Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian Islam Secara
Bahasa dan juga Syari’at”.
Syahadat laa ilaaha illallaah artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak
disembah dan diibadahi kecuali Allah.
Orang yang sudah mengucapkan laa ilaaha illallaah kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada
selain Allah, maka berarti dia:
⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk
memahami agama Islam ini.
--------------------
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah Islam”.
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allah adalah agama para Nabi. Agama mereka
satu yaitu Islam.
“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘Alamin. (QS Al-Baqarah: 131)
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian.
Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS Al-
Baqarah: 132)
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS ‘Ali ‘Imran: 52)
“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allah kalau kalian benar-benar orang Islam.” (QS
Yunus: 84)
Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para
pengikutnya;
“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai
orang Islam.” (QS An-Naml: 31)
“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam.” (QS ‘Ali ‘Imran :19)
َ َو َمن َي ۡب َت ِغ غَ ۡي َر ٱإۡل ِ ۡسلَ ٰـ ِم دِي ۬ ًنا َفلَن ي ُۡق َب َل م ِۡن ُه َوه َُو فِى ٱأۡل َخ َِر ِة م َِن ۡٱل َخ ٰـسِ ِر
ين
“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS ‘Ali ‘Imran :85)
“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka satu.” (HR Bukhari
dan Muslim)
-----------------------------
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan
Diantara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.
Terkadang suatu ibadah memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.
Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allah Subhānahu Wa Ta’āla, Zat Yang
Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Maidah: 48)
“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.”
(HR Bukhari dan Muslim)
Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.
Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa
sallam.
“Dan dahulu Ismail menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam: 55)
“Dan Allah Subhānahu Wa Ta’āla telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku
masih hidup.” (QS Maryam: 31)
Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di
dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka
siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah
dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari
dan Muslim)
---------------------------------
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam yang
Dibawa Oleh Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.
Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam memiliki banyak
keutamaan yang tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya:
⑴ Syari’at Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah untuk seluruh umat manusia.
Allah berfirman:
قُ ۡل َي ٰـٓأ َ ُّي َها ٱل َّناسُ إِ ِّنى َرسُو ُل ٱهَّلل ِ إِلَ ۡيڪُمۡ َجمِيعًا
“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasulullah untuk kalian semuanya” (QS Al
A’raf: 158)
Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk
beriman dengan Beliau.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam setelah
diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang
pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal dan tidak beriman
dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim)
⑵ Syari’at Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah syari’at yang paling sempurna.
ِ و ُيبَاعِ ُد م َِن ال َّن،َِما َبق َِي َشيْ ٌء ُي َقرِّ بُ م َِن ْال َج َّنة
إِاَّل َو َق ْد ُبي َِّن لَ ُك ْم،ار
“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah
diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamil
Kabir)
Datang beberapa orang Yahudi kepada Salman Al-Farisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُك َّل َشيْ ٍء َح َّتى ْالخ َِرا َء َة
َ َق ْد َعلَّ َم ُك ْم َن ِب ُّي ُك ْم
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.” (HR
Muslim)
Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana
dengan permasalahan yang lain?
Islam mengajarkan:
• Aqidah kepada Allah
• Akhlaq kepada manusia
• Tata cara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika
banyak manusia yang tidak mendapatkannya.
------------------------
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Maratib (Tingkatan-
Tingkatan) di Dalam Islam”.
Di dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
datang Malaikat Jibril yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allah, bertanya kepada
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentang beberapa pertanyaan, diantaranya ditanya tentang
“Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan.”
Maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut.
“Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama
kalian.”
◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan
Iman lebih tinggi daripada Islam dan Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam
dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia
beriman.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ٰ
ِ ُت اأْل َعْ َرابُ آ َم َّنا ۖ قُ ْل لَ ْم ُت ْؤ ِم ُنوا َولَكِنْ قُولُوا أَسْ لَ ْم َنا َولَمَّا َي ْد ُخ ِل اإْل ِي َمانُ فِي قُل
وب ُك ْم ِ َۖ َقال
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan
katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.” (QS Al
Hujurat: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan
belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Syari’at islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam terdiri dari amalan yang
zhahir dan juga amalan yang batin.
Amalan zhahir yang paling penting adalah Rukun Islam yang jumlahnya ada 5, yang tercantum di
dalam sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam :
َ ْﺍﻹِﺳِ ﻼَ ُﻡ ﺃَﻥْ َﺗﺸْ َﻬﺪَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَ َﻪ ﺇِﻻَّ هللا َﻭﺃَﻥَّ ُﻣﺤَﻤَّﺪًﺍ َﺭ ُﺳﻮْ ُﻝ هللا َﻭ ُﺗﻘِﻴْﻢَ ﺍﻟﺼَّﻼَ َﺓ َﻭ ُﺗﺆْﺗ َِﻲ ﺍﻟﺰَّﻛﺎ َ َﺓ َﻭ َﺗﺼُﻮْ َﻡ َﺭ َﻣﻀ
َﺎﻥ َﻭ َﺗﺤُ َّﺞ ْﺍﻟﺒَﻴْﺖَ ﺇِ ِﻥ ﺍﺳْ ﺘَﻄَﻌْ ﺖَ ﺇِﻟَﻴْ ِﻪ
َﺳﺒِﻴْﻼ
“Islam adalah engkau bersyahadat lā ilāha illallāh dan bahwasanya Muhammad Rasulullah dan
mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila
engkau mampu menuju ke sana.” (HR Muslim)
Rukun Pertama
Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Rukun Ke Dua
Mendirikan shalat lima waktu.
Dan hukumnya adalah wajib bagi setiap Muslim yang dewasa dan berakal.
Barang siapa yang mengingkari kewajiban shalat maka dia adalah kafir.
Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka
dia berada di dalam bahaya yang besar karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang
tersebut.
Rukun Ke Tiga
Membayar zakat.
Hukumnya adalah wajib sebagaimana shalat lima waktu.
Hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya.
Dan hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan juga harta seseorang.
Rukun Ke Empat
Berpuasa di bulan Ramadhan.
Wajib bagi seorang Muslim yang:
✓Dewasa
✓Berakal
✓Memiliki kemampuan
✓Tidak ada penghalang seperti haid dan juga nifas.
Rukun Ke Lima
Menunaikan ibadah haji.
Hukumnya wajib satu kali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana.
Dan seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah memberikan perhatian yang besar kepada Rukun
Islam ini.
---------------------------------------
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkanul Iman (Rukun-Rukun
Iman)”.
Amalan bathin yang paling penting di dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi shallallāhu
‘alayhi wa sallam ketika Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun
Iman ini.
------------------------
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga Rukunnya”.
● Secara Bahasa
Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu.
● Secara Syari’at
Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allah karena dia merasa diawasi dan
dilihat oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Didalam hadist Jibril ‘alayhissalām, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika ditanya
tentang “Apa itu Ihsan?”.
Beliau mengatakan:
“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak
melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allah atau merasa dilihat Allah baik zhahir maupun
bathinnya maka dia akan:
✓Beramal seikhlas mungkin.
✓Dan sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
✓Dan dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan, maupun
anggota badan yang lain.
ِ ِّك مِنْ م ِْث َق َ ُودا إِ ْذ ُتفِيض َ ُآن َواَل َتعْ َمل ْ
ال َ ُون فِي ِه ۚ َو َما َيعْ ُزبُ َعنْ َرب
ٰ
ً شه ُ ون مِنْ َع َم ٍل إِاَّل ُك َّنا َعلَ ْي ُك ْم ٍ َْو َما َت ُكونُ فِي َشأ ٍن َو َما َت ْتلُو ِم ْن ُه مِنْ قُر
ب م ُِبين ٍ ك َواَل أَ ْك َب َر إِاَّل فِي ِك َتا
َ ِض َواَل فِي ال َّس َما ِء َواَل أَصْ َغ َر مِنْ َذل ِ َْذرَّ ٍة فِي اأْل َر
“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Quran dan tidaklah
kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya.
Dan tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarrah pun di bumi maupun di langit. Dan
tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam
kitab yang jelas.” (QS Yunus: 61)
“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau
kalian menampakkannya maka Allah mengetahuinya. Dan Allah mengetahui apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (QS Ali Imran: 29)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah dan takut
kepada Allah dimanapun kita berada.
---------------------------------------------
Silsilah 5 Beriman Kepada Hari Akhir
HSI Silsilah 5 Beriman Kepada Hari Akhir –
Halaqah 1 Makna Dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir
Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah yang kelima Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
“Makna Dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir.”
Tidak ada lagi hari yang kita kenal yang dimulai dari dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya.
◆ Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari
akhir tersebut,
Beriman kepada hari akhir termasuk Rukun Iman yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman
dengannya.
Allah berfirman :
ﺿﺎَﻠ ﺎًﻟ َﺑﻌِﻴﺪًﺍ َ َْﻭ َﻣﻦْ َﻳﻜْﻔُﺮْ ِﺑﺎهلل َﻭ َﻣﺎَﻠ ِﺋﻜَﺘِ ِﻪ َﻭ ُﻛﺘُﺒِ ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳﻠِ ِﻪ َﻭ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺍﺂْﻟ ِﺧﺮِ َﻓ َﻘﺪ
َ ﺿ َّﻞ
“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan
hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang jauh.” (QS An-Nisa: 136)
◆ Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman.
ﺃَﻥْ ُﺗﺆْ ِﻣﻦَ ِﺑﺎهلل َﻭ َﻣﻼَ ِﺋﻜَﺘِ ِﻪ َﻭ ُﻛﺘُﺒِ ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳﻠِ ِﻪ َﻭ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺍﻵ ِﺧﺮِ َﻭ ُﺗﺆْ ِﻣﻦَ ِﺑ ْﺎﻟ َﻘﺪ َِﺭ َﺧﻴْﺮِ ِﻩ َﻭ َﺷﺮِّ ِﻩ
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan juga hari
akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim)
◆ Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla.
◆ Malaikat Jibril ‘alayhissalām pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang kepada
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi.
“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui daripada yang bertanya.” (HR Muslim)
Apabila malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam, nabi yang paling dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya
hari kiamat, maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahuinya?
Yang lebih penting dari itu bagi seseorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang
cukup untuk menghadapi hari tersebut.
----------------
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Bekal Perjalanan Menuju
Negeri Akhirat.”
“Dan hendaklah kalian berbekal maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.” (QS Al-
Baqarah: 197)
✓Melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang shahih dengan niat mengharap pahala dari
Allah Subhānahu wa Ta’āla.
✓Menjauhi kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih karena takut dengan adzab
Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Merekalah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi.
Mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan.
َ ِين َقالُوا َر ُّب َنا هللاُ ُث َّم اسْ َت َقامُوا َفاَل َخ ْوفٌ َعلَي ِْه ْم َواَل ُه ْم َيحْ َز ُن
ون َ إِنَّ الَّذ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami adalah Allah’, kemudian mereka
beristiqamah maka tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka tidak akan bersedih.” (QS Al-Ahqaf:
13)
Allah berfirman:
“Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat yang ada di
belakang mereka.” (QS Al-Insan: 27)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
bertaqwa.
-----------------------
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, berjudul “Menjalankan Perintah Allah
Bekal Menuju Akhirat.”
Perintah Allah Subhānahu wa Ta’āla apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka akan menjadi hasanah (pahala) dan bekal menuju
akhirat bagi seorang hamba.
Perintah yang paling dicintai oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah apa yang Allah wajibkan.
َّﺏ ﺇِ َﻟﻰَّ َﻋﺒْﺪِﻯ ِﺑﺸَﻰْ ﺀٍ ﺃَ َﺣﺐَّ ﺇِ َﻟﻰَّ ِﻣﻤَّﺎ ﺍ ْﻓﺘَﺮَﺿْ ﺖُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ
َ َﻭ َﻣﺎ َﺗ َﻘﺮ
“Dan tidaklah hambaKu bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari pada apa
yang sudah Aku wajibkan atasnya.” (HR Bukhari)
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang telah Allah
wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-baiknya.
Kemudian, apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya dia menambah
bekal dengan berbagai amal shalih yang mustahab (disunnahkan), seperti:
• Shalat-shalat sunnah
• Puasa-puasa sunnah
• Shadaqah sunnah
• Membaca Al Qur’an
• Dan lain-lain.
Memilih diantara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa dilakukan secara
terus menerus.
◆ Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa mengerjakan
sesuatu yang mustahab (sunnah) maka dia mendapatkan udzur.
◆ Adapun orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab kemudian dia lalai dengan
kewajibannya, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu.
Mintalah kepada Allab Subhānahu wa Ta’āla pertolongan di dalam beramal dan mintalah kepada-
Nya supaya amalan tersebut diterima.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan sebab amal kita
yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini.
Dan rahmat serta kasih sayang Allah Subhānahu wa Ta’āla lebih kita harapkan daripada amalan kita.
---------------------
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah “Meninggalkan Kemaksiatan
Merupakan Bekal Menuju Akhirat.”
Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan dalil yang
shahih maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba.
Sebaliknya, kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba maka itu akan menjadi sayyi’ah (dosa)
yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak.
Dosa itu bertingkat-tingkat, dan dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan
pelakunya di dalam neraka, apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa tersebut.
⑴ Menentang tauhid
⑵ Mendustakan kenabian seorang Rasulullah
⑶ Mengingkari syari’at yang Beliau bawa padahal dia mengetahui bahwa itu adalah syari’atNya
⑷ Mengejek dan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya dan juga ayat-ayat-Nya
⑸ Dan lain-lain.
Allah berfirman :
َ ٰ ُ
ِ َﻭﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ َﻛ َﻔﺮُﻭﺍ َﻭ َﻛﺬَّﺑُﻮﺍ ِﺑﺂ َﻳﺎ ِﺗﻨَﺎ ﺃﻭﻟَﺌِﻚَ ﺃﺻْ ﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨ
َ َّﺎﺭ ۖ ُﻫﻢْ ﻓِﻴ َﻬﺎ َﺧﺎﻟِﺪ
ُﻭﻥ
“Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya”. (QS Al Baqarah: 39)
Allah berfirman :
ﺇِ َّﻧ ُﻪ َﻣﻦْ ُﻳﺸْﺮِﻙْ ِﺑﺎﻪَّﻠﻟ ِ َﻓ َﻘﺪْ َﺣﺮَّ َﻡ ﻪَّﻠﻟﺍ ُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ ْﺍﻟﺠَﻨَّ َﺔ َﻭ َﻣﺄْ َﻭﺍﻩُ ﺍﻟﻨَّﺎ ُﺭ ۖ َﻭ َﻣﺎ ﻟِﻠﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ِﻣﻦْ ﺃَ ْﻧﺼَﺎﺭ
“Sesungguhnya barangsiapa yang menyekutukan Allah Subhānahu wa Ta’āla, maka sungguh Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya adalah neraka dan
tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zhalim.” (QS Al Maidah: 72)
Orang munafik termasuk orang kafir, bahkan lebih besar dosanya daripada orang kafir yang
menampakkan kekafirannya dan di akhirat adzab mereka lebih dahsyat.
َ
ِ ﺇِﻥَّ ْﺍﻟﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪَّﺭْ ﻙِ ﺍﺄْﻟ ﺳْ َﻔ ِﻞ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨ
َّﺎﺭ َﻭﻟَﻦْ َﺗﺠِﺪَ ﻟَ ُﻬﻢْ َﻧﺼِﻴﺮًﺍ
“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka dan engkau tidak
akan mendapatkan penolong bagi mereka.” (QS An Nisa: 145)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita ketetapan hati di atas agama Islam ini sampai
kita bertemu denganNya.
------------------------
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dosa-dosa Besar dan
Dosa-dosa Kecil.”
Diantara dosa yang berbahaya bagi kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:
Bid’ah secara istilah syari’at adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai
syari’at.
Dimaksudkan untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa ta’āla.
Dan bid’ah adalah perkara yang paling jelek.
Rasulullah Shalallāhu ‘alayhi wa salam bersabda:
“Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah
sesat.” (HR Muslim)
Pelaku bid’ah menganggap dirinya berada di atas petunjuk, sehingga sulit dia untuk mendapatkan
hidayah kecuali orang yang Allah Subhanahu wa ta’āla rahmati.
■ Kedua adalah dosa-dosa besar yaitu: semua dosa-dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman
di dunia atau laknat dari Allah atau amarah dari Allah Subhanahu wa ta’āla atau diancam dengan
neraka.
Seperti: berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak dan lain-lain.
ﺏ َﻓﺈِ َّﻧ ُﻬﻦَّ َﻳﺠْﺘَﻤِﻌْ ﻦَ َﻋﻠَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟ ُِﻞ َﺣﺘَّﻰ ُﻳ ْﻬﻠِﻜْﻨَ ُﻪ
ِ ﺕ ﺍﻟﺬُّ ُﻧﻮ
ِ ﺇِﻳَّﺎ ُﻛﻢْ َﻭ ُﻣﺤَ َّﻘﺮَﺍ
“Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan karena sesungguhnya dosa-dosa
tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya.” (HR Imam Ahmad)
Dosa berupa kedzoliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan menjadi
penyesalan di hari kiamat apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.
----------------------------
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Penghapus Dosa”.
Allah berfirman :
َْﻳﺎ ﺃَ ُّﻳ َﻬﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮﺍ ُﺗﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻪَّﻠﻟﺍ ِ َﺗﻮْ َﺑ ًﺔ َﻧﺼُﻮﺣً ﺎ َﻋﺴ َٰﻰ َﺭ ُّﺑﻜُﻢْ ﺃَﻥْ ُﻳﻜَ ِّﻔﺮَ َﻋﻨْﻜُﻢْ َﺳﻴِّﺌَﺎ ِﺗﻜُﻢ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang nasuha,
semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian.” (QS At Tahrim: 8)
Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak
tersebut dan segera minta dihalalkan.
َﻭﻪَّﻠﻟﺍ ِ ﺇِ ِّﻧﻰ ﻷَﺳْ ﺘ َْﻐﻔِﺮُ ﻪَّﻠﻟﺍ َ َﻭﺃَ ُﺗﻮﺏُ ﺇِﻟَﻴْ ِﻪ ﻓِﻰ ْﺍﻟﻴَﻮ ِْﻡ ﺃَ ْﻛﺜَﺮَ ِﻣﻦْ َﺳﺒْﻌِﻴﻦَ َﻣﺮَّ ًﺓ
“Demi Allah, aku beristighfar kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla dan bertaubat kepada-Nya di dalam
sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari)
َ َﻣﺎ ِﻣﻦْ ُﻣﺼِﻴﺒَ ٍﺔ ُتصِ يْبُ ْﺍﻟﻤُﺴْ ِﻠﻢُ ﺇِﺎَّﻟ َﻛ َّف َر هللاُ ِﺑ َﻬﺎ َﻋﻨْ ُﻪ َﺣﺘَّﻰ ﺍﻟﺸَّﻮْ َﻛ ِﺔ ُﻳﺸَﺎ ُﻛ َﻬﺎ
“Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seseorang muslim kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla
akan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena duri.” (HR Bukhari
dan Muslim)
Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang dia lakukan.
Perbaikilah amal di sisa umur yang ada.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla, Al Ghafūrur Rahīm, mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita
yang telah lalu.
----------------------
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kematian”.
Dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk lari dari kematian
tersebut.
Allah berfirman :
Sering mengingat mati adalah perkara yang diperintahkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
“Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua kelezatan.” (Hadits
riwayat Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, berkata Syaikh Al Albani: “hasan shahih”)
Harapan setiap Muslim adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu meninggal dalam
keadaan taat kepada Allah, caranya adalah:
⑴ Dengan berdo’a.
⑵ Dan menjaga ketaatan kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla selama hidupnya.
Di dalam sebuah hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi
wa sallam mengabarkan bahwasanya:
◆ Allah Subhānahu wa Ta’āla apabila menghendaki kebaikan bagi seseorang hamba maka akan
diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum dia meninggal dunia.
“Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah lā ilāha illallāh maka dia akan masuk ke dalam surga.”
(Hadist shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud rahimahullah)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.
--------------------------
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah tentang “Fitnah Kubur”.
Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur.
Fitnah kubur adalah 3 pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada
mayyit, baik seorang mukmin, kafir, maupun orang munafik.
Ditanya tentang:
⑴ Siapa Rabbnya?
⑵ Siapa nabinya?
⑶ Apa agamanya?
Suatu hari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah menguburkan mayat bersama para
sahabat, kemudian Beliau berkata kepada mereka:
“Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya ketetapan hati
karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.” (Hadits shahih, riwayat Abu Dawud)
Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan hatinya, yang dia
dahulu di dunia mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya, dan juga mengenal agama Islam.
Kewajiban seorang Muslim adalah bersungguh-sungguh mempersiapkan jawaban yang benar untuk
menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah dibocorkan ini.
Dan penjelasan tentang mengenal Allah, Rasulullah, dan agama Islam telah kita sebutkan di dalam
Silsilah ‘Ilmiyyah 2, 3 dan juga 4.
Ada beberapa orang yang mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur, diantaranya adalah:
⑴ Para syuhada
Yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla
“Ya Rasulullah mengapa orang-orang yang beriman diuji di dalam kuburan mereka kecuali orang-
orang yang syahid?”
“Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian.” (Hadist shahih riwayat An Nasai)
ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إال وقاه هللا فتنة القبر
“Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah Subhānahu
wa Ta’āla akan menjaganya dari fitnah kubur.” (Hadist Hasan Riwayat Tirmidzi)
Kita memohon kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menetapkan
hati kita dan orang-orang yang kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur ini.
-----------------------
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Nikmat Dan Adzab Kubur,
Bagian 1″.
Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya adzab dan nikmat kubur.
Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak mengetahui hakikat caranya.
Kata “kubur” di sini adalah kebanyakan (keumuman) dan bukan merupakan pembatasan.
Artinya, seseorang akan tetap mendapatkan adzab atau nikmat kubur kalau memang dia berhak,
meskipun dia mati dalam keadaan tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan
binatang buas, dan lain-lain. Tentunya dengan cara yang Allah ketahui.
Dalil adanya adzab kubur di dalam Al Quran diantaranya adalah firman Allah Subhānahu wa Ta’āla
tentang orang orang-orang munafikin :
“Kami akan mengadzab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada adzab yang
besar.” (QS At Taubah: 101)
◆ Al Imam Ath Thabariy rahimahullah berkata di dalam tafsirnya: “Adzab yang pertama adalah di
dunia dan adzab yang ke dua adalah di kubur.”
Di dalam hadits Al Barra Ibnu ‘Adzib radhiyallāhu ‘anhu yang panjang yang menceritakan tentang
fitnah, nikmat, dan adzab kubur.
Rasulullah shallallāhu ‘alayihi wa sallam bersabda:
“Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” (HR Abu Dawud dan juga yang lain,
hadits shahih)
⑴ Orang yang beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan:
✓Diberi alas yang berasal dari surga
✓Diberi pakaian dari surga
✓Dibuka pintu menuju surga sehingga dia diterpa angin surga dan mencium wanginya bau surga
✓Diluaskan kuburnya sejauh mata memandang
✓Ditemani amal shalih yang selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa seorang
yang:
• Berwajah bagus
• Berpakaian indah
• Berbau wangi
Adapun,
⑵ Orang yang kafir ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan:
✓Diberi alas yang berasal dari neraka
✓Pakaian dari neraka
✓Dibuka pintu menuju neraka sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka
✓Disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya saling bersilangan
✓Ditemani dosa-dosa yang selama ini dia lakukan di dunia yang Allah wujudkan berupa seorang
yang:
• Buruk rupa dan pakaian
• Menyengat bau badannya
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan beberapa kemaksiatan yang merupakan
sebab adzab kubur diantaranya:
Sebagaimana di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.
◆ Adzab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu,
diantaranya adalah :
Kita memohon kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla melindungi
kita semua dari adzab kubur.
---------------------
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Tanda-Tanda Hari
Kiamat yang Sudah Terjadi dan Telah Berlalu”.
“Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi berpaling.” (QS
Al Anbiya: 1)
ُﻭﻥ ﺇِﺎَّﻟ ﺍﻟﺴَّﺎ َﻋ َﺔ ﺃَﻥْ َﺗﺄْ ِﺗﻴَ ُﻬﻢْ َﺑ ْﻐﺘ ًَﺔ ۖ َﻓ َﻘﺪْ َﺟﺎﺀَ ﺃَ ْﺷﺮَﺍﻃُ َﻬﺎ
َ ۚ َﻓ َﻬ ْﻞ َﻳﻨْﻈُﺮ
“Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba maka
sungguh telah datang tanda-tandanya.” (QS Muhammad: 18)
Diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah:
“Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti 2 jari ini (yaitu jari tengah dan jari
telunjuk).” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah:
• ⑵ Terbelahnya Bulan
Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah Shallallāhu ‘alyhi wa sallam ketika orang-
orang musyrikin di awal dakwah beliau meminta bukti kerasulan Beliau Shallallāhu ‘alyhi wa sallam.
Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu, tentunya semakin dekatnya hari
kiamat hendaklah membuat seorang Muslim segera sadar dari kelalaian dia selama ini.
-----------------------------
Halaqah yang ke-12 dari silsilah beriman kepada hari akhir, adalah tentang Tanda-Tanda Hari Kiamat
Yang Sudah Terjadi dan Sedang Terjadi.
Diantaranya:
1. Keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti oleh segelintir manusia maka ini banyak dan
lebih dari 30 orang.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika ditanya oleh malaikat Jibril tentang sebagian tanda-
tanda hari kiamat maka Beliau mengatakan:
“Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang miskin,
penggembala kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan.” (HR Muslim)
Kemudian diantara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi yang ke 3 adalah
Dan betapa banyak di zaman kita amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Dan yang ke 4 adalah,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang shohih yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
“Sesungguhnya diantara tanda-tanda hari kiamat apabila salam itu hanya diberikan kepada orang
yang dikenal”.
Petunjuk Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal
maupun yang tidak dikenal.
Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan apa yang Beliau
sampaikan, semuanya adalah wahyu dari Allah subhānahu wa ta’ālā.
Hal ini hendaknya menambah keimanan bagi seorang muslim dan hendaknya dia waspada dan
mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah semakin dekat ini.
------------------
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang tanda-tanda dekatnya
hari kiamat yang belum terjadi.
Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
ث هللا فِ ْي ِه َر ُجالً ِم ِّني – أَ ْو مِنْ أَهْ ِل َب ْيتِي ي َُواطِ ُئ اسْ ُم ُه اسْ مِي َواسْ ُم أَ ِب ْي ِه اسْ َم
َ لَ ْو َل ْم َيبْقَ م َِن ال ُّد ْن َيا إِالَّ َي ْو ٌم لَ َطوَّ َل هللاُ َذل َِك ال َي ْو َم َحتىَّ َيب َْع
ت ظلمًا َو َج ْورً ا ْ ُ ً ً
ْ ض قِسْ طا َو َع ْدال َك َما ُملِ َئ َ ْ ُ
َ ْ َيمْأل األر.أ ِبى َ
“Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah Subhānahu wa Ta’āla akan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari keluargaku yang
namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan nama bapakku. Dia akan
memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezhaliman.” (Hadits hasan
shahih riwayat Abu Dawud rahimahullāh).
ُ ت َج ْورً ا َو
ُ ِظ ْلمًا َو َيمْ ل
ك َسب َْع سِ ِني َْن َ ْ َيمْ أَل ُ ْاألَر، ِ أَجْ لَى ْال َج ْب َه ِة أَ ْق َنى ْاألَ ْنف،ْال َم ْهدِيُّ ِم ِّني
ْ ض قِسْ ًطا َو َع ْدالً َك َما ُملِ َئ
“Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi bumi dengan
keadilan setelah bumi ini penuh dengan kezhaliman dan akan berkuasa selama tujuh tahun” (Hadits
hasan riwayat Abu Dawud rahimahullāh).
Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir makna diriwayatkan oleh
26 sahabat Nabi Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam.
Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya Imam Mahdi
tersebut, sebagaimana disifatkan di dalam hadits-hadits yang shahih.
Dan waspadalah dengan orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini pengikutnya
sebagai Imam Mahdi.
Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di gua selama lebih dari 1000 tahun.
Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum turunnya Nabi Isa ‘alayhissalām.
Beliau adalah imam yang shalih yang muncul di tengah-tengah manusia, menegakkan amar ma’ruf
dan nahi munkar.
----------------------
Halaqah yang ke-14 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang ”Tanda-Tanda Besar
Dekatnya Hari Kiamat”.
Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah 10 tanda menjelang datangnya hari kiamat.
Yang apabila sudah muncul 10 tanda tersebut, maka akan terjadilah hari kiamat.
Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti oleh yang lain.
Suatu saat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam melihat para Shahābat sedang saling
berbicara.
Maka Beliau bertanya,
“Apa yang sedang kalian bicarakan?”
Merekapun menjawab,
“Kami sedang mengingat hari kiamat.”
Maka, Beliau Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut sampai kalian melihat sebelumnya 10 tanda-
tanda.”
1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa ibnu Maryam
6. Ya’juj dan Ma’juj
7. Khosf atau terbenamnya sebagian tanah di timur
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan.
(Hadits shahih riwayat Imam Muslim)
Dan insya Allah akan kita pelajari satu-persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah
selanjutnya.
----------------------
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir, adalah tentang “Dajjal Bagian 1”.
Dajjal yang secara bahasa artinya adalah pendusta besar, merupakan seorang manusia keturunan
Nabi Adam ‘alayhissalām, yang di akhir zaman, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan menjadikan dia
sebagai fitnah terbesar dalam sejarah manusia.
“Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar daripada fitnah
Dajjal.” (HR Muslim)
Sebelum keluarnya Dajjal, bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang, manusia sangat
membutuhkan air dan juga makanan.
Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat, menurunkan hujan
dan menumbuhkan tanaman, dia membawa sesuatu yang menyerupai surga dan neraka.
Sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla seperti orang-orang musyrik,
kafir dan munafik mereka pun mengikuti Dajjal, di antaranya adalah 70.000 orang Yahudi
Ashbahan*. (HR Muslim)
Sampai ada seseorang yang awalnya menyangka dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar
biasa pada diri Dajjal akhirnya dia mengikuti Dajjal tersebut. (Hadits shahih Riwayat Abu Dawud)
◆ Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda :
لَ َق ْد أَ ْن َذ َرهُ ُن ْو ٌح َق ْو َم ُه،ُإِ ِّني أ ُ ْن ِذ ُر ُكم ُْوهُ َو َما مِنْ َن ِبيٍّ إِالَّ َق ْد أَ ْن َذ َرهُ َق ْو َمه
“Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal dan tidaklah seorang Nabi kecuali
dia telah memperingatkan kaumnya dari Dajjal demikian pula Nuh ‘alayhissalām.” (HR Bukhari)
Tamim Ad Dari, seorang shahabat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam saat masih beragama Nashrani
dia dan beberapa orang temannya pernah terdampar di pulau tersebut.
Mereka melihat Dajjal dalam keadaan terikat kuat bahkan sempat terjadi dialog antara mereka
dengan Dajjal .
Kemudian Tamim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
setelah masuk Islam dan dibenarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. (Hadits ini shahih
diriwayatkan oleh Imam Muslim)
--------------------
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal Bagian 2”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan
keselamatan bagi umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri
Dajjal, diantaranya bahwasanya Dajjal adalah:
Semua orang yang beriman bisa membaca baik yang buta huruf maupun yang tidak buta huruf.
Ciri-ciri di atas disebutkan di dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.
◆ Orang yang mengenal Allah Subhānahu wa Ta’ālā mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah Rabbul
‘Alamin, mereka tahu bahwasanya:
Adapun kehebatan yang dimiliki oleh Dajjal maka semuanya adalah dengan izin Allah Subhānahu wa
Ta’āla untuk menguji keimanan para hamba.
“Apabila samar bagi kalian Rabb kalian maka ketahuilah maka bahwasanya Rabb kalian Tabaraka wa
Ta’ala tidaklah buta sebelah matanya. Dan sesugguhnya kalian tidak akan melihat Rabb kalian
Tabaraka wa Ta’ala sampai kalian meninggal dunia.” (HR Ahmad dan Abu Dawud dan dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)
Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi selama 1 tahun
2,5bulan.
---------------------
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Dajjal Bagian 3”.
Seorang Muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal, diantaranya:
Karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Tamim Ad-Dari radhiyallāhu ‘anhu dan juga kawan-kawannya
bahwasanya Muhammad telah muncul dan menang dan menjadi orang yang ditaati, maka Dajjal
mengatakan yang artinya:
“Ketahuilah bahwasanya mentaati dia (yaitu Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam) adalah lebih
baik bagi mereka.” (HR Muslim)
⑷ Membaca do’a yang diajarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam sebelum salam.
Sebagian pendahulu kita dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang shalat lagi apabila tidak
membaca do’a ini ketika shalat.
Karena Dajjal memiliki syubhat (kerancuan) yang bisa menggoyahkan iman seseorang.
“Barangsiapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena demi Allah,
sesungguhnya seseorang mendatangi Dajjal dan dia menyangka bahwasanya dia adalah beriman
ternyata kemudian dia mengikuti Dajjal tersebut karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal
tersebut.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud)
Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya manusia akan pergi ke gunung-gunung untuk
menghindari Dajjal.
⑹ Apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke 2 tanah haram (Mekkah dan juga Madinah) karena
keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal. (HR Bukhari dan Muslim)
⑺ Apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia bersabar, tetap di atas kebenaran
dan tidak mentaati Dajjal tersebut.
Dan hendaknya dia membaca 10 ayat yang pertama dari surat Al Kahfi.
“Barangsiapa diantara kalian yang menemui Dajjal maka hendaklah dia membaca awal dari surat Al
Kahfi.” (HR Muslim)
Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan:
“Barangsiapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari surat Al Kahfi, maka dia akan terjaga dari
Dajjal.” (HR Muslim)
⑻ Apabila melihat Dajjal membawa 2 sungai (sungai dari api dan sungai dari air) maka petunjuk Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan kepala, kemudian
meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang dingin. (HR Muslim)
Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa ‘alayhissalām dan akan dibunuh oleh
Nabi Isa.
Kewajiban seorang Muslim adalah beriman dengan munculnya Dajjal sebagaimana dikabarkan Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam di dalam hadits-hadits yang shahih.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.
-------------------
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Turunnya Nabi Isa
alayhissalam Bagian 1”.
Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi Isa ‘alayhissalam, Allah
Subhānahu wa Ta’āla menyelamatkan beliau dengan mengangkat beliau ke atas kepada Allah
Subhānahu wa Ta’āla.
Turunnya beliau ‘Alayhissalam ke bumi, Allah jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya Hari
Kiamat.
Allah berfirman :
“Dan sesunguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat.” (QS Az Zukhruf: 61)
“Maksud dari hal itu adalah turunya Nabi Isa ‘alayhissalām.” (Diriwayatkan oleh Ath Thabariy dalam
tafsirnya)
Beliau turun di saat kaum Muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya fitnah Dajjal.
Turun di waktu Shubuh dan shalat di belakang Imam Mahdi, imam kaum Muslimin saat itu.
“Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat itu adalah
dari kalian?” (HR Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang mengepung sebagian
kaum Muslimin di Baitul Maqdis.
Beliau membunuh dengan tombak kecil beliau setelah Dajjal hampir melarut habis seperti
melarutnya garam karena melihat Nabi Isa ‘alayhissalām.
Kemudian umat Islam pun memerangi orang-orang yang bersama Dajjal, diantaranya adalah orang-
orang Yahudi, sampai batu dan juga pohon-pohonan membantu umat Islam memerangi orang-orang
Yahudi.
Setiap ada orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon, maka
berkatalah batu atau pohon tersebut:
Setelah itu keluarlah Ya’jūj dan juga Ma’jūj yang membuat kerusakan besar di permukaan bumi.
Maka Nabi Isa ‘alayhissalām dan juga kaum Muslimin berdo’a kepada Allah supaya Allah Subhānahu
wa Ta’āla membinasakan mereka.
-------------------
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah “Turunnya Nabi Isa ‘alayhissalam
Bagian 2.”
Setelah Ya’juj dan juga Ma’juj binasa, jadilah Nabi Isa ‘alayhissalām seorang pemimpin yang adil yang
menegakkan syari’at Islam.
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, hampir-hampir turun Isa bin Maryam diantara kalian
sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib, membunuh babi,
menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda melimpah ruah sehingga tidak ada
seorang pun yang menerima shadaqah, sehingga sujud sekali saat itu lebih baik daripada dunia dan
seisinya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Beliau turun beriman kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam, mengikuti syariat beliau
dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya kehidupan saat itu adalah
kehidupan yang sangat indah.
Langit diizinkan untuk menurunkan hujan, bumi diizinkan untuk mengeluarkan tanaman.
Bahkan seandainya ada sebuah biji yang jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh.
Tidak ada saling bakhil, tidak ada saling hasad, dan tidak ada saling benci.
Sampai seandainya ada seseorang yang melewati seekor singa niscaya singa tersebut tidak akan
mengganggunya.
Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya ular tersebut tidak akan
mengganggunya.
(Hadits shahih, diriwayatkan oleh Ad-Dailami)
Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya beliau ‘Alayhissalam akan melakukan haji dan
umrah.
Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di bumi selama 40 tahun,
kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang Islam.
(Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud).
-----------------------
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang: “Ya’juj dan Ma’juj Bagian
1″.
Ya’juj dan Ma’juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam ‘alayhissalam.
Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi. Allah
Subhānahu wa Ta’āla dengan rahmat-Nya telah melindungi manusia dari mereka.
Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah mereka keluar
sampai waktu yang ditentukan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Di dalam hadist yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullāh:
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya Ya’juj dan Ma’juj menggali setiap
hari dan berusaha untuk keluar.
Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian mereka mengatakan:
“Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.”
Dan mereka tidak mengatakan “Insya Allah”.
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla mengembalikan galian mereka seperti sedia kala seakan-akan
belum mereka gali.
Demikian setiap hari sampai ketika sudah waktunya mereka keluar, sebagian mereka mengatakan
setelah selesai menggali:
“Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan mengali lagi.”
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun bisa keluar.
Suatu hari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah mengabarkan bahwa di zaman Beliau,
dinding tersebut telah terbuka sedikit seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan jari telunjuk.
(HR. Bukhari)
Kalau sudah mendekat hari kiamat maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun akan keluar.
(Dzulqarnain berkata) : “Apabila datang janji Rabbku maka Rabbku akan menghancur leburkan
dinding tersebut.” Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur antara satu dengan
yang lain. (QS. Al-Kahfi 98-99)
Dan mereka akan dengan cepat keluar sebagaimana firman Allah Subhānahu wa Ta’āla :
“Hingga apabila dibuka Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi”. (QS. Al-Anbiya 96)
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menjadikan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj sebagai salah satu tanda-
tanda besar dekatnya hari kiamat.
---------------------
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ya’juj dan Ma’juj bagian
yang ke-2.”
ور ُّ َف َحرِّ ْز عِ َبادِي إِلَى، ت عِ َب ًادا لِي اَل ُي َدانُ أِل َ َح ٍد ِبقِ َتال ِِه ْم
ُ ْإِ ِّني َق ْد أَ ْخ َرج
ِ الط
“Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu (yaitu Ya’juj dan Ma’juj) yang tidak
seorang pun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hambaKu (yaitu kaum muslimin) ke
gunung Thur.”
(HR. Muslim )
Ketika orang-orang yang ada di bagian depan melewati sebuah sungai dan meminumnya maka yang
berada di akhir tidak mendapatkan air tersebut dan mengatakan:
Manusia lari dari Ya’juj dan Ma’juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka.
Setelah banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya’juj dan Ma’juj berkata:
“Kita telah membunuh penduduk bumi maka marilah kita membunuh penduduk langit.”
Mereka pun mengarahkan anak panah mereka ke langit, kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla
mengembalikan anak panah mereka tersebut ke bumi dalam keadaan berlumuran darah.
Ya’juj dan Ma’juj mengepung Nabi Isa ‘alayhissalām salam dan para sahabatnya di gunung Thur.
Akhirnya beliau berdo’a kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla maka Allah menurunkan ulat di leher-
leher Ya’juj dan Ma’juj, meninggallah mereka dalam satu waktu.
Kemudian turunlah Nabi Isa ‘alayhissalām dan pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan satu
jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya’juj dan Ma’juj.
Mereka pun meminta kepada Allah supaya Allah Subhānahu wa Ta’āla membersihkan. Akhirnya
Allah Subhānahu wa Ta’āla mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka.
Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla menurunkan hujan yang membersihkan bumi. (Hadits shahih,
riwayat Muslim)
Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa
sallam bersabda:
“Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur, anak panah, dan tameng kayu Ya’juj dan Ma’juj
sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.”
Setelah jaya di zaman Nabi Isa ‘alayhissalām, melemahlah Islam kembali sedikit demi sedikit dan
akan diangkat Al Qur’an.
Akan pergi Al Qur’an dalam satu malam sehingga tidak tersisa satu ayat pun.
Dan akan ada beberapa kelompok manusia laki-laki tua dan wanita tua mereka mengatakan:
‘Kami mendapatkan nenek moyang kami dahulu di atas kalimat “Laa ilaaha illallaah”.’ Maka kami
pun mengatakannya.” (Hadits shahih riwayat Ibnu Majah).
“Akan datang masa dimana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di pingir jalan.” (HR.
Muslim)
Dan,
Urutan tanda-tanda besar Hari Kiamat sampai meningalnya Nabi Isa ‘alayhissalām jelas di dalam
hadits-hadits yang shahih.
Demikian pula tanda terakhir yaitu keluarnya api yang menggiring manusia ke mahsyar (tempat
pengumpulan).
Maka Allahu A’lam tentang urutan yang benar bagi 6 tanda ini, hanya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi
wa sallam telah mengabarkan bahwasanya:
“Antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata dari bumi ini jaraknya
sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul maka yang lain akan segera muncul.” (HR
Muslim)
-----------------------
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Terbitnya Matahari dari
Barat”.
Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah untuk terbit dari timur.
Sampai ketika sudah waktunya maka Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur.
Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat. (Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
rahimahullah)
Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin bahwa kiamat
memang sudah dekat.
ك اَل َين َف ُع َن ۡف ًسا إِي َم ٰـ ُن َہا لَمۡ َت ُك ۡن ِ ك َي ۡو َم َي ۡأتِى َب ۡعضُ َءا َي ٰـ
َ ت َر ِّب َۗ ت َر ِّب ِ ُّك أَ ۡو َي ۡأت َِى َب ۡعضُ َءا َي ٰـ
َ ُون إِٓاَّل أَن َت ۡأ ِت َي ُه ُم ۡٱل َملَ ٰـٓ ِِٕـٕٮ َك ُة أَ ۡو َي ۡأت َِى َرب ُ َه ۡل َي
َ نظر
َّ ْ ُ ۗ ۬ ۡ َ
َ َءا َم َنت مِن َق ۡب ُل أ ۡو َك َس َبت ف ِٓى إِي َم ٰـ ِن َہا َخ ۡيرً ا ق ِل ٱن َتظِ ر ُٓوا إِنا مُن َتظِ ر
ُون ۡ
“Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat (yaitu malaikat maut) atau
kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah.
Hari ketika datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhan-mu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam imannya.
Katakanlah, “Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu.” (QS Al An’am : 158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
menafsirkan bahwa tanda kebesaran Allah di dalam ayat ini adalah terbitnya matahari dari barat.
Saat itu,
– Orang kafir bertaubat dari kekafirannya.
– Orang yang beriman yang sebelumnya menyia-nyiakan amal shalih maka dia akan bertaubat dan
beramal shalih.
Namun pintu taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima karena dilakukan di saat
terpaksa.
Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah beriman dan beramal
shalih, maka amalannya akan diterima.
Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla
dari segala dosa, bagaimanapun besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya.
“Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah Subhānahu wa
Ta’āla akan menerima taubatnya.” (HR Muslim)
---------------------------------
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keluarnya Seekor
Hewan Melata Dari Bumi dan Keluarnya Asap”.
Keluarnya seekor hewan melata yang aneh dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia.
“Dan apabila telah datang keputusan atas mereka maka Kami akan keluarkan untuk mereka seekor
hewan melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia bahwa manusia dahulu tidak yakin
dengan ayat-ayat Kami.” (An Naml: 82)
Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana dalam shahih Muslim.
Dan dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya.
Maka manusia masing-masing akan dengan jelas mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang
kafir.
Di dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung mereka.”
“Maka tunggulah hari di mana langit akan membawa asap yang nyata yang menutupi manusia, inilah
adzab yang pedih.” (Ad Dukhan: 10-11)
Ibnu Abbas radhiyallāhu ‘anhumā berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah:
– Asap yang akan keluar di akhir zaman sebagai salah satu tanda dekatnya hari kiamat.
Dan,
– Asap ini merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.
--------------------------
Halaqah yang ke-25 dari silsilah beriman kepada hari akhir, adalah tentang “Meninggalnya Orang-
Orang yang Beriman Sebelum Hari Kiamat, Terbenamnya Tanah Secara Besar-Basaran di Tiga Tempat
dan Keluarnya Api dari Yaman”.
Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman, sehingga tidak tersisa di dunia kecuali sejelek-jelek manusia.
“Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam maka tidak ada seorang pun di
bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji sawi kecuali akan dicabut
nyawanya oleh angin tersebut.
Sampai seandainya salah seorang mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan
masuk bersamanya dan mencabut nyawanya.
Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang ringan berbuat kerusakan seperti ringannya burung dan
mereka ganas dalam berbuat kezhaliman satu dengan yang lain seperti ganasnya hewan buas.
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwasanya Allah
Subhānahu wa Ta’āla mengutus angin tersebut dari Yaman.
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya angin tersebut berasal dari 2 arah yaitu:
⑴ Yaman
⑵ Syam
Dan diantara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah secara besar-besaran di
tiga daerah:
⑴ Timur
⑵ Barat
⑶ Jazirah Arab
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai di tempat
pengumpulan, sebagaimana bisa disimpulkan di dalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim.
“Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari kabilah Muzainah.”
(Hadits Bukhari Muslim).
Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari kuburnya.
Sedangkan pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di akhirat untuk semua manusia.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan keselamatan kepada kita semua di dunia dan di
akhirat.
------------------------
Halaqah yang ke-26 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Ditiupnya Sangkakala”.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya sangkakala.
Beberapa ayat menunjukkan bahwa sangkakala akan ditiup 2 kali, diantaranya adalah firman Allāh
Subhānahu wa Ta’āla,
َ ﺽ ااَّل َﻣﻦْ َﺷﺎﺀَ ﻪَّﻠﻟﺍ ُ ۖ ُﺛﻢَّ ُﻧﻔِ َﺦ ﻓِﻴ ِﻪ ﺃ ُ ْﺧﺮ َٰﻯ َﻓﺈِ َﺫﺍ ُﻫﻢْ ﻗِﻴَﺎ ٌﻡ َﻳﻨْﻈُﺮ
ُﻭﻥ ِ ْﺕ َﻭ َﻣﻦْ ﻓِﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭ ِ َﻭ ُﻧﻔ َِﺦ ﻓِﻲ ﺍﻟﺼ
ِ ُّﻮﺭ َﻓﺼَ ِﻌﻖَ َﻣﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤ ََﺎﻭﺍ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali siapa yang
dikehendaki oleh Allāh. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri,
menunggu.” (QS Az Zumār 68)
Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di bumi, kecuali
yang Allāh kehendaki.
Tiupan ini terjadi di hari Jum’at, sebagaimana dalam Shahīh Muslim.
Dan setiap hari Jum’at, hewan-hewan (mereka) senantiasa memasang telinga antara waktu Shubuh
sampai terbit matahari karena takut bila ditiup sangkakala pada hari tersebut. (Hadits shahih,
riwayat Abū Dāwūd, Tirmidzi dan juga Nasā’i)
Bila terdengar, maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya.
Dan yang pertama kali mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki penampungan
air untuk minum untanya. Maka diapun mati dan matilah semua manusia.
(HR Muslim)
Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan tidak ada waktu
kembali ke keluarganya, mereka meninggal di tempatnya masing-masing.
Di dalam Shahīh Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat makanan ke
mulutnya namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup sangkakala. Meninggallah seluruh
manusia dan kerajaan hari itu adalah milik Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata.
Ketahuilah, bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala sekarang telah menaruh sangkakala di
mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya, menunggu sewaktu-waktu diperintah oleh
Allāh ‘Azza wa Jalla.
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika mengabarkan para shahābat dengan kabar ini, Beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyeru para shahābat untuk mengatakan:
Setelah tiupan pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup sangkakala untuk yang
kedua kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allāhu A’lam, apakah 40 hari atau bulan atau
40 tahun.
Mereka bertanya kepada Abū Hurairah, shahābat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari atau 40
bulan atau apakah 40 tahun.
Maka beliau (yaitu Abū Hurairah) enggan menjawabnya.
Dan diantara dua tiupan inilah Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menurunkan hujan yang ringan, yang
dengan sebabnya akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya, sebagaimana di dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya dia
tidak akan hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan.
Saudara sekalian,
Allāh-lah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dan Dialah yang akan
membangkitkan manusia setelah matinya.
Allāh berfirman:
َوه َُو الَّذِي َي ْب َدأ ُ ْال َخ ْلقَ ُث َّم ُيعِي ُدهُ َوه َُو أَهْ َونُ َعلَ ْي ِه
“Dan Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian akan
mengembalikan menghidupkan kembali. Dan menghidupkannya itu adalah lebih mudah bagi Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.” (QS Ar Rūm: 27)
Setelah terbentuknya jasad semua manusia, maka malaikat akan meniup sangkakala untuk yang
kedua kalinya. Dan akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya dan hiduplah manusia serta akan
dibangkitkan dari kuburnya.
Allāh berfirman:
ُون
َ ظرُ ُث َّم ُنفِ َخ فِي ِه أُ ْخ َرى َفإِ َذا ُه ْم قِ َيا ٌم َي ْن
“Kemudian akan ditiup sangkakala yang kedua kalinya maka tiba-tiba mereka bangkit dalam keadaan
menunggu.” (QS Az Zumār 68)
-----------------
Halaqah yang ke-28 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kebangkitan”.
Yang dimaksud dengan kebangkitan adalah dikembalikannya arwah kepada jasad sehingga manusia
kembali hidup.
• Akan digoncangkan bumi dengan segoncang-goncangnya.
• Dan terbuka kuburan manusia.
Kemudian,
• Keluarlah semua manusia dari kuburnya dalam keadaan hidup.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
Dan orang pertama kali akan terbuka kuburannya adalah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
(HR Bukhāri dan Muslim)
Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia.
“Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai dengan keadaan dia ketika meninggal dunia.” (HR Muslim)
◆ Orang yang meninggal dalam keadaan ihram haji atau ‘umrah maka akan dibangkitkan dalam
keadaan membaca talbiyah.
(HR Bukhāri dan Muslim)
◆ Orang yang memakan riba akan bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang kesurupan, yaitu
dalam keadaan sempoyongan.
“Orang-orang yang memakan riba tidak bangkit dari kuburnya kecuali seperti bangkitnya orang-
orang yang kerasukan syaithān.” (QS Al Baqarah 275)
Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh kebanyakan
manusia.
َِّين َك َفر ُٓو ْا أَن لَّن ي ُۡب َع ُثو ْۚا قُ ۡل َبلَ ٰى َو َربِّى لَ ُت ۡب َع ُثن
َ َز َع َم ٱلَّذ
“Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ‘Bahkan
demi Rabb-ku kalian akan dibangkitkan.” (QS At Taghābūn 7)
Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu manusia akan menyesal;
◆ Orang kafir menyesal karena tidak beriman.
◆ Orang beriman menyesal karena tidak maksimal di dalam beramal di dunia.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita dan orang-orang yang kita cintai kemudahan di
dalam menghadapi hari yang sangat besar ini.
---------------------
Halaqah yang ke-29 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Kejadian-kejadian Yang
Dahsyat Di Hari Kiamat”.
Pada hari kiamat, setelah bangkitnya manusia dari kubur, akan terjadi kejadian-kejadian dahsyat di
alam semesta yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah.
Tidak ada yang mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali Allãh ‘Azza wa Jalla.
Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Allãh sehingga
menjadi fatamorgana.
Dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti tumpukan pasir yang beterbangan atau seperti
bulu yang dihamburkan.
⇒ Lihat :
• QS Al Wāqi’ah : 5-6
• QS Muzzammil : 14
• QS An Naba’ : 20
• QS At Takwīr : 3
• QS Al Qāri’ah : 5
Kemudian diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata tanpa gunung, tanpa lembah tanpa pohon.
⇒ Lihat :
• QS Thāhā : 105-107
• QS Al Wāqi’ah : 4
• QS At Takwīr : 3
• QS Al Zalzalah : 1
Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api.
⇒ Lihat:
• QS Al Infithār : 3
• QS At Takwīr : 6
Langit yang tujuh yang sangat tinggi & sangat besar yang Allãh tinggikan tanpa tiang, pada hari itu
akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah.
⇒ Lihat:
• QS Al Hāqqah : 16
• QS Al Infithār : 1
• QS Al Insyiqāq : 1
• QS Ar Rahmān : 37
• QS At Thūr : 9
• QS At Takwīr : 11
• QS Al Furqān : 25
Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya semua ini terjadi di antara dua tiupan.
Allãhu A’lam, Allãh yang lebih mengetahui mana yang benar.
Dan yang penting bagi kita semua bahwasanya kita diperintahkan untuk takut. Dan supaya kita
mempersiapkan diri untuk menghadapi hari tersebut.
--------------------------
Halaqah yang ke-30 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Manusia Ketika
Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat”.
Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga kehancuran
alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah.
Seperti laron atau anai-anai yang berhamburan.
Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat dia cintai di dunia; lari dari saudaranya, dari ibu dan
bapaknya, dari istri dan juga anak-anaknya.
Masing-masing memikirkan keselamatan dirinya sendiri.
⇒Lihat QS ‘Abasa: 34-37
Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut dengan kedatangan hari tersebut
kemudian dia beramal untuknya, maka Allãh Subhānahu Wa Ta’āla akan memberikan rasa aman di
dalam menghadapi hari tersebut.
Allãh Subhānahu Wa Ta’āla berfirman:
َ اَل َيحْ ُز ُن ُه ُم ْال َف َز ُع اأْل َ ْك َب ُر َو َت َتلَ َّقا ُه ُم ْال َماَل ِئ َك ُة َه َذا َي ْو ُم ُك ُم الَّذِي ُك ْن ُت ْم ُتو َعد
ُون
“Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut malaikat
yang berkata, ‘Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian’.”
(QS Al Anbiyā: 103)
----------------
Halaqah yang ke-31 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Hasyr/Pengumpulan
(Bagian 1)”.
Termasuk beriman dengan hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia setelah
dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.
Setelah gunung dijalankan dan bumi diubah oleh Allah menjadi dataran yang luas terbentang, tidak
ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah.
Tidak ada sesuatu yang merupakan penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti bangunan, pohon,
dan lain-lain.
Maka manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju Padang Mahsyar dan
dikumpulkan di sana.
Allāhu a’lam, apakah bumi tersebut atau Padang Mahsyar tersebut adalah bumi kita sekarang yang
diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain.
Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir dan tidak ada
seorangpun yang ketinggalan.
Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki, dan tidak berkhitan, manusia akan dikumpulkan.
Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan keselamatan diri dan tidak
memikirkan aurat orang lain.
Dan orang yang pertama kali akan diberikan pakaian adalah Nabi Ibrahim ‘alayhissalām.
(HR Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan
dia tidak bertobat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan baju yang
berkudis atau yang terbuat dari kudis.
(Hadits shahih riwayat Muslim)
Bahkan di Padang Mahsyar ini akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan seluruh hewan-
hewan.
Allah ‘Azza wa Jalla di dalam Surat Al An’ām ayat yang ke-38 ketika menyebutkan hewan-hewan
yang melata di bumi dan juga menyebutkan burung-burung, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla
mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan kepada Allah.
Allah berfirman:
َ ُث َّم إِلَ ٰى َرب ِِّہمۡ ي ُۡح َشر
ُون
“Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka.”
(QS Al An’ām : 38)
-----------------------
Halaqah yang ke-32 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Hasyr/Pengumpulan
Bagian Ke-2”.
Di Padang Mahsyar akan didekatkan matahari sejarak 1 mil sehingga manusia mendapatkan
kesusahan yang sangat.
Mereka berkeringat sesuai dengan kadar amalannya, yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya
sampai:
• Kedua mata kaki
• Kedua lututnya
• Pinggangnya
• Bahkan ada yang sampai mulutnya.
(Hadits shahih riwayat Muslim)
Dan Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Di dalam waktu yang sangat lama di Padang Mahsyar mereka menunggu hari keputusan. Satu hari di
sana seperti 50.000 tahun di dunia.
Namun Allah Azza wa Jalla akan meringankan hari tersebut bagi orang-orang yang beriman.
Disebutkan di dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000 tahun di dunia.
⇒ Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut tergantung amalan seseorang di dunia.
Wallahu A’lamu bishshawāb.
Dan saat itulah manusia menyadari bahwa kehidupan dunia hanyalah sesaat saja.
Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala memuliakan sebagian
orang-orang yang beriman dengan memberikannya teduhan, yaitu berada di bawah bayangan ‘Arsy
Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Rasulullah ﷺbersabda :
َس ْب َع ٌة يُظِ لُّ ُه ْم هَّللا ُ فِي ظِ لِّ ِه َي ْو َم اَل ظِ َّل إِاَّل ظِ لُّ ُه
Tujuh golongan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan teduhan kepada mereka di dalam
teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya
sesuai dengan syariat Allah Subhānahu wa Ta’āla.
2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah. Yaitu tidak menggunakan masa
mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti kebanyakan pemuda.
3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid,maksudnya sangat mencintai masjid, diantaranya
adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah bagi laki-laki.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah Subhānahu wa Ta’āla dan
berpisah karena Allah. Maksudnya bukan saling mencintai karena dunia atau karena kerabat semata
akan tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah.
5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan
kemudian laki-laki tersebut berkata “Aku takut kepada Allah”, maksudnya dia meninggalkan
perzinaan tersebut karena takut kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.
7. Seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri kemudian matanya meneteskan air mata
karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Hadits Shahih Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).
Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasululllah ﷺ
bersabda :
من أنظر معسرا أو وضع عنه أظله هللا في ظله
Barangsiapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan, (maksudnya adalah seorang
yang miskin yang kesulitan di dalam membayar hutang) atau memaafkan hutangnya (maksudnya
sebagian atau seluruhnya) maka Allah akan memberikan ia teduhan.” (HR Muslim).
Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi yang kita miliki
untuk bisa mengamalkan amalan-amalan di atas dan perbanyaklah menghilangkan kesusahan orang
lain. Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita dan menghilangkan kesusahan-
kesusahan kita di hari kiamat.
-----------------
Halaqah yang ke-34 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Orang-orang
Yang Beriman dan Bertaqwa Di Hari Kiamat”.
Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertaqwa, mereka di hari tersebut akan:
✓Mendapatkan rasa aman.
✓Tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari kiamat.
✓Dan mereka tidak bersedih, yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan.
Rasa aman ini Allah Subhānahu wa Ta’āla berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketaqwaan
mereka.
◆ Barangsiapa yang sempurna iman dan juga taqwanya maka dia akan mendapatkan rasa aman
yang sempurna.
◆ Dan barangsiapa yang kurang iman dan juga taqwanya maka akan berkurang pula rasa aman yang
akan dia dapatkan.
Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di hari kiamat.
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang beriman :
۬ ض َر ۬ ًة َو ُسر
)١١( ُورً ا ۡ ك ۡٱل َي ۡو ِم َولَ َّق ٰٮهُمۡ َن
َ ِ) َف َو َق ٰٮ ُه ُم ٱهَّلل ُ َشرَّ َذٲل١٠( ُوسً ا َق ۡم َط ِر ۬يرً ا
۬ إ َّنا َن َخافُ مِن رَّ ِّب َنا َي ۡومًا َعب
ِ
“Sesungguhnya kami takut dari Rabb kami pada hari di mana orang bermuka masam penuh dengan
kesulitan.
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menjaga mereka dari kesusahan pada hari tersebut.
Dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan hati.” (QS Al Insān: 10-11)
◆ Umat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki
oleh umat nabi yang lain. Wajah, tangan, dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu
mereka di dunia. (HR Bukhāri dan Muslim)
Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang lehernya di hari
kiamat. (HR Muslim)
⇒ Ada yang mengatakan bahwasanya hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan
keringat daripada yang lain.
◆ Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan, baik untuk dirinya, keluarganya
maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya maka dia akan berada di atas mimbar dari
cahaya. (HR Muslim)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang-orang yang mewujudkan iman
dan juga taqwa.
⇒ Beriman artinya membenarkan dan mempercayai dengan hati.
⇒ Bertaqwa artinya mengamalkan kepercayaan tersebut dan keyakinan tersebut.
----------------
Halaqah yang ke-35 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Orang-orang
yang Beriman yang Berdosa di Hari Kiamat”.
Iman dan amal shalih adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya, dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan di hari
kiamat.
◆ Orang yang tidak membayar zakat emas dan perak, maka akan disetrika dahi, lambung, dan
punggung mereka dengan lempengan emas dan perak yang dipanaskan di neraka Jahannam.
◆ Orang yang memiliki unta kemudian dia tidak membayar zakatnya, maka dia akan ditelentangkan
di tempat yang rata kemudian unta-unta tersebut akan menginjak-injaknya dan menggigitnya.
◆ Orang yang memiliki sapi dan kambing kemudian dia tidak membayar zakatnya, maka hewan-
hewan tersebut akan menginjak-injaknya dan menanduknya.
Demikian dilakukan terhadap mereka sampai hari keputusan. (HR Muslim)
◆ Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan secara
syariat, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya maka akan datang di hari tersebut dalam
keadaan wajah tidak berdaging.
َ َح َّتى َيأْت َِي َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة لَي،اس
ْس فِيْ َوجْ ِه ِه م ُْز َع ُة لَحْ ٍم َ يزا َل الرَّ ُج ُل َيسْ أ َ ُل ال َّن
َ َما
“Senantiasa seseorang meminta kepada manusia, sampai datang kepada hari kiamat dalam keadaan
tidak ada di wajahnya sepotong dagingpun.”
(Hadits shahih, riwayat Bukhari dan Muslim)
◆ Orang yang pernah melakukan ghulul yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang secara
sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut pada hari kiamat.
◆ Orang yang berkhianat di dunia, maka akan diberikan bendera di hari kiamat. Kemudian dikatakan
“Ini adalah pengkhianatan Fulan bin Fulan”. (HR Muslim)
Sehingga manusia saat itu di Padang Mahsyar mengetahui bahwasanya dia adalah seorang
pengkhianat.
◆ Orang-orang yang sombong di dunia, maka akan dikumpulkan di Padang Mahsyar sebesar semut-
semut kecil dalam bentuk manusia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya: “Akan dikumpulkan orang-orang yang
sombong di hari kiamat sebesar semut-semut kecil berbentuk manusia, mereka diselimuti kehinaan
dari semua arah.” (Hadits hasan riwayat Tirmidzi)
◆ Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua matanya. (Hadits
shahih riwayat Abu Dawud)
Demikianlah keadaan sebagian orang-orang yang beriman yang berdosa di Padang Mahsyar.
◆ Dan barangsiapa yang menutup aib seorang Muslim di dunia, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla
akan menutupi aibnya di hari kiamat.
Asy Syafa’atul ‘Uzhma adalah syafa’at yang dilakukan oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
untuk para penduduk Padang Mahsyar, yang isinya adalah permintaan kepada Allah Subhānahu wa
Ta’āla supaya Allah Subhānahu wa Ta’āla menyegerakan Hari Keputusan.
Dinamakan Asy Syafa’atul ‘Uzhma (syafa’at yang paling besar) karena syafaat ini diperuntukkan
untuk seluruh manusia; yang mukmin maupun yang kafir, ketika sudah memuncak kesusahan di
Padang Mahsyar;
• Terik matahari
• Keringat yang menggenang
• Waktu yang sangat lama
• Dalam keadaan takut yang sangat,
menunggu Hari Keputusan, maka manusia ingin disegerakan Hari Keputusan tersebut.
◆ Pertama-tama mereka mendatangi Nabi Adam ‘alayhissalām, bapak mereka, manusia yang
pertama.
Namun beliau enggan dan meminta udzur dan merasa tidak berhak karena beliau ‘alayhissalam
pernah memaksiati Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan memakan sesuatu yang dilarang.
◆ Kemudian Nabi Adam ‘alayhissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Nuh, rasul yang pertama
yang diutus kepada manusia.
Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah sesuatu yang
tidak dibenarkan.
◆ Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi Nabi Ibrahim ‘alayhissalam, kekasih Allah.
Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena merasa pernah berdusta.
◆ Kemudian Nabi Ibrahim ‘alayhissalam menyuruh manusia mendatangi nabi Musa ‘alayhissalam,
seorang nabi yang pernah diajak bicara oleh Allah.
Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia tanpa diperintah
oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
◆ Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi Nabi Isa ‘alayhissalām, beliau juga enggan dan merasa
tidak berhak.
◆ Akhirnya Nabi Isa ‘alayhissalām menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad shallallāhu
‘alayhi wa sallam.
Kemudian mereka mengatakan : “Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para nabi,
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang.
Lakukanlah syafa’at, mintalah kepada Robb-mu untuk kami.
Bukankah kamu telah melihat bagaimana keadaan kami?
Bukankah kamu melihat bagaimana kesusahan kami?”
Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menuju bawah ‘Arsy Allah Subhānahu wa Ta’āla dan
bersujud kepada Allah.
Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla mengilhamkan kepada Beliau pujian-pujian kepada Allah yang
belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorang pun.
Kemudian dikatakan kepada Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah, maka kamu akan diberi.
Lakukanlah syafa’at maka kamu akan dikabulkan syafa’atmu.”
(Hadits shahih riwayat Bukhari dan juga Muslim)
Inilah yang dimaksud dengan ( َم َقا ٌم مَّحْ مُو ٌدmaqamun mahmud), yaitu kedudukan yang dipuji.
⇒ Dimana Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah
Subhānahu wa Ta’āla janjikan untuk beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sebagaimana di dalam
AlQurān:
ً ك َم َقامًا مَّحْ م
ُودا َ َع َسى أَن َي ْب َع َث
َ ك َر ُّب
“Semoga Rabb-mu membangkitkan dirimu pada kedudukan yang dipuji.”
(QS Al Isra’: 79)
------------------------------------------
Halaqah yang ke-37 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Datangnya Allah
Subhānahu wa Ta’āla Untuk Memberi Keputusan”.
Setelah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam diizinkan untuk melakukan syafa’at dan diterima
syafa’atnya oleh Allah, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan datang untuk memberi keputusan bagi
penduduk mahsyar dan menghisab amalan-amalan mereka.
Allah datang dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah Subhānahu wa Ta’āla, tidak
mengetahui bagaimananya kecuali Allah Subhānahu wa Ta’āla.
◆ Akan diturunkan para malaikat dan mereka akan datang dengan bershaf-shaf.
Alahh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ـًًّﻔﺎK ﺻ
َ ـًًّﻔﺎK ﺻ
َ َُﻭ َﺟﺎﺀَ َﺭ ُّﺑﻚَ َﻭ ْﺍﻟﻤَﻠَﻚ
“Dan datanglah Rabbmu dan para malaikat bershaf-shaf.” (QS Al Fajr: 22)
Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:
َﻭ َﻳﻮْ َﻡ َﺗﺸَ َّﻘﻖُ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀ ِﺑ ْﺎﻟ َﻐﻤ ـَﺎﻡ َﻭ ُﻧﺰِّ َﻝ ْﺍﻟﻤَﺎَﻠ ِﺋﻜ َُﺔ َﺗﻨﺰِﻳاًل
ِ
“Dan hari dimana langit akan pecah dengan awan putih dan diturunkan para malaikat.” (QS Al
Furqan: 25)
◆ Ketika Allah datang bersinarlah bumi dengan cahaya Allah dan didatangkan para nabi dan para
malaikat pencatat amal yang baik maupun yang jelek yang mereka akan dijadikan saksi.
َ ُﻮﺭ َﺭ ِّﺑ َﻬﺎ َﻭﻭُ ﺿِ َﻊ ْﺍﻟﻜِﺘَﺎﺏُ َﻭ ِﺟﻲﺀَ ِﺑﺎﻟﻨَّﺒِﻴِّﻴﻦَ َﻭﺍﻟﺸُّ َﻬﺪَﺍﺀِ َﻭﻗُﻀ َِﻲ َﺑﻴْﻨَ ُﻬﻢْ ِﺑ ْﺎﻟﺤَﻖِّ َﻭ ُﻫﻢْ اَل ُﻳﻈْﻠَﻤ َ َ
ُﻮﻥ ِ َﻭﺃ ْﺷﺮَ َﻗﺖِ ﺍﺄْﻟ ﺭْ ﺽُ ِﺑﻨ
“Dan bumi akan menjadi terang dengan cahaya Rabbnya dan diletakkan kitab-kitab dan didatangkan
para nabi dan juga para syuhada (yaitu para malaikat) dan akan diputuskan diantara mereka dengan
haq dan mereka tidak akan dizhalimi.” (QS Az Zumar: 69)
◆ Allah akan melipat langit.
ِۚ َﻳﻮْ َﻡ َﻧﻄْﻮِﻱ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ َﻛﻄَﻲِّ ﺍﻟﺴِّﺠِ ِّﻞ ﻟ ِْﻠﻜُﺘُﺐ
“Hari dimana Kami akan menggulung langit seperti menggulung lembaran-lembaran kertas.”
(QS Al Anbiya’: 104)
◆ Allah akan menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya kemudian berkata:
“Aku adalah Raja dimana raja-raja bumi?”
(Hadits shahih riwayat Bukhari & Muslim)
◆ Suara Allah didengar penduduk mahsyar yang jauh maupun yang dekat, sebagaimana dalam
Shahih Bukhari.
◆ Dialah Allah Subhānahu wa Ta’āla, Māliki Yaumiddīn, yaitu Raja yang menguasai hari pembalasan.
----------------------------
Halaqah yang ke-38 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadaan Manusia Ketika
Datangnya Allah Subhānahu wa Ta’āla”.
Kedatangan Allah di hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua makhluk.
Akan datang untuk menanyakan itu semua dan menghitung amalan-amalan mereka.
◆ Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia.
⇒ Orang yang kafir akan takut atas kekafirannya kepada Allah.
⇒ Orang yang beriman akan takut atas kemaksiatannya kepada Allah dan amalannya yang penuh
dengan kekurangan.
⇒ Dan akan didatangkan Jahannam, yang akan semakin menambah rasa takut manusia.
◆ Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir.
Alahh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman :
َ َُّاع ُة َي ۡو َم ِٕٮ ۬ ٍذ َي َت َفرَّ ق
ون َ َو َي ۡو َم َتقُو ُم ٱلس
“Dan ketika datang Hari Kiamat, pada hari tersebut mereka akan saling berpisah.” (QS Ar Ruum: 14)
◆ Masing-masing umat akan duduk di atas lututnya karena rasa takut kepada Allah Subhānahu wa
Ta’āla pada hari tersebut.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ۚ۬
َ َُو َت َر ٰى ُك َّل أ ُ َّم ۬ ٍة َجا ِث َي ًة ُك ُّل أُ َّم ۬ ٍة ُت ۡد َع ٰ ٓى إِلَ ٰى ِك َت ٰـ ِب َہا ۡٱل َي ۡو َم ُت ۡج َز ۡو َن َما ُكن ُتمۡ َت ۡع َمل
ون
“Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah.
Setiap umat akan dipanggil kepada kitab amalannya. Dikatakan kepada mereka: ‘Hari ini akan dibalas
amalan kalian’.” (QS Al Jatsiyah: 28)
Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allah Subhānahu wa Ta’āla terhadap amalan para
hamba di dunia.
◆ Hisab Allah adalah hisab yang sangat sempurna keadilannya; tidak ada kezhaliman sedikitpun.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّ ٱهَّلل َ اَل َي ۡظلِ ُم م ِۡث َقا َل َذرَّ ۬ۖ ٍة
“Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi meskipun sebesar dzarrah sekalipun.” (QS An Nisa: 40)
⇒ Dan yang dimaksud dengan dzarrah adalah bagian yang paling kecil dari sebuah benda (atom).
◆ Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta anugerah yang Allah berikan kepada para hamba
adalah sangat banyak.
Seandainya Allah Subhānahu wa Ta’āla mengadzab semua makhluk, maka bukanlah hal itu sebuah
kezhaliman.
Dan seandainya Allah merahmati, niscaya rahmat Allah Subhānahu wa Ta’āla lebih baik dari pada
amalan mereka.
(Hadits shahih, riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah)
■ Ke Dua
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus para Rasul (para utusan) kepada manusia yang telah
mengingatkan mereka dengan fitrah ini dan mengajak mereka untuk beriman dengan hari akhir.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ۢ ۬
يزا َحكِي ۬ ًما
ً ان ٱهَّلل ُ َع ِز ِۚ اس َعلَى ٱهَّلل ِ حُجَّ ُة َب ۡع َد ٱلرُّ س
َ ُل َو َك َ ين لِ َئاَّل َي ُك
ِ ون لِل َّن َ رُّ ُسالً ُّم َب ِّش ِر
َ ين َومُنذ ِِر
“Para Rasul yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan supaya tidak
ada hujjah bagi manusia atas Allah Subhānahu wa Ta’āla setelah kedatangan para Rasul. Dan
sesungguhnya Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah dzat Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.” (QS
An Nisa: 165)
■ Ke Tiga
Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menugaskan para malaikat untuk mencatat semua amalan
manusia.
Allah Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:
)١٢( ونَ ُُون َما َت ۡف َعل َ ) ك َِرا ۬ ًما َك ٰـت ِِب١٠( ين
َ ) َي ۡعلَم١١( ين َ َِوإِنَّ َعلَ ۡي ُكمۡ لَ َح ٰـفِظ
“Dan sesungguhnya pada diri kalian ada malaikat-malaikat yang menjaga atau mengawasi yang
mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS Al Infithar: 10-12)
----------------------------
Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Keadilan Allah
Subhānahu wa Ta’āla Ketika Hisab (Bagian 2)”.
■ Ke Empat
Bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati maupun
dinampakkan, akan didatangkan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Tidak ada manusia yang dizhalimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang tidak
dia lakukan.
■ Ke Lima
Bahwasanya seseorang tidak akan memikul dosa orang lain.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ٰۚ از َر ۬ةٌ ِو ۡز َر أ ُ ۡخ َر
ى ِ َواَل َت ِز ُر َو
“Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain.” (QS Al An’am: 164)
⇒ Kecuali, apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya dalam kesesatan tersebut.
■ Ke Enam
Bahwasanya masing-masing kita akan dipersilahkan melihat sendiri isi kitabnya.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
َ ك ۡٱل َي ۡو َم َعلَ ۡي
)١٤( ك َحسِ ي ۬ ًبا َ ) ۡٱق َر ۡأ ِك َت ٰـ َب١٣( شورً ا
َ ِك َك َف ٰى ِب َن ۡفس ُ ڪ َت ٰـ ۬ ًبا َي ۡل َق ٰٮ ُه َمن
ِ َو ُن ۡخ ِر ُج َل ُه ۥ َي ۡو َم ۡٱلقِ َي ٰـ َم ِة
“Dan kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat, sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah
kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu sendiri.” (QS Al Isra: 13-14)
■ Ke Tujuh
Bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mendatangkan para saksi supaya tidak ada alasan bagi
manusia.
◆ Didatangkan para rasul yang bersaksi atas umatnya bahwasanya mereka sudah menyampaikan.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ك َعلَ ٰى َه ٰـٓؤُ آَل ِء َش ِہي ۬ ًدا
َ ف إِ َذا ِج ۡئ َنا مِن ُك ِّل أ ُ َّم ۭ ِة ِب َش ِهي ۬ ٍد َو ِج ۡئ َنا ِب
َ َف َك ۡي
“Maka bagaimana jika kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan kami akan datangkan
dirimu sebagai saksi atas mereka.” (QS An Nisa: 41)
Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab, maka
hendaklah dia:
⑴ Memohon rahmat dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.
⑵ Kemudian mengambil sebab supaya memiliki Al Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan
dosa sebisa mungkin.
Diantara caranya:
■ Pertama, Menjaga tauhid, yang merupakan:
• Hasanah (kebaikan) yang paling besar.
• Pondasi bagi hasanah yang lain.
• Sebab diampuninya dosa seseorang.
Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya daripada amalan yang sunnah.
Amalan yang wajib ‘ain (yaitu yang wajib atas semuanya) lebih afdhal dari pada amalan yang wajib
kifayah (yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain).
Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhal dari pada kewajiban yang berkaitan dengan
hak makhluk.
Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara terus-menerus,
lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus.
Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang lain.
Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal daripada amalan yang manfaatnya
hanya untuk dirinya sendiri, contohnya seperti shadaqah dan dakwah fi sabilillah.
Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal, seperti amalan yang dikerjakan di bulan
Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah.
Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu, seperti shalat di Masjidil Haram,
Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa.
------------------------
Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al
Hasanah (Kebaikan) Dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) Bagian 2”.
■ Ke Tiga
✓ Memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin.
Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap
dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara, dan lain-lain.
✓ Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah Subhānahu wa Ta’āla dengan niat yang benar
yaitu untuk mencari pahala Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang.” (Hadits
shahih riwayat Bukhari).
Di dalam hadits yang lain Beliau Shalallahu ‘alayhi wassallam mengatakan yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang-orang yang sedikit hasanahnya pada hari
kiamat kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di
kanannya, kirinya, depan, dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang
baik (Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim).
■ Ke Empat
Memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah.
■ Ke Lima
Bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal shalih.
Karena barangsiapa yang melakukan yang demikian itu maka dosanya akan diganti dengan hasanah.
■ Ke Enam
Memperbanyak istighfar.
⇒ Setiap:
• Melakukan dosa, atau
• Kurang bersyukur atas nikmat, atau
• Kurang dalam melakukan kewajiban atau,
• Lalai dari mengingat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
⇒ Tuba:
• Ada yang mengatakan maknanya adalah surga.
• Ada yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga.
■ Ke Tujuh
Tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa
hasanah sebesar gunung-gunung Tihamah. Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan hasanah
tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentang sifat mereka.
Maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-
saudara kita, shalat malam sebagaimana kita shalat malam, akan tetapi mereka apabila dalam
keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya. (Hadits shahih
riwayat Ibnu Majah)
------------------------
Halaqah yang ke-43 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Memperbanyak
Al Hasanah (Kebaikan) dan Menghilangkan As Sayyiah (Dosa) Bagian 3”.
Di dalam hadits yang lain, Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:
“Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari kiamat, maka
ahlul ‘afiyah (orang-orang yang tidak banyak terkena musibah) akan berkeinginan seandainya kulit-
kulit mereka digunting di dunia. (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar, sebagaimana
firman Allah Subhānahu wa Ta’āla:
ٍ ۬ ُون أَ ۡج َرهُم ِب َغ ۡي ِر ِح َسا
ب َّ إِ َّن َما ي َُو َّفى ٱل
َ ص ٰـ ِبر
“Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar tanpa batas.” (QS Az-Zumar:
10)
Dan ketahuilah bahwasanya amal kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kenikmatan surga dan
keselamatan dari neraka.
Seandainya seseorang beramal semaksimal mungkin, sebaik-baiknya selama hidupnya, niscaya tidak
cukup untuk membalas kenikmatan Allah di dunia, maka bagaimana dengan kenikmatan akhirat?
Rahmat atau kasih sayang dan anugerah Allah-lah yang lebih kita harapkan.
Ketika hisab, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai
dengan keagungan Allah.
Allah akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Tidaklah diantara kalian kecuali Rabb-nya akan berbicara kepadanya, tidak ada antara dia dengan
Allah penerjemah. Dia akan melihat sebelah kanannya maka dia tidak melihat kecuali amalan yang
sudah dia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah
dia lakukan. Dan akan melihat depannya maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya.
Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma. (HR Bukhari dan Muslim,
shahih)
Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada 3 golongan yang Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak akan
berbicara dengan mereka pada hari kiamat, (yaitu):
⇒ Maka yang dimaksud hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama bahwasanya Allah
Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridha, tetapi Allah
Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah.
Kita akan ditanya bagaimana kita menjawab ajakan Rasul dan ajakan Rasul yang paling besar adalah
Tauhid.
⇒ Diantara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman, bagaimana pun
sederhananya di pandangan manusia.
Di dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya :
“Tidak akan bergerak dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ditanya tentang:
⑴ Umurnya untuk apa dia gunakan.
⑵ Dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan.
⑶ Dan akan ditanya tentang hartanya darimana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan.
⑷ Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan. (HR Tirmidzi, shahih)
Orang yang mensyukuri nikmat tersebut dialah yang akan selamat; mensyukuri dengan hati, lisan,
maupun perbuatan.
• Hatinya mengakui kenikmatan tersebut bahwasanya itu adalah dari Allah.
• Lisannya bersyukur dan memuji Allah Subhānahu wa Ta’āla
• Dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allah
Subhānahu wa Ta’āla.
--------------------
Halaqah yang ke-45 dari Silsilah ‘Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Pertanyaan
Ketika Hisab (Bagian 2)”.
Diantara hal yang akan ditanyakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla ketika hisab adalah pendengaran,
penglihatan dan hati kita.
Dengan demikian hendaklah seorang Muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari
apa yang Allah haramkan.
Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun kepada makhluk.
Seorang Muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya.
Diantara hal yang akan ditanyakan adalah tentang “amanat” yang telah Allah berikan kepada kita.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut.
Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat
tersebut.
Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat
tersebut.
Seorang ibu adalah penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa
yang dia jaga.
Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang
amanat tersebut.
(HR Bukhari dan Muslim, shahih)
Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum Allah atas
rakyatnya dan berbuat adil.
Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada
kebaikan serta memberikan hak-hak mereka.
Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami,
dan lain-lain.
Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan
pekerjaan sebagai seorang pembantu.
Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran
kita sesuai dengan yang Allah perintahkan.
Ada diantara manusia yang kelak akan sulit hisabnya. Ada yang mudah. Dan ada diantara mereka
yang sama sekali tidak dihisab.
Orang-orang kafir, menurut pendapat yang lebih kuat, meskipun amalan mereka adalah amalan yang
sia-sia, namun mereka akan dihisab dan ditanya Allah Subhānahu wa Ta’āla,
⇒ Sebagai celaan bagi mereka.
⇒ Dan untuk menunjukkan keadilan Allah serta menegakkan hujjah atas mereka.
◆ Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada 70.000 orang dari umatnya
yang kelak tidak dihisab sama sekali.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwasanya mereka adalah orang-orang yang:
✓Tidak pernah minta diobati dengan besi panas.
✓Tidak minta diruqyah orang lain
✓Tidak ber-tathoyyur (yaitu menganggap sial dengan melihat burung atau yang semisalnya)
✓Dan mereka hanya bertawakal kepada Allah
Diantara mereka adalah seorang sahabat ‘Ukasyah Ibnu Mihshan. (HR Bukhari dan Muslim, shahih)
------------------------------
Halaqah yang ke-47 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Orang Yang Pertama
Dihisab, Amalan Yang Pertama Dihisab Dan Hal Yang Pertama Dihisab”.
Orang yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat ada 3 orang:
⑵ Orang yang Mempelajari Ilmu dan Mengajarkannya dan Juga Membaca Al Quran Akan Tetapi
Melakukan Itu Semua karena Riya’
Kemudian diperlihatkan kenikmatan yang Allah berikan kepadanya maka dia pun mengenalnya.
Kemudian Allah Subhānahu wa Ta’āla bertanya: “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?”
Dia berkata: “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Al Quran karena-Mu.”
Allah berkata: “Kamu dusta, kamu mempelajari ilmu, mengajarkannya supaya dikatakan alim dan
membaca Al Quran supaya dikatakan Qari’ dan manusia sudah mengatakan demikian.”
Kemudian didatangkan,
⑶ Orang yang Allah Luaskan Hartanya dan Telah Diberikan Berbagai Macam Harta Benda
Maka Allah memperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya, maka dia pun
mengenalnya.
Kemudian Allah bertanya: “Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?”
Ia pun menjawab: “Tidaklah aku tinggalkan satu jalan yang Engkau cinta. Aku berinfaq di dalamnya,
kecuali aku infaq di dalamnya.”
Allah berkata: “Kamu dusta, akan tetapi engkau melakukannya supaya dikatakan dermawan. Dan
sungguh manusia telah mengatakan demikian.”
(Hadits shahih riwayat Muslim)
Amal ibadah yang pertama kali akan dihisab adalah shalat lima waktu.
Apakah seorang hamba menyempurnakan shalatnya atau tidak;
• Jika sempurna, maka akan ditulis sempurna.
• Dan apabila kurang, maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memerintahkan malaikat untuk melihat
shalat-shalat sunnahnya.
• Apabila dia memiliki shalat-shalat sunnah, maka akan digunakan untuk menambal kekurangan
yang dilakukan ketika shalat fardhu.
(Hadits Shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Adapun hal yang pertama yang berkaitan dengan hak antar manusia yang akan dihisab adalah
tentang darah.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
َ أَوَّ ُل َما ُي ْق
ضى َبي َْن ال َّناسُ َي ْو َم القِ َيا َم ِة فِي ال ِّد َما ِء
“Hal yang pertama kali akan dihisab yang berkaitan dengan hak antar manusia pada hari kiamat
adalah tentang darah.” (HR Muslim)
----------------------------
Halaqah yang ke-48 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pemberian Kitab”.
Setelah Allah Subhānahu wa Ta’āla menghisab seorang hamba maka hamba tersebut akan diberi
kitab.
Orang yang beriman dengan hisab dan hari perhitungan dan dia beramal, maka dia akan menerima
kitab yang berisi hasanah dengan tangan kanannya.
Dan kelak akan kembali kepada keluarganya di dalam surga dalam keadaan yang sangat bahagia.
Adapun orang kafir dan munafik maka dia akan menerima kitab dengan tangan kiri dari arah
belakang.
⇒ Pertanda bahwasanya mereka akan masuk ke dalam neraka.
Dia pun berteriak dengan kecelakaan.
Tidak bermanfaat bagi mereka harta mereka yang berlimpah dan jabatan mereka yang tinggi di
dunia.
Mereka menyesal dan berangan-angan seandainya tidak diberi kitab dan berangan-angan
seandainya tidak dibangkitkan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Termasuk keadilan Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah menegakkan qishash diantara makhluk di hari
kiamat.
◆ Tidak ada makhluk yang dizhalimi di dunia oleh yang lain kecuali akan Allah kembalikan haknya di
hari kiamat, bahkan diantara hewan.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَ ُت َؤ ُّدنَّ ْال ُحقُوقَ إِلَى أَهْ ِل َها َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َح َّتى ُي َقا َد لِل َّشا ِة ْال َج ْل َحا ِء مِنْ ال َّشا ِة ْال َقرْ َنا ِء
“Sungguh akan diberikan hak-hak ini kepada pemiliknya di hari kiamat, sampai akan diqishash seekor
kambing yang bertanduk karena kezhaliman yang dia lakukan terhadap kambing yang tidak
bertanduk.” (HR Muslim)
◆ Akan didatangkan orang yang zhalim dan yang dizhalimi, sekecil apapun kezhaliman tersebut, baik
berupa;
⑴ Kezhaliman harta
Seperti: pencurian, perampokan, penipuan, hutang.
⑵ Kezhaliman kehormatan
Seperti: umpatan, ghibah (membicarakan kejelekan orang lain), tuduhan palsu.
⑶ Kezhaliman fisik
Seperti: pemukulan, pembunuhan dan lain-lain.
◆ Orang yang bangkrut di hari tersebut adalah orang-orang yang terlalu banyak kezhalimannya di
dunia.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah yang datang pada hari kiamat
dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan pahala zakat.
Dia datang pada hari tersebut dan dahulu di dunia dia telah mencela Si Fulan, menuduh Si Fulan
berzina, memakan harta Si Fulan, menumpahkan darah Si Fulan, dan memukul Si Fulan.
Maka hasanah (pahala kebaikan orang tersebut) akan diberikan kepada Si Fulan lalu Si Fulan.
Sehingga apabila habis hasanah orang tersebut sebelum dia melunasi hak orang lain, maka akan
diambil dosa-dosa orang yang pernah dia zhalimi tersebut dan dipikulkan kepadanya.
Kemudian akhirnya dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim)
Oleh karena itu seorang Muslim di dunia apabila berbuat zhalim maka hendaknya:
•✓Bersegera untuk minta maaf.
•✓Dan mengembalikan hak orang yang pernah dia zhalimi.
◆ Orang yang dizhalimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal.
⇒Akan tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan, karena dengan demikian justru dia
menjadi orang yang zhalim yang akan diambil kebaikannya.
⇒Dan apabila dia memaafkan maka Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan pahala yang
besar.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ِين
َ ٱلظ ٰـلِم ۡ ََو َج َزٲٓؤُ ْا َس ِّي َئ ۬ ٍة َس ِّي َئ ۬ ٌة م ِّۡثلُ َه ۖا َف َم ۡن َع َفا َوأ
َّ ُّصلَ َح َفأ َ ۡج ُرهُ ۥ َعلَى ٱهَّللۚ ِ إِ َّن ُه ۥ اَل ُيحِب
“Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal. Dan barang siapa yang memaafkan
dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah Subhānahu wa Ta’āla. Sesungguhnya Allah Subhānahu
wa Ta’āla tidak mencintai orang-orang yang zhalim.” (QS Asy Syura: 40)
------------------------
Halaqah yang ke-50 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan (Timbangan) Dan
Penimbangan Amal (Bagian 1)”.
Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya mizan dan penimbangan amal.
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah disebutkan
bahwasanya:
◆ Catatan dosa-dosa akan ditaruh di kiffah dan bithaqah (kartu) yang bertuliskan “Laa ilaaha
illallaah” akan ditaruh di kiffah yang lain.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
ْ ات َواألَرْ ضُ َل َوسِ َع
ْ ِل َمن: َيا َربِّ ! لِ َمنْ َي ِزنُ َه َذا؟ َف َيقُ ْو ُل هللاُ َت َعالَى: َف َتقُ ْو ُل ْال َمالَ ِئ َك ُة،ت ُ َفلَ ْو وُ ِز َن فِ ْي ِه ال َّس َم َو،ِض ُع ْال ِمي َْزانُ َي ْو َم ْالقِ َيا َمة
َ ي ُْو
ْت مِنْ َخ ْلقِي ُ شِ ْئ
“Akan diletakkan mizan pada hari kiamat, seandainya langit dan bumi ditimbang di dalamnya niscaya
akan cukup.
Bertanyalah para malaikat: ‘Wahai Rabb, untuk siapakah timbangan ini?’
Maka Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman: ‘Untuk orang yang Aku kehendaki dari para makhluk-
Ku’.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Al Hakim di dalam Al Mustadrak)
Para ulama berbeda pendapat tentang berapakah jumlah mizan di hari kiamat; apakah 1 timbangan
atau banyak.
⇒ Karena masing-masing manusia memiliki timbangan atau masing-masing amalan ada timbangan
khusus.
Allahu a’lam.
--------------------
Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Mizan dan Penimbangan
Amal (Bagian 2)”.
Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat syahadah.
Dari ‘Abdullah Ibnu ‘Amr Ibnul ‘Ash Radhiyallāhu ‘anhumā, beliau berkata: Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-makhluk yang lain
pada hari kiamat, maka dibukalah di hadapannya 99 sijjil.”
Makna “sijjil” adalah kitab besar dan maksud Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah kitab yang
berisi dosa-dosa hamba tersebut.
Allah bertanya:
“Apakah kamu memiliki alasan?”
Dia kembali menjawab:
“Tidak, wahai Rabb-ku.”
Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan “asyhadualaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh”.
Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut di satu piringan timbangan dan diletakkan kartu di satu
piringan timbangan yang lain.
Maka ringanlah sijjil yang banyak dan beratlah kartu tersebut.
◆ Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak yang baik.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang baik.”
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi)
◆ Di antara amalan yang berat adalah ucapan “Subhānallāhi wa bihamdih, subhānallāhil ‘azhīm”.
⇒ Sebagaimana di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
✓Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya.
✓Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya.
⇒ Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat Al Qari’ah.
◆ Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka karena amalan mereka
batal dengan kesyirikan dan kekufuran.
(Lihat Surat Al Kahfi: 103-106)
⇒ Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada hari
kiamat.
⑴ Amalan
⑵ Orang yang mengamalkan
⑶ Kitab catatan amalan
-------------------------
Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang ” Telaga Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.
Di antara beriman kepada Hari Akhir adalah beriman tentang adanya telaga Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam pada Hari Kiamat.
Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat mutawatir, diantaranya adalah
sabda beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
َ َ ضا َوإِ َّن ُه ْم َي َت َبا َه ْو َن أَ ُّي ُه ْم أَ ْك َث ُر َوار َد ًة َوإِ ِّني أَرْ جُو أَنْ أَ ُك
ِ ون أ ْك َث َر ُه ْم َو
ار َد ًة ِ ً إِنَّ ِل ُك ِّل َن ِبيٍّ َح ْو
“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga. Dan sesungguhnya mereka akan saling berbangga siapa
diantara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku berharap akulah yang telaganya
akan paling banyak didatangi.” (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
ب ِم ْن َها َفاَل َي ْظ َمأ ُ أَ َب ًدا َ يرةُ َشه ٍْر َماؤُ هُ أَ ْب َيضُ مِنْ اللَّ َب ِن َو ِري ُح ُه أَ ْط َيبُ مِنْ ْالمِسْ كِ َوك
ِ ِيزا ُن ُه َك ُنج
َ ُوم ال َّس َما ِـء َمنْ َش ِر َ َِح ْوضِ ي مَس
“Telagaku sepanjang satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu dan baunya lebih wangi
daripada minyak kasturi dan qizannya (yaitu sejenis teko) sebanyak bintang di langit. Barangsiapa
yang meminum darinya maka dia tidak akan haus selama-lamanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka setelah itu karena
dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diadzab dengan rasa haus.
Umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan mendatangi telaga beliau dan meminum darinya.
Orang yang beriman ketika Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam masih hidup kemudian dia
murtad sepeninggal beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam maka akan dijauhkan dari telaga beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Di dalam sebuah hadits, beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan yang artinya:
“Aku akan mendahului kalian di atas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang di antara kalian
kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku.
Aku pun bertanya:
‘Wahai Robbku, bukankah mereka adalah para sahabatku?’
Maka dikatakan kepada beliau, ‘Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan
setelah dirimu’.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abdullah Bin Mas’ud radhiyallāhu ‘anhu)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid’ah di dalam agama termasuk merubah yang
dimaksud dalam hadits ini.
Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum dari telaga Nabi Shallallāhu ‘Alaihi Wa Sallam.
Namun bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka, dia kekal di dalamnya. Karena yang kekal
di dalam neraka hanyalah orang-orang kafir.
Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, Beliau shallallāhu ‘alayhi wa
sallam tidak mengetahui apa yang dilakukan umatnya.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang-orang yang bisa meminum dari
telaga Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam pada hari di mana kita sangat membutuhkannya.
--------------------
Halaqah yang ke-53 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa Kejadian di
Padang Mahsyar (Bagian 1)”.
Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-orang kafir
dan para pengikutnya.
Allah menyebutkan di dalam Surat Sabaa: 31-33 bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan
kepada Allah.
Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa menolong mereka sedikit pun.
Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh tersebut dan para pembesar juga celaka.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka.
Jadilah seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid.
Dan apabila dia adalah orang yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar
ataupun orang banyak, apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada
kesyirikan.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka.
Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita.
Dan menghilangkan kesombongan dari dalam diri kita.
Dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada orang-orang
musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia, di manakah mereka pada
hari tersebut.
Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para
Rasul ‘Alaihimussalam.
Di dalam Surat Al-Qashash ayat 62-66, Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan menghina
mereka dengan bertanya:
“Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian sangka mereka adalah sekutu-sekutu-Ku?”
Allah berfirman:
َ ُُون هَّللا ِ َمنْ اَل َيسْ َت ِجيبُ َل ُه إِلَ ٰى َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة َو ُه ْم َعنْ ُد َعائ ِِه ْم غَافِل
ون َ ََو َمنْ أ
ِ ض ُّل ِممَّنْ َي ْدعُو مِنْ د
َ َوإِ َذا حُشِ َر ال َّناسُ َكا ُنوا َل ُه ْم أَعْ َدا ًء َو َكا ُنوا ِب ِع َبا َدت ِِه ْم َكاف ِِر
ين
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang berdo’a kepada selain Allah yang tidak
bisa mengabulkan sampai hari kiamat?
Dan mereka lalai dari doa orang yang berdo’a kepada mereka.
Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi musuh bagi orang-orang yang menyembah
mereka.
Dan mereka akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap mereka.” (QS
Al Ahqaaf: 5-6)
Adapun orang yang bertauhid, maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di akhirat.
-----------------
Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa Kejadian Di
Padang Mahsyar (Bagian 2)”.
Di antara kejadian di Padang Mashyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para Malaikat dan
Nabi Isa ‘alayhissalām.
Allah menyebutkan di dalam Surat Sabaa 40-42 bahwasanya di Padang Mahsyar, Allah akan bertanya
kepada para Malaikat yang disembah oleh sebagian manusia sebagai penghinaan terhadap orang-
orang musyrikin yang dahulu menyembah mereka:
“Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?”.
Para malaikat menjawab:
“Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami bukan mereka. Akan tetapi sebenarnya mereka
dahulu telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin tersebut.”
⇒ Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah baik orang yang
shalih, benda mati dan yang lain-lain maka pada hakekatnya mereka menyembah jin karena yang
menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin.
Demikian pula orang-orang yang shalih dan wali-wali Allah, manusialah yang terlalu berlebih-lebihan
terhadap mereka;
• Membuat patung mereka.
• Memajang gambar mereka.
• Membangun dan menghias kuburan mereka.
• Meyakini bahwasanya mereka mengetahui yang ghaib.
• Berdo’a kepada mereka.
• Bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka.
• Beri’tikaf di kuburan mereka.
• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka.
• Membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di dalam masjid.
• Bertawassul dengan do’a mereka setelah mereka meninggal dunia atau menganggap orang-orang
shalih tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah.
Ini semua termasuk berlebihan.
Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk Surga dan
penduduk Neraka secara bertahap.
■ HADITS 1
Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam kedua Shahihnya:
Dari Abu Said Al Khudriy Radhiyallāhu ‘anhu dari Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
“Bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan memerintahkan setiap umat untuk
mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia.
Maka tidaklah ada manusia yang menyembah selain Allah (seperti patung dan batu), kecuali dia akan
berjatuhan ke dalam neraka.
Sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman, baik yang shalih maupun yang fasik, dan
sebagian kecil atau sisa Ahlul Kitab yaitu orang Yahudi dan Nashrani.
■ HADITS 2
Dan di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu yang juga dikeluarkan oleh Al Bukhari dan
Muslim disebutkan:
“Bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia:
‘Barangsiapa yang menyembah sesuatu maka hendaklah mengikutinya.’
Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan akan mengikuti bulan,
penyembah thaghut akan mengikuti thaghut.
⇒ Dan thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah.
Kemudian tersisalah umat Islam dan bersama mereka orang-orang munafik.”
■ HADITS 3
Di dalam hadits Abdullah Ibnu Mas’ud Radhiyallāhu ‘anhu disebutkan bahwasanya:
“Orang-orang yang dahulu menyembah Nabi Isa ‘alayhissalām maka akan mengikuti syaithan Nabi
Isa yang diserupakan dengan beliau.
Dan yang dahulu menyembah ‘Uzair, maka akan mengikuti syaithan ‘Uzair yang diserupakan dengan
beliau.” (Hadits Shahih riwayat Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamul Kabir).
Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah, baik orang-orang
musyrikin maupun Ahlul Kitab, orang Yahudi dan Nasrani.
Mereka akan dipisahkan dari:
⑴ Orang-orang yang menyembah Allah saja, yang mencakup orang-orang yang benar-benar
menyembah Allah.
⇒ Merekalah orang-orang yang beriman.
⑵ Maupun orang-orang yang pura-pura menyembah Allah.
⇒ Dan merekalah orang-orang munafik
---------------------------------------
Halaqah yang ke-57 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Tinggalnya Orang-Orang
Beriman dan Orang-Orang Munafik”.
Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim
disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke
neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah, yang shalih maupun yang
fajir.
Dikatakan kepada mereka, “Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan manusia sudah
pergi?
Mereka berkata, “Sungguh kami telah mendengar penyeru, menyeru supaya setiap kaum mengikuti
apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami”.
Maka datanglah Allah Subhānahu wa Ta’āla di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang
mereka lihat pertama kali.
• Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman akan melihat Allah di Padang Mahsyar.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka Allah berkata, “Aku adalah Rabb
kalian”. Mereka berkata, “Kami berlindung kepada Allah darimu. Kami tidak menyekutukan Allah
sedikit pun”. Mereka mengatakan perkataan ini dua atau tiga kali.
• Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada mereka dalam
bentuk yang lain.
Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain, maka mereka berlindung kepada Allah, supaya
tidak terfitnah di dalam ujian ini.
Dan ucapan mereka, “Kami tidak menyekutukan Allah sedikit pun” menunjukkan tentang keutamaan
tauhid.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali
para Nabi.”
Maka Allah berkata, “Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah
Rabb kalian?”.
Mereka berkata, “Betis”
Maka disingkaplah betis Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Para ulama mengatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah. Kewajibah
kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungan-Nya.
Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh kita takwil, dan
tidak boleh kita bertanya tentang bagaimananya.
Kemudian Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Maka sujudlah setiap mukmin”.
Dan dalam riwayat Muslim disebutkan,
“Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk Allah, ikhlas dari dirinya kecuali Allah akan mengijinkan
dia bersujud. Kemudian tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri
dan riya’ kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata.”
Setiap akan sujud dia jatuh tersungkur di atas tengkuknya.
• Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa ruas tulang
yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu ruas tulang yang rata.
Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan orang-orang yang beriman di
dunia. Maka Allah menipu mereka.
Mereka mengira bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama
orang-orang yang beriman.
Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.
Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah Subhānahu wa
Ta’ālā dan akan dibentangkan Ash Shirath (jembatan) di atas neraka. Sebagaimana di dalam hadits
Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
• Ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di depannya,
dan ada yang diberi lebih kecil dari itu.
• Dan ada di antara mereka yang diberi cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya, dan ada
yang diberi lebih kecil dari itu.
• Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala dan kadang padam.
Apabila menyala maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan apabila padam dia berdiri.”
⇒ Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang Muslim.
Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia maka akan semakin banyak cahaya yang
akan dia dapatkan di hari kiamat.
Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu; mereka mendapat cahaya di awal dan
menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama orang-orang yang beriman namun ternyata
persangkaan mereka salah.
◆ Orang-orang yang beriman ketika melihat cahaya orang-orang munafik padam, mereka berdo’a
kepada Allah:
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan juga Tirmidzi, Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya:
“Orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam (yaitu untuk melakukan shalat
berjama’ah) maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari kiamat.”
◆ Di antara usaha seorang Muslim untuk menghilangkan kenifakan adalah menjaga shalat lima
waktu secara berjamaah.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Ash Shirath yaitu jembatan
yang dipasang di atas neraka Jahannam untuk lewat orang-orang yang beriman menuju surga.
Setelah berpisah dengan orang-orang munafik maka tinggallah orang-orang yang beriman dengan
berbagai tingkatan keimanan mereka.
Mulai dari para Nabi ‘alayhimussalām sampai para pelaku dosa besar.
Mereka semua akan menuju surga dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka.
Di dalam hadits Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwa jembatan tersebut sangat
menggelincirkan.
Di atasnya ada besi-besi pengait dan duri yang keras yang bentuknya seperti duri Sa’dan.
Berkata Abu Sa’id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, di dalam riwayat Muslim,
“Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut daripada rambut dan lebih tajam
daripada pedang.”
Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati jembatan
tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada yang secepat angin,
ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang secepat larinya unta dan ada yang
sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut dalam keadaan menyeret dirinya, dialah orang
yang terakhir melewati jembatan.”
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga menyebutkan di dalam hadist ini bahwasanya manusia
akan terbagi menjadi 3.
(1) Orang yang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran.
(2) Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya.
(3) Orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.
Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Maka aku dan umatku-lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu kecuali
para Rasul.”
Doa mereka saat itu, ‘Ya Allah, selamatkan, selamatkan’. ”
Di antara yang selamat adalah 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah-wajah
mereka seperti bulan di malam bulan purnama.
Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka seperti bintang yang paling terang. (Hadits
riwayat Muslim)
Ini menunjukkan bahwasanya melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau hubungan
kekerabatan perkaranya besar di dalam agama Islam. Keduanya akan menuntut orang-orang yang
tidak memenuhi hak keduanya.
Sebagian orang yang beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan di
dunia.
Sebuah batu yang dilempar ke dalam neraka akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian.
Sebagaimana di dalam hadits riwayat Muslim.
Sebuah peristiwa yang pasti akan kita alami dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan
yang sangat kecil, sangat panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi azab yang
sangat pedih dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang
berhak.
Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia di dalam berpegang
teguh dengan agama Islam.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla merahmati kita dan menyelamatkan kita semua.
------------------------------------
Halaqah yang ke-60 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Beberapa Contoh Dosa
Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian Pertama.”
Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah Subhānahu wa Ta’āla tidak mengampuninya
akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka.
Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan Islam yang murni yang
dipahami oleh para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum.
Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam “ummati” yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya
aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid’ah yang mereka lakukan.
Dan ucapan beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya
bid’ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.
Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah menghendaki
maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah kehendaki.
Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
➙Mereka tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al Quran dan Al
Hadits.
➙Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid.
➙Mendahulukan akal di atas dalil.
➙Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama.
➙Dan ada di antara mereka yang memiliki bai’at khusus kepada pemimpin aliran,
Dan diantara cirinya:
√ Mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.
√ Tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
√ Mencukupkan diri dengan Al Quran tanpa hadits di dalam berdalil.
√ Dan diantara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid’ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh
sebagian manusia.
Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah
mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur dengan
kesesuaiannya dengan Al Quran dan Al Hadits.
Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran
dengan cara yang hikmah, merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam dan upaya
menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang
hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama kemudian mengikuti syahwat dan hawa
nafsunya.
Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat (kerancuan berpikir) dan
menjauhi fitnah syahwat.
Diantara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi penyebab jatuhnya
seseorang ke dalam neraka ketika melewati sirath adalah,
Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadits dari Nabi shalallahu ‘alayhi
wassalam, menjauhi hadits-hadits dhaif dan palsu, baik dalam masalah aqidah, fadhail amal, maupun
masalah yang lain.
Dan bagi yang tidak mampu menghukumi sendiri sebuah hadits, maka hendaknya dia taqlid dengan
ulama atau ustadz yang dia anggap paling ahli di dalam hadits.
Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah ditanya tentang perkara yang paling banyak
memasukkan manusia di dalam neraka.
Ucapan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak akan masuk surga adalah ancaman bagi pelakunya,
bahwasanya dia bukan termasuk orang-orang yang pertama-tama masuk surga.
Dan balasan kesombongan dia adalah masuk neraka terlebih dahulu.
Marilah kita belajar menerima kebenaran dari manapun datangnya. Karena pada hakikatnya
kebenaran adalah dari Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Dan janganlah kita meremehkan orang lain, karena ilmu, harta, jabatan atau gelar yang kita miliki.
Karena Allah Subhānahu wa Ta’āla yang telah memberikan kepada kita kenikmatan-kenikmatan
tersebut, mampu untuk memberikan kepada orang lain yang semisal atau yang lebih baik kapan
Allah kehendaki.
Semakin seseorang rendah hati karena Allah maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.
Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri-sendiri dan
keluarga.
º Tidak memakan dan memberi makan, kecuali setelah yakin itu halal.
º Hendaknya dia menjauhi:
√ Riba,
√ Memakan harta orang lain tanpa hak,
√ Uang suap,
√ Kurang di dalam menimbang
√ dan segala jenis harta haram lainnya.
Dan di antara dosa yang dapat menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah,
▪Tidak Ikhlas di Dalam Menuntut Ilmu
–> maksudnya ilmu agama.
Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan masalah yang
jauh lebih besar.
Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, maka Allah akan memberikan hidayah kepada hatinya.
⇨Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud kekal di neraka bagi orang yang membunuh orang
yang beriman tanpa hak atau bunuh diri yaitu pada asalnya inilah balasan bagi orang tersebut.
⇨Namun dalil lain menerangkan,
bahwasanya orang yang beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar apapun dosanya dia akan
keluar dari neraka baik dengan ampunan Allah atau dengan syafaat.
Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang, seseorang yang akan melakukan sebuah
transaksi hendaknya mengetahui ilmunya.
Dan janganlah dia menganggap mudah perkara riba ini.
Dan barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti dengan yang lebih
baik.
Banyak para ulama yang memasukkan gambar fotografi di dalam larangan ini.
Tidak diperbolehkan kecuali karena darurat seperti untuk surat-surat penting dan lain-lain.
Perbedaan pendapat di antara para ulama dan banyaknya manusia yang melakukan, janganlah
menjadi alasan bagi seseorang untuk bermudah-mudahan di dalam gambar fotografi ini.
Seorang muslimah hendaknya bersungguh-sungguh di dalam menjaga hijabnya dan ikhlas karena
Allah.
Semoga kesabaran seorang muslimah atas rasa gerah, risih, dan ribet yang mungkin dirasakan oleh
sebagian dan juga kesabaran menghadapi gunjingan orang lain, menjadi sebab selamatnya dia dari
ancaman neraka.
----------------------------
Halaqah yang ke 63 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Beberapa Contoh Dosa
Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian 4”.
Diantara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
▪ Dosa Wanita yang Tidak Bersyukur Kepada Suaminya
Seorang wanita yang sholihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur kepada
suaminya, karena dengan sebabnya Allah Subhānahu wa Ta’āla menjaga dia sebagai seorang istri,
menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya, dan lain-lain.
Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita diperintahkan
di dalam agama Islam. Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia mendoakan
dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya.
Dan diantara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:
▪Tiga Dosa yang Tercantum di Dalam Sabda Nabi Shallallāhu ‘Alayhi Wa Sallam
“Tiga orang yang Allah haramkan masuk surga:
√ Pecandu khomr (minuman keras),
√ Anak yang durhaka, dan
√ Dayyuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya).”
(Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya)
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan memfasilitasi,
dikhawatirkan terkena ancaman ini.
Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan
berarti harus memberi segala yang diminta.
Dan mendidik mereka untuk taat tidak identik dengan kekerasan.
Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allah. Kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga semaksimal
mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. Dan hidayah di tangan Allah Subhānahu
wa Ta’āla.
Dan diantara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan mereka
dari kegelapan, kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan, menuju cahaya tauhid, sunnah, dan
ketaatan kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara
langsung, namun dia berhak untuk diadzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allah
menghendaki.
Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang
dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.
Keyakinan ahlusunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allah. Kalau Allah
menghendaki, maka Allah akan mengampuni, dan kalau Allah menghendaki, maka Allah akan
mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga.
Dan adzab neraka bagi para pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang
ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar
dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas?
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan lebih
mudah daripada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla melindungi kita dan keluarga kita dari api neraka.
----------------
Halaqah yang ke 64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para
Pelaku Dosa Besar (Bagian 1)”.
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allah Subhānahu wa
Ta’āla akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafa’at kepada saudara-saudara
mereka, orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallāhu
‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allah, hak saudara-saudara
mereka yang jatuh ke dalam neraka daripada orang-orang yang beriman di hari kiamat.
Mereka berkata,
“Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami, dahulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama
kami, dan haji bersama kami.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-
ibadah tersebut bersama mereka.
Maksudnya orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan
dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
Mereka pun mengeluarkan banyak orang. Ada diantaranya yang api neraka sudah membakar sampai
pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata,
“Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.”
Allah berkata,
“Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan seberat satu
dinar, maka keluarkanlah.”
Maka mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
“Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.”
Maka Allah berkata,
“Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat setengah dinar di
dalam hatinya, maka keluarkanlah.”
Maka mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.
Allah berkata,
Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki kebaikan seberat satu dzarrah, maka
keluarkanlah.
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.”
Yang dimaksud dengan dzarrah adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa
dibelah lagi.
Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak
pernah beramal sedikit pun. Keadaan mereka telah menjadi arang.
Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga, yang dinamakan
dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa
banjir.”
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan
lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air
yang memadai, dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat. Sebagaimana hal ini diketahui oleh para
ahli.
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat kepada
surga akan lebih cepat sempurna daripada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.
Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khawatim adalah beberapa barang yang
terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafa’at untuk umatnya, para pelaku dosa
besar yang disiksa di dalam neraka.
Di dalam sebuah hadits Anas bin Malik Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, bahwasanya Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allah untuk
memberi syafa’at dan beliau diizinkan.
Maka Allah akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah
diajarkan kepada beliau di dunia.
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada
beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu.
Mintalah, niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafa’at, maka akan diterima
syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rabb-ku, umatku… umatku….”
Dikatakan kepada beliau,
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman yang lebih kecil
dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.”
Maka beliau pergi dan melakukannya.
Kemudian keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allah, maka
dikatakan kepada beliau,
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu.
Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafa’at, niscaya akan diterima syafa’atmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata,
“Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafa’at kepada setiap orang yang mengatakan Laa
ilaaha illallah’.”
Maka Allah berkata:
“Demi Keperkasaan-Ku, Kebesaran-Ku, Keagungan-Ku, dan Kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan
keluarkan dari neraka orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah.”
Maksudnya adalah orang yang mengatakan ‘Laa ilaaha illallah’ ikhlas dari hatinya dan tidak
membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya diantara amalan yang bisa menjadi sebab kita
mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca
do’a setelah mendengar azan, yaitu:
ً ت م َُح َّم ًدا ْال َوسِ يلَ َة َو ْال َفضِ يلَ َة َوا ْب َع ْث ُه َم َقامًا َمحْ م
ُودا الَّذِي َو َع ْد َت ُه ِ صالَ ِة ْال َقا ِئ َم ِة آ
َّ للَّ ُه َّم َربَّ َه ِذ ِه الدَّعْ َو ِة ال َّتامَّة َوال
Dan diantara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota
Madinah, kemudian meninggal di dalamnya.
“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah kemudian dia
meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari
kiamat, apabila dia adalah orang Islam.” (HR Muslim)
Ada dua golongan dari umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan
syafa’at beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
ار ٍق ٍ َو ُك ُل غ، إِ َما ٌم َظلُو ٌم: ان مِنْ أُ َّمتِي لَنْ َت َنالَ ُه َما َش َفا َعتِي
ِ َال َم ِ صِ ْن َف
“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa’atku, pemimpin yang zhalim dan
setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.” (Hadits Hasan Riwayat At-Thabrani di dalam Al-
Mu’jamul Kabir).
Kita memohon kepada Allah, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima syafa’at Nabi
Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
------------------------
Halaqah yang ke-66 dari sisilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Syafa’at Bagi Para Pelaku
Dosa Besar (Bagian 3)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya ada di antara umat beliau
shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberikan syafa’at bagi dua dan tiga orang.
َّ ْن َو
الثاَل َث ِة ِ إِنَّ الرَّ ُج َل َل َي ْش َف ُع لِلرَّ ُجلَي
“Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa’at bagi dua orang dan tiga
orang.”(Hadits Shahih Riwayat Al Bazzar)
Para syuhada akan Allah berikan kesempatan untuk memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.
“Orang yang mati syahid akan memberikan syafa’at bagi 70 orang kerabatnya.” (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud)
Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa’at untuk orang tua, anak-anak, istri,
dan saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan.
Ada diantara umat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan memberi syafa’at untuk orang
banyak.
“Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa’at satu orang dari umatku.”
Dikatakan kepada beliau:
“Ya Rasulullah, apakah orang itu adalah selain dirimu?”
Beliau menjawab:
“Ya, dia adalah orang lain selain diriku.”
(Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Semakin besar iman seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa’at
kepada orang lain.
Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa’at di hari kiamat.
“Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi syafa’at di
hari kiamat.” (HR Muslim)
Anak-anak orang-orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan syafa’at
bagi kedua orang tuanya.
Maksud beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk
surga dan tidak akan meninggalkannya.
Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah dengan
meninggalnya anak yang belum dewasa.
Puasa berkata:
Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di siang hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.
Al Qur’an berkata:
Wahai Rabb-ku sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah
syafa’atku untuknya.
Maka diterimalah syafa’at keduanya.”
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad di dalam Musnad beliau)
Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah dan menjaga adab-adabnya.
Dan dorongan untuk membaca Al Quran karena Allah dan menunaikan hak-haknya.
Demikianlah mereka akan memberikan syafa’at setelah diizinkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,
sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.
“Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafa’at orang-orang yang memberikan syafa’at.” (QS Al
Mudatsir : 48)
Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau orang-orang yang shalih dengan alasan
ingin mendapatkan syafa’at mereka, justru tidak mendapatkan syafa’at, karena mereka telah
membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam beribadah.
----------------------------
Halaqah yang ke-67 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Qantharah dan
Qishash Antara Orang-Orang Yang Beriman”.
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya Qantharah ini. Tempat akan
dibersihkan hati-hati orang-orang yang beriman dengan di-qishash diantara mereka.
ت َب ْي َن ُه ْم فِي ال ُّد ْن َيا َح َّتى إِ َذاْ ض َم َظالِ ُم َكا َن ٍ ْار َف ُي َقصُّ لِ َبعْ ضِ ِه ْم مِنْ َبع ِ ُون َعلَى َق ْن َط َر ٍة َبي َْن ْال َج َّن ِة َوال َّن
َ ار َفيُحْ َبس ِ ون م َِن ال َّن َ يخلُصُ ْالم ُْؤ ِم ُن
ان فِي ال ُّد ْن َيا
َ كَ ه
ِ ل
ِ ز ْ
ن مب هُ نْ م
ِ ة
ِ َّ
ن ج ْ
ال ِي ف هِ ل
ِ ز ْ
ن مب َىد ْهَ أ مهُ ُ
د حَ أَل ،ِ
ه د
ِ ي ب د
ٍ م
َّ ُح م ُس ْ
ف َ
ن ِي ذَّ ل ا و َ
ف ،ِة َّ
ن ج ْ
ال ول ُ
خ ُ
د ِي ف مهُ َ ل ِنذ ُ أ وا ُّ
ق ُ
ن َ ه ُِّذبُوا
و
ِ َِ َ ِ َِ ْ َ َِ َ َ َ ِ ْ َ
“Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Qantharah antara
surga dan neraka.
Kemudian di-qishash kedzaliman-kedzaliman yang terjadi diantara mereka di dunia.
Sehingga apabila sudah dibersihkan dan disucikan, mereka akan diizinkan untuk masuk surga. Dan
demi Zat Yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh salah seorang dari mereka lebih
mengetahui rumahnya di surga daripada rumahnya di dunia.” (HR Bukhari)
Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada di dalam hati-hati orang-orang yang beriman,
seperti hasad, dendam, kebencian, dan lain-lain yang kadang terjadi di antara mereka.
Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar qishash-nya dan akan
semakin cepat dia masuk ke dalam surga.
Sebaliknya, semakin banyak ghill, hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang
beriman, maka akan semakin lama qishash-nya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.
Qishash di Qantharah ini terjadi diantara orang-orang yang beriman saja, dengan maksud
pembersihan hati.
Adapun qishash di Padang Mahsyar, maka untuk semua mahluk yang kafir maupun yang mukmin,
yang mencakup Qishash karena kedzaliman harta, fisik, maupun kehormatan.
Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga. Karena tidak masuk surga kecuali
orang yang sudah benar-benar bersih dan baik keadaannya.
“Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka…” ( QS Al Hijr: 47 )
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad,
dendam, dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan
kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.
--------------------------
Halaqah yang ke-68 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Masuknya Orang-Orang
Yang Beriman ke Dalam Surga (Bagian 1)”.
Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju surga dengan
terhormat dan dimuliakan.
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan diizinkan untuk memberi syafa’at bagi calon penduduk
surga, supaya dibukakan pintu surga.
Syafa’at ini juga termasuk syafa’at khusus bagi beliau (Shallallāhu ‘alayhi wa sallam)
Beliaulah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.
“Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga.” (Hadīts riwayat Muslim)
Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para malaikat.
Umat Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam, merekalah yang pertama kali akan masuk surga sebelum
umat yang lain.
“Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang pertama
kali akan masuk surga.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Rombongan pertama dari umat Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang akan masuk
surga, wajah-wajah mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama. (Hadits riwayat Bukhari
dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu)
Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadits), Mereka saling
bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam
surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam bulan purnama (ada yang mengatakan)
merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin akan
lebih dulu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin. (Hadits riwayat
Muslim)
----------------------
Halaqah yang ke-69 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Masuknya Orang-Orang
yang Beriman Ke Dalam Surga (Bagian 2)”.
Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk
ke dalam surga.
ُون َ فِي َها َبابٌ ُي َسمَّى الرَّ ي،ٍالج َّن ِة َث َما ِن َي ُة أَب َْواب
َ الَ َي ْد ُخلُ ُه إِاَّل الصَّا ِئم،َّان َ فِي
“Di dalam surga ada delapan pintu, di antaranya sebuah pintu yang bernama Ar-Rayyan, tidak
memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR Bukhari dari Sahl Ibnu Sa’ad Radhiyallāhu
‘anhu )
➢Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu surga.
Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka akan dibuka
baginya 8 pintu surga.
َو أَنَّ م َُحم ًَّدا َع ْب ُد هللا َو َرس ُْولُ ُه،ُ أَ ْش َه ُد أَنْ الَ إِلَ َه إِالَّ هَّللا
kecuali akan dibuka baginya 8 pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja dia kehendaki.” (HR
Muslim)
“Apabila masuk bulan Ramadhan, maka akan dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu
jahannam dan akan dibelenggu syaithan-syaithan.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ada diantara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi pintunya seperti jarak antara kota
Mekkah dan kota Busra atau kota Mekkah dan kota Hajar. (HR Bukhari dan Muslim )
Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang berbeda,
sesuai dengan kadar iman dan taqwa mereka.
ت ۡٱل ُعلَ ٰى ِ َو َمن َي ۡأ ِتهِۦ م ُۡؤ ِم ۬ ًنا َق ۡد َع ِم َل ٱلص َّٰـل َِح ٰـ
َ ت َفأ ُ ْولَ ٰـٓ ِٕٮ
ُ ك َل ُه ُم ٱلد ََّر َج ٰـ
“Dan barangsiapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan telah mengamalkan amal-
amal yang shalih, maka merekalah yang akan mendapatkan derajat-derajat yang paling tinggi.” (QS
Thaha: 75)
↝Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam
Mereka berkata, Ya Rasulullah, bukankah itu adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai oleh
yang lain?
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Iya, demi Dzat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-orang yang beriman dan
membenarkan para Rasul.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Diantara orang-orang yang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang paling tinggi adalah:
⑴ Abu Bakar Radhiyallāhu ‘anhu
⑵ Umar Radhiyallāhu ‘anhu
”Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat (kedudukan) yang paling tinggi akan dilihat oleh
orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang yang baru terbit di ufuk langit.
Dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk mereka dan mereka berdua akan mendapatkan
nikmat.” (Hadits riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
Rahimahullah).
Para mujahidin fii sabilillah, mereka termasuk orang-orang yang akan memiliki kedudukan yang
tinggi di dalam surga.
Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia:
⑴ Akan mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allah, atau
⑵ Seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari
Karena yang dimaksud dengan dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah.
Dan di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat denganku
majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.”
Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.
Dan penghuni surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan di dalam halaqah
sebelumnya.
----------------------------
Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Beriman kepada hari akhir adalah tentang “Al-Jannah dan
Kenikmatannya (Bagian 1)”.
Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di hati manusia. Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia,
maka tidak akan menyamai kenikmatan di dalam surga. Dan bagaimanapun kita berusaha
mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak akan setara dengan kenikmatan di dalam surga.
“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan yang
menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan.” (QS As-Sajdah: 17)
“Allah ta’ala berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholeh, kenikmatan yang tidak pernah
dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati
manusia.” (HR Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga. Nama-
nama kenikmatan di dalam surga yang Allah kabarkan kepada kita sama dengan nama-nama
kenikmatan yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda.
Rumah di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah.
Demikian pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski sama
namanya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
ڪلَّ َما ر ُِزقُو ْا م ِۡن َہا مِن َث َم َر ۬ ٍة رِّ ۡز ۬ ًق ۙا َقالُو ْا َه ٰـ َذا ٱلَّذِى ر ُِز ۡق َنا مِن َق ۡب ۖ ُل َوأ ُ ُتو ْا ِبهِۦ ُم َت َش ٰـ ِب ۬ ًه ۖا
ُ
“Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata, ‘Inilah rezeki yang telah
diberikan kepada kami dahulu di dunia.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa.” (QS Al-Baqarah:
25)
Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk, dan namanya. Namun berbeda rasa dan kelezatannya.
Orang yang masuk ke dalam surga dan merasakan sedikit kenikmatan surga akan merasa bahwa dia
tidak pernah susah di dunia.
Dan diantara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan diberi oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
َ ۚ ُون َخ ٰـلِد
ِين َ لَّهُمۡ فِي َها َما َي َشآء
“Bagi merekalah apa yang mereka inginkan di dalam surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-
Furqan : 16)
Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan kenikmatan,
selamat dari semua kekurangan, aman dari segala musibah, dan kekal selama-lamanya.
-------------------------
Halaqah yang ke-72 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang “Al-Jannah dan
Kenikmatannya (Bagian 2)”.
“Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian, dan
berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Ali Imran: 133)
ِين ا َّت َق ْوا َر َّب ُه ْم َل ُه ْم ُغ َرفٌ مِنْ َف ْوقِ َها ُغ َرفٌ َم ْب ِني ٌَّة َتجْ ِري مِنْ َتحْ ِت َها اأْل َ ْن َها ُر
َ ِن الَّذ ٰ
ِ ۖ لَك
“Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, bagi mereka kamar-kamar di dalam surga
yang diatasnya ada kamar-kamar yang dibangun, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.” (QS Az-
Zumar: 20)
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga
ketika beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata,
“Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya berbau wangi kasturi yang sangat harum,
kerikilnya mutiara dan batu mulia, tanahnya elok seperti warna za’faran.” (Hadits shahih riwayat
Tirmidzi)
Di dalam sebuah hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya, “Orang
yang sholat 12 raka’at setiap hari maka akan dibangunkan rumah di dalam surga.” (HR Muslim)
Dan maksud dari 12 raka’at adalah shalat rawatib yang terdiri dari:
~ 4 raka’at sebelum dzuhur,
~ 2 raka’at setelah dzuhur,
~ 2 raka’at setelah magrib,
~ 2 raka’at setelah isya’ dan
~ 2 raka’at sebelum subuh.
Di dalam surga juga ada kemah. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda,
“Kemah di dalam surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga dalamnya, tinggi kemah
tersebut 30 mil ke atas.” (HR Bukhari)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam surat Al-Baqarah: 25 dan juga ayat-ayat yang lain
bahwasanya surga mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga:
~ ada sungai dari air yang tidak akan payau,
~ ada sungai-sungai dari susu yang tidak akan berubah rasanya,
~ ada sungai-sungai dari khamr yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya, dan
~ ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih.
(Lihat surat Muhammad ayat 15).
Dan diantara sungai-sungai surga adalah Al-Kautsar, sungai yang Allah berikan untuk Rasulullah
shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
ُون
ٍ ت َو ُعي َ إِنَّ ْال ُم َّتق
ٍ ِين فِي َج َّنا
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam kebun-kebun dan mata air-mata air
yang mengalir.” (QS Adz-Dzariyat: 15)
Dan diantara nama mata air surga adalah Salsabil. (Lihat QS Al-Insan: 18)
Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan di
dalam sebuah hadits,
“Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara berjalan
menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia tidak akan selesai.”
(HR Bukhari)
Dan diantara pohon surga adalah Sidratul Muntaha, yang Allah sebutkan di dalam surat An-Najm: 14.
Adapun bau wanginya, maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam telah mengabarkan di dalam
hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah,
Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening
kepala.
“Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan
sloki (piala) yang berisi arak yang diambil dari mata air yang mengalir. Mereka tidak pening
karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung
dari apa yang mereka inginkan.” (QS Al Waqi’ah: 17-21)
Di dalam hadits Tsauban radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, beliau shallallāhu
‘alayhi wa sallam ditanya oleh seorang ulama Yahudi,
“Apa yang mereka makan setelah itu?”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan dimakan oleh semua penduduk
surga.”
Ulama Yahudi tersebut berkata,
“Apa yang mereka minum setelahnya?”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Mereka meminum dari mata air di dalam surga yang dinamakan Salsabil.”
Para penduduk surga makan bukan karena lapar dan minum bukan karena haus.
Dan mereka tidak mengeluarkan kotoran.
Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir, gelas, dan teko terbuat dari emas dan perak.
Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak, dan mutiara.
ب َولُ ۡؤلُ ۬ ًؤ ۖا َولِ َبا ُسهُمۡ فِي َها َح ِري ۬ ٌر ِ ي َُحلَّ ۡو َن فِي َها م ِۡن أَ َس
ٍ ۬ او َر مِن َذ َه
“Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka dari sutra.”
(QS Al Hajj: 23)
“Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan memakai pakaian
luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb mereka memberi minum kepada
mereka dengan air yang sangat bersih.” (QS Al Insan: 21)
Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal. (Lihat Ar Rahman:
54)
Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun. (Lihat QS At Thur: 20)
) إِ َّنا٢٧( ُوم
ِ اب ٱل َّسم َ ڪ َّنا َق ۡب ُل ف ِٓى أَ ۡهلِ َنا م ُۡشفِق
َ ) َفمَنَّ ٱهَّلل ُ َعلَ ۡي َنا َو َو َق ٰٮ َنا َع َذ٢٦( ِين ُ ) َقالُ ٓو ْا إِ َّنا٢٥( ون
َ ُض َي َت َسآ َءل ُ َوأَ ۡق َب َل َب ۡع
۬ ٍ ضہُمۡ َعلَ ٰى َب ۡع
)٢٨( ڪ َّنا مِن َق ۡب ُل َن ۡدعُو ۖهُ إِ َّن ُه ۥ ه َُو ۡٱلبَرُّ ٱلرَّ حِي ُم
ُ
“Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita
dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita, kita merasa takut dengan adzab.
Maka Allah memberikan karunia kepada kita. Dan memelihara kita dari azab neraka. Sesungguhnya
kita dahulu menyembahnya sejak dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha
Penyayang.’ ” (QS At Thur: 25-28)
------------------
Halaqah yang ke-74 dari silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al-Jannah dan
Kenikmatannya Bagian 4”.
Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33 tahun.
ِين َس َن ًة
َ ث َوثَاَل ث َ ِين أَ ْب َنا َء ثَاَل ث
ٍ ِين ْأو ثَاَل َ َي ْد ُخ ُل أَهْ ُل ْال َج َّن ِة ْال َج َّن َة جُرْ ًدا مُرْ ًدا ُم َكحَّ ل
“Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak berjenggot,
bercelak matanya, seperti manusia yang berumur 30 atau 33 tahun.” (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi)
Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi.
Dan di dalam hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallāhu
‘anhu disebutkan bahwasanya mereka akan masuk surga dalam keadaan:
ٍ ۬ ُِور ع
ين ٍ َو َزوَّ ۡج َن ٰـهُم ِبح
“Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari.” (QS At-Thur : 20)
Dan yang dimaksud dengan Hur adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat putih. Dan bagian
hitam matanya sangat hitam.
Dan ‘īn adalah wanita-wanita yang lebar matanya.
Allah menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar payudaranya dan sebaya umurnya.
(QS An-Naba’: 33)
▪ Mereka diciptakan oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla secara langsung dalam keadaan perawan dan
penuh rasa cinta kepada suaminya (QS Al-Waqi’ah: 35-37)
▪ Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (QS Al-Waqi’ah: 23)
▪ Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk suaminya
(QS Ar-Rahman: 56-58)
▪ Para bidadari tersebut tidak pernah haidh dan mereka bersih dari segala kotoran (QS Al-Baqarah:
25)
Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh istrinya di
dunia (sebagaimana tersebut di dalam hadits yang shahih riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan 100 kali lipat dalam makan, minum, syahwat, dan
mendatangi istrinya.” (Hadits shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu’jamul Kabiir)
Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
ۡصلَ َح م ِۡن َءا َبآ ِٕٮ ِہمۡ َوأَ ۡز َوٲ ِج ِهمۡ َو ُذرِّ َّي ٰـت ِِہ ۖم
َ ت َع ۡد ۬ ٍن َي ۡد ُخلُو َن َہا َو َمن
ُ َج َّن ٰـ
“Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shalih dari bapak-
bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan-keturunan mereka.” (QS Ar-Ra’ad: 23)
Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allah ciptakan di dalam surga, mereka
sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang bertebaran → (Lihat Al-Waqi’ah:
17 dan Al-Insan: 19)
------------------------
Halaqah yang ke-75 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Al Jannah dan
Kenikmatannya Bagian 5”.
“Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga,
diantaranya Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali Radhiyallāhuanhum. Sebagaimana di dalam hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Kenikmatan paling besar bagi penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka rasakan
adalah memandang wajah Allah yang mulia.
Rasulullah Shāllallāhu Alaihi Wasallam bersabda,
“Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta’ala akan berkata,
‘Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian?’
Mereka berkata,
‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami
ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka?’
Allah pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai daripada
melihat kepada Rabb mereka ‘Azza wa jalla.” (HR Muslim)
“Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan”. (QS Yunus: 26)
“Tambahan” di dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang tafsirnya
dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asyari, dan Hudzaifah Radhiyallāhuanhum.
Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika melihat Allah
‘Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka sembah, padahal mereka tidak
pernah melihat-Nya.
Mereka taati perintah-Nya, mereka jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar
atas ujian-Nya, mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada
jalan-Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan yang
mereka miliki.
)٢٣( ٌ) إِلَ ٰى َر ِّب َہا َناظِ َر ۬ة٢٢( ٌوُ جُو ۬هٌ َي ۡو َم ِٕٮ ۬ ٍذ َّناضِ َرة
“Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Rabb mereka.” (QS Al-Qiyamah: 22-23)
Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh dengan rintangan. Tidak sampai ke sana kecuali
orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang harus dijauhi, dan ada
ujian yang harus kita sabar menghadapinya.
“Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara yang
menyenangkan”. (HR Muslim)
Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit, sebentar, dan banyak kekurangan.
Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal selamanya, dan tanpa
ada kekurangan sedikit pun.
)١٧( ) َوٱأۡل َخ َِرةُ َخ ۡي ۬ ٌر َوأَ ۡب َق ٰ ٓى١٦( ُون ۡٱل َح َي ٰو َة ٱلد ُّۡن َيا
َ َب ۡل ُت ۡؤ ِثر
“Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (QS
Al-A’la: 16-17)
Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh kesenangan dunia.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan dengan
baik untuk mencari ridho Allah dan surga-Nya.
Orang yang tercela adalah orang yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan
melupakan kebahagiaan akhirat.
-----------------------------------
Halaqah yang ke-76 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “An-Naar (Neraka) dan
Adzabnya Bagian 1”.
An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syari’at, An-Naar adalah negeri di akhirat yang penuh
dengan adzab yang Allah sediakan bagi orang-orang kafir.
Adzab yang sangat pedih dan menghinakan. Bagaimanapun pedih manusia menyiksa manusia yang
lain di dunia, maka adzab Allah di neraka lebih pedih.
Allah berfirman,
“Maka pada hari itu tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allah”. (QS Al-Fajr: 25)
Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.
Karena sangat pedihnya mereka ingin menebus adzab di neraka dengan orang-orang yang sangat
mereka cintai di dunia dan seluruh manusia.
ِ ْ ) َﻭ َﻣﻦْ ﻓِﻲ ﺍﺄْﻟ َﺭ١٣ ( ) َﻭ َﻓﺼِﻴﻠَﺘِ ِﻪ ﺍﻟَّﺘِﻲ ُﺗﺆ ِْﻭﻳ ِﻪ١٢( ﺻﺎ ِﺣﺒَﺘِ ِﻪ َﻭﺃَﺧِﻴ ِﻪ
ﺽ َﺟﻤِﻴﻌًﺎ ُﺛ َّﻢ ِ َﻳﻮَ ُّﺩ ْﺍﻟﻤُﺠْﺮِ ُﻡ ﻟَﻮْ َﻳ ْﻔﺘَﺪِﻱ ِﻣﻦْ َﻋﺬَﺍ
َ ) َﻭ١١ ( ﺏ َﻳﻮْ ِﻣﺌِﺬٍ ِﺑﺒَﻨِﻴ ِﻪ
) ١٤ ( ُﻳﻨْﺠِﻴ ِﻪ
“Orang kafir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak-anak laki-lakinya,
istrinya dan saudara laki-lakinya, dan keluarganya yang menaunginya, dan semua yang ada di
permukaan bumi kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia.” (QS Al-Ma’arij: 11-14)
Di dunia, seseorang rela berkorban demi keselamatan orang-orang yang dia cintai. Namun di neraka
justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan dirinya.
Di antara nama-nama neraka adalah:
~ Hawiyah yang artinya jurang yang dalam (QS Al-Qari’ah: 9)
~ Al-Huthamah yang artinya yang menghancurkan apa yang ada di dalamnya (QS Al-Humazah: 4)
~ Jahim yaitu api yang menyala-nyala (QS Al-Infithar: 14)
~ Saqar yang artinya yang menghanguskan (QS Al-Muddatsir: 26)
Penjaga neraka adalah 19 malaikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai dengan
perintah Allah (QS At-Tahrim: 6 dan Al-Muddatsir: 30).
Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya. Setiap 1000 orang, 1 orang akan masuk surga, 999 akan
masuk ke dalam neraka.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari, Allah Subhānahu wa Ta’āla berkata
kepada Nabi Adam, “Keluarkanlah dari setiap 1000, 999 orang”.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits ini, “Bergembiralah kalian,
sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya’juj dan Ma’juj 1000 orang”.
Orang-orang kafir yang jumlahnya sangat banyak tersebut, badannya akan dibuat besar, 1 gigi
geraham akan sebesar gunung Uhud dan jarak antara 2 ujung pundak salah seorang mereka, sejauh
3 hari perjalanan bagi pengendara cepat.
Dan Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42
hasta dan 1 gigi geraham dia seperti gunung Uhud. Dan sesungguhnya tempat duduk dia di
jahannam seperti antara Mekkah dan Madinah”. (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)
Jumlah penghuni neraka yang sangat banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar
menunjukkan tentang sangat besarnya neraka.
Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka. Dan neraka masih terus
bertanya ‘Apakah masih ada tambahan?’
“Pada hari dimana Kami berkata kepada Jahannam, ‘Apakah kamu sudah penuh?’. Dan jahannam
berkata, ‘Apakah masih ada tambahan?’”. (QS Qaf: 30)
Diantara yang menunjukkan besarnya neraka, suatu hari para sahabat Radhiyallāhu ‘anhum sedang
bersama Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu yang
jatuh. Maka nabi bertanya: “Tahukah kalian apa ini?”.
Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka
semenjak 70 tahun yang lalu. Maka dia jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di
dasarnya”. (Hadits riwayat Muslim)
Dan diantara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 milyar malaikat akan menyeret neraka
Jahannam pada hari kiamat. Sebagaimana telah berlalu haditsnya.
-------------------------
Halaqah yang ke-77 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “An-Naar (Neraka) dan
Adzabnya Bagian 2”.
Neraka akan dinyalakan di hari kiamat dan apabila sudah menyala dia tidak akan padam.
“Setiap kali neraka akan padam, maka Kami akan menambah nyala apinya.” (QS Al-Isra’: 97)
“Neraka memiliki tujuh pintu. Setiap pintu ada bagiannya.” (QS Al-Hijr: 44)
Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya. Pintu-pintu tersebut akan
dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu neraka tanpa adanya syafa’at (Lihat
QS Az-Zumar: 71).
Di bulan Ramadhan, tujuh pintu ini akan ditutup (HR Bukhari dan Muslim).
Setelah masuk orang-orang kafir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan dibuka
untuk mereka.
ُص َد ۢة
َ َعلَ ۡي ِہمۡ َنا ۬ ٌر م ُّۡؤ
“Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah dari neraka.” (QS An-Nisa: 145)
Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah shāllallāhu ‘alayhi wa
sallam,
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang memakai dua
sandal dan dua tali sandal dari api. Akan mendidih otaknya dengan sebab keduanya. Seperti
mendidihnya periuk. Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras adzabnya daripada dia. Padahal
sesungguhnya dialah orang yang paling ringan adzabnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir, batu, dan segala sesuatu yang disembah selain Allah
dan dia ridha.
“Maka hendaklah kalian takut dengan neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS Al-Baqarah: 24)
“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar jahannam. Kalian
akan memasukinya.” (QS Al-Anbiya: 98)
Api neraka adalah api yang sangat panas. Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia adalah satu dari
tujuh puluh bagian api neraka.
Tidak ada kesejukan sama sekali di dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki
kesejukan, ternyata merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya.
Angin yang sangat panas, air yang mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang hitam.
Allah berfirman,
Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul kitab yaitu
Yahudi dan Nashrani, dan orang-orang munafik.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka
jahannam, kekal di dalamnya.” (QS Al-Bayyinah: 6)
“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
jahannam semuanya.” (QS An-Nisa: 140)
“Tidak ada makanan bagi mereka kecuali dlori’ yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan
lapar.” (Al Ghasyiyah: 6-7)
“Sesungguhnya pohon zaqqum adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti cairan logam
yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas.” (Ad-Dukhan: 43-46)
Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwasanya zaqqum adalah pohon yang keluar dari dasar
neraka. Mayangnya seperti kepala-kepala setan dan para penghuni neraka akan memakannya dan
memenuhi perutnya dengan buah tersebut (As-Shaffaat: 62-66).
Allah juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah zaqqum, maka
mereka akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat kehausan (Lihat Al-Waqi’ah:
51-55).
Di dalam surat Al-Kahfi: 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air minum, maka
mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang akan menghanguskan
wajah-wajah mereka.
“Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan memotong-
motong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)
Dan diantara makanan penghuni neraka adalah ghislin,yaitu nanah penduduk neraka yang sangat
busuk baunya dan sangat tidak enak rasanya.
“Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi mereka
kecuali dari ghislin. Tidak memakannya kecuali orang-orang yang Berdosa.” (Al-Haqqah: 35-37)
۬
ٍ ڪ َفرُو ْا قُ ِّط َع ۡت لَهُمۡ ِث َيابٌ مِّن َّن
ار َ َفٱلَّذ
َ ِين
“Maka orang-orang kafir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api.” (Al-Hajj :19)
“Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah mereka.” (Ibrahim: 50)
Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang. Namun setiap matang Allah akan
mengembalikan seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali (Lihat An-Nisa: 56).
Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air panas. Dan
mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka berusaha untuk keluar dari siksa
(Al-Hajj: 19-22).
“Pada hari di mana mereka akan diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah mereka.” (Al-Qamar:
48)
Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di dalam air yang
mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Ghafir: 71-72).
Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka. Mereka berteriak meminta kepada Allah supaya
dikeluarkan dari neraka dan beramal shaleh.
“Dan mereka berteriak di dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka kami akan
beramal shaleh, amalan yang lain dari apa yang sudah kami amalkan.” (Faathir: 37)
Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga neraka supaya
mereka berdoa kepada Allah agar meringankan adzab bagi mereka, meskipun hanya satu hari,
supaya mereka bisa istirahat (Ghafir: 49).
Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada Malaikat Malik,
malaikat penjaga neraka, supaya Allah mematikan mereka saja.
“Dan mereka memanggil, Wahai Malik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. Malik berkata,
‘Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka.” (Az-Zukhruf: 77)
Mereka tidak akan keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan.
Balasan bagi orang-orang yang kafir kepada Allah Rabbul ‘Alamiin.
---------------------------
Halaqah yang ke-79 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Percakapan Penghuni
Surga Dan Penghuni Neraka”.
Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka, dan Ashabul A’raf. Mereka adalah
orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan neraka yang dinamakan
dengan Al A’raf.
Dan mereka adalah orang-orang yang timbangan kebaikan dan kejelekannya sama.
Apakah mereka ini (yaitu para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah bersumpah
bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?.’
Maka dikatakan kepada Ashabul A’raf, ‘Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas
kalian dan kalian tidak akan bersedih.’
Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga, ‘Limpahkanlah kepada kami air atau makanan
yang telah Allah berikan kepada kalian.’
Para penghuni surga menjawab,
‘Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang
yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda gurau.’
Dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini, kami melupakan mereka
sebagaimana mereka dahulu telah melupakan pertemuan mereka dengan hari ini. Dan dahulu
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS Al-A’Raf: 44-51)
Para penghuni surga akan bergembira karena mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan tidak
akan meninggal dunia.
Adapun para penghuni neraka, maka mereka akan bersedih karena mereka akan kekal di dalam
adzab dan tidak akan meninggal dunia.
Ketika penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke dalam
neraka, maka syaitan yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan berlepas diri dari mereka.
Demikianlah akhir yang buruk bagi syaitan dan para pengikut mereka, mereka akan kekal di dalam
neraka selama-lamanya.
Dan demikianlah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa, mereka akan kekal selama-
lamanya di dalam surga.
----------------------------
Halaqah yang ke-80 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Manfaat Mempelajari
Iman Kepada Hari Akhir”.
Beriman kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi seorang
muslim, di antaranya:
1. Mengingatkan seorang muslim bahwa dunia hanyalah sebentar dan bahwasanya hari kiamat dan
hisab mereka sudah dekat.
“Telah dekat bagi manusia hisab mereka, sedang mereka dalam kelalaian berpaling.” (QS Al-Anbiya:
1)
2. Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia dan kenikmatan
yang Allah berikan kepada orang-orang kafir di dunia.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
َ ِين َك َفرُوا فِي ْال ِباَل د َم َتا ٌع َقلِي ٌل ُث َّم َمأْ َوا ُه ْم َج َه َّن ُم ۚ َو ِب ْئ
س ْال ِم َها ِد َ ك َت َقلُّبُ الَّذ
َ اَل َي ُغرَّ َّن
“Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir di negeri-negeri. Kesenangan
yang sedikit, kemudian tempat kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam adalah sejelek-
jelek alas.” (QS Ali Imran: 196-197)
3. Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah kesuksesan di akhirat.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,
ُور َ ار َوأ ُ ْد ِخ َل ْال َج َّن َة َف َق ْد َف
ِ از ۗ َو َما ْال َح َياةُ ال ُّد ْن َيا إِاَّل َم َتا ُع ْال ُغر ِ َف َمنْ ُزحْ ِز َح َع ِن ال َّن
“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah
beruntung. Dan tidaklah kehidupan dunia, kecuali kesenangan yang menipu.” (QS Ali Imran: 185)
4. Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya adalah apabila
seseorang masuk ke dalam neraka.
Allah berfirman menceritakan ucapan orang-orang yang beriman,
ار
ٍ صَ ِين مِنْ أَ ْن َّ ار َف َق ْد أَ ْخ َز ْي َت ُه ۖ َو َما ل
َ ِلظالِم َ ك َمنْ ُت ْدخ ِِل ال َّن
َ َر َّب َنا إِ َّن
“Wahai Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh Engkau telah menghinakannya dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.” (QS
Ali Imran: 192)
6. Beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlas dalam beramal
karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlaslah yang akan bermanfaat di hari kiamat.
7. Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya bersegera dalam bertaubat dan beristighfar
dari dosa. Karena dosa adalah sebab semua bencana di akhirat.
8. Beriman kepada hari akhir mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar di atas
ketaatan kepada Allah dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan. Dan semua itu jauh lebih ringan
daripada adzab di akhirat.
9. Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat Islam dan Iman yang Allah berikan
kepadanya. Karena dengan sebab itulah Allah Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kebahagiaan
kepadanya di dunia dan di akhirat.
10. Mengingatkan seorang muslim akan bahayanya kekafiran, kesyirikan, dan kemunafikan. Di mana
ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.
11. Beriman kepada hari akhir akan mendorong seorang muslim untuk semangat berdakwah di jalan
Allah, mengajak saudara se-Islam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan mengajak orang
kafir untuk masuk Islam supaya terhindar dari adzab yang kekal.
12. Beriman kepada hari akhir mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa kepada Allah meminta
kebahagiaan akhirat.
Diantara do’a di dalam Al-Qur’an adalah,
َ َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآْل خ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ
ِ اب ال َّن
ار
“Wahai Rabb kami, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami
dari adzab neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)
“Ya Allah aku meminta kepada-Mu surga dan apa yang mendekatkan kepada surga baik ucapan
ataupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa yang mendekatkan kepada
neraka baik ucapan ataupun perbuatan.” (Hadist Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Akhirnya kita berdo’a kepada Allah, Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menetapkan hati kita di atas
agamanya, mengumpulkan kita semua di dalam surga dan menjaga kita semua dari api neraka.
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah