Anda di halaman 1dari 7

NIM : 11231120000011

Nama : Mazaya Novani


Kelas : 1B
Mata kuliah : Bahasa Indonesia

MASALAH DAN OPINI


A. Definisi Masalah
Definisi masalahan diidentifikasi dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian
yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini
memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu
apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi
yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan diukur. Masalah juga menjadi salah
satu yang utama dan harus ada sebelum melakukan penelitian. Definisi masalah juga suatu
kondisi atau situasi yang dianggap membutuhkan solusi atau pemecahan. Dalam konteks
umum, masalah adalah ketidaksesuaian antara keadaan saat ini dengan yang diinginkan atau
yang diharapkan. Masalah bisa timbul di berbagai bidang kehidupan, seperti pribadi, sosial,
kesehatan, pekerjaan, dan sebagainya. Menyadari masalah dan memahami definisinya
adalah langkah pertama dalam menemukan solusi yang tepat. 1
Masalah disajikan dalam bentuk pernyataan dirumuskan dalam format prosisi dan
hipotensi, masalah dirumuskan dalam bentuk (question) dan pernyataan
(statement/propotional form). Masalah mempunyai tujuan dan fokus yang jelas, kejelasan
itu antara lain ditandai dengan rumusan masalah yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit.2

B. Definisi Opini
Definisi opini publik menjadi dua, yaitu definisi rasional dan kontrol sosial. Definisi
rasional menganggap opini publik sebagai instrumen dalam proses pembentukan opini dan
pengambilan keputusan dalam negara demokrasi. Opini publik dibentuk melalui diskusi
publik. Dalam diskusi publik itu, sebagian besar individu setuju pada penilaian atas suatu
isu berdasarkan refleksi rasional dan pengetahuan yang bersangkutan. Setiap individu
dianggap bebas karena memiliki kemampuan, rasionalitas, pendapat, dan keinginan sendiri-
sendiri untuk ikut berdiskusi terhadap suatu isu. Artinya, opini publik merupakan 3

1 Tardjo, 2021. Metode Penelitian Administrasi. Aceh: Syiah Kuala University Press h.13
2
Danim, Suderwan. 2002. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodelogi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EDG
generalisasi atau kumpulan opini individu. Di sisi lainnya, definisi kontrol sosial
menganggap opini publik sebagai alat menciptakan integrasi sosial dan konsensus sosial,
karena opini publik dijadikan pijakan pengambilan keputusan oleh individu.

C. SUMBER MASALAH
Apapun Masalah Yang Dihadapi Oleh Manusia Atau Peneliti, biasanya disebabkan
oleh satu atau beberapa sumber. Masalah-masalah penelitian dan dari manapun sumbernya
dapat diidententifikasi dengan berbagai cara. Dari manakah sumber masalah itu didapat?
Secara sederhana masalah penelitian bersumber dari dalam diri peneliti dan dari luar
dirinya. Turney Dan Noble (1971) Mengemukakan bahwa ada lima sumber masalah
penelitian Empiris, yaitu:
Pengalaman pribadi
Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Kerka dam kontak profesional
Penguji dan perkembangan teori
Analisis literatur profesional dan hasil hasil penelitian sebelumnya

D. CARA MENYELESAIKAN MASALAH


Pikiran adalah kunci untuk mengatasi masalah, menentukan pilihan, dan mengambil
tindakan. Menurut Victor Frankl, seorang psikiater asal Wina, berkata, "Tak sesaat pun
manusia dalam hidupnya terlepas dari mandat untuk menentukan pilihan di antara berbagai
kemungkinan." Ahli psikologi Amerika, Abraham Maslow, menyatakan bahwa pasien-
pasien di rumah sakit jiwa sebenarnya tidak sakit. Alih-alih, kognisi mereka salah cara pikir
mereka kacau. Dengan cara pikir yang tepat, manusia dapat membentengi diri dari banyak
tekanan.
Albert Ellis, perintis terapi rasional-emotif, mengemukakan pandangan serupa.
Menurutnya, irasionalitas atau cara pikir yang kacau, menimbulkan banyak persoalan bagi
manusia. Sikap terhadap penyelesaian masalah sama pentingnya dengan solusi itu sendiri.
Kita mesti memandang persoalan sebagai kesempatan untuk berkembang, belajar, dan
mengaplikasikan kecerdasan kita. Sikap-sikap negatif terhadap masalah justru
memperkeruh situasi, menumpulkan imajinasi, menyalurkan energi vital ke depresi

3
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teori-teori public relation prespektif barat & lokal. Jakarta: Perpustakaan
Nasional: Katalog dalam terbitan
destruktif, dan melemahkan semangat. Sikap optimis terhadap keberhasilan bukanlah
khayalan. Tak memandang masalah secara berlebihan adalah kunci untuk meraih kehidupan
yang lebih berhasil dan bahagia. Kebanyakan masalah pada akhirnya menjadi jauh lebih
sepele atau tak begitu destruktif daripada yang kita lihat pada awalnya.4

E. PROSEDUR PENYELESAIAN MASALAH


1. Suarakanlah kepentingan Anda sendiri. Jangan menyuarakan kepentingan
orang lain.
2. Hindari keluhan-keluhan yang bersifat umum. Misalnya, "Anda tak
memperlakukan saya dengan baik", "Saya dilecehkan", "Anda memanfaatkan saya".
Bicaralah secara spesifik apa yang mengganggu Anda, sehingga orang lain mengerti dengan
jelas.
3. Hindari pembicaraan yang membingungkan. Jangan mengungkapkan seluruh
ketakpuasan sekaligus. Ini akan memperkeruh suasana, takkan membawa hasil yang bagus.
4. Buatlah kesepakatan yang jelas. Jangan biarkan pembicaraan mengambang.
Berusahalah menyelesaikan masalah demi kepuasan Anda berdua. Mungkin Anda perlu
masa pendinginan, tetapi bukan pemutusan. Tak mengapa, asal Anda berdua membuat
definisi “masa pendinginan” secara jelas dan memahaminya
5. Tataplah masa depan. Ketika menyelesaikan per selisihan, jangan sampai cara
penyelesaiannya merusak hubungan Anda. Hubungan yang baik merupakan dasar untuk
menyelesaikan perselisihan secara adil. Perselisihan adalah pergesekan, yang dapat
menimbulkan panas dan kebakaran. Cobalah tetap bersikap tenang ketika orang lain marah.
Jangan bersikap reaktif. Sinonim "reaktif" adalah "kalah".
6. Jangan sampai hilang ketenangan. Jika teman Andal marah, Anda tak boleh
ikut-ikutan marah dan memanaskan suasana. Cobalah menjadi penyejuk dan juru damai
7. Memaafkan. Dalam suasana panas, orang-orang marah, frustrasi, atau terluka
sehingga dapat mengatakan dan melakukan segala jenis keburukan. Cobalah untuk
memahami. dan memaafkan mereka. Memaafkan itu sulit. Namun, membalas dendam atau
menyakiti mereka hanya akan membuat Anda tak bahagia dan menghancurkan hubungan
Anda.4

4
Khavari, Khalil. 2000. The Art of Happiness. Jakarta: White Mountain Publications.
F. MENULIS OPINI
Agar sebuah opini dapat tampil prima dalam arti berpeluang besar untuk
dipublikasikan karena lengkap gagasannya, sistematis tataannya, dan logis isinya; maka
opini perlu ditulis dengan tahapan-tahapan tertentu. Secara garis besar tahap-tahap
penulisan opini dapat dipilah menjadi tiga tahap, yakni tahap perencanaan, tahap penulisan
draf dan tahap penyuntingan (Brown, 1978). Masing-masing tahapan tidak bersifat rigid dan
terpisah satu dengan lainnya karena seringkali mesti berjalan secara simultan sebagai proses
yang utuh.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman manusia terus menerus bertambah,
sementara problematika yang kompleks di sekitarnya begitu dinamis, maka menunda
penulisan berarti mempersulit rekonstruksi berbagai gagasan dan atau ide tulisan. Kuncinya
adalah, sesegeralah menulis dan selesaikan bagaimana pun wujud dan hasilnya.
Jangan menunggu mood atau waktu senggang.
1. Tahap Perencanaan Pekerjaan menulis adalah sebuah proses kreatif, yakni suatu
proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat antarhubungan antara kegiatan
satu dengan kegiatan lain sehingga berakhir pada tujuan yang jelas. Pada tahap ini, penulis
akan dihadapkan pada berbagai aktivitas sebagaimana Memilih dan menetapkan fokus
tulisan. Fokus tulisan tidak sama dengan judul, melainkan lebih dekat dengan topik kajian
atau tema. Fokus, topik atau tema inilah yang menentukan ke mana suatu analisis hendak
diarahkan. Ciri khas fokus, topik atau tema sama untuk semua bidang keilmuan, namun
berbeda untuk setiap permasalahan. Fokus yang baik pada umumnya mengandung unsur-
unsur afirmasi, hubungan antarproposisi, eksposisional, bahkan unsur argumentatif dan
hipotetis. Dalam memilih dan menetapkan fokus, beberapa hal perlu diperhatikan, misalnya,
kemanfaatan, tingkat kemenarikan dan peminatan, tingkat kesulitan pembahasan dan
sumber kajian.
2. Merencanakan substansi artikel. Substansi artikel adalah pengembangan dari
fokus tulisan, yakni gagasan-gagasan pokok yang mendasari keseluruhan isi artikel. Dari
satu fokus dapat dikembangkan banyak substansi. Namun sebaiknya hanya dipilih beberapa
substansi saja yang benar-benar memiliki antarhubungan logis. Hal ini penting karena dari
analisis atas substansi inilah seorang penulis dapat menentukan judul atau label sebuah
tulisan. Beberapa keuntungan perencanaan substansi adalah: memberikan gambaran
menyeluruh mengenai bakal isi artikel yang akan ditulis; membantu penyusunan pokok-
pokok pikiran secara sistematis; menghindari pengulangan pokok pikiran dan
mempermudah pencarian sumber bahan atau informasi. Meskipun substansi disarankan
hanya dipilih beberapa saja, namun syarat kelengkapan dan konsistensi tidak boleh
diabaikan supaya hasil tulisan menjadi hidup.
3. Mengumpulkan informasi atau bahan tulisan. Informasi yang dikumpulkan
adalah informasi yang relevan dengan fokus tulisan dan substansinya, termasuk di dalamnya
adalah kelengkapan data pendukung gagasan pokok. Kekayaan informasi 6 akan sangat
menentukan bobot dan isi tulisan sehingga benar-benar meyakinkan. Informasi dapat
diperoleh dari literatur baru dan klasik, ensiklopedi, pandangan ahli, data statistik, gambar,
grafik, dan sebagainya.
4. Merencanakan format penulisan. Berbeda dengan format penulisan berita yang
pada umumnya berbentuk piramida terbalik dengan susunan terdiri atas lead (kepala),
bridge (perangkai) dan tubuh tulisan (body); penulisan artikel opini pada umumnya
mengikuti format piramida features dengan susunan terdiri atas lead, bridge, body, dan
penutup. Setiap format selalu dibantu oleh transisi yang bertugas memberitahu pembaca
bahwa penulis pindah ke materi lain dan meletakkan materi yang lain itu pada perspektif
yang selayaknya. Perencanaan format penulisan akan sangat terbantu apabila penulis
menguasai teknik penulisan yang antara lain berbentuk spiral di mana setiap paragraf
menguraikan lebih terinci persoalan yang disebut paragraf sebelumnya; berbentuk blok di
mana substansi artikel disajikan dalam alinea-alinea yang terpisah namun lengkap; dan
berbentuk mengikuti fokus di mana setiap paragraf menggarisbawahi atau menegaskan
lead-nya.
5. Memilih gaya bahasa. Diksi atau gaya bahasa menjadi pendukung pokok diminati
tidaknya suatu tulisan sehingga bersifat make-up. Termasuk dalam style bahasa ini adalah
kepiawaian penulis memilih kata-kata yang tidak lazim namun memiliki daya tarik bagi
pembaca. Bagi penulis pemula, memilih gaya bahasa adalah pekerjaan yang paling sulit.
Sebelum menemukan sendiri gaya bahasanya, tidak ada salahnya meniru gaya bahasa
penulis lain yang sudah populer. Karena penulis pada prinsipnya adalah pembaca yang baik,
maka tidaklah sulit baginya untuk meniru gaya bahasa Romo Mangun, Gunawan
Mohammad, Emha Ainun Najib, Soetjipto Wirosardjono, Gus Dur, dan lain-lain yang
sangat khas. Yang penting adalah, dalam peniruan itu disadari betul terjadi learning
process.5

5
Andi Baso Mappatoto. 1992. Tehnik Penulisan Feature. Jakarta: PT. Gramedia
G. CIRI CIRI OPINI
Agar lebih mudah menyampaikan opini secara lisan atau tulisan maka kita perlu
memahami dengan benar ciri-ciri opini, sebagai berikut:
1. SUBJEKTIF
Maksud dari subjektif disini adalah opini hanya berpihak kepada satu pihak saja.
Bisa dibilang opini hanyalah menguntung dari satu pihak saja agar informasinya
tidak berat sebelah atau seimbang karena pembuat opini berbeda-beda latar belakang
agar opini itu juga tersampaikan dengan baik.
2. CENDERUNG MENGARAH KEPENDAPAT PRIBADI
Karena pembuat opini berasal dari pandangan orang dengan latar belakang yang
berbeda-beda, secara tidak langsung kita juga akan mengetahui identitas seorang
pembuat opini danapa yang ingin ia sampaikan sebenarnya. Hal itu bisa juga
dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakah opini yang ia buat itu relevan atau
tidak.
3. KEBENARAN YANG BELUM PASTI
Opini bersifat subjektif dan menguntungkan satu pihak saja atau pribadi, maka
informasi di dalamnya belum tentu relevan dengan fakta yang sebenarnya terjadi di
lapangan. Hal itu membuat kita harus berhati-hati dengan opini seseorang agar tidak
mudah percaya. Dengan cara meneliti dan mencari informasi sebuah opini tersebut
dengan kejadian sebenarnya yang ada di lapangan.6

Gramedia. ”Pengertian Opini: Ciri-ciri,Jenis,hingga Cara Membuatnya”. diakses di


6

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-opini/
DAFTAR PUSTAKA

Tardjo, 2021. Metode Penelitian Administrasi. Aceh: Syiah Kuala University Press

Danim, Suderwan. 2002. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodelogi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EDG

Kriyantono, Rachmat. 2014. Teori-teori public relation prespektif barat & lokal. Jakarta:
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan

Khavari, Khalil. 2000. The Art of Happiness. Jakarta: White Mountain Publications.

Andi Baso Mappatoto. 1992. Tehnik Penulisan Feature. Jakarta: PT. Gramedia

Gramedia. ”Pengertian Opini: Ciri-ciri,Jenis,hingga Cara Membuatnya”. diakses di


https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-opini/

Anda mungkin juga menyukai