga bisa
dicium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.”

Dan makna berpakaian tapi telanjang:


⇨ Ada yang mengatakan menutupi sebagian aurat dan membuka sebagian yang lain untuk
menampakkan keindahan.
⇨Atau memakai pakaian tetapi tidak sempurna seperti memakai pakaian yang tipis atau
membentuk badan.

Seorang muslimah hendaknya bersungguh-sungguh di dalam menjaga hijabnya dan ikhlas karena
Allah.

Semoga kesabaran seorang muslimah atas rasa gerah, risih, dan ribet yang mungkin dirasakan oleh
sebagian dan juga kesabaran menghadapi gunjingan orang lain, menjadi sebab selamatnya dia dari
ancaman neraka.
----------------------------
Halaqah yang ke 63 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Beberapa Contoh Dosa
Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian 4”.

Diantara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
▪ Dosa Wanita yang Tidak Bersyukur Kepada Suaminya

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :


“Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka telah
ingkar.
Dikatakan kepada beliau, “Apakah mereka ingkar kepada Allah?”
Beliau bersabda,
“Mereka ingkar kepada suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan mereka. Seandainya
engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka sekian lama, kemudian dia melihat
darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka wanita tersebut akan berkata, “Aku tidak
melihat kebaikan sedikit pun darimu”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Seorang wanita yang sholihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur kepada
suaminya, karena dengan sebabnya Allah Subhānahu wa Ta’āla menjaga dia sebagai seorang istri,
menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya, dan lain-lain.

Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita diperintahkan
di dalam agama Islam. Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia mendoakan
dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak menemukan
sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai kalian merasa bahwasanya
kalian telah membalas kebaikannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan An-Nasa’i)

Dan diantara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:

▪Tiga Dosa yang Tercantum di Dalam Sabda Nabi Shallallāhu ‘Alayhi Wa Sallam
“Tiga orang yang Allah haramkan masuk surga:
√ Pecandu khomr (minuman keras),
√ Anak yang durhaka, dan
√ Dayyuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya).”
(Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya)

Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan memfasilitasi,
dikhawatirkan terkena ancaman ini.

Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan
berarti harus memberi segala yang diminta.
Dan mendidik mereka untuk taat tidak identik dengan kekerasan.

Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allah. Kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga semaksimal
mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. Dan hidayah di tangan Allah Subhānahu
wa Ta’āla.

Dan diantara dosa yang membahayakan adalah:


▪Durhaka Kepada Kedua Orang Tua
Dan diantara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap, ataupun
dengan tangan.
Seorang muslim dan muslimah diperintah untuk berlemah-lembut kepada orang tua, merendahkan
diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan syari’at.

Dan diantara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan mereka
dari kegelapan, kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan, menuju cahaya tauhid, sunnah, dan
ketaatan kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Dan diantara dosa yang membahayakan adalah:


▪Dosa Seorang Pejabat yang Menipu Bawahan atau Rakyatnya
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
“Tidaklah seorang hamba, Allah berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu bawahan
atau rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan dia masuk ke dalam surga.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Diantara bentuk menipu kepada rakyat adalah:


√ tidak menasehati mereka demi keselamatan dunia dan akhirat mereka,
√ tidak memenuhi hak-hak mereka,
√ tidak berbuat adil di antara mereka,
dan lain-lain.

Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara
langsung, namun dia berhak untuk diadzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allah
menghendaki.

Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang
dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.

Keyakinan ahlusunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allah. Kalau Allah
menghendaki, maka Allah akan mengampuni, dan kalau Allah menghendaki, maka Allah akan
mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga.

Dan adzab neraka bagi para pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang
ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar
dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas?

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka jahanam.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan lebih
mudah daripada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla melindungi kita dan keluarga kita dari api neraka.
----------------
Halaqah yang ke 64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para
Pelaku Dosa Besar (Bagian 1)”.

Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allah Subhānahu wa
Ta’āla akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafa’at kepada saudara-saudara
mereka, orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallāhu
‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allah, hak saudara-saudara
mereka yang jatuh ke dalam neraka daripada orang-orang yang beriman di hari kiamat.

Mereka berkata,
“Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami, dahulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama
kami, dan haji bersama kami.”

Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-
ibadah tersebut bersama mereka.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


Maka Allah berkata, “Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah
wajah-wajah mereka atas neraka.”

Maksudnya orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan
dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.

Mereka pun mengeluarkan banyak orang. Ada diantaranya yang api neraka sudah membakar sampai
pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata,
“Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.”
Allah berkata,
“Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan seberat satu
dinar, maka keluarkanlah.”
Maka mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
“Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.”
Maka Allah berkata,
“Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat setengah dinar di
dalam hatinya, maka keluarkanlah.”
Maka mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.
Allah berkata,
Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat satu dzarrah, maka
keluarkanlah.
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.”

Yang dimaksud dengan dzarrah adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa
dibelah lagi.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Mereka berkata,
Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan di dalam neraka seorang pun yang memiliki kebaikan.
Allah berkata,
Para malaikat telah memberikan syafa’at, para nabi telah memberikan syafa’at, dan orang-orang
yang beriman telah memberikan syafaat. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang Paling Penyayang.

Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak
pernah beramal sedikit pun. Keadaan mereka telah menjadi arang.
Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga, yang dinamakan
dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa
banjir.”
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan
lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air
yang memadai, dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat. Sebagaimana hal ini diketahui oleh para
ahli.

Kemudian Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau dekat dengan
pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat
dengan bayangan maka akan berwarna putih.”

Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat kepada
surga akan lebih cepat sempurna daripada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khawatim, yang
dikenal oleh para penduduk surga.”

Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khawatim adalah beberapa barang yang
terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.

Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Maka berkatalah penduduk surga,
Mereka adalah orang-orang yang Allah bebaskan. Allah telah memasukkan mereka ke dalam surga
tanpa sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.
-------------------------
Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para
Pelaku Dosa Besar (Bagian 2)”.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafa’at untuk umatnya, para pelaku dosa
besar yang disiksa di dalam neraka.

Di dalam sebuah hadits Anas bin Malik Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, bahwasanya Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allah untuk
memberi syafa’at dan beliau diizinkan.

Maka Allah akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah
diajarkan kepada beliau di dunia.

Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau:


“Wahai Muhammad angkatlah kepalamu. Berkatalah, engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah,
maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau,
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji
gandum.”
Maka beliau pergi dan melakukannya.
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sujud kepada-
Nya, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka akan didengar perkataanmu. Mintalah,
maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah engkau dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar
dzarrah atau qardalah yaitu biji sawi.”
Maka beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam pergi dan melakukannya.

Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada
beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu.
Mintalah, niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima
syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau,
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman yang lebih kecil
dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.”
Maka beliau pergi dan melakukannya.

Kemudian keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allah, maka
dikatakan kepada beliau,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu.
Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, niscaya akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata,
“Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafa’at kepada setiap orang yang mengatakan Laa
ilaaha illallah’.”
Maka Allah berkata:
“Demi Keperkasaan-Ku, Kebesaran-Ku, Keagungan-Ku, dan Kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan
keluarkan dari neraka orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah.”
Maksudnya adalah orang yang mengatakan ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari hatinya dan tidak
membatalkannya dengan kesyirikan.

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya diantara amalan yang bisa menjadi sebab kita
mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca
do’a setelah mendengar azan, yaitu:

ً ‫ت م َُح َّم ًدا ْال َوسِ يلَ َة َو ْال َفضِ يلَ َة َوا ْب َع ْث ُه َم َقامًا َمحْ م‬
‫ُودا الَّذِي َو َع ْد َت ُه‬ ِ ‫صالَ ِة ْال َقا ِئ َم ِة آ‬
َّ ‫للَّ ُه َّم َربَّ َه ِذ ِه الدَّعْ َو ِة ال َّتامَّة َوال‬

Dan diantara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota
Madinah, kemudian meninggal di dalamnya.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

ُ ‫اَل َيصْ ِب ُر أَ َح ٌد َعلَى أَل ْ َوا ِئ َها َف َيمُوت إِاَّل ُك ْن‬


َ ‫ت َل ُه َشفِيعًا أَ ْو َش ِهي ًدا َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة إِ َذا َك‬
‫ان مُسْ لِمًا‬

“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah kemudian dia
meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari
kiamat, apabila dia adalah orang Islam.” (HR Muslim)
Ada dua golongan dari umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan
syafa’at beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ار ٍق‬ ٍ ‫ َو ُك ُل غ‬، ‫ إِ َما ٌم َظلُو ٌم‬: ‫ان مِنْ أُ َّمتِي لَنْ َت َنالَ ُه َما َش َفا َعتِي‬
ِ ‫َال َم‬ ِ ‫صِ ْن َف‬

“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa’atku, pemimpin yang zhalim dan
setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.” (Hadits Hasan Riwayat At-Thabrani di dalam Al-
Mu’jamul Kabir).

Kita memohon kepada Allah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima syafa’at Nabi
Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
------------------------
Halaqah yang ke-66 dari sisilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Syafa’at Bagi Para Pelaku
Dosa Besar (Bagian 3)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada di antara umat beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberikan syafa’at bagi dua dan tiga orang.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َّ ‫ْن َو‬
‫الثاَل َث ِة‬ ِ ‫إِنَّ الرَّ ُج َل َل َي ْش َف ُع لِلرَّ ُجلَي‬

“Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa’at bagi dua orang dan tiga
orang.”(Hadits Shahih Riwayat Al Bazzar)

Para syuhada akan Allah berikan kesempatan untuk memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.

Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫ِين مِنْ أَهْ ِل َب ْي ِت ِه‬


َ ‫َي ْش َف ُع ال َّش ِهي ُد فِي َس ْبع‬

“Orang yang mati syahid akan memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.” (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud)

Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa’at untuk orang tua, anak-anak, istri,
dan saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.

Ada diantara umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberi syafa’at untuk orang
banyak.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

َ ‫ قِي َل َيا َرسُو َل هَّللا ِ سِ َوا‬. ” ‫ِيم‬ َ ُ


َ ‫ك َقا َل ” سِ َو‬
‫اى‬ ٍ ‫” َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة ِب َش َفا َع ِة َرج ٍُل مِنْ أ َّمتِي أ ْك َث ُر مِنْ َبنِي َتم‬

“Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa’at satu orang dari umatku.”
Dikatakan kepada beliau:
“Ya Rasulullah, apakah orang itu adalah selain dirimu?”
Beliau menjawab:
“Ya, dia adalah orang lain selain diriku.”
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa’at
kepada orang lain.

Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa’at di hari kiamat.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

ُ ‫إِنَّ الّلَ َعا ِني َْن اَل َي ُك ْو ُن ْو َن‬


ُ ‫ش َه َدا َء َواَل‬
‫ش َف َعا َـء َي ْو َم القِ َيا َم ِة‬

“Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa’at di
hari kiamat.” (HR Muslim)

Anak-anak orang-orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa’at
bagi kedua orang tuanya.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Anak-anak kecil orang-orang yang beriman akan menjadi da’amish surga.”

Arti da’amish adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam.

Maksud beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk
surga dan tidak akan meninggalkannya.

Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan,


“Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian memegang
pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu ini. Maka dia tidak
akan melepaskan pegangannya sampai Allah memasukkan dia dan kedua orang tuanya ke dalam
surga.” (HR Muslim)

Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah dengan
meninggalnya anak yang belum dewasa.

Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at.


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Puasa dan Al Quran akan memberikan syafa’at pada hari kiamat untuk seorang hamba.

Puasa berkata:
Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.

Al Qur’an berkata:
Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.
Maka diterimalah syafa’at keduanya.”
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad di dalam Musnad beliau)

Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah dan menjaga adab-adabnya.
Dan dorongan untuk membaca Al Quran karena Allah dan menunaikan hak-haknya.

Demikianlah mereka akan memberikan syafa’at setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.

Orang-orang yang bertauhid sajalah yang akan mendapatkan syafa’at.


Adapun orang-orang musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan
mendapatkan syafa’at.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ ‫َف َما َتن َف ُعهُمۡ َش َف ٰـ َع ُة ٱل َّش ٰـفِع‬


‫ِين‬

“Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at.” (QS Al
Mudatsir : 48)

Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau orang-orang yang shalih dengan alasan
ingin mendapatkan syafa’at mereka, justru tidak mendapatkan syafa’at, karena mereka telah
membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam beribadah.
----------------------------
Halaqah yang ke-67 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Qantharah dan
Qishash Antara Orang-Orang Yang Beriman”.

Al-Qantharah secara bahasa adalah jembatan.


Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al-Qantharah adalah jembatan lain setelah sirath yang
terletak antara neraka dan surga, tempat berkumpulnya orang-orang yang beriman setelah melewati
neraka sebelum masuk ke dalam surga.

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Qantharah ini. Tempat akan
dibersihkan hati-hati orang-orang yang beriman dengan di-qishash diantara mereka.

Dan ini menunjukkan keadilan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.


Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

‫ت َب ْي َن ُه ْم فِي ال ُّد ْن َيا َح َّتى إِ َذا‬ْ ‫ض َم َظالِ ُم َكا َن‬ ٍ ْ‫ار َف ُي َقصُّ لِ َبعْ ضِ ِه ْم مِنْ َبع‬ ِ ‫ُون َعلَى َق ْن َط َر ٍة َبي َْن ْال َج َّن ِة َوال َّن‬
َ ‫ار َفيُحْ َبس‬ ِ ‫ون م َِن ال َّن‬ َ ‫يخلُصُ ْالم ُْؤ ِم ُن‬
‫ان فِي ال ُّد ْن َيا‬
َ ‫ك‬َ ‫ه‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫ز‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬‫ب‬ ‫ه‬ُ ‫ن‬ْ ‫م‬
ِ ‫ة‬
ِ َّ
‫ن‬ ‫ج‬ ْ
‫ال‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫ه‬ِ ‫ل‬
ِ ‫ز‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬‫ب‬ ‫َى‬‫د‬ ْ‫ه‬َ ‫أ‬ ‫م‬‫ه‬ُ ُ
‫د‬ ‫ح‬َ ‫أَل‬ ،ِ
‫ه‬ ‫د‬
ِ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫د‬
ٍ ‫م‬
َّ ‫ُح‬ ‫م‬ ُ‫س‬ ْ
‫ف‬ َ
‫ن‬ ‫ِي‬ ‫ذ‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ َ
‫ف‬ ،ِ‫ة‬ َّ
‫ن‬ ‫ج‬ ْ
‫ال‬ ‫ول‬ ُ
‫خ‬ ُ
‫د‬ ‫ِي‬ ‫ف‬ ‫م‬‫ه‬ُ َ ‫ل‬ ‫ِن‬‫ذ‬ ُ ‫أ‬ ‫وا‬ ُّ
‫ق‬ ُ
‫ن‬ َ ‫ه ُِّذبُوا‬
‫و‬
ِ َِ َ ِ َِ ْ َ َِ َ َ َ ِ ْ َ

“Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Qantharah antara
surga dan neraka.
Kemudian di-qishash kedzaliman-kedzaliman yang terjadi diantara mereka di dunia.
Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan, mereka akan diizinkan untuk masuk surga. Dan
demi Zat Yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh salah seorang dari mereka lebih
mengetahui rumahnya di surga daripada rumahnya di dunia.” (HR Bukhari)

Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada di dalam hati-hati orang-orang yang beriman,
seperti hasad, dendam, kebencian, dan lain-lain yang kadang terjadi di antara mereka.
Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishash-nya dan akan
semakin cepat dia masuk ke dalam surga.
Sebaliknya, semakin banyak ghill, hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang
beriman, maka akan semakin lama qishash-nya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.
Qishash di Qantharah ini terjadi diantara orang-orang yang beriman saja, dengan maksud
pembersihan hati.

Adapun qishash di Padang Mahsyar, maka untuk semua mahluk yang kafir maupun yang mukmin,
yang mencakup Qishash karena kedzaliman harta, fisik, maupun kehormatan.

Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga. Karena tidak masuk surga kecuali
orang yang sudah benar-benar bersih dan baik keadaannya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ُورهِم م ِّۡن غِ ٍّل‬


ِ ‫صد‬ُ ‫َو َن َز ۡع َنا َما فِى‬

“Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka…” ( QS Al Hijr: 47 )

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad,
dendam, dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan
kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.
--------------------------
Halaqah yang ke-68 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Masuknya Orang-Orang
Yang Beriman ke Dalam Surga (Bagian 1)”.

Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan
terhormat dan dimuliakan.

Allah akan kembali memuliakan Nabi-Nya di hadapan orang-orang yang beriman.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan diizinkan untuk memberi syafa’at bagi calon penduduk
surga, supaya dibukakan pintu surga.

Syafa’at ini juga termasuk syafa’at khusus bagi beliau (Shallallāhu ‘alayhi wa sallam)

Beliaulah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

َ ‫َوأَ َنا أَوَّ ُل َمنْ َي ْق َر ُع َب‬


‫اب ْال َج َّن ِة‬

“Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.” (Hadīts riwayat Muslim)

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda,


“Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat, Kemudian aku minta untuk dibuka. Berkatalah
penjaga surga, ‘Siapa kamu?’ Aku menjawab, ‘Muhammad’
Berkatalah penjaga surga,
‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak membukanya untuk seorang pun sebelummu’.”(Hadits
riwayat Muslim)

Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman yang artinya,


“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka akan digiring ke surga secara berombongan.
Sehingga apabila mereka sampai ke surga, dan pintu-pintunya telah dibuka, dan berkatalah penjaga-
penjaga surga kepada mereka, ‘Salam atas kalian. Kalian telah baik, maka masuklah kalian ke dalam
surga, sedang kalian kekal di dalamnya’.”

Dan mereka mengucapkan,


“Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjinya untuk kami dan telah memberi kami tempat
ini. Kami diperkenankan menempati tempat di dalam surga di mana saja kami kehendaki. Maka
surga itulah sebaik-baiknya balasan bagi orang-orang yang beramal”. (QS. Az-Zumar: 73-74)

Umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam, merekalah yang pertama kali akan masuk surga sebelum
umat yang lain.

·Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

َ ُ‫ُون اأْل َوَّ ل‬


‫ون َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َو َنحْ نُ أَوَّ ُل َمنْ َي ْد ُخ ُل ْال َج َّن َة‬ َ ‫َنحْ نُ اآْل ِخر‬

“Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama
kali akan masuk surga.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan masuk
surga, wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama. (Hadits riwayat Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu)

Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadits), Mereka saling
bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam
surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama (ada yang mengatakan)
merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab”.

Dan sabda beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam,


→ Sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga (maksudnya) mereka akan
masuk ke dalam surga dalam keadaan satu shaf secara serentak. Dan ini menunjukkan sangat
besarnya pintu surga.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin akan
lebih dulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin. (Hadits riwayat
Muslim)
----------------------
Halaqah yang ke-69 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Masuknya Orang-Orang
yang Beriman Ke Dalam Surga (Bagian 2)”.

Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk
ke dalam surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling terakhir
masuk ke dalam surga.
Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan merayap, maka Allah berkata kepadanya,
“Pergilah dan masuklah ke dalam surga!”
Dia pun mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh, Diapun
kembali dan berkata, “Wahai Rabb-ku aku mendapatkan surga sudah penuh.”

Allah berkata, “Pergilah dan masuklah!”


Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah penuh.
Dia pun kembali dan berkata, “Wahai Rabb-ku, aku mendapatkan surga sudah penuh.”
Allah berkata, “Pergilah dan masuklah!”
Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia (atau) bagimu
sepuluh kali lipat dari dunia.
Maka hamba tersebut berkata, “Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku, sedangkan
Engkau adalah Raja?”

➢Berkata Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu,


Sungguh aku melihat Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam tertawa sampai kelihatan gigi geraham
beliau.
Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.

Pintu-pintu surga ada 8 (delapan)


Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

‫ُون‬ َ ‫ فِي َها َبابٌ ُي َسمَّى الرَّ ي‬،ٍ‫الج َّن ِة َث َما ِن َي ُة أَب َْواب‬
َ ‫ الَ َي ْد ُخلُ ُه إِاَّل الصَّا ِئم‬،‫َّان‬ َ ‫فِي‬

“Di dalam surga ada delapan pintu, di antaranya sebuah pintu yang bernama Ar-Rayyan, tidak
memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR Bukhari dari Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu
‘anhu )
➢Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu surga.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


√ Barangsiapa yang menginfakkan dua pasang unta di jalan Allah, maka akan dipanggil dari pintu-
pintu surga. Wahai Abdullah ini adalah baik.
√ Barang siapa yang termasuk ahli shalat ,dia akan dipanggil dari pintu shalat.
√ Dan barangsiapa yang termasuk ahli Jihad, maka akan dipanggil dari pintu Jihad.
√ Dan Barangsiapa yang termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan.
√ Dan barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil dari pintu shadaqah.

➢Berkata Abu Bakr Radhiyallāhu ‘anhu,


Tebusanku bapak dan ibuku, Ya Rasulullah. Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu manapun.
Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu?
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, ‘Iya’, dan aku berharap engkau termasuk mereka. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan dibuka
baginya 8 pintu surga.

Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya kemudian
berkata,

‫ َو أَنَّ م َُحم ًَّدا َع ْب ُد هللا َو َرس ُْولُ ُه‬،ُ ‫أَ ْش َه ُد أَنْ الَ إِلَ َه إِالَّ هَّللا‬
kecuali akan dibuka baginya 8 pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja dia kehendaki.” (HR
Muslim)

Delapan pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhan.


Rasulullah h Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

ِ َ‫ َوس ُْلسِ ل‬،‫ت أَب َْوابُ َج َه َّن َم‬


ُ‫ت ال َّشيَاطِ ين‬ َ ُ‫ت أَب َْواب‬
ْ ‫ َو ُغلِّ َق‬،ِ‫الج َّنة‬ ْ ‫ضانُ فُ ِّت َح‬ َ ‫إِ َذا‬
َ ‫دَخ َل َر َم‬

“Apabila masuk bulan Ramadhan, maka akan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu
jahannam dan akan dibelenggu syaithan-syaithan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi pintunya seperti jarak antara kota
Mekkah dan kota Busra atau kota Mekkah dan kota Hajar. (HR Bukhari dan Muslim )

↝Hajar adalah kota masyhur di Bahrain


↝Busra adalah kota masyhur di Suriah
Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah ke kedua kota tersebut kurang lebih 1200 km.

Di dalam hadits yang lain,


Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan,
“Bahwasanya ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepinya 40 tahun perjalanan.”
(HR Muslim )

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memudahkan jalan kita menuju Surga.


-------------------------
Halaqah yang ke-70 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Derajat-derajat Al
Jannah atau Surga”

Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda,
sesuai dengan kadar iman dan taqwa mereka.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫ت ۡٱل ُعلَ ٰى‬ ِ ‫َو َمن َي ۡأ ِتهِۦ م ُۡؤ ِم ۬ ًنا َق ۡد َع ِم َل ٱلص َّٰـل َِح ٰـ‬
َ ‫ت َفأ ُ ْولَ ٰـٓ ِٕٮ‬
ُ ‫ك َل ُه ُم ٱلد ََّر َج ٰـ‬

“Dan barangsiapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan telah mengamalkan amal-
amal yang shalih, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-derajat yang paling tinggi.” (QS
Thaha: 75)

↝Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Apabila kalian mendengar muadzin, maka hendaklah kalian mengatakan seperti yang dia katakan,
kemudian bershalawatlah untukku, karena barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, maka Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
Kemudian mintalah kepada Allah untukku Al-Wasilah, karena sesungguhnya Al-Wasilah adalah
sebuah kedudukan di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba diantara hamba-hamba
Allah. Dan aku berharap akulah hamba tersebut.
Maka barangsiapa yang memintakan untukku Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa’at.”
(Hadits riwayat Muslim)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat sebagian
orang-orang yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghurf yaitu penduduk surga yang memiliki
kedudukan paling tinggi, yang ada di atas mereka seperti kalian melihat bintang yang masih tersisa di
ufuk timur maupun barat.”
↝Yang demikian karena jauhnya perbedaan kedudukan diantara mereka.

Mereka berkata, Ya Rasulullah, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai oleh
yang lain?
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Iya, demi Dzat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang beriman dan
membenarkan para Rasul.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Diantara orang-orang yang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi adalah:
⑴ Abu Bakar Radhiyallāhu ‘anhu
⑵ Umar Radhiyallāhu ‘anhu

”Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat (kedudukan) yang paling tinggi akan dilihat oleh
orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit.
Dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk mereka dan mereka berdua akan mendapatkan
nikmat.” (Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
Rahimahullah).

Para mujahidin fii sabilillah, mereka termasuk orang-orang yang akan memiliki kedudukan yang
tinggi di dalam surga.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang Allah sediakan bagi orang-orang yang
berjihad di jalan Allah. Setiap dua derajat seperti antara langit dan bumi, Maka apabila kalian
meminta kepada Allah mintalah Al-Firdaus, keren sesungguhnya
↝ Al-Firdaus adalah surga yang paling afdhal dan surga yang paling tinggi
↝Di atasnya ada arsyurrahman dan dari sanalah terpancar sungai-sungai surga.” (Hadits riwayat
Bukhari)

Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia:
⑴ Akan mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allah, atau
⑵ Seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari

Sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Barangsiapa yang memberi nafkah dua orang anak wanita sampai dia baligh, maka dia akan datang
pada hari kiamat, aku dan dia. Kemudian beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam menggenggam jari-jari
beliau.” (Hadits riwayat Muslim)
↝Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga seperti dua
jari ini.” (Hadits riwayat Muslim)
↝Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.

Karena yang dimaksud dengan dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah.

Dan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat denganku
majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”

Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata, ‘Dari mana ini?’
Dikatakan kepadanya, ‘Ini semua karena istighfar anakmu untukmu’.” (Hadits shahih riwayat Ibnu
Majah)
↝Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik.

Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan di dalam halaqah
sebelumnya.
----------------------------
Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Al-Jannah dan
Kenikmatannya (Bagian 1)”.

Al-Jannah, secara bahasa adalah kebun.


Dan secara syari’at, Al Jannah adalah negeri di akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang Allah
sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di hati manusia. Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia,
maka tidak akan menyamai kenikmatan di dalam surga. Dan bagaimanapun kita berusaha
mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak akan setara dengan kenikmatan di dalam surga.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

۬ ‫َفاَل َت ۡعلَ ُم َن ۡف‬


َ ُ‫سٌ مَّآ أ ُ ۡخف َِى َلهُم مِّن قُرَّ ِة أَ ۡعي ۬ ٍُن َج َزآ ۢ َء ِب َما َكا ُنو ْا َي ۡع َمل‬
‫ون‬

“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang
menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan.” (QS As-Sajdah: 17)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

ْ ‫ َوالَ أ ُ ُذ َن َس ِم َع‬، ‫ت‬


ِ ‫ َوالَ َخ َط َر َعلَى َق ْل‬، ‫ت‬
‫ب َب َش ٍر‬ ْ َ‫ِين َما الَ َعي َْن َرأ‬ ْ ْ‫َقا َل هَّللا ُ تعالى أَع‬
ُ ‫دَد‬
َ ‫ت لِ ِع َبادِى الصَّالِح‬

“Allah ta’ala berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, kenikmatan yang tidak pernah
dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati
manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga. Nama-
nama kenikmatan di dalam surga yang Allah kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama
kenikmatan yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda.
Rumah di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah.
Demikian pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama
namanya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

‫ڪلَّ َما ر ُِزقُو ْا م ِۡن َہا مِن َث َم َر ۬ ٍة رِّ ۡز ۬ ًق ۙا َقالُو ْا َه ٰـ َذا ٱلَّذِى ر ُِز ۡق َنا مِن َق ۡب ۖ ُل َوأ ُ ُتو ْا ِبهِۦ ُم َت َش ٰـ ِب ۬ ًه ۖا‬
ُ

“Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang telah
diberikan kepada kami dahulu di dunia.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa.” (QS Al-Baqarah:
25)

Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk, dan namanya. Namun berbeda rasa dan kelezatannya.

Orang yang masuk ke dalam surga dan merasakan sedikit kenikmatan surga akan merasa bahwa dia
tidak pernah susah di dunia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian dicelupkan
sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanya, ‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau merasakan
kesengsaraan? Apakah pernah engkau tertimpa kesusahan?’ Dia menjawab,
‘Tidak pernah demi Allah. Wahai Rabb-ku tidak pernah aku sengsara dan tidak pernah aku melihat
kesusahan.’ ” (HR Muslim)

Dan diantara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

َ ۚ ‫ُون َخ ٰـلِد‬
‫ِين‬ َ ‫لَّهُمۡ فِي َها َما َي َشآء‬

“Bagi merekalah apa yang mereka inginkan di dalam surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-
Furqan : 16)

Oleh karena itu, diantara nama-nama surga adalah:


1. Jannatun Na’īm
Yaitu jannah yang penuh dengan kenikmatan, lihat QS Luqman: 8
2. Darussalam
Yang artinya negeri yang selamat. Maksudnya selamat dari semua kekurangan dan kejelekan, lihat
QS Al-An’am: 127
3. Maqam Amin
Yang artinya tempat tinggal yang aman. Yaitu aman dari segala musibah dan kejelekan, lihat QS Ad-
Dukhan: 51
4. Darul Muqamah
Yang artinya negeri yang terus menerus ditempati, lihat QS Fathir: 35

Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan,
selamat dari semua kekurangan, aman dari segala musibah, dan kekal selama-lamanya.
-------------------------
Halaqah yang ke-72 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang “Al-Jannah dan
Kenikmatannya (Bagian 2)”.

Luas surga adalah seluas langit dan bumi.


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
ُ‫ات َواأْل َرْ ض‬ ُ ْ‫ارعُوا إِلَ ٰى َم ْغف َِر ٍة مِنْ َر ِّب ُك ْم َو َج َّن ٍة َعر‬
ُ ‫ض َها ال َّس َم َاو‬ ِ ‫َو َس‬

“Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian, dan
berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Ali Imran: 133)

Para penduduk surga akan mendapatkan rumah-rumah yang mewah.


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

‫ِين ا َّت َق ْوا َر َّب ُه ْم َل ُه ْم ُغ َرفٌ مِنْ َف ْوقِ َها ُغ َرفٌ َم ْب ِني ٌَّة َتجْ ِري مِنْ َتحْ ِت َها اأْل َ ْن َها ُر‬
َ ‫ِن الَّذ‬ ٰ
ِ ‫ۖ لَك‬

“Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, bagi mereka kamar-kamar di dalam surga
yang diatasnya ada kamar-kamar yang dibangun, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.” (QS Az-
Zumar: 20)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga
ketika beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata,
“Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya berbau wangi kasturi yang sangat harum,
kerikilnya mutiara dan batu mulia, tanahnya elok seperti warna za’faran.” (Hadits shahih riwayat
Tirmidzi)

Di dalam sebuah hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya, “Orang
yang sholat 12 raka’at setiap hari maka akan dibangunkan rumah di dalam surga.” (HR Muslim)

Dan maksud dari 12 raka’at adalah shalat rawatib yang terdiri dari:
~ 4 raka’at sebelum dzuhur,
~ 2 raka’at setelah dzuhur,
~ 2 raka’at setelah magrib,
~ 2 raka’at setelah isya’ dan
~ 2 raka’at sebelum subuh.

Di dalam surga juga ada kemah. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Kemah di dalam surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga dalamnya, tinggi kemah
tersebut 30 mil ke atas.” (HR Bukhari)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam surat Al-Baqarah: 25 dan juga ayat-ayat yang lain
bahwasanya surga mengalir di bawahnya sungai-sungai.

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga:
~ ada sungai dari air yang tidak akan payau,
~ ada sungai-sungai dari susu yang tidak akan berubah rasanya,
~ ada sungai-sungai dari khamr yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya, dan
~ ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih.
(Lihat surat Muhammad ayat 15).

Dan diantara sungai-sungai surga adalah Al-Kautsar, sungai yang Allah berikan untuk Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ ‫إِ َّنا أَعْ َط ْي َن‬


‫اك ْال َك ْو َث َر‬
“Sungguh kami telah memberimu wahai Muhammad, Al-Kautsar” (QS Al-Kautsar: 1)

Di dalam surga juga ada mata air-mata air yang mengalir.


Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫ُون‬
ٍ ‫ت َو ُعي‬ َ ‫إِنَّ ْال ُم َّتق‬
ٍ ‫ِين فِي َج َّنا‬

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam kebun-kebun dan mata air-mata air
yang mengalir.” (QS Adz-Dzariyat: 15)

Dan diantara nama mata air surga adalah Salsabil. (Lihat QS Al-Insan: 18)

Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di
dalam sebuah hadits,
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan
menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan selesai.”
(HR Bukhari)

Dan diantara pohon surga adalah Sidratul Muntaha, yang Allah sebutkan di dalam surat An-Najm: 14.

Adapun bau wanginya, maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan di dalam
hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah,

‫ِين َخ ِري ًفا‬ َ ‫يح َها لَي‬


َ ِ‫ُوج ُد مِنْ مَس‬
َ ‫ير ِة َس ْبع‬ َ ‫َوإِنَّ ِر‬

“Sungguh bau wangi surga tercium dari jarak perjalanan 70 tahun.”


-------------------------
Halaqah yang ke-73 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah dan
Kenikmatannya Bagian 3”.

Diantara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan.

Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening
kepala.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ ‫) َو َف ٰـ ِك َه ۬ ٍة ِّممَّا َي َت َخ َّير‬١٩( ‫ون‬َ ُ‫ُنزف‬ ۡ َ ‫ُص َّدع‬


َ ‫) اَّل ي‬١٨( ‫ِين‬ ۡ َ ‫طوفُ َعلَ ۡي ِہمۡ ِو ۡلدَ ۬ٲنٌ م َُّخلَّد‬
َ ٍ ۬ ‫) ِبأ َ ۡك َوا‬١٧( ‫ُون‬ ُ ‫َي‬
‫ُون‬ ِ ‫ُون َعن َہا َواَل ي‬ ٍ ۬ ‫س مِّن َّمع‬
ٍ ۬ ‫اريقَ َو َكأ‬
ِ ‫ب َوأ َب‬
)٢١( ‫ُون‬ َ ‫) َولَ ۡح ِم َط ۡي ۬ ٍر ِّممَّا َي ۡش َتہ‬٢٠(

“Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan
sloki (piala) yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung
dari apa yang mereka inginkan.” (QS Al Waqi’ah: 17-21)

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta.”
Kemudian beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan,
“Yang memakannya lebih baik dari padanya.” (Hadits hasan riwayat Tirmidzi)

“Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus.”


(HR Bukhari)
Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia adalah bagian
yang paling lezat dari hati ikan paus.

Di dalam hadits Tsauban radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau shallallāhu
‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulama Yahudi,
“Apa yang mereka makan setelah itu?”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk
surga.”
Ulama Yahudi tersebut berkata,
“Apa yang mereka minum setelahnya?”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Mereka meminum dari mata air di dalam surga yang dinamakan Salsabil.”

Para penduduk surga makan bukan karena lapar dan minum bukan karena haus.
Dan mereka tidak mengeluarkan kotoran.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:


“Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum. Dan tidak meludah, tidak buang air kecil, tidak
buang air besar, dan tidak membuang ingus.”
Mereka bertanya: “Lalu ke mana makanannya?”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata,
“Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat minyak kasturi.” (Hadits riwayat Muslim)

Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas, dan teko terbuat dari emas dan perak.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam keduanya.
Dan dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya, dan apa-apa yang ada di dalam
keduanya.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)

Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak, dan mutiara.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫ب َولُ ۡؤلُ ۬ ًؤ ۖا َولِ َبا ُسهُمۡ فِي َها َح ِري ۬ ٌر‬ ِ ‫ي َُحلَّ ۡو َن فِي َها م ِۡن أَ َس‬
ٍ ۬ ‫او َر مِن َذ َه‬

“Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra.”
(QS Al Hajj: 23)

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,


ۖ۬ ۬ ۡ ‫َع ٰـ ِل َيہُمۡ ِث َيابُ سُندُس ُخ‬
‫ض ۬ ٍة َو َس َق ٰٮهُمۡ َر ُّبہُمۡ َش َرا ۬ ًبا َطهُورً ا‬ ِ ‫ض ٌر َوإِ ۡس َت ۡب َر ٌق َو ُحلُّ ٓو ْا أَ َس‬
َّ ‫او َر مِن ِف‬ ٍ

“Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian
luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi minum kepada
mereka dengan air yang sangat bersih.” (QS Al Insan: 21)

Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal. (Lihat Ar Rahman:
54)
Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun. (Lihat QS At Thur: 20)

Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫) إِ َّنا‬٢٧( ‫ُوم‬
ِ ‫اب ٱل َّسم‬ َ ‫ڪ َّنا َق ۡب ُل ف ِٓى أَ ۡهلِ َنا م ُۡشفِق‬
َ ‫) َفمَنَّ ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي َنا َو َو َق ٰٮ َنا َع َذ‬٢٦( ‫ِين‬ ُ ‫) َقالُ ٓو ْا إِ َّنا‬٢٥( ‫ون‬
َ ُ‫ض َي َت َسآ َءل‬ ُ ‫َوأَ ۡق َب َل َب ۡع‬
۬ ٍ ‫ضہُمۡ َعلَ ٰى َب ۡع‬
)٢٨( ‫ڪ َّنا مِن َق ۡب ُل َن ۡدعُو ۖهُ‌ إِ َّن ُه ۥ ه َُو ۡٱلبَرُّ ٱلرَّ حِي ُم‬
ُ

“Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita
dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita, kita merasa takut dengan adzab.
Maka Allah memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari azab neraka. Sesungguhnya
kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha
Penyayang.’ ” (QS At Thur: 25-28)
------------------
Halaqah yang ke-74 dari silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Jannah dan
Kenikmatannya Bagian 4”.

Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 tahun.

Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,

‫ِين َس َن ًة‬
َ ‫ث َوثَاَل ث‬ َ ‫ِين أَ ْب َنا َء ثَاَل ث‬
ٍ ‫ِين ْأو ثَاَل‬ َ ‫َي ْد ُخ ُل أَهْ ُل ْال َج َّن ِة ْال َج َّن َة جُرْ ًدا مُرْ ًدا ُم َكحَّ ل‬

“Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak berjenggot,
bercelak matanya, seperti manusia yang berumur 30 atau 33 tahun.” (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)

Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi.
Dan di dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallāhu
‘anhu disebutkan bahwasanya mereka akan masuk surga dalam keadaan:

√ Kulit berwarna putih


√ Berumur 33 tahun
√ Dengan tinggi 60 hasta (satu hasta adalah dari satu siku ke ujung jari)
√ Allah akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan bidadari yang sempurna
kecantikannya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

ٍ ۬ ِ‫ُور ع‬
‫ين‬ ٍ ‫َو َزوَّ ۡج َن ٰـهُم ِبح‬

“Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari.” (QS At-Thur : 20)

Dan yang dimaksud dengan Hur adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat putih. Dan bagian
hitam matanya sangat hitam.
Dan ‘īn adalah wanita-wanita yang lebar matanya.

Allah menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya umurnya.
(QS An-Naba’: 33)

▪ Mereka diciptakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla secara langsung dalam keadaan perawan dan
penuh rasa cinta kepada suaminya (QS Al-Waqi’ah: 35-37)
▪ Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (QS Al-Waqi’ah: 23)
▪ Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk suaminya
(QS Ar-Rahman: 56-58)
▪ Para bidadari tersebut tidak pernah haidh dan mereka bersih dari segala kotoran (QS Al-Baqarah:
25)

Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam menyebutkan bahwasanya,


“Seandainya salah seorang bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari apa
yang ada di antara surga dan bumi. Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan bumi dengan bau
wangi. Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih baik daripada dunia dan seisinya.
(Hadits Riwayat Bukhari)

Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di
dunia (sebagaimana tersebut di dalam hadits yang shahih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).

“Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan 100 kali lipat dalam makan, minum, syahwat, dan
mendatangi istrinya.” (Hadits shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabiir)

Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

‌ۡ‫صلَ َح م ِۡن َءا َبآ ِٕٮ ِہمۡ َوأَ ۡز َوٲ ِج ِهمۡ َو ُذرِّ َّي ٰـت ِِہ ۖم‬
َ ‫ت َع ۡد ۬ ٍن َي ۡد ُخلُو َن َہا َو َمن‬
ُ ‫َج َّن ٰـ‬

“Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shalih dari bapak-
bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan-keturunan mereka.” (QS Ar-Ra’ad: 23)

Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allah ciptakan di dalam surga, mereka
sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran → (Lihat Al-Waqi’ah:
17 dan Al-Insan: 19)
------------------------
Halaqah yang ke-75 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah dan
Kenikmatannya Bagian 5”.

Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah.


Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda,

َ ‫ان َعا َّم ُة َمنْ د ََخلَ َها ْال َم َساك‬


‫ِين‬ َ ‫َف َك‬

“Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (HR Bukhari dan
Muslim)

Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga,
diantaranya Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallāhuanhum. Sebagaimana di dalam hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan
adalah memandang wajah Allah yang mulia.
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda,
“Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta’ala akan berkata,
‘Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian?’
Mereka berkata,
‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami
ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?’
Allah pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai daripada
melihat kepada Rabb mereka ‘Azza wa jalla.” (HR Muslim)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

ٌ‫ِين أَ ۡح َس ُنو ْا ۡٱلح ُۡس َن ٰى َو ِز َيا َد ۬ۖة‬


َ ‫لِّلَّذ‬

“Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan”. (QS Yunus: 26)

“Tambahan” di dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang tafsirnya
dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asyari, dan Hudzaifah Radhiyallāhuanhum.

Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allah
‘Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak
pernah melihat-Nya.
Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar
atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada
jalan-Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan yang
mereka miliki.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

)٢٣( ٌ‫) إِلَ ٰى َر ِّب َہا َناظِ َر ۬ة‬٢٢( ٌ‫وُ جُو ۬هٌ َي ۡو َم ِٕٮ ۬ ٍذ َّناضِ َرة‬

“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rabb mereka.” (QS Al-Qiyamah: 22-23)

Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali
orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada
ujian yang harus kita sabar menghadapinya.

Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda,

ِ ‫ت ال َّنا ُر ِبال َّش َه َوا‬


‫ت‬ ِ ‫ت ْال َج َّن ُة ِب ْال َم َك‬
ِ ‫ار ِه َو ُح َّف‬ ِ ‫ُح َّف‬

“Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang
menyenangkan”. (HR Muslim)

Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit, sebentar, dan banyak kekurangan.
Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya, dan tanpa
ada kekurangan sedikit pun.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

)١٧( ‫) َوٱأۡل َخ َِرةُ َخ ۡي ۬ ٌر َوأَ ۡب َق ٰ ٓى‬١٦( ‫ُون ۡٱل َح َي ٰو َة ٱلد ُّۡن َيا‬
َ ‫َب ۡل ُت ۡؤ ِثر‬

“Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS
Al-A’la: 16-17)

Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,


“Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang melalaikan, perhiasan,
saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta, dan juga anak-anak.
Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering,
dan kalian melihat warnanya menjadi kuning kemudian hancur.
Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya dan kehidupan
dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al-Hadid: 20)

Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan
baik untuk mencari ridho Allah dan surga-Nya.

Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan
melupakan kebahagiaan akhirat.
-----------------------------------
Halaqah yang ke-76 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “An-Naar (Neraka) dan
Adzabnya Bagian 1”.

An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syari’at, An-Naar adalah negeri di akhirat yang penuh
dengan adzab yang Allah sediakan bagi orang-orang kafir.

Adzab yang sangat pedih dan menghinakan. Bagaimanapun pedih manusia menyiksa manusia yang
lain di dunia, maka adzab Allah di neraka lebih pedih.

Allah berfirman,

ٌ‫َﻓﻴَﻮْ َﻣﺌِﺬٍ ال ﻳ َُﻌﺬِّﺏُ َﻋﺬَﺍ َﺑ ُﻪ ﺃَ َﺣﺪ‬

“Maka pada hari itu tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allah”. (QS Al-Fajr: 25)

Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling banyak mendapat kenikmatan di dunia
pada hari kiamat. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam neraka, kemudian ditanya,
‘Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Apakah pernah engkau mendapatkan
kenikmatan?’
Dia menjawab, ‘Tidak demi Allah, wahai Rabb-ku’”. (Hadits riwayat Muslim)

Karena sangat pedihnya mereka ingin menebus adzab di neraka dengan orang-orang yang sangat
mereka cintai di dunia dan seluruh manusia.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

ِ ْ‫ ) َﻭ َﻣﻦْ ﻓِﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭ‬١٣ ( ‫ ) َﻭ َﻓﺼِﻴﻠَﺘِ ِﻪ ﺍﻟَّﺘِﻲ ُﺗﺆ ِْﻭﻳ ِﻪ‬١٢( ‫ﺻﺎ ِﺣﺒَﺘِ ِﻪ َﻭﺃَﺧِﻴ ِﻪ‬
‫ﺽ َﺟﻤِﻴﻌًﺎ ُﺛ َّﻢ‬ ِ ‫َﻳﻮَ ُّﺩ ْﺍﻟﻤُﺠْﺮِ ُﻡ ﻟَﻮْ َﻳ ْﻔﺘَﺪِﻱ ِﻣﻦْ َﻋﺬَﺍ‬
َ ‫ ) َﻭ‬١١ ( ‫ﺏ َﻳﻮْ ِﻣﺌِﺬٍ ِﺑﺒَﻨِﻴ ِﻪ‬
) ١٤ ( ‫ُﻳﻨْﺠِﻴ ِﻪ‬

“Orang kafir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak-anak laki-lakinya,
istrinya dan saudara laki-lakinya, dan keluarganya yang menaunginya, dan semua yang ada di
permukaan bumi kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia.” (QS Al-Ma’arij: 11-14)

Di dunia, seseorang rela berkorban demi keselamatan orang-orang yang dia cintai. Namun di neraka
justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan dirinya.
Di antara nama-nama neraka adalah:
~ Hawiyah yang artinya jurang yang dalam (QS Al-Qari’ah: 9)
~ Al-Huthamah yang artinya yang menghancurkan apa yang ada di dalamnya (QS Al-Humazah: 4)
~ Jahim yaitu api yang menyala-nyala (QS Al-Infithar: 14)
~ Saqar yang artinya yang menghanguskan (QS Al-Muddatsir: 26)

Penjaga neraka adalah 19 malaikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai dengan
perintah Allah (QS At-Tahrim: 6 dan Al-Muddatsir: 30).

Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya. Setiap 1000 orang, 1 orang akan masuk surga, 999 akan
masuk ke dalam neraka.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari, Allah Subhānahu wa Ta’āla berkata
kepada Nabi Adam, “Keluarkanlah dari setiap 1000, 999 orang”.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits ini, “Bergembiralah kalian,
sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya’juj dan Ma’juj 1000 orang”.

Orang-orang kafir yang jumlahnya sangat banyak tersebut, badannya akan dibuat besar, 1 gigi
geraham akan sebesar gunung Uhud dan jarak antara 2 ujung pundak salah seorang mereka, sejauh
3 hari perjalanan bagi pengendara cepat.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Antara 2 ujung pundak orang kafir di dalam neraka, perjalanan orang yang naik kendaraan dengan
cepat, selama 3 hari”. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Dan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42
hasta dan 1 gigi geraham dia seperti gunung Uhud. Dan sesungguhnya tempat duduk dia di
jahannam seperti antara Mekkah dan Madinah”. (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

* 42 hasta kurang lebih 19 meter


* Tinggi gunung Uhud kurang lebih 128 meter
* Jarak Mekah – Madinah kurang lebih 450 kilometer

Jumlah penghuni neraka yang sangat banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar
menunjukkan tentang sangat besarnya neraka.

Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka. Dan neraka masih terus
bertanya ‘Apakah masih ada tambahan?’

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

ٍ‫َﻳﻮۡ َﻡ َﻧـﻘُﻮۡ ُﻝ ﻟِﺠَ َﻬـﻨَّﻢَ َﻫ ِﻞ ۡﺍﻣﺘَﻠَـﺌْﺖِ َﻭ َﺗﻘُﻮۡ ُﻝ َﻫ ۡﻞ ِﻣﻦۡ َّﻣﺰ ِۡﻳﺪ‬

“Pada hari dimana Kami berkata kepada Jahannam, ‘Apakah kamu sudah penuh?’. Dan jahannam
berkata, ‘Apakah masih ada tambahan?’”. (QS Qaf: 30)

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,


“Senantiasa jahannam berkata ‘Apakah masih ada tambahan? Sampai Rabbul ‘Izzah (yaitu Allah)
meletakkan telapak kakinya di neraka kemudian barulah neraka berkata: ‘Cukup, cukup, demi
keperkasaan-Mu’. Maka neraka pun saling melipat sebagian ke sebagian yang lain’”. (Hadits riwayat
Bukhari)

Diantara yang menunjukkan besarnya neraka, suatu hari para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum sedang
bersama Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu yang
jatuh. Maka nabi bertanya: “Tahukah kalian apa ini?”.
Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka
semenjak 70 tahun yang lalu. Maka dia jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di
dasarnya”. (Hadits riwayat Muslim)

Dan diantara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 milyar malaikat akan menyeret neraka
Jahannam pada hari kiamat. Sebagaimana telah berlalu haditsnya.
-------------------------
Halaqah yang ke-77 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “An-Naar (Neraka) dan
Adzabnya Bagian 2”.

Neraka akan dinyalakan di hari kiamat dan apabila sudah menyala dia tidak akan padam.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫َوإِ َذا ۡٱل َجحِي ُم ُسع َِّر ۡت‬

“Dan apabila neraka dinyalakan.” (QS At-Takwir: 12)

Dan Allah berfirman,

۬ ‫ڪلَّ َما َخ َب ۡت ز ۡد َن ٰـهُمۡ َسع‬


‫ِيرً ا‬ ُ
ِ

“Setiap kali neraka akan padam, maka Kami akan menambah nyala apinya.” (QS Al-Isra’: 97)

Neraka bisa melihat, mendengar, dan berbicara.


Rasulullah shāllallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan keluar potongan dari neraka yang berbentuk leher pada hari kiamat. Dia memiliki dua mata
yang melihat, dua telinga yang mendengar, dan lisan yang berbicara.
Dia berkata,
‘Aku diberi tugas untuk mengadzab tiga golongan. Setiap orang yang sombong dan keras kepala
(maksudnya dalam menentang kebenaran). Orang yang berdoa kepada selain Allah bersama Allah.
Dan orang-orang yang menggambar (yaitu menggambar mahluk hidup yang bernyawa).’” (Hadits
shahih riwayat Tirmidzi).

Pintu-pintu neraka ada tujuh.


Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫ب م ِّۡنہُمۡ ج ُۡز ۬ ٌء م َّۡقسُو ٌم‬ ٍ ۬ ‫لَ َها َس ۡب َع ُة أَ ۡب َوٲ‬


ٍ ۬ ‫ب لِّ ُك ِّل َبا‬

“Neraka memiliki tujuh pintu. Setiap pintu ada bagiannya.” (QS Al-Hijr: 44)

Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya. Pintu-pintu tersebut akan
dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu neraka tanpa adanya syafa’at (Lihat
QS Az-Zumar: 71).
Di bulan Ramadhan, tujuh pintu ini akan ditutup (HR Bukhari dan Muslim).

Setelah masuk orang-orang kafir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan dibuka
untuk mereka.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

ُ‫ص َد ۢة‬
َ ‫َعلَ ۡي ِہمۡ َنا ۬ ٌر م ُّۡؤ‬

“Bagi mereka neraka yang tertutup.” (QS Al-Balad: 20)

Neraka memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan kedahsyatan adzabnya.


Orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ ‫أۡل‬ َ ‫إِنَّ ۡٱل ُم َن ٰـفِق‬


ِ ‫ِين فِى ٱلد َّۡركِ ٱ ۡس َف ِل م َِن ٱل َّن‬
‫ار‬

“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah dari neraka.” (QS An-Nisa: 145)

Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah shāllallāhu ‘alayhi wa
sallam,
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang memakai dua
sandal dan dua tali sandal dari api. Akan mendidih otaknya dengan sebab keduanya. Seperti
mendidihnya periuk. Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras adzabnya daripada dia. Padahal
sesungguhnya dialah orang yang paling ringan adzabnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir, batu, dan segala sesuatu yang disembah selain Allah
dan dia ridha.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫ين‬ ۡ ‫ار ۖةُ أُعِ د‬


َ ‫َّت ل ِۡل َك ٰـف ِِر‬ َ ‫ار ٱلَّتِى َوقُو ُد َها ٱل َّناسُ َو ۡٱلح َِج‬
َ ‫َفٱ َّتقُو ْا ٱل َّن‬

“Maka hendaklah kalian takut dengan neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS Al-Baqarah: 24)

Dan Allah berfirman,

َ َ ‫ُون ٱهَّلل ِ َح‬


‫ُون‬ ِ ‫صبُ َج َه َّن َم أن ُتمۡ لَ َها َو‬
َ ‫ٲرد‬ َ ‫إِ َّنڪُمۡ َو َما َت ۡع ُبد‬
ِ ‫ُون مِن د‬

“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar jahannam. Kalian
akan memasukinya.” (QS Al-Anbiya: 98)

Api neraka adalah api yang sangat panas. Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia adalah satu dari
tujuh puluh bagian api neraka.

Tidak ada kesejukan sama sekali di dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki
kesejukan, ternyata merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya.

Angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang hitam.
Allah berfirman,

۬ ۡ َ‫ال َمآ أ‬ ۡ َ‫َوأ‬


ِ ‫) اَّل َب‬٤٣( ‫ُوم‬
)٤٤( ‫ار ۬ ٍد َواَل َك ِر ٍيم‬ ٍ ۬ ‫) َوظِ ٍّل مِّن َي ۡحم‬٤٢( ‫ِيم‬
ٍ ۬ ‫ُوم َو َحم‬ ِ ‫ص َح ٰـبُ ٱل ِّش َم‬
ٍ ۬ ‫) فِى َسم‬٤١( ‫ال‬ ِ ‫ص َح ٰـبُ ٱل ِّش َم‬
“Dan golongan kiri, betapa sengsaranya golongan kiri. Di dalam siksaan angin yang sangat panas, air
yang mendidih, dan teduhan asap yang hitam. Teduhan yang tidak dingin dan tidak menyenangkan
untuk dipandang.” (QS Al-Waqiah: 41-44)

Dan Allah berfirman yang artinya,


“Pergilah kalian kepada teduhan yang memiliki tiga cabang. Yang tidak menaungi dan tidak
melindungi dari api neraka. Sungguh neraka akan melemparkan percikan api sebesar istana
(maksudnya tinggi dan besar). Percikan api tersebut seperti unta-unta hitam yang condong ke warna
kuning.” (QS Al-Mursalat: 30-33)

Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul kitab yaitu
Yahudi dan Nashrani, dan orang-orang munafik.

Allah berfirman,

‫ِين فِي َہ ۚآ‬


َ ‫ار َج َه َّن َم َخ ٰـلِد‬ َ ‫ب َو ۡٱلم ُۡش ِرك‬
ِ ‫ِين فِى َن‬ ِ ‫ِين َك َفرُو ْا م ِۡن أَ ۡه ِل ۡٱل ِك َت ٰـ‬
َ ‫إِنَّ ٱلَّذ‬

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka
jahannam, kekal di dalamnya.” (QS Al-Bayyinah: 6)

Dan Allah berfirman,

َ ‫ِين َو ۡٱل َك ٰـف ِِر‬


‫ين فِى َج َه َّن َم َجمِيعًا‬ َ ‫إِنَّ ٱهَّلل َ َجا ِم ُع ۡٱل ُم َن ٰـفِق‬

“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
jahannam semuanya.” (QS An-Nisa: 140)

Diantara penghuni neraka adalah:


– Fir’aun yang ada di zaman Nabi Musa (Lihat QS Hud: 98)
– Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth (QS At-Tahrim: 10)
– Serta Abu Lahab dan istrinya (Lihat QS Al-Massad: 1-5).
-----------------------------
Halaqah yang ke-78 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “An-Naar (Neraka) dan
Adzabnya Bagian 3”

Diantara makanan penduduk neraka adalah dlori’.

Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

ٍ ‫يع * اَل يُسْ مِنُ َواَل ي ُْغنِي مِنْ ج‬


(‫ُوع‬ َ ْ‫ْس لَ ُه ْم َط َعا ٌم إِاَّل مِن‬
ٍ ‫ض ِر‬ َ ‫)لَي‬

“Tidak ada makanan bagi mereka kecuali dlori’ yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan
lapar.” (Al Ghasyiyah: 6-7)

Ada yang mengatakan dlori’ adalah nama tumbuhan berduri.

Dan diantara makanan mereka adalah buah dari pohon zaqqum.

Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,


ْ ْ ُ ‫الز ُّقوم * َط َعا ُم اأْل َثِيم * َك ْال ُمه ِْل َي ْغلِي فِي ْالب‬
ِ ‫ون * َك َغليِ ال َحم‬
(‫ِيم‬ ِ ‫ُط‬ ِ ِ َّ َ‫)إِنَّ َش َج َرت‬

“Sesungguhnya pohon zaqqum adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti cairan logam
yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (Ad-Dukhan: 43-46)

Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwasanya zaqqum adalah pohon yang keluar dari dasar
neraka. Mayangnya seperti kepala-kepala setan dan para penghuni neraka akan memakannya dan
memenuhi perutnya dengan buah tersebut (As-Shaffaat: 62-66).

Allah juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah zaqqum, maka
mereka akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat kehausan (Lihat Al-Waqi’ah:
51-55).

Di dalam surat Al-Kahfi: 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air minum, maka
mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang akan menghanguskan
wajah-wajah mereka.

Maksudnya ketika air tersebut mendekat ke mulut mereka.


Dan ketika meminumnya, maka air panas tersebut akan memotong-motong usus mereka.

Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

ۡ‫َو ُسقُو ْا َمٓا ًء َحمِي ۬ ًما َف َق َّط َع أَ ۡم َعٓا َءهُم‬

“Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan memotong-
motong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)

Dan diantara makanan penghuni neraka adalah ghislin,yaitu nanah penduduk neraka yang sangat
busuk baunya dan sangat tidak enak rasanya.

Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

َ ‫ِين * اَل َيأْ ُكلُ ُه إِاَّل ْال َخاطِ ُئ‬


(‫ون‬ ٍ ‫ْس َل ُه ْال َي ْو َم َها ُه َنا َحمِي ٌم * َواَل َط َعا ٌم إِاَّل مِنْ غِ سْ ل‬
َ ‫) َفلَي‬

“Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi mereka
kecuali dari ghislin. Tidak memakannya kecuali orang-orang yang Berdosa.” (Al-Haqqah: 35-37)

Pakaian mereka dari api dan tembaga panas.


Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

۬
ٍ ‫ڪ َفرُو ْا قُ ِّط َع ۡت لَهُمۡ ِث َيابٌ مِّن َّن‬
‫ار‬ َ ‫َفٱلَّذ‬
َ ‫ِين‬

“Maka orang-orang kafir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api.” (Al-Hajj :19)

Dan Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

‫ان َو َت ۡغ َش ٰى وُ جُو َه ُه ُم ٱل َّنا ُر‬


ٍ ۬ ‫َس َر ِابيلُهُم مِّن َقطِ َر‬

“Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah mereka.” (Ibrahim: 50)
Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang. Namun setiap matang Allah akan
mengembalikan seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali (Lihat An-Nisa: 56).

Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air panas. Dan
mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari siksa
(Al-Hajj: 19-22).

Di dalam neraka mereka akan diseret di atas wajah-wajah mereka.


Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

ۡ‫ار َعلَ ٰى وُ جُوه ِِهم‬


ِ ‫ُون فِى ٱل َّن‬
َ ‫َي ۡو َم ي ُۡس َحب‬

“Pada hari di mana mereka akan diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka.” (Al-Qamar:
48)

Wajah mereka akan menjadi hitam (Ali-Imran: 106).

Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di dalam air yang
mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Ghafir: 71-72).

Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka. Mereka berteriak meminta kepada Allah supaya
dikeluarkan dari neraka dan beramal shaleh.

Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

‫ڪ َّنا َن ۡع َم ۚ ُل‬ َ ‫ون فِي َہا َر َّب َنٓا أَ ۡخ ِر ۡج َنا َن ۡع َم ۡل‬


ُ ‫ص ٰـلِحً ا غَ ۡي َر ٱلَّذِى‬ َ ‫ص َط ِر ُخ‬
ۡ ‫َوهُمۡ َي‬

“Dan mereka berteriak di dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka kami akan
beramal shaleh, amalan yang lain dari apa yang sudah kami amalkan.” (Faathir: 37)

Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga neraka supaya
mereka berdoa kepada Allah agar meringankan adzab bagi mereka, meskipun hanya satu hari,
supaya mereka bisa istirahat (Ghafir: 49).

Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada Malaikat Malik,
malaikat penjaga neraka, supaya Allah mematikan mereka saja.

Allah ‫ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعالَى‬berfirman,

َ ‫ك َقا َل إِ َّن ُكم َّم ٰـك ُِث‬


‫ون‬ ِ ‫ك لِ َي ۡق‬
‌َۖ ‫ض َعلَ ۡي َنا َر ُّب‬ ُ ِ‫َو َناد َۡو ْا َي ٰـ َم ٰـل‬

“Dan mereka memanggil, Wahai Malik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. Malik berkata,
‘Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka.” (Az-Zukhruf: 77)

Mereka tidak akan keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan.
Balasan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah Rabbul ‘Alamiin.
---------------------------
Halaqah yang ke-79 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Percakapan Penghuni
Surga Dan Penghuni Neraka”.
Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka, dan Ashabul A’raf. Mereka adalah
orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan neraka yang dinamakan
dengan Al A’raf.

Dan mereka adalah orang-orang yang timbangan kebaikan dan kejelekannya sama.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,


“Dan para penghuni surga memanggil para penghuni neraka dengan mengatakan,
‘Sesungguhnya kami telah memperoleh apa yang Rabb kami janjikan kepada kami dengan haq.
Apakah kalian telah memperoleh apa yang Rabb kalian janjikan kepada kalian dengan Haq?’
Maka para penghuni neraka menjawab, ‘Betul.’
Kemudian seorang penyeru menyeru diantara kedua golongan itu seraya mengatakan,
‘Laknat Allah atas orang-orang yang zhalim, yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia
dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan tersebut menjadi bengkok. Dan mereka mengingkari
kehidupan akhirat.’
Dan diantara keduanya yaitu antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas dan di atas Al
A’raf ada orang-orang yang mereka mengenal masing-masing dari dua golongan tersebut dengan
tanda-tanda mereka.
Maksudnya mengenal penghuni surga dan penghuni neraka dengan tanda-tanda mereka. Dan para
Ashabul A’raf menyeru penghuni surga, seraya mengatakan,
‘Salamun ‘Alaikum (keselamatan atas kalian).’
Mereka belum memasuki surga sedang mereka ingin segera memasukinya. Dan apabila pandangan
mereka dipalingkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata,
‘Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zhalim.’
Kemudian Ashabul A’raf memanggil beberapa pemuka orang kafir yang mereka kenal dengan tanda-
tanda mereka, seraya mengatakan,
‘Harta yang kalian kumpulkan dan apa yang kalian sombongkan, tidaklah bermanfa’at bagi kalian.

Apakah mereka ini (yaitu para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah bersumpah
bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?.’
Maka dikatakan kepada Ashabul A’raf, ‘Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas
kalian dan kalian tidak akan bersedih.’
Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Limpahkanlah kepada kami air atau makanan
yang telah Allah berikan kepada kalian.’
Para penghuni surga menjawab,
‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang
yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau.’
Dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini, kami melupakan mereka
sebagaimana mereka dahulu telah melupakan pertemuan mereka dengan hari ini. Dan dahulu
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS Al-A’Raf: 44-51)

Dan akan didatangkan Al Maut (kematian).


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan didatangkan kematian atau Al Maut dalam bentuk domba jantan yang amlah, maksudnya
yang berwarna putih dan hitam. Dan warna putihnya lebih banyak.
Maka menyerulah penyeru, ‘Wahai para penghuni surga!’ Para penghuni surga pun menjulurkan
leher-leher mereka dan melihat.
Kemudian penyeru tersebut berkata, ‘Apakah kalian mengenal ini?’
Mereka berkata, ‘Ya, ini adalah kematian.’
Dan mereka semuanya sebelumnya sudah pernah melihat kematian. Kemudian penyeru berkata,
‘Wahai penghuni neraka!’
Maka para penghuni neraka menjulurkan leher-leher mereka dan melihat, kemudian penyeru
berkata, ‘Apakah kalian mengenal ini?’
Mereka menjawab, ‘Ya, ini adalah kematian.’
Dan mereka semua sebelumnya sudah pernah melihat kematian tersebut. Maka disembelihlah
kematian. Berkatalah penyeru tersebut,
‘Wahai penghuni surga, kekekalan dan tidak ada kematian, dan wahai penghuni neraka, kekekalan
dan tidak ada kematian.’ (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)

Para penghuni surga akan bergembira karena mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan tidak
akan meninggal dunia.
Adapun para penghuni neraka, maka mereka akan bersedih karena mereka akan kekal di dalam
adzab dan tidak akan meninggal dunia.

Ketika penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke dalam
neraka, maka syaitan yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan berlepas diri dari mereka.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya,


“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara telah diselesaikan,
‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku telah menjanjikan
kepada kalian, akan tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku tidak memiliki kekuasaan atas kalian,
melainkan sekedar aku mengajak kalian, lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah
kalian mencelaku aku akan tetapi celalah diri kalian sendiri.
Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku mengingkari perbuatan kalian, ketika sebelumnya kalian mempersekutukan aku
dengan Allah.’
Sesungguhnya orang-orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.” (QS Ibrahim: 22)

Demikianlah akhir yang buruk bagi syaitan dan para pengikut mereka, mereka akan kekal di dalam
neraka selama-lamanya.
Dan demikianlah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa, mereka akan kekal selama-
lamanya di dalam surga.
----------------------------
Halaqah yang ke-80 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Manfaat Mempelajari
Iman Kepada Hari Akhir”.

Beriman kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang
muslim, di antaranya:

1. Mengingatkan seorang muslim bahwa dunia hanyalah sebentar dan bahwasanya hari kiamat dan
hisab mereka sudah dekat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ ‫اس ِح َسا ُب ُه ْم َو ُه ْم فِي َغ ْفلَ ٍة مُعْ ِرض‬


‫ُون‬ َ ‫ا ْق َت َر‬
ِ ‫ب لِل َّن‬

“Telah dekat bagi manusia hisab mereka, sedang mereka dalam kelalaian berpaling.” (QS Al-Anbiya:
1)

2. Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia dan kenikmatan
yang Allah berikan kepada orang-orang kafir di dunia.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َ ‫ِين َك َفرُوا فِي ْال ِباَل د َم َتا ٌع َقلِي ٌل ُث َّم َمأْ َوا ُه ْم َج َه َّن ُم ۚ َو ِب ْئ‬
‫س ْال ِم َها ِد‬ َ ‫ك َت َقلُّبُ الَّذ‬
َ ‫اَل َي ُغرَّ َّن‬

“Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir di negeri-negeri. Kesenangan
yang sedikit, kemudian tempat kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam adalah sejelek-
jelek alas.” (QS Ali Imran: 196-197)

3. Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di akhirat.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
‫ُور‬ َ ‫ار َوأ ُ ْد ِخ َل ْال َج َّن َة َف َق ْد َف‬
ِ ‫از ۗ َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا إِاَّل َم َتا ُع ْال ُغر‬ ِ ‫َف َمنْ ُزحْ ِز َح َع ِن ال َّن‬

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah
beruntung. Dan tidaklah kehidupan dunia, kecuali kesenangan yang menipu.” (QS Ali Imran: 185)

4. Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila
seseorang masuk ke dalam neraka.
Allah berfirman menceritakan ucapan orang-orang yang beriman,

‫ار‬
ٍ ‫ص‬َ ‫ِين مِنْ أَ ْن‬ َّ ‫ار َف َق ْد أَ ْخ َز ْي َت ُه ۖ َو َما ل‬
َ ‫ِلظالِم‬ َ ‫ك َمنْ ُت ْدخ ِِل ال َّن‬
َ ‫َر َّب َنا إِ َّن‬

“Wahai Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh Engkau telah menghinakannya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.” (QS
Ali Imran: 192)

5. Menguatkan kesabaran seorang muslim di dalam menghadapi musibah-musibah dunia yang


menimpanya. Dia menyadari bahwasanya dirinya dan apa yang dia miliki adalah milik Allah dan akan
kembali kepada Allah.

6. Beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlas dalam beramal
karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlaslah yang akan bermanfaat di hari kiamat.

7. Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya bersegera dalam bertaubat dan beristighfar
dari dosa. Karena dosa adalah sebab semua bencana di akhirat.

8. Beriman kepada hari akhir mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar di atas
ketaatan kepada Allah dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan semua itu jauh lebih ringan
daripada adzab di akhirat.

9. Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat Islam dan Iman yang Allah berikan
kepadanya. Karena dengan sebab itulah Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kebahagiaan
kepadanya di dunia dan di akhirat.

10. Mengingatkan seorang muslim akan bahayanya kekafiran, kesyirikan, dan kemunafikan. Di mana
ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.

11. Beriman kepada hari akhir akan mendorong seorang muslim untuk semangat berdakwah di jalan
Allah, mengajak saudara se-Islam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan mengajak orang
kafir untuk masuk Islam supaya terhindar dari adzab yang kekal.

12. Beriman kepada hari akhir mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa kepada Allah meminta
kebahagiaan akhirat.
Diantara do’a di dalam Al-Qur’an adalah,
َ ‫َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ‬
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬

“Wahai Rabb kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami
dari adzab neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)

Rasulullah Shālallāhu ‘Alayhi Wasallam pernah Berdo’a,

‫ب إِلَ ْي َها مِنْ َق ْو ٍل أَ ْو َع َم ٍل‬ ِ ‫ك مِنْ ال َّن‬


َ َّ‫ار َو َما َقر‬ ُ ‫ب إِلَ ْي َها مِنْ َق ْو ٍل أَ ْو َع َم ٍل َوأَع‬
َ ‫ُوذ ِب‬ َ ُ‫اللَّ ُه َّم إِ ِّني أَسْ أَل‬
َ َّ‫ك ْال َج َّن َة َو َما َقر‬

“Ya Allah aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepada surga baik ucapan
ataupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepada
neraka baik ucapan ataupun perbuatan.” (Hadist Shahih Riwayat Ibnu Majah)

Akhirnya kita berdo’a kepada Allah, Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menetapkan hati kita di atas
agamanya, mengumpulkan kita semua di dalam surga dan menjaga kita semua dari api neraka.

Dan sampai bertemu kembali pada silsilah yang lain.


‫وآخر دعوانا أن الحمد هلل رب العالمين‬
‫والسالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬

Abdullah Roy
Di kota Al Madinah

Anda mungkin juga menyukai