Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK MENYUSUI PADA IBU POSTPARTUM

Disusun untuk memenuhi tugas home visit departemen maternitas PKM Singosari

Dibimbing oleh Ns. Nurul Evi, S.Kep., M.Kep. dan Ibu Yulida Ti’ani, S.ST

Disusun Oleh:

Tim Murni

NIM 190070300111047

Kelompok 2A

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Mata kuliah : Profesi Ners Dep. Maternitas
Nama penyuluhan/ topik : Edukasi Ibu postpartum
Pokok bahasan : Teknik Menyusui
Sub pokok bahasan : Posisi dan perlekatan pada ibu menyusui
Sasaran : Ibu M. P202Ab000 postpartum hari ke-14
Waktu : 25 menit
Tanggal : 14 September 2019

A. Latar Belakang
Ny. M usia 29 tahun P202Ab000 postpatum hari ke-14 setelah melahirkan
anaknya pada tanggal 2 September 2019 di puskesmas Singosari. Pada saat masih
dirawat di puskesmas pada tanggal 3 September 2019, ibu mengeluh ASI nya keluar
sedikit dan belum mampu menyusui bayinya dengan teknik yang tepat. Ibu memiliki
riwayat melahirkan prematur usia 6 bulan akibat perdarahan, sehingga ibu belum
pernah memiliki pengalaman menyusui sebelumnya. Saat dilakukan observasi ketika
menyusui posisi, perlekatan ibu dan bayi saat menyusui belum tepat. Pada hari itu juga
pukul 08.00 telah diberikan intervensi yaitu pengajaran tentang menyusui, Ibu paham
namun masih ingin diajarkan lebih lanjut serta memonitoring menyusui dengan home
visit. Pada tanggal 9 September 2019 Ibu kontrol ke PKM Singosari dan mengeluh
putingnya lecet kemudian bidan memberikan penjelasan terkait cara mengatasi puting
yang lecet.
Berdasarkan uraian di atas, maka perawat perlu melakukan edukasi teknik
menyusui yang benar saat home visit pada Ny. M. Edukasi yang diberikan meliputi
posisi dan perlekatan bayi.

B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Ny. M mengetahui teknik menyusui yang tepat dan dapat mempraktikkanya
2. Tujuan instruksional khusus
- Mengetahui dan memahami pengertian posisi menyusui yang baik dan benar
- Mengetahui dan memahami posisi menyusui yang baik dan benar
- Mengetahui dan memahami perlekatan saat menyusui yang baik dan benar
- Mengetahui dan memahami fungsi menyusui yang baik dan benar
- Mengetahui dan memahami akiabat menyusui yang tidak baik dan benar
- Mengetahui dan memahami tanda-tanda bayi menerima ASI dalam jumlah cukup
- Mengetahui dan memahami langkah-langkah menyusui yang baik dan benar
- Mampu mempraktikkan teknik menyusui yang benar

C. Materi (Terlampir)
D. Sasaran dan Tempat Kegiatan
- Sasaran : Ny. M
- Jumlah : 1 orang
- Tempat : Rumah Ny. M Damean RT 1/ RW 3 Singosari
- Metode : Ceramah dan diskusi
- Media : Leaflet
E. Kegiatan
No Tahap Kegiatan pengajar Kegiatan peserta Wak- Metode Media
didik tu
1 Pembu-ka 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 Ceramah -
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
m
3. Menjelaskan peran
dan memperhati-
4. Menjelaskan tujuan en
kan
penyuluhan it
3. Menyetujui
5. Kontrak waktu
pelaksanaan
penyuluhan
6. Menciptakan
interaksi yang “trust-
honest”
2 Penyajian 1. Mejelaskan materi Mendengarkan dan 10 Ceramah Leafle
materi penyuluhan secara memperhatian m t
berurutan dan teratur pem-bicara en
2. Materi
ketika me- it
- Pengertian cara
nyampaikan
menyusui yang
materi
benar
- Macam-macam
posisi menyusui
- Pengertian
perlekatan
menyusui yang
benar
- Teknik perlekatan
yang benar
- Fungsi menyusui
dengan benar
- Tanda bayi cukup
ASI
- Langkah-langkah
menyusui dengan
benar
3 Penutup Tanya jawab: 10 Diskusi -
1. Tanya Memberikan kesempatan
Bertanya pada pem- m
jawab Ny M. untuk bertanya
beri penyuluhan en
2. Evaluasi
3. Salam Evaluasi: it
1. Menanyakan kembali
penutup
1. Menjawab
hal-hal yang sudah
pertanyaan yang
dijelaskan oleh
diajukan
pembicara
2. Memberikan penyuluh
2. Mempraktikkan
kesempatan Ny. M
teknik menyusui
untuk mempraktik-
dengan benar
kan teknik perlekatan
dan posisi menyusui
dengan benar
3. Memberikan pujian
atas keberhasilan
peserta penyuluhan
dalam memahami
Menjawab salam
materi yang diberi-
kan (rewarding)
Salam:
Mengucapkan terima
kasih dan salam
penutup.

F. Evaluasi
1. Struktur
- Adanya koordinasi dengan Ibu M untuk menentukan hari pelaksanaan home visit
- Adanya persiapan yang baik terkait materi, media (leaflet), reward dan metode
yang digunakan.
2. Proses
- Ny. M mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
- Ny. M antusias dan aktif mengikuti kegiatan edukasi teknik menyusui.
- Ny. M fokus saat penyampaian materi penyuluhan
- Ny. M memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan, jawaban dan
tanggapan.
3. Hasil
- Ny. M mampu menjawab minimal 5 pertanyaan dengan benar dari 5 pertanyaan
yang disampaikan perawat.
a. Sebutkan macam-macam posisi menyusui !
Ny. M menjawab, cradle dan cros cradle
b. Apa saja tanda perlekatan yang benar saat menyusui?
Ny. M menjawab mulut bayi yang bawah berputar keluar, bagian yang
berwarna hitam disekitar puting bagian atas lebih banyak terlihat, hidung bayi
menjauhi payudara dan pipi bayi menggembung
c. Sebutkan 2 tanda bayi mendapatkan ASI yang cukup !
Ny. M menjawab bayi tenang setelah menyusu, setelah 2 minggu berat
badan bayi naik
d. Sebutkan masalah yang terjadi akibat salah teknik menyusui !
Ny. M menjawab putting lecet, bayi tidak puas menyusu
e. Apa yang harus dilakukan setelah menyusui untuk menghindari gumoh?
Ny. M menjawab disendawakan atau ditepuk punggungnya agar anginnya
keluar
- Ny. M mampu mempraktikkan teknik menyusui dengan benar

G. LAMPIRAN (Terlampir)

DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini
Revisi 2007. Jakarta : JNPK-KR.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2010. Bahan Bacaan Modul Laktasi. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan
Medik, Dinkes RI.
Malasari, Kurnia. 2014. Teknik Menyusui yang Benar dan Baik. Karya Ilmiah. Stikes
Mercubaktijaya Padang.
Marshella et.al. 2014. Pendidikan Kesehatan Tehnik Menyusui Dengan Benar Terhadap
Peningkatan Kemampuan Menyusui Pada Ibu Post Partum Normal Di Rsud. Dr.
Soewondo Kendal. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. STIKES Telogorejo
Semarang.
Novita et.al. 2015. Manajemen Laktasi dan Kesejahteraan Ibu Menyusui. Juenal
Psikologi. Vol 42, No 3. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Riskesdas. 2010. (Online). http://www.depkes.go.id/article/print/201404250001/dirjen-
bina-gizi-kesehatan-ibu-dan-anak-resmikan-rumah-menyusui.html. Diakses 14
September 2019 pukul 20.00 WIB.
SDKI. 2012. (Online). http://www.depkes.go.id/article/print/201404250001/dirjen-bina-gizi-
kesehatan-ibu-dan-anak-resmikan-rumah-menyusui.html. Diakses 14 September
2019 pukul 21.00 WIB.
Sulystyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV Andi offset.
Unicef. 2013. Breastfeeding Is The Cheapest And Most Effective Life-Saver In History.
(Online). http://www.unicef.org/. Diakses 14 September 2019 pukul 18.00 WIB.
WHO. 2009. Health topics, the importance of breastfeeding. (Online). http://www.who.int/.
Diakses 14 September 2019 pukul 19.00 WIB.

MATERI

1. Pengertian Cara Menyusui Dengan Benar


Cara menyusui dengan benar adalah teknik yang digunakan dalam memberikan ASI
kepada bayi dengan posisi dan perlekatan yang benar (Azwar, 2008). Tujuan menyusui
yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan memperkuat refleks menghisap
bayi (Malasari, 2014).
2. Posisi Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Contoh cara menyusui yang benar
sebagai berikut:
a. Posisi Cradle (Klasik) Posisi ini adalah yang paling banyak dipraktekkan ibu
menyusui. Cara:
1. Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh
disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman). Jaga agar
posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.
2. Punggung hingga bokong bayi pada lengan bawah ibu. Lengan yang
digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan
digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan menyusui dengan payudara
kanan).
3. Kepala dan leher bayi ditempatkan pada lekuk siku.
4. Dekatkan kepala (bibir) bayi pada payudara dengan mengangkat
lengan (bukan membungkuk).
Terbaik untuk:
- Bayi secara umum: sehat, cukup bulan
lahir spontan (normal). Wanita yang baru
saja operasi Caesar mungkin merasa agak
sakit karena tekanan pada perut lebih
tinggi dengan posisi ini.
- Lebih mudah dilakukan pada bayi berusia
satu bulan atau lebih, karena otot leher
lebih kuat.
- Menyusui saat sedang bepergian, karena
tidak terlalu memerlukan bantal atau
penyangga

b. Posisi Cross-Cradle adalah kepala bayi disangga oleh tangan yang berlawanan arah
terhadap payudara yang disusukan. Posisi ini bisa digunakan untuk bayi kecil atau
sakit. Cara:
1. Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh
disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman).
2. Jaga agar posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.
3. Tangan ibu pada sisi yang berseberangan dengan payudara yang
menyusui, memegang kepala dan leher bayi (tangan kanan digunakan bila akan
menyusui dengan payudara kiri, dan sebaliknya) Punggung dan bokong bayi
disangga dengan lengan bawah ibu pada tangan yang sama.
4. Tangan dapat digunakan untuk mengarahkan bayi ke payudara.
Terbaik untuk:
1. Hari-hari pertama setelah kelahiran
2. Ibu yang baru belajar menyusui
3. Bayi prematur dan berat lahir
rendah yang refleks isap serta otot
lehernya masih lemah, serta sering
terlepas dari puting. Dengan posisi
ini telapak tangan Anda menyangga
kepala dan leher bayi dengan
cukup baik
c. Posisi football. Dinamakan football karena Anda memegang bayi seperti memegang
bola football (menurut saya kalau versi perempuan: tas tangan, mungkin seharusnya
dinamakan Handbag Position agar lebih komunikatif bagi para wanita), yaitu pada
sisi tubuh (di bawah ketiak). Cara:
1. Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu, dengan
daerah bokong pada lipat siku ibu.
2. Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara
yang akan digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan menyusui
dengan payudara kanan).
3. Lengan ibu tidak ditempatkan di depan tubuh, namun di samping (seperti
mengempit tas) Telapak tangan ibu menyangga kepala dan leher bayi, seluruh
tubuh bayi menghadap ke payudara (sisi tubuh) ibu Letakkan penyangga (bantal
atau bantal menyusui) pada sisi tubuh yang digunakan, di bawah lengan ibu dan
tubuh bayi.

Terbaik untuk:
1. Ibu yang baru
menjalani operasi Caesar (yang sudah
boleh duduk), karena bayi tidak menyentuh
daerah luka, dan posisi ini tidak membuat
tekanan pada perut meningkat.
2. Bayi kembar
Ukuran payudara sangat besar
d. Posisi berbaring miring Posisi ini merupakan posisi favorit sebagian ibu, terutama
saat sedang sangat lelah dan mengantuk namun berjuang untuk tetap menyusui bayi
secara langsung. Cara:
1. Berbaringlah miring pada satu sisi tubuh, tangan
bagian bawah dilipat ke atas atau menyangga kepala.
2. Kepala boleh berbaring pada bantal atau disangga oleh
telapak tangan. Dengan tangan bagian atas, posisikan tubuh bayi juga miring
menghadap tubuh Anda, perut bayi menempel pada perut Anda.
3. Arahkan kepala dan mulut bayi pada puting, dapat
menggunakan bantal bayi yang diletakkan di bawah kepala bayi atau di bawah
payudara, tergantung ukuran payudara, dengan tujuan agar mulut bayi sama
tinggi dengan puting.
Terbaik untuk:
1. Ibu pada
24 jam pertama setelah menjalani
operasi Caesar, saat masih
disarankan berbaring.
2. Menyusui
di malam hari, saat ibu sangat lelah
dan mengantuk setelah seharian
mengurus bayi. Ibu yang harus
bedrest (berbaring) karena alasan kesehatan.
3. Tanda Perlekatan Bayi Yang Benar
- Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu (sejajar).
- Dagu menyentuh payudara ibu dengan mulut terbuka lebar.
- Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
- Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), lingkar
areola atas terlihat lebih banyak daripada areola bagian bawah. Bibir bawah bayi
melengkung ke luar.
- Bayi mengisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai dengan
berhenti sesaat (jeda) yang menandakan bahwa dalam mulutnya penuh ASI, dan hal
ini merupakan kesempatan bayi untuk menelan ASI.
- Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.
4. Fungsi Menyusui Dengan Benar
- Puting susu tidak lecet
- Perlekatan menyusu pada bayi kuat
- Bayi menjadi tenang
- Tidak terjadi gumoh
5. Akibat Tidak Menyusui Dengan Benar
- Puting susu menjadi lecet
- ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
- Bayi enggan menyusu
- Bayi menjadi kembung
6. Tanda Bayi Mendapat ASI Dalam Jumlah Cukup
- Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
- Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
- Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
- Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
7. Langkah-Langkah Menyusui Dengan Benar
Menurut Bahiyatun (2009) langkah-langkah menyusui adalah sebagai berikut:
- Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan
areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfeksi dan menjaga
kelembaban puting susu.
- Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu (posisinya sejajar, dagu bayi
melekat pada payudara ibu, dada bayi melekat pada dada ibu).
- Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk, lebih baik menggunakan kursi
yang rendah (agar kaki tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
- Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu (kepala bayi tidak boleh menengadah dan bokong bayi disokong
dengan telapak tangan).
- Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di depan.
- Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara tidak
hanya membelokkan kepala bayi).
- Telinga dan lengan bayi terletak pada suatu garis lurus.
- Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
- Payudara dipegang dengan dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah.
Jangan menekan puting susu atau areola saja.
- Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (reflex rooting) dengan cara menyentuh
sisi mulut bayi dengan jari. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut
bayi.
- Usahakan sebagaian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Posisi yang
salah, yaitu bila bayi hanya mengisap pada putting susu saja, yang akan
mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
- Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
- Cara menghentikan menyusui, cuci tangan dengan bersih setelah itu gunakan jari
kelingking dan masukkan melalui pojok mulut bayi, maka bayi akan melepaskan
hisapannya.

- Sendawakan bayi untuk


menghindari gumoh
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai