KEPEGAWAIAN
PEMBUKAAN ......................................................................................................................
BAB I UMUM
Pendahuluan ……………...................................................................................................
BAB II
Ketentuan umum …………..............................................................................................
BAB VI PENGUPAHAN
PASAL 14 Penggajian dan tunjangan PNS ........................................................................
PASAL 15 Penggajian TKWT ..............................................................................................
PASAL 16 Pembayaran gaji ...............................................................................................
PASAL 17 Perubahan gaji ................................................................................................
BAB VII NORMA DAN SYARAT KERJA
PASAL 18 Waktu dan kehadiran kerja ............................................................................
PASAL 19 Cuti dan izin ..................................................................................................
PASAL 20 Seragam Dinas ..............................................................................................
PASAL 21 Sanksi dan tindakan pelanggaran Disiplin......................................................
URAIAN Halaman
Kata pengatar …………………………………………………………………………………… i
1. BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 1
B. Visi dan Misi Rumah Sakit ……………………………………………………………… 1
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………… 1
D. Manfaat …………………………………………………………………………………….. 2
E. Landasan Hukum ………………………………………………………………………… 2
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pertolonganNya
sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman Kepegawaian RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan ini.
Pedoman Kepegawaian ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan yang
berhubungan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dilingkungan RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan, sehingga dalam menjalankan kegiatan – kegiatan tersebut sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Sehubungan Pedoman Kepegawaian memiliki arti penting dalam melaksanakan suatu kegiatan
Pelayanan Kesehatan dan bertujuan untuk pemenuhan standar yang ada RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan, maka kami berusaha semaksimal mungkin membuat pedoman kepegawaian
ini, agar dapat bermanfaat bagi pencapaian tujuan, peningkatan mutu pelayanan, dan pengembangan
Sumber Daya Manusia.
Tim Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya Manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan suatu organisasi. .Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan rumah sakit maka serta dalam rangka meningkatkan kepuasan kepada pasien
,keluarga maupun masyarakat,Untuk itu secara kualitas san kuantitas sumber daya manusia (
SDM ) perlu dicukupi guna memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada
masyarakat.sehubungan dengan hal tersebut di atas maka per soalan sumber daya manusia
sudah selayaknnya menjadi masalah prioritas jajaran management RSUD.Dr.Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan untuk mencapai keserasian yang mantap tenteram dan dinamis untuk
menjamin produktivitas,kesejahteraan,kesehatan,dan keselamatan kerja para pegawai
sehingga visi dan misi RSUD Dr.Kanujoso Djaiwibowo Balikpapan dapat tercapai.
Bahwa dalam rangka peningkatan produktivitas kerja untuk menuju peningkatan kesejahteraan
pegawai ,terus dilaksanakan usaha- usha pembinaan,pengmbangan kemampuan dan
ketrampilan pegawai dengan membuat perencanaan kebututuhan pegawai di lingkungan RSUD
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan sesuai analisa beban kerja.
1. Visi
Menjadi rumah sakit bertaraf Internasional dalam pelayanan dan pendidikan
2. Misi
Sebagai padoman dalam bidang kepegawaian di lingkungan RSUD Dr. Kanujoso di lingkungan
Djatiwibowo Balikpapan.
D. Manfaat
E. landasan Hukum
1. PENGERTIAN ISTILAH
Dalam buku pedoman ini yang dimaksud dengan :
1.1. KEPEGAWAIAN
Adalah segala hal yang berhubungan dengan kepegawaian pada waktu
sebelum,selama dan sesudah masa kerja.
1.6. PENGHASILAN
Imbalan yang diberikan kepada pegawai atas pelaksanaan tugas dan pekerjaannya
berupa sejumlah uang
1.7. ATASAN LANGSUNG
Adalah pejabat struktural yang karena jabatannya mempunyai tanggung jawab
penugasan,pembinaan dan pengawasan secara langsung terhadap pegawai di
bawahnya.
1. Jenis Kepagawaian
Jenis kepegawaian yang ada pada RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo adalah sebagai berikut :
2. Status Kepegawaian
2.1. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) merupakan Pegawai yang diangkat sebagai pegawai
tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara
Nsional.
2.2. Pegawai Kerja Waktu Tertentu ( TKWT )BLUD adalah seseorang yang diangkat oleh
Direktur RSUD.Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan untuk melaksanakan tugas
tertentu yang penghasilannya menjadi beban anggaran BLUD RSbUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
1. HAK PEGAWAI
2. KEWAJIBAN PEGAWAI
2.1. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
a. Setia dan taat pada Pancasila,UUD 1945,Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d. Mentaati ketentuan perundangan – undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab
f. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap,perilaku,ucapan dan tindakan
baik dalam maupun diluar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan perundang – undangan
Setiap Instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan julah dan jenis jabatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisisis beban kerja.Penyusunan kebutuhan jumlah pegawai dilakukan
untuk jangka waktu lima tahun berdasarkan prioritas kebutuhan
A. REKRUTMEN PNS
1. Analisis kebutuhan tenaga berdasarkan analisis beban kerja
Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistemtis dengan tahapan – tahapan sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data beban kerja
Sebelum melakukan pengumpulan data,para analis harus melakukan pengkajian
organisiasi sehingga memperoleh kejelasan mengenai :
1. tugas pokok dan fungsi
2. rincian tugas
3. rincian kegiatan
Setelah melakukan pengkajian organisasi,peleksanaan pengumpulan data dapat
dilakukan dengan :
1. Menyebarkan formulir isian ( form A )
2. Wawancara
3. observasi
2. Pengolahan Data Beban Kerja
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan formulir sebagai
berikut :
1. Form C digunakan untuk menghitung beban / bobot kerja setiap jabatan yang
berada pada satu unit organisasi
2. Form D digunakan untuk menghitung kebutuhan pegawai/pejabat,tingkat efektivitas
dan efiseiensi jabatan (EJ) dan tingkat prestasi kerja jabatan (PJ )
3. Form E digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan pegawai/pejabat unit,tingkat
efektivitas dan efisiensi unit ( EU ) dan tingkat prestasi kerja unit ( PU )
3. Penalaahan Hasil olahan data
Hasil pengukuran beban kerja perlu ditelaah lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang
akurat dan objektif serta menggambarkan kondisi senyatannya.
Dari hasil pengukuran beban kerja sering dijumpai kecenderungan yang bervariasi
dengan kemungkinan tidak rasional :
a. Di atas normal,yang disebabkan adannya mark up pada data volume kerja dan atau
normal waktu yang dapat dicatat analis/dilaporkan oleh responden atau sebaiknya
b. Di bawah normal,yang disebabkan kurang lengkapnya produk dan kecilnya normal
waktu yang dapat diinventarisir oleh analis atau dilaporkan oleh responden
Untuk mengurangi deviasi yang dapat terjadi,maka hasil yang diperoleh perlu dievaluasi
dengan unit yang beban kerjannya dianalisis dengan mengecek :
a. Apakah unit tersebut sering/rata-rata sepanjang tahun melakukan kerja lembur yang
nyata
b. Perlu dilakukan pengamatan secara acak atas kesibukan harian unit yang dianalisis
Penerimaan calon TKWT dilaksanakan oleh RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan dan
persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.
A. Di atas normal,yang disebabkan adannya mark up pada data volume kerja dan atau
normal waktu yang dapat dicatat analis/dilaporkan oleh responden atau sebaiknya.
3. Analisis pengadaan
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
1. Membuat tabulasi kebutuhan yang meliputi:
1. Nama Jabatan
2. Persyaratan jabatan
3. Keadaan tenaga yang ada
4. Hasil analisis jabatan
5. Jumlah tenaga yang dibutuhkan
2. Mengajukan tabulasi kebutuhan ke direktur RSU.Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
3. Melakukan koordinasi tentang pendanaan pada wadir umum dan keungan
4. Direktur menetapkan jumlah dan jenis tenaga yang akan direkrut
5. Sosialisasi /meinformasikakan tentang jumlah dan jenis tenaga yg akan direkrut dengan
bidang/unit / instalasi terkait
.
4. Persiapan rekrutmen
3. Membuat pengumuman
Membuat pengumuman tentang rekrutmen pegawai, pada pengumuman ini berisi
tentang :
1. Persyaratan Jabatan
2. usia
3. Waktu
4. Ketentuan lain
7. Wawancara
Langkah – langkah yang dilakukan dalam melaksanakan wawancara :
1. Menyiapkan / menetukan kreteria untuk penilaian dalam wawancara
2. Team rekrutmen pegawai bertugas melakukan tes wawancara dan memberikan
penilaian sesuai kreteria penilian yang telah ditentukan
8. Tes Kesehatan
Calon pegawai yag telah dinyatakan lulus tes tertulis dan wawancara selanjutnya wajib
melakukan medical cek up ( uji kesehatan )
1. KRETERIA PENILAIAN TES TES TERTULIS/ PRAKTEK PARAMEDIS,MEDIS DAN NON MEDIS
:
B. Soal praktek ( SP )
Kemudian ST dijumlah dengan SP menjadi nilai akhir tes tertulis,dan dinalai akhir ini yang akan
dibandingkan dengan standart kelulusan. Jika tidak memenuhi standart maka peserta dinyatakan
gagal tes tulis dan praktek.Standar kelulusan tes tulis adalah 6.Peserta yang telah lulus tes tulis
dapat mengikuti tes selajutnya yaitu tes wawancara.
Standart kelulusan adalah nilai terbesar dengan urutan rangking sesuai jumlah tenaga yang
dibutuhkan.
2.2. PERAWAT/BIDAN
1. Penampilan terdiri dari :
a. Kerapian & cara berbusana
b. Cara berbicara
c. Cara merespon pembicaraan
Standart kelulusan adalah nilai terbesar dengan urutan rangking sesuai jumlah tenaga yang
dibutuhkan.
Standart kelulusan adalah nilai terbesar dengan urutan rangking sesuai jumlah tenaga yang
dibutuhkan.
c. Pengangkatan calon pegawai TKWT ditetapkan dengan keputusan Direktur RSUD. Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Masa perjanjian kerja paling singkat 1 ( satu ) tahun
dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja.
d. Pegawai TKWT tidak dapat secara otomatis menjadi calon PNS ( CPNS )
e. Untuk diangkat menjadi CPNS, TKWT harus mengikuti semua prose seleksi yang
dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan.
2. MUTASI PEGAWAI
1. Mutasi tenaga PTT dan TKWT dari satu bagian ke bagian atau dari satu unit ke unit lain
atau dari sati instalasi satu ke instalasi lain ditetapkan oleh Direktur RSUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan setalah mendapatkan persetujuan dari bagian atau unit atau
instalasi yang terkait.
2. Pelaksanaan mutasi tenaga PTT dan TKWT ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
3. PENGHARGAAN
3.1. PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS )
a. PNS yang telah menunjukan kesetiaan ,pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan dan prestasi kerja di berikan penghargaan.
c. Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi sanksi administrasi tingkat berat berupa
pemberhentian tidak hormat di cabut haknya untuk memakai tanda kehormatan.
4. PENILAIAN KINERJA
a. Penilaian kinerja PNS
1. Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
2. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu
dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikan target, capaian,hasil dan
manfaat yang dicapai serta perilaku PNS.
3. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,terukur,akuntabel,partisipasif dan
transparan.
4. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan pejabat yang berwenang pada
instansi pemerintah masing – masing.
5. Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud didelegasikan secara berjenjang kepeda
atasan langsung dari PNS
6. Penilaian kinerja PNS sebagimana dimaksud dapat mempertimbangkan pendapat rekan
kerja setingkat dan bawahannya.
7. Hasil penilian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS
8. Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam
pengembangan PNS,dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangktan
jabatan,dan kenaikan pangkat , pemberian tunjangan dan sanksi,mutasi dan promosi
serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
9. PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi
administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
1. Pemerintah dalam hal ini RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan wajib membayar
gaji yang adil dan layak kepada pegawai TKWT.
2. Gaji sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab dan
resiko kerja.
3. Gaji untuk tenaga TKWT dibebankan pada anggaran Badan Layanan Umum Daerah (
BLUD ) RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
4. Selain gaji pegawai TKWT dapat menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku.
6. PEMBERHENTIAN
A. Pemberhentian PNS
2. PNS
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindakan pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2 (
dua ) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana.
3. PNS
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
4. PNS
a. Melakukan penyelewengan terhadap pancasila dan UUD 1945
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindakan pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan atau
pidana umum.
c. Menjadi anggota atau pengurus partai politik
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat
2 ( dua ) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.
1. Pemutusan hubungan kerja bagi PTT dan TKWT dilakukan dengan hormat karena :
a. Jangka Waktu perjanjian kerja berakhir
b. Meninggal dunia
c. Atas permintaan sendiri
d. Perampingan organisasi
e. Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga dapat menjalankan tugas daan kewajiban
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
2. Pemutusan hubungan kerja dilakukan dengan tidak hormat tidak atas permintaan sendiri
karena :
a. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 ( dua ) tahun.
b. Melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat
c. Tidak memenuhi target kinerja yang telah di sepakati sesuai dengan perjanjian kerja
1. PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. PNS diberikan jaminan pensiun apabila :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu
c. Mencapai batas usia pensiun
d. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini
e. Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.
3. Jaminan pensiun PNS diberikan sebagai perlindungan yang berkesinambungan
penghasilan hari tua ,sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
4. Jaminan pensiun PNS mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan
dalam program jaminan sosial nasional
5. Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah
selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.
a. Waktu kerja biasa ( non shift ) adalah 8 jam 1 hari pada sistem 5 ( lima ) hari kerja dalam 1
(satu ) minggu dan tidak melebihi 40 ( empat puluh ) jam dalam 1 ( satu ) minggu pada hari-
hari biasa.
b. Waktu kerja shift diatur tersendiri sesuai dengan sifat pekerjaan dan kebutuhan masing
masing instalasi atau unit sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
c. Diluar jam- jam yang telah ditentukan,dokter/pekerja lain wajib hadir bila dibutuhkan.
d. Pengaturan waktu kerja ditetapkan oleh gubernur /Direktur/kepala instalasi berdasarkan
kebutuhan masing – masing unit /instalasi dengan mentaati peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
e. Setiap pegawai wajib hadir dan mengikuti jadwal dinas sesuai dengan waktu kerja yang telah
ditetapkan.
f. Keterlambatan masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum waktu kerja berakhir
atau tidak hadir seharian penuh,dianggap sebagai pelanggaran tata tertib, kecuali dengan
izin atasan langsung karena alasan – alasan yag dapat diterima.
2. CUTI TAHUNAN
a. PNS dan calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 ( satu ) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan.
b. Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada point a adalah 12 ( dua
belas ) hari kerja.
c. Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan PNS atau calon PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tetulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti tahunan.
d. Hak atas cuti tahunan sebagaimana tersebut pada point a diberikan secara tertulis oleh
PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
tahunan.
e. Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di tempat yang sulit
perhubungannya, jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama
12 ( dua belas ) hari kalender.
f. Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat
digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 ( delapan belas ) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan.
g. Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan 2 ( dua ) tahun atau lebih berturut – turut,
dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 ( dua puluh empat ) hari
kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
h. Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikah hak atas cuti untuk paling lama 1 (
satu ) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
i. Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan dapat digunakan dalam tahun berikutnya
selam 24 ( dua puluh empat ) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahuh
berjalan.
j. Cuti tahunan tidak dapat dapat dipecah- pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3
( tiga ) hari kerja.
3. CUTI BESAR
a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 ( lima ) tahun secara terus – menerus berhak
atas cuti besar yang lamanya 3 ( tiga ) bulan.
b. Ketentuan paling singkat 5 ( lima ) tahun secara terus menerus dikecualikan bagi PNS
yang masa kerjanya belum 5 ( lima ), untuk kepentingan agama.
c. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun
yang bersangkutan.
d. Untuk mendapatkan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
e. Hak cuti besar diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
f. Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar untuk paling lama
( 1 ( satu ) tahun apabila kepentingan dinas, mendesak, kecuali untuk kepentingan
agama.
g. Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS
4. CUTI SAKIT
a. PNS yang sakit lebih dari 1 ( satu ) hari sampai dengan 14 ( empat belas ) hari berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
b. PNS yang menderita sakit lebih dari 14 ( empat belas ) hari berhak atas cuti sakit,
dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah.
c. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada point a paling sedikit memuat
pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain yang
diperlukan.
d. Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point b diberikan untuk waktu paling
lama 1 ( satu ) tahun.
e. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point b dapat ditambah untuk
paling lama 6 ( enam ) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan tim
penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang kesehatan.
f. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana pada point
d dan e, harus diuji kembali kesehatannya oleh tim penguji kesehatan yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan.
g. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada point f
PNS belum sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
h. PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 ½ (
satu setengah ) bulan.
i. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti
sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya.
j. Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS.
k. Cuti sakit diberikan secara tertulis PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk memberikah hak atas cuti sakit.
5. CUTI MELAHIRKAN
a. Untuk kelahiran anak yang pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat
menjadi pegawai Negeri sipil, berhak atas cuti bersalin.
b. Untuk kelahiran anak yang ke empat dan seterusnya, kepada pegawai negeri sipil
diberikan cuti besar.
c. Lamanya cuti melahirkan adalah 3 ( tiga ) bulan.
d. Untuk dapat menggunakan hak atas cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secata tetulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti melahirkan.
e. Hak cuti melahirkan diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti melahirkan.
f. Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh.
6. CUTI ALASAN PENTING
PNS berhak atas cuti alas an penting, apabila :
a. Ibu,bapak,istri/suami, anak ,adik ,kakak,mertua atau menantu sakit keras atau
meninggal dunia.
b. Salah seseorang anggota keluarga yang dimaksud pada huruf a meninggal dunia dan
peraturan perudang – undangan Pegawai Negeri sipil yang bersangkutan harus
mengurus hak – hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu.
c. Melangsungkan perkawinan.
d. PNS yang ditempatkan pada perwakilan RI yang rawan dan/ atau berbahaya dapat
mengajukan cuti karena alas an penting guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang
bersangkutan.
e. Lamanya cuti alasan penting ditentukan oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alas an penting paling lama 1 ( satu
) bulan.
f. Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasana penting, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasanan kepada PPK
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
karena alasan penting.
g. Hak atas cuti karena alas an penting sebagaimana dimaksud pada point f diberikan
secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti karena alas an penting.
h. Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu
keputusan dari PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti karena alas an penting, pejabat yang tertinggi di tempat PNS
yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk
menggunakan hak atas cuti karena alas an penting.
i. Memberian izin sementara sebagaimana dimaksud pada point h harus segera
diberitahukan PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan
hak atas cuti karena alas an penting.
j. PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
karena alas an penting setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
point i , memberikan hak atas cuti karena alas an penting kepada PNS yang
bersangkutan.
k. Selama menggunakan hak atas cuti karena alas an penting, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS.
7. CUTI BERSAMA
a. Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
b. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada point a tidak mengurangi hak cuti tahunan.
c. PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya
ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
d. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada point a ditetapkan dengan keputusan
Presiden.
8. CUTI DILUAR TANGGUNG NEGARA
a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 ( lima ) tahun secara terus menerus karena
alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan Negara.
b. Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3( tiga ) tahun.
c. Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud pada point b
dapat diperpanjang paling lama 1 ( satu ) tahun apabila ada alasan – alasan yang
penting untuk memperpanjangnya.
d. Cuti di luar tanggungan Negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan diberhentikan
dari jabatannya.
e. Jabatan yang menjadi lowongan karena pemberian cuti di luar tanggungan Negara
harus diisi.
f. Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaaan secara tertulis kepada PKK disertai dengan alasan.
g. Cuti di luar tanggungan Negara hanya dapat diberikan dengan surat keputusan PPK
setelah mendapat persetujuan dari kepala BKN.
h. PPK sebagaimana dimaksud pada point g tidak dapat mendelegasikan kewenangan
pemberian cuti di luar tanggungan Negara.
i. Permohonan cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud pada point h dapat
di tolak.
j. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan tidak
menerima penghasilan PNS.
k. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagaimana
masa kerja PNS.
9. IZIN
a. Izin bagi PNS
1. Izin yang dapat diberikan kepada PNS sebagaimana dimaksud meliputi
a. Izin terlambat masuk kantor
b. Izin pulang sebelum waktunya
c. Izin keluar kantor karena ada kepentingan lain
d. Izin tidak masuk kerja
2. Izin sebagaimana dimaksud diatas diberikan oleh atasan langsung PNS yang
meminta izin,dalam bentuk surat permohonan izin/pemberitahuan
3. Apabila atasan langsung PNS yang bersangkutan berhalangan maka salah satu
pejabat di lingkungan unit kerjannya untuk memberikan izin
4. Permohonan izin diterima sehari sebelumnya
5. Dalam hal kepentingan yang sangat mendesak surat permohonan izin dapat di
susulkan kemudian.
b. Izin bagi TKWT
1. Tenaga TKWT diberikan izin untuk tidak melaksanakan tugas selama 5 hari kerja
dalam satu tahun berjalan setelah sekurang – kurangnya bekerja selama satu tahun.
2. Tenaga TKWT yang tidak dapat hadir meleksanakan tugas diwajibkan meminta izin
secara tertulis kepada atasan langsung
3. Ketidakhadiran karena keperluan sakit diberikan izin 3 ( tiga ) hari kerja dalam satu
bulan berjalan dan sebanyak banyaknya 2 bulan dalam 1 ( satu ) tahun berjalan.
4. Ketidakhadiran karena melaksanakan perkawinan pertama diberikan izin
melaksanakan pernikahan maksimal 10 hari kalender dalam bulan berjalan.
5. Ketidak hadiran karena keperluan bersalin bagi tenaga TKWT wanita diberikan izin
bersalin selama maksimal 40 ( empat puluh ) hari kalender.
6. Ketidakhadiran untuk keperluan menunaikan ibadah agama diberikan izin khusus (
izin menyesuaikan dengan kebutuhan ibadah ) dan mendapat persetujuan dari
Direktur.
BAB IV
SANKSI DAN TINDAKAN PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI
Dalam rangka untuk meningkatkan Disiplin dan pengawasan terhadap pegawai dilingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan dalam rangka melaksanakan ketentuan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil atas Undang
– Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,dan diatur kembali ketentuan tentang
disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Dispilin
Pegawai Negeri Sipil. Maka berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan tersebut Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dalam melaksanakan sanksi dan tindakan
pelanggaran disiplin pegawai mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
I. KEWAJIBAN PNS
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang – undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab.
6. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan martabat PNS.
7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/atau
golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan.
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara.
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Negara atau pemerintah terutama dibidang keamanan,
keuangan, dan materiil.
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. Menggunakan dan memelihara barang – barang milik Negara dengan sebaik – baiknya.
14. Memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat.
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
BAB VI
PENUTUP
Demikian Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit di lingkungan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan kepegawaian, sehingga dapat
menunjang kegiatan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan secara keseluruhan secara efesiensi dan
efektifitas.
Dengan demikian pedoman kepegawaian rumah sakit merupakan salah satu instrument dalam
meningkatkan kapasitas organisasi, dan arah instrument ini dapat dipergunakan untuk penataan RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.