Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN

KEPEGAWAIAN

RSUD. Dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO


DAFTAR ISI

PEMBUKAAN ......................................................................................................................
BAB I UMUM
Pendahuluan ……………...................................................................................................
BAB II
Ketentuan umum …………..............................................................................................

BAB III JENIS, STATUS KEPEGAWAIAN


Jenis Kepegawaian ...........................................................................................................
Status Kepegawaian ..........................................................................................................

BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN


Hak PNS ...............................................................................................................................
Hak pegawai PTT dan TKWT BLUD ..................................................................................
Kewajiban PNS ……………..................................................................................................
Kewajiban pegawai PTT dan TKWT BLUD ......................................................................

BAB V PENERIMAAN, PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI


Penyusunan dan penetapan Kebutuhan ..........................................................................
Proses pengadaan PNS .....................................................................................................
Proses pengadaan TKWT BLUD .......................................................................................
Mutasi pegawai ...................................................................................................................
Penghargaan .......................................................................................................................
Penilaian Kinerja .................................................................................................................
Penggajian dan Tunjangan ……………………………………………………………………...
Pemberhentian ……………………………………………………………………………………..
Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari tua ……………………………………………………….
Waktu dan Kehadiran Kerja ……………………………………………………………………..
Hari Libur, Cuti dan Izin ………………………………………………………………………....

Kenaikan pangkat .............................................................................................


Kenaikan gaji berkala .......................................................................................
TASPEN .............................................................................................................
KPE ..................................................................................................................
pengangkat dalam jabatan fungional................................................................
Fasilitas kesehatan ..........................................................................................
Rekomendasi Peminjamanan Dana .................................................................

BAB VI PENGUPAHAN
PASAL 14 Penggajian dan tunjangan PNS ........................................................................
PASAL 15 Penggajian TKWT ..............................................................................................
PASAL 16 Pembayaran gaji ...............................................................................................
PASAL 17 Perubahan gaji ................................................................................................
BAB VII NORMA DAN SYARAT KERJA
PASAL 18 Waktu dan kehadiran kerja ............................................................................
PASAL 19 Cuti dan izin ..................................................................................................
PASAL 20 Seragam Dinas ..............................................................................................
PASAL 21 Sanksi dan tindakan pelanggaran Disiplin......................................................

BAB VII PENUTUP


DAFTAR ISI

URAIAN Halaman
Kata pengatar …………………………………………………………………………………… i
1. BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………. 1
B. Visi dan Misi Rumah Sakit ……………………………………………………………… 1
C. Tujuan ……………………………………………………………………………………… 1
D. Manfaat …………………………………………………………………………………….. 2
E. Landasan Hukum ………………………………………………………………………… 2

2. BAB II. KETENTUAN UMUM ………………………………………………………………… 3


Pengertian ………………………………………………………………………………… 3

3. BAB III. JENIS DAN STATUS KEPEGAWAIAN ……………………………………………… 6


1. Jenis Kepegawaian ……………………………………………………………………… 6
2. Status Kepegawaian …………………………………………………………………… 6

4. BAB I. HAK DAN KEWAJIBAN ……………………………………………………………… 7


1. Hak Pegawai ……………………………………………………………………………… 7
2. Kewajiban pegawai ….…………………………………………………………………… 7

5. BAB V. PENERIMAAN, PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI …………… 9


1. ……………………………………………………………………… 6
2. …………………………………………………………………… 6
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan pertolonganNya
sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman Kepegawaian RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan ini.

Pedoman Kepegawaian ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan - kegiatan yang
berhubungan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dilingkungan RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan, sehingga dalam menjalankan kegiatan – kegiatan tersebut sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Sehubungan Pedoman Kepegawaian memiliki arti penting dalam melaksanakan suatu kegiatan
Pelayanan Kesehatan dan bertujuan untuk pemenuhan standar yang ada RSUD Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan, maka kami berusaha semaksimal mungkin membuat pedoman kepegawaian
ini, agar dapat bermanfaat bagi pencapaian tujuan, peningkatan mutu pelayanan, dan pengembangan
Sumber Daya Manusia.

Semoga dengan disusunnya Pedoman Kepegawaian di lingkungan RSUD Dr. Kanujoso


Djatiwibowo Balikpapan dapat bermanfaat dan mempermudah pelaksanaan pelayanan kesehatan di
lingkungan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Tim Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya Manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan suatu organisasi. .Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan rumah sakit maka serta dalam rangka meningkatkan kepuasan kepada pasien
,keluarga maupun masyarakat,Untuk itu secara kualitas san kuantitas sumber daya manusia (
SDM ) perlu dicukupi guna memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada
masyarakat.sehubungan dengan hal tersebut di atas maka per soalan sumber daya manusia
sudah selayaknnya menjadi masalah prioritas jajaran management RSUD.Dr.Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan untuk mencapai keserasian yang mantap tenteram dan dinamis untuk
menjamin produktivitas,kesejahteraan,kesehatan,dan keselamatan kerja para pegawai
sehingga visi dan misi RSUD Dr.Kanujoso Djaiwibowo Balikpapan dapat tercapai.

Bahwa dalam rangka peningkatan produktivitas kerja untuk menuju peningkatan kesejahteraan
pegawai ,terus dilaksanakan usaha- usha pembinaan,pengmbangan kemampuan dan
ketrampilan pegawai dengan membuat perencanaan kebututuhan pegawai di lingkungan RSUD
Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan sesuai analisa beban kerja.

B. Visi dan Misi Rumah Sakit

1. Visi
Menjadi rumah sakit bertaraf Internasional dalam pelayanan dan pendidikan

2. Misi

a. Memberikan pelayanan prima yang mengutamakan mutu dan keselamtan pasien


b. Meningkatkan kinerja rumah sakit yang akuntabel, efektif, efisien, transparan dan berektika serta
mensejahterakan karyawan.
c. Terwujudnya pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam bidang kesehatan berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi.
d. Meningkatkan kualitas lingkungan rumah sakit yang baik dan sehat.
C. Tujuan

Sebagai padoman dalam bidang kepegawaian di lingkungan RSUD Dr. Kanujoso di lingkungan
Djatiwibowo Balikpapan.

D. Manfaat

a. Memberikan pemahaman tentang kepegawaian di RSUD.Dr. Kanujoso Djatiwibowo


b. Sebagai refrensi atau panduan dalam bidang pegawai dilingkungan RSUD.Dr.Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.

E. landasan Hukum

1. Undang – undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana


telah di ubah dengan undang-undang no. 8 tahun 2005
2. Undang – undang RI nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Negeri Sipil.
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
6. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur no 32 tahun 2008, tentang pedoman teknis
Pengelolaan Keuangan dan akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah sebagai Badan Layanan
Umum Daerah ( BLUD )
7. Keputusan gubernur Kalimantan Timur nomor : 445/K.225/2008 tentang penetapan Rumah
sakit umum Daerah Provinsi Kalimantan Timur sebagai Badan Layanan Umum ( BLU ).
BAB II
KETENTUAN UMUM

1. PENGERTIAN ISTILAH
Dalam buku pedoman ini yang dimaksud dengan :

1.1. KEPEGAWAIAN
Adalah segala hal yang berhubungan dengan kepegawaian pada waktu
sebelum,selama dan sesudah masa kerja.

1.2. PEGAWAI NEGERI SIPIL


Adalah mereka yang setelah memenuhi syarat – syarat yang telah ditentukan dalam
peraturan perundang – undangan yang berlaku,diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan Negeri atau tugas negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan perundang – undangan dan di gaji menurut peraturan
perundang – undangan yang berlaku

1.3. PEGAWAI TKWT


adalah seseorang yang diangkat oleh Direktur RSUD.Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan untuk melaksanakan tugas tertentu yang penghasilannya menjadi beban
anggaran BLUD RSbUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

1.4. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH


Adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur

1.5. PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN DAERAH


Adalah pejabat yang mempunyai kewenangan mengangkat,memindahkan dan
memberhentikan Pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

1.6. PENGHASILAN
Imbalan yang diberikan kepada pegawai atas pelaksanaan tugas dan pekerjaannya
berupa sejumlah uang
1.7. ATASAN LANGSUNG
Adalah pejabat struktural yang karena jabatannya mempunyai tanggung jawab
penugasan,pembinaan dan pengawasan secara langsung terhadap pegawai di
bawahnya.

1.8. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM


Adalah proses penyusunan rencana kebutuhan SDM (sumber daya manusia ) secara
sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,strategi dan
peleksanaan program di lingkungan RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

1.9. KOMPETENSI KERJA


Adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek
pengetahuan,ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan profesi dan standar kerja
yang di tetapkan.

1.10. PERJANJIAN KERJA


Adalah perjanjian antara pekerja dengan RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
atau pemberi kerja yang memuat status pekerja,syarat- syarat kerja serta hak dan
kewajiban para pihak

1.11. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakobatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/ pegawai dengan RSUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.

1.12. KESEJAHTERAAN PEGAWAI


Adalah suatu upaya pemenuhan kebutuhan dan atau keperluan yang bersifat jasmani
dan rohani,baik di dalam maupun diluar hubungan kerja,yang secara langsung atau
tidak langsung dapat mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang
aman dan sehat.

1.13. HARI DAN JAM KERJA


Adalah waktu kerja yang ditetapkan berdasarkan pada peraturan perundang –
undangan yang berlaku.

1.14. MUTASI ATAU PEMINDAHAN


Adalah pergerakan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain atau dari satu unit ke unit
lain, atau dari satu instansi ke instansi lain atau dari satu bidang pekerjaan ke bidang
pekerjaan lain.

1.15. JABATAN STRUKTURAL


Adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas,tanggung jawab, wewenang dan hak
dalam rangka memimpin satuan organisasi sesuai dengan struktur organisasi yang
berlaku.
1.16. JABATAN FUNGSIONAL
Adalah suatu kedudukan yang menunjukan tugas,tanggung jawab dan hak dalam
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan
atau ketrampilan spesifik tertentu serta mandiri.

1.17. MASA KERJA


Adalah masa kerja dari tiap pekerja yang dihitung pada saat pekerja diangkat menjadi
pegawai
1.18. SKP
Rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang Pegawai

1.19. PENGADAAN PEGAWAI


Proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong yang disebabkan oleh adanya
pegawai yang berhenti atau adanya perluasan organisasi

1.20. PENGEMBANGAN PEGAWAI


Adalah serangkaian kegiatan dalam rangka meningkatkan pendidikan, pelatihan, karier
dan kepangkatan pegawai, juga kegiatan – kegiatan lain yang mendukung upaya retensi
pegawai
BAB III
JENIS DAN STATUS KEPEGAWAIAN

1. Jenis Kepagawaian
Jenis kepegawaian yang ada pada RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo adalah sebagai berikut :

1.1. Pegawai Negeri Sipil ( PNS )


1.2. Pegawai TKWT BLUD RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

2. Status Kepegawaian

2.1. Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) merupakan Pegawai yang diangkat sebagai pegawai
tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara
Nsional.

2.2. Pegawai Kerja Waktu Tertentu ( TKWT )BLUD adalah seseorang yang diangkat oleh
Direktur RSUD.Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan untuk melaksanakan tugas
tertentu yang penghasilannya menjadi beban anggaran BLUD RSbUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

1. HAK PEGAWAI

1.1. Hak Pegawai Negeri Sipil ( PNS )


a. Gaji,Tunjangan dan fasilitas
b. Cuti
c. Perlindungan
d. Pengembangan kompetensi

1.2. Hak TKWT


a. Gaji, Tunjangan ( sesuai dengan ketentuan yang berlaku )
b. Cuti
c. Jaminan Kesehatan
d. Pengembangan kompetensi

2. KEWAJIBAN PEGAWAI
2.1. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil ( PNS )
a. Setia dan taat pada Pancasila,UUD 1945,Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
d. Mentaati ketentuan perundangan – undangan
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran
dan tanggung jawab
f. Menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap,perilaku,ucapan dan tindakan
baik dalam maupun diluar kedinasan
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan perundang – undangan

2.2. Kewajiban TKWT


a. Setia dan taat kepada pancasila,Undang – undangan Dasar Tahun 1945, Negara
dan Pemerintah.
b. Mengikuti segala peraturan kepegawaian di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan
c. Masuk kerja dan Pulang kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RSUD. Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
d. Mengikuti Apel pagi
e. Menandatangani daftar daftar hadir dan finger print setiap hari kerja
f. Menggunakan pakaian kerja yang telah ditentukan
g. Bersedia ditempatkan dimana saja di lingkungan RSUD.Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan
h. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab yang diberikan oleh pihak
RSUD.Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
i. Wajib membuat sasaran kerja pegawai ( SKP ) setiap awal tahun
BAB V
PENERIMAAN , PEMBINAAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI

1. PENYUSUNAN DAN PENGADAAN PEGAWAI


Pengadaan pegawai adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong atau kosong
yang di sebabkan adanya penagawai yang berhenti,pensiun, mutasi atau adanya perluasan
organisasi.

Setiap Instansi pemerintah wajib menyusun kebutuhan julah dan jenis jabatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisisis beban kerja.Penyusunan kebutuhan jumlah pegawai dilakukan
untuk jangka waktu lima tahun berdasarkan prioritas kebutuhan

Ada 2 ( dua ) jenis pengadaan di RSUD. Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yaitu :

A. Pengadaan/rekrutmen pegawai negeri sipil ( PNS )


B. Pengadaan/rekrutmen pegawai TKWT BLUD RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan.

A. REKRUTMEN PNS
1. Analisis kebutuhan tenaga berdasarkan analisis beban kerja
Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistemtis dengan tahapan – tahapan sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data beban kerja
Sebelum melakukan pengumpulan data,para analis harus melakukan pengkajian
organisiasi sehingga memperoleh kejelasan mengenai :
1. tugas pokok dan fungsi
2. rincian tugas
3. rincian kegiatan
Setelah melakukan pengkajian organisasi,peleksanaan pengumpulan data dapat
dilakukan dengan :
1. Menyebarkan formulir isian ( form A )
2. Wawancara
3. observasi
2. Pengolahan Data Beban Kerja
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan formulir sebagai
berikut :
1. Form C digunakan untuk menghitung beban / bobot kerja setiap jabatan yang
berada pada satu unit organisasi
2. Form D digunakan untuk menghitung kebutuhan pegawai/pejabat,tingkat efektivitas
dan efiseiensi jabatan (EJ) dan tingkat prestasi kerja jabatan (PJ )
3. Form E digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan pegawai/pejabat unit,tingkat
efektivitas dan efisiensi unit ( EU ) dan tingkat prestasi kerja unit ( PU )
3. Penalaahan Hasil olahan data
Hasil pengukuran beban kerja perlu ditelaah lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang
akurat dan objektif serta menggambarkan kondisi senyatannya.
Dari hasil pengukuran beban kerja sering dijumpai kecenderungan yang bervariasi
dengan kemungkinan tidak rasional :
a. Di atas normal,yang disebabkan adannya mark up pada data volume kerja dan atau
normal waktu yang dapat dicatat analis/dilaporkan oleh responden atau sebaiknya
b. Di bawah normal,yang disebabkan kurang lengkapnya produk dan kecilnya normal
waktu yang dapat diinventarisir oleh analis atau dilaporkan oleh responden
Untuk mengurangi deviasi yang dapat terjadi,maka hasil yang diperoleh perlu dievaluasi
dengan unit yang beban kerjannya dianalisis dengan mengecek :
a. Apakah unit tersebut sering/rata-rata sepanjang tahun melakukan kerja lembur yang
nyata
b. Perlu dilakukan pengamatan secara acak atas kesibukan harian unit yang dianalisis

Penetapan Hasil Pengukuran Beban Kerja

2. Persiapan Data Ketanagaan


Melakukan penggabungan data data tentang kebutuhan tenaga yang disampaikan oleh
bagian/bidang/unit/instalasi untuk kemudian dilkukan tabulasi
.
3. Analisis pengadaan
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
1. Membuat tabulasi kebutuhan yang meliputi:
1. Nama Jabatan
2. Persyaratan jabatan
3. Keadaan tenaga yang ada
4. Hasil analisis jabatan
5. Jumlah tenaga yang dibutuhkan
2. Mengajukan tabulasi kebutuhan ke direktur RSU.Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
3. Melakukan konfirmasi pendanaan pada Wadir umum dan keuangan
4. Direktur menetapkan jumlah dan jenis yang akan diusulkan untuk direkrut melalui jalur
Penerimaan CPNS
5. Mengusulkan formasi kebutuhan pegawai ( CPNS ) kepada gubernur melalui Badan
kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
6. Proses Seleksi penerimaan CPNS dilakukan oleh pihak Badan Kepegawaian Daerah
provinsi Kalimantan timur.

B. REKRUTMEN TENAGA KONTRAK WAKTU TERTENTU ( TKWT )


a. Pengadaan pegawai TKWT BLUD RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
merupakan untuk memenuhi kebutuhan pada instansi pemerintah. Pengadaan calon
pegawai TKWT dilakukan melalui tahapan perencanaan,pengumuman lowongan
,pelamaran,seleksi ,pengumuman hasil seleksi dan pengangkatan sebagai pegawai
TKWT.

Penerimaan calon TKWT dilaksanakan oleh RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan dan
persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.

1. Analisis kebutuhan tenaga berdasarkan analisis beban kerja


Analisis beban kerja dilaksanakan secara sistemtis dengan tahapan – tahapan sebagai
berikut :
1. Pengumpulan Data beban kerja
Sebelum melakukan pengumpulan data,para analis harus melakukan pengkajian
organisiasi sehingga memperoleh kejelasan mengenai :
1. tugas pokok dan fungsi
2. rincian tugas
3. rincian kegiatan
Setelah mlakukan pengkajian organisasi,peleksanaan pengumpulan data dapat
dilakukan dengan :
1. Menyebarkan formulir isian ( form A )
2. Wawancara
3. observasi

2. Pengolahan Data Beban Kerja


Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan formulir sebagai
berikut :
1. Form C digunakan untuk menghitung beban / bobot kerja setiap jabatan yang
berada pada satu unit organisasi
2. Form D digunakan untuk menghitung kebutuhan pegawai/pejabat,tingkat efektivitas
dan efiseiensi jabatan (EJ) dan tingkat prestasi kerja jabatan (PJ )
3. Form E digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan pegawai/pejabat unit,tingkat
efektivitas dan efisiensi unit ( EU ) dan tingkat prestasi kerja unit ( PU )

3. Penalaahan Hasil olahan data


Hasil pengukuran beban kerja perlu ditelaah lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang
akurat dan objektif serta menggambarkan kondisi senyatannya.
Dari hasil pengukuran beban kerja sering dijumpai kecenderungan yang bervariasi
dengan kemungkinan tidak rasional :

A. Di atas normal,yang disebabkan adannya mark up pada data volume kerja dan atau
normal waktu yang dapat dicatat analis/dilaporkan oleh responden atau sebaiknya.

B. Di bawah normal,yang disebabkan kurang lengkapnya produk dan kecilnya normal


waktu yang dapat diinventarisir oleh analis atau dilaporkan oleh responden
Untuk mengurangi deviasi yang dapat terjadi,maka hasil yang diperoleh perlu
dievaluasi dengan unit yang beban kerjannya dianalisis dengan mengecek :
a. Apakah unit tersebut sering/rata-rata sepanjang tahun melakukan kerja lembur
yang nyata
b. Perlu dilakukan pengamatan secara acak atas kesibukan harian unit yang
dianalisis

Penetapan Hasil Pengukuran Beban Kerja

2. Persiapan Data Ketanagaan


Melakukan penggabungan data data tentang kebutuhan tenaga yang disampaikan oleh
bagian/bidang/unit/instalasi untuk kemudian dilkukan tabulasi .

3. Analisis pengadaan
Langkah – langkah yang dilakukan adalah :
1. Membuat tabulasi kebutuhan yang meliputi:
1. Nama Jabatan
2. Persyaratan jabatan
3. Keadaan tenaga yang ada
4. Hasil analisis jabatan
5. Jumlah tenaga yang dibutuhkan
2. Mengajukan tabulasi kebutuhan ke direktur RSU.Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
3. Melakukan koordinasi tentang pendanaan pada wadir umum dan keungan
4. Direktur menetapkan jumlah dan jenis tenaga yang akan direkrut
5. Sosialisasi /meinformasikakan tentang jumlah dan jenis tenaga yg akan direkrut dengan
bidang/unit / instalasi terkait
.
4. Persiapan rekrutmen

Langkah – langkah yang dilakukan adalah

1. Membentuk team perekrutan pegawai


Membentuk team rekrutmen pegawai berdasarkan Surat keputusan ( SK ) Direktur
RSU.Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan .
2. Meminta spesifikasi tenaga yang akan direkrut pada bidang/unit/instalasi terkaitai
dengan
Spesifikasi yang dimaksudkan disini adalah persyaratan jabatan yang harus dimiliki oleh
setiap pelamar sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

3. Membuat pengumuman
Membuat pengumuman tentang rekrutmen pegawai, pada pengumuman ini berisi
tentang :
1. Persyaratan Jabatan
2. usia
3. Waktu
4. Ketentuan lain

4. Melakukan seleksi Administrasi


Seleksi administrasi adalah proses seleksi lamaran yang masuk di sesuaikan dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.

5. Melaksanakan Tes Tertulis


Langkah- langkah yang dilakukan dalam melaksanakan tes tertulis adalah sebagai
berikut:
1. Menyususn naskah tes tertulis dengan melibatkan bidang/unit/instalasi terkait
2. Melaksanakan tes tertulis
3. Melakukan penilian terhadap hasil tertulis
4. Menentukan rangking terhadap hasil penilaian

6. Melaksanakan ujian praktek


Ujian praktek bertujuan untuk melihat skill/ kemampuan pelamar dalam melaksanakan
pekerjaan .ujian praktek hanya diperuntukan untuk profesi tertentu seperti : perawat,
bidan dll.

7. Wawancara
Langkah – langkah yang dilakukan dalam melaksanakan wawancara :
1. Menyiapkan / menetukan kreteria untuk penilaian dalam wawancara
2. Team rekrutmen pegawai bertugas melakukan tes wawancara dan memberikan
penilaian sesuai kreteria penilian yang telah ditentukan

8. Tes Kesehatan
Calon pegawai yag telah dinyatakan lulus tes tertulis dan wawancara selanjutnya wajib
melakukan medical cek up ( uji kesehatan )

9. Surat Keputusan Direktur ( SK )


Kepala sub bagian kepegawaian melaporkan hasil pelaksanan tes tulis dan wawancara
ke direktur RSU.Dr. Kanujoso Djatiwibowo.Selanjutnya direktur menerbitkan surat
keputusan ( SK ) pengangkatan sebagai pagawai TKWT.

1. KRETERIA PENILAIAN TES TES TERTULIS/ PRAKTEK PARAMEDIS,MEDIS DAN NON MEDIS
:

Kreteria penilaian tes rulis adalah :


A. Soal teori ( ST )

Jumlah soal yang benar x 10


Jumlah total soal objektif

B. Soal praktek ( SP )

Jumlah soal yang benar x 10


Jumlah total soal objektif

Kemudian ST dijumlah dengan SP menjadi nilai akhir tes tertulis,dan dinalai akhir ini yang akan
dibandingkan dengan standart kelulusan. Jika tidak memenuhi standart maka peserta dinyatakan
gagal tes tulis dan praktek.Standar kelulusan tes tulis adalah 6.Peserta yang telah lulus tes tulis
dapat mengikuti tes selajutnya yaitu tes wawancara.

2. KRETERIA PENILAIAN TES WAWANCARA


2.1. DOKTER
Kreteria penilian adalah :
1. Penampilan terdriri dari :
a. Kerapian & cara berbusana
b. Cara berbicara
c. Cara merespon pembicaraan
d. Ekspresi wajah

2. Wawasan terdiri dari :


a. Pengetahuan profess : Penjwaan profesii dan manajeman keperawatan
b. Pengalaman
c. Penegetahuan penyakit / kasus
d. Pelatihan/seminar
e. Prioritas penanganan pasien
f. Life saving
g. Keahlian /kecakapan di luar profesi
3. Sikap terdiri dari :
a. Salam
b. Sopan santun
c. Komunikasi dengan : dokter,perawat,pasien dan keluarga serta pengunjung
d. Sikap
e. Kepedulian
f. Komitmen
g. Ketegasan sikap/pengambilan keputusan
h. Ketepatan waktu
i. Kerjasama tim
j. Pemahaman etik

Rentang nilai tes wawancara :

a. Nilai kurang : 50 s/d 65


b. Nilai cukup : 66 s/d 80
c. Nilai Baik : 81 s/d 100

Standart kelulusan adalah nilai terbesar dengan urutan rangking sesuai jumlah tenaga yang
dibutuhkan.

2.2. PERAWAT/BIDAN
1. Penampilan terdiri dari :
a. Kerapian & cara berbusana
b. Cara berbicara
c. Cara merespon pembicaraan

2. Wawasan terdiri dari :


a. Pengetahuan profesi dan manajerial
b. Pengalaman
c. Penegetahuan penyakit / kasus
d. Pelatihan/seminar
e. Prioritas penanganan pasien
f. Life saving
g. Keahlian /kecakapan di luar profesi

3. Sikap terdiri dari :


a. Salam
b. Sopan santun
d. Komunikasi dengan : dokter,perawat,pasien dan keluarga serta pengunjung
e. Sikap
f. Kepedulian
g. Komitmen
h. Ketegasan sikap/pengambilan keputusan
i. Ketepatan waktu
j. Kerjasama tim
k. Pemahaman etik

Rentang nilai tes wawancara :

a. Nilai kurang : 50 s/d 65


b. Nilai cukup : 66 s/d 80
c. Nilai Baik : 81 s/d 100

Standart kelulusan adalah nilai terbesar dengan urutan rangking sesuai jumlah tenaga yang
dibutuhkan.

3. TENAGA NON MEDIS DAN TENAGA NON KEPERAWATAN

Kreteria Penilian adalah :

1. Penampilan terdiri dari :


a. Cara berpakaian
b. Cara merespon pembicaraan
c. Cara berbicara
2. Wawasan
a. Pengetahuan
b. Pengalaman
3. Sikap
a. Salam
b. Sopan santun
c. Komitmen
d. Ketegasan/pengambilan keputusan
e. Kedisiplinan
f. Kerjasama tim

Rentang nilai tes wawancara :

a. Nilai kurang : 50 s/d 65


b. Nilai cukup : 66 s/d 80
c. Nilai Baik : 81 s/d 100

Standart kelulusan adalah nilai terbesar dengan urutan rangking sesuai jumlah tenaga yang
dibutuhkan.
c. Pengangkatan calon pegawai TKWT ditetapkan dengan keputusan Direktur RSUD. Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Masa perjanjian kerja paling singkat 1 ( satu ) tahun
dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja.

d. Pegawai TKWT tidak dapat secara otomatis menjadi calon PNS ( CPNS )
e. Untuk diangkat menjadi CPNS, TKWT harus mengikuti semua prose seleksi yang
dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan.

2. MUTASI PEGAWAI

2.1 . Mutasi dapat terjadi karena :


a. Dalam Rangka pembinaan
b. Adanya kekurangan tenaga
c. Adanya kelebihan tenaga
d. Atas pertimbangan kondisi kesehatan dengan usulan /saran dokter yang ditunjuk.
e. Adanya perubahan dalam struktur organisasi.

2.2 . Jenis mutasi


a. Mutasi PNS Eksternal
1. Setiap PNS dapat dimutasikan tugas dan atau lokasi dalam 1 ( satu ) Instansi
Pusat,Instansi Daerah ,antar Instansi Daerah, antar Instansi pusat dan Instansi Daerah
dan keperwakilan Negara Kesatuan Republik Indonesia di luar negeri
2. Mutasi PNS dalam satu Instansi Pusat atau Instansi Daerah sebagai dimaksud diatas
dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
3. Mutasi PNS antar kabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh gubernur setelah
mendapat pertimbangan kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN )
4. Mutasi PNS antar kabupaten/kota antar provinsi, dan antar provinsi ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri setelah
memperoleh pertimbangan kepala Badan Kepegawaian Negara ( BKN ).
5. Mutasi PNS provinsi/kabupaten/kota ke intansi pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh
kepala badan kepegawaian daerah ( BKN ).
6. Mutasi PNS antar instansi pusat ditetapkan oleh BKN
7. Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan konflik kepentingan

b. Mutasi Internal ( PNS / Non PNS )

1. Mutasi tenaga PTT dan TKWT dari satu bagian ke bagian atau dari satu unit ke unit lain
atau dari sati instalasi satu ke instalasi lain ditetapkan oleh Direktur RSUD. Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan setalah mendapatkan persetujuan dari bagian atau unit atau
instalasi yang terkait.
2. Pelaksanaan mutasi tenaga PTT dan TKWT ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

3. PENGHARGAAN
3.1. PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS )
a. PNS yang telah menunjukan kesetiaan ,pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan dan prestasi kerja di berikan penghargaan.

b. Penghargaan dapat berupa pemberian :


1. Tanda kehormatan
2. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi
3. Kenaikan pangkat Istimewa

c. Pegawai Negeri Sipil yang dijatuhi sanksi administrasi tingkat berat berupa
pemberhentian tidak hormat di cabut haknya untuk memakai tanda kehormatan.

3.2. PEGAWAI TKWT

a. Pegawai yang telah menunjukan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan dan prestasi kerja di berikan penghargaan.

b. Penghargaan dapat berupa pemberian :kesempatan prioritas untuk pengembangan


kompentensi

4. PENILAIAN KINERJA
a. Penilaian kinerja PNS
1. Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang
didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
2. Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu
dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikan target, capaian,hasil dan
manfaat yang dicapai serta perilaku PNS.
3. Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif,terukur,akuntabel,partisipasif dan
transparan.
4. Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan pejabat yang berwenang pada
instansi pemerintah masing – masing.
5. Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud didelegasikan secara berjenjang kepeda
atasan langsung dari PNS
6. Penilaian kinerja PNS sebagimana dimaksud dapat mempertimbangkan pendapat rekan
kerja setingkat dan bawahannya.
7. Hasil penilian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS
8. Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam
pengembangan PNS,dan dijadikan sebagai persyaratan dalam pengangktan
jabatan,dan kenaikan pangkat , pemberian tunjangan dan sanksi,mutasi dan promosi
serta untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan
9. PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi
administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.

b. Penilaianian kinerja TKWT


1. Penilaian kinerja TKWT bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah
disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara pejabat pembina kepegawaian dengan
pegawai yang bersangkutan.
2. Penilaian kinerja yang dimaksud dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat
individu dan tingkat unit dengan memperhatikan target,sasaran, hasil,manfaat yang
capai dan perilaku pegawai.
3. Penilaian kinerja TKWT dilakukan secara objektif,terukur,akuntabel, partisipasif dan
transparan.
4. Penilaian kinerja TKWT berada di bawah kewenangan pejabat yang berwenang pada
Instansi pemerintah masing – masing.
5. Penilaian kinerja didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari
pegawai.
6. Penilaian kinerja TKWT dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan
bawahannya.
7. Hasil Penilaian kinerja disampaikan kepada tim penilai kenerja.
8. Hasil penilaian kinerja dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan
kerja,pemberian tunjangan dan pengembangan kompetensi
9. Pegawai yang dinilai oleh atasannya dan tim penilai kinerja tidak dapat mencapai target
yang telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan.

5. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN

A. Penggajian dan Tunjangan PNS


1. Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin
kesejateraan PNS.
2. Gaji sebagaimana dimaksud dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggung jawab
dan resiko pekerjaan
3. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan
dan belanja negara
4. Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah Daerah di bebankan pada anggaran dan
pendapatan dan belanja Daerah.
5. Selain gaji sebagaimana dimaksud PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas.
6. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja negara.
7. Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah Daerah dibebankan pada anggaran
pendapatan dan belanja Daerah.

B. Penggajian dan Tunjangan TKWT

1. Pemerintah dalam hal ini RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan wajib membayar
gaji yang adil dan layak kepada pegawai TKWT.
2. Gaji sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawab dan
resiko kerja.
3. Gaji untuk tenaga TKWT dibebankan pada anggaran Badan Layanan Umum Daerah (
BLUD ) RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
4. Selain gaji pegawai TKWT dapat menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan
peraturan yang berlaku.

6. PEMBERHENTIAN
A. Pemberhentian PNS

1. PNS diberhentikan dengan hormat karena :


a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri
c. Mencapai batas usia pensiun
d. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun
dini
e. Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.

2. PNS
PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindakan pidana dengan hukuman pidana penjara paling singkat 2 (
dua ) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana.

3. PNS
PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

4. PNS
a. Melakukan penyelewengan terhadap pancasila dan UUD 1945
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindakan pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan atau
pidana umum.
c. Menjadi anggota atau pengurus partai politik
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat
2 ( dua ) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.

5. PNS diberhentikan sementara, apabila :


a. Diangkat menjadi pejabat negara
b. Diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga non struktural
c. Ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.

B. Pemutusan Hubungan perjanjian Kerja

1. Pemutusan hubungan kerja bagi PTT dan TKWT dilakukan dengan hormat karena :
a. Jangka Waktu perjanjian kerja berakhir
b. Meninggal dunia
c. Atas permintaan sendiri
d. Perampingan organisasi
e. Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga dapat menjalankan tugas daan kewajiban
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

2. Pemutusan hubungan kerja dilakukan dengan tidak hormat tidak atas permintaan sendiri
karena :
a. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 ( dua ) tahun.
b. Melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat
c. Tidak memenuhi target kinerja yang telah di sepakati sesuai dengan perjanjian kerja

7. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA

1. PNS yang berhenti bekerja berhak atas jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. PNS diberikan jaminan pensiun apabila :
a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu
c. Mencapai batas usia pensiun
d. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini
e. Tidak cakap jasmani dan rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.
3. Jaminan pensiun PNS diberikan sebagai perlindungan yang berkesinambungan
penghasilan hari tua ,sebagai hak dan sebagai penghargaan atas pengabdian PNS.
4. Jaminan pensiun PNS mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan
dalam program jaminan sosial nasional
5. Sumber pembiayaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua PNS berasal dari pemerintah
selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

8. WAKTU DAN KEHADIRAN KERJA

a. Waktu kerja biasa ( non shift ) adalah 8 jam 1 hari pada sistem 5 ( lima ) hari kerja dalam 1
(satu ) minggu dan tidak melebihi 40 ( empat puluh ) jam dalam 1 ( satu ) minggu pada hari-
hari biasa.
b. Waktu kerja shift diatur tersendiri sesuai dengan sifat pekerjaan dan kebutuhan masing
masing instalasi atau unit sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
c. Diluar jam- jam yang telah ditentukan,dokter/pekerja lain wajib hadir bila dibutuhkan.
d. Pengaturan waktu kerja ditetapkan oleh gubernur /Direktur/kepala instalasi berdasarkan
kebutuhan masing – masing unit /instalasi dengan mentaati peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
e. Setiap pegawai wajib hadir dan mengikuti jadwal dinas sesuai dengan waktu kerja yang telah
ditetapkan.
f. Keterlambatan masuk kerja atau meninggalkan tempat kerja sebelum waktu kerja berakhir
atau tidak hadir seharian penuh,dianggap sebagai pelanggaran tata tertib, kecuali dengan
izin atasan langsung karena alasan – alasan yag dapat diterima.

9. HARI LIBUR,CUTI DAN IZIN


1. HARI LIBUR
a. Hari – hari libur yang diakui sah oleh RSUD. Dr.Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
adalah hari – hari libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Bagi pekerja yang terkena shift karena sifat pekerjaannya, akan diatur tersendiri.

2. CUTI TAHUNAN
a. PNS dan calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1 ( satu ) tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan.
b. Lamanya hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada point a adalah 12 ( dua
belas ) hari kerja.
c. Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan PNS atau calon PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tetulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti tahunan.
d. Hak atas cuti tahunan sebagaimana tersebut pada point a diberikan secara tertulis oleh
PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
tahunan.
e. Dalam hal hak atas cuti tahunan yang akan digunakan di tempat yang sulit
perhubungannya, jangka waktu cuti tahunan tersebut dapat ditambah untuk paling lama
12 ( dua belas ) hari kalender.
f. Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan dalam tahun yang bersangkutan, dapat
digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 ( delapan belas ) hari kerja
termasuk cuti tahunan dalam tahun berjalan.
g. Hak atas cuti tahunan yang tidak digunakan 2 ( dua ) tahun atau lebih berturut – turut,
dapat digunakan dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 ( dua puluh empat ) hari
kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
h. Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikah hak atas cuti untuk paling lama 1 (
satu ) tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.
i. Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan dapat digunakan dalam tahun berikutnya
selam 24 ( dua puluh empat ) hari kerja termasuk hak atas cuti tahunan dalam tahuh
berjalan.
j. Cuti tahunan tidak dapat dapat dipecah- pecah hingga jangka waktu yang kurang dari 3
( tiga ) hari kerja.

3. CUTI BESAR
a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 ( lima ) tahun secara terus – menerus berhak
atas cuti besar yang lamanya 3 ( tiga ) bulan.
b. Ketentuan paling singkat 5 ( lima ) tahun secara terus menerus dikecualikan bagi PNS
yang masa kerjanya belum 5 ( lima ), untuk kepentingan agama.
c. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun
yang bersangkutan.
d. Untuk mendapatkan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
e. Hak cuti besar diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar.
f. Hak cuti besar dapat ditangguhkan penggunaannya oleh PPK atau pejabat yang
menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti besar untuk paling lama
( 1 ( satu ) tahun apabila kepentingan dinas, mendesak, kecuali untuk kepentingan
agama.
g. Selama menggunakan hak atas cuti besar, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS

4. CUTI SAKIT
a. PNS yang sakit lebih dari 1 ( satu ) hari sampai dengan 14 ( empat belas ) hari berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
b. PNS yang menderita sakit lebih dari 14 ( empat belas ) hari berhak atas cuti sakit,
dengan ketentuan PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti sakit dengan melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah.
c. Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada point a paling sedikit memuat
pernyataan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain yang
diperlukan.
d. Hak atas cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point b diberikan untuk waktu paling
lama 1 ( satu ) tahun.
e. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana dimaksud pada point b dapat ditambah untuk
paling lama 6 ( enam ) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan tim
penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang kesehatan.
f. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana pada point
d dan e, harus diuji kembali kesehatannya oleh tim penguji kesehatan yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang kesehatan.
g. Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada point f
PNS belum sembuh dari penyakitnya, PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan
hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan.
h. PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1 ½ (
satu setengah ) bulan.
i. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan perlu mendapat perawatan berhak atas cuti
sakit sampai yang bersangkutan sembuh dari penyakitnya.
j. Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan PNS.
k. Cuti sakit diberikan secara tertulis PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang
untuk memberikah hak atas cuti sakit.

5. CUTI MELAHIRKAN
a. Untuk kelahiran anak yang pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada saat
menjadi pegawai Negeri sipil, berhak atas cuti bersalin.
b. Untuk kelahiran anak yang ke empat dan seterusnya, kepada pegawai negeri sipil
diberikan cuti besar.
c. Lamanya cuti melahirkan adalah 3 ( tiga ) bulan.
d. Untuk dapat menggunakan hak atas cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secata tetulis kepada PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti melahirkan.
e. Hak cuti melahirkan diberikan secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima
delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti melahirkan.
f. Selama menggunakan hak cuti melahirkan, PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan penuh.
6. CUTI ALASAN PENTING
PNS berhak atas cuti alas an penting, apabila :
a. Ibu,bapak,istri/suami, anak ,adik ,kakak,mertua atau menantu sakit keras atau
meninggal dunia.
b. Salah seseorang anggota keluarga yang dimaksud pada huruf a meninggal dunia dan
peraturan perudang – undangan Pegawai Negeri sipil yang bersangkutan harus
mengurus hak – hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu.
c. Melangsungkan perkawinan.
d. PNS yang ditempatkan pada perwakilan RI yang rawan dan/ atau berbahaya dapat
mengajukan cuti karena alas an penting guna memulihkan kondisi kejiwaan PNS yang
bersangkutan.
e. Lamanya cuti alasan penting ditentukan oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi
wewenang untuk memberikan hak atas cuti karena alas an penting paling lama 1 ( satu
) bulan.
f. Untuk menggunakan hak atas cuti karena alasana penting, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasanan kepada PPK
atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
karena alasan penting.
g. Hak atas cuti karena alas an penting sebagaimana dimaksud pada point f diberikan
secara tertulis oleh PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti karena alas an penting.
h. Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu
keputusan dari PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti karena alas an penting, pejabat yang tertinggi di tempat PNS
yang bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara secara tertulis untuk
menggunakan hak atas cuti karena alas an penting.
i. Memberian izin sementara sebagaimana dimaksud pada point h harus segera
diberitahukan PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan
hak atas cuti karena alas an penting.
j. PPK atau pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk memberikan hak atas cuti
karena alas an penting setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada
point i , memberikan hak atas cuti karena alas an penting kepada PNS yang
bersangkutan.
k. Selama menggunakan hak atas cuti karena alas an penting, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS.

7. CUTI BERSAMA
a. Presiden dapat menetapkan cuti bersama.
b. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada point a tidak mengurangi hak cuti tahunan.
c. PNS yang karena jabatannya tidak diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya
ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak diberikan.
d. Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada point a ditetapkan dengan keputusan
Presiden.
8. CUTI DILUAR TANGGUNG NEGARA
a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 ( lima ) tahun secara terus menerus karena
alasan pribadi dan mendesak dapat diberikan cuti di luar tanggungan Negara.
b. Cuti di luar tanggungan Negara dapat diberikan untuk paling lama 3( tiga ) tahun.
c. Jangka waktu cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud pada point b
dapat diperpanjang paling lama 1 ( satu ) tahun apabila ada alasan – alasan yang
penting untuk memperpanjangnya.
d. Cuti di luar tanggungan Negara mengakibatkan PNS yang bersangkutan diberhentikan
dari jabatannya.
e. Jabatan yang menjadi lowongan karena pemberian cuti di luar tanggungan Negara
harus diisi.
f. Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaaan secara tertulis kepada PKK disertai dengan alasan.
g. Cuti di luar tanggungan Negara hanya dapat diberikan dengan surat keputusan PPK
setelah mendapat persetujuan dari kepala BKN.
h. PPK sebagaimana dimaksud pada point g tidak dapat mendelegasikan kewenangan
pemberian cuti di luar tanggungan Negara.
i. Permohonan cuti di luar tanggungan Negara sebagaimana dimaksud pada point h dapat
di tolak.
j. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara, PNS yang bersangkutan tidak
menerima penghasilan PNS.
k. Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Negara tidak diperhitungkan sebagaimana
masa kerja PNS.

9. IZIN
a. Izin bagi PNS
1. Izin yang dapat diberikan kepada PNS sebagaimana dimaksud meliputi
a. Izin terlambat masuk kantor
b. Izin pulang sebelum waktunya
c. Izin keluar kantor karena ada kepentingan lain
d. Izin tidak masuk kerja

2. Izin sebagaimana dimaksud diatas diberikan oleh atasan langsung PNS yang
meminta izin,dalam bentuk surat permohonan izin/pemberitahuan
3. Apabila atasan langsung PNS yang bersangkutan berhalangan maka salah satu
pejabat di lingkungan unit kerjannya untuk memberikan izin
4. Permohonan izin diterima sehari sebelumnya
5. Dalam hal kepentingan yang sangat mendesak surat permohonan izin dapat di
susulkan kemudian.
b. Izin bagi TKWT
1. Tenaga TKWT diberikan izin untuk tidak melaksanakan tugas selama 5 hari kerja
dalam satu tahun berjalan setelah sekurang – kurangnya bekerja selama satu tahun.
2. Tenaga TKWT yang tidak dapat hadir meleksanakan tugas diwajibkan meminta izin
secara tertulis kepada atasan langsung
3. Ketidakhadiran karena keperluan sakit diberikan izin 3 ( tiga ) hari kerja dalam satu
bulan berjalan dan sebanyak banyaknya 2 bulan dalam 1 ( satu ) tahun berjalan.
4. Ketidakhadiran karena melaksanakan perkawinan pertama diberikan izin
melaksanakan pernikahan maksimal 10 hari kalender dalam bulan berjalan.
5. Ketidak hadiran karena keperluan bersalin bagi tenaga TKWT wanita diberikan izin
bersalin selama maksimal 40 ( empat puluh ) hari kalender.
6. Ketidakhadiran untuk keperluan menunaikan ibadah agama diberikan izin khusus (
izin menyesuaikan dengan kebutuhan ibadah ) dan mendapat persetujuan dari
Direktur.

10. SERAGAM DINAS


a. Seragam Dinas PNS
Seragam Dinas PNS merupakan pakaian kedinasan sebagai abdi Negara, yang mana
pakaian dinas PNS memiliki fungsi untuk menunjukkan identitas pegawai dan sarana
pengawasan terhadap pegawai itu sendiri. Oleh karena itu fungsinya sebagaimana
disebutkan, maka sudah merupakan kewajiban bagi setiap PNS untuk mengenakan
pakaian dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dalam menggunakan pakaian dinas telah ditentukan
oleh Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur, adapun ketentuan tersebut adalah
:
1. Senin dan Selasa : Pakaian Waskat
2. Rabu : Baju warna putih, celana/rok warna gelap
3. Kamis : Pakaian Batik

4. Jum’at : Pakaian Olah raga / Batik


5 Jabaran Fungsional Tertentu : Pakaian sesuai dengan profesi masing –
masing ( Jabatan Fungsional Tertentu )

b. Seragam Dinas Pegawai TKWT


Seragam Dinas TKWT juga merupakan pakaian kedinasan sebagai abdi Negara, yang
mana pakaian dinas TKWT memiliki fungsi untuk menunjukkan identitas pegawai dan
sarana pengawasan terhadap pegawai TKWT tersebut. maka sudah selayaknya
merupakan kewajiban bagi setiap Pegawai TKWT untuk mengenakan pakaian dinas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso
Djatiwibowo Balikpapan dalam menggunakan pakaian dinas telah ditentukan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur, adapun ketentuan tersebut adalah :
1. Senin s/d Rabu : Baju warna putih, celana/rok warna gelap
2. Kamis : Pakaian Batik
3. Jum’at : Pakaian Olah raga / Batik
4. Jabaran Fungsional Tertentu : Pakaian sesuai dengan profesi masing –
masing ( Jabatan Fungsional Tertentu )

BAB IV
SANKSI DAN TINDAKAN PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI
Dalam rangka untuk meningkatkan Disiplin dan pengawasan terhadap pegawai dilingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dan dalam rangka melaksanakan ketentuan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil atas Undang
– Undang RI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,dan diatur kembali ketentuan tentang
disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Dispilin
Pegawai Negeri Sipil. Maka berdasarkan ketentuan peraturan perundang – undangan tersebut Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan dalam melaksanakan sanksi dan tindakan
pelanggaran disiplin pegawai mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 yang dimaksud dengan :


1. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati
kewajiban dan menghidari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang – undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah PNS pusat dan PNS daerah.
3. Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun diluar jam kerja.
4. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan
disiplin PNS.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah PPK Pusat, PPK Daerah
Provinsi, dan PPK Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang
– undangan yang mengatur wewenang pengangkatan, pemidahan, dan pemberhentian PNS.
6. Upaya administrasi adalah prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhdap
hukuman disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding administrasi.
7. Keberatan adalah upaya administrative yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terdahap
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada atasan
pejabat yang berwenang.
8. Banding administratif adalah upaya administrative yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak
puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentiantidak dengan hormat sebagai PNS yang
dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada Badan Pertimbangan
Kepegawaian.
9. Jabatan adalah jabatan structural dan jabatan fungsional tertentu.
10. Ucapan adalah setiap kata – kata yang diucapkan dihadapan atau dapat didengar oleh orang
lain, seperti dalam rapat, ceramah, diskusi, melalui telpon, radio televise, rekaman, atau alat
komunikasi lainnya.
11. Tulisan adalah pernyataan pikiran dan/atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk Tulsan
maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan, dan lain – lain yang serupa dengan itu.
12. Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak
melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan perundang – undangan.
13. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan
hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin.
14. Atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang
berwenang menghukum.

I. KEWAJIBAN PNS
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang – Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah.
4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang – undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian,
kesadaran dan tanggung jawab.
6. Menjunjung tinggi kehormatan Negara, pemerintah, dan martabat PNS.
7. Mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan sendiri, seseorang dan/atau
golongan.
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan.
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan Negara.
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan atau merugikan Negara atau pemerintah terutama dibidang keamanan,
keuangan, dan materiil.
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja.
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan.
13. Menggunakan dan memelihara barang – barang milik Negara dengan sebaik – baiknya.
14. Memberikan pelayanan sebaik – baiknya kepada masyarakat.
15. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas.
16. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier dan
17. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

II. LARANGAN PNS


1. Menyalahgunakan wewenang.
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain dengan
menggunakan kewenangan orang lain.
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara lain dan/atau lembaga
atau organisasi internasional.
4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya masyarakat asing.
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang –
barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik Negara secara
tidak sah.
6. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di
dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,
golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara.
7. Memberikan atau menyanggupi akan member sesuatu kepada siapapun baik secara
langsung atau tidak langsung dan dengan dalih apapun untuk diangkat dalam jabatan.
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yang berhubungan
dengan jabatan dan/atau pekerjaannya.
9. Bertindak sewenang – wenang terhadap bawahannya.
10. Melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang dapat menghalangi
atau mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga mengakibatkan kerugian bagi yang
dilayani.
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan.
12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan cara :
a. Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
b. Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau atribut PNS.
c. Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain
d. Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas Negara.
13 Memberikan dukungan kepada calon Presiden/wakil Presiden dengan cara
a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon selama masa kampanye
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terdapap pasangan calon
yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi
pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjannya, anggota keluarga, dan masyarakat.
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi
kartu tanda penduduk atau surat keterangan tanda penduduk sesuai peraturan perundang –
undangan.
15. Memberikan dukungan kepada calon kepala Daerah/Wakil kepala Daerah, dengan cara :
a. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah.
b. Menggunakan fasilitas yang kait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye.
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa
kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang
kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

III. TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN


1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
a. Hukuman disiplin ringan
b. Hukuman disiplin sedang
c. Hukuman disiplin berat

2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :


a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
3. Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari
a. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 ( satu ) tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 ( satu ) tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 ( satu ) tahun
4. Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 ( tiga ) tahun
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabata setingkat lebih rendah
c. Pembebasan dari jabatan
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

BAB VI

PENUTUP
Demikian Pedoman Kepegawaian Rumah Sakit di lingkungan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan kepegawaian, sehingga dapat
menunjang kegiatan RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan secara keseluruhan secara efesiensi dan
efektifitas.

Dengan demikian pedoman kepegawaian rumah sakit merupakan salah satu instrument dalam
meningkatkan kapasitas organisasi, dan arah instrument ini dapat dipergunakan untuk penataan RSUD Dr.
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai