Anda di halaman 1dari 7

JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 87

p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Jurnal Pendidikan Fisika


Universitas Muhammadiyah Makassar

An Analysis on the Relationship between the Number of Particles


and the Volume by Using the Gas Kinetic Theory Model
Nurazmi1), A. Taufik Hidayat Prayuda2), Nurul Ainun Maudil Khawair3), Harni4),
Surya Sutriana5), Riska6)
Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar 1),2),3,)4),5),6,)
Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Makassar 90221
E-mail: nurazmi@unismuh.ac.id

(Diterima: 03 Januari 2020; Direvisi: 15 Januari 2020; Diterbitkan: 30 Januari 2020)

Abstract – This study aims at finding out the relationship between the number of particles and the volume
by using the gas kinetic theory model. In this study, the data collection was conducted three times
employing different particle numbers, namely 10 particles, 20 particles and 30 particles group. During
the data collection process, the scale reading of the load height was done when the load collision has
been going on for 20 seconds. Based on the observations, it can be obtained that the more the number of
particles, the greater the volume. The graph analysis also reveals that the slope of the three graphs
varies. Graph 4.1 and graph 4.2 share the same slope that is 0.1, while the slope of graph 4.3 is 0.095.
The slope of the graph illustrates that once the number of particle increases, the position of the piston
will also go up. In other words, it can be said that the changes in the position of the piston (v) is directly
proportional to the number of particles (n).

Keywords: Kinetic Theory Of Gases, Volume, Piston Position, Particle

Analisis Hubungan Jumlah Partikel Dengan Volume


Menggunakan Model Teori Kinetik Gas
Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah partikel dengan volume
menggunakan model teori kinetic gas. Pada penelitian ini, pengambilan data dilakukan sebanyak tiga
kali dengan jumlah partikel yang berbeda-beda yaitu 10 partikel, 20 partikel dan 30 partikel. Pada
proses pengambilan data yang dilakukan, pembacaan skala ketinggian beban dilakukan ketika
penumbukan beban telah berlangsung selama 20 detik. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa
semakin banyak jumlah partikel maka volumenya akan semakin besar pula. Dari hasil analisis grafik
diperoleh kemiringan pada grafik 4.1 yaitu 0,1, grafik 4.2 diperoleh kemiringan 0,1 dan grafik 4.3
diperoleh kemiringan 0,095. Kemiringan grafik menggambarkan bahwa setiap pertambahan partikel
bertambah pula kedudukan piston atau dapat dikatakan hubungan antara perubahan kedudukan piston
(v) berbanding lurus dengan jumlah partikel (n).

Kata kunci: Teori Kinetik Gas, Volume, Kedudukan Piston, Partikel

I. PENDAHULUAN cair. Akan tetapi molekulnya lebih bebas


bergerak. Jika didasarkan teori kinetik gas,
Gas terbentuk dari bagian-bagian sangat
gas sendiri terbentuk oleh molekul – molekul
kecil yang disebut molekul. Gas memiliki
gas yang bergerak secara acak dengan arah
molekul yang sama dengan zat padat dan

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110
JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 88
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

gerak yang lebih konstan. Molekul gas molekul penyusunnya dijelaskan dalam teori
sendiri bergerak dengan kecepatan yang kinetik gas.Dalammenjelaskan perilaku gas
sangat tinggi dan saling bertubrukan dengan dalam keadaan tertentu, teori kinetik
molekul – molekul yang lainnya serta gasmenggunakan beberapa pendekatan dan
bertabrakan dengan dinding secara terus – asumsi mengenai sifat-sifat gas yangdisebut
menerus. gas ideal.
Peristiwa meletusnya balon karet Sifat-sifat gas ideal dinyatakan sebagai
merupakan salah satu contoh penerapan teori berikut.
kinetik gas. Balon bisa meletus karena dua 1. Jumlah partikel gas sangat banyak, tetapi
hal yaitu adanya kenaikan suhu dan tekanan tidak ada gaya tarik menarik (interaksi)
gas balon. Apabila kita letakkan dibawah antar partikel.
sinar matahari dalam waktu yang cukup lama 2. Setiap partikel gas selalu bergerak
maka balon akan meletus. Hal ini disebabkan dengan arah sembarang atau acak.
oleh suatu gas dalam balon juga meningkat. 3. Ukuran partikel gas dapat diabaikan
Hal yang sama juga terjadi apabila kita terhadap ukuran ruangan tempatgas
memompa balon terus menerus. Gas akan berada.
menekan dinding balon terus menerus seiring 4. Setiap tumbukan yang terjadi
dengan kenaikan tekanannya, sehingga antarpartikel gas dan antara partikel
volume balon terus meningkat. Pada saat gasdan dinding bersifat lenting
dinding balon tidak dapat lagi menahan sempurna.
tekanan gas, balon akan meletus. Peristiwa 5. Partikel gas terdistribusi merata di dalam
meletusnya balon tersebut terkait dengan ruangan.
hubungan tekanan, suhu dan volume gas, jika 6. Berlaku Hukum Newton tentang gerak.
terjadi perubahan pada salah satunya akan Pada kenyataannya, tidak ditemukan gas
mengakibatkan perubahan pada yang lain. yang memenuhi kriteria gasideal.Akan tetapi,
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sifat itu dapat didekati oleh gas pada
penulis tertarik megambil judul eksperimen temperatur tinggi dan tekanan rendah.
tentang Teori Kinetik Gas untuk memahami Andaikan kita memiliki satu tangki gas
hubungan antara jumlah partikel dengan sembarang,kemudian tekanan dalam tangki
volume. kita sebut P, volume tangki adalah V, dan
suhu dalam tangki adalah T. Kita bisa
II. LANDASAN TEORI
mengatur atau mengubah tekanan, suhu
maupun volumenya. Ternyata antara P,V dan
Sifat mekanika gas yang tersusun atas
T saling memiliki kaitan tertentu. Persamaan
sejumlah besar atom-atom ataumolekul-
yang meghubungkan antara P, V dan T

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110
JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 89
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

dinamakan sebagai persamaan keadaan gas. Hukum Charles dikemukakan oleh


Kita akan meninjau persamaan keadaan untuk fisikawan Prancis bernama Jacques
gas ideal.Bila tekanan dalam tangki kita ubah Charles.Charles menyatakan bahwa jika
dan suhunya kitajaga agar tidak berubah atau tekanan gasyang berada dalam bejana
suhunya konstan, ternyata volumenya ikut tertutup dipertahankan konstan, maka
berubah. Jika kita memperbesar tekanan volumegas sebanding dengan suhu
maka volumenya berkurang. Apabila kita mutlaknya.Untuk gas yang berada dalam
memperbesar volume tangki ternyata tekanan duakeadaan seimbang yang berbeda pada
akan mengecil. tekanan konstan, diperoleh persamaan
Teori kinetik gas memberikan jembatan sebagai berikut.
antara tinjauan gas secara mikroskopik dan ……………………….……………2)
makrokospik. Hukum-hukum gas seperti
Keterangan:
hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac,
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
menunjukkan hubungan antara besaran- V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
besaran makrokospik dari berbagai macam T1 : suhu mutlak gas keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas keadaan 2 (K)
proses serta perumusannya. Kata kinetik
berasal dari adanya anggapan bahwa Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh
molekul-molekul gas selalu bergerak. Hukum kimiawan Perancis bernama Joseph Gay
Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika
yang bernama Robert Boyle. Hasil percobaan volume gas yang berada dalam bejana
Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas tertutup dipertahankan konstan, maka
yang berada dalam bejana tertutup tekanan gas sebanding dengan suhu
dipertahankan konstan, maka tekanan gas mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua
berbanding terbalik dengan volumenya. keadaan seimbang yang berbeda pada volume
Untuk gas yang berada dalam dua keadaan konstan, diperoleh persamaan sebagai
keseimbangan yang berbeda pada suhu berikut.
konstan, diperoleh persamaan sebagai ………………………………..…...3)
berikut.
Keterangan:
…………..………………….1)
T1 : suhu mutlak gas keadaan 1 (K)
Keterangan: T2 : suhu mutlak gas keadaan 2 (K)
P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2) P1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2) P2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110
JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 90
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

…………………..………………5)
Atau

Dengan:
n = jumlah mol gas,
(a) (b) R = tetapan umum gas = 8,31 × 103
J/kmolK (SI) = 8,31 J/molK,
Gambar 1. Pada tekanan 1 atm, (a) gas P = tekanan (N/m2),
bervolume 4 m3 memiliki V = volume (m3), dan
temperatur 300 K, sedangkan T = temperatur (K).
(b) gas bervolume 3 m3a b
memiliki temperatur 225 K. Dari definisi mol zat yang menyatakan

Apabila hukum Boyle, hukum Charles, bahwa:

dan hukum Gay Lussac digabungkan, maka


diperoleh persamaan sebagai berikut.
Atau , Persamaan (5) dapat dituliskan
................................................4)
menjadi
Persamaan di atas disebut hukum Boyle-
( ) …………………………..6)
Gay Lussac.Anda telah mempelajari hukum-
Massa jenis suatu zat adalah
hukum tentang gas, yaitu hukum Boyle,
perbandingan antara massa dengan volume
Charles, dan Gay Lussac. Namun, dalam
zat tersebut. Oleh karena itu, dari Persamaan
setiap penyelesaian soal biasanya
(6) dapat diperoleh persamaan massa jenis
menggunakan hukum Boyle-Gay Lussac. Hal
gas
ini disebabkan hukum ini merupakan
gabungan setiap kondisi yang berlaku pada …………..………………….7)

ketiga hukum sebelumnya. Menurut prinsip Avogadro, satu mol gas


Oleh karena setiap proses yang mengandung jumlah molekul gas yang sama.
dilakukan pada gas berada dalam ruang Jumlah molekul gas ini dinyatakan dengan
tertutup, jumlah molekul gas yang terdapat di bilangan Avogadro (NA) yang besarnya sama
dalam ruang tersebut dapatditentukan sebagai dengan 6,02 × 1023 molekul/mol. Dengan
jumlah mol gas (n) yang jumlahnya selalu demikian, Persamaan (7) dapat dinyatakan
tetap. Mol adalah suatu besaran yang menjadi.
digunakanuntuk menyatakan massa suatu zat ( ) ………………………..8)
dalam gram yang besarnya sama
dengan:
denganjumlah molekul zat tersebut. Dengan
N = Banyak partikel gas, dan
demikian, persamaan keadaan gas idealdapat NA = Bilangan avogadro = 6,02 ×
dituliskan menjadi 1023 molekul/mol= 6,02 × 1026
molekul/kmol.

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110
JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 91
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

Oleh karena nilai pada Persamaan (8) Kemudian dilakukan pengambilan data
merupakan suatu nilai tetapan yang disebut sebanyak tiga kali dengan jumlah partikel
konstanta Boltzmann, k, di mana k = 1,38 × yang berbeda-beda yaitu 10 partikel, 20
10–23 J/K maka persamaan keadaan gas ideal partikel dan 30 partikel. Pada proses
dapat juga dituliskan menjadi persamaan pengambilan data yang dilakukan,
berikut: pembacaan skala ketinggian beban akibat
…………………………….9) penumbukan partikel dilakukan ketika telah
berlangsung selama 20 detik

III. METODE PENELITIAN


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat dan bahan yang digunakan
Setelah melakukan eksperimen
meliputi, Beban, Audio Function Generator
sederhana diperoleh data sebagai berikut.
(Botol Minuman/silinder, Peluru
plastik/manic-manik, Piston, Tali, Penggaris, Tabel 1. Hubungan antara volume (V)
Motor Listrik, Saklar, Stopwatch, Sendok, dengan jumlah partikel (n)
dalam teori kinetik gas.
Papan (Katrol) dan Balok. Jumlah Perubahan
Percobaan
Partikel, Kedudukan
Ke-
(n) (Peluru) Piston (cm)
10 1,00
I 20 2,00
30 3,00
10 0,90
II 20 2,10
30 2,90
10 0,80
III 20 2,30
30 2,70
Gambar 2. Model (Alat) Teori Kinetik Gas
Analisis grafik
Prosedur kerja yang dilakukan dalam
eksperimen ini adalah menyiapkan perangkat 3.5
3
eksperimen, kemudian merangkai seperti Grafik 2. Hubungan Antara Perubahan
2.5 y = 0.1x
Kedudukan

Kedudukan Piston, V (cm) dengan Jumlah


R² = 1
gambar berikut. 2 Partikel, n
(cm) (cm)
Kedudukan

1.5
4
PistonPiston

1
Perubahan

20.5
y = 0.1x - 0.0333
Perubahan

00 R² = 0.9868
00 1010 2020 30
30 40
Jumlah
Jumlah Partikel,
Partikel, nn(Peluru)
(Peluru)

Gambar 4. Hubungan Antara Perubahan


Kedudukan Piston, V (cm)
dengan Jumlah Partikel, n
Gambar 3. Rangkaian Teori Kinetik Gas

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110
JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 92
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

semakin banyak jumlah partikel maka


4
volumenya akan semakin besar pula.
3
Perubahan Kedudukan

y = 0.095x + 0.0333
2 R² = 0.8995
Piston (cm)

UCAPAN TERIMA KASIH


1
Dengan berakhirnya jurnal ini, penulis
0
0 10 20 30 40 ingin berterima kasih kepada semua yang
Jumlah Partikel, n (Peluru)
terlibat dalam pelaksanaan eksperimen
hingga pembuatan jurnal. Penulis menyadari
Gambar 5. Hubungan Antara Perubahan
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan jurnal
Kedudukan Piston, V (cm)
dengan Jumlah Partikel, n ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan.
Berdasarkan dari hasil data yang Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-
diperoleh maka dilakukan analisis grafik. pihak langsung maupun tidak langsung yang
Dari hasil analisis grafik diperoleh memperlancar jalannya penyusunan jurnal ini
kemiringan pada grafik 1 yaitu 0,1, grafik 2 sehingga jurnal ini dapat penulis susun
diperoleh kemiringan 0,1 dan grafik 3 seperti sekarang ini. Olehnya itu, secara
diperoleh kemiringan 0,095. mendalam penulis ucapkan banyak terima
Kemiringan grafik menggambarkan kasih atas bantuan dan motivasi yang
bahwa setiap pertambahan partikel bertambah diberikan sehingga penulis dapat
pula kedudukan piston atau dapat dikatakan menyelesaikan jurnal ini.
hubungan antara perubahan kedudukan piston
(v) berbanding lurus dengan jumlah partikel PUSTAKA
(n). Dengan demikian, hal ini telah sesuai
[1] Bueche, Frederick J dan Eugene Hecht.
dengan teori yang ada yaitu semakin banyak 2006. Fisika Universitas Edisi
molekul atau partikel disuatu tempat, maka Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
[2] Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar
semakin sering bertabrakan satu sama lain. Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid
Hal ini menyebabkan semakin tinggi pula 1. Jakarta : Erlangga.
[3] Halliday, dkk. 2010. Fisika Dasar
tekanan gas tersebut. Volume, temperature Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta :
dan tekanan memiliki hubungan yang sangat Erlangga.
[4] Hermawan, Sandy. 2012. Master
dekat, perubahan pada salah satunya akan Fisika SMA Kelas X, XI, XII. Jakarta :
mengakibatkan perubahan pada yang lain. Wahyu Media
[5] Luthfiyatul, lulu. 2014. Laporan Fisika
: Teori Kinetik Gas. Diakses Pada
V. PENUTUP Ahad, 27 Oktober 2019.
http://luthfiyatul.blogspot.co.id/2014/1
Berdasarkan hasil eksperimen yang telah 0/ laporn-fisika-teori-kinetik-gas. html.
[6] Saripuddin, dkk. 2009. Fisika 2: untuk
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Kelas XI Seklah Menengah Atas /

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110
JPF | Volume 8 | Nomor 1 | 93
p - ISSN: 2302-8939
e - ISSN: 2527-4015

[7] Madrasah Aliyah Program Ilmu [10] Suharyanto, dkk. 2009. Fisika : untuk
Alam.Jakarta : Pusat Perbukuan, SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Departemen Pendidikan Nasional. Perbukuan, Departemen Pendidikan
[8] Setya Nurachmandani, Setya. Nasional.
2009.Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas [11] Surya, Yohannes. 2009. Suhu dan
XI.Jakarta :Pusat Perbukuan Termodinamika. Tangerang : Kandel.
Departemen Pendidikan Nasional. [12] Young, Hugh D dan Roger A
[9] Soekardie, Chandrasa. 2015. Freedman. 2002. Fisika Universitas
Termodinamika Dasar Mesin Konversi Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta :
Energi. Yogyakarta : Andi Offset. Erlangga.

DOI: 10.26618/jpf.v8i1.3110

Anda mungkin juga menyukai