Anda di halaman 1dari 15

THAHARAH

KELOMPOK 1 FIQIH
NAMA ANGGOTA :

• Luswyaga Wahyu Amelya (12208183024)


• Himmatul Aliyah (12208183027)
• Indah Mawaddah Rahmasita (12208183159)
• Khalida Najaita (12208183164)
• Miatasari (12208183166)
DEFINISI DAN DASAR HUKUM THAHARAH

• Thaharah artinya bersuci. Maksud dari besuci ialah suci dari hadast dan najis .Dan bersuci merupakan salah satu syarat syahnya
sholat dan ibadah lainnya . oleh karena itu, kita harus menjaga kesucian badan , pakaian , dan tempat ibadah .Supaya ibadah kita
terima oleh Allah SWT.
• Sesuai firman Allah SWT :

٢٢٢ ‫البقرة‬. َ‫اِنَّ هللا يُ ِح ُّب التَّ َّوابِيْنَ َويُ ِح ُّب ا ْل ُمتَطَ ِّه ِريْن‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri .“ (Al-Baqarah:222)

١٠٨ ‫التوبه‬. ‫ون أَنْ يَتَطَهَّ ُروا َوهللا يُ ِح ُّب ا ْل ُمطًّ ِّه ِرين‬ َ ‫ق أَنْ تَقُو َم فِيه فِي ِه‬
َ ُّ‫ِرجا ٌل يُ ِحب‬ َّ ‫س َعلَى التَّ ْق َوى ِمنْ أَ َّو ِل يَ ْو ٍم أَ َح‬ ِّ ُ‫س ِج ٌد أ‬
َ ‫س‬ ْ ‫الَ تَقُ ْم فِ ْي ِه أب ًدا لَ َم‬
“didalamnya ada orang-orang yang suka membersihka diri dan Allah menyukai orang yang membersihkan diri.”(Al-Taubahn108)
• Dalam firman Allah tersebut , sangat menekankan bahwa Allah sangat menyukai orang yang menjaga kebersiha atau kesucian
dhohir maupun batin.
NAJIS DAN HADAST

• Najis, menurut bahasa berarti kotor, tidak bersih atau tidak suci. Sedangkan
menurut istilah adalah kotoran yang seorang muslim wajib membersihkan diri
dan mencuci apa-apa yang terkena najis.
• Hadas, yaitu keadaan diri pada seorang muslim yang menyebabkan ia tidak suci,
dan tidak sah untuk mengerjakan sholat.
PEMBAGIAN NAJIS DAN HADAST

1. NAJIS
Najis Mukhafafah , Yaitu termasuk najis yang ringan. Misalnya kencing anak laki-laki yang belum memakan makanan lain
selain ASI. Mencuci benda yang kena najis ini sudah memadai dengan memercikkan air pada benda itu,meskipun tidak
mengalir. Adapun kencing anak perempuan yang belum memakan makanan apa-apa selain ASI,kaifiat mencucinya
hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis itu dan hilang rasa baunya.
Najis Muthawasittah , Yaitu najis pertengahan yang tidak ringan juga tidak berat. Termasuk dalam jenis najis ini adalah
segala sesuatu yang keluar dari qubul maupun dubur apapun bentuknya.Adapun cara menyucikannya adalah dibasuh
dengan air sampai hilang sifatnya. Apabila sudah berulang kali dicuci,tetapi bekasnya masih ada juga,maka hukumnya
dianggap suci,dan dimaafkan. Najis muthawasittah dibagi lagi menjadi dua yaitu najis ainiyah dan najis hukmiyah .
Najis Mughalazoh , Najis mughalazhah yaitu najis berat seperti air liur anjing .Benda yang terkena najis ini hendaklah
dibasuh tuju kali, satu kali diantaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur dengan tanah.
2. Hadast
Hadas Kecil adalah kondisi hukum dimana seseorang sedang tidak dalam keadaan berwudhu'. Entah
memang karena asalnya belum berwudhu' ataupun sudah berwudhu' tetapi sudah batal lantaran
melakukan hal-hal tertentu.Misalnya, seorang yang tertidur pulas secara hukum telah batal wudhu'-
nya, namun secara fisik tidak ada kotoran yang menimpanya. Dalam hal ini dikatakan bahwa orang itu
berhadats kecil. Dan untuk mensucikannya dia wajib berthaharah ulang dengan cara berwudhu' atau
bertayammum bila tidak ada air.
Hadas Besar adalah Keadaan seseorang yang tidak suci yang di sebabkan oleh sesuatu
dan bersucinya harus dengan mandi wajib, dan tayamum (jika tidak ada air).
BENDA BENDA YANG TERMASUK NAJIS

• Daging Babi
• Darah
• .Air Kencing Manusia, Muntah dan Kotorannya
• .Nanah
• Mazi dan Wadi
• Bangkai Hewan
• Potongan Tubuh Dari Hewan Yang Masih Hidup
MACAM- MACAM AIR

•Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:


1.      Air hujan. 4.Air dari mata air 7.Air embun
2.      Air sungai. 5.Air sumur
3.      Air laut. 6.Air salju
Pembagian air
•Air tersebut dibagi menjadi 4, yaitu
1.      Air mutlak (air yang suci dan mensucikan), yaitu air yang masih murni, dan tidak bercampur dengan sesuatu yang lain.
2.      Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan), yaitu air yang dipanaskan dengan terik
matahari di tempat logam yang bukan emas.
3.      Air musta’mal (air suci tetapi tidak dapat mensucikan), yaitu air yang sudah digunakan untuk bersuci.
4.       Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan benda najis atau yang terkena najis.
ISTINJA’
PENGERTIAN ISTINJA’

• Istinja’ adalah menghilangkan sesuatu yangkeluar dari dubur dan qubul dengan menggunakan air
yang suci lagi mensucikan atau batu yang suci dan benda-benda lain yang menempati kedudukan
air dan batu.
• secara bahasa, istinja’ bermakna menghilangkan kotoran. Sedangkan secara istilah bermakna :

• menghilangkan najis dengan air.


• menguranginya dengan semacam batu.
• penggunaan air atau batu.
• menghilangkan najis yang keluar dari qubul dan dubur
CARA CARA BERISTINJA’

1. Wudhu
• menurut (bahasa) berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’ berarti membersihkan anggota-anggota wudhu’ untuk menghilangkan hadast
kecil.Sebab – sebab seseorang berwudhu adalah Saat akan melaksanakan Shalat wajib atau sunah, Tawaf,  Menyentuh tulisan Al-Qur’an,dan iqamah.
 2. Mandi
Mandi adalah meratakan atau mengalirkan air keseluruh tubuh. Sedangkan mandi besar / junub / wajib mandi dengan mengunakan air suci lagi menyucikan (air mutlaq)
dengan mengalirkan air tersebut keseluruh tubuh mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk menghilangkan hadast besar yang harus
dihilangkan sebelum melakukan sholat. 

Mandi diwajibkan atas 5 perkara :


1)    Keluar air mani disertai syahwat, baik diwaktu tidur maupun bangun, dari laki laki atau perempuan.
2)      Hubungan kelamin, yaitu memasukan alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita, walau tidak sampai keluar mani.
3)      Terhentinya haid dan nifas.
4)     Meninggal, bila menemui ajal wajiblah memandikan, berdasarkan ijma’.
5)     Orang kafir bila masuk Islam.
3. Tayamum
Menurut bahasa, tayamum berarti menuju kedebu. Sedangkan menurut pengertian syariat, tayamum
ialah mengusap debu ke wajah dan kedua tangan dengan niat untuk mendirikan sholat atau
lainya. Tayamum juga berarti sebagai penganti wudhu atau mandi, untuk orang yang tidak dapat
memakai air karena beberapa halangan Yaitu :
a. Uzur karena sakit (kalau ia memakai air bertambah sakitnya).
b.  Karena dalam perjalanan.
c.   Karena tidak ada air.
HAL – HAL YANG DILARANG SAAT BERHADAST

• Menyentuh mushaf Al Qur’an.


• .Sholat, fardhu maupun nafilah.
• Thowaf di baitullah.
• Membaca Al Qur’an.
• Menetap atau Berdiam di dalam Masjid.
ANALISIS

• Pertanyaan : Bagaimana hukumnya jika pada pada saat sujud rakaat yang terakhir tangan kita tidak sengaja terkena kotoran cicak. Apakah
sholat kita otomatis jadi batal dan harus mengulang?
• Jawaban : Suci dari najis adalah salah satu syarat sah shalat. Tidak sah shalat seseorang kalau badan, pakaian atau tempatnya shalatnya masih
terkena najis. 

Oleh sebab itu bila di tengah-tengah shalat seseorang terkena atau tersentuh benda-benda najis, maka secara otomatis shalatnya itu pun menjadi
batal. Meski pun dia sudah berada pada rakaat terakhir. Dan karena shalatnya batal, maka shalatnya itu belum sah dikerjakan. Hitungannya
bahwa dirinya belum lagi mengerjakan shalat. Sehingga dia harus ulangi lagi shalatnya.

Namun yang perlu diperhatikan adalah batalnya shalat itu hanya apabila najis itu tersentuh tubuhnya atau pakaiannya. Adapun tempat shalat itu
sendiri bila mengandung najis, namun tidak sampai tersentuh langsung dengan tubuh atau pakaian, shalatnya masih sah dan bisa diteruskan. 

Asalkan dia bergeser dari tempat dimana najis itu terjatuh. Selain sumber najis itu dari luar, bisa juga najis itu datang dari dalam tubuh sendiri.
Maka bila ada najis yang keluar dari tubuhnya hingga terkena tubuhnya, seperti mulut, hidung, telinga atau lainnya, maka shalatnya batal. 

Namun bila kadar najisnya hanya sekedar najis yang dimaafkan, yaitu najis-najis kecil ukurannya, maka hal itu tidak membatalkan shalat.
Dalam hal ini memang umumnya pendapat ulama mazhab Asy-Syafi'iyah memandang bahwa kotoran cicak termasuk benda najis. Sehingga
bila terkena pada tubuh dan pakaian orang yang shalat akan membatalkan shalatnya.

Anda mungkin juga menyukai