Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
penyusunan penulisan Makalah ini sebagai tugas Mata kuliah Farmasi Industri.
Kami telah menyusun Tugas Makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi dimasa mendatang agar
Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Mata Kuliah
Farmasi Industri atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah di berikan kepada
kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat
waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Dan kami ucapkan pula
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
C. Tujuan.......................................................................................... 3
B. Kosmetik ..................................................................................... 6
E. Undang-Undang Kosmetik.......................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................................. 26
B. Saran ........................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
"teknik berpakaian dan berhias", dari kata kosmetikos berarti "terampil dalam
menyusun atau mengatur" dan juga dari kata kosmos, yang berarti "susunan"
zaman Mesir kuno. Bukti arkeologi penggunaan kosmetik bisa ditelusuri sejak
kulit yang terbuat darililin lebah, minyak zaitun dan air mawar pada
kosmetik bisa mencapai Rp 40 miliar untuk satu perusahaan besar dalam satu
primer bagi sebagian kaum wanita. Hal ini memberikan peluang bagi industri
1
kosmetik di Indonesia, sehingga banyak bermunculan produk baru dipasaran
konsumen dan mampu menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Dalam hal
diterapkan oleh perusahaan pesaing. Salah satu cara yang dapat digunakan
permainan yaitu suatu model matematika yang digunakan dalam situasi konflik
Penggunaan kosmetik pada saat ini sudah menjadi trend bagi masyarakat,
kosmetik seakan menjadi kebutuhan dasar dan tolak ukur untuk tampil lebih
industri kosmetik dipandang dari berbagai segi perspektif, faktor produksi serta
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Kosmetik
Farmasi, industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Adapun
obat didefinisikan sebagai bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
manusia. Sedangkan bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun
tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar mutu
Industri farmasi memiliki fungsi pembuatan obat dan atau bahan obat,
rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik, dan toko obat sesuai dengan
produksinya langsung kepada pedagang besar bahan baku farmasi dan instalasi
4
farmasi rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Industri farmasi dapat melakukan kegiatan proses pembuatan obat dan atau
bahan obat untuk semua tahapan dan atau sebagian tahapan. Setiap pendirian
industri farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi dari Direktur Jendral
3. Memiliki NPWP.
4. Memilki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang Apoteker Warga Negara
5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak
kefarmasian.
samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat). Apabila dalam
bahan obat hasil produksinya yang tidak memenuhi standard dan atau
5
persyaratan keamanan, khasiat / kemanfaatan, dan mutu, industri farmasi wajib
farmasi lain yang telah menerapkan CPOB. Industri farmasi pemberi kontrak
wajib memiliki izin industri farmasi dan paling sedikit memiliki 1 (satu)
tetang jumlah dan nilai produksi setiap obat dan atau bahan obat yang
dihasilkan.
B. Kosmetik
berabad – abad yang lalu. Pada abad ke – 19, pemakaian kosmetik mulai
besaran pada abad ke-20. Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk
daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Definisi
tersebut jelas bahwa kosmetik bukan suatu obat yang dipakai untuk pengobatan
6
Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan,
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor
dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia
Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar
Secara Umum:
Secara Khusus :
7
1. Dengan dipahaminya penerapan CPKB oleh para pelaku usaha Kosmetik
2. Ketentuan Umum.
3. Personalia.
5. Peralatan.
7. Produksi.
8. Pengawasan Mutu.
9. Dokumentasi.
11. Penyimpanan.
8
“Kebijakan Mutu” yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua
2. Personalia
kosmetik yang benar. Oleh sebab itu kosmetik bertanggung jawab untuk
9
CPKB dan memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan,
kerja, penutup rambut dan alas kaki yang sesuai dan memakai sarung
pengawasan mutu hendaklah dipimpin oleh orang yang berbeda dan tidak
10
pendidikan khusus di bidang produksi kosmetik dan mempunyai
awal, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang dibuat
11
melaksanakan supervisi langsung di setiap bagian produksi dan unit
pemeriksaan mutu.
c. Pelatihan
Mutu atau Bagian lain yang terkait. Pelatihan CPKB dapat diberikan
oleh atasan yang bersangkutan, tenaga ahli atau oleh pelatih dari luar
umum untuk semua personil di pabrik dan materi khusus untuk bagian
dievaluasi. (Menkes/per/VIII/2010)
12
4. Memilki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang Apoteker Warga Negara
5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak
kefarmasian
samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat). Apabila dalam
bahan obat hasil produksinya yang tidak memenuhi standard dan atau
farmasi lain yang telah menerapkan CPOB. Industri farmasi pemberi kontrak
wajib memiliki izin industri farmasi dan paling sedikit memiliki 1 (satu)
13
Jenderal Pembinaan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan
tetang jumlah dan nilai produksi setiap obat dan atau bahan obat yang
dihasilkan.
sanksi berupa:
penarikan kembali obat dan atau bahan obat dari peredaran bagi obat dan
atau bahan obat yang tidak memenuhi standard dan persyaratan keamanan,
3. Perintah pemusnahan obat dan atau bahan obat jika terbukti tidak memenuhi
tentang kosmetik
bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa
14
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
c. Selain bahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
mikrooganisme
15
f. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung
3. Capital (modal), berupa fixed capital yang tidak langsung habis, contohnya
yang bersal dari mana saja, terutama masyarakat sekitar lokasi industry
bahan baku menjadi bahan jadi, outputs merupakan hasil dari process bahan
16
6. Transportasi Industri kosmetik membutuhkan sarana transportasi dalam
para wanita.
pemasaran.
artinya industry ini memiliki bahan baku yang sama tapi mampu
17
barang berbeda berupa bedak, lipstick, lotion, dll yang dapat diproduksi oleh
4. Keterkaitan spasial.
melakukan eksport dan import produk kosmetik dari dan ke luar negeri.
1. Dampak Positif
industry kosmetik
18
2. Dampak Negatif
Limbah dapat berupa polusi udara, polusi air, maupun polusi tanah.
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak
bersifat racun dan bahaya. Dalam kegiatan industri akan diikuti dengan
lingkungan lainnya.
19
berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu
beracun. Menurut PP 18/99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau
20
BAB III
PEMBAHASAN
impor selama setahun mencapai Rp 1 triliun. Sementara itu untuk pasaran lokal,
mencapai Rp 40 miliar untuk satu perusahaan besar dalam satu bulan. Hal ini
kaum wanita. Hal ini memberikan peluang bagi industri kosmetik di Indonesia,
persaingan cukup ketat. Disisi lain konsumen memiliki penilaian dan harapan
kosmetik, industri kosmetik adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Adapun
obat didefinisikan sebagai bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
21
bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan standar mutu sebagai bahan baku
farmasi.
Penggunaan kosmetik pada saat ini sudah menjadi trend bagi masyarakat,
kosmetik seakan menjadi kebutuhan dasar dan tolak ukur untuk tampil lebih
kosmetik dipandang dari berbagai segi perspektif, faktor produksi serta dampak
atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat). Apabila dalam proses
farmakovigilans tersebut industri farmasi menemukan obat dan atau bahan obat
hasil produksinya yang tidak memenuhi standard dan atau persyaratan keamanan,
khasiat / kemanfaatan, dan mutu, industri farmasi wajib melaporkan hal tersebut
Industri farmasi dapat membuat obat secara kontrak kepada industri farmasi
lain yang telah menerapkan CPOB. Industri farmasi pemberi kontrak wajib
memiliki izin industri farmasi dan paling sedikit memiliki 1 (satu) fasilitas
22
produksi sediaan yang telah memenuhi persyaratan CPOB. Industri farmasi
terhadap keamanan, khasiat / kemanfaatan, dan mutu obat. Industri farmasi wajib
dan nilai produksi setiap obat dan atau bahan obat yang dihasilkan.
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor
penting untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standar mutu
menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia internasional.
Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi maka penerapan
CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia untuk bersaing
dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupu
internasional.
Produksi Kosmetika dan Makanan dengan uraian singkat tentang izin produksi
Kosmetika bahwa Izin Produksi Kosmetika terdiri dari pengurusan izin baru,
23
penanggung jawab). Izin Produksi Kosmetika terdiri dari dua golongan, yakni
persyaratan di bawah ini, untuk menerbitkan izin produksi kosmetika harus ada
perusahaan, susunan direksi dan anggota, pernyataan direksi dan anggota tidak
akte notaris pendirian perusahaan, fotokopi nomor pokok wajib pajak (NPWP),
fotokopi izin usaha industri / tanda daftar industri (legalisir), denah bangunan
yang disahkan oleh Kepala BPOM, daftar peralatan dan mesin-mesin yang
bekerja sebagai penanggung jawab, fotokopi ijazah dan STR penanggung jawab
pendirian izin dengan waktu penyelesaian (sejak berkas lengkap ) adalah 14 hari
kerja setelah diterimanya rekomendasi Dinkes Provinsi dan BPOM dengan biaya :
Rp. 500.000
Jenis usaha yang akan kami jalankan adalah pembuatan kosmetik dari bahan
kecantikan dan kesehatan bagi tubuh. Maka dari itu kami akan mendirikan
24
industri kosmetik dengan memafaatkan bahan alami sebagai bahan baku produk
kosmetik nantinya yang tidak menimbulkan efek samping dan aman untuk kulit
apabila pengunaannya yang tepat, serta dapat digunakan untuk semua usia.
Nama perusahaan yang akan kami buat adalah PT Beauty Indonesia yang
diambil dari kata Beauty yaitu kecantika dan Indonesia yang berarti perusahan ini
berada di indonesia. Usaha yang akan kami dirikan ini berlokasi di Jl. Moh. Kahfi,
Perusahan
PT Beauty Indonesia
Logo perusahaan yang akan kami buat adalah Burung Merpati yang
25
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
kosmetik adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan
untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat sebagai bahan
peningkatan kesehatan
26
Kesehatan tetang jumlah dan nilai produksi setiap obat dan atau bahan
B. Saran
mengharapkan adanya saran dan kritikan dari semua pihak baik dosen,
27
DAFTAR PUSTAKA
28