Anda di halaman 1dari 57

STATISTIK

KEPENDUDUKAN
Lingkungan dan gizi
Biostatistik
Disiplin ilmu yang mempelajari cara pengumpulan,
pengolahan, analisis data dan, penyajian, termasuk cara
pengambilan kesimpulan dengan memperhitungankan
ketidakpastian berdasarkan konsep propabalita (kemungkinan
yang terjadi)
Penerapan
 Statistik kesehatan sudah diterapkan dari masa ke masa.
 Raja Ramses II dari Mesir ± 1250 SM,
 tahun 1603 John Graunt melakukan pencatatan kematian di
Inggris,
 tahun 1945 John Snow menganalisis tentang penyakit kholera
di London,
 Samuel Shattuck dari Amerika Serikat merangkum Census of
The City of Boston (1845), Report of The Sanitary
Commision of Massachusetts (1850)
Lanjutan
 Sebagai salah satu cara untuk pengambilan kebijakan dan
keputusan.
 Penggunaan statistik adalah penting dalam ilmu kesehatan
masyarakat untuk membantu memberi bobot, ukuran atau
patokan data dalam mengambil sebuah ukuran kesehatan.
 Penilaian kesehatan masyarakat didasarkan pada kejadian-
kejadian yang menimpa masyarakat itu sendiri, kemudian
dijadikan indikator ukuran kesmas.
 Semua kegiatan yang memerlukan pencatatan dalam penilaian
kesehatan individu atau umum memerlukan ilmu statistik.
Tujuan
 Mengukur peristiwa-peristiwa penting atau vital event yang
terjadi di masyarakat.
 Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui
masalah-masalah kesehatan yang terdapat di dalam berbagai
kelompok masyarakat.
 Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu tempat
dengan tempat lain atau status kesehatan masyarakat sekarang
dengan status kesehatan lampau.
 Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa-masa
mendatang. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan dan
kegagalan dan suatu program kesehatan atau
pelayanankesehatan yang sedang dilaksanakan.
Lanjutan
 Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan sertamenentukan secara pasti target
pencapaian tujuan.
 Keperluan penelitian pada masalah-masalah kesehatan,
keluarga berencana, lingkunganhidup dan lain-lain.
 Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.
 Keperluan publikasi ilmiah di media massa.
Manfaat
Dari penerapan statistik di atas, sudah jelas ilmu ini intinya digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan dan kebijakan kesehatan.
Kurang lebih manfaat statistik dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
 Menentukan masalah-masalah kesehatan masyarakat.
 Menentukan masalah-masalah yang harus diprioritaskan untuk diatasi.
 Perkiraan tentang sumber-sumber yang ada dilapangan kesehatan yang dapat
digunakan untuk usaha kesehatan masyarakat.
 Memilih cara-cara yang paling efektif
 Merencanakan usaha-usaha berdasarkan fakta prioritas dan adanya sumber.
 Mengefaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
 Menganalisa kesulitan-kesulitan yang ditemukan dan factor-faktor lainnya yang
dicapai serta merencanakan kembali usaha-usaha.
 Mengevaluasi dan menentukan tingkat kesehatan masyarakat
 Mencatat dan mendokumentasikan semua data kesehatan masyarakat, untuk
tujuan perbandingan dengan daerah-daerah lain waktu yang berlainan.
 Dalam Statistika Kesehatan data yang dibutuhkan lebih
banyak menjurus pada perencanaan, pelaksanaan & penilaian
program kesehatan, yang termasuk di dalamnya :
Morbiditas (frekuensi dan penyebab kesakitan),
Statistik Rumah sakit (jumlah pasien, lama perawatan, dll),
Statistik Pelayanan (imunisasi, kesehatan gigi, KB, dll).
Ruang Lingkup
 Statistic Deskriptif, yaitu suatu statistic yang metode dan
prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan data,
Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa
perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic
 Statistik Inferensial, yaitu statistic yang metode dan
prosedur yang dipakai sama seperti pada statistic deskriptif
namun disertai pengambilan kesimpulan denganpembuktian
secara statistic terhadap hasil dari sampel atau populasi
DEMOGRAFI
 Demografi berasal dari kata :
 Demos : rakyat atau penduduk
 Grafein : menggambar atau menulis

 Pertama kali digunakan oleh Acchile Guillard (1855)


dalam “Elements de Statistique Humaine, ou Demographie
Comparee” atau “Elements of Human Statistics or Comparative
Demography”

10
 Confusius : hubungan penduduk
dengan kesejahteraan

• Plato : Jumlah penduduk


ideal untuk sebuah kota

11
Definisi
 Johan Sussmilch (1762) berpendapat bahwa
demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum
Tuhan yang berhubungan dengan perubahan pada
umat manusia yang terlihat dari jumlah kelahiran,
kematian dan pertumbuhannya.

12
Definisi
 David V. Glass (1953) menekankan bahwa
demografi terbatas pada studi penduduk sebagai
akibat penaruh dari proses demografi, yaitu fertilitas,
mortalitas dan migrasi.

13
Definisi
 Donal J. Bogue (1969) mendefinisikan demografi
sebagai ilmu yang mempelajari secara statistik dan
matematik jumlah, komposisi, distribusi penduduk,
dan perubahan-perubahannya sebagai akibat
bekerjanya komponen-komponen pertumbuhan
penduduk yaitu fertilitas, mortalitas, perkawinan,
migrasi dan mobilitas sosial.

14
Definisi
Ilmu Demografi merupakan alat untuk mempelajari
perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan
statistik kependudukan serta perhitunan secara matematis
dan statistik dari data penduduk, terutama mengenai
perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/struktur.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan
penduduk, yang meliputi fertilitas, mortalitas dan
migrasi, yang selanjutnya menyebabkan perubahan jumlah,
struktur dan persebaran penduduk.

15
Manfaat Demografi
 Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi
penduduk dalam suatu daerah tertentu serta
perubahan-perubahannya.
 Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan
mengestimasi pertumbuhan penduduk di masa
mendatang.

16
Manfaat Demografi
• Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara
perkembangan penduduk dan bermacam-macam
aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya,
politik, lingkungan dan keamanan.
• Memperlajari dan mengantisipasi kemungkinan
dampak yang timbul dari pertumbuhan
penduduk di masa mendatang.

17
Piramida Penduduk
 Adalah grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran
secara visual dari komposisi penduduk menurut jenis
kelamin. Penggunaan piramida akan membantu memudahkan
mengenal dan memahami karakteristik penduduk suatu
wilayah menurut jenis kelamin.
 Lima model piramida penduduk :
Model Piramida
Bonus Demografi
Tingginya masyarakat dengan usia subur
Sehingga angka angkatan kerja tinggi  pengangguran tinggi
Bagaimana cara membuka lapangan kerja
 Model 1. Dasar lebar dan slope tidak terlalu curam atau datar.
Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk dengan tingkat
kelahiran dan kematian sangat tinggi. Umur median rendah,
sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio) tinggi.

 Model 2. Dasar piramida lebih lebar dan slope lebih curam


sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida.
Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan
penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan kematian
bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan fertilitas.
Median age (umur median) sangat rendah dan angka beban
tanggungan (dependency ratio) sangat tinggi.
 Model 3. Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran dan kematian yang begitu
rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi,
dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok-kelompok umur
tua.

 Model 4. Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (the bellshaped


pyramid). Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah 100
tahun mengalami penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Umur media
cenderung menurun dan angka beban tanggungan meninggi.

 Model 5. Tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Menyebabkan


berkurangnya jumlah absolut penduduk.
Angka Kelahiran

Adalah angka yang menunjukkan jumlah


bayi yang lahir dari setiap 1000 orang
penduduk per tahun.

Terdiri dari Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)


danAngka Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Birth
Rate/ASBR)
CDR
 Angka kematian kasar (Crude Death Rate) menunjukkan
jumlah kematian setiap seribu penduduk yang terjadi pada
suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
 Angka kematian dasar berguna untuk memberikan gambaran
mengenai keadaan kesejahteraan penduduk dalam kurun
waktu tertentu.
 Angka kematian kasar dapat dihitung menggunakan rumus
berikut
Tinggi rendahnya tingkat kematian
dipengaruhi oleh hal berikut:
 Faktor pendukung kematian (promortalitas) merupakan
faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah kematian.
Seperti tingkat kesehatan yang buruk, sarana dan prasarana
fasilitas kesehatan yang kurang memadai, adanya penyebaran
penyakit baik oleh virus atau bakteri, dan bencana alam.
 Faktor penghambat kematian (antimortalitas) merupakan
faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat kematian. Faktor
penghambat kematian antara lain :
 Masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan;
 Semakin meningkatnya sarana dan prasarana fasilitas kesehatan;
 Lingkungan yang bersih; dan
 Makanan yang bergizi.
Faktor Penunjang dan Penghambat
Kelahiran
Faktor Penunjang Kelahiran
(Pronatalitas)
 Kawin usia muda
 Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
 Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
 Anak merupakan penentu status sosial
 Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Faktor Penghambat Kelahiran
(Antinatalitas)

 Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)


 Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan
pendidikan
 Semakin banyak wanita karir
Faktor Penunjang Kematian
(Promortalitas)
 Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
 Fasilitas kesehatan yang belum memadai
 Keadaan gizi penduduk yang rendah
 Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa
bumi, banjir
 Peperangan, wabah penyakit, pembunuhan
Faktor Penghambat Kematian
(Antimortalitas)

 Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan


 Fasilitas kesehatan yang memadai
 Meningkatnya keadaan gizi penduduk
 Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan
 Kemajuan di bidang kedokteran.
Penggolongan angka Kelahiran

 Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000


penduduk
 Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000
penduduk
 Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
Penggolongan angka Kematian

 Angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000


penduduk
 Angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000
penduduk
 Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
Sumber Data
 Sensus penduduk (SP)  seputar data penduduk
 Komposisi penduduk
 Karakteristik penduduk
 Contoh: jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal (perkotaan
pedesaan), dll
 Bisa dilihat di publikasi sp2010.bps.go.id
 Supas (survey antar sensus)  mirip SP tapi lebih lengkap
data didalamnya (diadakan diantara 2 sensus / 1 x 10 tahun)
 Angka kematian ibu
 Angka kematian bayi
 Vertilitas
 Balita, batita, baduta
 Imigrasi, dll
 Susenas (survey sosial ekonomi nasional)  2x setahun
 Pendapatan, pengeluaran
 Konsumsi perkapita  jumlah kalori perkapita  masalah KEK
 Imunisasi
 KB
 Seputar Kelahiran  yang membantu persalinan, pengecekan
kehamilan dimana dan kapan saja
 Di web BPS
 SDKI (survey demografi kesehatan Indonesia)  di web
BKKBN
 KB
 Jumlah kelahiran, jumlah anak
 Puberitas  tanda2 pubertas, pertama kali berhubungan sex
 Penyakit menular sexual
 Pernah keguguran, menggugurkan janin, dll
 PODES (Potensi desa)  fasilitas umum
 Tempat ibadah
 Fasilitas kesehatan
 Fasilitas pendidikan
 Fasum lainnya (taman, lapangan olahraga, dll)
 Di web bps
 Riskesdas
 Biasanya 1x3th
 Pengukuran gizi ibu hamil, bayi, anak
 Penyakit menular dan tidak menular
 Kesehatan gigi mulut, kesehatan jiwa
 Disabilitas
 Perilaku kesehatan, kesehatan lingkungan
 dll
 Di web kemenkes
Rasio penduduk terhadap fasilitas
kesehatan

Perbandingan jumlah penduduk suatu wilayah


dengan jumlah fasilitas kesehatan di wilayah
tsb

Rasio pddk thd faskes =


Jumlah penduduk : Jumlah Fasilitas Kesehatan
Rasio penduduk terhadap tenaga
kesehatan
Perbandingan jumlah penduduk suatu wilayah
dengan jumlah tenaga kesehatan di wilayah
tersebut

Rasio pddk thd nakes =


Jumlah penduduk : jumlah tenaga yankes

Menurut standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, satu


orang dokter melayani sebanyak-banyaknya 2.500 penduduk

Permenkes no 75 th 2014
Persentase jumlah pengunjung
fasilitas kesehatan terhadap
jumlah penduduk
Perbandingan jumlah pengunjung fasilitas
kesehatan yang tercatat selama waktu
tertentu per 100 penduduk tergantung jenis
fasilitas pelayanan

Rasio =
Statistik Gizi dan Lingkungan
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat
penilaian yaitu:

 Biokimia

 Biofisik

 klinis

 n antropometri.
1) Penilaian Status Gizi Secara Biokimia
 Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen

yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam


jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

 Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan

akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala
klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik.
2) Penilaian Status Gizi Secara Klinis
 Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan

denganketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues)seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

 Metode ini digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys).

Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum
dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan
untukmengetahui tingkat status giziseseorang dengan melakukan pemeriksaan
fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3) Penilaian Status Gizi Secara Biofisik
 Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode

penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi


(khususnya jaringan)dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.

 Metode ini digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja epidmik. (epidemic of night


blindness). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi
gelap.
4) Penilaian Status Gizi Secara Antropometri

Indikator ukuran antropometri digunakan sebagai kriteria utama


untuk menilai kecukupan asupan gizi dan pertumbuhan manusia
terutama pada bayi dan balita. Penggunaannya yaitu sebagai,

 Sebaran status gizi (prevalensi berdasarkan usia, jenis kelamin,

status sosial dll)

 Menentukan prioritas intervensi gizi

 Evaluasi hasil intervensi


Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat
badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat)
indeks:

 Berat Badan menurut Umur (BB/U)

 Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)

 Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau

BB/TB)

 Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U).


Ukuran Pertumbuhan
 Berat Badan (BB).
 Tinggi Badan (TB).
 IMT (Indeks Masa Tubuh).
 Lingkar Kepala
 Lingkar Lengan Atas
 Lingkar Dada
Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkaran Lengan Atas (LILA) mencerminkan tumbuh
kembang jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh banyak oleh cairan tubuh.
Pengukuran ini berguna untuk skrining malnutrisi protein
yang biasanya digunakan oleh DepKes untuk mendeteksi
ibu hamil dengan resiko melahirkan BBLR bila LILA
<23,5 cm(wirjatmadi B,2007).
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan
status gizi dalam jangka pendek.
Pengkategorian
 Wanita usia subur, batas ambang : ≥ 23,5 cm (normal)
< 23,5 cm (KEK)

 Bayi baru lahir : batas ambang : ≥ 9,5 cm (normal)


< 9,5 cm (BBLR)

Anda mungkin juga menyukai