Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPA BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


“TEORI PEMBELAJARAN IPA”

Dosen Pengampu :

Dr. Hj. Mega Iswari, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Rani Riani 17003030

Wardina Zahra 17003041

Erva Mey Zelinda 17003120

Meldia Syafrina 17003134

Sri Multi Sari 17003150

Novel Asri Yeni 17003143

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. karena dengan segala rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini.Laporan ini dibuat sebagai
bukti bahwa penulis telah mebuat Makalah tentang Teori Belajar IPA.
Dalam penulisan makalah ini, penulis begitu banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung dan dalam kesempatan ini juga, penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada dosen Pengampu mata kuliah Pembelajaran IPA bagi Anak
Berkebutuhan Khusus yang telah memberikan penulis berbagai masukan dan
bimbingan selama mengikuti perkuliahan guna membantu penulis dalam
memahami pelajaran dan berkenan membimbing serta memberi arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terima kasih. Semoga segala bantuan, bimbingan, dan motivasi yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis
juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak.

Padang, februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Behaviorisme 3

B. Teori Kognitivisme 4

C. Teori Konstruktivisme 9

D. Teori Gagne

E. Pengertian Teori
F. penerapan Teori Kedalam Pembelajaran IPA Bagi ABK
G. merancang RPP dan Media Pembelajaran Berdasarkan Teori

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 12

B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar sangat penting bagi kehidupan manusia. Seorang anak
membutuhkan waktu yang lama untuk belajar sehingga menjadi manusia
dewasa. Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk
memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan
yaitu tujuan pendidikan. Setiap individu berhak untuk belajar.
membelajarkan ABK, berdasarkan teori belajar behavioristik, adalah
memberikan stimulus yang sesuai dengan perkembangannya sehingga
terjadinya perkembangan potensi diri anak tersebut. Oleh karena itu, perlunya
calon pendidik untuk mengetahui hal-hal yang telah dipaparkan diatas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teori Behaviorisme?
2. Apa pengertian Teori Kognitivisme?
3. Apa pengertian Teori Konstruktivisme?
4. Apa pengertian Teori Gagne?
5. Apa pengertian Teori?
6. Baggaimana penerapan Teori Kedalam Pembelajaran IPA Bagi ABK?
7. Bagaimana merancang RPP dan Media Pembelajaran Berdasarkan Teori?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Teori Behaviorisme.
2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Teori Kognitivisme.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Teori Konstruktivisme.
4. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Teori Gagne.
5. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Teori.
6. Untuk mengetahui dan memahami penerapan Teori Kedalam
Pembelajaran IPA Bagi ABK.
7. Untuk mengetahui dan memahami merancang RPP dan Media
Pembelajaran Berdasarkan Teori.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Behaviorisme
Menurut Familus (2016:99) Teori Behavioristik merupakan Teori
belajar yang lebih menekankan pada perubahan tingkah laku serta sebagai
akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon.
Menurut King (2010:15) Teori Behavioristik menekankan pada
kajian ilmiah mengenai berbagai respon perilaku yang dapat diamati dan
penentu lingkungannya. Dengan kata lain, perilaku memusatkan pada
interaksi dengan lingkungannya yang dapat di lihat dan diukur. Prinsip-
prinsip perilaku diterapkan secara luas untuk membantu orang-orang
mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik.
Menurut Zulhammi, 2015 (dalam Novi Irwan Nahar, 2016) teori
behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus
dan respons. Seseorang dianggap telah belajar jika dapat menunjukkan
perubahan perilaku.
Menurut Putrayasa, (2013:42) menurut teori behavioristik ini
dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output
yang berupa respons. Stimulus adalah sesuatu yang diberikan guru kepada
siswa, sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respons tidak penting
untukdiperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang
dapat diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu, apa yang
diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respons)
harus dapat diamati dan diukur.

2
3

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah


faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon
dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin
kuat. Dengan demikian, baik anak yang biasa, ataupun anak berkebutuhan
khusus, bisa mengikuti pembelajaran. Hanya saja perlu dikondisikan
stimulus yang sesuai dengan individu tersebut.

B. Teori Kognivitisme
Menurut Baharuddin dan wahyuni (2007: 89) Teori kognitivisme
merupakan salah satu dari beberapa teori tentang belajar. kognitif
melibatkan proses berfikir secara komplek dan mementingkan proses
belajar.”aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar
stimulus dan respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu,
kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam
individu yang sedang belajar.
Berdasarkan pendapat Warsita (2008:89) prinsip - prinsip dasar
teori kognitivisme, antara lain:
1. Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan.
2. Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran.
3. Menekankan pada pola pikir peserta didik.
4. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan
menyimpan informasi dalam ingatannya.
5. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang
pembelajaran sebagai proses aktif di dalam diri peserta didik.
6. Menerapkan reward and punishment.
7. Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung informasi yang
disampaikan guru, tetapi juga pada cara peserta didik memproses
informasi tersebut.
Jadi teori belajar kognitivisme adalah kegiatan berfikir secara
komplek di dalam individu sedang belajar melalui proses pembelajaran.
4

C. Teori konstruktivisme
Menurut pandangan ahli konstruktivisme siswa belajar dengan cara
mengkonstruksi pengetahuan atau pemahaman yang baru tentang
fenomena-fenomena dari pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
Pendekatan konstruktivisme menekankan bahwa pengetahuan yang
dimiliki siswa merupakan hasil konstruksi siswa sendiri. Dengan demikian
pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas dari pengamatan,
tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksi dari pengalamannya
sendiri (Paulin Pannen. 2001).
Kata kontruktivisme adalah “ to construct” dalam bahasa inggris yang
bererti membentuk. Menurut Mccown, Driscoll, dkk, 2006 (dalam Beni A.
Pribadi, 2009: 136) para ahli ini berpandangan bahwa pengetahuan
merupakan perolehan individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh
proses belajar. kemudian peristiwa belajar akan berjalan dengan efektif
apabila siswa berhubungan langsung dengan objek yang sedang dipelajari
yang ada dilingkungan sekitar.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa kunci dari teori konstruktivisme
adalah siswa belajar melalui informasi secara aktif untuk membangun
pengetahuan sendiri, membandingkan informasi yang baru dengan
pemahaman atau pengalaman yang telah dimiliki.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk
menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan
lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan
baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengaplikasikannya dalam
semua situasi. Selian itu, siswa terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan ingat lebih lama tentang semua konsep.
Dalam hal ini Cruickshank, 2006 (dalam Beni A. Pribadi, 2009: 144)
berpendapat ada beberapa kharakteristik penerapan teori konstruktifisme
dalam pembelajaran yaitu:
5

1. Adanya pembelajaran aktif (active learning).

2. Siswa terlibat langsung dalam situasi belajar yang bersifat otentik dan
situasional.

3. Aktivitas belajar yang menarik dan menantang.

4. Adanya kemampuan siswa dalam mengaitkan pengalaman dengan


informasi yang baru diterima.

5. Adanya kemampuan siswa dalam menggambarkan pengetahuan yang


sedang diperolehnya.

6. Guru berperan sebagai fasilitator yang dapat membantu siswa dalam


melakukan konstruksi pengetahuan, bukan sebagai penyaji
pengetahuan.

7. Guru harus dapat membantu siswa apabila diperlukan dalam proses


belajar.

D. Teori Gagne
Gagne (1972) mendefinisikan belajar adalah mekanisme di mana
seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara kompleks.
Kompetensi itu meliputi, skill, pengetahuan, attitude (perilaku), dan nilai-
nilai yang diperlukan oleh manusia,sehingga belajar adalah hasil dalam
berbagai macam tingkah laku yang selanjutnya disebut kapasitas.
Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh peserta didik dariStimulus
dan lingkungan serta Proses kognitif.
Ahmed Suryono (2011) Gagne berpendapat bahwa belajar
dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar
pengaruhnya adalah lingkungan individu. Lingkungan individu meliputi
lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial.
Berbagai lingkungan itulah yang akan menentukan apa yang akan
dipelajari oleh seseorang dan selanjutnya akan menentukan akan menjadi
apa ia nantinya. Gagne mengungkapkan kondisi yang penting bagi
6

pembelajaran yaitu pembelajaran perlu dimulai dari dalam. Dia lebih jauh
mengatakan bahwa inisiasi internal belajar dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang mengelilingi pelajar dan benar-benar eksternal untuk
pelajar. Kesadaran pelajar untuk belajar dapat dipengaruhi oleh pengaturan
dari rangsangan eksternal. Persepsi selektif atau efisiensi perseptif filter
dapat ditingkatkan dengan berurutan seperti rangsangan atau konsep.
Urutan konsep bermakna merangsang pembelajaran.
Pembelajaran menurut Gagne hendaknya mampu menimbulkan
peristiwa belajar dan proses kognitif. Peristiwa pembelajaran (instructional
events) adalah peristiwa dengan urutan sebagai berikut:
1. Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian agar peserta didik siap
menerima pelajaran.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik tahu apa yang
diharapkan dalam belajar itu.
3. Mengingat kembali konsep/ prinsip yang telah dipelajari sebelumnya
yang merupakan prasyarat.
4. Menyampaikan materi pembelajaran.
5. Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar.
6. Membangkitkan timbulnya unjuk kerja (merespon) peserta didik.
7. Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas
(penguatan).
8. Mengukur/ mengevaluasi hasil belajar.
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar.

Teori Robert M. Gagne, yang disebut dengan sembilan peristiwa


pembelajaran (model nine instructional events Gagne) adalah peristiwa
yang dirancang oleh pendidik (eksternal) untuk membantu proses belajar
dalam diri peserta didik (internal). Bentuk seutuhnya dari setiap peristiwa
tidak harus ditetapkan untuk semua mata pelajaran. Guru perlu
mengembangkan sendiri sesuai dengan keadaan dalam diri peserta didik
yang mempengaruhi (bertindak sebagai moderator atas) pilihan untuk
7

bertindak. Sikap ini meliputi komponen afektif (emosional), aspek


kognitif, dan unjuk perbuatan.

Gagne mengelompokan jenis media pembelajaran menjadi tujuh


macam, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media
cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Ketujuh kelompok media ini dikaitkan dengan kemampuan memenuhi
fungsi menurut tingkat hirarki belajar yang dikembangkan.

E. Pengertian Teori
Pengertian teori yamg terdapat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), sebagai berikut:
1. Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan
mengenai suatu peristiwa atau (kejadian).
2. Teori adalah asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan.
3. Teori adalah pendapat, cara dan aturan melakukan sesuatu.
Menurut Hendriksen, 1992 (dalam Waluyo, 2008:20) pengertian
teori adalah suatu susuan hipotesis, konsep dan prinsip, pragmatis yang
membentuk kerangka umum referensi untuk suatu bidang yang
dipertanyakan.
Menurut Waluyo (2008:20) pengertian teori adalah susunan
konsep, definisi, dan dalam menyajikan pandangan yang sistematis
fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan
yang lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.
Menurut Neuman, 2003 (dalam Muslich Anshori & Sri Iswati,
2017:7) teori adalah sekumpulan ide, pengetahuan tentang sesuatu hal, dan
konsep-konsep yang saling terkait satu dengan yang lain, yang membentuk
pengetahuan tentang bagaimana sesuatu fenomena terjadi.
Menurut Muslich Anshori & Sri Iswati (2017:8) teori secara ideal
dapat digunakan untuk menjelaskan, memprediksi, serta mengendalikan
8

sebuah fenomena dengan mengaitkan fenomena yamg lain (yang


mempengaruhi atau yang menyebabkan) untuk mendapatkan hasil tertentu
sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Asmadi (2008:107) teori merupakan kumpulan konsep,
definisi dan usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis
tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus antar konsep
guna menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan atau
mengendalikan fenomena yang ada.

F. Penerapan Teori Kedalam Pembelajaran IPA bagi ABK


Handra (2016 : 114) membelajarkan ABK, berdasarkan teori
belajar behavioristik, adalah memberikan stimulus yang sesuai dengan
perkembangannya sehingga terjadinya perkembangan potensi diri anak
tersebut. Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa untuk proses
pembelajaran ABK diperlukan pula proses khusus yang tidak sama dengan
pembelajaran orang dewasa. Di Indonesia, telah ada usaha pembelajaran
terhadap ABK sejak lama.
Model pembelajaran yang dikembangkan disebut dengan
program.Disebut program karena memang berbeda dengan pendidikan
biasa untuk orang yang biasa. Untuk Anak yang berkebutuhan khusus
yang mencakup berbagai jenis kelainan, yaitu anak dengan gangguan
penglihatan, bahasa dan wicara, emosional, anak dengan ketidakmampuan
belajar, ketidakmampuan fisik, dan anak berbakat membutuhkan program
pendidikan yang sesuai dengan status mereka sebagai anak yang
berkebutuhan khusus.
Program pendidikan yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan
mereka ialah program pendidikan individual yang biasa disingkat “PPI”
Program Pendidikan Individual (PPI) untuk anak yang berkebutuhan
khusus dikembangkan dengan melalui berbagai proses atau tahap-tahap
pengembangan dan pelaksanaan program pengembangan pendidikan
individual, yaitu mencakup tahap: penjaringan dan identifikasi peserta
9

didik yang berkelainan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat


istimewa, melakukan rujukan ke tim pendidikan khusus, melakukan
pertemuan tim, menyusun program pendidikan individual (PPI),
melaksanakan program pendidikan individual.
Untuk pembelajaran IPA sendiri pada anak berkebutuhan khusus
jika dikaitkan dengan teori behavioristik, hal tersebut melihat dari jenis
ketunaan atau hambatan yang ada pada siswa. Untuk anak berkebutuhan
khusus teori behavioristik bisa digunakan dengan teori penguatan positif
dan negatif (reinforcement negative and positive) menurut teori B.F.
Skinners.
G. RPP Pembelajaran
Menurut Widodo, bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pembeljaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah
dijabarkan dalam silabus.
Menurut Permendikbud No. 103 Tahun 2014, pada lampiran
Permendikbud tersebut disebutkan RPP merupakan Rencana Pembelajaran
yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks
pelajaran, dan buku panduan guru (dalam Komar Hidayat, 2016:48).
Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk
mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-
mengajar; dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional,
sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati,
menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka
kerja yang logis dan terencana (Kunandar, 2011: 264).
Contoh RPP pembelajaran IPA sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori pembelajaran terdiri dari empat teori yaitu, teori
Behaviorisme, teori Kognitivisme, teori Konstruktivisme dan Teori Gagne.
Teori Behavioristik merupakan Teori belajar yang lebih menekankan pada
perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dengan respon. teori belajar kognitivisme adalah kegiatan berfikir secara
komplek di dalam individu sedang belajar melalui proses pembelajaran.
teori konstruktivisme adalah siswa belajar melalui informasi secara aktif
untuk membangun pengetahuan sendiri, membandingkan informasi yang
baru dengan pemahaman atau pengalaman yang telah dimiliki. Gagne
berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan,
namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu.
membelajarkan ABK, berdasarkan teori belajar behavioristik,
adalah memberikan stimulus yang sesuai dengan perkembangannya
sehingga terjadinya perkembangan potensi diri anak tersebut.
B. Saran
Penulis merasa pada penulisan makalah ini banyak kekurangan,
karena kurangnya referensi dan ilmu pengetahuan saat proses pembuatan
makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun pada pembaca, agar penulis dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Nahar, Novi Irwan. 2016. Penerapan Tori Belajar Behavioristik Dalam


Proses Pembelajaran. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. 1(2): 64-
74Familus. 2016. Teori Belajar Aliran Behavioristik Serta Implikasinya
Dalam Pembelajaran. Jurnal PPKn & Hukum. 11(2): 98-115

Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Robert M. Gagne dan implikasinya pada pentingnya pusat sumber belajar,


XII(1).

Pannen, Paulina, dkk. (2001). Kontruktivisme dalam Pembelajaran.


Jakarta: Depdiknas

Waluyo. 2008. Akutansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Anshori, Muslich & Iswati, Sri. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif.


Surabaya: Airlangga University Press

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Widodo. 2018. Upaya Meninngkatkan Kemampuan Guru Ilmu


Pengetahuan Sosial SMP dalam Menyusun RPP Melalui
Pendampingan di Sekolah Binaan SMP Kecamatan Kerjo Kab.
Karanganyar Semester I. Jurnal Konvergensi. Edisi 24 Vol. V
Hidayat, Komar. 2016. Perencanaan Pembeljaran. Modul Guru
Pembeljaran SLB Tunadaksa Kelompok Kompetensi D

10

Anda mungkin juga menyukai