Kata "remaja" berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow
maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara
eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Menurut papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara
masa anak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
Menurut Adams & GullotTa masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20
tahun.Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 sampai
16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun sampai 18 tahun). Masa remaja awal
dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai
transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara anak dan
dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja
terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan
cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa anak
masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian
dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih
terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua
organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu
berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; papalia & Olds, 2001).
Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang
kehidupan (papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya
pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara
konkret menjadi abstrak.
Transisi ke masa remaja
Hakekatnya
Sifat kontinuitas dan dan diskontinuitas adalah ciri transisi dari masa anak-anak ke masa
remaja. Seperti pada perkembangan anak-anak, faktor-faktor genetis, biologis, lingkungan, dan
pengalaman, berinteraksi dalam perkembangan anak remaja.
Perkembangan fisik
Perubahan pubertas
Pubertas adalah suatu periode kedewasaan kerangka tubuh dari seksual yang cepat,
terutama terjadi pada awal masa remaja. Testosteron memainkan peran penting dalam
perkembangan
pubertas
laki-laki,
estradiol
pada
perkembangan
pubertas
perempuan.Pertumbuhan yanng cepat pada anak laki-laki terjadi sekitar 2 tahun lebih telat dari
pada pada anak-anak perempuan, yakni 12 tahun usia awal rata-rata pada anak laki-laki, 10
tahun usia awal rata-rata pada anak- anak perempuan. Kematangan individual pada masa
pubertas bersifat menyeluruh.
Remaja memperliihatkan minat yang semakin besar pada citra tubuhnya. Kematangan yang
lebih awal cenderung terjadi pada anak laki-laki, setidaknya selama masa remaja. Meskipun
demkian, sebagai orang dewasa, anak laki-laki yang terlambat matang mencapai identitas yang
lebih berhasil. Para penelti semakin menemukan bahwa anak-anak perempuan yang lebih awal
matang lebih mudah terkena sejumlah masalah.
Baru-baru ini beberapa sarjana mengemukakan keraguan bahwa dampak-dampak pubertas
terhadap perkembangan tidak sekuat yang pernah di bayangkan. Penting diingat bahwa
perkembangan remaja dipengaruhi oleh interaksi antara faktor-faktor biologis, kognitif, dan
sosial, dan tidak hanya didominasi oleh faktor-faktor biologis. Sementara kematangan yang lebih
awal atau terlambat secara ekstrim dapat menempatkan seseorang anak remaja pada suatu resiko,
dampak dampak menyeluruh kematangan yang lebih awal dan terlambat tidaklah besar.Ini tidak
berarti bahwa pubertas dan kematangan yang lebih awal atau terlambat tidak berdampak
terhadap perkembangan, tetapi perubahan pubertas-perubahan pubertas selalu harus
dipertimbangkan dalam kerangka interaksi faktor-faktor biologis, kognitif dan sosial yang lebih
luas.
Perkembangan kognitif
Pemikiran operasional formal
Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 hingga15
tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealistis, dan logis dari pada pemikiran
opersional konkret. Piaget yakin bahwa remaja semakin mampu menggunakan pemikiran
deduktif hipotesis. beberapa gagasan piaget tentang pemikiran operasional formal akhir-akhir ini
dipertanyakan kebenarannya.
Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi sosial adalah fitur perkembangan
remaja. Remaja mengembangkan suatu tipe egosisentrisme khusus yang meliputi penonton
khayalan dan dongeng pribadi tentang mahluk yang unik. Remaja mulai berpikir tentang
kepribadian sama seperti cara yang dilakukan oleh para ahli tori kepribadian, dan mereka
memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara yang lebih cangih.
Pengambilan keputusan
Masa remaja adalah masa semakin meninggkatnya pengambilan keputusan. remaja yang
lebih tua lebih kompeten dalam mengambil keputusan dibanding remaja yang lebih muda, di
mana mereka lebih kompeten dari pada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan
tidak menjamin kemampuan itu akan di terapkan, karena dalam kehidupan nyata, luasnya
pengalaman adalah penting. Remaja perlu lebih banyak peluang untuk mempraktekkan dan
mendiskusikan keputusan realistis. Dalam beberapa hal, kesalahan pengambilan keputusan pada
remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah orientasi masyarakat
terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai.
Sekolah
Fungsi sekolah
Pada abad ke-19, sekolah-sekolah menengah lanjutkan hanya untuk kaum elit. Pada tahun
1920-an, sekolah-sekolah telah berubah menjadi semakin komprehensif dan melatih remaja
untuk bekerja dan menjadi warga negara, serta meningkatkan intelektualitas mereka. sekolah
menenganh atas yang komprehensif tetap bertahan dewasa ini, tetapi fungsi sekolah menengah
lanjutkan terus diperdebatkan. Beberapa kalangan mempertahankan pendapat bahwa fungsi
sekolah seharusnya adalah pengembangan intelektual, antara lain menuntut fungsi yang lebih
komprehensif.
Putus Sekolah dari sekolah Menegah Atas
Putus sekolah adalah suatu masalah serius selama beberapa dasawarsa. Banyak murid putus
sekolah mengalami kekurangan-kekurangan pendidikan yang menghambat kesejahteraan
ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa mereka. Beberapa kemajuan telah dicapai;
angka putus sekolah bagi kebanyakan kelompok-kelompok etnis minoritas menurun dalam
beberapa dasawarsa terakhir, meskipun angka putus sekolah bagi kelompik etnis minoritas yang
tinggal di kota-kota besar dan berpengasilan rendah masih cukup tinggi. Murid-murid putus
sekolah karena alasan-alasan ekonomi dan pribadi yang berhubungan dengan sekolah. Untuk
mengurangi angka putus sekolah, lembaga-lembaga masyarakat khususnya sekolah harus
mengatasi hambatan-hambatan antara pekerjaan dengan sekolah.
Transisi ke sekolah menengah lanjutan atau sekolah menengah pertama
Muncul sekolah menengah pertama pada tahun 1920-an dan 1930-an dibenarkan atas dasar
perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan sosial pada masa awal remaja dan kebutuhan akan lebih
banyak sekolah sebagai jawaban atas bertambahnya populasi murid. sekolah-sekolah menengah
pertama semakin populer pada tahun-tahun terakhir ini. Bersamaan dengan tibanya masa
pubertas yang lebih awal. transisi ke sekolah menengah pertama bersamaan dengan banyaknya
perubahan-perubahan sosial, keluarga, dan individu dalam kehidupan anak remaja.Transisi
meliputi peralihan dari posisi teratas ke posisi terbawah. sekolah-sekolah yanhg berhasil bagi
remaja muda memperhitungkan perbedaan-perbedaan individual dalalm perkembangan secara
serius, memperlihatkan suatu keprihatian yang dalam terhadap apa yang dikenal sebagai awal
masa remaja, dan menekankan perkembangan sosial dan emosional sebanyak perkembangan
interlektual.
Masalah-masalah dan gangguan-gangguan
Obat-obatan dan alkohol
Amerika serikat memiliki tingkat remaja pengguna obat-obatan tertinggi dibandingkan
dengan semua negara industri maju. Tahun 1960-an dan 1970-an adalah suatu masa yang
ditandai dengan meningkatnya penggunaan obat-obatan oleh remaja. Sejak pertengahan tahun
1980-an telah muncul kecenderungan penurunan yang kecil dalam penggunaan obat-obatan di
kalangan remaja, tetapi pada awal tahun 1990 tercatat suatu kecenderungan peningkatan dalan
penggunaan obat-obatan. Alkohol adalah obat-oatan yang paling banyak digunakan oleh para
remaja; alkohol yang disalah gunakan oleh para remaja merupakan suatu masalah. minuman
keras-minuman keras merupakan suatu masalah. Minuman minuman keras merupakan hal yang
umum, kokain adalah obat yang sangat kontroversial. Penggunaannya oleh anak-anak sekolah
menengah atas pertama kali menurun dalam kurun waktu 8 berlanjut. Perkembangan, orang tua,
teman-teman sebaya, dan penggunaan obat-obatan oleh para remaja
Kenakalan remaja
Kenakalan remaja mengacu kepada suatu tentang perilaku yang luas, dari perilaku yang
tidak dapat diterima secara sosial ke pelanggaran status hingga tindakan-tindakan kriminal.Untuk
kepentingan hukum, suatu perbedaan dibuat antara pelanggaraan indeks (seperti tindakantindakan kriminal terlepas apakah dilakukan oleh remaja atau orang dewasa) dan pelanggaran
status (dilakukan oleh pemuda di bawah usia tertentu). Faktor yang mendorong kontak meliputi
identitas negatif derajat kelamin laki-laki, harapan-harapan yang rendah pada pendidikan dan
komitimen yang rendah terhadap pendidikan, kuatnya pengaruh teman sebaya dan rendahnya
penolakan terhadap tekanan teman sebaya dan rendah nya penolakan terhadap tekanan teman
sebaya, kegagalan orang tua untuk memantau anak remaja mereka secara memadai, disiplin yang
tidak efektif oleh orangtua, dan hidup di suatu lingkungan kota, yang angak kriminalitas tinggi,
dengan mobilitas yang tinggi. program-program yang berhasil tidak berfokus pada kenakalan
remaja (tetapi meliputi kompenen-kompenen lain seperi pendidikan, kompenen pun "peluru
ajaib") mulai di awal perkembangan anak, seringkali melibatkan sekolah, berfokus pada
lembaga-lembaga sementara memperhatikan terindividualisasi terhadap kenakalan-kenakalan ,
dan meliputi pemiliharaan.
Bunuh diri
Angaka bunuh diri meningkat,. Dimulai sekitar pada usia 15 tahun. Angka bunuh diri
meningkat secara dramatis. Faktor-faktor proksimal dan distal terlibat dalam sebab-sebab bunuh
diri.
Gangguan-ganguan makan
Anoreksia nervosa dan bulimia semakin menjadi masalah bagi kaum remaja
perempuan.Alasan sosial, psikologis, dan fisiologis dari gangguan-gangguan ini telah
dikemukakan.
Status remaja saat ini
Mayoritas remaja dewasa ini berhasil melalui tahapan dari masa keci ke masa
dewasa.Menurut beberapa kireteria, para remaja dewasa ini juga berhasil dari rekan-rekan
mereka pada satu atau dua dasarwarsa sebelumnya. Akan tetapi cukup banyak para remaja
dewasa ini tidak di beri kesempatan dan dukungan yang memadai untuk menjadi orang dewasa
yang berkompeten. Dalam banyak hal, para remaja dewasa ini diperhadapakan kekpada sebuah
lingkungan yang kurang stabil dibandingkan dengan satu atau dasawarsa yang lalu. Adalah
penting untuk memandang para remaja sebagai suatu kelompok yang hetrogen karena
munculnya sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat karakteristik khusus
para remaja yang digambarkan.
Citra ideal masa remaja dan pesan-pesan yang ambivalen masyarakat kepada para
remaja
Masyarakat kita tampaknya tidak yakin tentang bagaimana masa remaja yang seharusnya dan
yang tidak seharusnya. Ada banyak bidang seperti kemandirian, seksualitas, hukum-hukum dan
nilai-nilai, serta pendidikan, di mana orang-orang dewasa memiliki citra ideal tentang para
remaja tetapi mengkomunikasikan pesan-pesan yang ambivalen kepada remaja, yang dapat
berperan dalam masalah-masalah remaja.
Pemuda yang beresikio
Tumbuh kesadaran bahwa perilak-perilaku berisiko tinggi pada para remaja seringkali
tumpang tindih dengan empat bidang keprihatinan khusus: kenakalan remaja, penyalahgunaan
obat-obatan, kehamilan remaja, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan sekolah. 15
sampai 25 persen para remaja berisiko karena terbatasnya kemungkinan mereka menjadi orangorang dewasa produktif. Dua pendekatan yang mengandung aplikasi yang paling luas untuk
memperbaiki kehidupan para remaja beresiko: memberi perhatian individual kepada anak-anak
dan para remaja yang berisiko serta mengembangkan penanganan yang berbasis masyarakat luas.
Perkembangan Psikologi Remaja
Pada umumnya remaja didefinisikan sebagai masa transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan
psikologis yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar
psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis yang muncul pada tahap perkembangan
manusia tidak berhasil dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan dapat
menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang lebih lanjut. Berikut ini adalah
berbagai tuntutan psikologis yang muncul di tahap remaja, berdasarkan pengalaman penulis
selama menjadi pendidik.
Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. Misalnya
si Dewi merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Dewi akan berusaha sekuat
tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Dewi yang demikian tentu menimbulkan masalah
bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Dewi akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh
temannya sehingga lama-kelamaan Dewi tidak memiliki teman, dan sebagainya.
Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang tua
Usaha remaja untuk memperoleh kebebasan emosional sering disertai perilaku
"pemberontakan" dan melawan keinginan orang tua. Bila tugas perkembangan ini sering
menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah, maka remaja
akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Tentu saja hal tersebut akan membuat
remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya
pada teman-temannya yang senasib dengannya. Jika orang tua tidak menyadari akan pentingnya
tugas perkembangan ini, maka remaja Anda dalam kesulitan besar. Hal yang sama juga
dilakukan remaja terhadap orang-orang 'yang dianggap sebagai pengganti orang tua', guru
misalnya.
Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin
Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya
pergaulan.Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah
mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap
perkembangan ini. Ada sebagaian besar remaja yang tetap tidak berani bergaul dengan lawan
jenisnya sampai akhir usia remaja. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakmatangan dalam
perkembangan remaja tersebut.
Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri
Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai
kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang
dimilikinya dibandingkan dengan kelebihan yang dimilikinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan
pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk perkembangan selanjutnya (masa
dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun).
Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma
Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang
yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang
dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep
mengenai harus menjadi seperti siapakah "aku"?, Sehingga hal tersebut dijadikan pegangan
dalam mengendalikan gejolak dorongan dalam dirinya. Maka penting bagi orang tua dan orangorang 'yang dianggap sebagai pengganti orang tua' untuk mampu menjadikan diri mereka sendiri
sebagai idola bagi para remaja tersebut.
Selain berbagai tuntutan psikologis perkembangan diri, kita juga harus mengenal ciri-ciri
khusus pada remaja, antara lain:
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
a. Masa Pra pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
Anak mulai bersikap kritis
b. Masa pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
Memperhatikan penampilan
c. Masa Akhir pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.Cirinya:
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai
sepenuhnya
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari
kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan
motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang
benda, melempar, melambai dan penangkapan.
Pertumbuhan Fisik
Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:
Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti,
kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar
bagaimana melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan
sebelum mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan
motorik seperti menggambar.
Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh
menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan
tangan.
Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah
sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka
belajar cara merangkak
Karena cerita Pendeta ini, maka turunlah semua kaki dari atas
kursi.
Bagaimana keinginan untuk bebas pada anak-anak Tunas Remaja ini
dapat dibimbing ke arah yang baik? Tunjukkan pada mereka bahwa ada
semacam kebebasan yang benar dan baik, yang hanya dapat dijalankan
oleh orang dewasa. Kebebasan yang sungguh dan tidak bergantung pada
orang lain, yaitu kebebasan yang berhubungan dengan prinsip dan
pendirian. Berusahalah supaya mereka menyadari bahwa taat pada
segala peraturan yang sah merupakan sifat baik yang dapat
dibanggakan. Ajarlah mereka menggunakan akalnya, karena mereka bisa
mengerti alasan-alasan yang masuk akal. Ia senang apabila alasanalasan demikian diberikan kepadanya.
Tunjukkanlah keteladanan Yesus pada saat Yesus berumur 12 tahun.
Saat itu Yesus dan orangtuanya pergi menghadiri perayaan Paskah di
Yerusalem, dan Yesus tertinggal di Bait Allah. Di Bait Allah ini Dia
berdiskusi dengan para alim ulama. Dan pada saat orangtuanya datang,
Tuhan Yesus tetap taat dan mau pulang bersama orangtuanya serta
tinggal dalam asuhan mereka. Sebagaimana yang tertulis dalam
Lukas 2:51, Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret,
dan Ia tetap dalam asuhan mereka.
AKTIVITAS YANG COCOK UNTUK PRA-REMAJA
=====================================
Kegiatan yang cocok untuk Pra-Remaja antara:
1. PENYELIDIKAN ALKITAB
Penyelidikan Alkitab ini dilakukan untuk merangsang anak-anak PraRemaja untuk mengetahui fakta dan kebenaran yang terdapat dalam
ALkitab. Kegiatan ini dapat dilakukan secara kelompok atau
mandiri. Metode yang cocok digunakan adalah Studi Alkitab Induktif
supaya anak menggali sendiri kebenaran Firman Tuhan.
2. PENYELIDIKAN PETA
Dalam menceritakan kisah Alkitab ajaklah mereka untuk membuka peta
Alkitab agar mengetahui dimana kisah itu terjadi. Ajaklah juga
melihat informasi-informasi tambahan lainnya, misalnya melihat
latar belakang kota/daerah/kerajaan/bangsa/nama yang sedang
dipelajari dengan memakai Kamus Alkitab atau Buku Ensiklopedia.
3. DISKUSI
Diskusi ini dilakukan untuk mendorong mereka melihat kebenaran
Alkitab dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
bagaimana menghadapi masalah-masalah remaja. Berikan judul-judul
yang menarik supaya mereka tertarik untukb erdiskusi, misalnya
Orang Farisi Jaman Milenium, Katakan NO pada Narkoba, dll
4. SHARING
Sharing ini dilakukan untuk saling berbagi pengalaman hidup
masing-masing, supaya dapat saling menguatkan dan menolong serta
mendoakan. Usahakan untuk memisahkan kelompok laki-laki dan
wanita, supaya mereka lebih merasa aman.
5. KEGIATAN DI ALAM TERBUKA (OUTDOORS)
Jika memungkinkan sekali-kali ajaklah anak untuk pergi melakukan
kegiatan di alam terbuka, misalnya berkemah, naik gunung, hiking,
bersepeda ke desa dll. Bimbinglah mereka untuk bersahabat dengan
alam, supaya menghargai ciptaan Tuhan. Melakukan kegiatan bersamasama ini akan mengajar mereka untuk saling memperhatikan,
mengasihi dan menolong satu dengan yang lain.
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja
akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan
belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu
padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan
peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan
kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur,
cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari
kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan
dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha
meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka
hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang
mereka inginkan.
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
Remaja Perempuan
Pinggul melebar
Pertumbuhan rahim
Payudara membesar
Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan
Dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik dengan teman sejenis atau
lawan jenis.
Remaja diharapkan sudah mampu untuk menerima pertemanan atau persahabatan tidak hanya dari
teman putra atau putri saja, tapi dari keduanya. Selain itu, kremaja diharapkan mampu untuk menjaga
dan memelihara hubungan yang sudah terjalin dengan baik. Dengan kata lain, bila terjadi konflik atau
masalah dalam hubungan yang sudah terjalin, maka mereka dapat menyelesaikannya dengan cara
yang matang. Tidak dengan cara-cara agresif atau sebaliknya malah menjadi pasif, tapi menyelesaikan
segala masalah dengan cara asertif dan berusaha mencari penyelesaian yang dapat menguntungkan
semua pihak.
Perilaku Asertif: Cara berperilaku dimana perasaan atau pandangan diungkapkan secara terus terang
tanpa melukai perasaan atau merendahkan harga diri orang lain.
Dapat menerima peran jenis kelamin.
Belajar menerima peran jenis kelamin artinya, belajar untuk menerima diri sebagai seorang
perempuan atau laki-laki sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mencapai kemandirian secara emosional, baik terhadap orangtua maupun terhadap orang dewasa
lainnya.
Contoh dari mencapai kemandirian secara emosional antara lain, belajar menghargai perbedaan yang
ada, seperti perbedaan pendapat serta mampu mengenali emosi dan menempatkannya secara tepat.
alah yang ada tanpa perlu terlalu banyak bergantung pada orangtua.
Berhasil atau tidaknya seorang remaja menjalani tugas perkembangan selain tergantung pada diri
remaja itu sendiri,juga perlu didukung oleh orangtua dan guru sebagai pembimbing mereka.
Perkembangan Fisik
Di Norwegia, menarche atau menstruasi pertama , sekarang terjadi pada usia 13 tahun keatas,
dibandingkan dengan usia 17 tahun pada tahun 1840-an. Di AS, anak - anak menjadi dewasa setahun
lebih awal dari anak - anak di negara Eropa. menarche adalah sebuah peristiwa yang menandai masa
pubertas, namun bukan satu - satunya fitur yang muncul.
Perubahan Purbertas
Pubertas ( puberty ) adalah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara
pesat terutama pada awal masa remaja. Tetapi, pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba tiba terjadi. Pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba - tiba terjadi. Pubertas adalah bagian
dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur ( gradual ).
Faktor di balik munculnya kumis pertama pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada anak
perempuan adalah banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat yang disekresikan oleh kelenjarkelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuh oleh aliran darah.
Remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran
tubuh mereka. Beberapa memasukki masa pubertas lebih awal, yang lain terlambat, dan yang lain lagi
tepat pada waktunya.
Piaget yakin bahwa pemikiran opersional formal berlangsung pada usia 11 hingga 15 tahun.Pemikiran
operasional formal lebih abstrak dari pemikiran seoranga anak. Pemikiran remaja juga
idealistis. Remaja mulai berpikir tentang karakteristik ideal tentang mereka sendiri dan orang lain
dengan standar ideal, sementara anak-anak lebih berpikir tentang apa yang nyata dan apa yang
terbatas.
Kognisi Sosial
Pengambilan Keputusan
Remaja perlu banyak kesempatan untuk mempraktekkan dan mendiskusikan pengambilan keputusan
yang realistis. Salah satu strategi untuk meningkatkan pengambilan keputusan remaja tentang pilihan
dunia nyata adalah dengan mengembangkan lebih banyak peluang bagi remaja untuk terlibat dalam
permainan peran dan pemecahan masalah kelompok yang berkaitan dengan kondisi semacam ini di
sekolah.
Munculnya sekolah menengah lanjutan pada tahun 1920-an dan 1930-an didasari pada perubahan fisik,
kognitif, sosial yang menjadi ciri masa remaja awal, dan kebutuhan akan sekolah karena populasi murid
yang terus bertambah.
Banyak murid putus sekolah mengalami kekurangan pendidikan yang menghambat kesejahteraan
ekonomi dan sosial mereka di kehidupan dewasa mereka. Untuk mengurangi angka putus sekolah,
lembaga pendidikan harus mengatasi hambatan antara pekerjaan dengan sekolah.
Kenakalan remaja
Juvenile delinguency mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak
dapat diterima secara sosial, pelanggaran, hingga kriminalitas.
Program harus lebih luas cakupanny dari hanya sekadarberfokus pada kenakalan.
Memiliki komponen ganda
Dimulai sejak awal perkembangan
Sekolah memainkan peran penting
Upaya harus diarahkan pada perubahan instittional dari perubahan individual
Perhatikan
Pengembanga yang berkesinambungan
Angka bunuh diri meningkat sekitar pada usia 15 tahun. Faktor proksimal dan distal terlibat dalam
sebab-sebab bunuh diri.
Gangguan makan
Anoreksia nervosa & bulima semakin menjadi masalah bagi kaum remaja perempan. Sebab sosial,
psikologis, dan fisiologis dari gangguan yang telah dikemukakan
Dewasa ini remaja menghadapi tuntutan, harapan, serta risiko, dan godaan yang tampaknya lebih
banyak dan komlpeks dari yang dihadapi oleh para remaja yang nempaknya lebih banyak dan kompleks
dari yang dihadapi oleh para remaja generasi sebelumnya.
Menurut beberapa kriteria, para remaja dewasa ini juga lebih berhasil daripada rekan-rekan mereka
pada 1 atau 2 dasawarsa sebelumnya. Tapi cukup banyak remaja dewasa ini tidak diberi kesempatan
dan dukungan yang memadai untuk menjadi orang dewasa yang berkompeten.
Citra ideal masa remaja & pesan ambivalen masyarakat kepada para remaja
Banyak orang dewasa menghargai kemandiria anak muda, tetapi bersikeras bahwa remaja tidak
memiliki kedewasaan untuk mengambil keputusan sendiri yang kompeten tentang kehidupan mereka.
Remaja dianggap lugu secara seksual namun memiliki pengetahuan yang banyak tentang seks.
Banyak orang dewasa memberi cap dan mengkritik remaja pada penggunaan obat-obatan oleh remaja,
tetapi orang dewasa itu sendiri adalah penyalahguna obat-obatan dan perokok berat.
Masyarakat mempromosikan pendidikan dan pengembangan pengetahuan sebagai suatu hal yang
penting untuk berhasil sebagai orang dewasa.
Anak muda yang beresiko tinggi ( high-risk youth ) meliputi 10% sampai 15% dari populasi anak
muda. Mereka berpartsipasi dalam perilaku yang sama dalam frekuensi yang lebih rendah dan akibat
yang kurang merusak. Mereka melakukan tindakan kenakalan yang kurang serius.
Diposkan oleh Antika Listyarini di 21.18
0
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi
dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa yang khusus dan penting karena
merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa
remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Masa remaja merupakan tahap yang sangat menantang dalam kehidupan anak. Kebanyakan remaja
merasa bahwa mereka independen (mandiri) dan ingin mengambil semua keputusan sendiri, padahal
mereka tidak yakin tentang diri mereka sendiri. Hal ini menyebabkan banyak kebingungan bagi
mereka. Untuk mengatasi semua itu, perubahan fisik yang mereka alami kadang-kadang
menyebabkan mereka stres dan kecemasan. Kebanyakan masalah remaja tumbuh dari kebingungan
dan stress.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik (organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang
dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat
membingungkan remaja yang mengalaminya. Karena itu penting bagi remaja untuk mempelajari
perubahan yang terjadi pada setiap tahap kehidupan remaja agar mampu menerima perubahanperubahan yang terjadi pada tahap kehidupannya.
Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja
akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan
belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu
padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang
paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan
peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan
kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk
menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur,
cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari
kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan
dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha
meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka
hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang
mereka inginkan.
Pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi
(organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi.
Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks.
Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
Terjadinya haid pada remaja perempuan (menarche)
Remaja Perempuan
Pinggul melebar
Pertumbuhan rahim
Payudara membesar
Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan
Dapat menjalin hubungan yang baru dan lebih matang baik dengan teman sejenis atau
lawan jenis.
Remaja diharapkan sudah mampu untuk menerima pertemanan atau persahabatan tidak hanya dari
teman putra atau putri saja, tapi dari keduanya. Selain itu, kremaja diharapkan mampu untuk menjaga
dan memelihara hubungan yang sudah terjalin dengan baik. Dengan kata lain, bila terjadi konflik atau
masalah dalam hubungan yang sudah terjalin, maka mereka dapat menyelesaikannya dengan cara
yang matang. Tidak dengan cara-cara agresif atau sebaliknya malah menjadi pasif, tapi menyelesaikan
segala masalah dengan cara asertif dan berusaha mencari penyelesaian yang dapat menguntungkan
semua pihak.
Perilaku Asertif: Cara berperilaku dimana perasaan atau pandangan diungkapkan secara terus terang
tanpa melukai perasaan atau merendahkan harga diri orang lain.
Dapat menerima peran jenis kelamin.
Belajar menerima peran jenis kelamin artinya, belajar untuk menerima diri sebagai seorang
perempuan atau laki-laki sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mencapai kemandirian secara emosional, baik terhadap orangtua maupun terhadap orang dewasa
lainnya.
Contoh dari mencapai kemandirian secara emosional antara lain, belajar menghargai perbedaan yang
ada, seperti perbedaan pendapat serta mampu mengenali emosi dan menempatkannya secara tepat.
alah yang ada tanpa perlu terlalu banyak bergantung pada orangtua.
Berhasil atau tidaknya seorang remaja menjalani tugas perkembangan selain tergantung pada diri
remaja itu sendiri,juga perlu didukung oleh orangtua dan guru sebagai pembimbing mereka.
14 March 2008
jadi
terlalu
resah
dengan
bentuk
tubuhnya,
dan
sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik
pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik
tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture)
dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan
fisik
yang
tidak
proporsional.
Kematangan
organ
reproduksi
pada
masa
remaja
membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat
menjurus
Perkembangan
pada
atau
pertumbuhan
penyimpangan
anggota-anggota
perilaku
badan
remaja,
seksual.
sebagaimana
dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan
badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh
yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena
pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi
remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri
sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan,
sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif
terhadap
penilaian
diri.
Secara
umum
perubahan-perubahan
fisik
remaja
sebagai
berikut
Perempuan
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Laki-laki
Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)
Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari
penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.
Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha
sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan
masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke
pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.
Menginjak masa puber, seorang remaja akan mengalami perkembangan kognitif atau kemampuan
berpikir. Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli
perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi
formal (period of formal operations). Idealnya, seorang remaja sudah mempunyai pola pikir sendiri.
Di antaranya yang bisa digambarkan yaitu:
Muncul kemampuan nalar secara ilmiah dan belajar menguji hipotesis atau permasalahan
Belajar berinstropeksi diri
Wawasan berpikirnya semakin luas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, jati diri atau
identitas
Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tapi juga akan mengadaptas informasi
tersebut dengan pemikirannya sendiri. Namun pada kenyataannya, di negara-negara berkembang
(termasuk Indonesia), masih banyak sekali remaja (bahkan orang dewasa juga lho) yang belum
mampu berpikir dewasa. Sebagian masih memiliki pola pikir yang sangat sederhana. Hal ini terjadi
karena sistem pendidikan di Indonesia banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah
atau ceramah, sehingga daya kritis belajar seorang anak kurang terasah. Bisa juga pola asuh orang
tua yang cenderung masih memperlakukan remaja seperti anak-anak sehingga mereka tidak punya
keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usianya.
Seharusnya seorang remaja harus sudah mencapai tahap perkembangan pemikiran abstrak supaya
saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis
masalah dan mencari solusi terbaik.
mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosa kata,
ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan
perkembangan umur kronologisnya. Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu
berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan bahasa dimulai dengan meniru suara atau bunyi tanpa arti dan diikuti
dengan ucapan satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya.
Dengan hubungan inilah, ia berhubungan social sesuai dengan tingkat perilaku sosialnya.
Perkembangan bahasa terkait dengan kognitif, yang berarti fakta intelegensi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Tingkat intelektual bayi belum
berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin besar bayi itu bertumbuh dan berkembang,
kemmpuan berbahasanya mulai berkembang dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang
lebih kompleks.
Pola bahasa yang dimiliki anak adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga.
Perkembangan bahasa dalam keluarga dilengkapi oleh bahasa masyarakat di mana mereka
tinggal. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak mengikuti proses belajar
di sekolah juga. Sebagaimana diketahui, di lembaga pendidikan bahasa diberikan rangsangan
yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar. Proses pendidikan bukan hanya
memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, namun juga secara
Makasih.
Eh, mau ini?
Apa tuh? Obat, ya?
Iya, kalau mau ambil aja.
Gaya berbahasa berkaitan erat dengan bahan bacaannya. Kalau yang dibaca remaja selalu
masalah-masalah percintaan yang beraliran gombalisme, maka tidak heran jika pikiran mereka
pun tidak terbiasa dengan hal-hal lain yang sebenarnya sangat penting. Jika pikirannya hanya
disibukkan oleh hal-hal semacam itu, maka jangan heran jika mereka cenderung menghindar dari
pembicaraan-pembicaraan serius (dan tentu juga tulisan-tulisan yang serius).
Bahasa remaja yang digunakan oleh kalangan remaja saja. Penggunaan bahasa remaja ini
memiliki fungsi yang strategis bagi kehidupan mereka. Dengan menggunakan bahasa remaja,
mereka merasa sebagai orang yang bisa dan masuk dalam komunitas mereka.
Dalam kesehariaanya, bahasa remaja dugunakan sebagai penghubung antarmereka.
Dengan bahasa remaja yang sifatnya dinamis, remaja merasa memiliki kebebasan untuk
mengepresikan kehidupan mereka.
3.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN BAHASA REMAJA
Menurut Piaaget (dalam Papalia, 2004), remaja memasuki tahap perkembangan kognitif
yang disebut tahap formal operasional. Piaget menyatakan bahwa tahapan ini merupakan tahap
tertinggi perkembangan kognitif manusia. Pada tahap ini individu mulai mengembangkan
kapasitas abstraksinya.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasa remaja mengalami
peningkatan pesat. Kosakata remaja terus mengalami perkembangan seiring dengan
bertambahnya referensi bacaan dengan topik-topik yang lebih kompleks. Menurut Owen (dalam
Papalia, 2004) remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka
menyukai penggunaan metaphor, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan
pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak
baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.
Disamping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif, munculnya
penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari perkembangan psikososial remaja. Menurut
Erikson (1968), remajamemasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role
confusion. Hal yang dominant terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan
identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang
terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan bagian
dari proses perkembangan mereka sebagai identitas independensi mereka dari dunia orang
dewasa dan anak-anak.
Bahasa remaja atau yang dikenal bahasa gaul, berkembang melalui tayangan berbagai
media, baik cetak maupun elektronik. Media-media tersebut menyebarkan berbagai program
remaja yang kecendrungannya menggunakan bahasa remaja sebagai pengantarnya.
Di dalam tayangan televis, program yang ditayangkan, seperti sinetron remaja
menggunakan bahasa remaja. Melalui media ini, informasi mengenai bhasa remaja yang ada di
kota Jakarta, dapat menyebar sampai ke pelosok-pelosok desa. Dengan perkembangan teknologi
informasi yang luas, bahasa remaja tidak hanya terbatas pada kalangan masyarakat khususnya
remaja di daerah perkotaan.
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya
dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak,
remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler
dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa
remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Banyak factor yang mempengaruhi perkembangan bahasa. Bahasa remaja berkembang karena
luasnya media informasi yang beredar di masyarakat. Masyarakat kita khususnya remaja,
menggunakan bahasa gaul atau bahasa remaja ini hanya untuk kalangan mereka. Penggunaan ini
bertujuan untuk menyatakan bahwa kehadiran mereka memang ada dalam komunitas remaja.
Kita sebagai masyarakat bahasa, tidak mungkin bisa mengenyampingkan kehadiran bahasa
remaja di masyarakat. Kita hanya mampu mengusahakan perkembangan bahasa remaja ini ke
arah yang positif.