Dosen Pengampu :
Oleh :
UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023
A. Diksi
1. Pengertian Diksi
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat
membuat seseoranmg tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang
lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat
mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh
karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami
bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau
pilihan kata. Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang
mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa. Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata
adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
dinyatakan dalam pola suatu kalimat.
Widyamartaya (1990: 45) menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan
seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa
yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata
selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada
pembaca atau pendengar.
Sedangkan Menurut Kridaklasana (1993:44) bahwa pengertian diksi adalah pilihan kata
dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek yang tertentu dalam berbicara didepan umum atau
dalam karang mengarang. Dan menurut Keraf (1996-24) bahwa pengertian diksi terbagi dua.
Pengertian diksi yang pertama menurut Keraf adalah pilihan kata atau diksi mengenai pengertian
kata-kata mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan bagaimana dalam
membentuk adanya pengelompokan kata-kata yang sesuai atau penggungkapan yang tepat dan
gaya yang mana lebih baik dalam situasi
Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan
utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.
a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata
atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian
kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan
makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.
2. Fungsi diksi
a. Upaya membantu melambangkan ide atau gagasan yang akan diekspresikan melalui bahasa
yang digunakan. Dengan menggunakan bahasa yang tepat, maka sebuah kata yang pada awalnya
hanya bersifat biasa saja, akan menjadi lebih bermakna dan memiliki nuansa lebih tepat dan
lebih sempurna
b. Diksi yang tepat membantu menciptakan suasana dan nuansa komunikasi yang juga benar-
benar tepat. Fungsi demiki digunakan oleh kalangan para pejabat saat berkomunikasi agar
berwibawa dan tidak memperkeruh suasana, lebih menyejukkan dan menentramkan masyarakat.
c. Diksi yang sesuai membantu mencegah terjadinya adanya kesalah tafsiran dan adanya kesalah
pahaman dalam adanya proses komunikasi.
3. Jenis Diksi
Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam membuat sebuah iklan
agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran
pembaca tentang isi sebuah iklan. Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai
berikut.
a. Denotasi
Demotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata, (makna itu menunjuk pada
konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu
kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi
mengacu pada makna yang sebenarnya. Contoh:
- Aisyah sring "kerja keras" untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik Bapak itu
terlihat senang, mungkin dia sedang mendapat
- "keuntungan yang melimpah".
- Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
- Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b. Konotasi
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai
rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat
emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi
utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh
makna konotasi:
- Rumah itu luas sekali
- Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
- Rendi "banting tulang", bekerja pagi sampai malam untuk menghidupi keluarganya.
- Lisa adalah seorang" kutu buku", maka kita tidak heran jika anak itu cerdas dan
berpengetahuan luas.
c. Kata Abstrak
Kata abstrak adalah kata yang memiliki referen berupa konsep, kata abstrak sukar
digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-
kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, buruk. baik), pertalian (kuantitas,
jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, kepercayaan, dan penetapan). Kata-kata
abstrak sering dipagai untuk menjelaskan pikiran yang memiliki sifat teknis dan juga khusus.
Contoh:
- Pameran kerajinan tangan sangat digemari masyarakat Indonesia. (kerajinan memiliki
makna sesuatu yang diciptakan berdasarkan kreativitas seseorang).
- Kejahatan ini tidak bisa lagi dimaafkan.( makna dari kejahatan tersebut adalah suatu
tindakan yang tidak menyenangkan, dan dapat mencelakai orang lain).
d. Kata konkrit
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera secara
langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kata konkrit demikian menunjuk
kepada barang yang aktual dan juga spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit yang
digunakan menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata lain.
Contoh:
- Bapak itu memiliki berhektar hektar sawah. (sawah adalah area yang bisa digunakan
untuk menanam tumbuhan).
- Rumahnya terendam banjir selama dua hari. (rumah adalah salah satu tempat tinggal
seseorang).
- Meja.
- Kursi.
- Rumah.
- Mobil.
e. Kata umum
Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum
menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh:
- Indonesia" memiliki beribi-ribu pulau yang sebagian belum memiliki nama dan tidak
memiliki penghuni.
- Setelah kita berusaha dengan maksimal, sebaiknya kita "berdoa" dan bertawakal kepada
Allah Swt agar hasil yang kita dapatkan semakin maksimal.
f. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus
dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh:
- Ketika kami datang ke dokter, banyak sekali pasien yang mengalami sakit "demam
berdarah".
- "Pulau kalu-kalukuang" adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia.
- Yamaha.
- Nokia.
- Kerapu.
- Kakak tua.
g. Kata ilmiah
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan
ilmiah. Contoh:
- Ketua kelompok itu memiliki "argument" yang tepat.
- Banyak “aplikasi” yang dapat digunakan untuk membuat hp kita semakin bagus.
- Analogi.
- Formasi.
- Konservatif.
h. Kata popular
Kata popular adalah yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum
terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh:
- Cerita itu memiliki isi" yang penuh dengan hikmah.
- "Pakaian" yang digunakan anak itu tampak menarik.
i. Jargon
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang
seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Contoh:
- Sikon ( seluasi dan kondisi).
- Prof (professor).
- Pro dan kon (pro dan kontra).
- Kep (kapten).
- Dok (dokter)
j. Kata slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga
dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan kata-kata yang tinggi
atau murni.. Contoh:
- Itu baru salah satu dari sekian kebaikan yang bisa mereka lakukan.
- Berhasil tidaknya studi saudara "tergantung" dari saudara sendiri.
k. Kata asing
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan
bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh:
- Semua data itu sudah saya copy paste (salin temple) ke computer.
- Saat liburan Andi biasa bekerja sebagai guide (pramuwisata).
- cyber, internet, go public
l. Kata serapan
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau
struktur bahasa Indonesia. Contoh:
- ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.
- "kualitas" guru di sekolah ini sangat bagus.
- Perusahaan kami mampu menhasilkan banyak "produk"yang baik dan murah.
B. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau definisi
dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat
bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.
Dale via Tarigan (1990: 5) mengemukakan gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang
dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata
penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu
Jan Van Luxemburg dan kawan-kawan via Dick Hartako (1986: 105) menjelaskan bahwa gaya
bahasa dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang memberikan ciri khas pada sebuah teks,
menjadikan teks itu semacam individu bila dibandingkan dengan teks-teks lainnya
Guntur Tarigan, (2009: 4) mengemukakan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu
penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi
penyimak atau pembaca.
Gaya Bahasa, Keraf (2010) mengemukakan bahwa gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal
dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam
alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi
jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada
keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk
menulis atau mempergunakan kata kata secara indah.
Gaya bahasa sering disebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai
dengan cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan
perasaan tertentu dalam hati orang lain.
Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu
memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra Gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan
dan memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah karya sastra pasti terdapat macam
macam majas gaya hahasa sebagai daya tarik karya sastra tersebut. gaya bahasa sebagai penegas,
gaya bahasa sebagai perbandingan, gaya. sebagai pertentangan dan gaya bahasa sebagai sindiran.
2. Fungsi Gaya Bahasa
a. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau
pendengar, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar semakin yakin dan
percaya terhadap apa yang disampaikan penulis;
b. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu,
maksudnya gaya bahsa dapat menjadikan pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, misalnya
kesan baik atau buruk, senang, tidak enak dan sebagainya setelah mengetahui tentang apa yang
disampaikan penulis;
c. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasanyang
disampaikan, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar terkesan
terhadap agasan yang disampaikan penulis atau pembicara.