Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM 5

TINGKAH LAKU KUCING (Felis silvestris catus)

Penyusun:

Kelompok 5

Kukuh Budi Sampurno (2013184205B0034)


Yussi Tri Achir Wulan (2011184205B0058)
Sofi Safitri (2013184205B0008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI JEMBER
2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap mahluk hidup akan melakukan interaksi baik dengan sesamanya
maupun dengan lingkungan sejak dia dilahirkan kajian perilaku hewan dapat
dijadikan suatu kunci untuk memahami bagaimana hewan itu dapat terus
bertahan hidup.
Kekayaan spesies fauna di dunia sangatlah banyak jumlahnya. Kucing
Felis silvestris catusadalah sejeniskarnivora.Kucing telah berbaur dengan
kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau
Siprus. Kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing
yanggaris keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur
murni( pure breed ), seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing merupakan hewan
yang sangat lekat dengan kehidupanmanusia baik dalam kehidupan liar maupun yang
dipelihara. Meski kucing sudah mengalami domestikasiribuan tahun yang lalu,
kucing merupakan hewan soliter dan dalammelakukan proses reproduksi masih
membutuhkan kondisi kehidupanalamiah. Oleh sebab itu pemahaman tingkah
laku kucing baik dalam melakukanaktivitas perkawinan, perilaku memangsa
hewan lain dan lain sebagainnya.

1.2 Tujuan
1. Mengamati aktivitas kucing (Felis silvestris catus)
2. Mengamati perilaku mangsa kucing (Felis silvestris catus)

1.3 Hipotesis
Kucing adalah salah satu hewan karnivora yang ada disekitar kita
dan dengan pratikum ini kami memiliki hipotesis bahwa kucing akan
memburu mangsa yang sudah kami siapkan sampai kena .
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kucing ( Felis silvestris catus )


Kucing memiliki nama latin Felis silvestris catus ini merupakan salah satu
jenis hewan karnivora yang masih satu family dengan kucing-kucing yang lainya
seperti Harimau, Singa tetapi kucing lebih kecil dari ukuran morfologi tubuh nya
dan kucing ini sudah banyak beradaptasi untuk hidup disekitar manusia.
Karakteristik ini bisa dilihat dari bentuk fisiknya, gerakannya yang diam,
pandangan malam, giginya yang tajam, kumisnya yang mendeteksi arus udara,
getaran, dan benda padat semuanya merupakan karakteristik predator.
Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk
menjauhkan tikus atau hewan  pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil
panen. (Siscawati..2012: 1)
Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di
dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies. Tetapi
karena ukurannya yang kecil, kucing tidak begitu berbahaya bagi manusia.
Kucing menyergap dan melumpuhkan mangsa dengan cara yang mirip
dengan singa dan harimau, menggigit leher mangsa dengan gigi taring yang tajam
sehingga melukai saraf tulang belakang atau menyebabkan mangsa kehabisan
napas dengan merusak tenggorokan. Kucing dianggap sebagai "karnivora yang
sempurna" dengan gigi dan saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan
molar pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja
efektif seperti gunting untuk merobek daging. Kucing hanya memakan daging
biasanya buruan segar. Dalam penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan
dengan diet vegetarian karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam
amino yang mereka butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan.
Naluri berburu merupakan sebuah hal atau kebiasaan yang bersifat alami
dan mutlak dimiliki oleh setiap kucing, pada saat mereka dengan penuh kesabaran
dan kewaspadaan mengejar mangsanya dan kemudian mereka bergerak mendekati
mangsanya serta dengan konsentrasi penuh mengamati mangsanya sampai pada
saat dan  jarak yang tepat kucing-kucing tersebut baru menerkam sasaran atau
mangsanya tersebut. Kucing cukup mampu memilih makanan, karena mereka
memiliki organ pembau khusus di langit-langit mulutnya yang disebut sebagai
organ vomeronasal atau organ Jacobson. Ketika organ ini terstimulasi oleh suatu
jenis makanan tertentu, kucing akan menolak makanan selain makanan itu.Kedua
mata kucing menghadap ke depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi
besarnya bidang pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik yang
lemah.Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan
menggunakan "kumis" atau misainya (vibrissae) untuk membantunya menentukan
arah dan menjadi alat indera tambahan. Misal dapat mendeteksi perubahan angin
yang amat kecil, membuat kucing dapat mengetahui adanya benda-benda di
sekitarnya tanpa melihat. Fungsi utama dari kumis kucing adalah untuk bekerja
sebagai sistem pemindaian (scanning) lingkungan. Kucing tidak perlu menyentuh
objek dengan kumis mereka untuk mendeteksi objek. Saraf di dasar kumis bahkan
cukup sensitif untuk mendeteksi gerakan kecil udara yang menggetarkan kumis.
Kucing begitu sensitif, kucing bahkan dapat mendeteksi gerakan udara dalam
ruangan seperti udara yang mengalir di sekitar perabotan yang memungkinkan
kucing tahu ada objek di sana bahkan ketika keadaan sedang gelap gulita.
Kucing memiliki pendengaran yang sangat peka lebih dari pada manusia
dan anjing. Kelebihan pendengaran kucing yaitu kucing mampu mendengar suara
yang sangat pelan, tetapi juga suara sangat tinggi yang tak dapat didengar
manusia. Daun telinga lebar dan dapat berputar 180 derajat ke arah sumber
bunyi.Kucing mampu mencari suara serangga yang berasal dari balik tembok
sekalipun, kemampuan ini sangat penting bagi kucing untuk mengetahui
mangsanya berada
BAB 3. METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


1. Mangsa (tikus, burung, dan ikan)
2. Kandang untuk tikus
3. Sangkar burung
4. Ember/Baskom/toples untuk ikan
5. Kamera

3.2 Cara Kerja


1. Siapkan mangsa kucing (tikus, burung, dan ikan)
2. Letakkan mangsa sedemikian rupa agar terlihat jelas oleh kucing
3. Pastikan kucing dalam keadaan belum makan/lapar, oleh karena itu lakukan
pada pagi hari, siang hari dan sore hari dengan mangsa yang berbeda-beda.
4. Rekam menggunakan kamera dan catat aktivitas dan pola-pola tingkah laku
kucing yang akan memangsa
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 TABULASI DATA
Mangsa I (Tikus)
Perilaku Kucing
Perilaku Dilakukan Keterangan
Mengamati + Kucing mengamati tikus
yang diletakkan didalam
keranjang.
Mengendus Bau + Kucing yang pada
awalnya agak jauh dan
semakin mendekat dan
mencium toples berisi
tikus.
Mengejar + Kucing tidak melainkan
memdekati stoples.
Berusaha Menangkap - Kucing tidak menangkap
tikus tapi, hanya
menggutik toples.
Ekspresi Kucing
Yang Diamati Keterangan
Telinga Mengarah kedepan
Hidung Mengendus-endus
Kumis Mengarah kedepan
Mata Cangar telinganya

Mangsa II (Burung)

Perilaku Kucing
Perilaku Dilakukan Keterangan
Mengamati + Kucing mengamati burung
yang diletakkan didalam
sangkar
Mengendus bau - Kucing tidak mengendus
melainkan hanya diam
mengamati.
Mengejar - Kucing tidak mengejar mangsa
tetapi malah pergi dan terlihat.
Berusaha menangkap - Kucing tidak berusaha
menangkap mangsa melainkan
malah meninggalkan.

Ekspresi kucing
Yang Diamati Keterangan
Telinga Menyamping
Hidung Mengendus sekali sekali
Kumis Mengarah kebelakang
Mata Memfokuskan ke mangsa

Mangsa III (Ikan)


Perilaku Kucing
Perilaku Dilakukan Keterangan
Mengamati + Kucing mengamati ikan
yang diletakkan didalam
wadah plastik.
Mengendus bau - Kucing tidak mengendus
ikan.
Mengejar - Kucing tidak mendekati
ikan.
Berusaha menangkap - Kucing tidak berusaha
menangkap ikan yang
berada diwadah.

Ekspresi kucing
Yang Diamati Keterangan
Telinga Mengarah kesamping
Hidung Membesarkan lubangnya
Kumis Mengarah kedepan
Mata Membesar dari biasanya

Keterangan :
(+) bila objek melakukan hal yang disebutkan di dalam tabel.
(-) bila objek tidak melakukan hal yang disebutkan di dalam tabel.
Jenis kucing yang dipakai praktikum : Kucing Rumahan
Sifat yang dimiki kucing Kucing rumahan.
1. Manut kepada orang yang sudah dikenal.
2. Mudah beradaptasi diberbagai tempat.
3. Suka bermain.
4. Takut kepada orang yang tidak dikenal.

4.2 Pembahasan

1. Percobaan Pertama (Mangsa Tikus)

Pada percobaan pertama dengan mangsa tikus kami melakukan nya pagi
hari , dari percobaan itu prilaku kucing pertama kali terlihat diam mengamati
mangsa yaitu tikus yang berada di dalam wadah prilaku ini termasuk mengamati
mangsa prilaku ini terjadi selama 2 menit , lalu kucing mendekati mangsa dan
berusaha mengendus mangsa yang sudah disiankan dan berusaha merubuhkan
wadah , untuk mengambil kucing .

2. Percobaan Kedua

Pada percobaan kedua ini kami menggunakan burung sebagai umpanya pada
percobaan kali ini kami lakukan pada pagi hari, Menurut Shabab (2012) bahwa
naluri berburu merupakan sebuah hal atau kebiasaan yang bersifat alami dan
mutlak dimiliki oleh setiap kucing, pada saat mereka dengan penuh kesabaran dan
kewaspadaan mengejar mangsanya dan kemudian mereka bergerak mendekati
mangsanya serta dengan konsentrasi penuh mengamati mangsanya sampai pada
saat dan  jarak yang tepat kucing-kucing tersebut baru menerkam sasaran atau
mangsanya tersebut.Namun dalam percobaan kami kali ini kucing terlihat hanya
sekejap saja mengamati mangsanya lalu pergi meninggalkan ini terjadi karena
kucing yang kami gunakan adalah kucing rumahan yang sudah terbiasa dengan
adanya burung yang berada dalam jangkauannya namun ketika akan ditangkap
malah dipukul oleh pemilik burung . ini menunjukan bahwa kucing dapat dilatih
untuk tidak menunjukan sifat alamiah nya terhadap mangsa tertentu.

3. Percobaan Ketiga

Pada percobaan ketiga ini kami menggunakan mangsa ikan yang telah kami
letakan kedalam toples bening yang bisa dilihat oleh kucing , namun pada
percobaan kali ini terlihat kucing sangat tidak antusia melainkan merasa santai
bahakan diam saja ketika mangsa ikan di dekatkan kepada kucing itu dan akhirnya
kucing malah meningglakan mangsa ikan tanpa menyentuhnya, sesuai faktanya
banhwa kucing sangat takut dan karena tidak lapar-lah yang menyebabkan kucing
tidak tertarik terhadap kucing yang kami jadikan umpan
Antara teori dengan percobaan terdapat perbedaan menurut teori cara kucing
menangkap mangsanya adalah kucing dengan penuh kesabaran dan kewaspadaan
mengejar mangsanya dan kemudian mereka bergerak mendekati mangsanya serta
dengan konsentrasi penuh mengamati mangsanya sampai pada saat dan  jarak
yang tepat kucing-kucing tersebut baru menerkam sasaran atau mangsanya
tersebut. Pada percobaan kucing mengendus mangsanya setelah dia mengamati
lebih dekat, ini dikarenakan hewan yang digunakan sebagai mangsa berada dalam
pengawasan atau dilindungi menyebabkan kucing tidak dapat langsung menerkam
mangsanya. Dalam hal ini kucing melakukan adaptasi tingkah laku yaitu
penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB 5
KESIMPULAN

Percobaan pertama dengan mangsa tikus perilaku yang dilakukan kucing


mengamati dan mengendus bau, sedangkan ekspresi wajah yang dikeluarkan
kucing telinga kedepan, hidung mengendus-endus, kumis mengarah kedepan dan
mata Fokus lebih dari biasanya.Percobaan kedua dengan mangsa berupa burung
perilaku yang dikelurkan kucing hanya mengamati tanpa melakukan tidak lanjuta
atau mengendus dan berusaha menangkap malah kucing meninggalkanya begitu
saja. Percobaan ketiga dengan mangsa berupa ikan perilaku yang dikeluarkan
kucing hanya mengamati membuang pandanganya dan cenderung acuh bahakan
ketika mangsa ikan di dekatkan pun kucing terlihat diam tanpa berusaha
menagkapnya . Sedangkan ekspresi wajah yang dikeurkan kucing dengan telinga
mengarah kesamping, hidung , kumis mengarah kebelakang, dan mata lebih
terlihat normal.
Tingkah laku pada kucing rumahan sudah ada sedikit perbedaan dengan
sebagaimana umumnyanya sebagai binatang karnivora, ini terbukti ketika kucing
sudah sering dipukul ketika berusaha memakan burung kucing ini mengacuhkan
burung .

DAFTAR PUSTAKA

Rendi, Sudrajat. 2013.Karnivora dan Keluarganya. Jakarta ; Jakarta Press


http://entnemdept.ufl.edu/creatures/urban/file/felidae_HTM diakses tanggal 10
desember 2015
Shahab, Fairuz Hilwa. 2012. Kucing Memiliki Pendengaran Sangat Peka.
Siscawati, Evy. 2012. Perilaku Kucing Dilihat Dari Perspektif Evolusi.

Anda mungkin juga menyukai