Anda di halaman 1dari 35

URGENSI

DAKWAH
ISLAM
PANDANGAN TERHADAP ISLAM (1)
AGAMA YANG DIRIDHAI DI SISI ALLAH HANYALAH ISLAM
ِْ ‫ﱢﻳﻦ ِﻋْﻨ َﺪ اﻟﻠﱠ ِﻪ‬
‫اﻹ ْﺳ َﻼ ُم‬ َ ‫ﺪ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﱠ‬
‫ن‬ ِ‫إ‬
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
(TQS. Ali 'Imran, 3:19)

‫اﻹ ْﺳ َﻼ َم ِدﻳﻨًﺎ‬
ِْ ‫ﻴﺖ ﻟَ ُﻜﻢ‬
ُ ُ ََ
ِ ‫ور‬
‫ﺿ‬
Dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.
(TQS. Al-Ma'idah, 5:3)
PANDANGAN TERHADAP ISLAM (2)
WAJIB DIPELUK OLEH SELURUH UMAT MANUSIA SETELAH
DIUTUSNYA RASULULLAH SAW
‫ﻳﻦ‬ِ
‫ﺮ‬ ِ ‫اﳋ‬
‫ﺎﺳ‬ ْ ‫ﻦ‬ ِ ‫اﻹﺳ َﻼِم ِدﻳﻨًﺎ ﻓَـﻠَﻦ ﻳـ ْﻘﺒﻞ ِﻣْﻨﻪ وﻫﻮ ِﰲ ْاﻵ ِﺧﺮِة‬
‫ﻣ‬ ِْ ‫ﺮ‬ ‫ـ‬‫ﻴ‬ ‫ﻏ‬
َ ‫ﻎ‬
ِ ‫ﺘ‬ ‫ﺒ‬ ‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬‫و‬
َ َ َ َ ُ ُ
َ َ َ ُْ َ ْ َ ْ َ ْ َْ َ َ
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
(TQS Ali 'Imran, 3:85)
URGENSI
DAKWAH ISLAM
1. Tersebarnya dinul
Islam
2. Tercegahnya siksa
Allah
3. Teraihnya pahala
berlimpah
(1) TERSEBARNYA DINUL ISLAM

KONDISI JAHILIYAH
Kekufuran, kemusyrikan, kejahatan, kemaksiyatan, dll
BERGANTI DENGAN ISLAM
Tauhid, ketaatan, kebaikan, keadilan, kesejahteraan,
dll
DIALOG NAJASY DENGAN
JA’FAR BIN ABI THALIB
• An-Najasyi bertanya, “Apa sebenarnya agama
ini, sehingga kalian meninggalkan agama kaum
kalian dan tidak pula kalian masuk ke dalam
agamaku atau agama yang lainnya?”
• Ja’far bin Abi Thalib menjawab “Wahai Paduka,
kami dahulu adalah orang-orang jahiliyah. Kami
menyembah berhala, memakan bangkai,
melaksanakan perbuatan keji, memutus
silaturrahim, berbuat jelek kepada tetangga,
yang kuat menindas yang lemah dan kami tetap
berada dalam keadaan demikian, sampai Allah
mengutus kepada kami seorang Rasul yang
kami mengetahui nasabnya, kejujurannya,
keamanahannya dan sangat memelihara diri.
DIALOG NAJASY DENGAN
JA’FAR BIN ABI THALIB
• Dia mengajak kami agar beribadah hanya kepada
Allah dan meninggalkan patung-patung yang
disembah oleh nenek moyang kami.
• Dia juga memerintahkan kepada kami agar jujur
dalam berkata, menunaikan amanah,
menyambung silaturrahmi, meninggalkan
perbuatan keji, memelihara darah, beliau
melarang kami berbuat zina, berkata dusta,
memakan harta anak yatim, menuduh wanita
yang shalihah dengan perbuatan zina.
• Rasulullah juga memerintahkan kami untuk
beribadah kepada Allah semata dan
mengesakanNya, tidak menyekutukanNya
dengan sesuatu apapun, juga memerintahkan
kami agar mendirikan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan.
DIALOG NAJASY DENGAN
JA’FAR BIN ABI THALIB
• Maka kami membenarkannya,
beriman kepadanya, dan
mengikuti apa yang telah
diperintahkan Allah melalui
Rasul.
• Maka kami beribadah kepada
Allah semata dan tidak
menyekutukanNya sedikit pun.
• Kami menghalalkan apa yang
dihalalkannya dan
mengharamkan apa yang
diharamkannya.
DIALOG NAJASY DENGAN
JA’FAR BIN ABI THALIB
• Wahai Paduka, ketika kaum kami
mengetahui tentang apa yang kami
lakukan, mereka memusuhi kami, menyiksa
kami dengan siksaan yang berat dan
berusaha mengembalikan kami kepada
agama nenek moyang, dan agar kami
kembali menyembah berhala.
• Maka tatkala mereka terus menekan kami,
memaksa kami, akhirnya kami memilih
engkau dari yang lainnya dan kami sangat
berharap engkau berbuat baik kepada
kami dan tidak menzalimi kami.”
(Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam)
DARI KEGELAPAN MENUJU CAHAYA ISLAM

ِ ‫اﻟﺮ ۚ◌ ﻛِﺘﺎب أَﻧْـﺰﻟْﻨَﺎﻩ إِﻟَﻴﻚ ﻟِﺘﺨﺮِج اﻟﻨﱠﺎس ِﻣﻦ اﻟﻈﱡﻠُﻤ‬


‫ﺎت إِ َﱃ اﻟﻨﱡﻮِر‬ َ َ َ َ ُْ َ ْ ُ َ ٌ َ
ِ ‫اﳊ ِﻤ‬
‫ﻴﺪ‬ ِ ‫ﺑِِﺈ ْذ ِن رﱢﻬﺑِﻢ إِ َ ٰﱃ ِﺻﺮ‬
َْ ‫اط اﻟْ َﻌ ِﺰﻳ ِﺰ‬َ ْ َ
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu
supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
(TQS. Ibrahim, 14:1)
BANGUN DAN BERDAKWAH
ِ
‫ ﻗُ ْﻢ ﻓَﺎَﻧْﺬ ْري‬.‫ﻳَﺎَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟْ ُﻤ ﱠﺪﺛـﱢُﺮ‬
Wahai orang yang berkemul (berselimut)!
bangunlah, lalu berilah peringatan!
(TQS. Al-Muddassir, 74:1-2)
BANGUN DAN BERDAKWAH
Wahai orang yang menyelimuti dirinya dengan kain selimutnya,
bangkitlah dari tempat tidurmu, lalu peringatkanlah manusia
dari azab Allah.
(Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia)

Surat ini dimulai dengan pemberian tanggung jawab kepada


Nabi SAW untuk bangkit berdakwah dan menyampaikan
dengan sungguh-sungguh.
(An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi)
• Jika setelah menerima wahyu,
Baginda Muhammad SAW diam
tidak berdakwah?
• Jika setelah menerima dakwah
Nabi SAW, Abu Bakar tidak
mendakwahi sahabat-
sahabatnya, seperti Zubair bin
Awwam, Utsman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, al-Arqam
bin Abu al-Arqam, dll?
• Jika setelah baginda Nabi SAW
APA YANG wafat, para sahabat dan kaum
TERJADI? muslimin diam tidak
menyebarkan dakwah Islam?
APA YANG TERJADI?

Jika saat ini, kita tidak berdakwah dan


membiarkan keterpurukan umat serta
kejahiliyahan modern terus berlangsung dalam
bingkai kapitalisme dan komunisme?
• Setiap Muslim yang
mementingkan urusan agamanya
harus mengetahui bahwa satu ayat
ataupun satu hadis yang
dibacanya bukanlah dimaksudkan
untuk dirinya semata, tetapi juga
ditujukan untuk seluruh umat
manusia.
• Bahkan, kalaupun seruan Allah itu
ditujukan kepada Rasulullah SAW,
maka hakikatnya ia ditujukan bagi
seluruh umatnya, selama tidak ada
BUKAN HANYA dalil yang menyatakan bahwa
UNTUK DIRI seruan tersebut khusus untuk
beliau.
SENDIRI
• Oleh karena itu, ketika Allah SWT
memerintahkan seorang Muslim
untuk beriman, maka perintah itu
berlaku bagi dirinya dan yang
lainnya.
• Ketika Allah SWT memerintahkan
seorang Muslim untuk hanya
menyembah-Nya, maka perintah
itu berlaku untuk dirinya dan yang
lainnya.
• Demikian pula, ketika Allah SWT
memerintahkan seorang Muslim
BUKAN HANYA
untuk hanya berhukum dengan
UNTUK DIRI hukum Allah, maka perintah itu pun
SENDIRI berlaku bagi dirinya dan yang
lainnya.
URGENSI DAKWAH YANG PERTAMA
TERSEBARNYA DINUL ISLAM
Mengeluarkan manusia dari kegelapan (kehidupan jahiliyah)
menuju cahaya Islam
Menancapkan keimanan dalam dada manusia dan mengikatkan
manusia dengan syariat Islam
Menyelamatkan manusia dan membahagiakan mereka di dunia
dan akhirat
(2) TERCEGAHNYA
SIKSA ALLAH

،‫ف‬ ِ ‫واﻟﱠ ِﺬي ﻧَـ ْﻔ ِﺴﻲ ﺑِﻴ ِﺪ ِﻩ ﻟَﺘﺄْﻣﺮ ﱠن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮو‬


ُْْ َ ُُ َ َ ْ ْ َ
،‫َوﻟَﺘَـْﻨـ َﻬ ُﻮ ﱠن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ‬
‫ﺚ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻋ َﻘﺎﺑًﺎ‬ ‫ﻌ‬ ‫ـ‬
َ َ َْ ُ‫ﺒ‬‫ـ‬‫ﻳ‬ ‫ن‬ْ َ
‫أ‬ ‫اﷲ‬ ‫ﻦ‬
‫ﱠ‬ ‫ﻜ‬
َ ِ
‫ﺷ‬ ‫أ َْو ﻟَﻴُـ ْﻮ‬
‫ﺎب ﻟَ ُﻜ ْﻢ‬ ‫ﺠ‬ ‫ﺘ‬‫ﺴ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻼ‬ ‫ﻓ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻧ‬‫ﻮ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺗ‬ ‫ﰒ‬
‫ُﱠ‬ ، ‫ﻪ‬ ‫ﻨ‬ ِ
‫ﻣ‬
ُ َ َ ْ ُ َ َ َُ ْ ُ ْ َ ُ ْ
“Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-
Nya, hendaklah kalian bersungguh-sungguh
menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah
kemunkaran, atau Allah akan menimpakan
siksaan kepada kalian dari sisi-Nya,
kemudian kalian berdo’a kepada-Nya tetapi
Dia tidak mengabulkan do’a kalian.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2169)
MENCEGAH KAPAL TENGGELAM
Dari An Nu’man bin Basyir RA, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda,
، ‫اﺳﺘَـ َﻬ ُﻤﻮا َﻋﻠَﻰ َﺳ ِﻔﻴﻨَ ٍﺔ‬ ‫م‬ٍ‫ود اﻟﻠﱠ ِﻪ واﻟْﻮاﻗِ ِﻊ ﻓِﻴﻬﺎ َﻛﻤﺜ ِﻞ ﻗَـﻮ‬ ِ ‫ﻣﺜﻞ اﻟْ َﻘﺎﺋِ ِﻢ ﻋﻠَﻰ ﺣ ُﺪ‬
ْ ْ ََ َ َ َ ُ َ ُ ََ
‫َﺳ َﻔﻠَ َﻬﺎ‬
ْ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ أ‬
ُ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ أ َْﻋﻼَ َﻫﺎ َوﺑَـ ْﻌ‬
ُ ‫ﺎب ﺑَـ ْﻌ‬
َ ‫َﺻ‬َ ‫ﻓَﺄ‬
Perumpamaan orang yang menetapi hukum-hukum Allah dan
menjaganya adalah bagaikan suatu kaum yang menumpang kapal.
Sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah
kapal tersebut.
MENCEGAH KAPAL TENGGELAM

‫اﺳﺘَـ َﻘ ْﻮا ِﻣ َﻦ اﻟْ َﻤ ِﺎء َﻣﱡﺮوا َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻦ‬ ْ ‫ا‬ ‫ذ‬


َ ِ
‫إ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻬ‬ِ‫ﻠ‬
َ ْ ‫ﻔ‬
َ ‫َﺳ‬
‫أ‬ ‫ﰱ‬ِ ‫ﻳﻦ‬
َ
ِ
‫ﺬ‬ ‫ﱠ‬‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ن‬
َ ‫ﺎ‬‫ﻜ‬َ ‫ﻓ‬
َ
‫ﺼﻴﺒِﻨَﺎ َﺧ ْﺮﻗًﺎ َوَﱂْ ﻧـُ ْﺆِذ َﻣ ْﻦ ﻓَـ ْﻮﻗَـﻨَﺎ‬
ِ َ‫ﻓَـﻮﻗَـﻬﻢ ﻓَـ َﻘﺎﻟُﻮا ﻟَﻮ أَﻧﱠﺎ ﺧﺮﻗْـﻨَﺎ ِﰱ ﻧ‬
ََ ْ ُْ ْ
Orang-orang yang berada di bagian bawah jika ingin
mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di
atasnya. Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja
sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.”
َِ ‫ﻓَِﺈ ْن ﻳـْﺘـﺮُﻛﻮﻫﻢ وﻣﺎ أَرادوا ﻫﻠَ ُﻜﻮا‬
، ‫ﲨ ًﻴﻌﺎ‬ َ ُ َ ََ ْ ُ ُ َ
‫َﺧ ُﺬوا َﻋﻠَﻰ أَﻳْ ِﺪﻳ ِﻬ ْﻢ َﳒَ ْﻮا َوَﳒَ ْﻮا‬
َ ‫َوإ‬
‫أ‬ ‫ن‬
ْ ِ
‫ﲨ ًﻴﻌﺎ‬َِ
Seandainya orang-orang di atas
membiarkan orang-orang di bawah
menuruti kehendaknya, niscaya semuanya
akan binasa. Namun, jika orang-orang
bagian atas melarang orang-orang bagian
bawah berbuat demikian, niscaya mereka
selamat dan selamat pula semua
MENCEGAH
penumpang kapal itu.” KAPAL
(HR. Bukhari no. 2493) TENGGELAM
SHALAT, DAKWAH DAN SABAR
‫اﺻِ ْﱪ َﻋﻠَ ٰﻰ َﻣﺎ‬ ِ ِ ِ ِ ْ ِ ِ
ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ ‫ﲏ أَﻗ ﱠ‬
‫و‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻜ‬
َ ‫ﻨ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻟ‬
ْ ‫ا‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻧ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫وف‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻟ‬
ْ ‫ﺎ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻣ‬‫أ‬‫و‬ ‫ة‬‫ﻼ‬‫ﺼ‬ ‫اﻟ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻳَﺎ ﺑـُ َﱠ‬
‫ﻚ ِﻣ ْﻦ َﻋ ْﺰِم ْاﻷ ُُﻣﻮِر‬َ
ِ‫أَﺻﺎﺑﻚ ۖ◌ إِ ﱠن َٰذﻟ‬
َََ
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar
dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya
yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
(TQS. Luqman, 31:17)
URGENSI DAKWAH YANG KEDUA
TERCEGAHNYA SIKSA ALLAH
Diam terhadap kemunkaran menyebabkan datangnya siksa
dan tidak terkabulnya doa.
Diam terhadap kemunkaran, semua akan tenggelam (binasa).
Dakwah itu kewajiban seperti halnya shalat dan sabar.
KETIKA MELIHAT KEMUNKARAN

‫ ﻓَِﺈ ْن‬،‫ ﻓَِﺈ ْن َﱂْ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَﺒِﻠِ َﺴﺎﻧِِﻪ‬،‫َﻣ ْﻦ َرأَى ِﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ ُﻣْﻨ َﻜًﺮا ﻓَـ ْﻠﻴُـﻐَﻴﱢـ ْﺮﻩُ ﺑِﻴَ ِﺪ ِﻩ‬
‫ﻒ اْ ِﻹ ْﳝﺎَ ِن‬ ‫ﻌ‬ ‫َﺿ‬‫أ‬ ‫ﻚ‬ ِ‫ و َذﻟ‬،‫َﱂ ﻳﺴﺘ ِﻄﻊ ﻓَﺒِ َﻘ ْﻠﺒِ ِﻪ‬
ُ َْ َ َ ْ َْ َ ْ
Barangsiapa diantara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia
merubah dengan tangannya, jika tidak mampu lakukanlah dengan
lisannya, dan jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya. Itulah
selemah-lemah iman.
(HR. Muslim)
A. Lebih baik dari dunia dan
isinya
B. Mendapat pahala tanpa
mengurangi pahala yang
melakukan
C. Mendapat kiriman pahala
tak terhingga
(3) D. Didoakan penduduk langit
TERAIHNYA dan bumi
PAHALA E. Dikumpulkan bersama
BERLIMPAH para Nabi yang mulia
(A) LEBIH BAIK DARI DUNIA DAN ISINYA

‫ﻚ‬ ِ ِ
َ َ ٌ ْ َ ً ُ َ َ ْ َ َ ََ ُ َ ْ َ ْ َ ‫ﻳَﺎ َﻋﻠ ﱡ‬
‫ﻟ‬ ‫ﺮ‬‫ـ‬ ‫ﻴ‬‫ﺧ‬ ‫ﻼ‬ ‫ﺟ‬ ‫ر‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫اﷲ‬ ‫ي‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻬ‬ ‫ـ‬ ‫ﻳ‬ ‫ن‬َ‫ﻷ‬ ،‫ﻲ‬
‫ﺲ‬ ‫ﱠﻤ‬‫ﺸ‬ ‫اﻟ‬ ِ ‫ِﳑﱠﺎ ﻃَﻠَﻌﺖ ﻋﻠَﻴ‬
‫ﻪ‬
ُ ْ َْ ْ َ
“Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT memberikan hidayah
seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih
bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya
(lebih baik dari dunia dan isinya).
(HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak)
(B) MENDAPAT PAHALA TANPA MENGURANGI
PAHALA YANG MELAKUKAN

‫ُﺟ ْﻮِر َﻣ ْﻦ‬ ‫أ‬ ‫ﻞ‬ِْ ‫ َﻛﺎ َن ﻟَﻪ ِﻣﻦ اْﻷَﺟ ِﺮ‬،‫ﻣﻦ دﻋﺎ إِ َﱃ ﻫ ًﺪى‬
‫ﺜ‬ ‫ﻣ‬
ُ ُ ْ َ ُ ُ ََ َْ
‫ُﺟ ْﻮِرِﻫ ْﻢ َﺷْﻴﺌًﺎ‬
‫أ‬ ‫ﻦ‬ ِ‫ﻚ‬
‫ﻣ‬ ِ‫ ﻻَ ﻳـْﻨـ ُﻘﺺ ذﻟ‬،‫ﺗَﺒِﻌﻪ‬
ُ ْ َ ُ َ َُ
Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka
dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-
pahala mereka. (HR. Muslim)
(C) MENDAPAT ALIRAN PAHALA TAK
TERHINGGA

‫ﺻ َﺪﻗٍَﺔ َﺟﺎ ِرﻳٍَﺔ‬


َ ْ ‫ﻦ‬ ِ ‫اﻹﻧْﺴﺎ ُن اﻧْـ َﻘﻄَﻊ ﻋﻤﻠُﻪ إِﱠﻻ ِﻣﻦ ﺛََﻼﺛٍَﺔ‬
‫ﻣ‬ ْ ُ ََ َ َ
ِْ ‫ﺎت‬
َ ‫ﻣ‬َ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬
‫ﺻﺎﻟِ ٍﺢ ﻳَ ْﺪﻋُﻮ ﻟَ ُﻪ‬ ٍ َ‫و ِﻋ ْﻠ ٍﻢ ﻳـْﻨﺘـ َﻔﻊ ﺑِِﻪ ووﻟ‬
‫ﺪ‬
َ ََ ُ َ ُ َ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah
amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu
yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim)
(D) DIDOAKAN PENDUDUK LANGIT
DAN BUMI
‫ﲔ َﺣ ﱠﱴ اﻟﻨ ْﱠﻤﻠَﺔَ ِﰲ‬ ‫ﺿ‬ ِ ‫إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪ وﻣ َﻼﺋِ َﻜﺘﻪ وأَﻫﻞ اﻟ ﱠﺴﻤﻮ‬
ِ ‫ات و ْاﻷَر‬
َ َ َ َ َ َ ْ َ َُ ََ َ
‫اﳋَْﻴـَﺮ‬
ْ ‫ﱠﺎس‬ ِ ‫ﺼﻠﱡﻮ َن َﻋﻠَﻰ ُﻣ َﻌﻠﱢ ِﻢ اﻟﻨ‬
َ ُ َ ُ َ َ َ ‫ُﺟ ْﺤ‬
‫ﻴ‬َ‫ﻟ‬ ‫ﻮت‬ ‫اﳊ‬
ْ ‫ﱴ‬
‫ﱠ‬ ‫ﺣ‬ ‫و‬ ‫ﺎ‬‫ﻫ‬ِ
‫ﺮ‬
“Sesungguhnya Allah, para malaikat Nya, penduduk langit dan
bumi sampai pun semut di sarangnya dan ikan di lautan turut
mendoakan kebaikan untuk orang yang mengajarkan kebaikan
kepada manusia.”(HR. Tirmidzi)
• Para Nabi dan Rasul, mereka
mendapatkan kemuliaan dari Allah
karena melaksanakan tugas
dakwah, menyampaikan risalah
Allah kepada manusia.
• Para Nabi dan Rasul, mereka
ditempatkan pada derajat yang
tinggi pun karena melakukan tugas
dakwah.
• Oleh karena itu, dakwah adalah
amalan yang harus kita laksanakan
agar kita mendapatkan kemuliaan
dan derajat yang tinggi di sisi Allah,
(E) DIKUMPULKAN juga berkumpul bersama para Nabi
BERSAMA PARA dan Rasul yang mulia, khususnya
NABI YANG MULIA Baginda Nabi Muhammad SAW.
• Jika kita sadar, dosa kita sangat
banyak. Permintaan ampunan
kepada Allah belum tentu
dikabulkan. Orang yang kita ajak
kedalam kemaksiyatan juga sangat
banyak, maka dakwah Islam adalah
amalan yang harus kita lakukan.
• Kenapa? Karena kita butuh pahala
yang banyak untuk menutupi dosa-
dosa kita. Kita juga butuh doa-doa
dari seluruh penduduk langit dan
bumi, sehingga Allah ridha kepada
SADAR DIRI kita, memberi ampunan kepada kita,
BANYAK dan memasukkan kita ke dalam
surga tanpa mampir dulu ke dalam
DOSA neraka.
MENJADI UMAT TERBAIK DENGAN DAKWAH

ِ ‫ﺎس ﺗَﺄْﻣﺮو َن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ‬


‫وف َوﺗَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ‬ ِ ‫ﱠ‬
‫ﻨ‬ ‫ﻠ‬ِ‫ُﻛْﻨﺘﻢ ﺧﻴـﺮ أُﱠﻣ ٍﺔ أُﺧ ِﺮﺟﺖ ﻟ‬
ُْ َ ُُ ْ َ ْ ََْ ْ ُ
‫اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوﺗُـ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ‬
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
(TQS. Ali Imron, 3:110)
• Dakwah hakikatnya adalah
upaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan
ketertarikan.
• Menyeru seseorang pada agama
Islam maknanya adalah Anda
berupaya untuk menumbuhkan
kecenderungan dan
ketertarikan pada apa yang
Anda serukan, yakni Islam.
• Karenanya, dakwah Islam tidak
hanya terbatas pada aktivitas
lisan saja, tetapi mencakup
seluruh aktivitas-lisan atau
DAKWAH DAN perbuatan-yang ditujukan dalam
rangka menumbuhkan
KETELADANAN kecenderungan dan
(1) ketertarikan pada Islam.
• Dengan demikian, dakwah
Islam dijalankan melalui
aktivitas lisan (lisân al-hâl)
dan aktivitas perbuatan (lisân
al-maqâl).
• Komitmen seorang Muslim
dengan dakwah Islam
mengharuskan dirinya untuk
memberikan "contoh hidup"
dari apa yang diserukannya
melalui lisannya, sekaligus
DAKWAH DAN memberi gambaran Islam
sejati melalui keterikatannya
KETELADANAN secara benar dengan Islam
(2) itu sendiri.
(Dakwah Islam, Ahmad Mahmud)
URGENSI
DAKWAH
ISLAM
1. Tersebarnya
agama
2. Tercegahnya
siksa
3. Teraihnya pahala

Anda mungkin juga menyukai