Bila pereaksi-pereaksi dicampurkan hingga terjadi reaksi kimia, sering terjadi pembentukan hasil
berjalan tidak sempurna. Pada keadaan awal pereaksi pereaksi mempunyaikonsentrasi yang tertentu. Bila
reaksi berlangsung, konsentrasi-konsentrasi pereaksi menjadi tetap. Pada suatu saat konsentrasi konsentrasi
tidak berubah lagi. Keadaan ini dikenal sebagai keadaan keseimbangan kimia.
A. Kostanta keseimbangan, Kc
Dalam pengukuran konstanta keseimbangan, nilai Kc suatu reaksi, pertama-tama reaksi harus
ditunggu sampai mencapai keseimbangan. Tetapi, dalam pengukuran konsentrasi reaktan atau produk
sering kali sejumlah larutan diambil untuk dianalisi. Pengambilan larutan ini akan mempengaruhi
keseimbangan. Idealnya harus digunakan suatu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan untuk
dianalisis. Salah satu metode yang tidak melibatkan pengambilan larutan dalam menentukan konsentrasi
reaktan atau produk adalah metode calorimeter.
Reaksi kesimbangan :
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, tetapi dapat dikatalisis oleh ion H. Walaupun telah dikataliss,
untuk mencapai keseimbangan masih dibutuhkan beberapa hari. Karena reaksi berlangsung sangat lambat,
konsentrasi reaktan maupun produk dapat ditentukan dengan titrasi yang dilakukan dengan cepat. Titrasi
yang dilakukan dengan cepat, diharapkan tidak mengganggu keseimbangan secara nyata. Konstanta
keseimbangan dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
Kc = [CH3COOC2H5][H2O]
[CH3COOH][C2H5OH]
Timbal klorida (PbCI2) sedikit larut dalam air. Keseimbangan yang terjadi pada larutan PbCl, jenuh
dapat ditulis sebagai berikut:
(apbCl2)
Karena aktivitas padatan murni=1, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:
Dalam larutan encer, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam satuan molar. Nilai Kp di
atas dikenal sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl 2.
Energi "Energi" adalah istilah yang banyak digunakan yang mewakili suatu konsep yang abu Sebagai
contoh, ketika kita merasa letih, kifa dapat mengatakan kita tidak memiliki energi diketahui dan dikenali
melalui akib akibatnya. Energi tidak dapat dilihat, disentuh. dicium, atau ditimbang.
Energi biasa didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja atau "gaya x jarak". Semua
bentuk energi mampu melakukan kerja, tetapi tidai semuanya relevan dengan kimia. Sebagai contoh, energi
yang terkandung dalam ombak air laut dapat dimanfaatkan untuk melakukan kerja yang berguna, tetapi
hubungan antan ombak dan kimia sangat sedikit. Kimiawan mendefinisikan kerja (work) sebagai perubahos
energi yang langsung dihasilkan oleh suatu proses. Energi kinetik-energi yang dihasilka oleh benda
bergerak-adalah salah satu bentuk energi yang menarik perhatian khusus.
a. Energi radiasi (radiant ener8y), atau energi matahari, berasal dari matahari dan merupakan sumber
energi utama dari Bumi. Energi matahari memanaskan atmosfer da permukaan Bumi, merangsang
pertumbuhan tanaman melalui proses yang dikenal sebaga fotosintesis, dan mempengaruhi pola
iklim dunia.
b. Energi termal (thermal energy) adalah energi yang berkaitan dengan gerak acak atom-atom dan
molekul. Secara umum, energi termal dapat dihitung dari pengukuran suhu. Makin kuat gerakan
atom-atom dan molekul dalam suatu materi, makin panas materi itu dan makin besar energi
termalnya. Tetapi, kita harus membedakan secara hati hati antara energi termal dan suhu. Secangkir
kopi pada suhu 70°C mempunyai suhu yang lebih tinggi dibanding bak yang terisi air hangat pada
suhu 40 C, tetapi energy termal yang tersimpan dalam bak air itu jauh lebih banyak karena volume
dan massaa yang lebih besar dibanding kopi tersebut dan karenanya lebih banyak molekul air dat
lebih hanyak gerakan molekul,
c. Energi kimia (chemical eneryRy) tersimpan dalam satuan struktur zat kimia, besamya reaksi kimia,
energi kimia dilepaskan, disimpan, atau diubah menjadi bentuk energy lainnya
d. Energi potensial (potential energy) adalah energi yang tersedia akibat posisi bendi ditentukan oleh
jenis dan susunan atom-atom penyusunnya. Ketika zat-zat terlibat dalan lainnya, contoh:karena
ketinggiannya, sebuah batu di puncak bukit memiliki cnergi potensial lebih besar dan akan
membuat percikan yang lebih besar bila jatuh kedalam air dibandingkan betu serupa yang letaknya
lebih dibawahnya.
Entalpi reaksi (enthalpy of reaction) AH, sebagai selisih antara entalpi produk dan entalpi
reaktan: AH Hiproduk)- H(reaktan)
Entalpi reaksi dapat bernilai positif atau negatif, bergantung pada prosesnya. Untuk proses
endotermak (kalor diserap oleh sistem dan lingkungan), AH bernilai positif (yaitu, AH> 0) Untuk
proses eksotermik (kalor dilepaskan oleh sistem ke lingkungan), AH bernila negatif (yaitu, AH <0).
KALOMETRI
Pertukaran kalor dalam proses fisika dan kimia diukur dengan kalorimetri. Pengukuran kalor
akan tergantung pada pemahaman tentang kalor jenis dan kapasitas kalor.
Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Kalor jenis (specifie heat) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
mennaikkan suhu satu gram zat sehesar satu derajat Celsius. Kapasitas kalor (heat capacity) (C)
suatu zat adalah jamlah kalor yang dibutuhkan untak menaikkan suhu sejumlah zat sebesar satu
derajat Celsias. Kalor jenis merupakan sifat intensif, sedangkan kapasitas kalor merupakan sifat
intensif. Hubungan antara kapasitas kalor dan kalor jenis suatu zat adalah;
C= ms
m = massa zat dalam gram.
Misalaya, kalor jenis air adalah 4,184 J/g C dan kapasifas kalor 60 g air bahwa kalor jenis
mempunyai satuan Ve.C sedangkan kapasitas kalor. jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah siatu zat,
maka jamlah kalor.
Contoh: gas ditempatkan dalam silinder yang dilengkapi dengan kelrp,dan mengalami ekdpansi
dengan mendorong kelep kemuka.kelep menggunakan sutu tekanan pada gas yang berasal dari gaya
F yang menyebar ke suluruh luasan kelep A.
P=F
Volume gas dalam silinder sama dengan luas penampang lintangnya,A kali tinggi kolom gas,h.
V =A h
Bila gas melakukan ekspansi dan menekan kemnbali kelep,A tetap sama tetapi h berubah,Hingga
perbahan volume adalah:
∆V =Vf – Vi
∆V = Ahf – Ahi
∆V = A (hf – hi) = A (∆h)
Vf adalah volume akhir dan Vi adalah volume awal,sedangkan hf adalah tinggi akhir dan hi adalah
tinggi awal.Hasil kali tekanan dengan perubahan volume adalah:
P ∆V =F A (∆h) =F ∆h
Kita melihat bahwa P∆V sama dengan gaya (F) kali jarak (∆h) dan ini adalah sama dengan
kerja.Kenyataan P∆V adalah jumlah kerja bahwa sistem melakukan kerja pada sekitar.
W sekitar =P∆V
Tetapi sekitar memperoleh energi,maka sistem arus kehilangan sejumlah kerja yang
sama,hingga untuk sistem, W sistem = -P ∆V
Jika tekanan dimyatakan dengan satuan atmosfer dan perubahan volume dinyatakan dalam satuan
liter,maka P∆V mempunyai satuan liter x armosfer (L atm),atau dapat dikonversi menjado energi
dengan satuan Joule atau Kalori:
1 L atm = 101,3J
1 L atm = 24,2 Kal
C. Panas Reaksi
Percobaan yang mengukur panas reaksi pada volume tetap dan diukur pada volume tetap
karena selama reaksi tidak terjadi perubahan volume. Karena ∆V = 0, P∆V = 0, dan w = 0; tidak
ada kerja ekspansi yang dilakukan baik oleh sistem atau sekitarnya.
Dengan demikian, panas reaksi sama dengan ∆E,
∆E = q+w = q+0
Penandaan panas dengan tanda v memberikan arti kondisi pada volume konstan, hingga :
∆E = qv
Karena kebanyakan reaksi yang dibicarakan terjadi pada tekanan konstan,di samping pada
volume konstan, maka para pakar termodinamika menyatakan secara kuantitatif, menyebut entlapi.
Entalpi, H, suatu sistem didefinisikan sebagai :
H = E+PV
Dan untuk perubahan pada tekanan konstan
∆H =∆E +P∆V
Jika hanya kerja ekspansi yang mungkin untuk sistem, maka :
∆E = q-P∆V
Persamaan menjadi :
∆H =(q-P∆V) + P∆V
Yang disederhanakan menjadi
∆h = qp
Perubahan entalpi untuk reaksi sama dengan panas reaksi yang diukur pada tekanan konstan,qp.
D. Energi Ikatan dan Panas Reaksi
Dalam reaksi kimia,perubahan energi potensial terjadi bila ikatan putus dan ikatan baru
terbentuk,dan keadaan ini dinyatakan dalam sejumlah energi yang diserap atau diberikan bila suatu
reaksi terjadi.Contoh untuk H2,energi yang diserap dalam reaksi berikut adalah energi ikatan.
H2(g)→2 H(g)
Untuk molekul komplek;energi yang dibutuhkan untuk memutus semua ikatan disebut enrgi
atomisasi yang dinyatakan dalam ∆Hatom.Contoh unuk metana ,CH4, energi atomisasi merupakan
energi yang diserap dalam proses.
CH4(g)→C(g) + 4H(g)
Molekul-molekul diatom/diatomik yang sederhana, seperti H2,Cl2, dan HCl hanya
mempunyai satu ikatan,hingga energi ikatan dan energi atomisasi adalah sama.Panas menggunakan
panas pembentukan metana telah ditentukan ,besarnya -74,9 Kj/mol.Ini sesuai perubahan entalpi
∆Hf° untuk reaksi:
C(p,grafit) +2 H2(g) →CH4(g)
Langkah 1 dan 2 meliputi pembentuk atom-atom gas dari unsur-unsurnya dan panasnya telah
teukur.Kita telah mengetahui bahwa harga ∆Hf untuk CH4 hingga yang belum diketahui bahwa
haega ∆H3 yang besarnya adalah negatif harga energi atomisasi ( negatif karena langkah 3 meliputi
pembentkan ikatan kimia)
∆H3 = -∆H atom untuk CH4
Substitusi persamaan di atas dan penyelesaian untuk energi atomisasi memberikan:
∆Hatom = ∆H1 + ∆H2 - ∆H°f
Hal yang sama ∆H2 = 4 (+218 Kj).empat kali panas pembentuk 1 mol dari atom-atom H dalam
gas.Substitusi harga-harga tersebut dan panas pe,bentukan CH4 dalam persamaan diatas
memberikan hasil.
∆Hatom=(+715Kj) + ( +872 Kj) – (-74,9 kj)
=+ 1662 kj
Harga ini adalah jumlah total energi yang dibutuhkan untuk memutus semua katan C-H
dalam saru mol CH4.
H H
C=C
H H
Jika energi ikatan C-H adalah 415 kj/mol,maka hotung energi ikatan C=C.
Penyelesaian:Kita mengawali energi atomisasi untuk C2H4 yang sesuai dengan reaksi:
C2H4(g)→2 C(g)+4H(g)
Reaksi ini meliputi pe,utusan ikatan C-H maupun ikatan C=C,hingga ∆H atom sama dengan
empat kali energi iktan C-H ditambah energi ikatan C=C.
E. Entropi
Besaran kuantitatif termodinamika yang berkaitan dengan probabilitas disebut entropi dan
diberi tanda S. Makin besar entropi suatu sistem maka secara statistika, makin besar pula
probabilitasnya. Karena sistem mempunyai kecenderungan berubah secara secara spontan ke arah
probabilitas yang lebih besar, maka mereka cenderung berubah secara spontan ke arah entropi yang
besar. Jika perubahan entropi didefinisikan sebagai ∆S = Sakhir-Sawal, maka bila ∆S positif
(∆S>0), akan menjadi perubahan secara spontanitas.
Entropi suatu sistem tergantung pada sejumlah faktor. Contohnya padatan yang mempunyai
ketidakteraturan kecil dan entropinya paling rendah. Keadaan cair ketidakteraturan lebih besar,
sedangkan gas mempunyai ketidakteraturan yang paling besar.
Spadat<Scair<Sgas
Entropi sistem juga naik dengan kenaikan suhu. Bila senyawa dalam keadaan padat pada 0
K (-273°K), inti semua atom terlokalisasi teapat pada titik-titik kisinya. Jika suhu dinaikkan sedikit,
maka molekul mulai bergerak namun masih di sekitar kedudukan pada kisi, atom-atom sedikit
bergerak dari kedudukan aslinya, dan dikatakan sistem sedikit tak teratur. Entropi sistem naik bila
suhu naik.
HUKUM KESETIMBANGAN
Dari suatu percobaan pemanasan HI pada suhu tertentu dihasilkan campuran as gas H, dan
uap l,. Persamaan reaksinya adalah
2 10i - H,(8) + 1,)
Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu dilapatkan suatu harga yang konstan.
Berdasarkan percobaan semacam di atas ini, maka untuk berbagai reaksi setimbang yang lain selalu
didapatkan suatu harga yang konstan pada suhuyang tetap,dalam keadaan kesetimbangan pada suhu
tetap maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi zat-zat
yang sisa dan masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koeffisien reaksinya, adalah
tetap.
Pernyataan tersebut dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan homogen:
pC+q D
m A +n B
maka berlaku hubungan antara zat hasil reaksi dengan zat yang sisa, sebagai berikut:
K adalah tetapan kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap.
C1 P.[D9
K =[A]m[B]
Dari persamaan kesetimbangan tersebut dapat disimpulkan:
Apabila harga K kecil, berarti zat yang dihasilkan sedikit dibanding
zat-zat yang tersisa.
1. [C1P.(D19
[A ]m IB]n
harga tetapan kesetimbangan K, berarti sistim belum mencapai dan apabila pada suhu tertentu harga
tidak sama dengan adaanya kesetimbangan.
PERGESERAN KESETIMBANGAN
Suatu sistim yang telah mencapai keadaan kesetimbangan, akan tetap berusaha
mempertahankan kesetimbangannya dari pengaruh luar. Hal initelah dipelajari dan disimpulkan
sebagai azas Le Chatelier yang berbunyi:
“Bila pada suatu sistim kesetimbangan diadakan aksi, maka sistim akan mengadakan perubahan-
perubahan sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.”
PERGESERAN KESETIMBANGAN
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat
adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal sebagai pergeseran kesetimbangan.
Tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan pergeseran kesetimbangan itu, antara lain:
1) Perubahan konsentrasi salah satu zat.
2) Perubahan volume atau tekanan, pada suhu tetap.
3) Perubahan suhu.
PERUBAHAN VOLUME
Perubahan volume menyebabkan perubahan konsentrasi dan untuk gas perubahan volume juga
menyebabkan perubahan tekanan.
Pengaruh perubahan volume terhadap sistim kesetimbangan dibedakan:
a. Untuk sistim kesetimbangan dengan jumlah koefisien sebelum dan sesudah reaksi sama, maka
perubahan volume tidak mempengaruhi keseimbangan.
b. Untuk sistim kesetimbangan dengan jundah koeffisien sebelum dan reaksi tidak sama, maka
pengecilan volume menyebabk.an kesetbnbangan bergeser ke arah zat-zat dengan jumlah
koeffisien yang terkæil. Sebaliknya, jika volume diperbesar kesetimbangan bergeser ke arah zat-
zat dengan jumlah koefisien terbesar.
Contoh :
N2 (g) + 3 + 2 NH3 (g)
Jlka volume diperkecil atau tekanan diperbesar, maka kesetimbangan terganggu. Untuk
mengatasi gangguan ini maka kesetimbangan bergeser ke arah zat-zat dengan jumlah koeffisien
yang terkecil, yaitu ke arah NHS
PERUBAHAN SUHU
Telah dikemukakan bahwa ada reaksi yang membutuhkan panas, reaksi semacam ini disebut
reaksi endoterm. Ada pula reaksi yang membebaskan panas, reaksi ini disebut reaksi eksoterm. Di
samping itu telah diketahui bahwa suhu mempengaruhi kecepatan reaksi, sehingga suhu juga
mempengaruhi kesetimbangan reaksi.
Jika pada sistim kesetimbangan suhu dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak
yang membutuhkan panas (endoterm). Sebalik• nya bila suhu diturunkan maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak yang mengeluarkan panas (eksoterm).
Contoh: