INDUSTRI FARMASI
DI SUSUN
OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
TITI KARSITA LINGGA.ST,M.KES
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Industri
farmasi”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh kami dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun
yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih.
Medan,januari 2021
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. I
DAFTAR ISI............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1.........................................................................................................................Latar
Belakang......................................................................................................... 1
1.2.........................................................................................................................Tujuan
........................................................................................................................2
1.3.........................................................................................................................Manfaat
........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
3.2. Saran............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA 10
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri farmasi merupakan salah satu tempat Apoteker melakukan pekerjaan
kefarmasian terutama menyangkut pembuatan, pengendalian mutusediaan farmasi,
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengembanganobat. Untuk menghasilkan
produk obat yang bermutu, aman dan berkhasiatdiperlukan suatu tahap kegiatan yang sesuai
CPOB yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pemantauan bahan awal, proses
pembuatan sertapengawasan terhadap mutu, peralatan yang digunakan, bangunan,
hygiene,sanitasi serta personalia yang terlibat di setiap proses produksi.
CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah pedoman yangdikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan sesuai dengan Keputusan MenteriKesehatan RI SK Menkes RI
No.43/Menkes/SK/II/1998 sebagai suatupersyaratan dan ketentuan bagi setiap industri
farmasi untuk dilaksanakan. Halini bertujuan agar masyarakat dapat terjamin keamanannya
dalammengkonsumsi obat-obatan yang dihasilkan dan mendapatkan mutu obat yangbaik.
1. Mengetahui peran dan fungsi apoteker dalam industri farmasi diLembaga Farmasi TNI
Angkatan Laut Drs. Mochamad Kamal Jakarta.
2. Mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana pengelolaan industri farmasi, segala
bentuk kegiatan LAFIAL yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan ketentuan dalam
CPOB.
Melalui materi dan praktek yang diperoleh selama Pelatihan Praktek Kerja ProfesiApoteker
ini diharapkan :
PEMBAHASAN
2.1. Industri Farmasi
Industri farmasi dibagi dalam dua kelompok yaitu industri padat modal dan
industri padat karya. Industri padat modal adalah industri yang menggunakan mesin-
mesin produksi dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah tenaga kerjanya,
sedangkan industri padat karya lebih banyak menggunakan tenaga manusia dari pada
tenaga mesin.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Bahanobat adalah bahan baik yang
berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang d igunakan dalam pengolahan obat dengan
standar dan mutu sebagai bahan baku obat.
Pencabutan izin usaha industri farmasi dilakukan apabila industri yang
bersangkutan melakukan pelanggaran :
Industri farmasi merupakan industri yang memproduksi obat yang aman dan
berkualitas. Untuk menjamin mutu obat yang berkualitas, maka industri farmasi
melakukan seluruh aspek rangkaian kegiatan produksinya dengan menerapkan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB merupakan pedoman yang harus
diterapkan dalam seluruh rangkaian proses di industri farmasi dalam pembuatan obat
jadi, sesuai dengan keputusan Menteri KesehatanRI No. 43/Menkes/SK/II/1988
tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Pedoman CPOB bertujuan untuk menghasilkan produk obat yang senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. CPOB dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan
mengadakan pengawasan baik sebelum, selama, dan sesudah proses produksi
berlangsung untuk memastikan mutu produk obat agar memenuhi standart yang telah
ditetapkan. Jadi CPOB adalah suatu konsep yang ditetapkan dalam industri farmasi
mengenai langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan dalam suatu industri farmasi
untuk menjamin mutu obat yang diproduksi dengan menerapkan“
` Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) menyangkut seluruh aspek produksi
dan pengendalian mutu, bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat yang dibuat
senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah disesuaikan dengan
tujuan penggunaannya. Dalam ketentuan umum, ada beberapa landasan yang penting
untuk diperhatikan yaitu :
CPOB merupakan pedoman yang dibuat untuk memastikan agarsifat dan mutu obat
yang dihasilkan sesuai dengan syarat bahwa standar mutu obat yang telah ditentukan
tetap tercapai.
2.2.2. Personalia
Struktur organisasi harus sedemikian rupa sehingga bagian produksi dan pengawasan
mutu dipimpin oleh orang yang berlainan dan tidak saling bertanggung jawab
terhadap yang lain. Masing-masing harusdiberi wewenang penuh dan sarana yang
cukup yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif.
Manajer produksi seorang apoteker yang cakap, terlatih dan memiliki pengalaman
praktis yang memadai dibidang industri farmasi dan keterampilan dalam
kepemimpinan sehingga memungkinkan melaksanakan tugas secara profesional.
Manajer produksi memiliki wewenang dan tanggung jawab khusus penuh untuk
mengelola produksiobat.Manajer pengawasan mutu seorang apoteker yang cakap,
terlatih,dan memiliki pengalaman praktis yang memadai untuk memungkinkan
melaksanakan tugasnya secara professional. Manajer pengawasan mutu diberi
wewenang dan tanggung jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu yang
dalam penyusunan, verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan mutu.
Manajer pengawasan mutu adalah satu-satunya yang memiliki wewenang untuk
meluluskan bahan awal,produk antara, produk ruahan dan obat jadi bila produk
tersebut sesuaidengan spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok
Dengan spesifikasinya, atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui
dan kondisi yang ditentukan.Manajer produksi dan pengawasan mutu bersama-
samaber tanggung jawab dalam penyusunan dan pengesahan prosedur-prosedur
tertulis, pemantauan dan pengawasan lingkungan pembuatan obat,kebersihan pabrik
dan validasi proses produksi, kalibrasi alat-alat pengukur, latihan personalia,
pemberian persetujuan dan dalam penyimpanan catatan.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Industru farmasi adalah indistri yang meliputi industri obat jadi dan industri bahan
baku obat.
Industri farmasi ada dua bentuk, yaitu primary industri dan secondari industri.primary
industri terfokus pada penemuan bahan-bahan obat baru.sedangakan secondari industri
terfokus pada usaha pengelolaan bahan baku menjadimproduk jadi.
Perang apoter di industri farmasi seperti yang disaran kan WHO yaitu eighp star of
pharmacist yang meliputi:
1. care giver
2. decision maker
3. comunnicator
4. leader
5. manager
6. long life leader
7. taecher
8. researcher
4.2 Saran
Dari beberapa kegiatan yang dilakukan di Lembaga Farmasi. Mochamad Kamal untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi,ada beberapa saran yang perlu diperhatikan
guna meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
2.Priyambodo, B.,
4.Tim Revisi Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Cara Pembuatan Obatyang Baik.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2001. Hal.1-87.
5.Tim Revisi Padoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Cara pembuatan Obatyang Baik.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2006. Hal 96-107.
7.Direktorat Kesehatan TNI Angkatan Laut. Petunjuk Kerja Lafial. Jakarta:Lafial; 1991.
Hal.1-29.