Anda di halaman 1dari 6

Langkah-langkah Penting dalam Membuat Esai

Tedy Rizkha Heryansyah


Oct 4, 2017

1. Tentukan topik.

Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan ditulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis
topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, maka langsung menuju ke langkah
berikutnya. Tapi jika ingin melakukan analisis khusus, topik harus benar-benar spesifik. Jika topik
masih terlalu umum, kita harus mempersempit lagi topiknya.

2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide yang akan dibuat.

3. Tuliskan esai dalam kalimat yang singkat dan jelas.

Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh
pengarangnya. Pernyataan esai terdiri dari dua bagian:

– Pertama, menyatakan topik. Contoh: Kebudayaan Indonesia, KKN di Indonesia

– Kedua, menyatakan poin-poin dari esai kalian. Contoh: memiliki keanekaragaman, memerlukan
waktu yang lama untuk memberantasnya, dst.

4. Tuliskan tubuh esai.

Mulailah dengan poin-poin penting, kemudian buatlah beberapa sub topik dan kembangkan sub
topik yang telah kalian buat.

5. Buatlah dengan menarik perhatian pembaca.

a. Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.

– Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru
untuk pembaca, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang dibuat.

– Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang dimaksud.
Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan
pembaca, kalian harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.

– Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk
menyampaikan poin.

b. Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan esai.

c. Tutup paragraf dengan pernyataan esai

6. Tuliskan kesimpulan

Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah kalian kemukakan dan memberikan
perspektif akhir Anda kepada pembaca.
7. Berikan sentuhan terakhir

a. Teliti urutan paragraf mana yang paling kuat. Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan
paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah menjelaskan
suatu proses, maka harus bertahan pada urutan yang dibuat.

b. Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan
sebagainya

c. Teliti tulisan.

d. Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah kalian beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah
masih masuk akal?

e. Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan
beberapa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan
dengan kalimat sebelumnya.

f. Teliti kembali penulisan dan tata bahasa kalian.

https://blog.ruangguru.com/langkah-langkah-penting-dalam-membuat-esai

------------------------

Cara Menulis Esai


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai adalah karangan prosa yang membahas suatu
masalah tertentu melalui sudut pandang penulisnya. Esai yang ditulis haruslah logis dan mudah
dimengerti, serta didukung oleh fakta dan opini-opini dari penulisnya.

Esai telah populer sejak tahun 1500-an oleh seorang filsuf berkebangsaan Perancis Montaigne. Di
Indonesia, esai pertama kali diperkenalkan oleh H. B. Jassin, seorang penulis dan kritikus sastra serta
redaktur Balai Pustaka. Esai dianggap penting karena berguna dalam melatih kemampuan menulis.
Selain itu, esai dianggap dapat membantu individu untuk berpikir kritis, kreatif, dan terstruktur.

Esai terdiri atas tiga struktur, yaitu:


1. Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan, kamu dapat menuliskan secara umum ide atau gagasan yang ingin
dibahas. Pada bagian ini, kamu bisa mengutarakan pemikiran-pemikiran kamu yang akan menjawab
pertanyaan permasalahan yang muncul.
2. Badan Esai

Pada bagian badan esai, kamu dapat mengemukakan penjelasan dari pokok pikiran yang telah
diutarakan pada bagian pendahuluan. Pada bagian ini kamu dapat menuliskan argumentasi-
argumentasi atau opini mengenai permasalah yang kamu bahas. Kamu juga bisa menuliskan bukti-
bukti yang bisa mendukung kebenaran dari argumentasi yang kamu kemukakan.
3. Kesimpulan

Pada bagian kesimpulan, kamu bisa merangkum kesimpulan dari ide dan gagasan kamu. Kamu juga
dapat mencantumkan rangkuman kata kunci dan ringkasan argumentasi yang menjadi jawaban dari
permasalahan atau topik yang dibahas. Kamu juga bisa menjabarkan alasan atau hambatan yang
ditemukan untuk sampai pada jawaban atau kesimpulan dari permasalahan yang dibahas.

Untuk lebih lengkapnya, mari perhatikan contoh teks esai berikut.


Joy of Missing Out
Pendahuluan

Saat banyak sekali orang yang senang tampil, menuangkan gagasan, serta mengekspresikan gaya
sampai perasaan di situs-situs jejaring sosial, sebagian lainnya justru memilih tidak ikut arus dan
mengunggah berbagai informasi personal dan menonjolkan eksistensi di sana. Fenomena semacam
ini dikatakan sebagai joy of missing out atau JOMO yang dikontraskan dengan gejala fear of missing
out atau FOMO.

Setiap berhadapan dengan orang lain, baik dalam kehidupan nyata maupun ranah digital, ekspektasi
dan persepsi tertentu senantiasa mengikuti seseorang. Maka, dari satu interaksi ke interaksi lain,
lazimnya ia melakukan penyesuaian atau adaptasi supaya relasi terjalin dengan baik. Namun bagi
sebagian orang, tak jarang mereka merasa harus mengenakan topeng agar bisa diterima dalam
lingkarannya. Tentunya hal ini menimbulkan kelelahan mental yang luar biasa ketika terakumulasi,
bahkan lebih jauhnya, memicu depresi akibat tekanan pergaulan.
Badan Esai

Alasan ini tak menjadi satu-satunya pendorong mengapa orang memilih tak aktif di media sosial.
Seorang warga Kanada yang sudah lima tahun bekerja di Indonesia bercerita mengapa ia tidak begitu
gandrung menggunakan media sosial. “Saya merasa kehidupan saya sudah terlalu padat dengan
pekerjaan. Saya lebih sering berkorespondensi dengan e-mail dan bagi saya, itu sudah cukup. Saya
bahkan belum lama menggunakan Whatsapp. Twitter pun lebih banyak saya pakai untuk
kepentingan pekerjaan,” ujarnya.

Perkembangan teknologi yang berimplikasi terhadap perubahan gaya hidup masa kini, terutama di
kalangan milenial, turut membawa dampak negatif bagi seseorang. Psikolog dan konsultan edukasi
di Boston, Christopher Willard, PsyD., menulis dalam situs Mindful bahwa perangkat komunikasi kita
menciptakan ilusi bahwa ada hal yang lebih penting di luar sana dibanding pengalaman yang sedang
dijalani saat ini. Pemikiran semacam inilah yang juga turut mendukung seseorang untuk mundur dari
kehidupan media sosial. Alih-alih merayakan kehidupan komunal yang tak jarang merupakan
khayalan semata—karena tak semua orang benar-benar mengenal atau dekat dengan satu sama lain
di Twitter, Instagram, atau Facebook—, ia justru memandang penting momen intim dengan dirinya.

Dalam situs Psychology Today, Dr. Susan Biali M.D. menceritakan bagaimana kehadiran internet dan
aneka hiburan yang ditawarkannya berefek pada produktivitasnya. Lantas, perempuan yang
penelitiannya berfokus pada kesehatan dan kebahagiaan ini melakukan refleksi diri setelah
membaca buku karangan jurnalis Christina Crook (2015), The Joy of Missing Out: Finding Balance in a
Wired World. Disampaikan dalam buku tersebut, saat ini kita hidup pada masa ketika intimasi
menurun dan pasivitas serta isolasi meningkat. Hati manusia cenderung kesepian. Kecemasan,
kepenatan, kewalahan, dan ketergantungan terhadap teknologi yang tidak sepenuhnya manusia
mengerti seolah lumrah terjadi.

Sedikit yang menyadari hal ini lantaran gejala-gejalanya kadung meluas dan diterima sebagaimana
adanya oleh masyarakat. Kritik terhadap orang-orang dengan FOMO kerap kali dianggap sebagai
hipokrisi seolah-olah terdapat kebenaran bahwa orang tidak bisa hidup tanpa internet dan media
sosial meski untuk sekejap saja.
Umumnya, orang-orang introvert yang menikmati keterlepasan dari lingkungan yang melibatkan
banyak orang. Mereka cenderung kehabisan energi saat terlalu sering berada dalam keramaian.
Namun demikian, penulis Emotional Intelligence 2.0, Dr. Travis Bradberry, mengungkapkan bahwa
orang-orang ekstrovert pun ada kalanya membutuhkan saat-saat menyendiri yang kelak
mendatangkan keuntungan bagi mereka.Tak ubahnya roda yang berputar, sebagian orang pun
berupaya menggeser tren FOMO dengan JOMO. Sejumlah justifikasi dibuat supaya orang tidak
hanyut dalam keriaan kehidupan komunal di internet. Dalam situs SWNS dinyatakan, orang-orang
Inggris cenderung menikmati kesendirian dibanding merasa takut tertinggal dalam hal kehidupan
sosial. Dalam sebuah studi diklaim sebanyak 85% dari 2000 orang Inggris yang disurvei mengaku
lebih senang melewatkan waktu di rumah dan mengabaikan acara-acara sosial, sementara hanya
43% yang menyatakan diri mengalami FOMO.
Kesimpulan

Bersosialisasi dengan siapa pun melalui media apa pun memang tidak salah. Namun demikian,
penting diingat bahwa cara apa pun yang dipilih dalam berinteraksi dengan dunia luar, jangan
sampai hal tersebut membuat Anda menjauhkan diri dari mereka yang dekat atau ada di depan
mata. Mengasah kemampuan intrapersonal dengan menghilang sejenak dari keramaian tak kalah
penting bagi kondisi psikologi seseorang karena tak selamanya, solusi dan kebahagiaan ditemukan di
tengah ingar bingar.

(sumber : https://tirto.id/eksis-di-media-sosial-tak-selalu-menguntungkan-clB9, diakses 5 Februari


2020)

Lalu, bagaimana cara agar dapat menulis esai yang menarik? Berikut Pahamify telah merangkum
beberapa tips yang bisa kamu gunakan.
1. Ketahui tujuan menulis esai

Sebelum menulis esai, kamu harus tahu tujuan dari esai tersebut. Hal ini penting untuk
memudahkan kamu dalam menemukan gagasan dan menentukan format yang tepat untuk esai yang
kamu tulis.
2. Buat kerangka tulisan

Kerangka tulisan sangat berguna untuk membantu kamu dalam memetakan gagasan-gagasan esai
yang kamu tulis. Kerangka esai dapat dibuat dalam bentuk daftar-daftar kalimat gagasan singkat atau
dapat pula dibuat dalam bentuk diagram. Untuk memudahkan dalam menulis kerangka tulisan,
carilah referensi-referensi atau sumber-sumber yang dapat mendukung gagasan.
3. Kembangkan esai sesuai struktur

Setelah kerangka esai dibuat, kamu dapat menulis esai sesuai dengan struktur esai seperti yang telah
dijelaskan di atas. Dengan menggunakan struktur esai yang jelas, esai yang kamu tulis akan dapat
lebih mudah untuk dipahami pembaca.

Setiap paragraf esai terdiri atas dua bagian, yaitu tesis dan argumentasi. Tesis merupakan gagasan
atau kalimat utama dari paragraf, sementara argumentasi merupakan alasan-alasan atau bukti-bukti
yang mendukung gagasan atau kalimat utama.
4. Pastikan setiap paragraf memiliki kalimat utama

Kalimat utama mewakili fokus dari argumentasi setiap paragraf, sehingga mengandung informasi
yang penting. Nantinya, kalimat utama akan diikuti dengan kalimat-kalimat pendukung yang
mengembangkan argumentasi.
5. Pilih kosakata yang formal dan objektif
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, esai haruslah ditulis dengan logis dan mudah dipahami.
Oleh karena itu, pilihlah kosakata yang baku. Selain itu, hindarilah penggunaan kata-kata yang
subjektif dan memiliki muatan emosional. Misalnya, kosakata yang memiliki penguatan kuat seperti
sangat buruk dapat diganti dengan berkualitas rendah. Objektivitas dalam menguraikan ide penting
untuk membuka ruang diskusi atau gagasan-gagasan baru lainnya.
6. Gunakan bukti dan contoh yang efektif

Agar kerangka sudut pandang menjadi lebih luas, sebaiknya argumentasi didukung dengan bukti-
bukti yang menyakinkan. Bukti-bukti tersebut dapat dikutip dari pernyataan pakar melalui buku,
jurnal atau artikel lain yang terkait. Argumentasi juga dapat diperkuat dengan menguraikan kasus
atau contoh yang terjadi dalam kehidupan nyata. Hal yang perlu diperhatikan dalam mengutip
pernyataan adalah gaya referensi yang tepat dan konsisten.
7. Gunakan kata-kata transisi untuk menghubungkan gagasan

Kata transisi akan membuat gagasan-gagasan yang kamu rangkai menjadi lebih berhubungan satu
sama lain dan menyeluruh. Misalnya, kata penghubung oleh karena itu dapat digunakan sebagai
penanda sebab-akibat, akan tetapi dan di sisi lain digunakan untuk pernyataan yang bertentangan.
Kata transisi juga akan membuat alur gagasan lebih mengalir dan mudah dipahami.
https://pahamify.com/blog/artikel/cara-menulis-esai/
--------------------
Menuliskan esai berarti membentuk sekumpulan ide yang saling berkaitan menjadi argumen.
Esai pada dasarnya perlu disusun secara rapi agar masuk akal dan dapat dipahami bagi para
pembaca. Esai menentukan informasi yang perlu diketahui pembaca dan juga urutan yang
harus mereka terima. Struktur esai harusnya dapat membuat tulisan yang bisa memengaruhi
pembaca terhadap ide yang disampaikan Melansir dari laman Writingcenter.fas.harvard.edu,
ada beberapa esai klasik seperti esai naratif, descriptif, expositori, dan persuasif namun pada
dasarnya tidak ada rumus yang pasti. Student.unsw.edu.au mengemukakan beberapa panduan
untuk menulis esai. Dan yang paling penting untuk dilakukan pertama kali adalah tulis draft
pertama dari esai yang akan dibuat. Hal yang perlu ditulis dalam draft adalah: - Struktur dan
kerangka dari esai Struktur akan membantu esai terlihat lebih logis dan juga rapi - Argumen
yang akan Anda kemukakan Argumen yang akan Anda keluarkan dalam esai merupakan
jawaban dari beberapa pertanyaan, yang merupakan rumusan permasalahan dari topik yang
akan Anda kemukakan. Pastikan Anda menemukan pokok permasalahannya terlebih dahulu.
Dalam memutuskan bagaimana Anda menjawab pertanyaan, maka Anda perlu
mengidentifikasi pertanyaan yang sesuai dengan konteks dan kata kunci. - Bukti apa yang
akan Anda gunakan untuk mendukung argumen. Bukti harusnya didukung dengan penelitian
yang pasti dan juga sumber yang terpercaya. - Menata argumen agar sesuai dengan logika.
Setelah melakukan penulisan draft awal dan mind mapping maka mulai lah susun esai sesuai
dengan struktur yaitu: 1. Pendahuluan Pendahuluan memiliki struktur dari umum menjadi
khusus. Buka paragraf pertama dengan pengenalan topik secara umum dan permasalahan
yang akan dihadapi. Tuliskan secara umum ide yang akan Anda ambil. Utarakan semua
pemikiran yang akan menjawab pertanyaan permasalahan yang muncul. Selanjutnya adalah
kemukakan secara luas argumen Anda. 2. Badan Esai Esai dibuat dari sekumpulan paragraf,
setiap satu paragraf memiliki satu pokok pikiran yang merupakan argumen yang akan
diutarakan. Setelah Anda mengemukakan pokok pikiran maka kemukakan penjelasan dari
pokok pikiran tersebut. Tuliskan bukti yang bisa menopang kebenaran dari argumen yang
kamu keluarkan. Bukti bisa berupa: studi kasus, statistik, bukti dokumenter, buku akademik
atau artikel jurnal. Jangan lupakan pendapat pribadi Anda bagaimana bukti yang Anda
kumpulkan bisa menjadi penguat di argumen Anda. Rangkum per paragraf, dan jelaskan
bagaimana tiap paragraf dapat mendukung argumen Anda secara keseluruhan. 3. Kesimpulan
Dilansir dari Monash.edu, menulis kesimpulan pastikan semua ide dan gagasan dapat
terangkum dengan baik. Kesimpulan baiknya menggunakan struktur dari khusus ke umum.
Dalam kesimpulan masukan permasalahan, dilanjut dengan rangkuman kata kunci dan
ringkas argumen yang menjadi jawaban atas permasalahan di atas. Selanjutkan utarakan
alasan atau hambatan untuk sampai pada jawaban atau argumen pasti pada pertanyaan di
awal. Kesimpulan bisa berisi tentang pertanyaan yang dapat menjadi topik untuk esai
selanjutnya, prediksi tentang apa yang akan terjadi, dan rekomendasi penyelesaian terhadap
fenomena yang sedang diteliti.

Baca selengkapnya di artikel "Cara dan Panduan Penulisan Esai yang Rapi dan Terstruktur",
https://tirto.id/eeJh

Anda mungkin juga menyukai