Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN UNJUK KERJA MIKROTEKNIK

PENGUKURAN MIKROSKOPIS PREPARAT


(MIKROMETRI)

Disusun oleh :

Muhammad Royyan Fais 4401415047

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
2017
Pengukuran Mikroskopis Preparat (Mikrometri)
15 November 2017
I. Tujuan
1. Mengukur tebal daun dari preparat non embedding penampang melintang daun Swietenia
mahagoni baik secara manual maupun elektronik
2. Menganalisis hasil pengukuran preparat yang dilakukan

II. Landasan Teori

Metode supravital adalah suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau
jaringan yang hidup. Sel-sel yang hidup juga dapat menyerap warna. Zat warna yang biasa
dipakai untuk pewarnaan supravital adalah janus green, neutral red, atau methylene blue
dengan kosentrasi tertentu. Preparat supravital merupakan preparat yang bersifat sementara
sehingga harus segera diamati setelah pembuatan. Pengamatan terhadap epithelium ini akan
nampak inti dari sel-sel yang teramati (Rudyatmi, 2017)

Epitel adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sangat rapat tanpa adanya zat
antar sel. Epitel tidak mempunyai pembuluh darah, namun semua epitel tumbuh pada
jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel dipisahkan dengan jaringan ikat
melalui membrana basalis (Subowo. 1992).

Jaringan epitelium (epithelial tissue) terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang
terkemas dengan rapat. Pada banyak epitelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu oleh tight
junction (persambungan ketat). Permukaan bebas pada epitelium itu terpapar ke udara atau
cairan, sementara sel-sel yang berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membran
basal. (Campbell, 2004).

Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat lapisan berturut-turut dari yang paling
dalam ke permukaan yaitu lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan
granulosum dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus
yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung sel-sel induk yang secara kontinyu
bermitosis dan anak selnya dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum
terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan mempunyai karakteristik sel yang
mulai matang. Stratum granulosum terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih
matang dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin yang
merupakan bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari selapis atau berlapis-lapis sel
(tergantung regio) berbentuk pipih yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel.

Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan,
mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di regio rongga mulut
yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya
parakeratinised (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya da yang masih
memiliki inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut,
permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa
alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
Mukosa khusus terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised (memiliki lapisan
keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang sudah tidak berinti).

III. Prosedur Kerja

Sebelum melakukan unjuk kerja, mulut berkumur terlebih dulu dengan air bersih
sampai dirasa bersih. Alat-alat yang diperlukan dibawa, kaca penutup diletakkan disebelah
kiri sedangkan jarum diletakkan disebelah kanan. Larutan methylene blue dalam NaCl
fisiologis 0,9% diteteskan sebanyak satu tetes di atas gelas benda pada jarak 1.5 cm dari sisi
terpendek sebelah kiri. Epitelium mukosa mulut diambil dengan mengeruk menggunakan
sendok kecil. Epitelium mukosa mulut dipindahkan ke larutan methylene blue diatas gelas
benda dengan menggunakan jarum pentul. Proses penutupan dilakukan menggunakan kaca
penutup dibantu oleh jarum pentul. Preparat diamati di mikroskop dengan perbesaran 400
kali.
IV. Hasil dan Pembahasan

A
C

Keterangan :
A = Sitoplasma
B = Membran Sel
C = Inti Sel
Perbesaran 400x, Bentuk Sel Squamosa Simplek

Pada praktikum kali ini adalah pembuatan preparat supravital epitelium mukosa
mulut. Preparat ini merupakan salah satu jenis dari preparat sementara. Preparat sementara
adalah preparat yang keawetannya hanya sementara atau beberapa jam saja, tidak lebih dari
24 jam. Preparat ini termasuk preparat basah. Oleh sebab itu, dianjurkan setelah dibuat untuk
langsung diamati mengingat supaya tidak kering.

Teknik pewarnaan yang digunakan dalam pembuatan preparat supravital epitelium


mukosa mulut adalah teknik pewarnaan tunggal. Pewarnaan jenis ini hanya melibatkan satu
macam pewarna saja. Preparat diwarnai dengan methylene blue dalam NACl fisiologi 0.9%.
Hal tersebut adalah salah satu cara agar epitelium tidak rusak karena mengalami krenasi.
Larutan NaCl 0.9% dianggap sebagai larutan yang isotonis terhadap tubuh hewan.

Pengamatan dengan perbesaran 100x sebenarnya sudah terlihat. Namun, memang


agar lebih jelas serta dapat dianalisis dengan mudah maka digunakan perbesaran 400x. Cara
pemfokusan objek pengamatan dapat dilakukan dengan mengatur beberapa komponen dalam
mikroskop. Komponen itu diantaranya, diafragma, kondensor, micrometer. Sehingga bagian-
bagian dari sel lebih jelas diamati.
Setelah diamati didapat bentuk epitelium mukosa mulut yang squamosal simplek, atau
selapis pipih yang tipis. Inti terlihat jelas dan sentral, meski disana ada inti yang keluar,
barangkali karena perentangan yang dilakukan membuat beberapa sel menjadi rusak.

V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari unjuk kerja ini adalah sebagai berikut:

1. Preparat epitelium mukosa mulut merupakan jenis preparat sementara yang menggunakan
teknik pewarnaan tunggal, yaitu methylene blue yang dilarutkan dalam NaCl 0.9%.

2. Penganalisisan hasil dilakukan dengan mengamati bagian-bagian sel yang terlihat kontras
antara satu dengan yang lain karena pewarnaan. Bagian-bagiannya yaitu, inti sel, sitoplasma,
dan membrane sel.

VI. Saran

Beberapa saran yang perlu dilakukan dalam melaksanakan unjuk kerja ini yaitu (1)
berkumur terlebih dulu sebelum mulai unjuk kerja untuk memastikan mulut dalam keadaan
bersih, (2) waktu antara pembuatan preparat dan pengamatan harus cepat mengingat preparat
yang basah sehingga cepat untuk mongering, dan (3) berhati-hati saat meratakan dalam
larutan warna karena meski dengan tujuan agar sel tidak menumpuk disamping itu pun
supaya sel tidak rusak.

Daftar Pustaka

Campbell, Reece, Mitchell. 2004. Biologi. Edisi Kelima. Jilid 3. Jakarta. Erlangga.
Rudyatmi E 2017. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai