Anda di halaman 1dari 27

METABOLISME KARBOHIDRAT

TUGAS MAKALAH

FEBRINA SANTA THERESIA SIREGAR

4143131014

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

MEDAN

2016
ABSTRAK

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam


mahluk hidup. Metabolisme juga merupakan perubahan transpormasi kimia
menjadi energy yang terjadi diadalam tubuh. Metabolisme meliputi proses sintesis
(Anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen
dalam sel mahluk hidup. Pada proses pencernaan karbohidrat, Makanan yang kita
makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam saluran
pencernaan untuk diabsorbsi dan ditransport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh.
Sel-sel tubuh mentransformasi kedalam energi kimia dalam bentuk sederhana
yang dapat dipergunakan segera atau sebagai cadangan makanan. Metabolisme
antar karbohidrat dirangkum menjadi 2 bagian yakni penguraian dan
pembentukan glukosa, (meliputi : glikolisis, glikolisis anerob, fermentasi alkohol,
pernafasan atau respirasi, dan glukoneogenesis) serta pembentukan glikogen
(glikogenesis) dan penguraian glikogen (glikogenolis). Adapun organ organ yang
terlibat dalam proses metabolisme karbohidrat adalah hati (hepar), pankreas,
medulla adrenal, dan kelenjar tiroid.

i
ABSTRACT

Metabolism is the process of all chemical reactions that occur in living


beings. Metabolism is also a change in the chemical transpormasi into energy that
occurs diadalam body. Metabolism includes the synthesis process (Anabolisme)
and the decomposition (catabolism) substances or components in the cells of
living creatures.In the process of digestion of carbohydrates, food we eat everyday
is broken down into small particles in the digestive tract to be absorbed and
transported to various cells in the body. The body's cells transform into chemical
energy in a simple form that can be used immediately or as a backup
food.Between carbohydrate metabolism summarized into two parts, namely the
decomposition and formation of glucose, (including: glycolysis, anaerobic
glycolysis, alcohol fermentation, respiration, and gluconeogenesis) and glycogen
formation (glikogenesis) and breakdown of glycogen (glikogenolis). The organs
involved in carbohydrate metabolism is the liver (hepatic), pancreas, adrenal
medulla, and the thyroid gland.

ii
DAFTAR ISI

BAB Halaman

Abstrak ................................................................................................. i

Absract ................................................................................................. ii

Daftar isi .............................................................................................. iii

Daftar gambar ...................................................................................... iv

I Pendahuluan ..........................................................................................1

1.1 Latar belakang masalah ...................................................................1

1.2 Rumusan masalah ............................................................................3

1.3 Tujuan..............................................................................................3

II Tinjauan umum .......................................................................................4

2.1 Pengertian umum metabolisme .......................................................4

2.2 Pencernaan karbohidrat ...................................................................5

2.3 Metabolime karbohidrat ..................................................................5

2.4 Organ yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat ....................18

III Kesimpulan ..........................................................................................20

Daftar Pustaka .....................................................................................21

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

2.1 Reaksi tahap pertama jalur glikolisis ....................................................... 7

2.2 Reaksi tahap kedua jalur glikolisis ........................................................... 7

2.3 Reaksi tahap ketiga jalur glikolisis .......................................................... 8

2.4 Reaksi tahap keempat dan kelima jalur glikolisis .................................... 8

2.5 Reaksi tahap keenam jalur glikolisis ........................................................ 9

2.6 Reaksi tahap ketujuh jalur glikolisis ........................................................ 9

2.7 Reaksi tahap kedelapan jalur glikolisis .................................................... 9

2.8 Reaksi tahap keseembilan jalur glikolisis .............................................. 10

2.9 Reaksi tahap kesepuluh jalur glikolisis .................................................. 10

2.10 Reaksi keseluruhan fermentasi alkohol ................................................ 11

2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses

fermentasi asam laktat ........................................................................... 12

2.12 Tahap – Tahap respirasi sel .................................................................. 13

2.13 Proses Glukoneogenesis di dalam tubuh .............................................. 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karbohidrat didefenisikan sebagai zat yang mengandung atom karbon,


hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat, karbon
artinya adalah ato karbon dan hidrat adalah air. Oleh karena itu rumus umum
karbohidrat dapat ditulis Cx(H2O)y. Defenisi ini hanya berlaku untuk sebagian
besar kelompok karbohidrat, karena ada beberapa jenis karbohidrat lain yang
mengandung bagian oksigen yang lebih rendah dibandingkan dengan yang ada
dalam air atau derivat ada derivat karbohidrat yang mengandung nitrogen dan
sulfur.

Secara kimia Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton. Nama


ini dari fakta bahwa kebanyakan mempunya rumus empiris CnH2On atau
Cn(H2O)n, atau (C.H2O)n, sehingga orang prancis menyebut “hydrate de
carbone”, walaupun tidak menggambarkan secara tepat. Secara struktur,
Karbohidrat adalah makromolekul yang dibangun oleh satuan-satuan (unit)
molekul dari polihidroksi aldehoda atau keton ( Abun, 2004)

Pada hewan dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen,


terutama dihati (2-8%) dan otot (0,5-1%). Glikogen hati terutama berguna untuk
mempertahankan agar kadar glukosa darah normal (70-90 mg/100 mL darah),
sedangkan glikogen otot bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan
kontraksi (Arbianto, 1998).

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam


mahluk hidup, mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti
bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang
sususnan tubuhnya kompleks. Didalam proses ini mahluk hidup mendapat,
mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahnkan
kelangsungan hidupnya (Wirahadikusumah, 1985).

1
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti : glukosa, asam
amino, dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk proses
kehidupan seperti : sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna untuk
aktivitas otot, sekresi kelenjar memelihara membran potensial sel saraf dan sel
otot, sintesis substansi sel. Hasil metabolisme tersebut kemudian dimanfaatkan
oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara lain: sumber energi, mengganti
jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb.

Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses yaitu


anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Anabolisme adalah
sintesis makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat dari bahan-
bahan yang kecil. Proses sintesis yang demikian tidak dapat berlangsung tanpa
adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP merupakan
sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel. Metabolisme
memerlukan keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat. Hasil proses
metabolisme berupa energi dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh (Baret dkk.,
1986).

Fungsi utama karbohidrat pada metabolisme adalah sebagai bahan bakar


untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme lainnya.
Dalam peranan ini, karbohidrat dipakai oleh sel- sel terutama dalam bentuk
glukosa Pada tahap reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat
dipecah-pecah menjadi monomer-monomernya seperti glukosa, fruktosa,
galaktosa, manosa dan sebagainya. Tiga monosakarida utama yang dihasilkan dari
proses pencernaan adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.fruktosa, secara
kuantitatif dianggap penting bila intake sukrosa adalah banyak. Galaktosa
jumlahnya sangat banyak hanya bila laktosa adalah karbohidrat utama dalam diet.
Baik fruktosa maupun galaktosa dapat segera diubah menjadi glukosa oleh hati
(Martin dkk.,1983).

Katabolisme karbohidrat, dalam hal ini glukosa, terdapat beberapa tipe


jalur penambatan yang antara lain jalur glikolisis atau Embden-Meyerhof-Parnas
Pathway (EMP), dan Hexosa Monophospat Pathway (HMP). Oksidasi
selankutnya senyawa antara umum yang dihasilkan dari jalur diatas memasuki

2
daur kreb (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi untuk menghasilkan ATP
yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme,
bergantung kepada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut
(Arbianto, 1998).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian metabolisme secara umum ?

2. Bagaimana Pencernaan karbohidrat dalam tubuh ?

3. Bagaimana metabolisme antar karbohidrat dalam tubuh ?

4. Organ apa sajakah yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat dalam tubuh?

1.3. Tujuan

1. Menjelaskan Pengertian metabolisme secara umum

2. menjelaskan bagaimana Pencernaan karbohidrat dalam tubuh

3. Menjelaskan bagaimana metabolisme antar karbohidrat dalam tubuh

4. Menjelaskan Organ apa sajakah yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat


dalam tubuh

3
BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Pengertian umum Metabolisme

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam


mahluk hidup, mulai dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakter,
protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, mahluk yang
susunan tubuhnya sangat kompleks. Didalam proses ini mahluk hidup mendapat,
mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya (Martin dkk.,1983).

Metabolisme juga merupakan perubahan transpormasi kimia menjadi


energy yang terjadi diadalam tubuh. Banyaknya energi yang dibebaskan oleh
proses katabolisme makanan di dalam tubuh sama besar dengan jumlah yang
dibebaskan diluar tubuh. Energi yang dibebaskan oleh proses katabolisme dalam
tubuh, mencerna dan memetabolisme makanan, termoregulasi dan aktivitas fisik
(Munawwarah, 2011).

Metabolisme meliputi proses sintesis (Anabolisme) dan proses penguraian


(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel mahluk hidup.Semua proses
reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana seperti
penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida,dll. Hal lain yang
penting dalam proses metabolisme adalah peranannya dalam proses penawar
racun atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa yang tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal : anabolisme


merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul besar, sedangkan
katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil; anabolisme merupakan reaksi reduksi, katabolisme adalah reaksi
oksidasi; hasil akhir dari anabolisme seringkali merupakan senyawa pemula untuk
proses katabolisme. Sebagian besar reaksi metabolisme terjadi didalam sel, oleh
karena itu mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia melalui membran sel

4
mempunyai arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi
didalam tubuh (Wirahadikusumah, 1985).

2.2 Pencernaan Karbohidrat

Makanan yang kita makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel


kecil di dalam saluran pencernaan untuk diabsorbsi dan ditransport ke berbagai
sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel tubuh mentransformasi kedalam energi kimia
dalam bentuk sederhana yang dapat dipergunakan segera atau sebagai cadangan
makanan (Mihardja, 2012).

Dalam tahap persiapan ini, reaksi reaksi yang tejadi merupakan proses
pencernaan diluar sel,dimana senyawa-senyawa kompleks (polimer) diubah oleh
enzim ekstra sel menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana sehingga senyawa-
senyawa monomer tersebut dapat masuk kedalam sel melalui membran
sitoplasma. Pada manusia, reaksi-reaksi persiapan ini berlangsung pada sistem
pencernaan.

Pencernaan karbohidrat dimulai dari dalam mulut oleh enzim dari air liur.
Enzim ini merupakan endo enzim α-1,4 glikosidik sehingga produk akhir enzim
ini adalah campuran dektrin an monosakarida. Polisakarida yang mempunyai
glikosakarida ikatan selain α-1,4 glikosidik, misalnya selulosa dengan ikatan β-1,4
glikosidik tidak akn dipecah oleh enzim ini. Selanjutnya produk enzim ini akan
disempurnakan pemecahannya ketika memasuki lambung (dengan asam lambung)
dan oleh enzim α-amilase dari usus halus menjadi monomer-monomernya
(Arbianto, 1998).

2.3 Metabolisme Antara Karbohidrat

Setelah proses penyerapan melalui dinding halus, sebagian besar


monosakarida diabawa oleh aliran darah ke hati. Didalam hati, monosakarida
mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen, oksidasi menjadi CO2 dan
H2O, atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian tubuh yang
memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel jaringan
organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Karena pengaruh

5
berbagai faktor dan hormon insuln yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas, hati
dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila kadar gukosa dalam darah
meningkatsebagai akibat naiknya proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat,
sintesi glikogen, dari glukosa ke hati akan naik. Sebaliknya bila kadar glukosa
menurun, umpamanya akibat latihan olah raga, glikogen diuraikan menjadi
glukosa untuk selanjutnya mengalami proses katabolisme menghasilkan energi
(dalam bentuk energi kimia, ATP) yang dibutuhkan oleh kegiatan olahraga
tersebut (Wirahadikusumah, 1985).

2.3.1 Penguraian dan pembentukan glukosa

Proses penguraian glukosa menjadi piruvat, alkohol, laktat, atau CO2 dan
air dapat berlangsung melalui beberapa jalan metabolisme, tergantung dari
keadaan lingkungan, keadaan dalam sel, atau macam jasadnya. Satu macam jasad
hidup dapat melakukan satu atau lebih jalur metabolisme penguraian glukosa
tergantung pada diperlukan atau tidaknya proses penguraian tersebut. Dalam hal
ini tiap jasad hidup mempunyai sistem kontrolnya sendiri.

2.3.1.1 Glikolisis

Glikolisis adalah proses katabolisme glukosa ( memiliki 6 atom karbon )


secara enzimatik melalui 10 tahap reaksi enzimatik, untuk menghasilkan 2
molekul piruvat ( memiliki 3 atom C) (Simorangkir, 2016).

Glikolisis merupakan suatu lintas pusat universal dari katabolisme


glukosa, tidak hanya di dalam hewan dan tumbuhan, tetapi juga di dalam banyak
mikroorganisme. Urutan reaksi glikolitik pada setiap spesies berbeda hanya dalam
cara pengaturan kecepatan reaksi, dan dalam jalur metabolik selanjutnya dari
piruvat yang terbentuk (Lehninger, 1982).

Reaksi – reaksi jalur glikolisis

Dengan adanya oksigen (dalam suasana aerob), glikoslis berlangsung


menghasilkan piruvat, atau tanpa oksigen (glikolisis anaerob) menghasilkan
laktat. Berikut adalah tahap-tahap proses glikolisis :

6
- Reaksi tahap pertamanya adalah pemasukan satu gugus fosfat kedalam molekul
glukosa menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikalisis oleh glukokinase yang
2+
memerlukan ion Mg sebagai kofaktornya. Sedangkan gugus fosfat dan energi
yang diperlukannya didapat dari penguraian ATP menjadi ADP.

Gambar 2.1 Reaksi tahap pertama jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi glikolisis tahap 2 merupakan isomerisasi glukosa 6-fosfat menjadi


fruktosa 6-fosfat, dikatalisis oleh fosfoheksoisomerisase yang juga mengkatalisis
kebalikannya. Dalam reaksi ini tidak terjadi penguraian maupun pembentukan
ATP

Gambar 2.2 Reaksi tahap kedua jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap ketiga adalah memasukkan gugus fosfat dari ATP, dikatalisis oleh
2+
fosfofruktokinase dengan ion Mg sebagai kofaktornya menghasilkan 1,6-
difosfat

- Gambar 2.3 Reaksi tahap ketiga jalur glikolisis (Admin, 2016).

7
- Reaksi tahap keempat adalah pemecahan senyawa karbohidrat beratom enam
menjadi dua senyawa beratom tiga, gliserida 3-fosfat dan dihidroksiaseron
fosfat. Reaksi ini dikatalis oleh aldolase yang juga bekerja untuk reaksi
berkebalikannya . Selanjutnya terjadi isomerasi bolak balik antara kedua
senyawa beratom tiga ini dikatalisis oleh triosafosfat isomerase.

- Reaksi tahap 5 ini,dihidroksiaseton fosfat diubah seluruhnya menjadi


gliseraldehida 3-fosfat sehingga kemungkinan hilangnya setengah dari energi
molekul glukosa dapat dicegah. Dapat dikatakan disini pemecahan satu molekul
fruktosa 1,6-difosfat menghasilkan dua molekul gliserldehida 3-fosfat.

Gambar 2.4 Reaksi tahap keempat dan lima jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap keenam merupakan perubahan gliseraldehida 3-fosfat menjadi


asam 1,3-difosfogliserat, yang melibatkan reaksi pemasukan satu gugus fosfat
dari asam fosfat (bukan dari ATP), dan oksidasi molekul aldehida menghasilkan
asam karboksilat. Raksi oksidasi ini dikatalisis oleh gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase dan dirangkaikan dengan reaksi reduksi pembentukan NADHdari
NAD+.

8
Gambar 2.5 Reaksi tahap keenam jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap ketujuh dikatalisis oleh fosfogliserat kinase (dengan ion


magnesiumsebagai kofaktor), menghasilkan asam 3-fosfogliserat, reaksi tahap
keenam ini merupakan reaksi pertama yang menghasilkan energi. Tahap reaksi
sebelumnya memerlukan energi dan gugus fosfat dari penguraian ATP menjdi
ADP.

Gambar 2.6 Reaksi tahap ketujuh jalur glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap kedelapan adalah isomerisasi asam gliserat 3-fosfat menjadi asam
gliserat 2-fosfat, dikatalisis oleh fosfogliserat mutase

Gambar 2.7 Reaksi tahap kedelapan jalur glikolisis (Admin, 2016).

9
- Reaksi tahap kesembilan, enzim enolase melepaskan satu molekul H2O dari
asam fosfoenol piruvat. Kedua enzim ini memerlukan adanya ion magnesium
(atau ion mangan) sebagai kofaktor.

Gambar 2.8 Reaksi tahap kesepuluh proses glikolisis (Admin, 2016).

- Reaksi tahap akhir glikolisis adalah pembentukan asam piruvat dari asam
fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara asam enolpiruvat. Dalam reaksi yang
dikatalisis oleh piruvat kinase ini (dengan ion magnesium sebagai kofaktor)
gugus fosfat yang dilepaskan oleh fosfoenolpiruvat dipakai untuk mensintesis
ATP dari ADP. Perubahan enolpiruvat ke asam piruvat terjadi secara spontan

Gambar 2.9 Reaksi tahap kesepuluh jalur glikolisis (Admin, 2016).

10
Adapun Reaksi glokolisis tersebut dapat dirangkai sebagai berikut :

Gambar 2.10 Rangkaian proses glikolisis secara lengkap (Admin, 2016).

2.3.1.2 Glikolisis anaerob

Dalam keadaan tanpa oksigen respirasi terhenti karena proses pengangkutan


elektron yang diuraikan dengan fosfolisasi bersifat oksidasi melalui rantai
pernafasan yang menggunakan molekul oksigen sebagai penerima elektron
terakhir, tidak berjalan. Akibatnya, jalan metabolisme lingkar asam trikarboksilat
(daur krebs) akan terhenti pula sehingga piruvat tidak lagi masuk ke dalam daur
krebs melainkan dialihkan pemakaiannya yaitu diubah menjadi asam laktat oleh
laktat dehidrogenase dengan NADH yang dihasilkan oleh reaksi tahap kelima
dalam glikolisis tidak dipakai untuk membentuk ATP melainkan digunakan untuk

11
reaksi reduksi 2 molekul asa piruvat menjadi asam laktat. Jadi pada glikolisis
anaerob ini energi yang dihasilkan hanya 2 molekul ATP saja. Jumlah ini jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan energi yang dihasilkna oleh glikolisis aerob,
yaitu 8 ATP.
Berikut adalah reaksi glikolisis anaerob yakni perubahan piruvat ke laktat
dalam proses fermentasi asam laktat.

Gambar 2.11 Reaksi perubahan piruvat menjadi asam laktat dalam proses
fermentasi asam laktat (Wirahadikusumah, 1985).

2.3.1.3 Fermentasi Alkohol

Dalam beberapa jasad renik seperti ragi, glukosa dioksidasi menghasilkan


etanol dan CO2 dalam proses yang disebut fermentasi alkohol. Jalur metabolisme
proses ini sama dengan glikolisis sampai terbentuknya piruvat.Dua tahap reaksi
enzim berikutnya adalah reaksi perubahan asam piruvat menjadi asetaldehida, dan
reaksi reduksi asetaldehida menjadi alkohol. Dalam reaksi yang pertama piruvat
didekarboksilase diubah menjadi asetaldehida dan CO2 oleh piruvat
dekarboksilase,suatu enzim yang tidak terdapat pada hewan.

12
Gambar 2.10 Reaksi keseluruhan fermentasi alkohol (Wirahadikusumah,
1985).

2.3.1.4 Pernafasan atau respirasi

Respirasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi bila sel menyerap
oksigen, menghasilkan CO2 dan air. Sumber karbon yang dipakai dalam proses
ini tidak khusus. Pernafasan dala arti yang lebih khusus adalah proses penguraian
glukosa dengan menggunakan oksigen, menghasilkan CO2, air, dan energi (dalam
bentuk energi kimia, ATP) yang melibatkan jalan metabolisme glikolisis, daur
krebs, dan fosforilasi bersifat oksidasi

Daur asam trikarboksilat atau daur asam sitrat :

Siklus asam sitrat (Siklus Krebs atau siklus asam trikarboksilat) merupakan
lints umum terakhir bagi oksidasi gugus asetil, tempat bertemunya molekul bahan
bakar organik sel, karbohidrat, asam lemak, dan asam amino, selama katabolisme
(Lehninger, 1990).

13
Gambar 2.11 Tahap – Tahap respirasi sel (Lehninger, 1990).

Berikut ini adalah tahap-tahap siklus asam sitrat,yang terdiri dari 8 tahapan :

- Pembentukan asam sitrat

Reaksi pertama siklus krebs adalah kondensasi asetil Ko-A dengan oksalasetat
membentuk sitrat, dikatalisis oleh sitrat sintase. Pada reaksi ini, karbon metil
gugus asetil dari asetil Ko-A berkondensasi dengan gugus karbonil pada
okasloasetat: secara serentak ikatan tioester dipecahkan untuk membebaskan
koenzim A bebas ( Simorangkir, 2016).

- Sitrat diubah menjadi isositrat melalui sis-Akonitat

Enzim akonitase mengkatalisis pengubahan dapat balik sitrat menjadi isositrat,


melalui pembentukan senyawa antara asam trikarboksilat sis-akonitat yang
biasanya tidak terdisosiasi dari sisi aktif enzim. Akonitase mengkatalisis

14
penambahan H2O secara dapat balik kepada ikatan ganda pada sis-akonitat yang
terikat oleh enzim dalam dua cara yang berbeda, yang satu menuju ke
pembentukan sitrat, dan yang lain ke pembentukan isositrat

- Isositrat mengalami dehidrogenasi menghasilkan α-ketoglutarat dan CO2

Pada tahap ini, isositrat terhidrogenasi menjadi α-ketoglutarat dan CO2oleh


isositratdehidrogenase. Terdapat dua jenis isositrat dehidrogenase, yang satu
memerlukan NAD+ sebagai penerima elektron, dan yang lain NADP+ yang
lainnya. Reaksi keseluruhan yang dikatalisis oleh kedua isositrat dehidrogenase
selain perbedaan diatas, bersifat sama.

- α-ketoglutarat Dioksidasi menjadi suksinat dan CO2

Pada tahap ini, α-ketoglutarat mengalami dekarbosilasi oksidatif, membentuk


suksinil-KoA dan CO2 oleh kerja kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase, yang
mengkatalisis reaksi

- Pengubahan suksinil Ko-A menjadi subsinat

Suksinil Ko-A, produk dari tahap sebelumnya merupakan senyawa berenergi


tinggi. Seperti asetil Ko-A, suksinil Ko-A. Didalam sel, suksinil Ko-A tidak
kehilangan gugus Ko-A nya melalui hidrolisis sederhana, yang akan membuang
energi bebas. Sebaliknya suksinil Ko-A melangsungkan reaksi berkaitan yang
menyimpan energi, yaitu pemecahan ikatan tioester yang terjadi bersamaan
dengan fosforilasi guanosin difosfat (GDP) menjadi guanosin trifosfat (GTP)

- Dehidrogenasi Suksinat menjadi fumarat

Suksinat yang dibentuk dari suksinil Ko-A didehidrogenasi menjadi funarat


oleh suatu flavo-protein suksinat dehidrogenasi yang mengandung flavin adenin
dinukleotida yang terikat secara kovalen

- Fumarat terhidrasi membentuk malat

Hidrasi dapat balik fumarat menjadi L-malat, dikatalisis oleh fumarat


hidratase. Enzim ini yang lebih umum disebut fumarase.

15
- Malat mengalami dehidrogenasi membentuk oksaloasetat

Pada reaksi terakhir siklus asam sitrat, L-malat dehidrogenase yang mengikat
NAD, yang terdapat didalam matriks mitokondria, mengkatalisis dehidrogenase
L-malat menjadi oksaloasetat. ( Lehninger, 1990)

2.3.3.5.Glukoneogenesis

Pada dasarnya glukoneogenesis ialah sintesis glukosa dari senyawa yang


bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glukoneogenesis berlangsung terutama di hati, dan diubah menjadi glukosa
kembali melalui serangkaian reaksi dalam proses yaoitu glukoneogenesis

Gambar 2.12 Rangkaian reaksi glukoneogenesis (Djakani, 2013).

16
Glukoneogenesis terkait dengan banyak enzim yang sama dengan
glikolisis, tetapi glukoneogenesis bukan kebalikan dari proses glikolisiskarena
terdapat tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya perlu
enzim lain untuk kebalikannnya, yaitu glukokinase, fosfofruktokinase, dan
piruvatkinase. Glukagon meransang glukoneogenesis dengan meransang enzim-
enzim tersebut terutama fosfoenol piruvat karboksikinase. Biosintesis enzim-
enzim tersebut juga dipengaruhi oleh insulin dan hormon glukokortiroid. Defek
enzim glikoneogenesis menimbulkan hipoglikemia dan asidosis laktat.

Enam ikatam fosfat berenergi tinggi digunakan untuk pembentukan


glukosa dalam reaksi ini. Hubungan antara glikoneogenesis dengan jalur gliokitik
dapat diperlihatkan pada Gambar 2.12 tersebut.

Glukokortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan juga disintesis di


jaringan adiposa tanpa diregulasi. Hormon ini bekerja dengan meningkatkan
glukoneogenesis melalui peningkatan katabolisme asam amino di hati akibat
induksi pada aminotransferase (dan enzim lain, misalnya triptofan dioksigenase)
serta enzim-enzim kunci pada glukoneogenesis. Hal ini menunjukkan mengapa
resistensi insulin sering dijumpai pada obesitas (Djakani dkk.,2013).

2.3.2. Pembentukan Glikogen (Glikogenesis) dan penguraian glikogen


(Glikogenolis)

Sintesis dan pemecahan glikogen tidak hanya merupakan pembalikan


serangkaian reaksi. Masing-masing proses merupakan suatu jalan metabolisme
yang sama sekali terpisah dan dikatalisis oleh enzim- enzim yang berlainan.
Pembentukan glikogen terjadi pada hampir setiap jaringan tubuh, tetapi terutama
dalam hati dan otot. Pada manusia, hati mengandung sebanyak 6% berat basahnya
sebagai glikogen bila dianalisis segera setelah makan banyak karbohidrat. Setelah
12-18 jam puasa, hati hampir tidak mengandung glikogen. Glikogen otot jarang
meningkat lebih dari 1% dan hanya berkurang dengan bermakna setelah kerja
keras yang berlangsung lama. Fungsi glikogen otot bertindak ebgai sumber unit-
unit heksosa untuk glikolisis dalam otot itu sendiri. Glikogen hati sebagian vbesar

17
berurusan dengan ekspor unit-unit heksosa untuk mempertahankan glukosa darah,
khususnya diantara waktu makan.

2.3.2.1 Glikogenesis

Pada saat orang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan


olahraga, bekerja dll.) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa
dalam darah menjadi 60 mg/100 ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun)
akan memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang
disebut proses glikogenesis. Glikogenesis diransang oleh hormon glukagon dan
andrenalin (Baret dkk.,1986)

Mekanisme reaksi glikogenesis,gugus fosfat dan energi yang diperlukan


dalam reaksi pembentukan glukosa 6-fosfat dari glukosa diberikan oleh ATP yang
berperan sebagai senyawa kimia berenergi tinggi, sedang enzim yang
mengkatalisisnya adalah glukokinase. Selanjutnya, dengan fosfoglukomutase,
glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerisasi menjadi 1 glukosa 1-fosfat.

Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP), dikatalisis oleh


glukosa 1-fosfat uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-
glukosa) dan pirofosfat (PPi). Pada tahap terakhir glikogenesis terjadi reaksi
kondensasi antara UDP-glukosa dengan unit glukosa nomor satu dalam rantai
glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit
glukosa. Dalam reaksi yang dikatalisis oleh glikogen sintase ini, terjadi ikatan α(
1-4) glikosida baru antara glukosa yang dilepaskan dari UDP-glukosa dengan unit
glukosa nomor satu pada rantai glikogen primer (Wirahadikusumah, 1985)..

2.3.2.2 Glikogenolisis

Deretan reaksi hidrolisis glikogen menjadi glukosa merupakan proses


katabolisme cadangan sumber energi. Enzim utama yaitu glikogen fosforilase,
memecah ikatan 1-4 glikogen. Selanjutnya, enzim transferase akan memindahkan
tiga residu glukosil dari cabang terluar ke cabang lain. Pemindahan ini
menyebabkan titik cabang 1-6 terpapar. Ikatan 1-6 akan diputus oleh debranching
enzyme ( amino 1-6 glukosidase). Transferase dan debranching enzyme akan

18
mengubah struktur bercabang glikogen menjadi lurus, yang membuka jalan untuk
pemecahan selanjutnya oleh fosforilase dan menghasilkan glukosa 1 fosfat.
Glukosa 1 fosfat secepatnya diubah menjadi glukosa 6 fosfat di hepar dan ginjal.
Glukosa 6 fosfate mengeluarkan fosfat dari glukosa 6 fosfat sehingga glukosa
berdifusi dari sel ke darah yang berakibat kenaikan gula darah (Djakani dkk.,
2013).

2.4. Organ-Organ yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat

2.4.1. Hati

Hati (Hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan dalam


menjaga kadar gula darah (KDG) agar tetap berada pada posisi serasi dan
seimbang(hemeostatis). Glukosa (juga fruktosa dan galaktosa) dalam darah masuk
lewat vena porta hepatica, sinusoid, kemudian sel hati, selanjutnya oleh sel hati
akan diubah menjadi glikogen (Glikogenesis).

Selain itu hati juga berfungsi sebagai berikut ini :

- Sintesi protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen


- Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid
- Pembentukan empedu untuk digesti lemak
- Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel retikuloendothelial
(SER)
- Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk
pematangan (maturasi) eritosit

2.4.2. Pankreas

Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin


maupun endokrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau
langerhans tersusun atas sel α dan sel β yang berperan menghasilkan hormon yang
mengontrol metabolisme karbohidrat, yaitu :

19
- Glukagon, disekresikan oleh sel α pankreas, berperan sebagai faktor
hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya
kadar glukosa darah
- Insulin, disekresikan oleh sel β pankreas, merupakan faktor hipoglikemik
artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah.
Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.

2.4.3. Medulla adrenal

Tersusun atas sel kormafin yang berperan menghasilkan hormon epinerfrin


(andrenalin) atau disebut juga katekolamin. Sekresi epinerfin diransang oleh saraf
simpatis sebagai respon terhadap turunnya kadar glukosa darah. Epinerfin
berperan meningkatkan kadar glukosa darah dan asma laktat karena meransang
glikogenesis pada hati dan otot sehingga terjadi hiperglikemik.

Mekanismenya sebagai berikut:

- Glukosa dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui


mekanisme glikogenolisis di hati
- Sekresi inslin dihambat
- Penurunan kadar gula darah secara langsung meransang saraf sympatis
yang menginervasi medulla andrenal untuk mensikresikan epinerfin
- Epinerfin akan meningkatkan glikogenolisis pada otot dan hati sehingga
meningkatkan kadar gula darah
- Apabila kebutuhan glukosa telah tercapai, maka akan terjadi hiperglikemi,
kemudian akan terjadi glikogenesis, sekresi insulin meningkat dan sekresi
epinerfin terhambat

2.4.4. Kelenjar tiroid (thyroid)

Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk


menungkatkna metabolisme teruama oksidasi seluler (Baret dkk., 1986).

20
BAB III

KESIMPULAN

1. Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi didalam


mahluk hidup. Metabolisme juga merupakan perubahan transpormasi
kimia menjadi energy yang terjadi diadalam tubuh. Metabolisme meliputi
proses sintesis (Anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme)
senyawa atau komponen dalam sel mahluk hidup.
2. Pada proses pencernaan karbohidrat, Makanan yang kita makan sehari-hari
dipecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam saluran pencernaan untuk
diabsorbsi dan ditransport ke berbagai sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel
tubuh mentransformasi kedalam energi kimia dalam bentuk sederhana
yang dapat dipergunakan segera atau sebagai cadangan makanan.
3. Metabolisme antar karbohidrat dirangkum menjadi 2 bagian yakni
penguraian dan pembentukan glukosa (glikolisis, glikolisis anerob,
fermentasi alkohol, pernafasan atau respirasi, glukoneogenesis) serta
pembentukan glikogen (glikogenesis) dan penguraian glikogen
(glikogenolis).
4. Adapun organ organ yang terlibat dalam proses metabolisme karbohidrat
adalah hati (hepar), pankreas, medulla adrenal, dan kelenjar tiroid.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2008. Karbohidrat pada unggas dan monogastrik. Jurnal Peternakan, 1 : 4-


11.

Arbianto,P., (1994), Biokimia Konsep-Konsep dasar. Jakarta : Proyek penelitian


tenaga akademik.

Baret, J.M., Peter,M., Kumaran,A.K., Milington, M.F. 1986. Bilogy. Jakarta :


Erlangga.

Admin, 2016. Pengertian glikolisis dan 10 langkah glikolisis.


http://biologi.budisma.net/pengertian-glikolisis-dan-10-langkah-
glikolisis.html. Diakses tanggal 21 April 2016 pukul 23.00 WIB

Djakani, H., Masinem, T.V., Mewo, Y.M. 2013. Gambaran kadar gula darah
puasa pada laki-laki usia 40-59 tahun. Jurnal e-Biomedik, 1 : 71-75.

Lehninger,(1990). Dasar-Dasar Biokimia jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Martin, DW., (1983). Biokimia . Jakarta : EGC.

Mihardja, L. 2012. Sistem energi dan zat gizi yang diperlukan pada olahraga
aerobik dan anaerobik. Jurnal kesehatan, 1: 1-10.

Munawwarah, M. 2011. Penambahan pelatihan kekuatan otot pada pelatihan


interval menurunkan trigliserida mahaswi gemuk universitas esa unggul.
Jurnal Fisioterapi, 11: 36 – 55.

Simorangkir,M. 2016. Biokimia II metabolisme intermediet. Medan : Unimed.

22

Anda mungkin juga menyukai