Anda di halaman 1dari 34

Pengertian Dan Definisi Demografi

Demografi (demography), merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu
demos yang berarti rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis.
Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk ,
terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah
tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini
berubah dari waktu kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada
tahun 1855 dalam karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie
comparree” atau elements of human statistics or comparative demography (dalam
Iskandar,1994).

Teori Demografi Menurut Para Ahli :


1. Menurut Johan Susczmilch (1762), demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum Ilahi
dalam perubahan-perubahan pada umat manusia yang tampak dari kelahiran, kematian dan
pertumbuhannya.
2. Menurut Achille Guillard, demografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu dari
keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur.
3. Menurut George W. Barclay, demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran menarik dari
penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi mempelajarai tingkah laku keseluruhan
dan bukan tingkah laku perorangan.
4. Menurut Phillip M. Hauser dan Dudley Duncan, demografi adalah ilmu yang mempelajari
tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahan dan
sebab-sebab perubahan tersebut.
5. Menurut D.V. Glass, demografi adalah ilmu yang secara umum terbatas untuk mempelajari
penduduk yang dipengaruhi oleh proses demografis, yaitu : fertilitas, mortalitas dan migrasi.
6. Menurut Donald J. Boague (1973), demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika
dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya
sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa demografi adalah ilmu yang
mempelajari persoalan dam keadaan perubahan kependudukan manusia yang menyangkut
kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, lapangan kerja dan data statistik lain. Struktur
penduduk meliputi jumlah persebaran dan komposisi penduduk. Struktur penduduk ini selalu
berubah-ubah karena disebabkan oleh proses demografi yakni kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas) dan juga adanya migrasi penduduk.

2.2 Tujuan Dan Penggunaan Demografi


Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu:
1. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-
macam aspek organisasi sosial.
2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-
baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-
kemungkinan konsekuensinya.

Variabel Demografi
Variabel utama demografi adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan komposisi
penduduk seperti umur, jumlah, sebaran dan jenis kelamin.
1) Kelahiran (fertilitas atau natalitas)
2) Kematian (death/mortalitas)
3) Migrasi (perpindahan)

2.2 Aspek – Aspek Demografi yang Mempengaruhi Keputusan Pemasaran


1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,
walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluaran
konsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan
per kapita sangat tinggi.

2. Komposisi Penduduk
Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :
a. Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64
tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja, penghasilan juga makin besar.
b. Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga
makin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin
berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.
c. Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban),
pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola
hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat
pedesaan.
3. Distribusi Penduduk
Distribusi penduduk pada dasarnya berkaitan dengan aspek geografi atau wilayah tempat bermukimnya suatu
penduduk. Perhitungan distribusi penduduk mencakup kepadatan penduduk dan persentase penduduk per wilayah.
Faktor yang memengaruhi distribusi populasi penduduk antara lain keadaan geografis, ekonomi, sosial dan politik.
Berbicara distribusi penduduk berarti akan berkaitan pula dengan pola pemukiman penduduk tersebut.
4. Faktor-faktor Non Ekonomi
Faktor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor
social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika
dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat/ideal.

2.3 Tujuan Dan Penggunaan Demografi


Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu:
5. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-
macam aspek organisasi sosial.
6. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-
baiknya dan dengan data yang tersedia.
7. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
8. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-
kemungkinan konsekuensinya.
2.4 Faktor – Faktor Demografi
Demografi dalam perilaku konsumen ada beberapa aspek yaitu, struktur kependudukan, sosial,
ekonomi dan status. Berikut ini adalah penjabarannya:
1. Demografi dalam struktur kependudukan
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia.
Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
2. Demografi dalam kelas sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status
kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang
sama dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai
produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri
maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain
karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.

3. Demografi dalam ekonomi


Gaya Hidup
Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang
ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring
dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan. Konsep gaya
hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu
mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang
memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam
dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu
tersebut.
4. Demografi dalam status sosial
Jenis-Jenis Status Sosial
a. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta,
golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
b. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang
dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan,
pekerjaan, dll.
c. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat
yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat.
Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

2.5 Faktor - faktor Demografi dapat Mempengaruhi Keputusan Pemasaran


Ada beberapa faktor demografi yang dapat mempengaruhi keputusan pemasaran, yaitu:
1. Lingkungan ekonomi
Faktor ini dapat mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen, karena suatu bangsa
mempunyai tingkat dan distribusi pendapatan yang berbeda-beda.
2. Lingkungan teknologi
Faktor ini sangat berperan penting karena lingkungan teknologi mempunyai kekuatan untuk
menciptakan teknologi baru seperti alat-alat elektronik, dll yang bermanfaat untuk kebutuhan
manusia. Dengan adanya teknologi maka akan menciptakan peluang dan pasar baru.
3. Lingkungan politik
Lingkungan politik ini terdiri dari hukum, badan hukum dan pemerintah. Hal ini sangat
mempengaruhi keputusan pemasaran karena lembaga politik dapat membatasi suatu organisasi
atau individu dalam masyarakat.
4. Lingkungan alam
Lingkungan alam sangat menentukan tersedianya bahan baku untuk produksi atau tidak. Hal ini
sering menjadi pertimbangan bagi pemasar untuk memasarkan produknya.
5. Lingkungan budaya
Manusia tumbuh dalam masyarakat tertentu yang membentuk keyakinan dan nilai dasarnya.
Karakteristik budaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemasaran adalah keteguhan
pada nilai-nilai budaya dan perubahan dalam nilai budaya sekunder.
2.6 Pengaruh Aspek Demografi Dalam Pemasaran
Data demografi adalah serangkaian informasi mengenai profil target pasar. Data ini
dimanfaatkan sebagai dasar langkah usaha pemasaran barang/jasa. Data demografi merupakan
serangkaian data statistik yang merupakan informasi mengenai usia, gender, dan pendapatan.
Data ini umumnya digunakan oleh bisnis untuk mengidentifikasikan target pasar bagi barang dan
jasa mereka. Dengan data demografi kita dapat melaksanakan proses pemasaran lebih terinci dan
efisien, sesuai dengan target pasar. Dalam pemasaran data-data demografi dikumpulkan kepada
pemerintah agar pemerintah memiliki data yang lengkap dan mengetahui karakteristik penduduk.
Hal ini penting untuk menentukan arah kebijakan sebagai upaya perlindungan konsumen.
Variabel usia, pendidikan, pekerjaan, dan letak geografi penting untuk dikumpulkan karena
variabel-variabel tersebut mempengaruhi pola perilaku konsumen melalui perbedaan-perbedaan
sikap dan persepsi yang ditimbulkan.

Penduduk dunia saat ini ini menurut data Bank Dunia adalah di kisaran menyentuh 7
milyar jiwa. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah seiring dengan
meningkatnya peradaban manusia.
Tidak ada data pasti mengenai perkembangan penduduk dunia dari zaman pertama kali
adanya manusia. Berdasarkan data dari tahun 1650an hingga saat ini terdapat 5 fase
perkembangan penduduk dunia yaitu;

1. Periode 1650-1800
Pada periode ini diperkirakan jumlah penduduk dunia mencapai 900 juta jiwa dengan
tingkat pertumbuhan penduduk 0,4 % per tahun. Periode ini ditandai dengan

 Mulai berkembangnya teknik pertanian


 Berdirinya pabrik-pabrik pada tahap awal
 Pengembangan sarana dan prasarana transportasi
 Kondisi politik di berbagai negara relatif stabil

2. Periode 1800-1850
Selama periode ini (50 tahun) jumlah penduduk dunia bertambah sekitar 33% yang
ditandai dengan gejala berikut

 Meningkatnya tatanan politik dan ekonomi negara


 Mulai timbulnya kesadaran akan lingkungan
 Adanya perhatian untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk

3. Periode 1850-1900
Periode ini memiliki ciri

 Mulai dilakukannya sensus penduduk di berbagai negara


 Peningkatan produktivitas manusia karena kemajuan IPTEK
 Di beberapa negara terjadi penurunan fertilitas
4. Periode 1900-1930
Periode ini sangat erat kaitannya dengan terjadinya Perang Dunia 1 dan perkembangan
penduduk dunia terbagi menjadi 3 wilayah yaitu

 Wilayah Amerika Serikat dan Eropa Barat pertumbuhan penduduknya mulai terkendali.
 Wilayah Eropa timur, Afrika Utara, Amerika Latin dan Jepang, angka pertumbuhan
penduduknya masih tinggi.
 Wilayah yang tidak termasuk 2 wilayah diatas pertumbuhan penduduknya tinggi.

5. Periode 1930-sekarang
Merupakan periode ledakan penduduk dunia karena berbagai faktor yaitu

 Berakhirnya Perang Dunia


 Meningkatnya pelayanan kesehatan dan pendidikan
 Penemuan berbagai jenis obat dan antibiotik
 Teknologi semakin maju di berbagai bidang
 Taraf ekonomi mulai meningkat

Sebelum tahun 1650an diperkirakan perkembangan penduduk dunia sangat tidak berarti.
Jumlah kelahiran dan kematian sama tingginya.

Peta Pertumbuhan Penduduk Dunia (dalam persen)


Data Penduduk Dunia (World Bank)

1. BEBERAPA PERNYATAAN/PENJELASAN DI DALAM EKSPERIMEN AWAL


Mengapa penyebaran penduduk di permukaan bumi tidak merata? Mengapa peta
persebaran manusia menunjukkan lebih banyak orang yang tinggal di sini dan hanya beberapa
yang tinggal di sana? Pertanyaan-pertanyaan tentang persebaran penduduk dari para ahli geografi
mungkin sering diharapkan oleh berbagai pihak. Meskipun menjelaskan keberadaan
orang "dimana" bukan merupakan tujuan utamanya. Hal itu hanyalah sebuah strategi pendekatam
yang permasalahannya lebih nyata dihadapi oleh berbagai pihak. Berikut ini ada beberapa alasan
untuk pernyataan di atas:
1. Dengan menggambarkan dan menjelaskan keberadaan penduduk, siswa memiliki peranan yang
besar di dalam keadaan tersebut. Keingintahuan yang sebenarnya ditemukan di antara ilmuwan
dengan orang awam.
2. Jawaban dari pertanyaan ini mungkin akan menjadi sangat baik memiliki nilai tambahan untuk
pengusaha, pejabat pemerintah, administrasi, perencana, dan ilmuwan sosial.
3. Jumlah penduduk asli adalah suatu populasi yang berada di beberapa daerah yang kekurangan
informasi, bahkan jika hanya dalam bentuk estimasi selama hampir seluruh dunia. Untuk semua
karakteristik yang lainnya beberapa di antaranya cukup sama pentingnya dengan ukuran
populasi, memiliki datayang sedikit dan biasanya lebih bisa diandalkan.
4. Prosedur yang digunakan untuk menjelaskan keberadaan orang biasanya juga digunakan untuk
mempelajari aspek-aspek yang lain dari populasi. Jika kita mempelajari bagaimana menjelaskan
dengan angka, sebagian besar dari pembahasan pasti menjelaskan tentang lokasi kelompok
usia, melek huruf,kematian, dan sejenisnya
5. Jika ahli geografi bisa menjelaskan angka dan lokasi populasinya tanpa menunjukkan pada
karakter demografi yang lainnya dengan cara yang telah disarankan. Upaya yang benar-
benar teliti akan berkembang menjadipopulasi geografi yang telah baku/matang.
Seperti studi yang cakupannya luas, pada akhirnya mengambil fenomena non
demografi yang hubungan penyebabnya terkait dengan populasi. Dengan kata lain, seseorang
tidakdapat memahami sepenuhnya mengapa orang tinggal, di mana mereka melakukan tanpa
belajar hampir semuanya harus diketahui tentangmasyarakat dan daerah yang bersangkutan.
Cara yang sangat baik ketikaguru mengenalkan siswanya tentang region geografi adalah cara
untuk menunjukkan peta penyebaran penduduk dan untuk berspekulasi dengannyatentang asal-
usul pola yang ditunjukkan di dalamnya.

Beberapa Asumsi Dasar


Sebelum melihat beberapa cara yang mungkin untuk menjelaskan polaareal jumlah
populasi, 4 asumsi harus dibuat secara tegas:
1) Informasi lokasi yang memadai dalam bentuk tabel, kata-kata, atau yang paling penting
kartografi membentuk sebuah asumsi. Aneh jika pada umunya tanpa disadari bahwa fakta adalah
peta populasi yang khas menunjukkan jumlah individu dan sepenuhnya menolak kualitas dari
orang-orang ini. Peta produksi batubara menjelaskan banyaknya dari gumpalan setara dengan
kalori akan menjadikan keanehan asli. Di geografi industri, peta digunakan untuk menunjukkan
jumlah pohon lebih sedikit daripada penggambaran yang sebenarnya atau produktivitas yang
dasar. Hal ini cukup mudah untuk membuktikan bahwa dalam hal
massa fisik semata sekelompok acak dari1.000 Norwegia mungkin akan berbobot lebih
dari pada sekelompok 1.500 atau lebih dari Pigmi Kongo yang membangun akan
menjadi kurus dan yang rata-rata usia akan jauh lebih rendah pada
setiap skala obyektif efektivitassosial ekonomi. Kesenjangan akan menjadi besar
namun peta pendudukdemokratis dan memberi bobot yang sama untuk jumlah yang
sama darimasing-masing kelompok.
2) Asumsi lain yang agak lemah adalah
bahwa makna locational dari "tinggal"atau "mendiami" seperti yang digunakan dalam
geografi populasi jelasdipahami. Kenyataannya, populasi pada umumnya menerima penggunaan
istilah dari lembaga statistik lokal yang dapat menentukan
lokasi individudengan keberadaan fisik mereka. Contohnya: pada saat pencacahan, tempat
tinggal yang diakui pada tanggal dilakukan pencacahan tersebut (de facto), atau lokasi tempat
tinggal yang lebih permanen (de jure). Beberapa masalahyang terkait
adalah penggambaran "ruang yang dihuni" sebagai lawan dariruang "tak
berpenghuni". Daerah segera ditempati oleh manusia atau terus-menerus digunakan oleh mereka
adalah sangat terbatas, tetapi tidak ada rumus yang diterima secara luas dimana daerah yang
luas penting untukeksistensi manusia dan kesejahteraan dapat berangkat dari ruang yang tidak
berpenghuni.
3) Hal itu diambil untuk diberikan bahwa kapasitas ditentukan secara biologisuntuk bertahan
hidup akan sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain, tetapi perbedaan-
perbedaan individu menyamakan ketika kelompok besarnyapun dianggap, kecuali beberapa
kelompok kecil kurang dipahami sifat-sifatfisiologis yang tampaknya menunjukkan
beberapa variasi suku. Akibatnyadalam pembahasan ini manusia dianggap konstan.
4) Bahwa dalam setiap penjelasan, dengan pengecualian angka, akan sejarah di alam mungkin yang
paling dasar dari semua asumsi. Jelas, itu hanya melalui proses dari waktu ke waktu dan
sering dalam kondisi yang sangat berbedadari yang berlaku sekarang bahwa fenomena saat
ini muncul. Akibatnya, kita harus mempelajari semua bukti yang ada dan pola yang mungkin
mempengaruhi untuk peristiwa masa lalu. Hal ini yang disangkal belum cukup dihargai dan
dipraktekkan yang berlaku sama baik untuk cabang-cabang ilmu geografi yang lain.
Benar bahwa semua geografi penduduk yang baik, ipso facto, geografi sejarah harus
dipahami untuk menerapkan untuk semua pekerjaan.

2. PENDEKATAN “TATA BUKU DEMOGRAFI”


Sebuah cara untuk menjelaskan jumlah orang dan lokasi adalah sebuah
pendekatan mekanistik yang keras. Mengingat bahwa semua populasi berada
dalam keadaan yang konstan, cepat, secara terus menerus dan jumlah orang di setiap daerah
tertentu hanyalah perubahan dari waktu ke waktu, jumlahkelahiran dan migrasi berkurang,
jumlah kematian dan migrasi keluar
bertambah, maka besarnya populasi dapat dijelaskan dengan pendekatan tata
buku demografi. Memang cukup benar bahwa hanya daerah yang menyimpan catatan yang
baik dari peristiwa penting untuk waktu yang cukup lama untukmemungkinkan pendekatan
seperti ini sangatlah sedikit, tetapi tidak masuk akal untuk berharap bahwa pada akhirnya kita
akan memiliki data yang memuaskan untuk sebagian besar dunia yang dihuni. Sementara
itu, mengapa tidak menggunakan metode yang di mana pun layak dilakukan?
Jawabannya adalah bahwa pekerjaan sibuk seperti aritmatika akan
memuaskan hanya sedikit intelektual ingin tahu yang sulit dipahami, untuk ituhanya
memberikan semacam penjelasan dangkal dan mengabaikan proses yang mendasarinya
dan hubungan balik peristiwa penting. Seperti “tata buku populasi” tidak memberikan informasi
awal yang berguna untuk prosespenjelasan, tetapi tidak dengan sendirinya menghasilkan
jawaban dari setiapsubstansi nyata. Hal itu tidak akan jauh lebih konyol untuk
mengatakan bahwa kritik musik dimulai dan diakhiri dengan osiloskop atau harus terbatas
padaanalisis statistik dari masing-masing huruf dan suku kata. Sebuah analogi yanglebih
berbuah disediakan oleh studi tentang asal-usul bentuk
lahan, karenapopulasi jumlah kepadatan dapat dipandang sebagai permukaan statistik
dariketinggian tertentu, maka di atas bidang yang sebenarnya (fakta) populasinyanol. Untuk
kedua fenomena tersebut, ketinggian permukaan matahari darigerakan ke atas dan ke bawah.
Walaupun hal itu akan berguna bagigeomorfologi untuk mengetahui jumlah yang tepat
dari deposisi dan erosi untuk sejumlah besar bidang tanah selama periode waktu tertentu.
Informasi ini hanya untuk dirinya sendiri dan hanya memberikan
permulaan menuju diskusi genetikyang sesungguhnya. Faktor yang berhubungan dengan
pertumbuhan untuk kedua populasi dan bentuk lahan yang sangat bervariasi di
dalam permukaanbumi yang pada akhirnya menghasilkan gerakan langsung
yang kemudianmenentukan ketinggian. Hal ini merupakan faktor langsung yang benar-
benarutama, dan cara-cara di mana mereka telah beroperasi, adalah apa yang benar-
benar perhatian kami

3. PENGARUH LINGKUNGAN FISIK TERHADAP PERSEBARAN PENDUDUK


Suatu pendekatan yang berbeda yang telah menikmati popularitas, jarang
menganggap manusia sebagai makhluk lingkungan fisiknya. Pendukungyang paling setia dalam
teori ini bahwa unsur-unsur iklim lingkungan, bentang alam, air,
tanah, mineral, dan biota dapat berdiri sendiri dalam menentukanjumlah populasi atau
karakteristik demografi lainnya. Namun, lingkungan fisik menyatakan bahwa dampak
mempunyai peranan utama dalam membentukukuran dan penyebaran populasi. Hal itu diterima
secara luas bahwa ukuran, distribusi, dan morfologi tanaman tertentu atau sebagian besar
populasi hewan diatur oleh lingkungan fisik dan sejarah saja. Tindakan resiprocal spesies pada
lingkungan atau yang antar-spesies, hubungannya akan menjadi pertimbanganrelatif kecil.
Perubahan dalam lingkungan fisik, perubahan evolusi dalamspesies, dan bagian umum akan
sangat mempersulit hubungan sebab dan akibat. Jika cukup diketahui tentang aspek
fisik dari daerah itu dan persyaratan ekologitanaman atau hewan dalam pertanyaan, masih secara
teoritis mungkin untukmemprediksi lebih erat kondisi kesetimbangan dari populasi tanaman atau
hewan untuk daerah tertentu.
Manusia, berdasarkan kapasitas yang unik budaya mereka, sebagian besar hidup di
luar hukum ekologi hewan. Namun demikian tetap dibutuhkanpengamatan di lapangan, bahkan
dalam masyarakat yang paling modern untuk menemukan beberapa hubungan yang
berbeda antara lingkungan fisik dengan aspek-aspek tertentu dari populasi manusia.
Perhatikan contoh sepertiidentifikasi terkenal cekungan batubara yang kaya dengan
pembangunanperkotaan yang padat di barat laut Eropa.
Efek magnetik iklim Florida danCalifornia pada migran Amerika, gelombang tahunan warga met
ropolitan untukpantai dan pegunungan, kedekatan petani cina untuk saluran tanah. Secara umum
mempuntai pengaruh yang negatif pada zaman Prakambrium. Dalam kasus tertentu, salah satu
bahkan dapat meramalkan ukuran populasi dalam batas-batas cukup sempit, data yang
memadai diberikan pada unsur-unsurpenting dalam lingkungan fisik dan sifat hubungan
antara unsur-unsur dan perilaku penduduk. Kepadatan penduduk pedesaan hampir di bagian
manapundari jawa atau korea dapat diprediksi dengan cukup kuat jika analis diperkaya
dengan informasi yang mudah diukur tertentu pada batas, kemiringan, dan
ketinggian dari permukaan tanah, kualitas tanah, curah hujan, serta lamanya darimusim tanam.
Demikian pula studi terbaru di dataran besar telah menunjukkanhubungan yang
signifikan, antara curah hujan tahunan. Dengan demikiansebagian besar masyarakat, penghasilan
utamanya berupa gandum. Untuk populasi Primitif, seperti orang
Eskimo dari Arktik Amerika atau bushmen dariKalahari tergantung pada sumber
makanan liar habitatnya, hubungan sederhanaantara pasokan bahan pangan, ikan, atau
tumbuhan dan jumlah manusia dapatdiatasi.
Para ahli lingkungan akan mengakui bahwa perbedaan budaya menjadi salah satu faktor
yang penting, tetapi masih menegaskan bahwa merekadilampaui oleh hubungan umum
tertentu antara faktor lingkungan dan karakteristik populasi manusia. Perubahan yang cepat
dalam karakteristik iniakan menunjukkan dampak perubahan lingkungan yang lebih
penting yang semakin efektif "penyesuaian" dari populasi lingkungan. Dari posisi
ini telahdidiskreditkan gagasan dalam beberapa dekade terakhir, bahwa
karakteristikpenduduk yang dibentuk hampir secara eksklusif oleh
faktor budaya yang samadipertahankan. Ahli geografi penduduk harus
mengakui keberadaan jalan tengahyang berlaku. Meragukan jika lingkungan fisik tidak secara
langsungmempengaruhi dan kemudian diubah oleh masyarakat. Masalah sebenarnya
adalah bagaimana dan sejauh mana hal ini terjadi

Fisiologi Manusia sebagai Faktor Pembatas


Menurut Zelinsky tidak ada perbedaan antara “manusia hewan” dan “manusia
berbudaya”. Jadi sedikit sulit melihat hubungan antara lingkungan fisik dengan kebudayaannya.
Bagaimanapun fisiologi manusia pasti mempengaruhi persebaran penduduk di permukaan bumi.
Ribuan tahun yang lalu manusia itu hampir sama dengan hewan karena mereka tidak berpakaian
dan memakan tumbuh-tumbuhan di hutan dan binatang buas. Selain itu homo sapiens juga
mengunakan alat-alat dan sejata dan berpartisipasi aktivitas kultural. Oleh karena itu, “animal
man” sama dengan “cultural man”.
Zelinsky mengatakan bahwa manusia mempunyai dua kebutuhan fisiologis,yaitu:
oksigen dan temperatur. Zelinsky mengatakan bahwa manusia sudah terbiasa dengan oksigen,
dia bisa hidup tanpa memerlukan alat bantu buatan setinggi 5000 meter di atas permukaan laut,
sedangkan seseorang yang tidak memakai baju akan mati setelah berdiri dalam waktu yang lama
pada suhu 5o. Pada siang hari suhu dan sinar matahari sangat panas di banyak daerah tropis dan
subtropis adalah di luar daya tahan manusia telanjang. Tetapi masih ada beberapa suhu pada
ketinggian tempat yang nyaman di bagian seluruh dunia yang tidak tertutup oleh es.
Manusia bisa hidup di manapun selain di gurun tanpa makanan tetapi hanya beberapa
waktu saja. Umtuk bentuk permukaan tanah tertentu, seperti glester, rawa dan permukaan
bebatuan yang sangat kasar akan membuat manusia tidak bertahan hidup. Manusia juga tidak
bisa hidup ketika dalam menghadapi bahaya geologi seperti letusan gunung berapi, aliran gletser,
gelombang pasang ataupun tanah longsor. Tetapi hal ini tidak menjadi masalah di seluruh dunia.
Yang menjadi masalah serius itu manusia sebagai hewan terrestrial. Jadi tanpa alat bantu buatan
manusia bisa bertahan hidup di dalam air walaupun hanya sebentar.

Ekumene manusia yang sebenarnya


Fakta yang sangat menakjubkan adalah manusia bisa hidup mana saja walaupun hanya
sebentar saja. Pada waktu A.D 1500 ketika tidak ada teknologi, manusia masih bisa melakukan
banyak aktivitas dan sebagian besar aktivitasnya masih primitif. Sementara itu, teknologi modern
telah memungkinkan menanam semi permanen ilmiah dan pos militer pada icecaps dan
lingkungan lain yang ekstrem. Untuk para pendaki gunung hidup beberapa hari pada daerah yang
ekstrem dan mendirikan perkemahan tampak mustahil. Bagaikan Chile Utara, Klondike, Sahara
Sentral atau darat kering di teluk Persia.
Pada umumnya, lingkungan fisik tidak terlalu mempengaruhi geografi penduduk.
Manusia bisa hidup pada tempat yang mempunyai sumber kehidupan walaupun hanya sedikit.
Contohnya pada daerah tundra, gurun kering, dan hutan tropis lembab yang terlalu bahaya untuk
kehidupan manusia. Pada daerah lain mekanisme budaya melindungi manusia dari lingkunganya
yang tajam.

4. PENGARUH FAKTOR FISIK TERHADAP KEBUDAYAAN PENDUDUK


Populasi manusia cenderung menjauhi lingkungan yang ekstrim. Itulah mengapa di
Eslandia, New Foundland, Guiana di Perancis, Iran Timur, Somalia, Patagonia ataupun di Kongo
populasinya sedikit. Sedangkan di Jawa, danau Victoria Plain atau Valley Meksiko populasinya
padat. Di sisi lain, ada banyak kasus yang berkebalikan. Contohnya, paraguay lebih unggul
kepada Ruanda-Urundi dalam potensi persebaran penduduk, tetapi Ruanda-Urundi daerahnya
jauh lebih ramai. Lalu ada banyak perbedaan antara kepadatan penduduk di Netherlands sama
Louisiana. Kalau bandingkan antara Vietnama Utara sama Iraq, luas daerahnya relatif dan
kepadatan populasinya tidak masuk akal.
Hanya ada satu hubungan yang jelas antara faktor fisik dengan kepadatan penduduk,
yaitu pada daerah-daerah terpencil atau tidak terjangkau oleh aksesibilitas tetap dibiarkan saja
meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah. Ratusan pulau-pulau kecil di tropis dan
sub-tropis tidak berpenghuni walaupun tempatnya nyaman, iklim produktif, tanah yang subur
cukup memadaii untuk kehidupan manusia.
Faktor-faktor penghalang aksesibilitas seperti Lereng timur Andes tropis dan dataran
tinggi Amerika Tengah, bagian dari lembah sungai Hay di Canada, dataran tinggi Angola dan
bagian dari Siberia dan Timur Uni Soviet meningkatkan curah hujan, kehangatan, kesuburan
tanah, kedataran daerah atau besarnya kekayaan mineral yang dikenal.
Di Amerika Tengah dan Amerika Selatan Andes, kepadatan penduduk meningkat
dengan ketinggian daerah pesisir. Lagos dan Accra adalah salah satu bagian paling kering di
Afrika Barat serta salah satu daerah yang paling padat penduduknya. Di daerah Flanders dan
Denmark populasinya padat meskipun mempunyai tanah kurang subur sedangkan Guatemala,
Bolivia Timur dan Iraq populasinya jarang walaupun tanah sangat subur.
Kesimpulannya, kepadatan penduduk dipengaruhi dua faktor yaitu: penyebab dan
pengaruh hubungan yang terkaitan dengan faktor-faktor yang lain. Selain itu hubungan tidak
langsung tetapi disaring melalui medium budaya dan ekonomis. Contohnya, apa hubungan antara
daerah pesisir dan kepadatan populasi yang tinggi? Beberapa kondisi yang menguntungkan telah
mendorong pembangunan ekonomi dan penduduk di daerah pesisir.

5. KONDISI PENDUDUK DI INDONESIA DAN DI FIJI PERHUBUNGAN DENGAN TEORI


ZELINSKY

a. Kondisi Penduduk di Indonesia Menurut Teori Persebaran Penduduk Zelinsky


Menurut Zelinsky elemen lingkungan seperti cuaca,bentuk lahan, air, tanah, bahan galian dan
biota mempengaruhi populasi. Itulah mengapa ada sedikit orang yang bertempat tinggal di sini dan
banyak orang yang bertempat tinggal di sana. Contohnya,kepadatan penduduk di pulau Jawa berbeda jika
dibandingkan dengan kepadatan penduduk di pulau-pulau yang lainnya di seluruh Indonesia.

Menurut grafik di di atas menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang besar antara penduduk
yang tinggal di P.Jawa dengan penduduk yang tinggal di pulau yang lainnya di Indonesia. Grafik ini
menunjukan bahwa terjadi persebaran penduduk yang tidak seimbang antara antara penduduk di Pulau
Jawa dengan penduduk di pulau-pulau di luar Jawa. Menurut grafik ini bersama luas wilayah pulau Jawa
lebih dari 7% dari luas daratan Indonesia, tetapi pulau jawa ini dihuni oleh sekitar 135 juta penduduk
(58%).
Sebaliknya, provinsi Papua mempunyai luas daratan 22% dari total luas daratan di Indonesia,
namun hanya memiliki 21% populasi manusia. Jumlah penduduk pulau Sulawesi adalah lebih dari 16 juta
(7%) pada tahun 2005. Daerah yang sangat luas di Indonesia memiliki tingkat populasi yang sangat
rendah, sementara sebagian besar masyarakat hidup di pulau Jawa dan Bali.
Penduduk di pulau Jawa lebih dari 2.000 orang per mil persegi. Banyak pulau-pulau lainnya di
Indonesia yang berpenduduk jarang. Di Pulau Sumatera yang lebih dari 40 tahun menjadi tujuan utama
program transmigrasi hanya memiliki kepadatan penduduk 96 orang per mil persegi. Kalimantan dengan
luas daerah lebih dari 28% dari daratan Indonesia, hanya memiliki 6% dari populasi penduduk di negara
Indonesia dan kepadatan kurang dari 45 orang per mil persegi. Daratan Irian Jaya mempunyai luas 22%
dari luas Indonesia di mana ada kurang dari 10 orang per mil persegi, memiliki kurang dari 1% dari
penduduk negara Indonesia
Kepadatan penduduk seluruh Indonesia tidak sama karena hampir 60 persen dari daratan
Indonesia berhutan dan sebagian besar bergunung-gunung dan gunung berapi. Titik tertinggi adalah
Puncak Jaya di Papua, yaitu 5.030 meter. Beberapa pegunungan lain di Sumatera dan Papua tingginya
melebihi 3.000 m. Itulah mengapa persebaran kepadatan penduduk di Indonesia tidak merata

b. Kondisi Penduduk di Fiji Menurut Teori Persebaran Penduduk Zelinsky


Kondisi kepadatan penduduk di Fiji juga dipengaruhi faktor faktor yang dikemukakan oleh
Zelinsky. Kepadatan penduduk di Fiji lebih banyak di pulau Viti Levu dari pada di pulau-pulau lain.
Beberapa tempat di pulau itu lebih padat dari pada tempat lain. Misalnya, kepadatan penduduk di kota
Suva sekitar 65 orang per km persegi, sedangkan kepadatan penduduk di kota Navua, Ba, Lautoka dan
Labasa kurang lebih 30 orang per km persegi. Kemudian ada banyak tempat yang mempunyai kepadatan
penduduk sekitar 1 atau 2 orang per km persegi. Pada umumnya tempat ini merupakan di tempat
terpencil yang tidak memiliki air dan sumber lain untuk kehidupan manusia.
Di Fiji hanya 16% dari daratan yang cocok untuk pertanian. Hal ini ditemukan terutama di
sepanjang dataran pantai, delta sungai, dan lembah. Itulah mengapa kepadatan penduduk di dekat
tempat ini lebih banyak dibandingkan dengan kepadatan di tempat lain.
Menurut pendapat penulis, banyak orang di Fiji khususnya orang pribumi Fiji lebih menyukai
tinggal di daerah sepanjang aliran sungai dan daerah pesisir karena kehidupan mereka sangat bergantung
pada hasil laut dan sungai untuk kehidupan sehari-hari. Itulah alasan kepadatan penduduk di dekat laut
dan sungai lebih banyak dari pada di tempat lain khusus di dekat Gunung dan Bukit. Jadi kepadatan
penduduk di dekat laut dan sungai di Fiji sekitar 30 orang per km persegi sedangkan kepadatan
penduduk di dekat daerah tinggi kurang lebih 5 orang per km persegi.
Di sisi lain,orang India di Fiji biasanya tinggal di daerah yang memiliki cuaca hangat karena
cuaca itu cocok untuk tanaman tebu dan sayur syuran. Jadi kepadatan di daerah hangat lebih banyak
dibandingkan dengan kepadatan di tempat dingin

Pengertian Sensus Penduduk


Pengertian sensus penduduk adalah pencatatan penduduk yang dilakukan pada kurun
waktu tertentu. Biasanya sensus penduduk dilakukan setiap 10 tahun sekali (tiap dekade).

Di Indonesia, sensus penduduk pertama kali dilakukan pada tahun 1930. Akan tetapi pada
tahun 1940 dan 1950 tidak dilaksanakan karea faktor keamanan. Pada masa itu, tahun
1940 terjadi perang dunia II, sedangkan tahun 1950 banyak gangguan keamanan dalam
negeri.

Ruang lingkup sensus penduduk mencakup seluruh wilayah geografis suatu negara dan
seluruh penduduknya, terdiri dari seluruh golongan umur penduduk baik yang bertempat
tinggal tetap maupun yang tidak memiliki tempat tinggal tetap misalnya, awak kapal, suku
terasing, tunawisma, kecuali anggota korps diplomatik dan keluarganya.

Jenis-Jenis Sensus Penduduk


Berikut ini adalah jenis-jenis sensus penduduk, yaitu :

Sensus De Jure
Sensus de jure adalah pencacahan jiwa yang dikenakan kepada mereka yang benar-benar
bertempat tinggal di daerah yang bersangkutan. Biasanya berdasarkan Kartu Tanda
Penduduk (KTP).

Sensus De Facto
Sensus de facto adalah pencacahan jiwa yang dikenakan kepada mereka yang waktu
penacahan jiwa berada diwilayah/negara yang bersangkutan.

Baca Juga : Pengertian Mitosis dan Meiosis Lengkap !

Metode Sensus Penduduk


Metode sensus penduduk dapat dibedakan menjadi 2 macam, yakni :

Metode Householder
Metode sensus householder yaitu daftar yang diisi oleh kepala keluarga. Pelaksanaan
sensus metode householder merupakan pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh
penduduk sendiri.

Kelebihan dari metode householder adalah waktu yang dibutuhkan lebih cepat sebab
petugas tidak harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaan bisa dikirimkan
atau dititipkan pada aparat desa.

Sedangkan kekurangannya adalah data yang didapatkan kurang terjamin kebenarannya


sebab ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Metode Canvasser
Metode canvaser merupakan metode dimana daftar diisi oleh petugas sesuaidengan
jawaban penduduk. Pelaksanaannya adalah petugas mendatangi tempat tinggal penduduk
dan mengisi daftar pertanyaan.
Kelebihan dari metode ini adalah data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan
penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang
diperlukan lebih lama sebab jumlah petugas yang terbatas sedangkan wilayah yang luas.

Data sensus yang dikumpulkan terdiri dari karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan
sosial budaya.
Karakteristik demografi yang dikumpulkan melipti kelahiran, kematian, dan migrasi, serta
riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin.

Data yang dihimpun pada bidang ketenagakerjaan digolongkan menjadi lapangan usaha,
jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data sosial budaya meliputi tingkat
pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia).

Data-data dari sensus ini digunakan guna perencanaan pembangunan di berbagai bidang.
Hal tersebut sangat berperan penting guna mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan,
baik di bidang kependudukan, sosial budaya, dan ketenagakerjaan.

Fungsi Sensus Penduduk


Kegunaan sensus penduduk antara lain, sebagai berikut.

 Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.


 Mengetahui pertumbuhan penduduk.
 Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk.
 Mengetahui komposisi penduduk.
 Mengetahui besarnya urbanisasi.
 Untuk merencanakan pembangunan bangsa dan negara.

Pengertian komposisi penduduk


Komposisi penduduk adalah suatu susunan atau pengelompokan penduduk yang berdasarkan dengan ciri-ciri
tertentu misalnya seperti umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, mata pencaharian serta tempat
tinggal.

Dengan adanya komposisi penduduk, maka dapat diketahui sifat-sifat khusus dari penduduk yang berbeda
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya. Dengan kata lain bahwa apabila komposisi penduduk
pada waktu yang lalu dan dibandingkan dengan waktu sekarang, maka dapat diketahui apa saja perubahan
yang telah terjadi melalui perbandingan tersebut.
Baca juga : Pengertian, #5 Macam Pertumbuhan Penduduk

Macam-macam komposisi penduduk


Dalam menganalisis situasi kependudukan pada suatu wilayah atau negara, perbandingan komposisi
penduduk mempunyai peranan yang sangat penting. Adapun dibawah ini adalah jenis-jenis atau macam-
macam komposisi penduduk yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut :

1. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

a. Komposisi penduduk menurut umur (usia)

Dalam kehidupan masyarakat, umur mempunyai peran penting dimana umur dapat menjadi dasar dalam
pengelompokan penduduk, misalnya untuk menentukan atau memprediksi angkatan kerja dan seberapa
banyak lapangan kerja yang harus diciptakan.

Adapun fungsi dari pengelompokan umur dilakukan untuk mengetahui angka beban ketergantungan penduduk
(dependency ratio) yaitu dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk usia produktif dengan jumlah
penduduk usia tidak produktif.

Tujuan dari angka beban ketergantungan adalah untuk mengetahui jumlah penduduk usia tidak produktif yang
kebutuhan ekonominya menjadi beban atau tanggungan penduduk usia produktif.

Pengelompokan usia penduduk


Dikatakan usia sebelum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif jika :

1. Usia sebelum produktif berada pada usia 0-14 tahun.

2. Usia produktif berada pada usia 15-64 tahun.

3. Usia tidak produktif jika berada pada usia lebih dari 65 tahun.
Rumus angka beban ketergantungan
Adapun dibawah ini cara untuk menghitung angka beban ketergantungan (ABK/ Dependency Ratio) adalah
antara lain sebagai berikut :

ABK = Jumlah penduduk usia tidak produktif x 100 : Jumlah penduduk usia produktif

Contoh soal angka beban ketergantungan


Berdasarkan data statistik diketahui jumlah penduduk usia 0-14 tahun adalah 60.961.500 jiwa, dan penduduk
usia 65 tahun ke atas adalah 10.035.065 jiwa. Maka perhitungan angka beban ketergantungannya adalah
dengan cara sebagai berikut :

Penyelesaian :

ABK = 60.961.500 + 10.035.065 x 100 : 140.555.430

ABK = 70.996.565 x 100 : 140.555.430

ABK = 50.51

ABK = 51

Jadi, setiap 100 orang usia produktif menanggung beban ekonomi penduduk usia tidak produktif sebesar 51
jiwa.

b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan. Adapun pada komposisi penduduk ini dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk
laki-laki pada tiap 100 penduduk perempuan.

Jenis kelamin = Jumlah penduduk laki-laki x 100 : Jumlah penduduk perempuan

Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang
disebut dengan piramida penduduk. Dengan adanya piramida penduduk, struktur penduduk suatu negara
dapat diketahui.

Adapun manfaat atau kegunaan piramida penduduk adalah untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-
laki dan perempuan, jumlah tenaga kerja dan struktur penduduk suatu negara dengan cepat.
Bentuk piramida penduduk berbeda-beda untuk setiap wilayah atau negara. Masing-masing bentuk piramida
penduduk mencerminkan karakteristik dari penduduknya. Ada 3 macam piramida penduduk yaitu antara lain
sebagai berikut :

Macam-macam piramida penduduk


Dibawah ini terdapat #3 macam / jenis piramida penduduk adalah antara lain sebagai berikut :

#1. Piramida penduduk muda (expansive)

Piramida penduduk muda menggambarkan penduduk yang sedang tumbuh atau berkembang. Artinya adalah
jumlah penduduk masih terus meningkat. Dengan ciri, jumlah kelahiran lebih banyak dari kematian dan pada
umumnya merupakan negara sedang berkembang. Contohnya adalah seperti Malaysia dan Indonesia.

#2. Piramida penduduk stasioner (stationary)

Piramida penduduk stasioner menunjukkan penduduk dalam keadaan tetap atau stationer. Dengan ciri jumlah
kelahiran seimbang dengan kematian, jumlah penduduk usia muda, dewasa dan tua seimbang, biasanya
terjadi pada negara maju.

#3. Piramida penduduk tua (constrictive)

Piramida penduduk tua menunjukkan penduduk menuju arah kemunduran. Dengan ciri, jumlah penduduk terus
berkurang, jumlah kelahiran semakin menurun, sebagian besar penduduk berusia tua. Di dunia jarang terdapat
negara dengan tripologi piramid ini.

Apabila komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin di suatu daerah atau negara mengikuti salah
satu dari ketiga piramida yang telah disebutkan diatas, maka secara teoritis dapat dibuat perkiraan mengenai
kemungkinan pertumbuhan dimasa yang akan mendatang.

Baca juga : Pengertian Persebaran Dan Kepadatan Penduduk

2. Komposisi penduduk berdasarkan ciri-ciri sosial

Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri sosial dapat disusun berdasarkan tingkat pendidikan dan
status perkawinan yang dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut dibawah ini :
a. Tingkat pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk dapat dikelompokkan menjadi penduduk yang buta huruf dan yang
melek huruf. Penduduk yang melek huruf dapat dikelompokkan menurut tingkat pendidikan, seperti :

1. Kelompok tidak sekolah.

2. Belum tamat SD.

3. Tamat SD.

4. Tamat SMP.

5. Tamat SMA.

6. Tamat akademi atau,

7. Tamat perguruan tinggi dan lain-lain.

b. Status perkawinan

Berdasarkan status perkawinan, pengelompokan penduduk dapat disusun menjadi kelompok belum kawin,
sudah kawin, cerai dan janda atau duda.

3. Komposisi penduduk berdasarkan ciri-ciri ekonomi

Komposisi penduduk berdasarkan ciri-ciri ekonomi dapat disusun berdasarkan jenis pekerjaan atau mata
pencaharian.

1. Teori Malthus (Thomas Robert Malthus)

Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus
yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan
teori Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua
pokok pendapatnya yaitu :

a. Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia

b. Nafsu manusia tak dapat ditahan.


Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan.
Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup.

Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara
geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung).
Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat mengurangi kegoncangan dan
kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan manusia yaitu dengan jalan :

a. Preventive checks

Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan moral restraint.
Termasuk didalamnya antara lain :

1) Penundaan masa perkawinan

2) Mengendalikan hawa nafsu

3) Pantangan kawin

b. Positive checks

Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :

1) Bencana Alam

2) Wabah penyakit

3) Kejahatan

4) Peperangan

Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.

Teori yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :

a. Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.

b. Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.

c. Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya

d. Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-
orang dan mengurangi kekuatan dari negara

Akan tetapi bagaimanapun juga teorinya menarik perhatian dunia, karena dialah yang mula-mula
membahas persoalan penduduk secara ilmiah. Disamping itu essaynya merupakan methode untuk
menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi ilmu-ilmu kependudukan
sekarang ini.
Beberapa Pandangan Terhadap Teori Malthus

Bermacam-macam reaksi timbul terhadap teori Malthus, baik dari golongan ahli ekonomi, sosial dan
agama. Hingga saat ini teori Malthus masih dipersoalkan. Pada dasarnya pendapat-pendapat terhadap
teori Malthus dapat dikelompokan sebagai berikut :

a. Teori Malthus salah sama sekali

Golongan ini menganggap Malthus mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal,


perencanaan produksi. Terhadap golongan yang tidak setuju, Malthus menjawab bahwa :

1) Tingkat pengembangan teknologi tidak sama diseluruh negara

2) Kemampuan yang berbeda-beda untuk mengadakan penanaman modal.

3) Faktor kesehatan rakyat dan pengaruhnya terhadap penghidupan sosio ekonomi kultural.

4) Masalah urbanisasi yang terdapat dimana-mana

5) Taraf pendidikan rakyat tidak sama

6) Proses-proses sosial yang menghambat kemajuan

7) Faktor komunikasi dan infrastruktur yang belum sama peningkatannya

8) Faktor-faktor sosial ekonomi serta pelaksanaan distribusinya

9) Kemampuan sumber alam tidak akan mampu terus menerus ditingkatkan menurut kemampuan
manusia tanpa batas, melainkan akhirnya akan sampai pada suatu titik, dimana tidak dapat ditingkatkan
lagi.

10) Masih banyak faktor lagi yang selalu tidak menguntungkan bagi keseimbangan peningkatan
penduduk dengan produksi bahan-bahan sandang pangan

Teori Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi negara-negara Asia.

b. Teori Malthus memang benar dan berlaku sepanjang masa.

Penganut golongan ini setuju dengan Teori Malthus, meskipun ada beberapa tambahan /revisi. Pengikut
Malthus ini disebut Neo Malthusionism. Mereka beranggapan bahwa untuk mencapai tujuan hanya
dengan moral restraint (berpuasa, menunda – perkawinan) adalah tidak mungkin. Mereka berpendapat
bahwa untuk mencegah laju cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth
control dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Pengikut-pengikut teori Malthus antara lain :


1) Francis Flace (1771 – 1854)

Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and Proofs of the population atau penjelasan
dari bukti mengenai asas penduduk. Ia berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak
menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan dan penyakit dapat dicegah.

2) Richard Callihie (1790 – 1843)

Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah cinta itu menurut dia - Mereka yang berkeluarga
tidak perlu mempunyai jumlah anak yang lebih banyak dari pada yang dapat dipelihara dengan baik.

- Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut karena kehamilan

- Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan

3) Pengikut yang lain antara lain Any C. Besant (1847-1933)

Ia menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral
manusia”

4) Pengikut yang tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale yang hidup tahun 1825 – 1904. Ia
berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan moral.
Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk menegakkan moral masyarakat.

B. ALIRAN MARXIS
Aliran ini di pelopori oleh Karl Marx dan Friederich Engels ketika Malthus meninggal dunia
di Inggris pada tahun 1834. Pada waktu itu teori Malthus sangat berperan di Inggris maupun di Jerman.
Marx dan Engel tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak ada
pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan makanan, tetapi
tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Menurut Marx, kemelaratan terjadi bukan disebabkan
karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi karena kesalahan masyarakat itu sendiri seperti
yang terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagian pendapatan dari
buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.
Marx juga mengatakan bahwa, kaum kapitalis membeli mesin-mesin untuk menggantikan
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh kaum buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan
karena kekurangan bahan pangan, akan tetapi karena kaum kapitalis mengabil sebagian dari
pendapatan kaum buruh yang dihasilkan. Jadi, menurut Marx dan Engels sistem kapitalis yang
meneyebabkan kemelaratan tersebut, dimana kaum pemilik modal menguasai alat-alat produksi. Maka
menurut Marx untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistim
kapitalis menjadi sistim sosialis.
Menurut Marx dalam sistem sosialis alat-alat produksi di kuasai oleh buruh, sehingga gaji
buruh tidak akan terpotong. Buruh akan menikmati seluruh hasil kerja mereka dan oleh karena itu
masalah kemelaratan akan dapat dihapuskan. Marx juga mengatakan bahwa semakin banyak jumlah
manusia, semakin tinggi hasil produktivitasnya, jadi tidak perlu diadakan pembatasan pertumbuhan
penduduk. Marx dan Engel menentang usaha-usaha moral restraint yang dicetuskan oleh Malthus.
Dalam hal ini pendapat Marx banyak yang menganutnya seperti halnya dengan Malthus. Setelah
Perang Dunia II dunia dibagi menjadi tiga kelompok; pertama, negara-negara kapitalis yang umumnya
cenderung membenarkan teori Malthus seperti Amerika Serikat, Ingris, Prancis, Australia, Canada, dan
Amerika latin; kedua, negara yang menganut sistem sosial, seperti Uni Soviet, negara-negara Eropa
Timur, Republik Rakyat Cina, Korea Utara dan Vietnam; ketiga, negara-negara nonblok seperti India,
Mesir dan Indonesia.
Beberapa kritik yang telah dilontarkan terhadat teori Marx ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Marx menyatakan bahwa hukum kependudukan di negara sosialis merupakan antithesa hukum
kependudukan di negara kapitalis. Menurut hukum ini apabila di negara kapitalis tingkat kelahiran dan
tingkat kematian sama-sama rendah maka di negara sosialis akan terjadi kebalikannya yaitu tingkat
kelahiran dan tingkat kematian sama-sama tinggi. Namun kenyatanya tidaklah demikian, tingakat
pertumbuhan penduduk di negara Uni Soviet hampir sama dengan negara-negara maju yang sebagian
besar merupakan negara kapitalis.

Teori Boserupian
Teori ini dikemukakn Ester Boserup dan para pengikutnya (Neo-
Boserupian). Faham Boserup gaya baru lebih menekankan pada pengaruh tekanan pen
duduk ini terhadap masyarakat. Menurutnya, tekanan penduduk justru dapat memperce
pat inovasi teknologi, dan masyarakat cenderung berusaha mencari teknologi baru atau
mengadaptasi teknologi yang ada pada lingkungan baru. Degradasi lahan dapat terjadi
karena masyarakat cenderung mengeksploitasi lahan-
lahan pertanian yang ada dan mengakibatkan penambangan lahan.
Teori Boserupian berfokus pada hubungan antara tiga factor, yaitu penduduk, lin
gkungan, dan teknologi. Konsep 'penduduknya,' berbeda dengan Malthus, meliputi kep
adatan penduduk serta ukuran mutlak dan pertumbuhan. Seperti Malthus, konsep lingk
ungan terutama mengacu pada sumber daya lahan dan faktor-
faktor terkait seperti iklim dan kualitas tanah. Karena fokusnya adalah sejarah baik civilz
ations atau negara-
negara berkembang, 'teknologi' menurut Boserup, seperti halnya dengan Malthus, terut
ama mengacu pada alat-
alat dan input yang digunakan dalam pertanian, kegiatan produktif utama di masyarakat
.
Menurutnya terdapat hubungan yang sangat erat antara penduduk, lingkungan d
an teknologi. Hal ini umumnya disepakati bahwa perubahan teknologi memiliki pengaru
h penting pada ukuran populasi.
A. Definisi Transisi Demografi
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Ilmu yang
mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi pertama
sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Transisi Demografi Indonesia Tahun 1950-2050 Sumber : World Population Prospect,


Economic and Social Affairs, UN
Garis yang berwarna biru itu menggambarkan angka kelahiran.
Garis yang berwarna merah itu menunjukkan angka kematian.
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi,
menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.

a. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).

b. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi ,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin
membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan
semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kema tian
menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju
pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai
1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.

c. Pada keadaan III


Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya
tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk
menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk
indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.

d. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau
tanpa pertumbuhan.

Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan peningkatan
pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.

B. Tahap-tahap Transisi Demografi


Menurut blacker (1947) ada 5 tahap dalam teori transisi demografi,dimana khususnya phase
2 dan 3 adalah tahap transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi yaitu :
1. Tahap stasioner tinggi
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Eropa abad 14

2. Tahap awal perkembangan


Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: India sebelum pd ii

3. Tahap akhir perkembangan


Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: Australia, selandia baru tahun ‘30an.
4. Tahap stasioner rendah
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: Perancis sebelum pd ii

5. Tahap menurun
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: Jerman Timur & Barat tahun ‘75

Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara -negara
berkembang. Bila di Eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih
karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan
perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan, tingkat kesehatan, keadaan geografis,
kebijakan politis, kemajuan iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan lainnya.

Dasar Perhitungan Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi


Pengertian Fertilitas

Fertilitas sebagai istilah demografi, merupakan hasil reproduksi yang nyata dari seorang
wanita atau sekelompok wanita (Hatmadji, 1982). Dengan kata lain, fertilitas adalah
banyaknya bayi lahir yang hidup. Terdapat beberapa konsep dalam fertilitas:

 Lahir hidup: kelahiran bayi dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

 Lahir mati: kelahiran bayi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

 Abortus: kematian bayi dalam kandungan.

 Masa reproduksi: masa di mana wanita mampu melahirkan.

Persoalan dalam Pengukuran Fertilitas

Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian jumlah kelahiran dengan jumlah penduduk
yang menanggung risiko (exposed to risk). Persoalan dalam perhitungan fertilitas adalah
sebagai berikut:

 Pengukuran fertilitas lebih kompleks daripada pengukuran mortalitas, karena seorang wanita
dapat melahirkan beberapa kali (lebih dari satu kali) dan hanya dapat meninggal satu kali.
 Pada kenyatannya, tidak semua wanita mengalami risiko melahirkan karena adanya
kemungkinan berupa tidak mendapat pasangan untuk berumah tangga, mandul, atau telah
bercerai.

Pengukuran Fertilitas Tahunan

Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) merupakan banyaknya kelahiran hidup pada suatu
tahun tertentu tiap 1000 penduduk.

CBR = crude birth rate/tingkat fertilitas kasar.

B = jumlah kelahiran pada tahun x.

Pm = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x.

k = 1000

Tingkat fertilitas umum (general fertility rate) membandingkan jumlah kelahiran dengan
jumlah penduduk wanita usia 15-49 tahun.

GFR = general fertility rate/tingkat fertilitas umum.

B = jumlah kelahiran pada tahun x.

Pf(15-49) = jumlah penduduk wanita berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun x.

k = 1000

Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility rate),

ASFRi = age specific fertility rate/tingkat kelahiran menurut umur.


Bi = jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i.

Pi = jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun x.

k = 1000

Pengukuran Fertilitas Kumulatif

Tingkat fertilitas total (total fertility rate) mengukur jumlah kelahiran hidup tiap 1000
wanita hingga akhir masa reproduksinya. Dalam praktiknya, TFR dihitung dengan cara
menjumlahkan ASFR. Jika umur tersebut berjenjang lima tahun, maka rumus TFR:

Gross reproduction rate (GRR) menghitung jumlah kelahiran bayi perempuan oleh 1000
wanita sepanjang masa reproduksinya, dengan asumsi bahwa tidak ada seorang wanita
yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya. Kelemahan dari perhitungan ini
adalah mengabaikan kemungkinan wanita meninggal sebelum mengakhiri masa
reprodukinya. GRR dihitung dengan:

ASFRfi = tingkat fertilitas menurut umur ke-i dari kelompok berjenjang 5 tahunan.

Net reproduction rate (NRR) menghitung jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah
kohor (angkatan) dari 1000 wanita dengan memperhitungkan kemungkinan wanita-wanita
tersebut meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.

Pengertian Mortalitas

Menurut UN (United Nations) dan WHO, mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-
tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
(dalam Utomo, 1982).
Sumber Data Kematian

Dalam memperoleh data kematian, terdapat metode registrasi dan sensus/survei penduduk.
Dalam metode registrasi, setiap kejadian kematian dilaporkan atau dicatatkan secara
segera setelah peristiwa kematian terjadi. Sedangkan pada metode sensus/survei, kejadian
kematian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian terjadi.

Pengukuran Angka Mortalitas

Angka kematian kasar (crude death rate) merupakan jumlah kematian pada tahun tertentu
dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut. Angka kematian ini
dinyatakan untuk per 1000 orang:

CDR = angka kematian kasar/crude death rate.

D = jumlah kematian pada tahun x.

P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun x.

k = 1000

Angka kematian menurut umur (age specific death rate) merupakan jumlah kematian pada
suatu kelompok umur dan pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
kelompok umur yang sama dan pada pertengahan tahun yang sama.

ASDR = angka kematian menurut umur/age specific death rate.

Di = jumlah kematian penduduk berumur i pada tahun x.

Pi = jumlah penduduk berumur i pada pertengahan tahun x.

k = 1000
Angka kematian bayi (infant mortality rate) sebagai indikator dalam menentukan kesehatan
masyarakat, dihitung dengan jumlah kematian bayi berumur di bawah satu tahun pada
tahun tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran pada tahun tersebut.

Pengertian Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk yang relatif permanen dari suatu daerah ke
daerah lain. Adanya migrasi tentu dipengaruhi oleh pull dan push factors. Kegiatan migrasi
membawa konsekuensi positif dan negatif terhadap wilayah yang dituju dan wilayah yang
ditinggalkan.

Pengukuran Angka Migrasi/Mobilitas

Angka mobilitas (m): merupakan rasio dari banyaknya penduduk (M) yang berpindah
secara lokal dalam suatu jangka waktu tertentu terhadap total jumlah penduduk (P). Angka
mobilitas dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dengan:

m = angka mobilitas.

M = jumlah penduduk yang berpindah secara lokal dalam suatu waktu.

P = jumlah total penduduk/populasi.

Angka migrasi masuk (mi) menunjukkan banyaknya migran yang masuk (I), per 1000 jiwa
di daerah tujuan dalam waktu setahun.

mi = angka migrasi masuk.


I = jumlah migran yang masuk.

P = biasanya adalah jumlah penduduk di pertengahan tahun.

Angka migrasi keluar (mo) menunjukkan banyaknya migran yang keluar (O), per 1000 jiwa
dalam waktu setahun.

mo = angka migrasi keluar.

O = jumlah migran yang keluar.

P = biasanya adalah jumlah penduduk di pertengahan tahun.

Angka migrasi netto (mn) merupakan selisih antara banyaknya migran yang masuk (I) dan
banyaknya migran yang keluar (O) pada suatu wilayah, per 1000 jiwa dalam satu tahun.

mn = angka migrasi netto.

I = jumlah migran yang masuk.

O = jumlah migran yang keluar.

P = biasanya adalah jumlah penduduk di pertengahan tahun.

Angka migrasi bruto (mb) menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan penduduk per
seribu penduduk, yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk
wilayah asal dan jumlah penduduk wilayah tujuan.

mb = angka migrasi bruto.

I = jumlah migran yang masuk.


O = jumlah migran yang keluar.

P1 + P2 = jumlah penduduk wilayah asal ditambah jumlah penduduk wilayah tujuan.

Metode Perkiraan Migrasi

Balancing equation, merupakan metode perkiraan migrasi netto (I – O) dengan


menggunakan jumlah penduduk (P), jumlah kelahiran (B), jumlah kematian (D) pada dua
sensus.

I – O = migrasi netto.

P1 – P2 = perubahan penduduk antara dua sensus.

B – D = pertumbuhan alamiah penduduk antara dua sensus.

Forward cencus survival ratio (FCSR), dihitung dengan suatu pecahan yang pembilangnya
merupakan jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan
penyebutnya merupakan jumlah penduduk pada kelompok yang 10 (sepuluh) tahun lebih
muda pada sensus sebelumnya. Perhitungan ini berlaku jika sensus dilakukan setiap
sepuluh tahun.

Misal:

Reverse cencus survival ratio (RCSR), dihitung dengan suatu pecahan yang pembilangnya
merupakan jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu dalam suatu sensus, dan
penyebutnya merupakan jumlah penduduk pada kelompok yang 10 (sepuluh) tahun lebih
tua pada sensus sesudahnya. Perhitungan ini juga berlaku jika sensus dilakukan setiap
sepuluh tahun.

Misal:
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN SOLUSINYA
Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya manusia sepertinya belum muncul
ke permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali, sehingga Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses
pembangunannya. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Negara Indonesia belum mampu
menyejahterakan semua penduduknya. Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan
mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan kependudukan. Adapun masalah-masalah
kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain :
1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk Indonesia
Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di
Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
b. Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil
dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
c. Kepadatan penduduk Indonesia
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah yang dihuni. Ukuran yang
digunakan biasanya adalah jumlah penduduk setiap satu km2 atau setiap 1mil2. permasalahan dalam kepadatan
penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dsb.
d. Susunan penduduk Indonesia
Sejak sensesus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif. Artinya pada
periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua. Susunan penduduk yang
seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut :
– Penyediaan fasilitas kesehatan.
– Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
– Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja.
– Penyediaan fasilitas social lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1) Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran,menunda usia perkawinan
muda, dan meningkatkan pendidikan.
2) Pemerataan Persebaran Penduduk,
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk
mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan
pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di
pedesaan.
2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah
sebagai berikut :
a. Masalah Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah
dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk
Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah :
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju.
Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu
mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini
nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak
fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan
seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1) Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
2) Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
4) Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
5) Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
6) Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
7) Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
b. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat
kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4. Gizi yang rendah.
5. Penyakit menular.
6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah :
1. Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama
karena menyangkut jiwa manusia.
2. Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa
pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1) Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
3) Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
4) Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
5) Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
6) Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
c. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan
rata-rata penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita
rendah, hal ini disebabkan oleh:
1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2. Jumlah penduduk banyak.
3. Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
2. Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
3. Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati
kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Upaya-upaya Pemecahan Permasalahan :
1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.
2) Merangsang kemauan berwiraswasta.
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
4) Memperluas kesempatan kerja.
5) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa

Anda mungkin juga menyukai