Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Ahmad Raihan H

NIM : 60500120046
KELAS : KIMIA B

DIKSI (PILIHAN KATA)

Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-


hari dapat membuat seseoranmg tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan
maksudnya kepada orang lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam
menggunakan kosa kata, dapat mempersulit diterima dan dipahaminya maksud
dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal
demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami bagaimana pemakaian kata
dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau pilihan kata.
Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata adalah penggunaan kata-kata
secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam
pola suatu kalimat. Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya (1990: 45)
yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang
membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang
ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan
situasi dan nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau
pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan makna dan
kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar. 10
Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga
kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut. a. Pilihan kata atau
diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan
gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat. b. Pilihan
kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk
yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok
masyarakat pendengar. c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa. Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan
pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata
yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan
berbagai pengertian.
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam
membuat sebuah iklan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan
kata akan berpengaruh dalam pikiran pembaca tentang isi sebuah iklan. Jenis diksi
menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut.
a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu
menunjuk pada konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan
kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai lawan dari pada 11 konotasi atau
makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang
sebenarnya. Contoh makna denotasi: Rumah itu luasnya 250 meter persegi. Ada
seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-
asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di
samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna
kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi: Rumah itu luas
sekali. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
c. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata
abstrak sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan
pancaindera manusia. Kata-kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin,
baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan,
penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan
pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d. Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat
atau diindera secara langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Katakata
konkrit menunjuk kepada barang yang actual dan spesifik dalam pengalaman.
Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang 12 hidup dalam pikiran
pembaca melebihi kata-kata yang lain. Contoh kata konkrit: meja, kursi, rumah,
mobil dsb.
e. Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas,
kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada
keseluruhan. Contoh kata umum: binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat,
kendaraan.
f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahanpengarahan
yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus.
Contoh kata khusus: Yamaha, nokia, kerapu, kakak tua, sedan.
g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif, fragmen,
kontemporer.
h. Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata
popular: bukti, rasa kecewa, maju, gelandangan.
i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu,
dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok
khusus lainnya. Contoh jargon: sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan
kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof (professor).
j. Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun
secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata 13 slang
juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Contoh kata slang: mana tahan,
eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.
k. Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya.
Contoh kata asing: computer, cyber, internet, go public. l. Kata serapan adalah
kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur bahasa
Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.
yang Terdapat dalam Iklan Manusia menggunakan bahasa untuk
menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikirannya. Pemasang iklan juga
menggunakan bahasa untuk menyatakan atau menunjukkan kepada pembaca
tentang barang yang dijualnya. Dengan kata lain bahasa adalah media utama bagi
pemasang iklan untuk menyampaikan pesan-pesan berkenaan dengan produknya.
Iklan yang baik adalah iklan yang mampu berkomunikasi dengan pembacanya,
yang mampu membuat pembaca atau konsumen tergerak dan terpengaruh untuk
membeli. Komunikasi yang baik antara pemasang iklan dengan pembaca dapat
diciptakan dengan menggunakan gaya bahasa yang tepat sesuai dengan pesan
iklan yang akan disampaikan. Cara produsen mengunggulkan barang
dagangannya dengan menggunakan gaya bahasa yang sesuai akan menjadikan
iklan produknya lebih komunikatif.
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam dan dari luar bahasa
Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan dasar
kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui unsur
serapan.
a. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata yang sering kita temukan baik
secara lisan maupun tulisan
- Penanggalan awalan meng-

- Penanggalan awalan ber-

- Peluluhan bunyi /c/

- Penyengauan kata dasar

- Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh

- Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran -ir

- Padanan yang tidak serasi

- Pemakaian kata depan di, ke,dari, bagi, pada, daripada dan terhadap

- Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman

- Penggunaan kata yang hemat

- Analogi
- Bentuk jamak dalam bahasa indonesia

b. Definisi

Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal


ataukonsep istilah tertentu. Dalam membuat definisi hal yang perlu di perhatikan
adalah tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan.Contoh
definisi : Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkanbinatang,
tumbuhan, dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia,seolah punya
maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiridari :
1. Definisi Nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang
lebihumum di mengerti. Umumnya di gunakan pada permulaan suatu
pembicaraan ataudiskusi. Definisi nominalis ada enam macam, yaitu definisi
sinonim, definisisimbolik, definisi etimologik, definisi semantik, definisi
stipulatif, dan definisi denotatif.
2. Definisi Realis

-Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah
istilah,
bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Definisi realis ada tiga macam, yaitu :

- Definsi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan


antarapenjelasan dengan cara menunjukan bagian-bagian suati benda
denganpenjalasan cara menunjukan isi dari suatu tem yang terdiri dari genus
dandiferensia.
- Definisi diskriptif, yaitu penjelasan dengan cara menunjukan sifat-sifat khusus
yang menyertai hal tersebut dengan cara menyatakan bagaimana suatu halterjadi
3. Definisi Praktis

Definisi praktis adalah penjelasan tentang sesuatu hal yang dijelaskan dari segi
kegunaan atau tujuan. Dibedakan atas 3 macam yakni;
- Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkahlangkah
pengujian serta menunjukan bagaimana hasil yang akan diamati
- Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara
menunjukan kegunaan dan tujuannya.
- Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan
yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.
Arkhais atau arkais berasal dari bahasa yunani, artinya adalah “dari sebuah
masa yang kebih awal dan tidak dipakai lagi atau sesuatu yang memiliki ciri khas
kunaatau antik. Definisi arkais yang dipaparkan dalam KBBI (2001 : 65) ialah
sesuatu yangberhubungan dnegan masa lalu atau kuno dan tidak lazim dipkai lagi
(ketinggalanzaman), sedangkan arkaisme adalah penggunaan kata atau bentuk
kata yang bersifat arkais. Pendapat lain menurut martinus (2001 : 60) arkait atau
arkais adalah kata-katayang sudah tidak digunakan lagi dan ketinggalan zaman
atau kuno dan arkaisme adalahpenggunaan kata-kata atau bentuk kata yang sudah
tidak umum lagi.Menurut Soekanto (1985 : 72) menjelaskan bahwa archaism atau
bahasa arkaisadalah bahasa yang digunakan karena adanya unsur-unsur dari
zaman lampau yangtetap bertahan (arkaisme). Penggunaan bahasa arkais
dimaksudkan untuk membericorak ataupun warna agar menarik perhatian
pembaca maupun pendengar dengansyarat maksud atau pesan yang ingin
disampaikan pengarang itu bisa tersampaikan dandisesuaikan dengan situasi dan
nilai rasa yang dimiliki sekelompok masyrakat pembacaagar tidak merusak
suasana atau menyyinggung perasaan orang lain.Lebih lanjut partanto (2001 : 45)
memberikan defini arkais adalah penganuutpaham arkaisme (kuno) yang bersifat
luwes atau bersehaja namun mudah dipahami.Dan arkaisme adalah ajaran
pemaikan kata-kata atau kalimat secara kulot (kata-katakuno untuk maksud
tertentu) atau primitif.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwasannya ciri-ciri
diksi arkai mempunyai bentuk yang lampau, jarang digunakan dan sifatnya sakral.
Penggunaan diksi arkais sudah tidak ada lagi atau jarang digunakan lagi
dalamkehidupan sehari-hari. Penggunaan diksi arkais sering dirtemukan
dalamseni Padhalangan yang mempunyai tujuan agar pembaca ataupun
pendengan merasa segandan tidak menyinggung suasana perasaan pembaca atau
pendengar
Seseorang yang mempunyai banyak ide atau gagasan, tekadang merasa sulit
untuk menemukan idenya karena kosa kota yang dimilikinya terbatas. Ketepatan
pilihan kata yang mempersoallkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan
gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti yang
telah disampaikan oleh (Keraf, 2008 : 81).Penempatan dan penggunaan karya
sastra dilakukan secara hati-hati dna telitiserta lebih tepat. Hal tersebut terjadi
karena kata-kata yang digunakan pengarang dalamkarya sastranya tidak
seluruhnya bergantung pada makna denotatif tetapi lebihcenderung pada makna
konotatif.Denotasi adalah batasan kamus atau definisi utama suatu kata sebagai
lawandari konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu (Tarigan, 1985:
58). Maknadenotatif atau denotasi kata mengacu pada makna lugas atau makna
sebenarnya. Maknadenotatif biasa digunakan untuk menuliskan hal-hal yang
bersifat ilmiah, akurat,nonfiksi, dan untuk memberikan informasi
sebenanya.Konotasi adalah kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi biasanya bersifat
emosionalyang ditimbulkan oleh sebuah kata disamping berdasarkan kamus atau
definisi atasnya(Tarigan, 1985: 58). Makna konotatif atau konotasi kata mengacu
pada makna kias ataumakna bukan sebenarnya. Makna konotatif mengandung
imajinasi, nilai rasa, dandimaksudkan untuk menggugah rasa.Kelangsungan kata
merupakan salah satu cara untuk menjaga ketepatan kata.Kelangsungan pilihan
kata adalah teknik memilih kata yang sedemikian rupa, sehinggamaksud atau
pikiran seseorang dapat disampaikan secara tepat dan ekonomis (Keraf,2008:100).
Penggunaan kata secara tepat akan menimbulkan gagasan yang tepat
padaimajinasi pembaca atau pendengar. Persoalan kedua dalam diksi adalah
kesesuaian dankecocokan kata. Mengenai kecocokan dan kesesuaian kata ini yang
menjadipermasalahan adalah kata mana yang digunakan dalam kesempatan
tertentu sehinggakata tersebut bisa diterima pembaca atau pendengar. Sejalan
dengan pendapat Keraf(2008:103) yang menyatakan bahwa persoalan kecocokan
atau kesesuaian katamempersoalkan apakah pilihan kata yang digunakan tidak
merusak suasana ataumenyinggung perasaan yang tidak hadir.Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan ada dua hal yang harusdiperhatikan untuk
menghasilkan tulisan yang baik atau menemukan diksi yang tepat,yaitu;
a. ketepatan kata yaitu kesanggupan sebuah kata menimbulkan gagasan yang
tepat pada imajinasi pembaca, sesuai yang dirasakan pengarang
b. kesesuaian kata ialah kata yang dipilih sesuai dengan situasi dan kesempatan,
sehingga bisa diterima oleh pembaca.
Hal utama yang harus dikuasai pengarang dalam pemilihan kata adalah

memiliki banyak kosakata untuk memudahkan bagi pengarang dalam memilih


katayang tepat. Berdasarkan beberapa rangkaian pemilihan kata tersebut
menunjukkanbahwa diksi memiliki peran penting dalam karya sastra. Penempatan
diksi jugamerupakan salah satu teknik menyampaikan gagasan.Salah satu ciri
khas karya sastra adalah bersifat imajinatif, maksudnya mampumembangkitkan
perasaan senang, sedih, marah, benci, dendam, dan sebagainya. Semuaperasaan
itu tercipta oleh pengaruh teknik bercerita pengarangnya, baik melaluipemilihan
kata, susunan kalimat ataupun penampilan tokoh-tokoh ceritanya(Sudaryanto,
1988 : 14). Karya sastra, khususnya cerkak atau cerpen merupakan ceritayang
pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Sebuah cerkak atau cerpen adalah
lengkap, padat, dan singkat. Hal yang disampaikan pengarang dalam
cerpendiupayakan dapat menyenangkan dan menarik perhatian pembaca.Gaya
pemilihan kata-kata dalam karya sastra adalah cara penggunaan katakata
dalam teks sastra sebagai alat untuk menyampaikan ide atau gagasan dan nilai-
nilaiestetis tertentu (Aminudin, 1995:201). Pemahaman terhadap cara penggunaan
katakata dalam karya sastra yang berbentuk cerkak atau cerpen perlu dilandasi
pemahamangambaran isi teks secara keseluruhan dan pemahaman hubungan kata-
kata dalamsatuan teks secara asosiatif. Hal tersebut mempunyai manfaat agar
dalam memahamipenggunaan kata-kata tidak menyimpang dari isi teks dan
hubungannya dengan katakata yang lain.
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah
sesuaidengan EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa
Indonesia.Bahasa Indonesia telah banyak menyerap terutama dalam unsur kosa
kata. Bahasaasing yang masuk dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa
Indonesia antaralain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa
Inggris dan ada jugadari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali kata serapan
dalam bahasa Indonesia.Penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia terdapat 2
unsur, yaitu:
- Keteraturan bahasa (analogi) : dikatakan analogi apabila kata tersebut
memiliki bunyi yang sesuai dengan ejaan dengan pelafalannya.
- Penyimpangan atau ketidakaturan bahaasa (anomali) : dikatakan
anomali apabila kata tersebut tidak sesuai dengan ejaan dan pelafalannya.
DAFTAR PUSTAKA

A.Widyamartaya. 1990. Seni Menuangkan Gagasan.Yogyakarta: Penerbit


Kanisius
Al,Burry, M Dahlan dan Pius Partanto. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arkola.
Achmadi. 1990. Kimia Kayu. Institut Pertanian Bogor, Bogor Keraf, Gorys.
1996. Tata Bahasa Indonesia. Cetakan kesepuluh. Jakarta: Ikrar Mandiri
Abadi.
Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Mustakim. (1994). Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Martinus. 2001. Kamus Serapan. Jakarta: Gramedia Widya Sarana Nusantara
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik (Bagian Pertama: Ke Arah Memahami
Metode Linguistik). Cetakan ke 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Tarigan, H.G. (1985) Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung
: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai