Anda di halaman 1dari 3

ISLAM RAHMATAL LIL ‘ALAMIN DAN HAK ASASI MANUSIA

Islam adalah agama yang menebarkan rahmat atau kasih sayang ke seluruh alam. Hal ini
disebutkan oleh Allah SWT di dalam al-Qur’an Surat Al-Anbiya’ ayat 107
َ‫ك إِال َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬
َ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا‬
“Dan tidaklah aku mengutusmu (Muhammad) kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh
alam”

Secara tekstual, ayat di atas dengan jelas menggambarkan bahwa kehadiran Islam tidak hanya
untuk Orang muslim saja, bahkan tidak hanya untuk manusia saja melainkan untuk semesta
alam. Semesta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seluruh; segenap; semuanya.
Sedangkan alam adalah segala yang ada di langit dan di bumi. Sehingga jika digabungkan,
maka semesta alam adalah seluruh yang ada di langit dan di bumi.

Di dalam Tafsir Al-Ibriz karya KH Bisyri Mushtofa menjelaskan


َ‫ك إِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل َعالَ ِمين‬
َ ‫ َو َما أَرْ َس ْلنَا‬Artinya: "Ingsun Allah ora ngutus marang siro Muhammad, kejobo
dadi rahmat tumerap sekabehane alam; (Saya tidak mengutus Muhammad, kecuali menjadi
rahmat bagi semua alam semesta"). Tidak hanya cukup disitu saja. Mbah Bisri Mustofa masih
memberikan penjelasan sebagai berikut: "Tanbihun: Kang tompo rohmat sebab wujude Nabi
Muhammad iku ora namung wong-wong mukmin yang shalih-shalih, nanging ugo wong-
wong kafir lan wong fajir. Jalaran naliko Kanjeng Nabi disawati watu dening kaume, naliko
Kanjeng Nabi ditekek lan disuki telethong denin kaume, lan liyo-liyone maneh upomo naliko
iku Kanjeng Nabi ora nyuwun marang Pengeran: Allahummahdi qaumi fainnahum la
ya'lamun. Menawi kaume wus ditumpes kabeh. Ono kang disirnaake, ana kang dibusek, dadi
kethek utowo dadi babi lan liya-liyane, koyo kaume Nabi-Nabi sak durunge Nabi
Muhammad".

Senada dengan tafsir Al-Ibriz, Imam At-Thobari juga menjelaskan hal yang sama dalam
tafsirnya.
‫ أجميع العالم الذي أرسل إليهم محمد أريد بها مؤمنهم وكافرهم؟ أم أريد بها أهل‬، ‫ثم اختلف أهل التأويل في معنى هذه اآلية‬
‫ عني بها جميع العالم المؤمن والكافر‬:‫اإليمان خاصة دون أهل الكفر؟ فقال بعضهم‬
“Para Ulama ahli ta’wil berbeda pendapat tentang makna ayat َ‫الَ ِمين‬xx‫ ةً لِّ ْل َع‬x‫ك إِاَّل َرحْ َم‬ َ ‫ ْلنَا‬x‫ا أَرْ َس‬xx‫و َم‬,
َ
apakah yang dimaksud dengan seluruh alam dimana Nabi Muhammad diutus kepada mereka,
apakah hanya orang-orang yang beriman saja? Ataukah termasuk orang-orang yang kafir?
Sebagian dari mereka menjawab: Maksud dari ayat tersebut adalah seluruh alam baik mu’min
atau kafir”

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, menuqil perkataan sahabat Ibnu Abbas
‫ول هللا‬xx‫ في ق‬، ‫اس‬xx‫ك إِال َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمينَ ) عن ابن عب‬
َ ‫ من آمن باهلل واليوم اآلخر ُكتب له الرحمة في الدنيا ( َو َما أَرْ َس ْلنَا‬:‫قال‬
‫ عوفي مما أصاب األمم من الخسف والقذف‬، ‫ ومن لم يؤمن باهلل ورسوله‬، ‫في كتابه واآلخرة‬
“Dari Ibnu Abbas r.a. dalam menjelaskan Firman Allah swt َ‫ َو َما أَرْ َس ْلنَاكَ إِال َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬Beliau
berkata : Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka wajib baginya rahmat di
dunia dan akhirat. Dan barang siapa tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya, maka
diampuni dari musibah sebagaimana musibah yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu
dari dibinasakan dan dilaknati.
Salah satu bentuk rahmah yang ditunjukkan oleh Islam kepada seluruh semesta adalah adanya
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia. Hak asasi manusia dalam kamus besar bahasa
Indonesia adalah hak yang dilindungi secara internasional (yaitu deklarasi PBB Declaration
of Human Rights), seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, hak untuk memiliki, hak untuk
mengeluarkan pendapat. Di dalam Undang-undang no 39 tahun 1999, setidaknya ada 8
macam hak asasi manusia, yaitu : Hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan pribadi,
hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, dan hak turut serta dalam pemerintahan.

Sebagai contoh, dalam permasalahan agama, Islam secara tegas tidak memaksakan seseorang
untuk memilih salah satu agama termasuk Islam.

Allah swt berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 256

َ ِ‫ك بِ ْالعُرْ َو ِة ْال ُو ْثقَ ٰى اَل انف‬


ۗ ‫صا َم لَهَا‬ ِ ‫اَل إِ ْك َراهَ فِي الدِّي ِن ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّ ْش ُد ِمنَ ْال َغ ِّي ۚ فَ َمن يَ ْكفُرْ بِالطَّا ُغو‬
َ ‫ت َوي ُْؤ ِمن بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْستَ ْم َس‬
‫َوهَّللا ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang salah. Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada tagut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Sahabat Ibnu Abbas menjelaskan asal-usul atau Asbabun Nuzul ayat tersebut

‫ وكان‬،‫ كان له ابنان نصرانيان‬،‫ نزلت في رجل من األنصار من بني سالم بن عوف يقال له الحصين‬:‫عن ابن عباس قال‬
‫ أال أستكرههما فإنهما قد أبيا إال النصرانية؟ فأنزل هللا فيه ذلك‬:‫ فقال للنبي صلى هللا عليه وسلم‬،‫هو رجال مسلما‬
“Diriwayatkan dari sahabat Ibnu ‘Abbas yang menyatakan bahwa ayat ini turun berkaitan
dengan seorang lelaki dari kalangan ansar bermarga Bani Salim bin Auf. Lelaki itu bernama
al-Hushain. Dia itu mempunyai dua anak beragama Kristen, sementara ia beragama Islam. Ia
bertanya pada Nabi, “Nabi, saya sudah memaksa keduanya (masuk Islam), tapi mereka hanya
mau memeluk agama Kristen. Bagaimana menurutmu?” Ayat ini pun turun berkaitan dengan
pertanyaan sahabat al-Hushain ini.”

Selain ayat di atas, Allah melalui Al-Qur’an juga menjelaskan tentang tidak ada paksaan
dalam beragama seperti Yunus ayat 99

‫ؤْ ِمنَ إِاَّل‬BBُ‫س أَنْ ت‬ َ َّ‫ض ُكلُّ ُه ْم َج ِمي ًعا أَفَأ َ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬
ٍ ‫انَ لِنَ ْف‬BB‫) َو َما َك‬99( َ‫اس َحتَّى َي ُكونُوا ُمؤْ ِمنِين‬ ِ ‫َولَ ْو شَا َء َر ُّب َك آَل َ َمنَ َمنْ ِفي اأْل َ ْر‬
)100( َ‫س َعلَى الَّ ِذينَ اَل يَ ْعقِلُون‬ َ ‫بِإ ِ ْذ ِن هَّللا ِ َويَ ْج َع ُل ال ِّر ْج‬
“Jikalau allah yang mengatur alam ini  berkehendak niscaya seluruh yang berada dibumi 
telah beriman kepadanya, maka apakah engkau akan memaksa umat manusia agar mereka
semua  beriman ( padahal allah tidak menghendakinya).”

Dua ayat ini saya kira cukup untuk menjelaskan bahwa Islam yang merupakan salah satu
agama dari beberapa agama yang telah ada pada saat itu, tidak pernah memaksakan seseorang
untuk masuk agama Islam. Agama adalah keyakinan, dan keyakinan datangnya dari hati.
Bagaimana mungkin seseorang bisa menjadikan salah satu agama yang merupakan
keyakinannya, dimana keyakinan tersebut bertentangan dengan hatinya?
Ini adalah salah satu bukti, bahwa Islam sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

Anda mungkin juga menyukai