Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

DIKSI DAN GAYA BAHASA

Dosen Pengampu :

Dra. Armini, M.Hum

Oleh :

1. Hary Kurniadi Wiranda (2210613099)


2. Laila Fitriyah Ahmad (2211213072)
3. Luthfi Al Thahri (2210912036)
4. Shifa Siti Safira (2211213070)
5. Yogi Varienza (2210912016)

UNIVERSITAS ANDALAS

2022/2023
A. Diksi
1. Pengertian Diksi
Keterbatasan kosakata yang dimiliki seseorang dalam kehidupan sehari-hari dapat
membuat seseoranmg tersebut mengalami kesulitan mengungkapkan maksudnya kepada orang
lain. Sebaliknya, jika seseorang terlalu berlebihan dalam menggunakan kosa kata, dapat
mempersulit diterima dan dipahaminya maksud dari isi pesan yang hendak disampaikan. Oleh
karena itu, agar tidak terjadi hal demikian, seseorang harus mengetahui dan memahami
bagaimana pemakaian kata dalam komunikasi. Salah satu yang harus dikuasai adalah diksi atau
pilihan kata. Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu
seperti yang diharapkan Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang
mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa. Menurut Enre (1988: 101) diksi atau pilihan kata
adalah penggunaan kata-kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
dinyatakan dalam pola suatu kalimat.

Widyamartaya (1990: 45) menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata adalah kemampuan
seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin
disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa
yang dimiliki sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata
selalu mengandung ketepatan makna dan kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada pada
pembaca atau pendengar.

Sedangkan Menurut Kridaklasana (1993:44) bahwa pengertian diksi adalah pilihan kata
dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek yang tertentu dalam berbicara didepan umum atau
dalam karang mengarang. Dan menurut Keraf (1996-24) bahwa pengertian diksi terbagi dua.
Pengertian diksi yang pertama menurut Keraf adalah pilihan kata atau diksi mengenai pengertian
kata-kata mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan bagaimana dalam
membentuk adanya pengelompokan kata-kata yang sesuai atau penggungkapan yang tepat dan
gaya yang mana lebih baik dalam situasi

Pendapat lain dikemukakan oleh Keraf (1996: 24) yang menurunkan tiga kesimpulan
utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.

a. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat.

b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai atau
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah besar kosa kata
atau perbendaharaan kata bahasa.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan dan pemakaian
kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata yaitu makna denotatif dan
makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan berbagai pengertian.

2. Fungsi diksi

a. Upaya membantu melambangkan ide atau gagasan yang akan diekspresikan melalui bahasa
yang digunakan. Dengan menggunakan bahasa yang tepat, maka sebuah kata yang pada awalnya
hanya bersifat biasa saja, akan menjadi lebih bermakna dan memiliki nuansa lebih tepat dan
lebih sempurna

b. Diksi yang tepat membantu menciptakan suasana dan nuansa komunikasi yang juga benar-
benar tepat. Fungsi demiki digunakan oleh kalangan para pejabat saat berkomunikasi agar
berwibawa dan tidak memperkeruh suasana, lebih menyejukkan dan menentramkan masyarakat.

c. Diksi yang sesuai membantu mencegah terjadinya adanya kesalah tafsiran dan adanya kesalah
pahaman dalam adanya proses komunikasi.

3. Jenis Diksi

Diksi merupakan salah satu cara yang digunakan pembuat iklan dalam membuat sebuah iklan
agar dapat dipahami oleh pembaca. Ketepatan pemilihan kata akan berpengaruh dalam pikiran
pembaca tentang isi sebuah iklan. Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai
berikut.

a. Denotasi
Demotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata, (makna itu menunjuk pada
konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu
kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi
mengacu pada makna yang sebenarnya. Contoh:

- Aisyah sring "kerja keras" untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik Bapak itu
terlihat senang, mungkin dia sedang mendapat
- "keuntungan yang melimpah".
- Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
- Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b. Konotasi
Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai
rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat
emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi
utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh
makna konotasi:
- Rumah itu luas sekali
- Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.
- Rendi "banting tulang", bekerja pagi sampai malam untuk menghidupi keluarganya.
- Lisa adalah seorang" kutu buku", maka kita tidak heran jika anak itu cerdas dan
berpengetahuan luas.
c. Kata Abstrak
Kata abstrak adalah kata yang memiliki referen berupa konsep, kata abstrak sukar
digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-
kata abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, buruk. baik), pertalian (kuantitas,
jumlah, tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, kepercayaan, dan penetapan). Kata-kata
abstrak sering dipagai untuk menjelaskan pikiran yang memiliki sifat teknis dan juga khusus.
Contoh:
- Pameran kerajinan tangan sangat digemari masyarakat Indonesia. (kerajinan memiliki
makna sesuatu yang diciptakan berdasarkan kreativitas seseorang).
- Kejahatan ini tidak bisa lagi dimaafkan.( makna dari kejahatan tersebut adalah suatu
tindakan yang tidak menyenangkan, dan dapat mencelakai orang lain).
d. Kata konkrit
Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera secara
langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Kata-kata konkrit demikian menunjuk
kepada barang yang aktual dan juga spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit yang
digunakan menyajikan gambaran yang hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata lain.
Contoh:
- Bapak itu memiliki berhektar hektar sawah. (sawah adalah area yang bisa digunakan
untuk menanam tumbuhan).
- Rumahnya terendam banjir selama dua hari. (rumah adalah salah satu tempat tinggal
seseorang).
- Meja.
- Kursi.
- Rumah.
- Mobil.
e. Kata umum
Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum
menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh:
- Indonesia" memiliki beribi-ribu pulau yang sebagian belum memiliki nama dan tidak
memiliki penghuni.
- Setelah kita berusaha dengan maksimal, sebaiknya kita "berdoa" dan bertawakal kepada
Allah Swt agar hasil yang kita dapatkan semakin maksimal.
f. Kata Khusus
Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus
dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh:
- Ketika kami datang ke dokter, banyak sekali pasien yang mengalami sakit "demam
berdarah".
- "Pulau kalu-kalukuang" adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia.
- Yamaha.
- Nokia.
- Kerapu.
- Kakak tua.
g. Kata ilmiah
Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan
ilmiah. Contoh:
- Ketua kelompok itu memiliki "argument" yang tepat.
- Banyak “aplikasi” yang dapat digunakan untuk membuat hp kita semakin bagus.
- Analogi.
- Formasi.
- Konservatif.
h. Kata popular
Kata popular adalah yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum
terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh:
- Cerita itu memiliki isi" yang penuh dengan hikmah.
- "Pakaian" yang digunakan anak itu tampak menarik.
i. Jargon
Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang
seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Contoh:
- Sikon ( seluasi dan kondisi).
- Prof (professor).
- Pro dan kon (pro dan kontra).
- Kep (kapten).
- Dok (dokter)
j. Kata slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga
dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan kata-kata yang tinggi
atau murni.. Contoh:
- Itu baru salah satu dari sekian kebaikan yang bisa mereka lakukan.
- Berhasil tidaknya studi saudara "tergantung" dari saudara sendiri.
k. Kata asing
Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan
bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh:
- Semua data itu sudah saya copy paste (salin temple) ke computer.
- Saat liburan Andi biasa bekerja sebagai guide (pramuwisata).
- cyber, internet, go public
l. Kata serapan
Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau
struktur bahasa Indonesia. Contoh:
- ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.
- "kualitas" guru di sekolah ini sangat bagus.
- Perusahaan kami mampu menhasilkan banyak "produk"yang baik dan murah.

B. Gaya Bahasa

1. Pengertian Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau definisi
dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat
bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.

Dale via Tarigan (1990: 5) mengemukakan gaya bahasa adalah bahasa yang indah yang
dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta memperbandingkan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata
penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu

Jan Van Luxemburg dan kawan-kawan via Dick Hartako (1986: 105) menjelaskan bahwa gaya
bahasa dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang memberikan ciri khas pada sebuah teks,
menjadikan teks itu semacam individu bila dibandingkan dengan teks-teks lainnya

Guntur Tarigan, (2009: 4) mengemukakan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu
penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi
penyimak atau pembaca.

Gaya Bahasa, Keraf (2010) mengemukakan bahwa gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal
dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin stilus, yaitu semacam
alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi
jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi. Kelak pada waktu penekanan dititikberatkan pada
keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk
menulis atau mempergunakan kata kata secara indah.
Gaya bahasa sering disebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai
dengan cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan
perasaan tertentu dalam hati orang lain.

Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu
memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra Gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan
dan memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah karya sastra pasti terdapat macam
macam majas gaya hahasa sebagai daya tarik karya sastra tersebut. gaya bahasa sebagai penegas,
gaya bahasa sebagai perbandingan, gaya. sebagai pertentangan dan gaya bahasa sebagai sindiran.
2. Fungsi Gaya Bahasa

a. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau
pendengar, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar semakin yakin dan
percaya terhadap apa yang disampaikan penulis;

b. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu,
maksudnya gaya bahsa dapat menjadikan pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, misalnya
kesan baik atau buruk, senang, tidak enak dan sebagainya setelah mengetahui tentang apa yang
disampaikan penulis;

c. Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasanyang
disampaikan, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar terkesan
terhadap agasan yang disampaikan penulis atau pembicara.

3. Jenis Gaya Bahasa

a. Gaya bahasa perbandingan


Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang
menggunakan kata-kata kiasan dalam bentuk perbandingan untuk meningkatkan kesan
kepada pembaca atau pendengar, gaya bahasa perbandingan ini terdiri dari beberapa jenis
diantaranya adalah:
- Majas Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda
lain secara langsung.
- Majas Personifikasi adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati.yang diungkapkan
seperti manusia.
- Majas Tropen adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar
dengan pengertian yang dimaksud.
- Majas Metonimia adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan
sebuah nama (merek dagang).
- Majas Sinekdoke Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a) Pars Prototo yaitu menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
b) Totem Proparte yaitu menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian
- Majas Eufemisme adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga
lebih sopan.
- Majas Alegori adalah majas yang dipergunakan sebagai sarana menjelaskan hal tertentu
secara tidak langsung namun masih memiliki keterkaitan. Alegori menerangkan hal yang
tersirat dengan menggunakan perbandingan diluar konteks.
- Majas Simile ini hamper sama dengan majas perumpamaan majas simile adalah majas
yang membandingkan dua hal menggunakan kata penghubung layaknya, bagai, bak,
bagai, dan lain sebagainya. Gaya bahasa pertentangan

b. Gaya bahasa penegasan


Gaya bahasa atau majas penegasan adalah jenis gaya bahasa yang menggunakan kata-
kata kiasan untuk menyatakan suatu penegasan untuk memperjelas atau menguatkan
kesan terhadap pembaca atau pendengar. yang terdiri dari beberapa jenis diantaranya:
- Majas Pleonasme adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan
menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata yang mendahului.
- Majas Hiperbola adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara
berlebihan.
- Majas Litotes Dipakai untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya utnuk kai untuk
melukiskan merendahkan diri.
- Majas Repetisi adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali. Gaya ini
sering digunakan dalam berpidato.
- Majas Klimaks adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-turut
makin lama makin memuncak.
- Majas Antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-turut
makin lama makin menurun.
- Majas Asidenton adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa
menggunakan kata penghubung.
c. Gaya bahasa sindiran
Gaya bahasa sindiran adalah yang mengungkapkan sebuah sindiran terhadap seseorang
atau sesuatu. Pengguna majas sindiran ini bertujuan untuk meningkatkan makna dan
kesannya terhadap seseorang yang membaca atau yang mendengar.
- Majas Ironi adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai
tidak terasa. Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang
mengandung arti kebalikan yang dimaksud.
- Majas Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar. Contoh: Dengan jarang
mengikuti pelajaran, semog kan lulus dengan nilai terbaik.
- Majas Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat
menyakitkan hati bagi orang yang disindir.
- Majas Alusio adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan peribahasa/ungkapan yang
sudah lazim.
d. Gaya bahasa pertentangan
Gaya bahasa pertentangan adalah kata-kata yang herkias yang menyatakan pertentangan
dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembira atau penulis dengan maksud untuk
memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar. yang termasuk majas pertentangan atau gaya bahsa pertentangan adalah:
- Majas Paradoks adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti temyata
tidak ada pertentangan, sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
- Majas Metonimia adalah gaya bahsa yang menggunakan henda yang dimaksud dengan
sebuah nama (merek dagang).
- Majas Sinekdoke Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a) Pars Prototo yaitu menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
b) Totem Proparte yaitu menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian.
- Majas Eufemisme adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga
lebih sopan.
- Majas Alegori adalah majas yang dipergunakan sebagai sarana menjelaskan hal tertentu
secara tidak langsung namun masih memiliki keterkaitan. Alegori menerangkan hal yang
tersirat dengan menggunakan perbandingan diluar konteks.
- Majas Simile ini hamper sama dengan majas perumpamaan majas simile adalah majas
yang membandingkan dua hal menggunakan kata penghubung layaknya, bagai, bak,
bagai, dan lain sebagainya. Gaya bahasa pertentangan.
- Majas Antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan
dengan artinya.
- Majas Hiperbola adalah gaya bahasa dengan model melebih-lebihkan daripada kenyataan
atau bahasa kekinian adalah lebay, sehingga memberikan kesan tertentu bagi yang
membaca atau mendengarnya.
- Majas Litotes adalah gaya bahasa kebalikan dari majas hiperbola atau majas yang
terkesan merendahkan perumpamaan agar memberikan kesan santun atau merendah. d.
Gaya bahasa sindiran.

Anda mungkin juga menyukai