Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, penggunaan bahasa


Indonesia di dalam masyarakat mulai berkurang dan mulai digantikan
dengan penggunaan bahasa asing. Seringnya penggunaan bahasa asing di
dalam lingkungan membuat masyarakat lupa dengan tata cara penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Begitu pula dengan penggunaan
diksi dalam berbahasa. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara
menggunakan diksi dengan baik dan benar.

Diksi atau pilihan kata merupakan hal yang sangat penting dalam
berbahasa. Dengan menggunakan diksi atau pilihan kata yang tepat dalam
berkomunikasi dengan seseorang, pendengar akan mudah paham dengan
apa yang kita sampaikan dan tidak akan terjadi kesalah pahaman dalam
berkomunikasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dengan disusunnya karya tulis ini, terdapat rumusan masalah yang
akan dibahas, yaitu bagaimanakah penggunaan diksi di dalam kehidupan
sehari-hari?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memahami definisi dari diksi,
2. Agar mengetahui jenis-jenis diksi,
3. Memahami cara menggunakan diksi yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah:

1
1. Menambah wawasan tentang penggunaan diksi dalam
kehidupan,
2. Membuat pembaca mengerti dan tidak salah paham dengan apa
yang disampaikan penulis,
3. Agar tercapainya komunikasi yang lancar dengan penggunaan
diksi yang tepat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN
Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam
penggunaannya untuk mengungkapkan ide atau gagasan sehingga diperoleh
efek-efek tertentu seperti yang diharapkan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Pengertian diksi menurut para ahli:
1. Widyamartaya (1990: 45), diksi atau pilihan kata adalah
kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa
makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan
kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai
rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau
pembaca. Diksi atau pilihan kata selalu mengandung ketepatan
makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada pembaca
atau pendengar.
2. Enre (1988: 102), diksi adalah pilihan kata dan penggunaan kata
secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
3. Mustakim (1994: 41) membedakan antara istilah pemilihan kata dan
pilihan kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih
kata yang dapat mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan
pilihan kata adalah hasil proses atau tindakan tersebut.
4. Keraf (1996: 24) yang mengemukakan tiga kesimpulan utama
mengenai diksi, antara lain:
a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana
yang dipakai untuk menyampaikan gagasan, bagaimana
membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.

3
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan
secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin
disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang
sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan
kata bahasa.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian diksi, dapat disimpulkan


bahwa diksi merupakan pilihan kata yang digunakan untuk menyalurkan
dan menyampaikan ide-ide yang ada di dalam pikiran pembicara agar dapat
dipahami dengan mudah oleh pendengar.

2.2.JENIS-JENIS DIKSI
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan seseorang agar mudah dipahami. Ketepatan dalam
pemilihan kata akan menentukan sukses atau tidaknya dalam melakukan
komunikasi dengan seseorang. Jenis-jenis diksi menurut Keraf (1996: 89-
108) adalah sebagai berikut:
a. Denotasi
Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (yang
menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi merupakan
lawan dari konotasi dan mengacu pada makna yang sebenarnya atau
sesuai dengan makna kamus. Contoh:
 Adikku sangat suka menggigit jari kecilnya,
 Paman memiliki seekor sapi perah,
 Tangan Nina terbakar ketika bermain api.
b. Konotasi
Konotasi adalah makna kata yang mengandung arti tambahan, atau
imajinasi. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan
sebenarnya. Contoh:

4
 Karena besar kepala, Tono dijauhi teman-teamannya (besar
kepala = sombong),
 Ani anak kutu buku dan terus mendapat juara (kutu buku =
rajin),
 Dodi sudah tau akal bulus Bejo (akal bulus = licik/penipu),
 Dian hanya sebagai sapi perah bagi bosnya (sapi perah =
dimanfaatkan).
c. Kata Abstrak
Kata abstrak merupakan kata yang memiliki referen berupa konsep,
dan sukar digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap
dengan panca indra manusia. Kata-kata abstrak merujuk pada
kualitas (panas, dingin, baik, dan buruk), pertalian (kuantitas,
jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan,
kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai untuk menjelaskan
pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d. Kata Konkrit
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat
dilihat dan dirasakan oleh satu atau lebih pancaindra. Menunjuk
kepada sesuatu yang actual dan spesifik. Contoh:
 Meja,
 Kursi,
 Rumah,
 Mobil.
e. Kata Umum
Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup
yang jelas. Biasanya menunjuk pada banyak hal, dan secara
keseluruhan. Contoh:
 Binatang,
 Tumbuh-tumbuhan,
 Sayur-sayuran,

5
 Kendaraan.
f. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada benda atau
sesuatu yang khusus atau konkrit. Kata khusus menunjuk pada
sesuatu yang khusus. Contoh:
 Kucing,
 Anjing,
 Kangkung,
 Bayam.
g. Kata Ilmiah
Kata ilmiah merupakan kata-kata yang sering dipakai oleh kaum
terpelajar, terutama dalam membuat suatu karya ilmiah. Contoh:
 Analogi,
 Formasi,
 Konservatif,
 Fragmen,
 Kontemporer.
h. Kata Populer
Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua
lapisann masyarakat, baik oleh kaum terpelajar maupun oleh
masyarakat pada umumnya. Contoh:
 Gelandangan, yang lebih dikenal daripada tunakarya,
 Perempuan yang lebih sering digunakan daripada wanita.
i. Jargon
Jargon merupakan kata sandi atau kode rahasia untuk kalangan
tertentu seperti untuk dokter, militer, perkumpulan rahasia,
ilmuwan.
 Sikon (situasi dan kondisi),
 Pro dan kon (pro dan kontra),
 Dok (dokter),

6
 Prof (profesor).
j. Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata yang digunakan secara informal, yang
biasanya dipakai dalam percakapan. Contoh:
 Mana tahan,
 Eh, ketemu lagi,
 Unyu-unyu,
 Asoy.
k. Kata Serapan
Kata serapan merupakan kata-kata yang telah disesuaikan dengan
struktur bahasa Indonesia. Contoh:
 Ekologi,
 Ekosistem,
 Motivasi,
 Energi.
l. Kata Asing
Kata asing merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang
masih dipertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan
bahasa aslinya. Contoh:
 Computer,
 Cyber,
 Internet.

Selain memiliki jenis-jenis yang bervariasi, di dalam diksi juga


terdapat beberapa elemen. Ada 8 elemen yang terdapay di dalam diksi,
antara lain:

1. Sinonim
Sinonim merupakan kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi
memiliki kesamaan atau kemiripan arti. Sinonim bisa disebut dengan
persamaan kata. Contoh:
 Buruk = jelek,

7
 Mati = wafat,
 Terang = cerah,
 Jujur = tulus,
 Senang = gembira.
2. Antonim
Antonim merupakan suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Antonim disebut juga dengan lawan kata. Contoh:
 Bagus x buruk,
 Besar x kecil,
 Keras x lembek,
 Kaya x miskin,
 Banyak x sedikit.
3. Polisemi
Polisemi adalah sebagai kata yang memiliki makna lebih dari satu.
Contoh:
 Nina masih memiliki hubungan darah dengan Bu Nani (darah =
saudara, merupakan kata konotasi),
 Tubuhnya berlumuran darah setelah menabrak sebuah truk besar
(darah = cairan yang ada di dalam tubuh, merupakan kata
denotasi).
4. Hiponim
Hiponim adalah kata yang maknanya telah tercakup oleh kata lain
sebagai ungkapan. Contoh:
 Kucing, anjing, serangga, dan merpati merupakan hiponim dari
hewan,
 Anggur, jeruk, apel, dan manga merupakan konotasi dari buah-
buahan.
5. Hipernim
Hipernim merupakan kata yang mencakup makna kata lain. Contoh:

8
 Sayur-sayuran merupakan hipernim dari bayam, kangkung, dan
sawi,
 Buah-buahan merupakan hipernim dari kiwi, nanas, dan pisang.
6. Homonim
Homonim merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan
bunyi namun artinya berbeda. Contoh:
 Bisa
Saya bisa mengerjakan soal matematika itu (bisa = dapat)
Ular kobra itu memiliki bisa (bisa = racun).
 Muka
Muka Ayah berseri-seri saat pulang kerja (muka = wajah)
Dodi akan membawakan pidato di muka umum (muka = depan).
7. Homofon
Homofon merupakan kata-kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi
arti dan ejaannya berbeda. Contoh:
 Bank dengan bang
Ibu menabung uangnya di Bank Mandiri (bank = lembaga
keuangan),
Bang Sopo sedang mengendarai mobil barunya (bang = kakak).
 Tank dengan tang
Para anggota TNI sedang berlatih mengendarai tank (tank =
kendaraan untuk berperang),
Budi mencabut paku dengan menggunakan tang (tang = alat
untuk mencabut paku).
 Sangsi dengan sanksi
Ia sangsi dengan kemampuan anak itu (sangsi = meragukan),
Setiap anak yang melanggar peraturan sekolah akan
mendapatkan sanksi yang tegas (sanksi = hukuman).
8. Homograf
Homograf merupakan kata-kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi
memiliki bunyi dan arti yang berbeda. Contoh:

9
 Apel
Para guru sedang melakukan apel pagi (apel = upacara,
pengucapan seperti kata “sendok”)
Nina sedang memakan apel (apel = buah, pengucapan seperti
kata “beras”).
 Serang
Toni tinggal di Serang (serang = kota serang, pengucapan seperti
kata “sendok”)
Para petanai bersedih karena padinya habis diserang hama
(serang = dimakan, pengucapan seperti kata “beras”).

2.3. PENGGUNAAN DIKSI


Setiap kata ataupun kalimat yang kita ucapkan, pasti memiliki
makna. Makna tersebut akan berhubungan dengan apa yang ada di pikiran
kita. Tetapi, apabila dalam penyampaian pendapat kita salah menggunakan
diksi atau pilihan kata, maka apa yang ingin kita sampaikan tidak akan
tersampaikan. Oleh karena itu, diperlukan tata cara penggunaan diksi yang
tepat dalam berkomunikaasi. Adapun contoh dari penggunaan diksi:
1. Kata pahit bersinonim dengan kata getir. Meskipun memiliki arti
kata yang sama, tetapi apabila salah menggunakan kata ini akan
menghasilkan konteks kalimat yang tidak sesuai. Contohnya
saja, apabila getir digunakan dalam kalimat, “obat itu rasanya
sangat getir”, tentu tidak akan cocok. Sebaliknya, apabila getir
digantikan dengan kata pahit, “obat itu rasanya sangat pahit”,
tentu akan cocok dan pendengar pun akan mengerti maksud dari
pembicara (Mangara, 2013).
2. Kata meneliti, menyelidiki, dan mendiagnosis mengacu paa arti
yang sama. Namun apabila ketiga kata itu digunakan dalam
konteks kalimat yang salah, maknanya akan berbeda. Kata
meneliti biasanya digunakan untuk menyebutkan aktivitas yang

10
terencana, dan menggunakan metode ilmiah dan biasanya
digunakan oleh para ilmuwan. Kata mendiagnosis biasanya
digunakan oleh dokter pada saat memeriksa pasiennya.
Sedangkan kata menyelidiki biasanya digunakan untuk mencari-
cari bukti yang akan mendukung pernyataan dari seseorang dan
biasanya digunakan oleh polisi (Mangara, 2013).

11
BAB III

PENUTUP

3.1. SIMPULAN

Penggunaan diksi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting.


Tanpa adanya diksi atau pilihan kata, pembicara akan kebingungan untuk
membicarakan apa yang ada di pikirannya. Tetapi, dalam menggunakan
diksi juga harus memperhatikan makna dari kata tersebut. Kata yang dipilih
haruslah tepat agar tidak terjadi kesalah pahaman pada saat berkomunikasi.

3.2. SARAN
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, saran saya terhadap
penggunaan diksi di dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1.

12

Anda mungkin juga menyukai