Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

REFLEKSI PEMBACAAN, PEMAHAMAN, DAN PENGAMALAN


TERHADAP AL-QUR’AN
Disusun Guna Memenuhi

Tugas Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu: Mohamad Mizan Sya’roni, M.Ag

Kelompok 14:

1. Ika Siti Masitoh


2. Nike Nur’aini
3. Sinta Santika Darma Sari

EKONOMI SYARIAH KELAS C


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang sangat indah.

Dengan rahmat dan hidayah dari Allah SWT, penulis akhirnya dapat merasa sangat bersyukur
karena telah menyelesaikan tugas makalah tentang Refleksi Pembacaan, Pemahaman, dan Pengamalan
terhadap Al-Quran dengan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an. Dalam
makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan refleksi Al-Qur’an terhadap diri seseorang untuk
memperbaiki akhlak buruk menjadi akhlak mulia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami dilain waktu.

Cirebon, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
A. Pembacaan Terhadap Al-Qur’an..........................................................................................3
B. Pemahaman Terhadap Al-Qur’an.........................................................................................5
1. Al-Qur’an Menurut Bahasa...............................................................................................5
2. Al-Qur’an Menurut Istilah................................................................................................5
3. Nama dan Sifat Al-Qur’an................................................................................................6
4. Fungsi Al-Qur’an..............................................................................................................7
C. Pengamalan Terhadap Al-Qur’an.........................................................................................9
1. Pengertian..........................................................................................................................9
2. Contoh perilaku yang menunjukan pengamalan iman kepada Al-Quran.......................10
3. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dapat dimulai dari hal-hal kecil........11
BAB III..........................................................................................................................................12
PENUTUP.....................................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan pedoman, petunjuk bagi umat Islam baik dalam kehidupan
di dunia lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti. Maka setiap mukmin yang
mempercayai Al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab suci
itu. Diantaranya kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajari dan
mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan Al-Qur’an adalah kewajiban suci lagi mulia.
Belajar Al-Qur’an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin dan harus dimulai
semenjak kecil.
Dalam membaca Al-Qur’an tentunya tidak lepas dari yang namanya ilmu tajwid,
karena ilmu tajwid termasuk ilmu terpenting yang harus diketahui setiap muslim. Tanpa
memahami ilmu ini seorang muslim pasti kesulitan dan melakukan banyak kesalahan
dalam membaca Kitabullah, Al-Qur’an. Agar kegiatan membaca kita minim dari
kesalahan kita harus mengetahui ilmu tajwid dengan cara mempelajarinya. Karena itulah
ilmu ini selalu dipelajari secara antusias oleh setiap generasi muslim, secara turun
temurun.
Pada era globalisasi ini, pemahaman terhadap kitab suci menggunakan
pendekatan yang bermacam-macam.1 Pada pola interaksi dalam Alquran terdapat dua
model interaksi umat Islam dengan Alquran. Pertama, model interaksi melalui
pendekatan atau kajian teks. Cara itu telah lama dilakukan oleh para ulama klasik
maupun kontemporer yang kemudian menghasilkan beberapa produk kitab tafsir.
Sedangkan model kedua adalah dengan mencoba secara langsung berinteraksi
memperlakukan dan menerapkan Alquran secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.2
Al-Qur’an mempunyai sekian banyak fungsi, diantaranya adalah menjadi bukti
kebenaran Nabi Muhammad SAW. Walaupun al-Qur’an menjadi bukti kebenaran Nabi
Muhammad, tetapi fungsi utamanya adalah menjadi petunjuk untuk seluruh umat
manusia.3 Al-Qur’an memang sebagai hidayah (petunjuk) bagi manusia dalam mengelola
hidupnya di dunia.

B. Rumusan Masalah

1
Hitami, Pengantar Study Alqur’an…., p. 3.
2
Sahiron Syamsuddin, Metodologi penelitian Living Quran dan Hadist (Yogyakarta: TH-Press dan Penerbit Teras,
2007) p. 12
3
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung,
Mizan, 1994) p. 27

1
1. Bagaimana tata cara pembacaan Al-Qur'an dengan baik?
2. Bagaimana cara memahami makna Al-Qur'an dengan baik?
3. Apa saja hal terkait dalam pengamalan Al-Qur'an?

C. Tujuan

1. Untuk mengenal dan memahami tata cara pembacaan Al-Qur’an.


2. Untuk memahami makna Al-Qur’an dengan baik.
3. Untuk memahami dan mempratekkan pengamalan terhadap Al-Qur’an.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembacaan Terhadap Al-Qur’an

Secara leksikal, kata qur’ân mengandung arti “bacaan” dan baru pada
perkembangan kemudian dianggap merujuk kepada arti “teks yang dibaca”
Secara leksikal, kata qur’ân mengandung arti “bacaan” dan baru pada
perkembangan kemudian dianggap merujuk kepada arti “teks yang dibaca”. Al-Qur’an
kerap menyebut dirinya sebagai kitâb, yang secara leksikal berarti “tulisan” dan
kemudian dianggap mengandung arti “tulisan berupa buku”.Dengan demikian, makna
penting membaca dan menulis kitab wahyu telah ditekankan sejak awal permulaan Islam,
dan melekat kuat pada kata benda yang mencerminkan arti al-Qur’an. Al-Qur’an adalah
sebuah dokumen untuk umat manusia. Bahkan Kitab ini sendiri menamakan dirinya
sebagai “hudan li al-nâs”, petunjuk bagi manusia (QS. 2: 185). Kata “qur’ân” adalah
bentuk participle dari kata qara’a, membaca. Dalam kata “qur’ân” itu sendiri, akar kata
qa-ra-’a memiliki pengertian lebih dari sekedar membaca,karena tidak mensyaratkan
adanya sebuah teks tertulis ketika pertama kali mengucapkan wahyu yang ia terima. Oleh
karena itu, ayat 16-18 dari surat al-Qiyamah mengatakan: “Janganlah kamu
menggerakkan lidahmu untuk(membaca) al-Qur’an karena hendak cepat-cepat
menguasainya.Tanggung-jawab Kami-lah untuk mengumpulkannya (di dadamu)
dan(membuatmu pandai) membacanya (qur’anah). Apabila Kami telah selesai
membacakannya, maka ikutilah bacaannya”.4
Pada 17 Ramadhan sejarah Islam terukir akan malam pertama turunnya ayat Al-
Qur’an. Kejadian ini membuat kita berpikir menakjubkan karena kitab suci Al-Qur’an
dimulai dengan perintah membaca, iqra’ bismi rabbikallazi khalaq (bacalah dengan
menyebut nama Tuhan-Mu yang telah menciptakan).(Mulia 2019)
Hal ini membuat kita bertanya-tanya, mengapa tidak dimulai dengan perintah
menyembah Tuhan? Bukankah ini benar adanya kitab suci dari Tuhan? Para mufassir
berpendapat bahwa hal itu dimaksudkan agar umat Islam dalam menjalankan agama
selalu didasarkan pada pikiran kritis dan rasional. Sebab, Islam adalah agama yang vokal
bicara tentang bahayanya taqlid buta (mengamalkan suatu ajaran tanpa mengerti makna
dan hakikatnya); Islam juga bicara tentang buruknya bid’ah, takhayul dan khurafat
(segala sesuatu yang tidak punya dasar yang jelas dalam agama). Itulah mengapa banyak
ayat Al-Quran ditutup dengan ungkapan afala ta’qilun (mengapa kamu tidak berpikir?),
atau afala tatadabbarun (mengapa kamu tidak meneliti?) dan berbagai ungkapan lain
yang semakna. Intinya, Allah swt selalu mengingatkan manusia agar selalu kritis dan
menggunakan akal sehat dalam semua aspek kehidupan, tak terkecuali dalam aspek
keagamaan. Al-Qur’an dengan redaksi beragam mengajak manusia berpikir kritis dan
bersikap rasional dalam merespons segala hal, kecuali hal yang berkaitan dengan Zat
4
Moh. Slamet Untung, “Pembacaan Al-Qur’an menurut Mohammed Arkoun”, Diakses dari
https://www.researchgate.net/publication/320874880_PEMBACAAN_AL-QUR
%27AN_MENURUT_MOHAMMED_ARKOUN , pada tanggal 10 November 2021 pukul 15.47

3
Allah. Pengetahuan tentang zat Allah mustahil dijangkau oleh pikiran. Manusia tidak
perlu repot-repot memikirkan tentang Tuhan, manusia justru dihimbau memikirkan
makhluk Allah, baik di langit, di bumi, maupun diri manusia sendiri. (QS. ar-Rum, 30:42;
Ali Imran, 190-191; ad-Dukhan, 38-39 dan ar-Rad, 3). Sejumlah ayat mengarahkan agar
bacaan umat Islam bukan hanya terbatas pada ayat-ayat qauliyyah dalam bentuk aktivitas
tadarusan yang menjadi marak hanya di bulan Ramadhan. Akan tetapi, sangat dihimbau
agar membaca ayat-ayat kauniyah (fenomena alam). Faktor penyebab kemunduran
peradaban Islam adalah karena umat Islam meninggalkan tradisi keilmuan berupa
ketekunan melakukan riset dan pengkajian terhadap ilmu-ilmu alam sebagaimana
dikembangkan para ilmuwan Muslim abad ke-9 sampai akhir abad ke-12. Sejak saat itu,
umat Islam umumnya terbelenggu dalam bid’ah dan khurafat, serta terpasung dalam
tradisi taqlid buta. Kemudian umat Islam juga memahami ajaran Al-Qur’an sebatas
aturan legal-formal, bukan lagi sebagai kitab suci yang menginspirasikan upaya-upaya
profetik demi membebaskan manusia dari kebodohan dan ketidakadilan, seperti diajarkan
dan dipraktikkan secara cerdas oleh Rasul saw. Para filsuf Muslim menyejajarkan fungsi
akal manusia dengan fungsi Nabi. Keduanya berfungsi memberi penerangan dan
pencerahan kepada manusia agar terhindar dari kebodohan, ketidakadilan, dan
kebiadaban (QS, al-Maidah, 5:15-16).5
Dengan membaca Al-Qur'an, pemahaman dan penghayatan akan makin
meningkat sehingga pola hidup terarah seperti disiplin dan kejujuran juga akan tercipta.
(Anon 2021)
Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar
Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan
ayat-ayat Al-Qur’an, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan,
dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar. Penurunan depresi, kesedihan,
memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh
umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Laporan sebuah
penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada
tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai
97% bagi mereka yang mendengarkannya. (PG-PAUD Universitas Pahlawan 2015)
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki
Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh
besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat
memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan
Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an
memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ). Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan
apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang
agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204). 6

5
Prof. Dr. Musdah Mulia, “Membaca Al-Qur’an Secara Kritis dan Rasional”, Diakses dari
https://www.jurnalperempuan.org/wacana-feminis/membaca-alquran-secara-kritis-dan-rasional , pada 13
November 2021
6
PG-PAUD Universitas Pahlawan, “Pengaruh Bacaan Al-Qur’an Pada Tubuh Manusia”, Diakses dari
https://pgpaud.universitaspahlawan.ac.id/pengaruh-bacaan-alquran-pada-tubuh-manusia/ , pada 13 November
2021

4
B. Pemahaman Terhadap Al-Qur’an

1. Al-Qur’an Menurut Bahasa

Secara bahasa diambil dari kata: ‫ وقرانا‬-‫ قراة‬-‫ يقرا‬- ‫ قر ا‬yang berarti sesuatu yang
dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk membaca Al-
Qur’an. Al-Qur’an juga bentuk mashdar dari ‫راة‬SS‫ الق‬yang berarti menghimpun dan
mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab seolah-olah Al-Qur’an menghimpun beberapa
huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar. Oleh karena itu,
Al-Qur’an harus dibaca dengan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat hurufnya,
juga dipahami, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan apa yang dialami
masyarakat untuk menghidupkan Al-Qu’an baik secara teks, lisan ataupun budaya.
Menurut M. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara harfiyah berarti bacaan yang
sempurna.7 Ia merupakan suatu nama pilihan Allah yang tepat karena tiada suatu bacaan
pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi
Al-Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia. Allah berfirman “Sesungguhnya Kamilah yang
menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami pula yang memeliharaNya.” (Al-Hijr 15:9).8

2. Al-Qur’an Menurut Istilah

Al-Qur’an menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW,
dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan.
Menurut Andi Rosa Alquran merupakan qodim pada makna-makna yang bersifat doktrin
dan makna universalnya saja, juga tetap menilai qodim pada lafalnya. Dengan demikian
Alquran dinyatakan bahwasannya bersifat kalam nafsi berada di Baitul Izzah (al-sama’
al-duniya), dan itu semuanya bermuatan makna muhkamat yang menjadi rujukan atau
tempat kembalinya ayat-ayat mutasyabihat, sedangkan Alquran diturunkan ke bumi dan
diterima oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir, merupakan kalam lafdzi
yang bermuatan kalam nafsi, karena tidak mengandung ayat mutasyabihat, tetapi juga
ayat atau maknanya bersifat muhkamat.9

Sementara menurut para ahli ushul fiqh Alquran secara istilah adalah:

“Alquran adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul (yaitu Nabi
Muhammad SAW), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada
kita secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah An-Nas”.

7
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), p.3
8
Anshori, Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), p.17
9
4Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media),...p. 262 5 Anshori,
Ulumul Quran, (Jakarta: Rajawali Press, 2013),...p.18 6 Andi Rosa, Tafsir Kontemporer, (Banten: Depdikbud Banten
Press, 2015)

5
Berdasarkan definisi di atas, maka setidaknya ada lima faktor penting yang menjadi
faktor karakteristik Alquran, yaitu:

1. Alquran adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan mMalaikat Jibril
(dia hanya penyampai wahyu dari Allah), bukan sabda Nabi Muhammad SAW. (beliau
hanya penerima wahyu Alquran dari Allah), dan bukan perkataan manusia biasa, mereka
hanya berkewajiban mengamalkannya.

2. Alquran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak diberikan kepada
Nabi-nabi sebelumnya. Kitab suci yang diberikan kepada para nabi sebelumnya bukan
bernama Alquran tapi memiliki nama lain; Zabur adalah nama kitab yang diberikan
kepada Nabi Daud, Taurat diberikan kepada Nabi Musa, dan Injil adalah kitab yang
diberikan kepada Nabi Isa as

3. Alquran adalah mukjizat, maka dalam sepanjang sejarah umat manusia sejak awal
turunnya sampai sekarang dan mendatang tidak seorangpun yang mampu menandingi
Alquran, baik secara individual maupun kolektif, sekalipun mereka ahli sastra bahasa dan
sependek-pendeknya surat atau ayat.

4. Diriwayatkan secara mutawatir artinya Alquran diterima dan diriwayatkan oleh


banyak orang yang secara logika mereka. mustahil untuk berdusta, periwayatan itu
dilakukan dari masa ke masa secara berturut-turut sampai kepada kita.

5. Membaca Alquran dicatat sebagai amal ibadah. Di antara sekian banyak bacaan,
hanya membaca Alquran saja yang di anggap ibadah, sekalipun membaca tidak tahu
maknanya, apalagi jika ia mengetahui makna ayat atau surat yang dibaca dan mampu
mengamalkannya. Adapun bacaam-bacaan lain tidak dinilai ibadah kecuali disertai niat
yang baik seperti mencari Ilmu.8 Jadi, pahala yang diperoleh pembaca selain Alquran
adalah pahala mencari Ilmu, bukan substansi bacaan sebagaimana dalam Alquran.

3. Nama dan Sifat Al-Qur’an

Alquran mempunyai banyak nama yang kesemuanya menunjukan ketinggian peran dan
kedudukannya. Dengan kata lain, Alquran merupakan kitab samawi yang paling mulia.
Di antara nama-nama Alquran adalah: al-Furqan, at-Tanzil, adz-Dzikr al-Kitab. Selain
itu, alquran juga memiliki beberapa sifat yang mulia seperti, nur, hudan, rahmah, syifa,
mau’izah, aziz, mubarak, basyir, nadzir, dan semacamnya.

1. Dinamakan Alquran sebagaimana QS. Al-Isra [17]: (9)


٩ ‫ت اَ َّن لَهُ ْم اَجْ رًا َكبِ ْير ًۙا‬ ّ ٰ ‫اِ َّن ٰه َذا ْالقُرْ ٰانَ يَ ْه ِديْ لِلَّتِ ْي ِه َي اَ ْق َو ُم َويُبَ ِّش ُر ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْع َملُوْ نَ ال‬
ِ ‫صلِ ٰح‬
9. Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan
bahwa bagi mereka ada pahala yang sangat besar.

2. Dinamakan Al-Furqon sebagaimana QS Al-Furqon [25]: (1)

6
١ ۙ ‫ك الَّ ِذيْ نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ ع َٰلى َع ْب ِد ٖه لِيَ ُكوْ نَ لِ ْل ٰعلَ ِم ْينَ نَ ِذ ْيرًا‬
َ ‫تَ ٰب َر‬
1. Maha melimpah anugerah (Allah) yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an)
kepada hamba-Nya (Nabi Muhammad) agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam.

3. Dinamakan At-Tanzil sebagaimana QS. Asy-Syua’ra [26] : (192-193)


١٩٢ ۗ َ‫َواِنَّهٗ لَتَ ْن ِز ْي ُل َربِّ ْال ٰعلَ ِم ْين‬
192. Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam.

١٩٣ ۙ ُ‫نَزَ َل بِ ِه الرُّ وْ ُح ااْل َ ِميْن‬

193. Ia (Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril).

4. Dinamakan Adz-Dzikr sebagaimana QS. Al-Hijr [15]: (9)


٩ َ‫اِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحفِظُوْ ن‬
Terjemah Kemenag 2019
9. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya.393)
393) Ayat ini memberi jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur’an selama-
lamanya.

5. Dinamakan al-Kitab sebagaimana QS. Ad-Dukhan [44] (1-3)


١ ۚ ۤ‫ٰحم‬
Terjemah Kemenag 2019
1. Ḥā Mīm.

٢ ‫ب ْال ُمبِي ۙ ِْن‬


ِ ‫َو ْال ِك ٰت‬
2. Demi Kitab (Al-Qur’an) yang jelas.

٣ َ‫اِنَّٓا اَ ْن َز ْل ٰنهُ فِ ْي لَ ْيلَ ٍة ُّم ٰب َر َك ٍة اِنَّا ُكنَّا ُم ْن ِذ ِر ْين‬

3. Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi


(Lailatulqadar).681) Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.
681) Yang dimaksud dengan turunnya Al-Qur’an pada malam lailatulqadar adalah
bahwa Al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan pada malam tersebut.

Adapun sifat-sifat Alquran dapat dirujuk dalam firman Allah SWT, antara lain:
1. Sifat al-Burhan (bukti kebenaran) dan nur mubin (cahaya yang terang) sebagaimana firman
Allah SWT:

7
ٌ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ُك ْم بُرْ ه‬
١٧٤ ‫َان ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َواَ ْنزَ ْلنَٓا اِلَ ْي ُك ْم نُوْ رًا ُّمبِ ْينًا‬
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang
benderang (Al Quran)”. QS. An-Nisa [4] : (174)

2. Sifat asy-syifa (obat) dan ar-rahmah (kasih sayang) sebagaimana firman Allah SWT:
ٰ ‫ونُنَ ِّز ُل منَ ْالقُرْ ٰان ما هُو شفَ ۤا ٌء َّورحْ مةٌ لِّ ْلم ْؤمن ْي ۙنَ واَل يز ْي ُد‬
٨٢ ‫الظّلِ ِم ْينَ اِاَّل خَ َسارًا‬ ِ َ َ ِِ ُ َ َ ِ َ َ ِ ِ َ
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian”.QS. Al-Isra 82

3. Sifat huda (petunjuk) sebagaimana firman Allah SWT:


َ‫ت ٰا ٰيتُهٗ ۗ َء ۬اَ ْع َج ِم ٌّي َّوع ََربِ ٌّي ۗ قُلْ هُ َو لِلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا هُدًى َّو ِشفَ ۤا ٌء َۗوالَّ ِذ ْين‬ ِّ ُ‫َولَوْ َج َع ْل ٰنهُ قُرْ ٰانًا اَ ْع َج ِميًّا لَّقَالُوْ ا لَوْ اَل ف‬
ْ َ ‫صل‬
ٰۤ ُ
٤٤ ࣖ ‫ان بَ ِع ْي ٍد‬ ٍ ۢ ‫ك يُنَادَوْ نَ ِم ْن َّم َك‬ َ Sِ‫اَل ي ُْؤ ِمنُوْ نَ فِ ْٓي ٰا َذانِ ِه ْم َو ْق ٌر َّوهُ َو َعلَ ْي ِه ْم َع ًمىۗ اول ِٕٕى‬
“Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah
mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran)
dalam bahasa asing sedang (Rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah
petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. dan orang-orang yang tidak beriman pada
telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka itu adalah
(seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh". QS. Fushilat [41]: (44)

4. Sifat mau’izah (nasihat) sebagaimana firman-Nya:


٥٧ َ‫ ِر َوهُدًى َّو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْين‬Sۙ ْ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َج ۤا َء ْت ُك ْم َّموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّربِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء لِّ َما فِى الصُّ ُدو‬
“Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman”. QS. Yunus [10] : (57)

4. Fungsi Al-Qur’an

Alquran merupakan kitab suci umat Islam yang memiliki banyak manfaat bagi umat
manusia. Alquran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai Rosul yang dipercaya menerima mukjizat
Alquran, Nabi Muhammad SAW menjadi penyampai, pengamal, serta penafsir pertama
dalam Alquran.(Anon n.d.)
Fungsi Alquran antara lain:
1. Al-Huda (petunjuk)
Di dalam Alquran ada tiga posisi Alquran yang fungsinya sebagai petunjuk. Alquran
menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa,
dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Jadi Alquran tidak hanya menjadi petunjuk
bagi umat Islam saja tapi bagi manusia secara umum. Kandungan Alquran memang ada
yang bersifat universal seperti yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan itu bisa

8
menjadi petunjuk bagi semua orang tidak hanya orang yang beriman Islam dan bertakwa
saja.

2. Asy-Syifa
Di dalam Alquran disebutkan bahwa Alquran merupakan obat bagi penyakit yang ada di
dalam dada manusia. Penyakit dalam tubuh manusia memang tak hanya berupa penyakit
fisik saja tapi bisa juga penyakit hati Perasaan manusia tidak selalu tenang, kadang
merasa marah, iri, dengki, cemas, dan lainlain.Seseorang yang membaca Alquran dan
mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai penyakit hati tersebut. Alquran memang
hanya berupa tulisan saja tapi dapat memberikan pencerahan bagi setiap orang yang
beriman. Saat hati seseorang terbuka dengan Alquran maka ia dapat mengobati dirinya
sendiri sehingga perasaannya menjadi lebih tenang dan bahagia dengan berada di jalan
Allah. Kemudian syifa (obat) yang saya bahas dalam penelitian ini melalu living quran
pada praktik pengobatan Ustadz Sanwani.

3. Al-Furqon (pemisah)
Nama lain Alquran adalah Al-Furqon atau pemisah. Ini berkaitan dengan fungsi Alquran
lainnya yang dapat menjadi pemisah antara yang hak dan yang batil, atau antara yang
benar dan yang salah. Di dalam Alquran dijelaskan berbagai macam hal yang termasuk
kategori salah dan benar atau hak dan yang batil. Jadi jika sudah belajar Alquran dengan
benar maka seseorang seharusnya dapat membedakan antara yang benar dan yang
salah. Misalnya saja saat mencari keuntungan dengan berdagang, dijelaskan bahwa tidak
benar jika melakukan penipuan dengan mengurangi berat sebuah barang dagangan.
Begitu juga dengan berbagai permasalahan lainnya yang bisa diambil contohnya dari
ayat-ayat Alquran.

4. Al-Mu’izah (nasihat)
Alquran juga berfungsi sebagai pembawa nasihat bagi orangorang yang bertakwa. Di
dalam Alquran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang
kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang
terdapat di dalam Alquran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian,
yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.
Nasihat dan peringatan tersebut penting karena sebagai manusia kita sering menghadapi
berbagai masalah dan cara penyelesaiannya sebaiknya diambi bdari ajaran agama.
Bagaimana cara kita menghadapi tetangga, suami, orang tua, dan bahkan musuh kita
telah diajarkan dalam Alquran.
C. Pengamalan Terhadap Al-Qur’an

Al-Qur'an diturunkan untuk seluruh umat manusia. Sebagai Al Huda (petunjuk) bagi
orang bertaqwa dan beriman,  pedoman dan buku panduan bagi umat manusia agar menjalani
kehidupan sesuai dengan jalan yang telah Allah tunjukan. Sebagai Al Furqon (pembeda)
yang membedakan mana yang hak dan yang bathil. Menerangkan kepada manusia agar tak
salah langkah dalam menjalani kehidupan yang akan menentukan masa depan kelak.

Al-Qur'an juga sebagai asy-syifa (obat), Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai obat,
penenang hati baik untuk dibaca maupun dalam pengamalannya. Sebagai Mau'izah (nasihat) ,
9
didalam Al-Quran banyak sekali nasihat-nasihat yang disampaikan untuk umat manusia.
Dapat memecahkan problematika kehidupan manusia dengan syari'at nya. Dan masih banyak
lagi keutamaan di dalam Alquran.(Isya 2020)10

ُ ‫اَ ْل َح ِدي‬  … ‫ك‬


‫ْث‬ َ ‫ك أَوْ َعلَ ْي‬
َ َ‫ “اَ ْلقُرْ آنُ ُح َّجةٌ ل‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ‫ع َْن أَبِي ُموْ َسى اَأْل َ ْش َع ِري َر‬
َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ ُل هللا‬:‫ قَا َل‬.ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬

Dari Abu Musa al-Asy’ariy-radhiyallohu ‘anhu-, ia berkata, Rosululloh -shallallohu ‘alaihi


wasallam- bersabda, “al-Qur’an itu hujjah bagimu atau bumerang bagimu… alhadits.

Hadis ini merupakan dalil yang menunjukkan wajibnya beramal dengan al-Qur’an, patuh
terhadap perintah-perintah dan larangan-larangannya. Al-Qur’an merupakan hujjah bagi
orang yang mengamalkannya, mengikuti apa yang terkandung di dalamnya, al-Qur’an
adalah bumerang bagi orang yang tidak mengamalkannya, tidak mengikuti apa yang
terkandung di dalamnya.(Amar Abdullah Bin Syakir 2018)11

1. Pengertian
Pengamalan adalah proses, cara perbuatan mengamalkan, melaksanakan, pelaksanaan dan
penerapan.12 Sedangkan pengamalan dalam dimensi keberagamaan adalah sejauh mana
implikasi ajaran agama mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sosial.13 Menurut
Djamaludin Ancok dimensi pengamalan menunjukkan pada seberapa tingkatan muslim
berperilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yakni bagaimana individu berelasi
dengan dunianya terutama dengan manusia lain.(A.Khikmawati n.d.)14

‫صلٌ ُي هٌللا ُ َعلَيهَ َو َسلَ َم َمن قَرأ القُرانَ فَاستَظهَ َره فَ َح ٌل َحآللَه َو َح ٌر َم‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هٌللا‬
َ َ‫ضي هٌللا ُ عَنهُ َو َك ٌر َم هٌللا ُ َوجهَة ق‬
َ ‫عَن َعلِ ٍي َر‬
ٌ
‫(رواه أحمد والترمذي وقال هذا حديث‬.ُ‫في َع َشرةَ ِمن اَه ِل بَيِته ُكلهٌم قَد َوجبت لَهُ النٌار‬ ٌ ‫هٌللا‬
ِ ‫َح َرا َمهُ اَد َخلَهُ ُ ال َجنٌةَ َو َشف َعه‬
)‫غريب وحفص بن سليمان الراوي ليس هو بالتقوى يضعف في الحديث ورواه أبن ماجه والدارمي‬.

Dari Ali Karramallaahu Wajhah ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa
membaca Alquran dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkannya dan
mengharamkan apa yang diharamkannya maka Allah SWT akan memasukkannya ke dalam
surga dAn allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang keluarganya
yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka.” (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Menurut Maulana Muhammad Zakariyya al-Khandahlawi, setiap mukmin insya Allah akan
masuk surga meskipun ada yang harus dibersihkan dahulu denga azab disebabkan dosa-
dosanya. Namun, bagi hafizh Alquran, ia memiliki keutamaan masuk surga pertama kali.
Bahkan, seorang hafiz Alquran dapat memberi syafaat kepada 10 orang yang fasik dan

10
Rahmawati Isya, “Pengamalan Al-Qu’an yang hakiki”, Diakses dari
https://www.cendekiapos.com/oase/pengamalan-al-qur-an-yang-hakiki-6637, pada tanggal 10 November 2021
pukul 14.00
11
Amar Abdul bin Syakir, “Wajib Mengamalkan Al-Qur’an”, Diakses dari https://www.hisbah.net/wajibnya-
mengamalkan-al-quran/, pada tanggal 10 November 2021 pukul 14.12
12
Hasan Alwi, Dkk, Kamus besar Bahasa Indonesia, hlm 34.
13
M. Nur Ghufron, Dkk, Teori-Teori Psikologi, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2012), hlm. 170.
14
Djamaludin Ancok, Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hlm. 80

10
banyak berbuat dosa besar. Namun, orang kafir tidak akan memperoleh syafaat itu.(Hafil
2020)15

2. Contoh perilaku yang menunjukan pengamalan iman kepada Al-Quran


1. Melaksanakan shalat 5 waktu.

2. Berzakat.

3. Mempelajari ilmu bermafaat.

4. Menyeimbangkan kehidupan dunia akhirat.

5. Ikhlas dalam memberi apa yang dimiliki.

6. Mengajarkan ilmu yang bermanfaat pada orang lain.

Al-Qur’an tiada keraguan didalamnya adalah petunjuk bagi manusia khususnya mereka yang
beriman dan bertakwa kepada Allah. Al-Qur’an sebuah kitab suci agama Islam sebagai
sumber pokok ajaran agama. Dengan demikian AlQur’an sebagai kitab petunjuk (gide book)
bagi setiap insan untuk memperoleh kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia. Namun
demikian dalam Al-Qur’an terdapat pentunjuk bagaimana manusia memperoleh ilmu
pengetahuan dan Al-Qur’an dari mana sumber ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmu
pengetahuan dan hakekat ilmu pengetahuan itu ada dua sumber yaitu pertama ayat al
matluwah (yang dapat dibaca) yakni Al-Qur’an dan kedua ayat al-Majluwah (yang dapat
dilihat) yakni alam semesta keduanya bersumber dari Allah ayat al-matluwah adalah
firmannya dan ayat al-Majluwah adalah ciptaannya. Inilah hakekat ilmu pegetahuan yang
tak terbatas.(Majid 2019)16

Ketika kita berada di rumah saja pada saat pandemi itu tidak menjadi batasan untuk
mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an. Ustad Fatih Karim menyampaikan beberapa amalan
yang dapat dilakukan di rumah selama masa self-quarantine akibat pandemi Covid-19.(Putri
2020)17

3. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur’an dapat dimulai dari hal-hal kecil


Pertama, membaca Al-Qur’an. Apabila ingin khatam Qur’an aplikasikan one day
one juz, yaitu dalam 1 juz terdapat kurang lebih 5 lembar maka dibaca setiap selesai sholat 1

15
Muhammad Hafil, “Mengamalkan Al-Qur’an dan keutamannya”, Republika.id, Diakses dari
https://republika.co.id/berita/qb2p69430/mengamalkan-alquran-dan-keutamaannya pada tanggal 11 November
2021 pukul 19.55
16
Zamakhsyari Abdul Majid, “Refleksi Al-Quran Dalam Literasi Global”, Al Marhalah | Jurnal Pendidikan Islam,
Volume. 3, No. 2 November 2019, hlm. 82.
17
Marindah Putri, “Mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an selama dirumah saja”, Rumah Millennials, Diakses dari
https://rumahmillennials.com/2020/04/14/mengamalkan-nilai-nilai-al-quran-selama-dirumahaja/#.YYpqU7cxdPw,
pada tanggal 12 Novenber 2021 pukul 10.30

11
lembar, lakukan hal tersebut selama 30 hari sehingga dalam satu bulan dapat khatam Al-
Qur’an.

Kedua, sedekah. Akibat pandemi Covid-19 saat ini banyak saudara-saudara kita yang
membuthkan pertolongan seperti masker, hand-sanitizer, maupun tenaga untuk membantu
para medis menangani korban yang terkena virus corona.

Ketiga, puasa sunnah. Sesuai dengan sunnah Nabi yaitu melakukan puasa Senin-
Kamis, terutama menjelang bulan Ramadhan sebaiknya kita memperbanyak puasa sunnah
untuk menambah amalan kita.

Keempat, membagikan kebaikan lewat sosial media, terlebih saat physical distancing
kita maksimalkan penggunaan sosial media untuk hal-hal positif dengan share informasi
yang baik dan bermanfaat. Meskipun terlihat kecil, namun kita tidak boleh meremehkan
amalan sekecil apapun.

Kelima, menuntut ilmu. Mengikuti kajian atau kelas online seperti program yang
dilakukan Rumah Millenials sangat bermanfaat dan dapat menambah ilmu kita.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keterampilan membaca Al-Qur’an harus selalu ditingkatkan dalam segi tajwid


maupun pelafalannya karena membaca Al-Qur’an harus memperhatikan tajwid dan
dibaca dengan tartil.
Kita sebagai seorang muslim harus memahami Al-Qur’an dengan baik bagaimana
cara memelihara,membaca ataupun mengamalkan Al-Qur’an. Dengan memahami Al-
Quran kita dapat mengamalkan nilai-nilai Al-Qur’an dengan baik. Memahami Al-Qur’an
juga dapat meningkatkan kemampuan kita dalam memaknai isi Al-Qur’an.
Karena Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam di dunia, diwajibkan
untuk umat muslim untuk membaca, memahami, maupun mengamalkan nilai-nilai Al-
Quran.

12
B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan jelas dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Kami
mengharapkan saran ataupun kritik untuk membangun karya yang lebih baik dari
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

A.Khikmawati. n.d. “Pengamalan Pendidikan Ajaran Agama Islam.” Retrieved November 10,
2021 (https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6113/3/BAB II.pdf).
Amar Abdullah Bin Syakir. 2018. “Wajibnya Mengamalkan Al-Qur’an.” Hisbah.Net. Retrieved
November 10, 2021 (https://www.hisbah.net/wajibnya-mengamalkan-al-quran/).
Anon. 2021. “Pemahaman Dan Pengamalan Al-Qur’an Meningkat Dari Membaca.” NU
ONLINE. Retrieved November 13, 2021 (https://nu.or.id/warta/pemahaman-dan-
pengamalan-al-qur039an-meningkat-dari-membaca-kTNY7).
Anon. n.d. “Fungsi Al-Qur’an Bagi Umat Manusia.” Redaksi DalamIslam.Com. Retrieved
November 15, 2021 (https://dalamislam.com/landasan-agama/al-quran/fungsi-al-quran-
bagi-umat-manusia).
Hafil, Muhammmad. 2020. “Mengamalkan Al-Qur’an Dan Keutamaannya.” Retrieved
November 11, 2020 (https://republika.co.id/berita/qb2p69430/mengamalkan-alquran-dan-
keutamaannya).
Isya, Rahmawati. 2020. “Pengamalan Al-Qur’an Yang Hakiki.” CendekiaPos. Retrieved
November 10, 2021 (https://www.cendekiapos.com/oase/pengamalan-al-qur-an-yang-
hakiki-6637).

13
Majid, Zamakhsyari Abdul. 2019. “Refleksi Al-Quran Dalam Literasi Global.” Al Marhalah
3(2):81–90.
Mulia, Musdah. 2019. “Membaca Al-Qur’an Secara Kritis Dan Rasional.” Feminis Muda.
Retrieved November 13, 2021 (https://www.jurnalperempuan.org/wacana-
feminis/membaca-alquran-secara-kritis-dan-rasional).
PG-PAUD Universitas Pahlawan. 2015. “Pengaruh Bacaan Al-Qur’an Pada Tubuh Manusia.”
Retrieved November 13, 2021 (https://pgpaud.universitaspahlawan.ac.id/pengaruh-bacaan-
alquran-pada-tubuh-manusia/).
Putri, Marindah. 2020. “Mengamalkan Nilai-Nilai Al-Qur’an Selama Di Rumah Saja.” Retrieved
November 12, 2021 (https://rumahmillennials.com/2020/04/14/mengamalkan-nilai-nilai-al-
quran-selama-dirumahaja/#.YYpqU7cxdPw).

14

Anda mungkin juga menyukai