Anda di halaman 1dari 7

9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)

Lainnya Buat Blog Masuk

Panotang No Putis
Bismillah. Menulis!!! Membagi Ilmu Yang bermanfaat. Dan Ketika Kata Meneruskan kalimat-kalimat pada paragraf_nya. Subhanallah.

Arsip Blog Senin, 11 Januari 2016

▼ 2016 (4)
▼ Januari (4) Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa
Sumbawa, Nusa Laboratorium (Refisi)
Tenggara
BaratAdat dan
Pariwisata S... KATA PENGANTAR

Makalah In Sacco
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa dzat yang maha bijak dan maha adil yang
(Lengkap)
Tugas Teknik memberikan nikmat yang tiada putusnya kepada seluruh mahluknya ,seperti kesehatan dan nikmat
Analisa La... ,iman, karena berkat dan rahmatnya sehingga penyusun bisa menyelesaikan "Tugas makalah tentang
metode in sacco".
Sapi Perah Yang
Baik Serta Ciri-
Ciri Sapi Perah Shalawat dan salam kita haturkan kepada baginda Nabi besar Muhammad Saw,yang telah
Ya... menyampaikan risalah dengan penuh hikmah,dan kepada orang-orang menatap masa depan dengan
ilmu dan Amanah dan beliau juga membawa umat islam dari alam kegelapan menuju alam terang
Pesta Wirausaha
Mataram 2015 benderang dengan kata lain Minazzuluma ti”ilannur .
by TDA
Community Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
Mata... memberikan saran dan bantuan atas pembuatan Makalah , Meskipun demikian penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan .Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami
► 2014 (1) harapkan .Semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam belajar dan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah wawasan atau pengetahuan kita ....amin.

Mataram 28,November ,2015


Penyusun

Hijra Madina
(B1D014102)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 1/7
9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................. 1
Tujuan penulisan............................................................................ 2
Manfaat penulisan.......................................................................... 3
BAB 11 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 4
BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 5
3.2 Saran................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tipe evaluasi pakan in sacco dengan kantong nylon merupakan kombinasi pengukuran nilai
nutrisi pakan di lapang dan di labolatorium . metode ini telah di gunakan secara intensif dalam
mengistimasi Degradasi bahan pakan ternak ruminansia , terutama degradasi protein di dalam rumen
, di samping itu dapat juga untuk mengistimasi kecernaaan serat kasar dan bahan kering , kehilangan
nitrogen bahan makanan , dan persediaan protein .
Prinsip metode in sacco adalah suatu pakan di masukkan kedalam kantong , kemudian di
incubasikan kedalam rumen ternak , yang berfistula . Dalam masa incubasi tertentu pakan di dalam
kantong akan mengalami degradasi karena fermentasi mikroba rumen dan partikel yang mudah larut
dalam rumen . Sisa atau residu yang masih terdapat dalam kantong merupakan pakan yang tidak
terdegradasi . Dengan metode ini ternyata laju dan tingkat degradasi suatu pakan di dalam rumen
dapat di estimasi dengan cepat tanpa memerlukan prosedur yang rumit . Nilai-nilai fraksi pakan yang
terlarut , fraksi tidak larut tapi potensial untuk terdegradasi dan laju degradasi zat makanan
merupakan parameter utama yang akan di ukur dengan tehnik in sacco ini . Pengukuran nilai nutrisi
melalui tehnik in sacco tidak di lakukan melalui rumen , kini telah di kembangkan evaluasi kecernaan
bahan pakan secara lebih menyeluruh , evaluasi tersebut juga di lakukan di intestinum dengan
metode in sacco mobil ( mobile nylon bag techinique ) . Prinsip metode ini adalah memasukan residu
pakan setelah incubasi dalam rumen kedalam intestinum melalui fistula intestinum dan di ambil
melalui feses. Keunggulan metode in sacco ( rumen dan instetinum ) adalah dapat menggambarkan
kinetik degradasi ( KD ) . Memperhitungkan gerakan laju pakan keluar rumen ( KP ) dan mempunyai
korelasi yang erat dengan metode in vivo .

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah yang harus di bahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari metode in sacco ?


2. Apa yang di maksud dengan evaluasi protein pakan , RDP ,UDP , dan interprestasi ?
3. Apa yang menjadi faktor yang mempengaruhi efektivitas kecernaan in sacco ?
4. Berapa lama inkubasi pada metode in sacco dan ukuran sampel ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan metode in sacco ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan mata kuliah Tehnik analisa
labolatorium dan untuk memperluas pengetahuan tentang in sacco .

1.4 Manfaat penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan tentang metode in
sacco , evaluasi protein pakan , RDP , UDP , dan interprestasi ,faktor – faktor yang mempengaruhi
efektivitas kecernaan in sacco , lama inkubasi pada metode in sacco , ukuran sampel serta manfaat
dari in sacco .

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian in sacco adalah metode untuk memperoleh informasi dasar tentang nilai nutrisi
pakan (kecernaan) dan untuk melihat kemampuan ekosistem rumen dalam mencerna
pakan dengan cara menempatkan kantong nylon berisi sampel pakan dalam rumen
selama waktu tertentu .

In sacco adalah metode untuk menilai tingkat degredasi pakan dengan menempatkannya
dalam kantong nilon dan di inkubasikan di dalam rumen melalui canula fistula rumen .(
Orskov et al,1980,Orskov ,2000 ) .

Evaluasi protein pakan adalah zat makanan yang sangat di butuhkan oleh ternak termasuk
ternak ruminansia . Metode yang di gunakan secara luas dalam menghitung kebutuhan
protein pada ternak adalah melalui metode protein kasar dengan pendekatan
kecernaannya . Adanya aktivitas mikroba dalam rumen menyebabkan pendekatan tersebut
kurang tepat untuk ternak ruminansia karena tidak dapat menggambarkan secara lengkap
penggunaan protein di dalam tubuh ternak dan kondisi yang sesungguhnya , di dalam
rumen . pemberian pakan pada ternak ruminansia terdapat dua hal yang perlu mendapat
perhatian yaitu kebutuhan nutrisi untuk perkembangan mikroba rumen dan kebutuhan

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 2/7
9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)
untuk ternak itu sendiri yang banyak tergantung pada produk – produk hasil fermentasi dari
zat makanan dari pakan yang lolos degradasi di dalam rumen .

RDP merupakan bagian dari protein kasar pakan yang didegradasi oleh mikroba rumen
menjadi peptida dan amonia sebagian besar di antaranya akan di konversi menjadi protein
kasar mikroba .Besarnya proporsi protein pakan yang terdegradasi di dalam rumen dapat
di tentukan dengan metode in sacco ( Orskov dan Mc Donald , 1979 ) . kelebihan metode
tersebut di antaranya lebih sederhana , dapat menghitung kecepatan degrasi dan sampel
yang di inkubasikan dapat dalam jumlah banyak . Degradasi protein pakan di dalam rumen
sangat bervariasi menurut asal dan jenis pakan , umur pemotongan , perlakuan kimia dan
fisik .

UDP adalah protein pakan yang lolos dari aksi mikroba di dalam rumen dan masuk ke
dalam usus halus dan akan di cerna secara enzimatis . Nitrogen ( N ) yang di gunakan
mikroba rumen adalah nitrogen hasil perombakan protein kasar dan hasil siklus urea .
Estimasi jumlah (N ) terdegrasi yang di butuhkan oleh ternak di perkirakan sama dengan
(N ) . mikroba yang di hasilkan di dalam rumen yang besarnya proposional dengan jumlah
energi yang tersedia dari hasil fermentasi yaitu sebesar 1,25 g N / MJ ME . Untuk estimasi
energi yang tersedia dalam mendukung sintesis protein tersebut dapat di gunakan
konsumsi bahan organik yang terfermentasi di dalam rumen . kebutuhan RDN ( g / hari ) .

ME X ( 1 / 0,82 X 19 ) X KBOR X Nyield

Keterangan :
ME : Kebutuhan energi metabolis ( MJ / hari )
KBOR : Konsumsi Bahan organik yang terfermentasi dalam rumen = 0,65
Nyield : Hasil N mikroba ( g / kg DORMR ) = 30
0,82 X 19 : Faktor konversi dari DE ke ME

Besarnya N asam yang mampu di sediakan oleh N mikroba untuk ternak adalah 0,53 ME
dengan asumsi bahwa 80 persen dari N mikroba berupa asam amino yang mempunyai
kecernaan semu 70 persen dan efisiensi penggunaannya sebesar 75 . Kebutuhan RDN
merupakan kebutuhan minimum untuk ternak . Jika kebutuhan ternak tidak terpenuhi maka
kekurangannya akan di penuhi dari nitrogen pakan yang lolos degradasi ( UDN ) yang
besarnya 1,91 TN – 1,00 ,ME . Dimana TN (Tissue Nitrogen ) merupakan kebutuhan N
jaringan untuk hidup pokok . produksi dan reproduksi dan ME adalah energi metabolis .

Interprestasi adalah jumlah dari bahan pakan yang di degradasi karena fermentasi mikroba
dan partikel bahan yang larut dalam rumen . Susutnya bahan kering setelah inkubasi di
anggap merupakan bagian dari bahan kering yang tercerna dengan demikian kecernaan
dapat di hitung dengan mengurangi bahan awal dengan residu yang tersisa dalam kantong
setelah masa inkubasi tertentu . Apabila partikel pakan mengalir secara normal maka
degradasi bahan pakan dalam rumen tergantung dari : ( a ) laju partikel ( KP ) pakan
keluar rumen . Nilai KP bervariasi dari bahan satu dengan bahan yang lainnya dan
sebaiknya di ukur , tetapi nilai KP rerata dari bahan yang telah di uji dapat di gunakan
dengan besarnya 6 % / jam. ( b ) . Kinetik degradasi ( KD ) bahan pakan pada waktu
inkubasi berbeda , laju degradasi pakan dengan tehnik kantong nylon dapat di ketahui
setelah waktu inkubasi di dalam rumen yang telah di tentukan selesai ( masa inkubasi 0,
2, 12 , 24 dan 48 jam ) dan untuk pakan berserat sebaiknya di tambahkan waktu inkubasi (
72 , 90 jam ) . Dengan hipotesis laju kecernaan ( KD ) konstan terhadap waktu maka
model eksponensial yang di ajukan oleh Orskov dan Mc Donald , 1979 ) . Memberikan
adjustmen yang baik untuk sebagian besar pakan .

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P = a + b (1- e – ct )
Keterangan :
P = Kecernaan bahan pakan setelah waktu inkubasi t jam
a = Jumlah bahan pakan yang hilang dari kantong nylon pada saat 0 jam
b = Jumlah bahan pakan yang hilang dari kantong selama inkubasi t jam
c = Konstatnta laju kecernaan ( Koefisien regresi = b )
e = Natural Logaritma

Koordinat dalam semi logaritma antara presentase komponen yang tinggal dengan lama
waktu inkubasi . Sesuai dengan persamaan garis regresi linier dapat di buat jika jumlah
pakan yang hilang dari kantong nylon dapat di ketahui . Nilai slope komponen
eksponensial dapat di ketahui . Nilai slope komponen eksponensial dapat di ketahui
dimana nilai ini memberikan gambaran laju degradasi komponen – komponen yang ada
dalam pakan yang di uji .

Dengan mengetahui nilai fraksi yang terlarut pada 0 jam ( a ) dan fraksi yang terdegdradasi pada
waktu tertentu maka dapat di tentukan laju degdradasinya . Data yang di peroleh dengan tehnik in
sacco dapat di olah dengan paket program NAWAY untuk mengestimasi parameter ‘ c ‘ , Jika tidak
ada program komputer , perhitungan dapat di lakukan secara manual . Gambar 13 memberikan
contoh kurva laju degdradasi suatu bahan pakan . Misalkan nilai intereptasi ‘ a ‘ adalah 6 asimptot ( a
+ b ) = 92 sehingga nilai b = 86 ( 92 – 6 ) ambil satu nil .

Nilai p Pada kurva dimana degradasi paling cepat misalnya ( t = 8 ) = 48 .

Persamaan P = a + b ( 1 – e – ct ) dapat di ubah menjadi P = ( a + b ) – be – ct ) lebih lanjut


persamaan tersebut menjai e – ct = ( a + b ) – p ) / b . Jika angka hipotesis yang telah di tentukan tadi
di masukan kedalam persamaan maka e – ct = ( 6 + 86 ) – 48 ) / 86 = 0,512 agar dapat di hitung
maka di ambil logaritma natural ( ln ) sehingga – ct = in ( a + b – p ) / b = in 0,512 = 0, 669 maka laju
degdradasi dapat di tentukan yang besarnya c = in ( a + b – p / b ) / -t = 0, 669 - 8 = 0,084 .
Dari sekian banyak laporan penelitian yang menggunakan sampel hijauan . persamaan di atas
menghasilkan nilai estimasi yang cukup akurat . Tetapi apabila menggunakan sampel kosentrat

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 3/7
9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)
dengan ukuran yang kecil , maka akan timbul dua kemungkinan yaitu ( a ) fraksi yang tidak larut
dapat di degdradasi tergantung pada laju degdradasi atau ( b) , fraksi tersebut mengalir keluar rumen
dan tergantung pada nilai laju aliran ( Outflow rate ) . Untuk menerangkan dua hal tersebut maka di
gunakan istilah degrabilitas efektif ( P ) yang mencerminkan fraksi yang sesungguhnya di degradasi di
dalam rumen . Persamaan yang di gunakan adalah :
P = a + bc / ( c + k )

Nilai degradasi efektif tergantung pada kelarutan sampel ( a ) laju degradasi ( c ) dan
Outlow rate partikel kecil meninggalkan rumen ( k ) . Dari persamaan secara jelas dapat di
lihat bahwa degdradasi efektif ( p ) akan menurun jika nilai k meningkat , artinya semakin
cepat fraksi pakan meninggalkan rumen , maka semakin hilang kesempatan mikroba
rumen untuk melakukan fermentasi sehingga proses degdradasi tidak berjalan secara
efektif .

Pada ternak ruminansia daya cerna keseluruhan zat – zat makanan dari suatu bahan
makanan ternak dapat di estimasikan dari nilai t bahan kering yang di milikinya waktu
paruh yang lama pelannya kecepatan pencernaan di dalam rumen lama waktu di mana
setengah bagian dari bahan pakan yang uji dengan tehnik ini telah mengalami degdradasi
di dalam rumen .

Di sebut waktu paruh ( t1/2 ) untuk menghitung waktu paruh dapat di gunakan rumus sebagai berikut :
T ½ = In 2 / b jam = 0, 6931 / b
Keterangan :
Dimana b merupakan slope komponen eksponensial yaitu berupa nilai koefisien regresi hubungan
antara lama waktu inkubasi dengan presentase dari komponen bahan pakan yang tinggal di dalam
kantong nylon .

Faktor yang mempengaruhi efektivitas kecernaan in sacco terdiri dari :

Karakteristik kantong
Jenis kantong yang dapat di gunakan sebagai kantong nylon buatan ( artificial fibre bag ) di antaranya
Dacron bag nylon bag dan rumen bag ( Orskov , 1992 ) . Prinsipnya kantong harus terbuat dari bahan
yang tidak tercerna di dalam rumen . Kantong yang paling umum di gunakan adalah kantong nylon .
Kantong dapat di buat dari nylon atau bahan serat lainnya dengan ukuran pori – pori antara 20 – 40
Mikron ( Preston , 1986 ) . Bahkan ada yang hingga 46 Mikron ( Widyobroto 1996 ) . Namun
Rodriguez , ( 1968 ) , Melaporkan bahwa jumlah lubang tiap cm2 Pada kantong nylon ternyata tidak
memberikan perbedaan terhadap laju degradasi , kantong nylon dengan 1680 , 2303 dan 2555 lubang
cm2 , ternyata memberikan nilai yang sama untuk kehilangan bahan kering dari kantong nylon (
Orskov , 1992 ) , ukuran lubang pori – pori kantong sebesar 20 mikron dan 30 mikron memberikan
sedikit kehilangan bahan kering dari pada lubang pori – pori sebesar 53 mikron .

Pemilihan ukuran pori – pori kantong sangat terkait dengan upaya meminimalkan
hilangnya partikel kecil dari kantong namum mampu menjamin mikroba termasuk protozoa
dapat masuk ke dalam kantong tanpa hambatan dan gas yang di hasilkan selama
fermentasi dapat keluar dari kantong . Jika gas tidak dapat keluar maka kemungkinan
kantong akan mengapung pada bagian atas , partikel padat yang mengakibatkan bias
pada hasil yang di peroleh .

Ukuran bkantong sangat beragam tergantung jumlah sampel dan jenis ternak . Ukuran kantong nylon
untuk tehnik in sacco dalam rumen Dimensi bagian dalamnya sekitar 6 x 11 cm , Sedangkan untuk
intestinum lebih kecil yaitu : 3,8 x 4,5 cm . Berapa peneliti , menyebutkan berbagai ukuran yang
berbeda – beda , namum sebagian pedoman pemilihan ukuran kantong dapat di gunakan rasio lebar ,
dan panjang kantong yang berkisar 1 : 1 ( Bujur sangkar ) , hingga 1 : 2,5 ( Osuji , Nsahlai dan Khalili ,
1993 .

Untuk mengetahui nilai manfaat suatu pakan perlu dilakukan percobaan kecernaan pakan
pada ternak, karena dari hasil analisis kimia terhadap suatu pakan hanya menggambarkan
nilai zat-zat makanannya tanpa nilai manfaatnya, Kecemaan in sacco merupakan
pengukuran kecemaan pakan dengan memasukkan bahan pakan dalam kantong nilon ke
dalam alat pencernaan ruminansia .

Kecemaan secara in sacco dengan menggunakan metode kantong nilon adalah suatu
metode yang sederhana untuk mendapatkan informasi dasar tentang nilai nutrisi pakan
(kecernaan), dengan cara menempatkan kantong nilon berisi sampel pakan di dalam
rumen selama waktu tertentu. Pori-pori kantong nilon berkisar antara 20- 50m yang
ditempatkan dalam rumen temak ruminansia meialui canula, berat sampel yang di
masukkan kedalam kantong nilon berkisar 2,5 – 5 gram bahan kering (Preston dan Leng,
1986).

Orskov (1992) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemaan in
sacco antara lain : lama inkubasi, ukuran sampel dan saat pencucian. Masa inkubasi
pakan di dalam rumen meialui percobaan kecemaan in sacco adalah 12-36 jam untuk
konsentrat, 24-60 jam untuk hijauan bemilai nutrisi baik dan 48-72 jam untuk hijauan
berserat kasar tinggi, sehingga dengan mengetahui jumlah pakan yang hilang dari kantong
nilon, maka dapat diketahui koefesien kecemaan dan laju degradasi.

Lama inkubasi pada metode in sacco adalah tergantung pada kebutuhan dan macam
sampel .Jerami padi dan bahan pakan fibrous lainnya , interval inkubasi 12 , 24 , 48 , dan
72 jam merupakan interval waktu yang paling cocok , konsentrat waktu inkubasinya lebih
pendek 2, 6 , 12 , 24 dan 36 jam . Namun pada kondisi tertentu ada juga peneliti yang
melakukan inkubasi hingga 96 atau 120 jam untuk pakan fibrous dan 48 atau 72 jam untuk
konsentrat . Kondisi ini di sebabkan adanya upaya untuk mencari informasi tingkat
ketahanan subrat terhadap degradasi oleh enzim mikroba yang sangat di pengaruhi oleh
kesempatan kontak antara substrat dengan enzim mikroba . Sementara Orskov ( 1992 )
menyarankan bahwa inkubasi di dalam rumen adalah sebagai berikut . Konsetrat 12 – 36
jam . Hijauan berkualitas baik 24 – 60 jam . Hijauan berserat kasar tinggi 48 – 72 jam .

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 4/7
9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)
Makanan yang di berikan kepada ternak dapat mempengaruhi laju degdradasi dari sampel
yang di inkubasikan . Bila ternak di beri pakan dengan proporsi konsentrat yang lebih
besar , maka akan terjadi penurunan aktivitas bakteri selulolitik di dalam rumen . sehingga
hendaknya di pilih terlebih dahulu pakan yang sesuai dengan tujuan , percobaan . Sumber
variasi yang penting dalam tehnik in sacco adalah adanya variasi antar ternak . Ternyata
kurang akurat menggunakan ulangan dengan memasukan sampel kedalam rumen ternak
yang sama . Dalam pengukuran degdradasi protein paling sedikit di butuhkan sekitar 3
atau 4 ekor ternak , berfistula rumen sedangkan untuk menguji pengaruh perlakuan kimia
terhadap jerami 2 ekor , ternak di anggap cukup mewakili . Sampel harus di inkubasikan
pada tiap ternak percobaan . Jumlah ulangan dan berat sampel tergantung pada jumlah
residu yang di butuhkan untuk analisis lebih lanjut .

Beberapa perlengkapan dalam metode in sacco

Jumlah kantong yang dapat di inkubasikan untuk setiap ‘ run ‘ sebanyak 40 – 60 kantong untuk ternak
sapi dan 8 – 10 kantong untuk ternak sapi dan 8 – 10 kantong untuk ternak kambing atau domba yang
di inkubasikan dalam waktu yang bersamaan .

Ukuran sampel harus di sesuaikan dengan ukuran kantong dan berhubungan erat dengan
total luas permukaan kantong yang di maksudkan agar sampel pakan dapat bergerak
bebas di dalam kantong , meskipun bukan satu konsensus , jumlah mg sampel per cm2 (
kantong atau luas seluruhnya) sangat di sarankan jumlah 3 – 5 gram dari bahan kering .
Kantong dengan ukuran lebih kecil namun tidak boleh kecil , dari 2 gram . Namun Orskov ,
( 1992 ) . Mengemukakan bahwa berat sampel yang di masukan kedalam kantong dapat
berbeda untuk tiap bahan yaitu 2 gram untuk jerami , 3 gram untuk hay dan rumput kering
, 5 gram untuk konsentrat dan 10 – 15 gram untuk hijauan segar . Ukuran partikel sampel
yang di masukkan kedalam kantong nylon tidak menunjukan perbedaan yang nyata
terhadap kehilangan bahan kering selama 72 jam masa inkubasi ( Rodriquez , 1968 ) .
Seperti yang di teliti kempton dan Hiscox bahwa laju degrasi hijauan Iucerne ( Medicago
sativa ) di potong – potong sepanjang 0,5 – 1 cm atau tanah dengan ukuran 40 mm tidak
menunjukan perbedaan , yang nyata , terhadap kehilangan bahan kering setelah 13,5 jam
di inkubasikan dalam rumen , tetapi Orskov ( 1992 ) , menyatakan bahwa sebelum di
masukkan kedalam kantong sampel harus di giling dulu sehingga sampel mempunyai
ukuran kurang lebih 2,5 – 3 mm .

Kelebihan adalah dapat di gunakan untuk estimasi , degradabilitas pakan di dalam rumen
,Memerlukan jumlah sampel yang relatif sedikit , tidak memerlukan banyak ternak dapat di
peroleh hasil analisis dalam waktu singkat dan nilai degradibilitas berhubungan erat
dengan In vivo , walaupun kurang cocok untuk di aplikasi secara rutin Di Balik kelebihan
metode in sacco juga memiliki keterbatasan antara lain memerlukan ternak berfistula,
rumen dan secara teknis bermasalah dalam penerapannya seperti putusnya tali
penggantung nilon . Selain itu kadang kala , terbukanya tutup canula fistula menyebabkan
keluar cairan rumen dan kondisi rumen Aerobik dan mikroba menempel pada pakan tidak
tercerna sehingga berakibat tinggi kadar protein residu pakan yang di uji . Dan mikrobia
menempel pada pakan tidak tercerna sehingga berakibat tinggi kadar protein Residu
pakan yang di uji .

Kelebihan dari metode in sacco terdiri dari :

1. Tidak banyak materi penelitian .


2. Korelasi positif dengan metode in vivo / in vitro .
3. Banyak macam sampel yang dapat di uji pada setiap pengujian .
4. Reproducity tinggi .
5. Proses pengujian di lakukan langsung di dalam rumen .
6. Dapat menentukan nilai kecernaan pakan yang terbatas .
7. Tidak banyak materi penelitian .
8. Korelasi positif dengan metode in vivo / in vitro .
9. Banyak macam sampel yang dapat di uji pada setiap pengujian .
10. Reproducity tinggi .
11. Proses pengujian di lakukan langsung di dalam rumen .
12. Dapat menentukan nilai kecernaan pakan yang terbatas .

Keterbatasan dari metode in sacco terdiri dari :

1. Reproducity pengukuran sering bermasalah .


2. Memerlukan ternak donor berfistula rumen .
3. Kegagalan fisik fistula akan terganggu ekosistem rumen.
4. Kolonisasi mikrobia pada residu pakan di dalam kantong in sacco .
5. Membutuhkan material khusus untuk membuat kantong sacco .
6. Tidak praktis untuk evaluasi pakan yang mengandung kadar air yang tinggi .

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak, karena keberhasilan
usaha ternak sangat ditentukan oleh pakan yang diberikan. Disamping mempengaruhi
produktivitas ternak pakan juga merupakan komponen terbesar dalam biaya produksi,
yaitu bisa mencapai 60-80% dari keseluruhan biaya produksi. Dengan demikian, dalam
memproduksi pakan tidak perlu memperhatikan kualitas saja, tetapi harga pakan juga
harus ekonomis, murah, mudah didapat dan terjangkau oleh kemampuan peternak .

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 5/7
9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)
Di Balik kelebihan metode in sacco juga memiliki keterbatasan antara lain memerlukan
ternak berfistula, rumen dan secara teknis bermasalah dalam penerapannya seperti
putusnya tali , penggantung nilon . Selain itu , terbukanya tutup canula fistula
menyebabkan keluar cairan rumen dan kondisi rumen Aerobik .

BAB III
PENUTUP

3.1 . KESIMPULAN

1. In sacco adalah metode untuk memperoleh informasi dasar tentang nilai nutrisi pakan
(kecernaan) dan untuk melihat kemampuan ekosistem rumen dalam mencerna pakan dengan
cara menempatkan kantong nylon berisi sampel pakan dalam rumen selama waktu tertentu .
2. Evaluasi protein pakan adalah zat makanan yang sangat di butuhkan oleh ternak termasuk
ternak ruminansia .
3. RDP merupakan bagian dari protein kasar pakan yang didegradasi oleh mikroba rumen
menjadi peptida dan amonia sebagian besar di antaranya akan di konversi menjadi protein
kasar mikroba .
4. UDP adalah protein pakan yang lolos dari aksi mikroba di dalam rumen dan masuk ke dalam
usus halus dan akan di cerna secara enzimatis .
5. Interprestasi adalah jumlah dari bahan pakan yang di degradasi karena fermentasi mikroba dan
partikel bahan yang larut dalam rumen .
6. Faktor yang mempengaruhi efektivitas kecernaan in sacco terdiri dari :

Karakteristik kantong

Jenis kantong yang dapat di gunakan sebagai kantong nylon buatan ( artificial fibre bag )
di antaranya Dacron bag nylon bag dan rumen bag .

Lama inkubasi pada metode in sacco adalah tergantung pada kebutuhan dan macam
sampel aranya Dacron bag nylon bag dan rumen bag .

Kelebihan dari metode in sacco terdiri dari :

1. Tidak banyak materi penelitian .


2. Korelasi positif dengan metode in vivo / in vitro .
3. Banyak macam sampel yang dapat di uji pada setiap pengujian .
4. Reproducity tinggi .
5. Proses pengujian di lakukan langsung di dalam rumen .
6. Dapat menentukan nilai kecernaan pakan yang terbatas .
7. Tidak banyak materi penelitian .
8. Korelasi positif dengan metode in vivo / in vitro .
9. Banyak macam sampel yang dapat di uji pada setiap pengujian .
10. Reproducity tinggi .
11. Proses pengujian di lakukan langsung di dalam rumen .
12. Dapat menentukan nilai kecernaan pakan yang terbatas .

Keterbatasan dari metode in sacco terdiri dari :

1. Reproducity pengukuran sering bermasalah .


2. Memerlukan ternak donor berfistula rumen .
3. Kegagalan fisik fistula akan terganggu ekosistem rumen.
4. Kolonisasi mikrobia pada residu pakan di dalam kantong in sacco
5. Membutuhkan material khusus untuk membuat kantong sacco .
6. Tidak praktis untuk evaluasi pakan yang mengandung kadar air yang tinggi .

3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan kepada para pembaca agar kiranya
dapat meningkatkan ilmu pengetahuannya tentang metode In-Sacco ini.

DAFTAR PUSTAKA

Orskov , ER . and Mc Donald L 1979 . The estimation of protein degradability in the


rumenb from incubation measurements weighten according to rate of passage J . Agr . sci .
camb . 92:499 – 503 .

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 6/7
9/29/2018 Panotang No Putis: Makalah In Sacco (Lengkap) Tugas Teknik Analisa Laboratorium (Refisi)
Orkov , ER .1992 .Protein Nutrition in Ruminants . Academic press . London .

Osuji ,P.O ,LV. Nsahlai and H .Khalili .1993.Feed Evaluation International Liverstick Centre
for Afrika Addis ababa .

Preston , TR .1986 .Better Utilization of crop Residues and By products in Animals


Feeding.Research Guidelines ,2.A pratical Manual for Recearch Workers,FAQ .Rome.

Rodriques, H.1968.In vivo digestibility the relative position with in the rumen.Revista
Cubana de Ciencia Agricola (english Edition) 2:285-287 .

Soejono, M ,1990 . Petunjuk Labolatorium Analisis dan Evaluasi pakan . Fakultas


Peternakan Universitas Gadjah Mada . Yogyakarta .

Widyobroto , B.P .1996 . Degradasi Protein dalam Rumen dan Kecernaan Protein dalam
intestinum. Fakultas Peternakan UGM ,Yogyakarta.

Diposting oleh Unknown di 19.51

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Accoun

Publikasikan Pratinjau

Posting Lebih Baru Beranda Posting Lama

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

http://dadaraode.blogspot.com/2016/01/makalah-in-sacco-lengkap-tugas-teknik.html 7/7

Anda mungkin juga menyukai