Anda di halaman 1dari 33

Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja

Kata "remaja" berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow
maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara
eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara
masa anak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & GullotTa masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20
tahun.Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 sampai
16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun sampai 18 tahun). Masa remaja awal
dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai
transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara anak dan
dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja
terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan
cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa anak
masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian
dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih
terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua
organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu
berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; papalia & Olds, 2001).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan (papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya
pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara
konkret menjadi abstrak.
Transisi ke masa remaja
Hakekatnya
Sifat kontinuitas dan dan diskontinuitas adalah ciri transisi dari masa anak-anak ke masa
remaja. Seperti pada perkembangan anak-anak, faktor-faktor genetis, biologis, lingkungan, dan
pengalaman, berinteraksi dalam perkembangan anak remaja.
Perkembangan fisik
Perubahan pubertas
Pubertas adalah suatu periode kedewasaan kerangka tubuh dari seksual yang cepat,
terutama terjadi pada awal masa remaja. Testosteron memainkan peran penting dalam
perkembangan
pubertas
laki-laki,
estradiol
pada
perkembangan
pubertas
perempuan.Pertumbuhan yanng cepat pada anak laki-laki terjadi sekitar 2 tahun lebih telat dari
pada pada anak-anak perempuan, yakni 12 tahun usia awal rata-rata pada anak laki-laki, 10
tahun usia awal rata-rata pada anak- anak perempuan. Kematangan individual pada masa
pubertas bersifat menyeluruh.
Remaja memperliihatkan minat yang semakin besar pada citra tubuhnya. Kematangan yang
lebih awal cenderung terjadi pada anak laki-laki, setidaknya selama masa remaja. Meskipun
demkian, sebagai orang dewasa, anak laki-laki yang terlambat matang mencapai identitas yang

lebih berhasil. Para penelti semakin menemukan bahwa anak-anak perempuan yang lebih awal
matang lebih mudah terkena sejumlah masalah.
Baru-baru ini beberapa sarjana mengemukakan keraguan bahwa dampak-dampak pubertas
terhadap perkembangan tidak sekuat yang pernah di bayangkan. Penting diingat bahwa
perkembangan remaja dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, kognitif, dan
sosial, dan tidak hanya didominasi oleh faktor-faktor biologis. Sementara kematangan yang lebih
awal atau terlambat secara ekstrim dapat menempatkan seseorang anak remaja pada suatu resiko,
dampak dampak menyeluruh kematangan yang lebih awal dan terlambat tidaklah besar.Ini tidak
berarti bahwa pubertas dan kematangan yang lebih awal atau terlambat tidak berdampak
terhadap perkembangan, tetapi perubahan pubertas-perubahan pubertas selalu harus
dipertimbangkan dalam kerangka interaksi faktor-faktor biologis, kognitif dan sosial yang lebih
luas.
Perkembangan kognitif
Pemikiran operasional formal
Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 hingga15
tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealistis, dan logis dari pada pemikiran
opersional konkret. Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu menggunakan pemikiran
deduktif hipotesis. beberapa gagasan piaget tentang pemikiran operasional formal akhir-akhir ini
dipertanyakan kebenarannya.
Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial adalah fitur perkembangan
remaja. Remaja mengembangkan suatu tipe egosisentrisme khusus yang meliputi penonton
khayalan dan dongeng pribadi tentang mahluk yang unik. Remaja mulai berpikir tentang
kepribadian sama seperti cara yang dilakukan oleh para ahli tori kepribadian, dan mereka
memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara yang lebih cangih.
Pengambilan keputusan
Masa remaja adalah masa semakin meninggkatnya pengambilan keputusan. remaja yang
lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja yang lebih muda, di
mana mereka lebih kompeten dari pada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan
tidak menjamin kemampuan itu akan di terapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya
pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan
mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada
remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah orientasi masyarakat
terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai.
Sekolah
Fungsi sekolah
Pada abad ke-19, sekolah-sekolah menengah lanjutkan hanya untuk kaum elit. Pada tahun
1920-an, sekolah-sekolah telah berubah menjadi semakin komprehensif dan melatih remaja
untuk bekerja dan menjadi warga negara, serta meningkatkan intelektualitas mereka. sekolah
menenganh atas yang komprehensif tetap bertahan dewasa ini, tetapi fungsi sekolah menengah
lanjutkan terus diperdebatkan. Beberapa kalangan mempertahankan pendapat bahwa fungsi
sekolah seharusnya adalah pengembangan intelektual, antara lain menuntut fungsi yang lebih
komprehensif.
Putus Sekolah dari sekolah Menegah Atas
Putus sekolah adalah suatu masalah serius selama beberapa dasawarsa. Banyak murid putus
sekolah mengalami kekurangan-kekurangan pendidikan yang menghambat kesejahteraan
ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa mereka. Beberapa kemajuan telah dicapai;
angka putus sekolah bagi kebanyakan kelompok-kelompok etnis minoritas menurun dalam

beberapa dasawarsa terakhir, meskipun angka putus sekolah bagi kelompik etnis minoritas yang
tinggal di kota-kota besar dan berpengasilan rendah masih cukup tinggi. Murid-murid putus
sekolah karena alasan-alasan ekonomi dan pribadi yang berhubungan dengan sekolah. Untuk
mengurangi angka putus sekolah, lembaga-lembaga masyarakat khususnya sekolah harus
mengatasi hambatan-hambatan antara pekerjaan dengan sekolah.
Transisi ke sekolah menengah lanjutan atau sekolah menengah pertama
Muncul sekolah menengah pertama pada tahun 1920-an dan 1930-an dibenarkan atas dasar
perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial pada masa awal remaja dan kebutuhan akan lebih
banyak sekolah sebagai jawaban atas bertambahnya populasi murid. sekolah-sekolah menengah
pertama semakin populer pada tahun-tahun terakhir ini. Bersamaan dengan tibanya masa
pubertas yang lebih awal. transisi ke sekolah menengah pertama bersamaan dengan banyaknya
perubahan-perubahan sosial, keluarga, dan individu dalam kehidupan anak remaja.Transisi
meliputi peralihan dari posisi teratas ke posisi terbawah. sekolah-sekolah yanhg berhasil bagi
remaja muda memperhitungkan perbedaan-perbedaan individual dalalm perkembangan secara
serius, memperlihatkan suatu keprihatian yang dalam terhadap apa yang dikenal sebagai awal
masa remaja, dan menekankan perkembangan sosial dan emosional sebanyak perkembangan
interlektual.
Masalah-masalah dan gangguan-gangguan
Obat-obatan dan alkohol
Amerika serikat memiliki tingkat remaja pengguna obat-obatan tertinggi dibandingkan
dengan semua negara industri maju. Tahun 1960-an dan 1970-an adalah suatu masa yang
ditandai dengan meningkatnya penggunaan obat-obatan oleh remaja. Sejak pertengahan tahun
1980-an telah muncul kecenderungan penurunan yang kecil dalam penggunaan obat-obatan di
kalangan remaja, tetapi pada awal tahun 1990 tercatat suatu kecenderungan peningkatan dalan
penggunaan obat-obatan. Alkohol adalah obat-oatan yang paling banyak digunakan oleh para
remaja; alkohol yang disalah gunakan oleh para remaja merupakan suatu masalah. minuman
keras-minuman keras merupakan suatu masalah. Minuman minuman keras merupakan hal yang
umum, kokain adalah obat yang sangat kontroversial. Penggunaannya oleh anak-anak sekolah
menengah atas pertama kali menurun dalam kurun waktu 8 berlanjut. Perkembangan, orang tua,
teman-teman sebaya, dan penggunaan obat-obatan oleh para remaja
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja mengacu kepada suatu tentang perilaku yang luas, dari perilaku yang
tidak dapat diterima secara sosial ke pelanggaran status hingga tindakan-tindakan kriminal.Untuk
kepentingan hukum, suatu perbedaan dibuat antara pelanggaraan indeks (seperti tindakantindakan kriminal terlepas apakah dilakukan oleh remaja atau orang dewasa) dan pelanggaran
status (dilakukan oleh pemuda di bawah usia tertentu). Faktor yang mendorong kontak meliputi
identitas negatif derajat kelamin laki-laki, harapan-harapan yang rendah pada pendidikan dan
komitimen yang rendah terhadap pendidikan, kuatnya pengaruh teman sebaya dan rendahnya
penolakan terhadap tekanan teman sebaya dan rendah nya penolakan terhadap tekanan teman
sebaya, kegagalan orang tua untuk memantau anak remaja mereka secara memadai, disiplin yang
tidak efektif oleh orangtua, dan hidup di suatu lingkungan kota, yang angak kriminalitas tinggi,
dengan mobilitas yang tinggi. program-program yang berhasil tidak berfokus pada kenakalan
remaja (tetapi meliputi kompenen-kompenen lain seperi pendidikan, kompenen pun "peluru
ajaib") mulai di awal perkembangan anak, seringkali melibatkan sekolah, berfokus pada
lembaga-lembaga sementara memperhatikan terindividualisasi terhadap kenakalan-kenakalan ,
dan meliputi pemiliharaan.
Bunuh diri

Angaka bunuh diri meningkat,. Dimulai sekitar pada usia 15 tahun. Angka bunuh diri
meningkat secara dramatis. Faktor-faktor proksimal dan distal terlibat dalam sebab-sebab bunuh
diri.
Gangguan-ganguan makan
Anoreksia nervosa dan bulimia semakin menjadi masalah bagi kaum remaja
perempuan.Alasan sosial, psikologis, dan fisiologis dari gangguan-gangguan ini telah
dikemukakan.
Status remaja saat ini
Mayoritas remaja dewasa ini berhasil melalui tahapan dari masa keci ke masa
dewasa.Menurut beberapa kireteria, para remaja dewasa ini juga berhasil dari rekan-rekan
mereka pada satu atau dua dasarwarsa sebelumnya. Akan tetapi cukup banyak para remaja
dewasa ini tidak di beri kesempatan dan dukungan yang memadai untuk menjadi orang dewasa
yang berkompeten. Dalam banyak hal, para remaja dewasa ini diperhadapakan kekpada sebuah
lingkungan yang kurang stabil dibandingkan dengan satu atau dasawarsa yang lalu. Adalah
penting untuk memandang para remaja sebagai suatu kelompok yang hetrogen karena
munculnya sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat karakteristik khusus
para remaja yang digambarkan.
Citra ideal masa remaja dan pesan-pesan yang ambivalen masyarakat kepada para
remaja
Masyarakat kita tampaknya tidak yakin tentang bagaimana masa remaja yang seharusnya dan
yang tidak seharusnya. Ada banyak bidang seperti kemandirian, seksualitas, hukum-hukum dan
nilai-nilai, serta pendidikan, di mana orang-orang dewasa memiliki citra ideal tentang para
remaja tetapi mengkomunikasikan pesan-pesan yang ambivalen kepada remaja, yang dapat
berperan dalam masalah-masalah remaja.
Pemuda yang beresikio
Tumbuh kesadaran bahwa perilak-perilaku berisiko tinggi pada para remaja seringkali
tumpang tindih dengan empat bidang keprihatinan khusus: kenakalan remaja, penyalahgunaan
obat-obatan, kehamilan remaja, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan sekolah. 15
sampai 25 persen para remaja berisiko karena terbatasnya kemungkinan mereka menjadi orangorang dewasa produktif. Dua pendekatan yang mengandung aplikasi yang paling luas untuk
memperbaiki kehidupan para remaja beresiko: memberi perhatian individual kepada anak-anak
dan para remaja yang berisiko serta mengembangkan penanganan yang berbasis masyarakat luas.
Perkembangan Psikologi Remaja
Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan
psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar
psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan
manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat
menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini adalah
berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis
selama menjadi pendidik.
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya
si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat

tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah
bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh
temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.
Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku
"pemberontakan" dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering
menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah, maka remaja
akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat
remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya
pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya
tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga
dilakukan remaja terhadap orang-orang 'yang dianggap sebagai pengganti orang tua', guru
misalnya.
Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya
pergaulan.Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah
mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap
perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan
jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam
perkembangan remaja tersebut.
Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai
kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang
dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan
pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa
dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).
Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang
yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang
dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep
mengenai harus menjadi seperti siapakah "aku"?, Sehingga hal tersebut dijadikan pegangan
dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orangorang 'yang dianggap sebagai pengganti orang tua' untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri
sebagai idola bagi para remaja tersebut.
Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri
khusus pada remaja, antara lain:
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat

Emosinya tidak stabil

Perkembangan Seksual sangat menonjol

Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)

Terikat erat dengan kelompoknya


Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas umur remaja,
tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara pasti
tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa transisi.
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

a. Masa Pra pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
Anak mulai bersikap kritis
b. Masa pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya

Memperhatikan penampilan

Sikapnya tidak menentu / plin-plan

Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.Cirinya:
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria

2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun


Adalah masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis

mulai menyadari akan realitas

sikapnya mulai jelas tentang hidup

mulai nampak bakat dan minatnya


Dengan mengetahui berbagai tuntutan psikologis perkembangan remaja dan ciri-ciri usia
remaja, diharapkan para orangtua, pendidik dan remaja itu sendiri memahami hal-hal yang harus
dilalui pada masa remaja ini sehingga bila remaja diarahkan dan dapat melalui masa remaja ini
dengan baik maka pada masa selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.
Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para orang tua dan
pendidik tentang baerbagai tuntutan psikologis ini, sehingga perilaku mereka seringkali tidak
mampu mengarahkan remaja menuju kepenuhan perkembangan mereka. Bahkan tidak jarang
orang tua dan pendidik mengambil sikap yang kontra produktif dari yang seharusnya diharapkan,
sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Sebuah PR yang
panjang bagi orang tua dan pendidik, yang menuntut mereka untuk selalu mengevaluasi sikap
yang diambil dalam pendidikan remaja yang dipercayakan kepada mereka. Dengan demikian,
diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan dorongan dan motivasi yang tepat
untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya.

Perkembangan Fisik Anak Usia Dini


Sebagai seorang anak dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar
bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari
proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu
kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak
lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan.
Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai
dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka
yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.

Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia


Dini
Pengembangan Keterampilan
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini
terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin
kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan
kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak
mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal.
Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak berbeda. Namun, hampir
semua anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan motorik ini pada tingkat yang
cukup konsisten kecuali beberapa jenis kecacatan hadir.

Ada dua jenis keterampilan motorik:

Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih


besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan
motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi. Ketika
mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli
melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.

Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari
kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan
motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang
benda, melempar, melambai dan penangkapan.

Pertumbuhan Fisik
Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:
Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti,
kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar
bagaimana melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan
sebelum mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan
motorik seperti menggambar.

Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh
menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan
tangan.

Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah
sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka
belajar cara merangkak

Mengenal Anak Pra Remaja


(Umur 12-14 Tahun)

Pertumbuhan anak Tunas Remaja sering mengejutkan, karena tiba-tiba


tubuh mereka berubah cepat dan kita tidak lagi bisa mengenali
mereka sebagai anak-anak. Namun demikian di balik tubuh yang
bertumbuh tsb. keadaan kejiwaan mereka masih kekanak-kanakan. Hal
ini sering membingungkan anak Tunas Remaja, karena meskipun mereka
tidak lagi dianggap anak-anak tapi mereka belum bisa diterima
di lingkungan orang dewasa. Marilah kita mengenal mereka lebih
dekat:
A. CIRI KHAS SECARA JASMANI

1. Pertumbuhan fisik berkembang sangat pesat, sehingga mengakibatkan


ketidakstabilan. Mereka merasa resah karena hal tersebut, untuk
itu mereka membutuhkan perhatian dan pengertian, serta makanan
yang bergizi.
2. Berat dan tinggi badan anak perempuan bertambah lebih cepat dari
anak laki-laki. Rata-rata anak perempuan memang memiliki
kedewasaan fisiologis dua tahun lebih cepat dibanding anak lakilaki. Baik laki-laki maupun perempuan pada usia ini amat peka
akan keadaan fisik mereka. Karena itu, dalam membina hubungan
yang sehat, jangan biarkan mereka (termasuk gurunya) membuat
gurauan/ledekan mengenai keberadaan fisik anak-anak ini.
3. Sudah mulai mengalami proses kematangan seksual, dimana anak
perempuan mulai mengalami mensturasi. Guru wanita sebaiknya mulai
menyadari hal ini dengan memberikan waktu untuk berbicara secara
pribadi kepada mereka, karena sering mereka malu berbicara tentang
hal ini dengan orang tua mereka sendiri.

4. Pita suara semakin dewasa, yang menyebabkan suara anak laki-laki


berubah. Besar kemungkinan sebagian anak laki-laki merasa malu
karenanya dan enggan untuk menyanyi. Untuk itu, guru dengan
bijaksana harus menyadari hal ini dan tidak memberi celaan kalau
suara mereka mengganggu dalam paduan suara. Sebaliknya berikan
dorongan pada mereka, tapi bukan dengan paksaan.
5. Pertumbuhan jasmani yang pesat mengakibatkan gerak-gerik anak
pra-remaja menjadi kurang lincah, misalnya: mudah menumpahkan
sesuatu, kakinya tersandung, dsb. Masa ini dapat menjadi masa
usia dimana mereka seringkali merasa kikuk. Oleh karena itu
guru sebaiknya bersikap sabar dan penuh pengertian pada mereka.
6. Memasuki masa remaja, anak-anak ini tidak lagi terlalu suka
melakukan berbagai permainan/kegiatan yang menuntut aktivitas
seluruh anggota tubuh mereka (seperti layaknya dilakukan oleh
anak-anak usia pratama dan madya). Mereka sekarang cenderung
menyukai permainan kelompok, permainan yang mempunyai peraturan
tertentu serta menuntut ketrampilan. Ketrampilan, keahlian
serta kemampuan fisik merupakan sesuatu yang amat penting,
terutama bagi anak laki-laki.
B. CIRI KHAS SECARA MENTAL

1. Inilah usia dimana seorang anak memiliki kepekaan intelektual


yang tinggi, suka mengadakan eksplorasi, diliputi perasaan
ingin tahu, dan amat berminat terhadap segala sesuatu yang
terjadi di sekelilingnya. Penting bagi guru untuk merancang
berbagai program/aktivitas menarik yang mampu merangsang daya
pikir serta kreativitas mereka.
2. Pada usia ini, seorang anak senang berdebat dan mengkritik.
Mungkin kalimat yang diucapkannya kedengaran kurang sopan, namun
demikianlah caranya mencari tahu mengenai dunia sekitarnya. Guru
sebaiknya tidak mudah tersinggung dan marah, melainkan belajar
untuk memahami dan mengenali maksud pertanyaan di balik kalimat
mereka yang mungkin kedengaran sangat tidak sopan atau kasar tsb.
3. Menuntut segala sesuatu yang logis dan bisa diajak berpikir
secara serius. Tapi, daya pengertian mereka masih terbatas oleh
kurangnya pengalaman hidup. Diskusi terpimpin merupakan aktivitas
yang disukai anak-anak usia pra-remaja. Bila memungkinkan, guru

dapat menghadirkan tokoh jemaat dalam diskusi tsb. (misalnya


pendeta, dokter, dosen, pengacara, dsb).
4. Anak pra-remaja cenderung terlalu mudah mengambil kesimpulan
terhadap suatu hal, juga dalam pengambilan keputusan. Mengingat
pengalaman hidup yang masih sangat terbatas, mereka masih
memerlukan bimbingan dalam banyak hal. Oleh karena itu,
kedekatannya dengan guru/pembimbing Rohani di gereja memainkan
peranan yang sangat penting, khususnya bagi mereka yang sedang
mengalami masa remaja yang penuh konflik dengan orangtua.
5. Mereka masih suka berimajinasi, tapi kali ini pikiran dan
imajinasinya mendasari berbagai pengharapan dan tujuan yang ada
di dalam hatinya. Seringkali mereka menjalani hidupnya menurut
teladan orang-orang yang dikaguminya, kadang mereka membayangkan
diri mereka menjadi seperti tokoh idolanya tersebut. Usahakan
agar anak-anak usia pra-remaja ini dapat bertemu dengan orangorang yang dapat menantangnya pada kehidupan kristen mereka
yang menarik.
6. Mereka mulai peka melihat dan mengalami ketidaksinambungan yang
mencolok antara kepercayaan dan praktek. Meskipun anak pra-remaja
memiliki pengetahuan tentang benar dan salah, kadang-kadang
kehendak mereka untuk melakukan apa yang benar seperti yang
diyakininya, tidak ada. Untuk itu, guru harus acapkali menekankan
pentingnya mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan iman
percaya mereka.
C. CIRI KHAS SECARA EMOSI
1. Emosinya tidak stabil, sebentar naik, sebentar turun. Suatu saat
mereka merasa sangat senang, tapi tidak lama kemudian mereka
dapat menjadi marah atau sedih. Seringkali mereka tidak dapat
mengendalikan perasaan-perasaannya tersebut. Guru sebaiknya
bertindak sabar dan penuh pengertian dalam membimbing mereka.
Penjelasan dari sudut pandang ilmu psikologi mungkin diperlukan
untuk memberikan alasan logis pada mereka mengenai apa yang
tengah terjadi di dalam diri mereka pada usia pra-remaja ini,
tapi pastikan bahwa materi yang disampaikan tidak bertentangan
dengan Firman Tuhan.

2. Sering berubah dan tak menentu. Ada kalanya mereka bersukaria


dan lincah, tapi ada kalanya juga bermuram durja, bahkan ingin
melarikan diri dari kenyataan hidup yang tidak bisa diterimanya.
Hal ini wajar terjadi dalam diri anak pra-remaja, asal tidak
berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Dalam hidupnya, memang anak-anak usia pra-remaja sering mengalami
keresahan, kebimbangan, bahkan tekanan. Mereka memerlukan
bimbingan dari orang dewasa yang dapat mengerti dan memahami
mereka sebagaimana adanya. Mereka membutuhkan kehadiran guru yang
dapat menjadi teman baik mereka dalam menghadapi berbagai
pergumulan hidupnya.
D. CIRI KHAS SECARA SOSIAL

1. Boleh dikatakan seorang anak pra-remaja akan melakukan apa saja


untuk memperoleh atau mempertahankan statusnya di dalam sebuah
kelompok. Bilamana seorang anak diombang-ambingkan oleh tekanan
dari teman sebaya, ia perlu sekali mengetahui apa standar Allah
mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Ia perlu diyakinkan
bahwa seluruh kuasa Allah tersedia baginya untuk menolongnya
mengatasi konflik pribadi tsb.
2. Hubungan antara laki dan perempuan dapat menjurus pada hal-hal
yang kurang sehat, apalagi dengan pengaruh media yang ada saat
ini. Akan lebih ideal bila laki-laki dibimbing oleh guru/
pembimbing pria dan anak wanita dengan guru/pembimbing wanita.
E. CIRI KHAS SECARA ROHANI

1. Dalam menghadapi pergumulan jiwa seorang anak pra-remaja,


pertahanan yang terbaik adalah melakukan suatu serangan. Jika
mereka diberi kesempatan-kesempatan yang penuh tantangan untuk
aktif bagi Kristus, mereka akan bertumbuh secara rohani.
2. Tidak seperti usia sebelumnya, mereka saat ini tidak lagi
beribadah karena paksaan orangtua. Mereka sudah mulai memiliki
pendirian dan keputusan sendiri. Oleh karena itu, guru harus
dapat membangkitkan minat mereka terhadap hal-hal rohani dan
menyediakan atmosfir yang menyenangkan dalam persekutuan praremaja, bila tidak, mereka akan segera tertarik pada kelompok
lain di luar gereja yang mungkin dapat menjuruskan mereka ke
hal-hal yang bertentangan dengan iman percayanya.

3. Mereka membutuhkan contoh konkrit, pengalaman yang nyata, serta


relevansi pengajaran yang diterimanya dari Gereja dalam
kehidupannya sehari-hari. Karena itu, berikanlah ajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan pergumulan mereka, misalnya:
pengenalan diri, emosi dan kehendak, pergaulan yang sehat,
penerimaan diri, dsb.
4. Memiliki banyak pertanyaan tentang kebenaran, mereka sedang
mencari kebenaran yang sejati. Oleh karena itu, doronglah
mereka untuk berani bertanya dan memberikan pendapat. Berikanlah
bimbingan dengan sabar, dan jangan sekali-kali mengabaikan
pertanyaan mereka (meski terdengar sangat konyol dan sepele bagi
guru). Untuk itu guru harus banyak belajar dan berpengetahuan
untuk dapat menolong mereka dengan bijaksana.
5. Dapat mengalami kehidupan yang berpusat pada Kristus. Bilamana
demi Kristus, seorang anak secara pribadi memutuskan untuk
melakukan apa yang diketahuinya benar walaupun ia sudah tahu
bahwa konsekuensinya mungkin tidak menyenangkan, maka ia sudah
mulai memasuki proses ke kedewasaan moral dan spiritual.
6. Teladan hidup orang dewasa amat penting bagi mereka. Tantangan
besar bagi para pembimbing anak pra-remaja adalah menjadikan
dirinya sendiri melaksanakan apa yang telah diajarkannya (walk
the talk), bila tidak, kita sedang mengajarkan pada mereka untuk
menjadi orang yang munafik, yang tidak memiliki integritas iman
di dalam hidupnya.
Tanpa kita sadari, sebagai guru/pembimbing anak pra-remaja, kita
telah memainkan peran yang sangat penting dan menentukan dalam
kehidupan anak-anak itu. Seringkali, anda merupakan mata rantai
penghubung kepada Allah yang paling vital bagi seorang anak praremaja, bahkan, mungkin satu-satunya!
Para orangtua yang sedang mengalami konflik dengan anaknya (bahkan,
yang memiliki hubungan yang cukup harmonis) sangat membutuhkan Anda.
Kesaksian Anda sebagai guru/Pembimbing anak pra-remaja dalam
mengajarkan kebenaran dan iman kristen mempunyai pengaruh yang besar
dalam kehidupan mereka.

Barangkali cuplikan pembicaraan di bawah ini dapat menguatkan Anda


untuk tetap setia dan makin giat melayani anak-anak pra-remaja yang
sudah Tuhan percayakan pada Anda:
Inilah kata seorang anak pra-remaja tentang guru Sekolah Minggunya:
Saya heran mengapa Ibu Anita (GSM-nya) selalu mengatakan hal-hal
yang sama dengan apa yang Ibu saya katakan, dan saya selalu langsung
menerima apa yang dikatakannya. Tetapi kalau Ibu saya sendiri yang
mengatakannya, sampai 50 kali baru saya mau dengarkan.
BAGAIMANA MENGATASI ANAK TUNAS REMAJA
=====================================
Jika ada anak-anak Tunas Remaja yang membandel dan mencoba untuk
merongrong wibawa ANDA SEBAGAI guru Sekolah Minggu, apa yang harus
anda lakukan? Ikutilah contoh kasus di bawah ini:
* Seorang anak laki-laki pada Kelas Tunas Remaja sedang duduk sambil
menaikkan kakinya di atas kursi di depannya. Guru meminta dia
untuk menurunkan kakinya. Mungkin anak tersebut tidak mendengarnya
karena dia tidak melakukan perintah gurunya. Tetapi murid-murid
lain mendengar perintah itu dan melihat kepada anak laki-laki
tersebut. Guru berkata lagi, Turunkan kakimu ke lantai! Tetapi
kaki anak laki-laki ini tetap di atas kursi. Guru melanjutkan
pelajarannya, dan anak laki-laki ini merasa menang. Guru ini
melanjutkan mengajar kelas ini sampai bulan berikutnya, lalu dia
meletakkan jabatannya dan merasa bahwa ia tidak berhasil mengajar.
* Kemudian Pendeta menggantikan tugasnya sampai ada guru baru yang
mengajar kelas Tunas Remaja ini. Ia belum mengetahui peristiwa
yang menyebabkan guru tersebut berhenti, sehingga ia memasuki
kelas tanpa prasangka apapun. Anak-laki-laki inipun tidak tahu hal
ini sehingga ketika Pendeta masuk dia menyimpulkan, Mereka telah
mengirimkan Pendeta untuk menundukkan saya. Baik akan saya
tunjukkan kepadanya. Ia mengajak anak laki-laki lain untuk
mengikuti perlawanannya. Banyak kaki dinaikkan di atas kursi,
tetapi Pendeta ini tidak menghiraukan tindakan ini. Minggu
berikutnya dia menceritakan percakapannya dengan seorang dokter
yang menegaskan bahwa sikap duduk yang jelek akan mempengaruhi
bentuk tubuh dan menyebabkan banyak kelemahan tubuh. Lalu ia
menceritakan tentang beberapa orang yang sempurna sikap duduknya.

Karena cerita Pendeta ini, maka turunlah semua kaki dari atas
kursi.
Bagaimana keinginan untuk bebas pada anak-anak Tunas Remaja ini
dapat dibimbing ke arah yang baik? Tunjukkan pada mereka bahwa ada
semacam kebebasan yang benar dan baik, yang hanya dapat dijalankan
oleh orang dewasa. Kebebasan yang sungguh dan tidak bergantung pada
orang lain, yaitu kebebasan yang berhubungan dengan prinsip dan
pendirian. Berusahalah supaya mereka menyadari bahwa taat pada
segala peraturan yang sah merupakan sifat baik yang dapat
dibanggakan. Ajarlah mereka menggunakan akalnya, karena mereka bisa
mengerti alasan-alasan yang masuk akal. Ia senang apabila alasanalasan demikian diberikan kepadanya.
Tunjukkanlah keteladanan Yesus pada saat Yesus berumur 12 tahun.
Saat itu Yesus dan orangtuanya pergi menghadiri perayaan Paskah di
Yerusalem, dan Yesus tertinggal di Bait Allah. Di Bait Allah ini Dia
berdiskusi dengan para alim ulama. Dan pada saat orangtuanya datang,
Tuhan Yesus tetap taat dan mau pulang bersama orangtuanya serta
tinggal dalam asuhan mereka. Sebagaimana yang tertulis dalam
Lukas 2:51, Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret,
dan Ia tetap dalam asuhan mereka.
AKTIVITAS YANG COCOK UNTUK PRA-REMAJA
=====================================
Kegiatan yang cocok untuk Pra-Remaja antara:
1. PENYELIDIKAN ALKITAB
Penyelidikan Alkitab ini dilakukan untuk merangsang anak-anak PraRemaja untuk mengetahui fakta dan kebenaran yang terdapat dalam
ALkitab. Kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok atau
mandiri. Metode yang cocok digunakan adalah Studi Alkitab Induktif
supaya anak menggali sendiri kebenaran Firman Tuhan.
2. PENYELIDIKAN PETA
Dalam menceritakan kisah Alkitab ajaklah mereka untuk membuka peta
Alkitab agar mengetahui dimana kisah itu terjadi. Ajaklah juga
melihat informasi-informasi tambahan lainnya, misalnya melihat
latar belakang kota/daerah/kerajaan/bangsa/nama yang sedang
dipelajari dengan memakai Kamus Alkitab atau Buku Ensiklopedia.

3. DISKUSI
Diskusi ini dilakukan untuk mendorong mereka melihat kebenaran
Alkitab dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
bagaimana menghadapi masalah-masalah remaja. Berikan judul-judul
yang menarik supaya mereka tertarik untukb erdiskusi, misalnya
Orang Farisi Jaman Milenium, Katakan NO pada Narkoba, dll
4. SHARING
Sharing ini dilakukan untuk saling berbagi pengalaman hidup
masing-masing, supaya dapat saling menguatkan dan menolong serta
mendoakan. Usahakan untuk memisahkan kelompok laki-laki dan
wanita, supaya mereka lebih merasa aman.
5. KEGIATAN DI ALAM TERBUKA (OUTDOORS)
Jika memungkinkan sekali-kali ajaklah anak untuk pergi melakukan
kegiatan di alam terbuka, misalnya berkemah, naik gunung, hiking,
bersepeda ke desa dll. Bimbinglah mereka untuk bersahabat dengan
alam, supaya menghargai ciptaan Tuhan. Melakukan kegiatan bersamasama ini akan mengajar mereka untuk saling memperhatikan,
mengasihi dan menolong satu dengan yang lain.

Perubahan Perkembangan Fisik Tubuh


Pada Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa

remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.


Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak. Kebanyakan remaja
merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil semua keputusan sendiri, padahal
mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini menyebabkan banyak kebingungan bagi
mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang
menyebabkan mereka stres dan kecemasan. Kebanyakan masalah remaja tumbuh dari kebingungan
dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang
dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja untuk mempelajari
perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar mampu menerima perubahanperubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja
akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan
belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu
padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan
peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan
kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur,
cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari
kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan
dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha
meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka
hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan

dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang
mereka inginkan.

Masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu;

1. Masa remaja awal (10-12 tahun)


Ciri khas :
Lebih dekat dengan teman sebaya
Ingin bebas
Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)


Ciri Khas :
Mencari identitas diri
Timbulnya keinginan untuk memiliki teman dekat.
Mempunyai rasa cinta mendalam
Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Perubahan Fisik Masa Remaja

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)

2. Tanda-tanda seks sekunder


Remaja laki-laki
Perubahan suara
Tumbuhnya jakun
Dada lebih besar
Badan berotot
Tumbuhnya kumis, cambang, rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

Remaja Perempuan
Pinggul melebar
Pertumbuhan rahim
Payudara membesar
Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan

Tugas perkembangan remaja


Tugas perkembangan remaja perlu diketahui para remaja agar dapat dijadikan acuan bagi masa
berikutnya yaitu masa dewasa untuk dapat melewati masa-masa penuh badai tersebut dengan
baik .
Adapun tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:

Menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif.


Artinya seorang remaja bisa belajar menerima diri sendiri, bentuk tubuh, bentuk wajah, dll.
Menggunakan tubuh secara efektif berarti juga harus bisa merawat dan menjaganya. Tidak melakukan
perbuatan yang belum waktunya dilakukan seperti hubungan intim sebelum menikah. Mengapa?
Karena remaja bisa terkena infeksi menular seksual atau terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, dampak psikologis yang ditimbulkan tidaklah sebentar, melainkan berkepanjangan.

Dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik dengan teman sejenis atau
lawan jenis.
Remaja diharapkan sudah mampu untuk menerima pertemanan atau persahabatan tidak hanya dari
teman putra atau putri saja, tapi dari keduanya. Selain itu, kremaja diharapkan mampu untuk menjaga
dan memelihara hubungan yang sudah terjalin dengan baik. Dengan kata lain, bila terjadi konflik atau
masalah dalam hubungan yang sudah terjalin, maka mereka dapat menyelesaikannya dengan cara
yang matang. Tidak dengan cara-cara agresif atau sebaliknya malah menjadi pasif, tapi menyelesaikan
segala masalah dengan cara asertif dan berusaha mencari penyelesaian yang dapat menguntungkan
semua pihak.
Perilaku Asertif: Cara berperilaku dimana perasaan atau pandangan diungkapkan secara terus terang
tanpa melukai perasaan atau merendahkan harga diri orang lain.
Dapat menerima peran jenis kelamin.
Belajar menerima peran jenis kelamin artinya, belajar untuk menerima diri sebagai seorang
perempuan atau laki-laki sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mencapai kemandirian secara emosional, baik terhadap orangtua maupun terhadap orang dewasa
lainnya.
Contoh dari mencapai kemandirian secara emosional antara lain, belajar menghargai perbedaan yang

ada, seperti perbedaan pendapat serta mampu mengenali emosi dan menempatkannya secara tepat.
alah yang ada tanpa perlu terlalu banyak bergantung pada orangtua.

Mempersiapkan karir dan kemandirian ekonomi.


Sebagian besar dari remaja ketika ditanya tentang karir jawabannya banyak banget sampai keliatan
kalau sebenarnya mereka masih bingung. Agar mereka tidak bingung dan semakin mantap
menentukan bidang apa yang nanti akan ditekuni, sebaiknya orangtua atau guru membantu mereka
untuk mempersiapkan diri dari sekarang.
Cara mempersiapkannya dapat dilakukan dengan mengenali bakat, kemampuan dan minat yang
dimiliki. Jika perlu lakukan konsultasi pada ahlinya, yaitu psikolog untuk mengetahui minat, bakat, dan
kemampuan diri .
Mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menikah dan menghadapi kehidupan berumah
tangga.
Makna lain dari mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menikah dan berumahtangga adalah
mampu menjaga dan memelihara organ reproduksi dengan baik. Kemudian, memiliki rencana
terhadap masa depan yang akan dijalani serta konsep sebuah keluarga yang ideal dan bertanggung
jawab.
Mengembangkan keahlian intelektual dalam hidup bermasyarakat.
Dalam mengembangkan keahlian intelektual di masyarakat remaja diharapkan mampu
mengembangkan keahlian yang dimiliki untuk mempersiapkan masa depan. Misalnya kalau ingin
menjadi seorang dokter, mereka dapat memilih kuliah di fakultas kedokteran dan mengembangkan
keahlian itu tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk bakti pada masyarakat dan mengabdi pada
Tuhan.
Mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.
Mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab artinya remaja diharapkan sudah mampu untuk ikut
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang terjadi, dapat
berlaku sesuai dengan norma yang ada dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Memiliki nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman hidup.


Remaja diharapkan sudah memiliki nilai-nilai yang akan digunakan dalam kehidupan. Misalnya, tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah, tidak memakai obat-obat terlarang. Tidak melakukan
perbuatan yang akan merugikan orang lain, atau melakukan perusakan lingkungan serta menanamkan
rasa kasih sayang terhadap semua makhluk.

Berhasil atau tidaknya seorang remaja menjalani tugas perkembangan selain tergantung pada diri
remaja itu sendiri,juga perlu didukung oleh orangtua dan guru sebagai pembimbing mereka.

Perkembangan Fisik & Kognitif pada


Masa Remaja
Transisi ke Masa Remaja
Plasma pembawa sifat ( gen ) yang diwariskan dari orang tua masih mempengaruhi pemikiran dan
perilaku selama masa remaja, tetapi kini gen interaksi berinteraksi dengan kondisi sosial dunia
remaja. Perubahan biologis pemicu peningkatan minat terhadap citra tubuh ( body image ). Masa
remaja, dengan demikian, memiliki sifat kontinuitas.

Perkembangan Fisik

Di Norwegia, menarche atau menstruasi pertama , sekarang terjadi pada usia 13 tahun keatas,
dibandingkan dengan usia 17 tahun pada tahun 1840-an. Di AS, anak - anak menjadi dewasa setahun
lebih awal dari anak - anak di negara Eropa. menarche adalah sebuah peristiwa yang menandai masa
pubertas, namun bukan satu - satunya fitur yang muncul.

Perubahan Purbertas

Pubertas ( puberty ) adalah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara
pesat terutama pada awal masa remaja. Tetapi, pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba tiba terjadi. Pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba - tiba terjadi. Pubertas adalah bagian
dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur ( gradual ).
Faktor di balik munculnya kumis pertama pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada anak
perempuan adalah banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat yang disekresikan oleh kelenjarkelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuh oleh aliran darah.

Aspek-aspek Psikologis yang Berpartisipasi Perubahan-perubahan Fisik

Remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran
tubuh mereka. Beberapa memasukki masa pubertas lebih awal, yang lain terlambat, dan yang lain lagi
tepat pada waktunya.

Perubahan Perkembangan Kognitif


Pemikiran Operasional Formal

Piaget yakin bahwa pemikiran opersional formal berlangsung pada usia 11 hingga 15 tahun.Pemikiran
operasional formal lebih abstrak dari pemikiran seoranga anak. Pemikiran remaja juga
idealistis. Remaja mulai berpikir tentang karakteristik ideal tentang mereka sendiri dan orang lain
dengan standar ideal, sementara anak-anak lebih berpikir tentang apa yang nyata dan apa yang
terbatas.

Kognisi Sosial

Remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus, mulai berpikir tentang kepribadian.Egosentrisme


remaja ( adolescent egocentrism ) memiliki dua bagian: penonton khayalan dan dongeng
pribadi. Penonton Khayalan ( imaginary audience ) adalah keyakinan remaja bahwa orang lain
memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Dongeng Pribadi ( the personal
fable ) adalah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang remaja.

Pengambilan Keputusan

Remaja perlu banyak kesempatan untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan
yang realistis. Salah satu strategi untuk meningkatkan pengambilan keputusan remaja tentang pilihan
dunia nyata adalah dengan mengembangkan lebih banyak peluang bagi remaja untuk terlibat dalam
permainan peran dan pemecahan masalah kelompok yang berkaitan dengan kondisi semacam ini di
sekolah.

Hakekat Sekolah pada Remaja

Kontroversi seputar sekolah lanjutan


Dari tahun 1890-1920, setiap negara bagian di Amerika telah mengembangkan UU yang melarang anak
kecil bekerja dan mewajibkan sekolah.

Transisi ke sekolah menengah lanjutan

Munculnya sekolah menengah lanjutan pada tahun 1920-an dan 1930-an didasari pada perubahan fisik,
kognitif, sosial yang menjadi ciri masa remaja awal, dan kebutuhan akan sekolah karena populasi murid
yang terus bertambah.

Putus sekolah dari SMA

Banyak murid putus sekolah mengalami kekurangan pendidikan yang menghambat kesejahteraan
ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa mereka. Untuk mengurangi angka putus sekolah,
lembaga pendidikan harus mengatasi hambatan antara pekerjaan dengan sekolah.

Masalah dan gangguan remaja

Obat terlarang, alkohol, & Kokain


Alkhohol adalah obat-obatan yang paling banyak digunakkan para remaja. Kokain adalah obat yang
kontroversial, penggunaanya oleh anak-anak SMA pertama kali menurun dalam kurun waktu 8 tahun
pada tahun 1987, suatu kecenderungan yang terus berlanjut.

Peran perkembangan, orang tua, dan teman sebaya dalam penyalahgnaan


obat-obatan di kalangan remaja

Kurangnya orientasi konvensional dan ketidakmampuan mengendalikan emosi, kemudian diekspresikan


dalam pergaulan teman-teman sebaya pengguna obat-obatan, yang akhirnya menyebabkan mereka
sendiri juga menggunakkan obat-obatan. Relasi positif orang tua dan orang lain penting dalam
mengurangi penggunaan obat-obatan oleh remaja.

Kenakalan remaja

Juvenile delinguency mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak
dapat diterima secara sosial, pelanggaran, hingga kriminalitas.

Pencegahan dan penangan kenakalan remaja


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Program harus lebih luas cakupanny dari hanya sekadarberfokus pada kenakalan.
Memiliki komponen ganda
Dimulai sejak awal perkembangan
Sekolah memainkan peran penting
Upaya harus diarahkan pada perubahan instittional dari perubahan individual
Perhatikan
Pengembanga yang berkesinambungan

Kehamilan pada remaja


Bunuh diri

Angka bunuh diri meningkat sekitar pada usia 15 tahun. Faktor proksimal dan distal terlibat dalam
sebab-sebab bunuh diri.

Gangguan makan

Anoreksia nervosa & bulima semakin menjadi masalah bagi kaum remaja perempan. Sebab sosial,
psikologis, dan fisiologis dari gangguan yang telah dikemukakan

Status para remaja saat ini dan pemuda yang beresiko


Stats remaja saat ini

Dewasa ini remaja menghadapi tuntutan, harapan, serta risiko, dan godaan yang tampaknya lebih
banyak dan komlpeks dari yang dihadapi oleh para remaja yang nempaknya lebih banyak dan kompleks
dari yang dihadapi oleh para remaja generasi sebelumnya.
Menurut beberapa kriteria, para remaja dewasa ini juga lebih berhasil daripada rekan-rekan mereka
pada 1 atau 2 dasawarsa sebelumnya. Tapi cukup banyak remaja dewasa ini tidak diberi kesempatan
dan dukungan yang memadai untuk menjadi orang dewasa yang berkompeten.

Citra ideal masa remaja & pesan ambivalen masyarakat kepada para remaja

Banyak orang dewasa menghargai kemandiria anak muda, tetapi bersikeras bahwa remaja tidak
memiliki kedewasaan untuk mengambil keputusan sendiri yang kompeten tentang kehidupan mereka.
Remaja dianggap lugu secara seksual namun memiliki pengetahuan yang banyak tentang seks.
Banyak orang dewasa memberi cap dan mengkritik remaja pada penggunaan obat-obatan oleh remaja,
tetapi orang dewasa itu sendiri adalah penyalahguna obat-obatan dan perokok berat.
Masyarakat mempromosikan pendidikan dan pengembangan pengetahuan sebagai suatu hal yang
penting untuk berhasil sebagai orang dewasa.

Pemuda yang beresiko

Anak muda yang beresiko tinggi ( high-risk youth ) meliputi 10% sampai 15% dari populasi anak
muda. Mereka berpartsipasi dalam perilaku yang sama dalam frekuensi yang lebih rendah dan akibat
yang kurang merusak. Mereka melakukan tindakan kenakalan yang kurang serius.
Diposkan oleh Antika Listyarini di 21.18

Perubahan Perkembangan Fisik Tubuh Pada Remaja


Posted: April 4, 2013 in Uncategorized

0
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa
remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak. Kebanyakan remaja
merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil semua keputusan sendiri, padahal
mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini menyebabkan banyak kebingungan bagi
mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang
menyebabkan mereka stres dan kecemasan. Kebanyakan masalah remaja tumbuh dari kebingungan
dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang
dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja untuk mempelajari
perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar mampu menerima perubahanperubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :

Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1992), antara lain :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja
akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan

belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu
padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan
peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan
kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur,
cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari
kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan
dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha
meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka
hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang
mereka inginkan.

Masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu;

1. Masa remaja awal (10-12 tahun)


Ciri khas :
Lebih dekat dengan teman sebaya
Ingin bebas
Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berfikir abstrak

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)


Ciri Khas :
Mencari identitas diri
Timbulnya keinginan untuk memiliki teman dekat.
Mempunyai rasa cinta mendalam
Mengembangkan kemampuan berfikir abstrak

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun)

Perubahan Fisik Masa Remaja

Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)

2. Tanda-tanda seks sekunder


Remaja laki-laki
Perubahan suara
Tumbuhnya jakun
Dada lebih besar
Badan berotot
Tumbuhnya kumis, cambang, rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

Remaja Perempuan
Pinggul melebar
Pertumbuhan rahim
Payudara membesar
Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan

Tugas perkembangan remaja


Tugas perkembangan remaja perlu diketahui para remaja agar dapat dijadikan acuan bagi masa
berikutnya yaitu masa dewasa untuk dapat melewati masa-masa penuh badai tersebut dengan
baik .
Adapun tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut:

Menerima kondisi fisik dan menggunakan tubuh secara efektif.


Artinya seorang remaja bisa belajar menerima diri sendiri, bentuk tubuh, bentuk wajah, dll.
Menggunakan tubuh secara efektif berarti juga harus bisa merawat dan menjaganya. Tidak melakukan
perbuatan yang belum waktunya dilakukan seperti hubungan intim sebelum menikah. Mengapa?
Karena remaja bisa terkena infeksi menular seksual atau terjadilah kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, dampak psikologis yang ditimbulkan tidaklah sebentar, melainkan berkepanjangan.

Dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik dengan teman sejenis atau
lawan jenis.
Remaja diharapkan sudah mampu untuk menerima pertemanan atau persahabatan tidak hanya dari

teman putra atau putri saja, tapi dari keduanya. Selain itu, kremaja diharapkan mampu untuk menjaga
dan memelihara hubungan yang sudah terjalin dengan baik. Dengan kata lain, bila terjadi konflik atau
masalah dalam hubungan yang sudah terjalin, maka mereka dapat menyelesaikannya dengan cara
yang matang. Tidak dengan cara-cara agresif atau sebaliknya malah menjadi pasif, tapi menyelesaikan
segala masalah dengan cara asertif dan berusaha mencari penyelesaian yang dapat menguntungkan
semua pihak.
Perilaku Asertif: Cara berperilaku dimana perasaan atau pandangan diungkapkan secara terus terang
tanpa melukai perasaan atau merendahkan harga diri orang lain.
Dapat menerima peran jenis kelamin.
Belajar menerima peran jenis kelamin artinya, belajar untuk menerima diri sebagai seorang
perempuan atau laki-laki sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mencapai kemandirian secara emosional, baik terhadap orangtua maupun terhadap orang dewasa
lainnya.
Contoh dari mencapai kemandirian secara emosional antara lain, belajar menghargai perbedaan yang
ada, seperti perbedaan pendapat serta mampu mengenali emosi dan menempatkannya secara tepat.
alah yang ada tanpa perlu terlalu banyak bergantung pada orangtua.

Mempersiapkan karir dan kemandirian ekonomi.


Sebagian besar dari remaja ketika ditanya tentang karir jawabannya banyak banget sampai keliatan
kalau sebenarnya mereka masih bingung. Agar mereka tidak bingung dan semakin mantap
menentukan bidang apa yang nanti akan ditekuni, sebaiknya orangtua atau guru membantu mereka
untuk mempersiapkan diri dari sekarang.
Cara mempersiapkannya dapat dilakukan dengan mengenali bakat, kemampuan dan minat yang
dimiliki. Jika perlu lakukan konsultasi pada ahlinya, yaitu psikolog untuk mengetahui minat, bakat, dan
kemampuan diri .
Mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menikah dan menghadapi kehidupan berumah
tangga.
Makna lain dari mempersiapkan diri secara fisik dan psikis untuk menikah dan berumahtangga adalah
mampu menjaga dan memelihara organ reproduksi dengan baik. Kemudian, memiliki rencana
terhadap masa depan yang akan dijalani serta konsep sebuah keluarga yang ideal dan bertanggung
jawab.
Mengembangkan keahlian intelektual dalam hidup bermasyarakat.
Dalam mengembangkan keahlian intelektual di masyarakat remaja diharapkan mampu
mengembangkan keahlian yang dimiliki untuk mempersiapkan masa depan. Misalnya kalau ingin
menjadi seorang dokter, mereka dapat memilih kuliah di fakultas kedokteran dan mengembangkan
keahlian itu tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk bakti pada masyarakat dan mengabdi pada
Tuhan.

Mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab.


Mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab artinya remaja diharapkan sudah mampu untuk ikut
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Menunjukkan perhatian pada masalah sosial yang terjadi, dapat
berlaku sesuai dengan norma yang ada dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Memiliki nilai-nilai yang digunakan sebagai pedoman hidup.


Remaja diharapkan sudah memiliki nilai-nilai yang akan digunakan dalam kehidupan. Misalnya, tidak
melakukan hubungan seksual sebelum menikah, tidak memakai obat-obat terlarang. Tidak melakukan
perbuatan yang akan merugikan orang lain, atau melakukan perusakan lingkungan serta menanamkan
rasa kasih sayang terhadap semua makhluk.

Berhasil atau tidaknya seorang remaja menjalani tugas perkembangan selain tergantung pada diri
remaja itu sendiri,juga perlu didukung oleh orangtua dan guru sebagai pembimbing mereka.
14 March 2008

Perkembangan Fisik Pada Remaja


Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi
pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anakanak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone seksual membuat remaja
menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada
kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau
poninya,

jadi

terlalu

resah

dengan

bentuk

tubuhnya,

dan

sebagainya.

Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik
pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik
tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture)
dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan
fisik

yang

tidak

proporsional.

Kematangan

organ

reproduksi

pada

masa

remaja

membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat
menjurus

Perkembangan

pada

atau

pertumbuhan

penyimpangan

anggota-anggota

perilaku

badan

remaja,

seksual.

sebagaimana

dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan
badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh
yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena
pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi
remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri
sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan,
sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif
terhadap

penilaian

diri.

Secara

umum

perubahan-perubahan

fisik

remaja

sebagai

berikut

Perempuan

Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)

Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)

Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)

Menarche/menstruasi (10 16 tahun, kadang 7 thn)

Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)

Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Laki-laki

Pertumbuhan testis (10 13,5 tahun)

Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 15 tahun)

Pembesaran badan (10,5 16 tahun)

Pembesaran penis (11 14,5 tahun)

Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)

Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)

Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha
sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke
pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

Perkembangan Kognitif pada Remaja

Menginjak masa puber, seorang remaja akan mengalami perkembangan kognitif atau kemampuan
berpikir. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi
formal (period of formal operations). Idealnya, seorang remaja sudah mempunyai pola pikir sendiri.
Di antaranya yang bisa digambarkan yaitu:

Mulai bisa berpikir logis tentang suatu gagasan yang abstrak


Mulai bisa membuat rencana, strategi, membuat keputusan, memecahkan masalah serta
mulai memikirkan masa depan

Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau permasalahan
Belajar berinstropeksi diri
Wawasan berpikirnya semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau
identitas

Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga akan mengadaptas informasi
tersebut dengan pemikirannya sendiri. Namun pada kenyataannya, di negara-negara berkembang
(termasuk Indonesia), masih banyak sekali remaja (bahkan orang dewasa juga lho) yang belum
mampu berpikir dewasa. Sebagian masih memiliki pola pikir yang sangat sederhana. Hal ini terjadi
karena sistem pendidikan di Indonesia banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah
atau ceramah, sehingga daya kritis belajar seorang anak kurang terasah. Bisa juga pola asuh orang
tua yang cenderung masih memperlakukan remaja seperti anak-anak sehingga mereka tidak punya
keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usianya.
Seharusnya seorang remaja harus sudah mencapai tahap perkembangan pemikiran abstrak supaya
saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis
masalah dan mencari solusi terbaik.

FASE PERKEMBANGAN KOGNITIF USIA REMAJA


Masa remaja merupakan periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh
dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. Hal ini karena
selama periode ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem syaraf yang
berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Di samping itu, pada masa
remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran syaraf prontal lobe (belahan otak bagian
depan samapai pada belahan atau celah sntral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas
kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau
kemampuan mengambil keputusan. Perkembangan prontal lobe tersebut sangat
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan
kemampuan penalaran yang memberikan suatu tingkat pertimbangan moral dan
kesadaran social yang baru. Di samping itu, sebagai anak muda yang telah memiliki
kemampuan memahami pemikirannya sendiri dan pemikiran orang lain, remaja mulai
membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang tentang dirinya.Ketika kemampuan kognitif
mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak remaja mulai memikirkan tentang apa
yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat mereka, orang tua mereka dan
bahkan terhadap kekurangan diri mereka sendiri. Kemudian, dengan kekuatan baru dalam
penalaran yang dimilikinya, menjadikan remaja mampu membuat pertimbangan dan
melakukan perdebatan sekitar topic-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan
kejahatan, kebenaran dan keadilan. Kalau pada awal anak-anak (ketika mereka baru
memiliki kemampuan berpikir simbolik) Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di
awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang
lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi.

PERKEMBANGAN KOGNITIF MENURUT TEORI PIAGET.


Dilihat dari perspektif teori Piaget, maka pemikiran masa remaja telah mencapai
tahap pemikiran operasiona formal (formal operational thought), yakni suatu tahap
perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan terus
berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah
dapat berpikir secara abstrak dan hipotesis. Pada masa ini, anak sudah mampu
memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak. Di samping itu,
pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara sistematik, mampu memikirkan
semua kemungkinan yang tiba-tiba mogok misalnya, bagi anak yang berada pada tahap
kongkrit operasional segera mengambil kesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya
menghub ungkan sebab akibat dalam satu rangkaian saja. Lain halnya dengan remaja, ia
bisa memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil tersebut mogok, seperti
kemungkinan businya mati, mungkin platinanya atau kemungkinan-kemungkinan lain yang
memberikan dasar bagi pemikirannya.

PENGERTIAN PERKEMBANGAN BAHASA


Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan setiap orang dalam pergaulannya
atau berhubungan dengan orang lain dan berfungsi juga untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses
pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca erat hubungan
dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis
erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna
(Tarigan, 1986:10). Berdasarkan hasil-hasil penelitian

para ahli psikologi perkembangan,

mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosa kata,
ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya. Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu
berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan bahasa dimulai dengan meniru suara atau bunyi tanpa arti dan diikuti
dengan ucapan satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya.
Dengan hubungan inilah, ia berhubungan social sesuai dengan tingkat perilaku sosialnya.
Perkembangan bahasa terkait dengan kognitif, yang berarti fakta intelegensi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Tingkat intelektual bayi belum
berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin besar bayi itu bertumbuh dan berkembang,
kemmpuan berbahasanya mulai berkembang dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang
lebih kompleks.
Pola bahasa yang dimiliki anak adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga.
Perkembangan bahasa dalam keluarga dilengkapi oleh bahasa masyarakat di mana mereka
tinggal. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak mengikuti proses belajar
di sekolah juga. Sebagaimana diketahui, di lembaga pendidikan bahasa diberikan rangsangan
yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan hanya
memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, namun juga secara

berencana dan bertahapterjadi perubahan perkembangan sistem budaya, termasuk di dalamya


perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat atau teman sebaya terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa anak menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam
kelompok sebayanya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu
yang bentuknya amat khusus (bahasa prokem).
Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat
dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang dihasilkan
dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku berbahasa.
Masa remaja, terutama remaja awal merupakan masa terbaik untuk mengenal dan
mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasan kesempatan, sarana dan pra sarana,
menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing. Tidak bisa dipungkiri, dalam
era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asing merupakan hal yang penting untuk
menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam
pengembangan ketidakmampuan berbahasa asing tentunya akan sedikit-banyak berpengaruh
terhadap kesuksesan hidup dan kariernya. Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa
dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian
lainnya.

untuk lebih lengkapnya anda dapat mendownloadnya di sini


Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting. Harold Alberty
(1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan awal
masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa yang amat kritis yang
mungkin dapat erupakan the best of time and the worst of time. PENGERTIAN REMAJA
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow
maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang
remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan
pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian
masa remaja (adolescence).
PERKEMBANGAN BAHASA REMAJA
3.1 CIRI BAHASA REMAJA
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang
digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui
proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti permainan diganti
degan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.

Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk


elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga
seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang
pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan
penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. Kita bisa mendengar
bagaimana bahasa remaja ini dibuat begitu singkat tetapi sangat komunikatif.
3.2 PERAN BAHASA REMAJA
Dalam berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan sesame sebayanya, remaja seringkali
menggunakan bahasa spesifik yang kita kenal dengan bahasa gaul. Disamping bukan
merupakan bahasa yang baku, kata-kata dan istilah dari bahasa gaul ini terkadang hanya
dimengerti oleh para remaja atau mereka yang kerap menggunakannya.
Kita semua secara sadar maupun tidak sadar pernah mengamati bagaimana kaum remaja
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh para orang lain mengenai sebuah acara remaja. Kirakira beginilah :
1) "Emm, pokoknya acara asyik banget, band-band yang tampil keren banget, musiknya OK,
ya pokoknya te-o-pe deh!"
2) "Gila, acaranya keren banget gitu, lho! Aduh pokoknya keren deh... Pokoknya yang nggak
dateng nyesel aja!!"
3) "Wah, pokoknya gua salut lah sama panitianya. Acaranya keren abis, booo!!"
Lalu bagaimana kalau dimintai komentar, misalnya tentang seorang artis favoritnya, katakanlah
Jennifer Lopez?
1. "Wah Jennifer Lopez itu top banget, gitu lho! Bodinya seksi, suaranya bagus, cantik banget,
aduh pokoknya keren deh!"
2. "Iya, gua demen banget sama J-Lo. Dia tuh udah seksi, jago nyanyi, udah gitu jago ngedance lagi! Wah, tipe gua banget, tuh!"
3. "Gua suka J-Lo.... karena apa ya? Ya karena dia keren aja, gitu!!!"
Dengan kondisi seperti ini, wajarlah kiranya jika para siswa sekolah jauh lebih memilih
mengerjakan soal-soal pilihan ganda daripada esai. Masalahnya jelas : mereka tidak mampu
menyampaikan maksudnya dengan baik ; dengan cukup jernih sehingga bisa dimengerti oleh
orang lain. Kalau cuma sekedar bilang "si A keren", "acara ini bagus", "desainnya ciamik" dan
sebagainya, siapa pun bisa melakukannya. Tapi tidak ada yang mengerti maksud pembicaraannya
sebenarnya. Keren seperti apa? Mengapa ia dibilang keren? Apa yang membuatnya merasa ia
lebih keren daripada yang lain? Tidak ada secuil pun informasi!
Selain itu ada beberapa contoh kalimat yang sering kita dengar dalm kehidupan seharihari.
Kamu anak baru, ya?
Iya.
Jurusan apa?
Komunikasi.
Pantesan cantik.

Makasih.
Eh, mau ini?
Apa tuh? Obat, ya?
Iya, kalau mau ambil aja.
Gaya berbahasa berkaitan erat dengan bahan bacaannya. Kalau yang dibaca remaja selalu
masalah-masalah percintaan yang beraliran gombalisme, maka tidak heran jika pikiran mereka
pun tidak terbiasa dengan hal-hal lain yang sebenarnya sangat penting. Jika pikirannya hanya
disibukkan oleh hal-hal semacam itu, maka jangan heran jika mereka cenderung menghindar dari
pembicaraan-pembicaraan serius (dan tentu juga tulisan-tulisan yang serius).
Bahasa remaja yang digunakan oleh kalangan remaja saja. Penggunaan bahasa remaja ini
memiliki fungsi yang strategis bagi kehidupan mereka. Dengan menggunakan bahasa remaja,
mereka merasa sebagai orang yang bisa dan masuk dalam komunitas mereka.
Dalam kesehariaanya, bahasa remaja dugunakan sebagai penghubung antarmereka.
Dengan bahasa remaja yang sifatnya dinamis, remaja merasa memiliki kebebasan untuk
mengepresikan kehidupan mereka.
3.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN BAHASA REMAJA
Menurut Piaaget (dalam Papalia, 2004), remaja memasuki tahap perkembangan kognitif
yang disebut tahap formal operasional. Piaget menyatakan bahwa tahapan ini merupakan tahap
tertinggi perkembangan kognitif manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan
kapasitas abstraksinya.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasa remaja mengalami
peningkatan pesat. Kosakata remaja terus mengalami perkembangan seiring dengan
bertambahnya referensi bacaan dengan topik-topik yang lebih kompleks. Menurut Owen (dalam
Papalia, 2004) remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka
menyukai penggunaan metaphor, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan
pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak
baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.
Disamping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif, munculnya
penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari perkembangan psikososial remaja. Menurut
Erikson (1968), remajamemasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role
confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan
identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang
terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan bagian
dari proses perkembangan mereka sebagai identitas independensi mereka dari dunia orang
dewasa dan anak-anak.
Bahasa remaja atau yang dikenal bahasa gaul, berkembang melalui tayangan berbagai
media, baik cetak maupun elektronik. Media-media tersebut menyebarkan berbagai program
remaja yang kecendrungannya menggunakan bahasa remaja sebagai pengantarnya.
Di dalam tayangan televis, program yang ditayangkan, seperti sinetron remaja
menggunakan bahasa remaja. Melalui media ini, informasi mengenai bhasa remaja yang ada di
kota Jakarta, dapat menyebar sampai ke pelosok-pelosok desa. Dengan perkembangan teknologi
informasi yang luas, bahasa remaja tidak hanya terbatas pada kalangan masyarakat khususnya
remaja di daerah perkotaan.

Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya
dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak,
remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler
dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa
remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Banyak factor yang mempengaruhi perkembangan bahasa. Bahasa remaja berkembang karena
luasnya media informasi yang beredar di masyarakat. Masyarakat kita khususnya remaja,
menggunakan bahasa gaul atau bahasa remaja ini hanya untuk kalangan mereka. Penggunaan ini
bertujuan untuk menyatakan bahwa kehadiran mereka memang ada dalam komunitas remaja.
Kita sebagai masyarakat bahasa, tidak mungkin bisa mengenyampingkan kehadiran bahasa
remaja di masyarakat. Kita hanya mampu mengusahakan perkembangan bahasa remaja ini ke
arah yang positif.

Anda mungkin juga menyukai