Anda di halaman 1dari 16

KESEIMBANGAN KIMIA

Bila pereaksi-pereaksi dicampurkan hingga terjadi reaksi kimia, sering terjadi pembentukan hasil
berjalan tidak sempurna. Pada keadaan awal pereaksi pereaksi mempunyaikonsentrasi yang tertentu. Bila
reaksi berlangsung, konsentrasi-konsentrasi pereaksi menjadi tetap. Pada suatu saat konsentrasi konsentrasi
tidak berubah lagi. Keadaan ini dikenal sebagai keadaan keseimbangan kimia.

A. Kostanta keseimbangan, Kc

Dalam pengukuran konstanta keseimbangan, nilai Kc suatu reaksi, pertama-tama reaksi harus
ditunggu sampai mencapai keseimbangan. Tetapi, dalam pengukuran konsentrasi reaktan atau produk
sering kali sejumlah larutan diambil untuk dianalisi. Pengambilan larutan ini akan mempengaruhi
keseimbangan. Idealnya harus digunakan suatu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan untuk
dianalisis. Salah satu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan dalam menentukan konsentrasi
reaktan atau produk adalah metode calorimeter.

Reaksi kesimbangan :

CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5+H2O

Reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dikatalisis oleh ion H. Walaupun telah dikataliss,
untuk mencapai keseimbangan masih dibutuhkan beberapa hari. Karena reaksi berlangsung sangat lambat,
konsentrasi reaktan maupun produk dapat ditentukan dengan titrasi yang dilakukan dengan cepat. Titrasi
yang dilakukan dengan cepat, diharapkan tidak mengganggu keseimbangan secara nyata. Konstanta
keseimbangan dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

Kc = [CH3COOC2H5][H2O]

[CH3COOH][C2H5OH]

B. HASIL KALI KELARUTAN, K.p

Timbal klorida (PbCI2) sedikit larut dalam air. Keseimbangan yang terjadi pada larutan PbCl, jenuh
dapat ditulis sebagai berikut:

PbCl Pb (ag) +2Cl (aq)

Konstanta keseimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi di atas adalah:

Ka= (apb) (aCl)2

(apbCl2)
Karena aktivitas padatan murni=1, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:

Ksp= (aPb) (aCl)

Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan molar. Nilai Kp di
atas dikenal sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl 2.

C. Hubungan Energi dalam Reaksi Kimia


 Sifat Energi dan Jenis-jenis

Energi "Energi" adalah istilah yang banyak digunakan yang mewakili suatu konsep yang abu Sebagai
contoh, ketika kita merasa letih, kifa dapat mengatakan kita tidak memiliki energi diketahui dan dikenali
melalui akib akibatnya. Energi tidak dapat dilihat, disentuh. dicium, atau ditimbang.

Energi biasa didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau "gaya x jarak". Semua
bentuk energi mampu melakukan kerja, tetapi tidai semuanya relevan dengan kimia. Sebagai contoh, energi
yang terkandung dalam ombak air laut dapat dimanfaatkan untuk melakukan kerja yang berguna, tetapi
hubungan antan ombak dan kimia sangat sedikit. Kimiawan mendefinisikan kerja (work) sebagai perubahos
energi yang langsung dihasilkan oleh suatu proses. Energi kinetik-energi yang dihasilka oleh benda
bergerak-adalah salah satu bentuk energi yang menarik perhatian khusus.

a. Energi radiasi (radiant ener8y), atau energi matahari, berasal dari matahari dan merupakan sumber
energi utama dari Bumi. Energi matahari memanaskan atmosfer da permukaan Bumi, merangsang
pertumbuhan tanaman melalui proses yang dikenal sebaga fotosintesis, dan mempengaruhi pola
iklim dunia.
b. Energi termal (thermal energy) adalah energi yang berkaitan dengan gerak acak atom-atom dan
molekul. Secara umum, energi termal dapat dihitung dari pengukuran suhu. Makin kuat gerakan
atom-atom dan molekul dalam suatu materi, makin panas materi itu dan makin besar energi
termalnya. Tetapi, kita harus membedakan secara hati hati antara energi termal dan suhu. Secangkir
kopi pada suhu 70°C mempunyai suhu yang lebih tinggi dibanding bak yang terisi air hangat pada
suhu 40 C, tetapi energy termal yang tersimpan dalam bak air itu jauh lebih banyak karena volume
dan massaa yang lebih besar dibanding kopi tersebut dan karenanya lebih banyak molekul air dat
lebih hanyak gerakan molekul,
c. Energi kimia (chemical eneryRy) tersimpan dalam satuan struktur zat kimia, besamya reaksi kimia,
energi kimia dilepaskan, disimpan, atau diubah menjadi bentuk energy lainnya
d. Energi potensial (potential energy) adalah energi yang tersedia akibat posisi bendi ditentukan oleh
jenis dan susunan atom-atom penyusunnya. Ketika zat-zat terlibat dalan lainnya, contoh:karena
ketinggiannya, sebuah batu di puncak bukit memiliki cnergi potensial lebih besar dan akan
membuat percikan yang lebih besar bila jatuh kedalam air dibandingkan betu serupa yang letaknya
lebih dibawahnya.

D. Hukum kekekalan energi daw of conservation of enerey:


Semua bentuk energi pada prinsipnya dapat diubah dari satu bentuk energi menjadi bentuk
energi lainnya. Kita merasa hangat ketika berdiri di bawah sinar matahari karena energi radiasi
diubah menjadi energi termal dalam kulit kita. Ketika kita berolah raga. cergi kimia yang tersimpan
dalam tubuh digunakan untuk imenghasilkan energi kinetic. Walanpun energi dapat memiliki
berbagai hentuk yang berbeda yang dapar diruhah, ketika satu bentuk energi hilang. bentuk energi
yung lain (degan besar yang sana) pasti akan terbentuk, dan sebaliknya.
 Perubahan Energi dalam Reaksi Kimia
Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan imelepaskan) energi, unumnya
dalam bentuk kalor. Perbedaan antara energi termal dan kalor. Kalor (heat) adaiah perpindahan
energi termal antara dua benda yang satunya berbeda. Aliran kalor biasanya dari benda panas ke
benda dingin . Walaupun "kalor itu sendiri mengandung arti perpindahan energi, biasanya
menyehut kalor diserap" atau "kalor dibebaskan" perubahan energi yang teriadi selama proses.
Sistem (system), atau bagian tertentu dari alam. Sistem mencakup zat-zat yang terlibat dalam
perubahan kimia dan fisika. Sebagai contoh, dalam suatu percobaan penetralan asam-basa, sistem
dapat berupa gelas kimia yang mengandung 50 mL HCl yang ke dalamaya di- tambahkan 50 ml.
larutan NaOH. Sisa alam yang berada di luar sistem discbut lingkungan
Sistem terbuka (open system) dapar mempertukarkan massa din energi (biasanya dalam
bennuk kalor) dengan lingkungannya. Sebagai contoh, sistem terbuka dapat terdiri dari sejumlah
air dalam wadah terbuka, sedemikian rupa schingga tidak ada uap air yang dapat lepas dari atau
mengembun ke wadah, maka kita menciptakan Antem tertutup (closed system) yang
memungkinkan perpindahan energi (kalor) tetapi bukan massanya. Dengan menempatkan air
dalam wadah yang disekat seluruhnya, maka akan membuat sistem terisolasi (isolated system),
yang tidak memungkinkan perpindahan massa maupun energi, Pembakaran gas asetilena (C2H2)
dalam oksigen adalah salah satu dari banyak reaksi kimia yang sudah dikenal yang melepaskan
sejumlah energi yang cukup besar.
 Entalpi Reaksi Kimia
Dalam hal ini kita melihat bagaimana hokum termodinamika pertama dapat diterpkan pada
proses yang berlangsung pada keadaan yang berbeda. Secara khusus.Terdapat dua situasi yaitu
pada volume sistem konstan dan pada tekanan luar konstan, kemudian melihat bagaimana hakum
termodinamika pertama dapat dinerapkan karena kedua keadaan ini merupakan kasus yang sering
ditemui jika suatu reaksi kimia berjalan pada volume konstan, maka AV 0 dan tidak ada kerja P-V
yang dihasilkan dari perubahan ini.
Persamaan :
AE= q-PAv
= qv
Tambahkan subskrip "v" untuk mengingatkan bahwa ini adalah proses dengan volume tetap.
Tetapi, proses tersebut berlangsung pada keadaan volume-konstan, sehingga kalor yang
dipertukarkan memiliki nilai tertentu. yang sama dengan AE Entalpi Keadaan volume-konstanta.
 Entalpi Reaksi sebagian besar reaksi adalah proses tekanan-konstan, dapat menyamakan
pertukaran kalor,dengan perubahan entalpi. Untuk setiap reaksi
Reaktan  produk

Entalpi reaksi (enthalpy of reaction) AH, sebagai selisih antara entalpi produk dan entalpi
reaktan: AH Hiproduk)- H(reaktan)
Entalpi reaksi dapat bernilai positif atau negatif, bergantung pada prosesnya. Untuk proses
endotermak (kalor diserap oleh sistem dan lingkungan), AH bernilai positif (yaitu, AH> 0) Untuk
proses eksotermik (kalor dilepaskan oleh sistem ke lingkungan), AH bernila negatif (yaitu, AH <0).

 KALOMETRI
Pertukaran kalor dalam proses fisika dan kimia diukur dengan kalorimetri. Pengukuran kalor
akan tergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor.
 Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor jenis (specifie heat) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
mennaikkan suhu satu gram zat sehesar satu derajat Celsius. Kapasitas kalor (heat capacity) (C)
suatu zat adalah jamlah kalor yang dibutuhkan untak menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu
derajat Celsias. Kalor jenis merupakan sifat intensif, sedangkan kapasitas kalor merupakan sifat
intensif. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis suatu zat adalah;
C= ms
m = massa zat dalam gram.
Misalaya, kalor jenis air adalah 4,184 J/g C dan kapasifas kalor 60 g air bahwa kalor jenis
mempunyai satuan Ve.C sedangkan kapasitas kalor. jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah siatu zat,
maka jamlah kalor.

Persamaan untuk menghitung perpindahan kalor ini diberikan oleh


q= ms∆t
q= C∆t
m adalah massa sampel dalam gram
∆t adalahadalah perubahan suhu
∆t= t(akhir) – t(awal)
Kesepakatan tanda untuk q sama dengan kesepakatan tanda untuk perubahan entalpi; q bernilai
positif untuk proses endotermik dan negative untuk proses eksotermik.
A. Konservasi Tenaga dan Hukum Pertama Termodinamika
Termodinamika merupakan serangkain hukum-hukum alam yang pokok yang berhubungan
dengan energi dan transfer energi antara sistem dan sekitarnya. Hukum-hukum tersebut
dispesifikasi dengan angka seperti hukum pertama termodinamika, hukum kedua dan sebagainya.
Hukum pertama termodinamika pada dasarnya merupakan hukum konservasi energi. Pengertian
yang lebih hakiki tentang hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa jika satu sistem
mengalami serangkaian perubahan yang tidak terbatas kembali keadaan semula, maka total
perubahan energi adalah 0.
Secara kuantitatif, termodinamika mendefinisikan yang disebut energi yang internal, E, yang
digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan tersebut apakah terdapat dalam sistem kimia
atau dalam sistem fisika. Energi internal merupakan fungsi keadaan yang sesuai dengan energi total
sistem. Perubahan dalam energi internal, ∆E, didefinisikan sebagai :
∆E = Eakhir-Eawal
Atau, untuk sistem kimia
∆E = E produk-Ereaktan
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa jika Eakhir dan E awal sama, maka ∆E = 0.
Ada 2 cara untuk terjadinya pertukaran energi dengan sekitarnya, pertama dengan menerima
atau melepaskan energi panas. Cara kedua untuk sistem dengan pertukaran energi dengan
sekitarnya adalah melakukan kerja atau sebaliknya. Kedua macam energi yaitu panas dan kerja
dapat dinyatakan dalam persamaan :
∆E = q+w
Q didefinisikan sebagai panas yang diserap oleh sistem dari sekitar bila sistem mengalami suatu
perubahan, dan w adalah kerja yang dilakukan pada sistem oleh sekitar. Jadi, jika sistem menyerap
panas, maka energinya naik.
Panas ditambahkan pada sistem dan kerja dilakukan pada sistem keduanya didefinisikan
sebagai kuantitatif yang positif.Pada sistem lain,jika panas dilepaskan oleh sistem maka harganya
diberi tanda negatif.Conto suatu perubahan terjadi dimana sistem menyerap panas 50 J dan
melakukan kerja 30 J.Untuk perubahan ini,q = + 50 J dan w =-30 J.Perubahan energi internal sistem
adalah:
∆E sistem = (+50J)+(-30J)
= +20J
Jadi, sistem mengalami kenaikan energi 20 J.
Jika, sistem menyerap panas 50J, berarti sekitar harus kehilangan panas q= -50J. Hal yang sama
sekitar memperoleh kerja 30J, sehingga untuk sekitar, w = +30 J. Hingga :
Esekitar = (-50J)+(-30J)
= +20J
Perlu diperhatikan bahwa :
∆Esistem +∆Esekitar = 0
Jumlah total energi yang diterima oleh sistem tepat sama dengan jumlah total energi yang
dilepaskan oleh sekitar :
Q positif (q>0) : Panas ditambahakan pada sistem
W positif (w>0) : Kerja dilakukan oleh sistem ; energi ditambahkan
Q negatif (w<0) : Panas dilepaskan oleh sistem
W negatif (w<0) : Kerja dilakukan pada sistem ; energi dilepaskan
(bila q dan w positif, energi masuk ke sistem ; bila q dan w negatif, energi lepas dari sistem).

B. Kerja dalam Sistem Fisika dan Kimia


Bentuk kerja lain adalah hubungan antara ekspansi dan peekanan suatu sistem.Dalam proses
ini gas panas melepaskan energi karena kerja yang mereka lakukan.Ini memberikan energi pada
gas,yang kemudian dapat melakukan kerja dengan ekspansi lagi.Jadi,penekanan dan ekspansi
merupakan suatu ujud cara lain untuk tenaga yang ditambahkan atau dilepaskan dari duatu
sistem.Kita melihat bahwa kerja dilakukan oleh gerakan gaya yang berlawanan terhadap jarak.
Kerja = gaya x jarak

Contoh: gas ditempatkan dalam silinder yang dilengkapi dengan kelrp,dan mengalami ekdpansi
dengan mendorong kelep kemuka.kelep menggunakan sutu tekanan pada gas yang berasal dari gaya
F yang menyebar ke suluruh luasan kelep A.
P=F
Volume gas dalam silinder sama dengan luas penampang lintangnya,A kali tinggi kolom gas,h.
V =A h
Bila gas melakukan ekspansi dan menekan kemnbali kelep,A tetap sama tetapi h berubah,Hingga
perbahan volume adalah:
∆V =Vf – Vi
∆V = Ahf – Ahi
∆V = A (hf – hi) = A (∆h)
Vf adalah volume akhir dan Vi adalah volume awal,sedangkan hf adalah tinggi akhir dan hi adalah
tinggi awal.Hasil kali tekanan dengan perubahan volume adalah:
P ∆V =F A (∆h) =F ∆h
Kita melihat bahwa P∆V sama dengan gaya (F) kali jarak (∆h) dan ini adalah sama dengan
kerja.Kenyataan P∆V adalah jumlah kerja bahwa sistem melakukan kerja pada sekitar.
W sekitar =P∆V

Tetapi sekitar memperoleh energi,maka sistem arus kehilangan sejumlah kerja yang
sama,hingga untuk sistem, W sistem = -P ∆V
Jika tekanan dimyatakan dengan satuan atmosfer dan perubahan volume dinyatakan dalam satuan
liter,maka P∆V mempunyai satuan liter x armosfer (L atm),atau dapat dikonversi menjado energi
dengan satuan Joule atau Kalori:
1 L atm = 101,3J
1 L atm = 24,2 Kal

C. Panas Reaksi
Percobaan yang mengukur panas reaksi pada volume tetap dan diukur pada volume tetap
karena selama reaksi tidak terjadi perubahan volume. Karena ∆V = 0, P∆V = 0, dan w = 0; tidak
ada kerja ekspansi yang dilakukan baik oleh sistem atau sekitarnya.
Dengan demikian, panas reaksi sama dengan ∆E,
∆E = q+w = q+0
Penandaan panas dengan tanda v memberikan arti kondisi pada volume konstan, hingga :
∆E = qv
Karena kebanyakan reaksi yang dibicarakan terjadi pada tekanan konstan,di samping pada
volume konstan, maka para pakar termodinamika menyatakan secara kuantitatif, menyebut entlapi.
Entalpi, H, suatu sistem didefinisikan sebagai :
H = E+PV
Dan untuk perubahan pada tekanan konstan
∆H =∆E +P∆V
Jika hanya kerja ekspansi yang mungkin untuk sistem, maka :
∆E = q-P∆V
Persamaan menjadi :
∆H =(q-P∆V) + P∆V
Yang disederhanakan menjadi
∆h = qp
Perubahan entalpi untuk reaksi sama dengan panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan,qp.
D. Energi Ikatan dan Panas Reaksi
Dalam reaksi kimia,perubahan energi potensial terjadi bila ikatan putus dan ikatan baru
terbentuk,dan keadaan ini dinyatakan dalam sejumlah energi yang diserap atau diberikan bila suatu
reaksi terjadi.Contoh untuk H2,energi yang diserap dalam reaksi berikut adalah energi ikatan.
H2(g)→2 H(g)
Untuk molekul komplek;energi yang dibutuhkan untuk memutus semua ikatan disebut enrgi
atomisasi yang dinyatakan dalam ∆Hatom.Contoh unuk metana ,CH4, energi atomisasi merupakan
energi yang diserap dalam proses.
CH4(g)→C(g) + 4H(g)
Molekul-molekul diatom/diatomik yang sederhana, seperti H2,Cl2, dan HCl hanya
mempunyai satu ikatan,hingga energi ikatan dan energi atomisasi adalah sama.Panas menggunakan
panas pembentukan metana telah ditentukan ,besarnya -74,9 Kj/mol.Ini sesuai perubahan entalpi
∆Hf° untuk reaksi:
C(p,grafit) +2 H2(g) →CH4(g)
Langkah 1 dan 2 meliputi pembentuk atom-atom gas dari unsur-unsurnya dan panasnya telah
teukur.Kita telah mengetahui bahwa harga ∆Hf untuk CH4 hingga yang belum diketahui bahwa
haega ∆H3 yang besarnya adalah negatif harga energi atomisasi ( negatif karena langkah 3 meliputi
pembentkan ikatan kimia)
∆H3 = -∆H atom untuk CH4
Substitusi persamaan di atas dan penyelesaian untuk energi atomisasi memberikan:
∆Hatom = ∆H1 + ∆H2 - ∆H°f
Hal yang sama ∆H2 = 4 (+218 Kj).empat kali panas pembentuk 1 mol dari atom-atom H dalam
gas.Substitusi harga-harga tersebut dan panas pe,bentukan CH4 dalam persamaan diatas
memberikan hasil.
∆Hatom=(+715Kj) + ( +872 Kj) – (-74,9 kj)
=+ 1662 kj
Harga ini adalah jumlah total energi yang dibutuhkan untuk memutus semua katan C-H
dalam saru mol CH4.
H H
C=C
H H
Jika energi ikatan C-H adalah 415 kj/mol,maka hotung energi ikatan C=C.
Penyelesaian:Kita mengawali energi atomisasi untuk C2H4 yang sesuai dengan reaksi:
C2H4(g)→2 C(g)+4H(g)
Reaksi ini meliputi pe,utusan ikatan C-H maupun ikatan C=C,hingga ∆H atom sama dengan
empat kali energi iktan C-H ditambah energi ikatan C=C.

E. Entropi
Besaran kuantitatif termodinamika yang berkaitan dengan probabilitas disebut entropi dan
diberi tanda S. Makin besar entropi suatu sistem maka secara statistika, makin besar pula
probabilitasnya. Karena sistem mempunyai kecenderungan berubah secara secara spontan ke arah
probabilitas yang lebih besar, maka mereka cenderung berubah secara spontan ke arah entropi yang
besar. Jika perubahan entropi didefinisikan sebagai ∆S = Sakhir-Sawal, maka bila ∆S positif
(∆S>0), akan menjadi perubahan secara spontanitas.
Entropi suatu sistem tergantung pada sejumlah faktor. Contohnya padatan yang mempunyai
ketidakteraturan kecil dan entropinya paling rendah. Keadaan cair ketidakteraturan lebih besar,
sedangkan gas mempunyai ketidakteraturan yang paling besar.
Spadat<Scair<Sgas
Entropi sistem juga naik dengan kenaikan suhu. Bila senyawa dalam keadaan padat pada 0
K (-273°K), inti semua atom terlokalisasi teapat pada titik-titik kisinya. Jika suhu dinaikkan sedikit,
maka molekul mulai bergerak namun masih di sekitar kedudukan pada kisi, atom-atom sedikit
bergerak dari kedudukan aslinya, dan dikatakan sistem sedikit tak teratur. Entropi sistem naik bila
suhu naik.

F. Menentukan Tanda Entropi


Reakasi pembentukan amonia yang berasal sari reaksi antara hidrogen dengan nitrogen.
3 H2(g) + N2(g)→ 2 NH3(g)
Pada sisi sebelah kiri reakasi terdapat 4 mol gas (3 mol H2 plus 1 mol N2) dan disebelah
kanan hanya terdapat 2 mol gas.Ini bearti produk yang dibentuk menghasilkan molekul yang lebih
sedikit,yang juga bearti bahwa membentuk partikel yang lebih kompleks.Lebih kompleks bearti
lebih teratur hingga entropi rendah,dan ∆S negatif.

G. Hukum Kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan spontanitas. Suatu pernyataan hukum kedua
termodinamika adalah bahwa setiap perubahan yang spontanitas selalu terjadi kenaikan entropi.
Dua faktor yang mengontrol kejadian yang spontanitas adalah perubahan energi dan perubahan
entropi. Hukum kedua terodinamika yang berkaitan erat dengab perubahan entalpi dan perubahan
entropi bersama-sama menjadi kuantitas termodinamika tunggak, G, yang disebut energi bebeas
Gibbs. Energi bebas Gibbs didefinisikan sebagai :
G = H- TS
Untuk suatu perubahan pada T dan P konstan, maka :
∆G = ∆H-T∆S
Perubahan tenaga bebas gibbs,∆G terdiri atas dua faktor yang memberikan kontribusi terhadap
spontanitas, yaitu ∆H dan ∆S.

H. Entropi dan Energi Bebas Standar


Telah diuraikan diatas bahwa semua partikel pada keadaan padat menujukkan keteraturan
yang sempurna,pada suhu nol mutlak,dan pada suhu tersebut entropi minimum.Hukum ketiga
termodinamika memyatakn bahwa pada suhu nol muylak,entropi setiap senyawa kristal murni
adalah nol.
Entropi standar dapat digunakan untuk memghitung ∆S°untuk reaksi-reaksi yang diikuti
hukum Hess.
∆S°=(jumlah∆S° produk) – (jumlah ∆S° reaktan)
Dari panas pembentukan standar dan entropi standar kita dapat juga menghitung energi
bebas pembentuk stsndar ,∆G°f
∆G°f =(jumlah ∆G°fproduk) – (jumlah ∆G°f reaktan)
Seperti telah dikemukakan bahwa reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut
reaksi dapat baik. Apabila reaksi kedua arah yang berlawanan itu sama, reaksi demikian dikatakan
dalam keadaan kesetimbangan. Untuk menyatakannya digunakan dua anak panah yang
berlawanan arah ()
Contoh:
Reaksi kesetimbangan dalam sistim homogen. Kesetimbangan dalam sistim gas-gas:
N2 (g)+3 H2 (g) 2 NH3 (g)
Kesetimbangan dalam sistim larutan larutan:
Fe3 (aq) + CNS (aq) Fe(CNS)2 (aq)
*Reaksi kesetimbangan dalam sistim heterogen.
Kesetimbangan dalam sistim padat-gas:
CaCO3 (s)Ca(s) + CO2 (g)
Kesetimbangan dalam sistim padat-larutan:
AgCl (s) Ag* (aq) + CI (aq)
Dalam keadaan kesetimbangan reaksi tidak terhenti, tetapi telah berlangsung dalam dua arah
dengan kecepatan sama. Oleh karena itu ke setimbangan kimia merupakan kesetimbangan dinamis.

 HUKUM KESETIMBANGAN
Dari suatu percobaan pemanasan HI pada suhu tertentu dihasilkan campuran as gas H, dan
uap l,. Persamaan reaksinya adalah
2 10i - H,(8) + 1,)
Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu dilapatkan suatu harga yang konstan.
Berdasarkan percobaan semacam di atas ini, maka untuk berbagai reaksi setimbang yang lain selalu
didapatkan suatu harga yang konstan pada suhuyang tetap,dalam keadaan kesetimbangan pada suhu
tetap maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat
yang sisa dan masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koeffisien reaksinya, adalah
tetap.
Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan homogen:
pC+q D
m A +n B
maka berlaku hubungan antara zat hasil reaksi dengan zat yang sisa, sebagai berikut:
K adalah tetapan kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
C1 P.[D9
K =[A]m[B]
Dari persamaan kesetimbangan tersebut dapat disimpulkan:
Apabila harga K kecil, berarti zat yang dihasilkan sedikit dibanding
zat-zat yang tersisa.
1. [C1P.(D19
[A ]m IB]n
harga tetapan kesetimbangan K, berarti sistim belum mencapai dan apabila pada suhu tertentu harga
tidak sama dengan adaanya kesetimbangan.

 PERGESERAN KESETIMBANGAN
Suatu sistim yang telah mencapai keadaan kesetimbangan, akan tetap berusaha
mempertahankan kesetimbangannya dari pengaruh luar. Hal initelah dipelajari dan disimpulkan
sebagai azas Le Chatelier yang berbunyi:
“Bila pada suatu sistim kesetimbangan diadakan aksi, maka sistim akan mengadakan perubahan-
perubahan sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.”

 PERGESERAN KESETIMBANGAN
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat
adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal sebagai pergeseran kesetimbangan.
Tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan itu, antara lain:
1) Perubahan konsentrasi salah satu zat.
2) Perubahan volume atau tekanan, pada suhu tetap.
3) Perubahan suhu.

 PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT


Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat terselbut. Sebaliknya jika
konsentrasi salah satu zat diperkecil,kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.
Contoh:
Perhatikan sistim kesetimbangan berikut:
N2 (g)+3 H2(g) 2 NH3(g)
Jika ke dalam sistem kesetimbangan tersebut ditambahnya gas N2, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kanan. Artinya sebagian gas N2 dan gas H2 bereaksi lagi dan membentuk gas
NH3 sehingga tercapai keadaan kesetimbangan yang baru.
Jika dari sistem itu diambil gas H2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Gas NH3
akan terurai lagi dan membentuk gas N2 dan gas H2, sehingga tercapai keadaan kesetimbangan
yang baru.

 PERUBAHAN VOLUME
Perubahan volume menyebabkan perubahan konsentrasi dan untuk gas perubahan volume juga
menyebabkan perubahan tekanan.
Pengaruh perubahan volume terhadap sistim kesetimbangan dibedakan:
a. Untuk sistim kesetimbangan dengan jumlah koefisien sebelum dan sesudah reaksi sama, maka
perubahan volume tidak mempengaruhi keseimbangan.
b. Untuk sistim kesetimbangan dengan jundah koeffisien sebelum dan reaksi tidak sama, maka
pengecilan volume menyebabk.an kesetbnbangan bergeser ke arah zat-zat dengan jumlah
koeffisien yang terkæil. Sebaliknya, jika volume diperbesar kesetimbangan bergeser ke arah zat-
zat dengan jumlah koefisien terbesar.
Contoh :
N2 (g) + 3 + 2 NH3 (g)
Jlka volume diperkecil atau tekanan diperbesar, maka kesetimbangan terganggu. Untuk
mengatasi gangguan ini maka kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat dengan jumlah koeffisien
yang terkecil, yaitu ke arah NHS
 PERUBAHAN SUHU
Telah dikemukakan bahwa ada reaksi yang membutuhkan panas, reaksi semacam ini disebut
reaksi endoterm. Ada pula reaksi yang membebaskan panas, reaksi ini disebut reaksi eksoterm. Di
samping itu telah diketahui bahwa suhu mempengaruhi kecepatan reaksi, sehingga suhu juga
mempengaruhi kesetimbangan reaksi.
Jika pada sistim kesetimbangan suhu dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak
yang membutuhkan panas (endoterm). Sebalik• nya bila suhu diturunkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak yang mengeluarkan panas (eksoterm).
Contoh:

N2(g) + 2NH3(g) -22kka1


Reaksi pembentukan gas NH3 adalah ebbterm, sebaliknya reaksi peruraian gas NH3 adalah
eksoterm. Jika suhu dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak yang endoterm, yaitu
ke kiri. Sebagan NH3 akan terurai dan membentuk gas-gas Ni dan Ha sehingga tercapai keadaan
kesetimbangan yang baru. adalah peristiwa peruraian suatu senyawa menjadi bas
gun yang lebih sederhana. Reaksi dissosiasi adalah suatu reaksi setimbang. Contoh: Pemanasan
batu kapur (CaC03) dalam ruang tertutup, maka sebagian batu kapur ini akan terurai dan
menghasilkan kaput tohor ( Cao ) dan gas karbondioksida ( C02 Persarnaannya
adalah:
ca0(s) + coa(g)
Beberapa contoh Iain kesetimbangan dissosiasi adalah:
N204(g)
NH4Cl(g) 2N02(g)
NH3(g) + HC1(g)
2 Hl(g) H2(g) + 12(g)
2 NH3(g) N2(g) + 3 H2(g)
2 S03(g) 02(g)
Untuk mengetahui berapa bagian zat telah terurai atau terdissosiasi digunakan pengertian
derajat dissosiasi (a). Derajat dissosiasi didefinisikan Ebagi: perbandingan antara banyaknya zat
yang terurai dengan banyaknya zat mula-mula banyaknya at yang terurai banyaknya zat mula-mula
a ini terletak antara angka-angka 0 dan l .
a = 0 artinya zat itu tidak terurai.
a = hartinya setengah bagian dari zat itu terurai. a = 1 artinya zat itu terurai sempurna.
SUSUNAN KFSETIMBANGAN GAS-GXS SETELAH DISSOSIASI
ruang V liter telah dipanaskan a mol uap amonium klorida
Pada suhu tertentu uap amonium klorida terurai dengan derajat dissosiasi a dan kemudian
mencapai keadaan setimbang.
Persamaannya adalah:
NH4Cl(g) NH3Q) + HCl(g)
Susunan kesetünbangan setelah dissosiasi dapat dicari sebagai berikut:
Misalnya banyaknya NH4C1 mula mula = a mol. Banyaknya mol NH4Cl terurai dicari
berdasarkan:
banyaknya NH4Cl yang terurai banyaknya NH4Cl mula-mula atau :
banyaknya NH4Cl yang terurai a mol
atau:
Banyaknya NH4Cl yang terurai = a a mol.
Semula ada a mol NH4Cl dan banyaknya NH4Cl yang terurai adalah a a mol, maka sisa NH4Cl =
(a aa ) mol = a ( 1 — a) mol.
Menurut persamaan reaksi:
jika I mol NH4Cl terurai akan menghasilkan 1 mol NH3 dan 1 mol HCI.
Jika a a mol NH4Cl yang terurai akan menghasilkan a a mol NH3 dan a a mol HCI.
Susunan kesetimbangan gas-gas setelah dissosiasi adalah:
UapNH4Clsisa = a ( I —a) mol.
Gas NH3 yang terjadi = a a mol. Gas HCI yang terjadi = a a mol.

Anda mungkin juga menyukai