Kelompok 2
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk molekul asam nukleat yang terdapat dalam tubuh adalah
DNA (deoxyribonucleic acid) yang memiliki monomer berupa nukleotida. Molekul
ini tersusun dari gula pentosa berupa deoksiribosa, fosfat, dan basa nitrogen
heterosiklik berupa purin yang terdiri dari adenin serta guanin, dan basa nitrogen
pirimidin yang terdiri dari sitosin serta timin (Sumardjo 2006). DNA yang melilt
protein histon membentuk struktur yang disebut nukleosom. Nukleosom yang
tersusun sepanjang rantai DNA membentuk struktur yang disebut kromosom.
Umumnya, kromosom diambil pada bagian jaringan yang sedang aktif membelah
seperti ujung batang, ujung akar, lingkar cambium, kelenjar, epitel, dan tulang.
Daerah kecil pada kromosom yang merupakan satu unit yang tidak dapat membelah
serta diwariskan dari generasi ke generasi disebut dengan gen (Nusantari 2015).
Isolasi DNA dapat dilakukan pada sel hewan, tanaman, dan manusia. Isolasi
DNA manusia dapat dilakukan melalui sel darah berupa leukosit karena sel ini
memiliki inti sel yang mengandung DNA. Tahap utama isolasi DNA adalah isolasi
sel, lisis dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi, dan
presipitasi. Selain itu, dapat juga dilakukan isolasi DNA plasmid dari bakteri. Untuk
melakukan isolasi plasmid, sel bakteri ditumbuhkan lalu dipanen. Kemudian
dinding dan membran dihancurkan sehingga ekstrak dapat keluar. Ekstrak ini
mengalami serangkaian perlakuan untuk memperoleh plasmid murni (Faatih 2009).
Isolasi DNA dari darah dapat menggunakan metode Robyt & White (1987) (Susilo
et al. 2011).
Prinsip isolasi DNA adalah memperoleh DNA murni. Isolasi DNA genom
dapat dilakukan menggunakan metode lisis sel secara fisik dengan menggunakan
kekuatan mekanik untuk memecah sel seperti freeze thaw, bead mill
homogenization, dan resonansi seperti sonikasi, maupun secara kimia yang
menggunakan buffer lisis yang merusak integritas barrier dinding sel seperti SDS
dan CTAB (Murtiyaningsih 2017). Untuk mengisolasi DNA tanaman perlu
menggunakan metode yang berbeda. Tahapan-tahapan dalam metode tersebut
adalah perusakan dinding sel, pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa
dan protein, kemudian yang terakhir adalah pemurnian DNA (Langga et al. 2012).
Tanaman temulawak merupakan tanaman obat-obatan yang mengandung
metabolit sekunder seperti kurkuminoid, minyak atsiri, dan pati. Xanthorizol
merupakan salah satu komponen minyak atsiri yang berperan sebagai agen
penginduksi apoptosis, antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan. Faktor
lingkungan dapat berpengaruh terhadap metabolit sekunder. Hal ini menyebabkan
timbulnya polimorfisme DNA pada tanaman temulawak. Untuk menganalisis
polimorfisme DNA temulawak, tahap pertama yang harus dilakukan adalah isolasi
DNA temulawak (Utami et al. 2012).
Beberapa metode isolasi DNA menggunakan CTAB dan SDS dalam
mengisolasi DNA tanaman. Beberapa metode lain juga dapat menggunakan
nitrogen cair pada tahap ekstraksi. Protokol Doyle merupakan metode yang sering
digunakan untuk ektraksi DNA tanaman. Metode ini menggunakan buffer ektraksi
yang mengandung CTAB, NaCl, EDTA, Tris-HCl, dan 2-merkaptoetanol (Utami
et al. 2012). Larutan CTAB ini merupakan detergen kationik yang dapat
menghancurkan dinding sel, menguraikan protein, serta memisahkan DNA dari
karbohidrat (Nugroho et al. 2017). Beberapa metode isolasi DNA dapat
dimodifikasi untuk melakukan optimalisasi. Hal ini ditujukan agar diperoleh DNA
yang banyak serta kontaminasi sedikit (Utami et al. 2012). Praktikum ini bertujuan
mengisolasi DNA daun temulawak dari berbagai aksesi dengan metode Doyle lalu
mengidentifikasi hasilnya melalui elektroforesis gel agarosa.
METODE
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah mortar, eppendorf, pipet
mikro, tip, autoklaf dan seperangkat alat gelas. Bahan yang digunakan adalah daun
temulawak berbagai aksesi, es batu, PVP, 0.75 ml buffer ekstraksi (2% b/v CTAB,
1.4 M NaCl, 20 mM EDTA, 100 mM Tris –HCl pH 8 ,0.2% (v/v) merkaptoetanol,
kloroform : isoamil alcohol (24:1 ), isopropanol, molecular water.
Prosedur Praktikum
Isolasi DNA Temulawat Metode Doyle. Sebanyak 0.2 gram daun yang
sudah dicuci dan di potong- potong di timbang. Daun digerus menggunakan PVP
dan 0.75 buffer ekstraksi. Sampel selanjutnya di inkubasi dengan incubator
bergoyang pada suhu 65o Cdengan kecepatan 50 rpm selama satu jam dan dibiarkan
pada suhu ruang untuk proses pendinginan. Sebanyak 0.75 ml klorofotm : isoamil
alkohol (24:1 ) dan disentrifugasi pada kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit pada
suhu 4o C. Sampel selanjutnya dipindahkan ke supernatan dan ditambahkan dengan
2/3 volume isopropanol dingin dan dilakukan inversi perlahan sebanyak 10 kali.
Sampel di sentrifugasi kembali pada kecepatan 11.000 rpm selama 10 menit pada
suhu 4oC. Hasil yang diambil adalah pellet dan ditambahkan 25 µL moleculr water
dan disimpan pada suhu -20oC untuk dianalisis selanjutnya.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Faatih M. 2009. Isolasi dan digesti DNA kromosom. J. Penelitian Sains &
Teknologi. 10(1): 61-67.
Farmawati DA, Wirajana In, Yowani SC. 2015. Perbandingan kualitan DNA
dengan menggunakan metode boom original dan boom modifikasi pada
isolat Mycobacterium tuberculosis 151. J. Kimia. 9(1): 41-46.
Ferniah RS, Pujiyanto S. 2013. Optimasi isolasi DNA cabai (Capsicum annuum L.)
berdasa perbedaan kualitas dan kuantitas serta teknik penggerusan. Bioma.
156(1): 14-19.
Langga IF, Restu M, Kuswinanti T. 2012. Optimalisasi shu dan lama inkubasi
dalam ekstraksi DNA tanaman bitti (Vitex cofasus Reinw) serta analisis
keragaman genetik dengan teknik RAPD-PCR. J. Sains & Teknologi. 12(3):
265-276.
Mulyani Y, Purwanto A, Nurruhwati I. 2011. Perbandingan beberapa metode
isolasi DNA untuk deteksi dini Koi Herpes Virus (KHV) pada ikan mas
(Cyprinus carpio L.). J. Akuatika. 2(1): 1-16.
Murtiyaningsih H. 2017. Isolasi DNA genom dan identifikasi kekerabatan genetik
nanas menggunakan RAPD (Random Amplified Polimorfic DNA). Agritrop.
15(1): 83-93.
Nugroho K, Terryana RT, Lestari P. 2017. Metode ekstraksi DNA cabai (Capsicum
annuum L.) menggunakan modifikasi buffer CTAB (Cethyl Trimetyl
Ammonium Bromide) tanpa nitogen cair. Scripta Biologica. 4(2): 91-94.
Nusantari E. 2015. Genetika: Belajar Genetika dengan Mudah & Komprehensif.
Yogyakarta (ID): Deepublish.
Sumardjo D. 2006. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta (ID):
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Susilo A, Soeparno, Hartati T, Artama WT. 2011. Amplifikasi DNA gen meat
tenderness pada sapi bali (Bos sondaicus). J. Ilmu dan Teknologi Hasil
Ternak. 6(2): 21-25.
Syafaruddin, Randriani E, Santoso TJ. 2011. Efektivitas dan efisiensi teknik isolasi
dan purifikasi DNA pada jambu mete. Buletin RISTRI. 2(2): 151-160.
Utami A, Meryalita R, Prihatin NA, Ambarsari L, Kurniatin PA, Nurcholis W.
2012. Variasi metode isolasi DNA daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb.). Di dalam: Seminar Nasional Kimia Unesa; Feb 25, 2012; Surabaya,
Indonesia. Hal: 205-214.