A. Tujuan Instruksional
a) Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1 x 20 menit, diharapkan
Penderita Diabetes Mellitus serta keluarga diharapkan dapat mengerti
dan memahami tentang manfaat serta bagaimana latihan jasmani yang
tepat bagi penderita Diabetes mellitus.
b) Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan latihan jasmani bagi penderita Diabetes
mellitus, penderita serta keluarga mempu:
1. Menjelaskan pentingnya latihan jasmani bagi penderita Diabetes
mellitus
2. Menjelaskan prinsip latihan jasmani Diabetes mellitus
3. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat latihan jasmani
bagi penderita Diabetes mellitus
4. Menjelaskan efek negatif dari latihan jasmani yang tidak terkontrol
bagi penderita Diabetes mellitus
5. Menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan latihan
jasmani bagi penderita Diabetes melitus
D. Evaluasi
Evaluasi Terstruktur
- Media yang digunakan dalam penyuluhan lengkap, menarik dan dapat
digunakan dalam penyuluhan (Leaflet).
- Penyuluhan mengenai Latihan Jasmani Diabetes Melitus telah
diinformasikan kepada penderita Diabetes sebelum dilaksanakan
penyuluhan
Evaluasi Proses
- Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami dan memperhatikan materi penyuluhan.
- Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
peserta
- Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung
Evaluasi Hasil
- Penyaji/ pemberi penyuluhan dapat menjalankan tugas sesuai dengan
kewajibannya
- Peserta mampu mengikuti jalanya penyuluhan dengan baik dan
antusias
- Peserta dapat mengerti mengenai materi yang telah disampaikan dan
dapat menjawab pertanyaan penyaji dengan benar
Jenis Tes : Pertanyaan lisan
Alat evaluasi:
a. Apa manfaat latihan jasmani pada penderita DM?
b. Apa saja prinsip latihan jasmani DM?
c. Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat latihan jasmani?
d. Apa efek negatif dari latihan jasmani yang tidak terkontrol?
e. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan kegiatan latihan jasmani
bagi DM ?
E. Materi (Terlampir)
F. Daftar Pustaka
Materi (Terlampir)
1. Continuous
Latihan fisik harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa
berhenti. Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus melakukannya
selama 30 menit tanpa henti.
2. Rhytmical
Latihan olah raga dipilih yang berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur, contoh berlari, berenang, jalan kaki.
3. Interval
Latihan dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan
cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi jalan.
4. Progresive
- Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan, dari intensitas
ringan sampi sedang selama mencapai 30 – 60 menit
- Sasaran HR = 75 – 85 % dari maksimal HR
- Maksimal HR = 220 – ( umur )
5. Endurance
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, seperti
jalan jogging dan sebagainya. Latihan dengan prinsip seperti di atas minimal
dilakukan 3 hari dalam seminggu, sedang 2 hari yang lain dapat digunakan
untuk melakukan olah raga kesenangannya.
C. Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Latihan Jasmani
Jenis latihan jasmani yang dianjurkan untuk para penderita diabetes adalah
jalan, jogging, berenang dan bersepeda. Tahapan dalam latihan jasmani juga sangat
diperlukan, tahapan dalam latihan jasmani perlu dilakukan agar otot tidak
memperoleh beban secara mendadak. Tahapan latihan jasmani mulai dari
pemanasan (warming up), latihan inti (conditioning), pendinginan (cooling down),
serta peregangan (stretching).
Pada saat melakukan latihan jasmani kerja insulin menjadi lebih baik dan
yang kurang optimal menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi efek yang dihasilkan dari
latihan jasmani setelah 2 x 24 jam hilang, oleh karena itu untuk memperoleh efek
tersebut latihan jasmani perlu dilakukan 2 hari sekali atau seminggu 3 kali. Penderita
diabetes diperbolehkan melakukan latihan jasmani jika glukosa darah kurang dari
250 mg%.
Jika kadar glukosa diatas 250 mg, pada waktu latihan jasmani akan terjadi
pemecahan (pembakaran) lemak akibat pemakaian glukosa oleh otot terganggu, hal
ini membahayakan tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi metabolik
(koma ketoasidosis) (Suhartono, 2004).
Hal yang perlu diperhatikan lainya adalah :
Aktivitas aerobic dilakukan 30 menit dilanjutkan sampai 60 menit hamper
setiap hari
Penderita dengan masalah kaki disarankan menghindari lari
Gunakan sepatu yang baik
Tidak menyuntikkan insulin pada otot yang akan digunakan
Hindari dehidrasi
Dilakukan exercise grading pada
Usia > 35 tahun
DM tipe 2 > 10 tahun
DM tipe 1 > 15 tahun
Ada resiko kardiovaskuler
Ada gangguan mikrovaskuler
Ada gangguan perivaskuler
D. Efek Negatif dari Latihan Jasmani yang Tidak Terkontrol
Berikut ini beberapa kemungkinan yang bisa ditimbulkan akibat tidak
melakukan program latihan dan latihan jasmani yang tidak terkontrol.
1. Pada muskuloskletal, terjadi kelemahan otot, kontraktur, dan osteoporosis
2. Pada kardiovaskuler, menimbulkan hipotensi postural
3. Pada gastrointestinal, menimbulkan konstipasi
4. Pada perkemihan, dapat menimbulkan batu perkemihan, retensi urine dan
infeksi saluran urine.
5. Pada respirasi, menimbulkan pneumoni hipostatis
6. Pada neurologis, orientasi menurun.
7. Pada kulit, abrasi dan borok dekubitus.
Kegiatan fisik sehari – hari dan latihan fisik secara teratur (3–4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam perawatan
diabetes melitus. Latihan fisik dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitifitas terhadap insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Latihan fisik yang dimaksud jalan kaki, bersepeda santai, jogging, berenang.
Latihan fisik sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran fisik.
Kegiatan sehari – hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun tetap dilakukan tetap dilakukan. Batasi atau jangan terlalu lama melakukan
kegiatan yang kurang gerak seperti menonton televisi.
Latihan Ritmis :
- Latihan olah raga harus dipilh yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan
relaksasi secara teratur.
- Contohnya : jalan kaki, joging, berlari, berenang, bersepeda, mendayung.
Latihan Interval :
- Latihan olah raga yang dilakukan selang-seling, antara gerak cepat dan
lambat. Misalnya : jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diseling jalan,
berenang cepat 2 kali panjang kolam, diselingi satu kali renang lambat.
- Dengan kegiatan yang bergantian pengidap dapat bernafas dengan lega
tanpa menghentikan latihan sama sekali.
Latihan Progresive :
Latihan harus dilakukan berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang berat
secara bertahap, jadi latihan beban olahraga dinaikkan sedikit demi sedikit sesuai
dengan pencapaian latihan sebelumnya.
2. Menggoyangkan kaki;
- Berdiri, tangan yang sebelah berpegangan pada pinggir meja.’
- Satu kaki diletakkan di atas buku tebal/bangku pendek dengan jari kaki
- Gerakan kaki yang sebelah ke depan dan ke belakang sampai 10 kali
- Ulangi untuk kaki yang sebelah selama 10 kali
3. Peregangan betis;
- Letakkan kedua telapak tangan di dinding.
- Jauhkan letak kedua kaki dengan dinding dan telapak kaki tetap menempel di
lantai
- Tekukkan kedua lengan 10x dengan selalu menjaga punggung dan lutut lurus
dan tungkai tidak diangkat.
4. Menekuk lutut
- Pegang punggung kursi dengan sebelah tangan
- Tekuklah lutut dalam-dalam dengan punggung tetap lurus
Ulangi 10x (mulai dengan 5 x dan tingkatkan perlahan-lahan)
Gula darah rendah jarang terjadi selama berola raga dan karena itu tidak perlu
untuk memakan karbohidrat ekstra.
Olah raga untuk menurunkan berat badan perlu didukung dengan pengurangan
asupan kalori.
Olah raga sedang perlu dilakukan setiap hari. Olah raga berat mungkin bisa
dilakukan tiga kali seminggu.
Sangat penting untuk melakukan latihan ringan guna pemanasan dan
pendinginan sebelum dan sesudah berolah raga.
Pilihlah olah raga yang paling sesuai dengan kesehatan dan gaya hidup anda
secara umum.
Manfaat olah raga akan hilang jika tidak berolah raga selama tiga hari berturut-
turut.
Olah raga bisa meningkatkan nafsu makan dan berarti juga asupan kalori
bertambah. Karena itu sangat penting bagi anda untuk menghindari makan
makanan ekstra setelah berolah raga.
Dosis obat telan untuk diabetes mungkin perlu dikurangi selama olah raga
teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto K, Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV.Yrama Widya.
Muhammad Zuhal Purnomo. 2004. Pengaruh olah raga terhadap penurunan gula
darah pasien DM jenis NIDDM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kabupaten
Kudus. Semarang: STIKES Ngudi Waluyo. Tidak diterbitkan
Ridwan, Nurhaedar Jafar, Rahayu Indriasari. 2013. Aktivitas Fisik dan Status Gizi
dengan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kota
Makassar. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar