Anda di halaman 1dari 95

ANALISIS KLINIS (MIKOLOGI)

1. Berikan Penjelasan berikut ini:


a. Morfologi

ciri-ciri

 Berupa benang tunggal/ bercabang-cabang (=hifa). Kumpulan hifa


membentuk misellium (ciri khas)

 Mempunyai spora

 Memproduksi spora

 Tidak mempunyai klorofil, sehing tidak berfotosintesis

 Berkembang biak secara seksual & aseksual

 Tubuh berfilamen & dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa &
manan

Fungi merupakan organisme menyerupai tanaman, tetapi mempunyai


perbedaan yaitu :
 Tidak mempunyai klorofil

 Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda

 Berkembangbiak dengan spora

 Tidak mempunyai batang, cabang, akar dan daun

 Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman

 Bersifat multiseluler, tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing


bagian Klasifikasi

Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :


 Yeast
Merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan
diameter 3 – 15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri
(asexual) membentuk tunas atau budding cell. Yeast ada dua yaitu : Yeast
murni merupakan jamur uniselluler yang tidak mampu membentuk
pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan jamur uniselluler yang
mampu membentuk pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida
albicans, Torulla (koloni berwarna merah / orange), Cryptococcus
neoformans Secara makroskopik (pada media padat SGA) koloni
jamur bentuk yeast tampak Smooth, warna krem, cembung bau seperti
ragi. Identifikasi dengan uji biokimia
 Mold/Kapan
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu)
yang membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa
disebut miselium yang membentuk suatu anyaman. Hifa yang dibentuk ada
yang bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas permukaan
media disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan.
Hifa yang berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai
alat untuk menyerap makanan.
Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk
Mold membentuk koloni yang berserabut / granuler koloninya tampak
kasar (Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik dan makroskopik
merupakan dasar
identifikasi. Contoh: Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microspo
rum, Trichophyton, Epidermophyton
 Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan
Mold. Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu
inkubasi 37 derajat C, dan berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau
pada suhu inkubasi suhu ruang. Contoh : Histoplasma
capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces dermatidis
Sifat-sifat Jamur
Jamur pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang dapat
menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium untuk
memperoleh makanannya, dan kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Semua zat seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa
kimia lainnya diperoleh dari lingkungannya. Jamur dapat bersifat parasit
obligat, parasit fakultatif, dan saprofit (Deacon, 1997).
 Parasit obligat
Jamur jenis ini hanya dapat hidup pada inangnya dan tidak dapat
hidup di luar inangnya. Misalnya Pneumonia carinii merupakan
khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS.
 Parasit fakultatif
Jamur jenis ini dapat hidup di luar inangnya. Jamur jenis ini
bersifat parasit jika hidup pada inang yang sesuai dan bersifat
saprofit jika hidup pada inang yang tidak sesuai. Misalnya Pythium
sp. yang hidup sebagai saprofit di tanah lembab dan dapat
menyebabkan penyakit busuk pada kecambah tembakau.
 Saprofit
Jamur yang bersifat saprofit dan dapat melapukkan susunan zat
organik seperti pada kayu tumbang dan buah jatuh. Selain itu, hifa
dapat juga menyerap secara langsung bahan-bahan organik dalam
bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Misalnya marga
Trichoderma yang dapat mendekomposisi limbah organik menjadi
kompos.

b. Pengertian hifa, macam, gambar, contoh


Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler
yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma.
N Jenis Hifa Keterangan Contoh Spesies
o.
1. Hifa aseptat Yaitu hifa yang Hifa ini dapat
atau hifa tidak dijumpai misalnya
tidak bersepta mempunyai padaRhizopus
sekat atau oryzae dan Mucor
septum dari mucedo.
dinding sel.
Istilah lain dari
hifa tipe ini
adalah senosit.
2. Hifa septat Yaitu hifa yang Hifa tipe ini dapat
uninukleus disusun oleh sel- dijumpai misalnya
atau hifa sel berinti pada Puccinia
bersepta tunggal dan graminis.
berinti memiliki sekat
tunggal yang membagi
hifa menjadi
ruang-ruang, dan
setiap ruang
memiliki satu
inti sel.
Meskipun
demikian, inti
sel dan
sitoplasma dari
ruang yang satu
dapat berpindah
ke ruang
lainnya. Hal ini
dimungkinkan
oleh adanya pori
pada sekat-sekat
tersebut.
3. Hifa septat Yaitu hifa yang Nectria
multinukleus disusun oleh sel- cinnabarina merupaka
atau hifa sel berinti n contoh jamur yang
bersepta banyak dan memiliki tipe hifa
berinti memiliki sekat seperti ini.
banyak yang membagi
hifa menjadi
ruang-ruang, dan
setiap ruang
memiliki inti sel
lebih dari satu.
c. Pssudohifa (pengertian, gambar,contoh)
Pengertian Pseudohifa adalah Hifa semu pada reproduksi aseksual
Ascomycota.

Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang tidak
mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan
jamur uniselluler
yang mampu membentuk pseudohifa. Contoh : Candida sp, Candida
albicans, Torulla (koloniberwarna merah / orange), Cryptococcus
neoformans

d. Miselium adalah bagian Jamur Multiseluler yang dibentuk oleh


kumpulan beberapa Hifa. Sebagian Miselium berfungsi sebagai
penyerap makanan dari Organisme lain atau sisa-sisa organisme.

e. Koloni adalah kumpulan jamur sejenis yang terdapat pada ruang yang
sama. Koloni jamur dapat digunakan untuk mempermudah dalam
identifikasi karena memiliki bentuk, sifat dan warna yang berbeda antara
masing-masing jamur. Dalam laboratorium dikenal tiga macam koloni
jamur:
Macam-macam koloni :
 Koloni ragi, dari sel-sel ragi dan tidak memiliki miselium. Sel- sel ragi
membentuk tunas dan pada jamur tertentu ada yang membentuk
askospora.
Contoh: Saccharomyces sp, Blastomyces dermatis

 Koloni menyerupai ragi, terdiri dari sel-sel ragi, dan miselium semu
(pseudomiselium). Sel–sel ragi membentuk tunas tetapi tidak
membentuk askospora.
Contoh : Candida albicans
 Koloni filament (kapang) terdiri atas hifa sejati, yang membentuk
miselium dan juga membentuk spora
Contoh: Aspergillus sp

f. Spora seksual
Yaitu spora yang dibentuk dalam suatu organ khusus yang sebelumnya
terjadi penggabungan dari dua hifa dan gabungan ini akhirnya membentuk
alat reproduksi yang khas.
Macam-macam spora seksual :
No. Spora Seksual Keterangan

1. Askospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di dalam


kantung yang dinamakan askus. Dalam setiap askus
terdapat askospora. Contoh : Ascomycota
2. Basidiospora Merupakan spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur
berbentuk gada yang dinamakan basidium.
Contoh : Volvariella volvacea
3. Zygospora Merupakan spora besar berdinding tebal, terbentuk dari
ujung-ujung dua hifa yang serasi yang dinamakan
gametangia. Contoh : Rhizophus oryzae

4. Oospora Merupakan spora yang terbentuk dari pertemuan antara


gamet betina (oogonium) dan gamet jantan (anteridium),
sehingga akan terjadi pembuahan (oosfer) dan akan
menghasilkan oospora.
Contoh : Saprolegnia sp

Askospora (Ascomycota)

Basidiospora

Zygospora
Oospora

g. Spora aseksual
spora yang dihasilkan dari pembelahan secara mitosis. Pembentukan spora
aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan oleh hifa
tertentu. Spora tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat
tumbuh langsung menjadi jamur. Hal ini mirip dengan perkecambahan biji
pada tumbuhan tingkat tinggi.
Spora merupakan alat penyebaran yang utama pada jamur. Spora
aseksual terdiri dari beberapa jenis yaitu seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut ini :

No. Spora Aseksual Keterangan

1. Konidiospora Kondiospora atau konidium adalah spora yang dibentuk di


ujung atau sisi suatu hifa. Konidium kecil bersel satu disebut
mikrokonidia, sedangkan konidium yang besar dan bersel
banyak disebut makrokonidia.
2. Sporangiospora Dibentuk di dalam kantong yang disebut sporangium yang
terletak pada ujung hifa khusus yang disebut sprangiosfor.
Sporangiospora ada yang dapat bergerak menggunakan flagella
disebut zoospora dan ada pula yang tidak dapat bergerak
(nonmotil) disebut aplanospora.
3. Arthrospora Arthrospora disebut juga oidium merupakan spora yang
terbentuk pada sel-sel hifa yang terputus.
4.J Klamidospora Merupakan spora bersel satu dan berdinding tebal yang
e dibentuk ketika keadaan lingkungan tidak menguntungkan bagi
n pertumbuhan jamur. Spora ini sangat tahan (resisten) terhadap
i lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan dan paparan bahan
s kimia.
5.- Blastospora Merupakan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler yaitu
J khamir.
e
nis Spora Aseksual

Macam-Macam Bentuk Spora Aseksual Jamur


Konidiospora
sporangiospora

h. JENIS MEDIA
 Menurut konsistensinya: media Sabouraud Dextrose Agar merupakan
media berbentuk padat (solid).

 Menurut fungsinya: media Sabouraud Dextrose Agar merupakan media


selektif untuk pertumbuhan jamur dan menghambat pertumbuhan bakteri.

 Menurut bahan penyusunnya: media Sabouraud Dextrose Agar tersusun


dari bahan sintetis.

 Menurut wadahnya: media Sabouraud Dextrose Agar merupakan media


yang disimpan dalam plate (cawan petri).


FUNGSI MEDIA
Adapun fungsi media secara umum yaitu:

 Isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni,

 Memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,

 Menumbuhkan mikroorganisne,

 Memperbanyak jumlah,

 Menguji sifat-sifat fisiologisnya

 Menghitung jumlah mikroba.

 Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur khususnya banyak ke


jamur Aspargilus, di media ini pertumbuhan jamur akaan optimal di suhu
25 - 30 drajat celcius.

Komposisi Media SDA (Sabouraud Dextrose Agar)


 Mycological peptone 10 g
 Glucose 40 g
 Agar 15 g
Fungsi dari komponen dalam SDA
 Mycological peptone: menyediakan nitrogen dan sumber vitamin yang
diperlukan untuk pertumbuhan organisme dalam Sabouraud Dextrose
Agar.
 Glucose: dalam konsentrasi yang tinggi dimasukkan sebagai sumber
energi
 Agar: berperan sebagai bahan pemadat
Digunakan pada mikrobiologi
 Untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi

 Baik untuk isolasi terutama dermatofit

 Digunakan untuk menentukan kandungan mikroba dalam kosmetik

 Digunakan dalam evaluasi mikologi makanan, dan secara klinis membantu


dalam diagnosis ragi dan jamur penyebab infeksi.
i. Perbedaan kapang dan khamir
Definisi Kapang (mould/filamentous fungi)
merupakan mikroorganisme anggotaKingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapa
ng merupakan jenis jamur multiseluleryang bersifat aktif karena merupakan organis
me saprofit dan mampu memecah bahan-
bahan organik kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawahmikroskop d
apat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa,kumpulan hifa ini dik
enal sebagai miselium. Kapang tersebut mudah dijumpai pada bagian-
bagian ruangan yang lembab, seperti langitlangit bekas bocor, dinding yangdirembes
i air, atau pada perabotan lembab yang jarang terkena sinar matahari.Kapang melaku
kan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapangterdiri dari dua jen
is, yaitu spora seksual dan spora aseksual.Kapang bukan merupakan kelompok takso
nomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum
Glomeromycot , Ascomycota, dan Basidiomycot
a. Kapang memiliki spesies sekitar 10.000 spesies. Habitat kapangsangat beragam, n
amun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yangmengandung sumber
karbon organik, sedangkan
DefinisiKhamir ( yeast)
merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama yangdigunakan ma
nusia dalam industri pangan. Orang-
orang Mesir zaman dahulu telahmenggunakan yeast
dan proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkoholdan memb
uat roti pada lebih dari 5000 tahun yang lalu.Khamir merupakan jenis jam
ur uniseluler. Istilah khamir umumnya digunakanuntuk bentuk-
bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak ber
filamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid atau spheroid. Bentuk khamir da
patsperikal sampai ovoid, kadang dapat membentuk miselium semu. Ukur
an juga bervariasi. Struktur yang dapat diamati meliputi dinding sel, sitopl
asma, vakuol air,globula lemak dan granula. Kebanyakan khamir melakuk
an reproduksi secaraaseksual melalui pembentukan tunas secara multilater
al ataupun polar.
j.
2. Berikan penjelasan berikut:
a) Jamur pathogen
- Biasanya dari golongan/divisio? Kenapa?
Jawab: Terdapat sekitar 100.000-200.000 spesies fungi, 300
spesies diantaranya dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Fungsi
patogen untuk manusia terdiri dari empat filum, yaitu : Ascomycota,
Basidiomycota, Zygomycota, dan Deuteromycota.
 Ascomycota karena menyebabkan penyakit Parasit pada telinga yang
dapat menyebabkan automikosis, seperti jamur Aspergillus nidulans
 Basidiomycota karena menyebabkan penyakit Puccinia graminis parasit
pada daun tanaman pertanian, Amanita muscaria Dapat menyebabkan
halusinasi jika dimakan dan menghasilkan toksin muskarin yang dapat
membunuh lalat.
 Zygomycota karena menyebabkan penyakit Phytophtora infestans parasit
pada daun kentang.
 Deuteromycota karena menyebabkan penyakit pada jamur
Epidermophyton fluocosum akibatkan penyebab penyakit kaki atlit
dan jamur Microsporum sp.dan Trichophyton sp penyebab penyakit kurap.
parasit pada tanaman tingkat tinggi, perusak tanaman budidaya dan
tanaman hias, dan menimbulkan pelapukan pada kayu, Aspergillus flavus
jamur penyebab penyakit kanker hati, dan Aspergillus fumigatus jamur
penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia.

- Bagaimana karakteristik jamur pathogen dan apa saja


faktor patogenitasnya/virulensinya?
Jawab: Karakterisasi jamur patogen, Karakterisasi dilakukan
melalui pengamatan makroskopis dengan melihat warna dan kecepatan
pertumbuhan jamur, serta pengamatan mikroskopis dengan melihat bentuk
makrokonidia, mikrokonidia, dan klamidospora fungi.
A. Faktor virulensi yang memacu kolonisasi jamur pada host
termasuk antara lain :
 Kontak sel host
 Perlekatan pada sel host dan resistensi keadaan fisik
 Invasi sel host
 Kompetensi nutrisi
 Resistensi terhadap innate immune seperti fagositosis dan komplemen
 Tergantung pada adaptive immune
Contoh faktor virulensinya yang memacu kolonisasi jamur termasuk :
1) Sistem imunokompromais merupakan faktor predisposisi primer pada
infeksi jamur berat.
2) Kemampuan untuk memasuki sel host sama seperti pada bakteri yaitu
dengan memasuki dinding sel memegang peranan pada virulensi jamur.
3) Beberapa jamur menghasilkan kapsul yang membuat jamur dapat
menghindar dari proses fagositik, seperti ragi Cryptococcus neoformans
dan Histoplasma capsulatum
4) Candida albians memacu produksi sitokin yang disebut GM-CSF dan
sitokin ini dapat menekan produksi dari komplemen oleh monosit dan
makrofag, dan akan menurunkan produksi opsonin C3b seperti halnya
komplemen protein yang mencegah kemotaksis fagosit.
5) C.albians juga menyebabkan keluarnya zat besi dari sel darah merah
6) Beberapa jamur juga resisten terhadap destruksi fagosit, seperti Candida
albians, Histoplasma capsulatum, dan Coccidioides immitis
7) Saat berbentuk ragi Candida masuk ke darah dan mengaktifkan genes yang
menyebabkannya berubah bentuk dari lonjong ke bentuk hifa, saat akan
diserang oleh makrofag, akan menghasilkan saluran tubular yang
memasuki membran makrofag dan akan menyebabkan kematian
makrofag.
8) Ragi Cryptococcus neoformans menghambat produksi cytokines TNF-
alpha dan interleukin-12 (IL-12) saat akan merangsang produksi
interleukin-10 (IL-10). TNF dan IL-12 mengaktivasi makrofag saat IL-10
menekan aktivitas mereka. Akibatnya, makrofag inaktif. Aktivasi
makrofag dibutuhkan sebagai pesan untuk membunuh organisme yang
harus disingkirkan.
9) Faktor-faktor seperti temperatur tubuh, osmotic stress, oxidative stress,
dan hormon tertentu akan mengaktifkan dimorphism-regulating histidine
kinase enzyme pada dimorphic molds, seperti Histoplasma capsulatum,
Blastomyces dermitidis dan Coccidioides immitis, menyebabkan mereka
berubah dari bentuk avirulen menjadi bentuk ragi virulen dan juga
memacu ragi Candida albians berubah dari bentuk ragi menjadi bentuk
hifa yang lebih virulen.
B. Faktor virulensi yang merusak host
1) Jamur yang tumbuh pada tubuh manusia mensekresi enzim dari sel digesti
termasuk protease, phospolipase, dan elastase. Jamur, sel injuri dan sitokin
akan disebarkan bila terdapat respon yang baik. Patogenesis infeksi jamur
sama seperti yang terlihat pada bakteri akan menyebabkan respon
inflamasi dan pembunuhan akstraseluler oleh fagosit yang akan
menyebabkan destruksi lanjut jaringan host.
2) Mycotoxins (def) disekresi oleh beberapa ragi khususnya yang tumbuh
pada rumput, kacang dan kacang polong, dapat menyebabkan berbagai
efek pada manusia dan hewan bila tertelan, termasuk kehilangan
koordinasi otot, berat badan berkurang dan tremor. Beberapa mycotoxin
bersifat mutagenik dan karsinogenik. Gejala mikotoksin pada manusia
yaitu dermatitis, inflamasi dan membrane mukosa, batuk, demam, sakit
kepala, dan kelemahan otot.

- Bagaimana mekanisme infeksi jamur ke dalam tubuh


manusia? Jelaskan dan berikan contohnya!
Jawab: Mekanisme infeksi jamur Pada keadaan normal kulit
memiliki daya tangkis yang baik terhadap kuman dan jamur karena adanya lapisan
lemak pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang memelihara suatu
keseimbangan biologis. Akan tetapi bila lapisan pelindung tersebut rusak atau
keseimbangan mikroorganisme terganggu, maka spora-spora dan fungi dapat
dengan mudah mengakibatkan infeksi. Terutama pada kulit yang lembab,
misalnya tidak dikeringkan dengan baik setelah mandi, karena keringat, dan
menggunakan sepatu tertutup.Penularan terjadi oleh spora-spora yang dilepaskan
penderita mikosis bersamaan dengan serpihan kulit. Spora ini terdapat dimana-
mana, seperti di tanah, debu rumah dan juga di udara, di lingkungan yang panas
dan lembab, dan di tempat dimana banyak orang berjalan tanpa alas kaki, infeksi
dengan spora paling sering terjadi misalnya di kolam renang, spa, ruang olahraga,
kamar ganti pakaian, dan kamar madi.Setelah terjadi infeksi, spora tumbuh
menjadi mycellium sengan menggunakan serpihan kulit sebagai makanan.
Benang-benangnya menyebar ke seluruh arah sehingga lokasi infeksi meluas.
Fungi menembus ke bagian dalam kulit dan mengakibatkan suatu reaksi
peradangan. Peradangan tersebut terlihat seperti bercak-bercak merah bundar
dengan batas-batas tajam yang melepaskan serpihan kulit dan menimbulkan rasa
gatal-gata
 Contoh penyakit infeksi jamur

Candidiasis
Candidiasis disebabkan oleh jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur tersebut
memang ada pada permukaan kulit manusia. Infeksi dapat terjadi ketika jamur
tersebut berkembang secara tidak terkendali.
Infeksi ini umumnya muncul pada mulut, tenggorokan, vagina, atau di dalam
aliran darah. Gejalanya juga berbeda-beda, tergantung pada bagian tubuh yang
mengalami infeksi. Contohnya adalah:
 Candidiasis mulut (oral trush). Gejala umumnya meliputi bercak-bercak
putih pada bagian dalam mulut dan lidah, kulit di sudut mulut yang pecah-
pecah, kemerahan pada rongga mulut, sakit tenggorokan, serta kesulitan
menelan.
 Ruam popok dengan gejala kulit memerah pada bokong, paha, dan di
sekitar genital.
 Candidiasis di sekitar kelamin. Indikasi dari infeksi jamur pada vagina
meliputi gatal luar biasa yang terasa di sekitar vagina, bagian di sekeliling
vagina memerah dan perih, serta keputihan yang menggumpal seperti keju.
Sementara, gejala yang dialami pria dapat berupa ruam merah pada penis,
gatal dan sensasi terbakar di ujung penis, serta bau tidak sedap. Infeksi ini
termasuk penyakit menular seksual, khususnya jika terjadi pada pasangan.
Karena itu, pengobatan sesegera mungkin sangat penting bagi pasien yang
terinfeksi.

Jika tidak ditangani dan dibiarkan terlalu lama, candidiasis berpotensi


menyebabkan jamur masuk hingga ke aliran darah dan memicu infeksi di darah
(sepsis).
Penanganan utama untuk infeksi jamur ini adalah dengan obat anti jamur.
Menjaga kebersihan juga akan membantu proses pemulihan sekaligus
pencegahannya.
b) Untuk menegakkan diagnosis infeksi oleh jamur, selain terjadi
gejala-gejala yang khas dari tiap-tiap jenis jamur, maka
diagnosisnya harus dibantu dengan pemeriksaan laboratorik.
- Sebutkan macam-macam pemeriksaan laboratorik
tersebut!(min4)
Jawab:
 Pemeriksaan langsung
 Pembiakan
 Reaksi imunologis
 Biopsi, dan
 Pemeriksaan dengan sinar wood
- Sebutkan macam-macam pewarnaan yang digunakan pada
pemeriksaan jamur!
Jawab: Berbagai jenis pewarnaan jamur dapat dilakukan, antara
lain :
 Calcoflour white dengan 10% KOH
Untuk pemeriksaan kerokan kulit, rambut, kuku,
dan bahan elemen jamur lainnya, digunakan calcoflour
white, bahan pemutih pada industri kertas. Pemeriksaan
dilakukan dengan mikroskop fluoresen dilengkapi filter
ultraviolet
 Periodic acid-schiff (PAS) dan PAS Digest stain
Pewarnaan untuk menunjukkan adanyaglikogen dan
neutral mucins dan elemen jamur di dalam sediaan
jaringan.
 Southgates Mucicarmine stain
Pewarnaan modifikasi metoda mayer ini bertujuan
untuk mendeteksi material kapsul Cryptococcus
neoformans. Mucicarmin mewarnai acidic mucin
menjadi merah muda.
 Grocotts MethenamineSilver (GMS) stain
Pewarnaan untuk mendeteksi adanya elemen jamur
didalam sediaan jaringan jika penyebab infeksi di duga
jamur. Mekanisme pada pewarnaan ini adalah chromic
acid bereaksi dengan jamur yang memiliki aldehid yang
mengurangi jumlah campuran hexamin-silver untuk
memproduksi endapan hitam (disebut argentaffin
reaction). Jamur berwarna hitam.
 Pewarnaan tinta india
Pemeriksaan langsung terhadap cairan serebrospinal
(CSF-cerebrospinal fluid) untuk mendeteksi
Cryptococcus neoformans. Pewarnaan ini dilakukan
dengan menetesi sediaan dengan setetes tinta india,
mencampurnya dengan baik dengan sengkelit(loop)
steril, lalu ditutup dengan kaca penutup (coverslip)
 Pembuatan slide kultur Riddel
Untuk mempelajari morfologi jamur dengan teliti,
misalnya susunan konidiofor dan proses produksi spora
(conidial ontogeny) dengan menggunakan satu lempeng
agar nutrien potato dextrose; kadang-kadang
diperlukan media untuk merangsang sporulasi misalnya
cornmeal agar.
 Cellotape Flag Preparations
Teknik ini memberikan hasil yang sangat baik untuk
secara cepat melekatkan jamur yang mengadakan
sporulasi karena struktur reproduksi tidak rusak.
3. Pengamatan Makroskopis pada Spesies Berikut:

Spesies Gambar Koloni/Morfologi Deskripsi/Ciri-ciri Koloni


Mucor sp - hifa seperti benang putih; bagian
tertentu tampak sporangium dan
sporangiofor berupa titik-titik hitam
seperti jarum pentul.
Ciri mikroskopis:
- hifa tanpa sekat, terdapat
sporangium dan sporangio- spora.
- Organisme ini dan Zygomycetes
lain akan tumbuh dengan cepat
pada kebanyakan media jamur.
- Dapat menyebabkan kekebalan
tubuh berkompromi mucorosis
dalam individu.

Rhizopus sp - Pertumbuhannya cepat,


membentuk misellium seperti kapas
- Hifanya bercabang banyak tidak
bersekat saat masih muda dan
bersekat setelah menjadi tua
- Miseliumnya mempunyai tiga tipe
hifa yaitu : stolon (hifa yang
membentuk jaringan di permukaan
substrat seperti roti), rhizoid (hifa
yang mnembus substrat dan
berfungsi untuk menyerap
makanan), sporangiofor (tangkai
sporangium)
- Berkembangbiak dengan cara
vegetatif yaitu membuat
sporangium yang menghasilkan
spora. Generatif yaitu dengan
konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
- Pertumbuhannya cepat,
membentuk misellium seperti kapas
Penicillium - konidia adalah alat reproduksi
sp seksual
- misellum adalah kumpulan dari
hifa
- konidiofor adalah tangkai konidia
yang berbentuk tabung.
- stolon adalah hifa yang
membentuk jaringan.
- tubuhnya tersusun atas benang
bersekat.
- bersel satu
- pilinya tersusun atas protein
- bersel satupada ujung tidak
melebar melainkan bercabang-
cabang.
- secara vegetatif yaitu dengan
pembentukan konidium dalam
rantai konidiofor.
- secara generatif dengan cara
pembelahan spora di salam askus.
Fusarium sp - Mikrokonidium sangat banyak
dihasilkan pada semua kondisi,
bersel satu atau bersel dua, hialin,
jorong atau agak memanjang,
- berukuran 5-7 x 2.5-3 μm, - tidak
bersekat atau kadang-kadang
bersekat satu dan berbentuk bulat
telur atau lurus.
- Makrokonidium berbentuk sabit,
bertangkai kecil, kebanyakan bersel
empat, hialin, berukuran 22-36 x 4-
5 μm.
- Klamidospora bersel satu, jorong
atau bulat, berukuran 7-13 x 7-8
μm, terbentuk di tengah hifa atau
pada makrokoniudium, seringkali
berpasangan
Aspergillus - berfilamen, hifa bersekat atau
terreus memiliki septa, dan dapat
ditemukan melimpah dialam
- Aspergillus dapat tumbuh
optimum pada suhu 35-37°C,
dengan suhu minimum 6-8 °C, dan
suhu maksimum 45-47°C.
- dalam proses pertumbuhannya
fungi ini memerlukan oksigen yang
cukup

Aspergillus - bentuk benang tunggal disebut


niger hypa,atau bentuk kumpulan
benang-benang padat menjadi satu
yang disebut miselium,
- tidak miliki klorofil dan hidup
heterotrop.
- Bersifat aerobik dan berkembang
biak secara vegetatif dan generatif
melalui pembelahan sel dan spora-
spora yang disusun di dalam tanya
kami atau kotak spora.
- Kapang ini tumbuh dengan baik
ada suhu 30- 350C.
- Kisaran pH yang Dibayar
2,8sampai 8,8 dengan kelembaban
80-90%

Aspergillus - Koloni A. ustus tampak coklat


ustus kusam kadang-kadang dengan
coklat keunguan ke abu-abu atau
coklat gelap dengan sisi sebaliknya
kuning ke coklat; - koloni rata
untuk dikerutkan sering dengan
benjolan cental.
- Secara mikroskopis, jamur
ditandai dengan kepala konidia
memanjang dengan sel Hülle yang
ditekuk tersebar di seluruh
miselium berpigmen.
- Konidia berdinding kasar dan
bulat, dengan warna mulai dari
hijau hingga kuning kecoklatan.
- Vesikula berkisar antara 7–15 µm
dengan diameter dan hemisferis
hingga hampir bulat.
- Meskipun A. ustus mampu
tumbuh pada suhu tubuh manusia

Aspergillus - memiliki konidiofor yang panjang


flavus (400-800
μm) dan relatif kasar,
- bentuk kepala konidial bervariasi
dari bentuk kolom, radial, dan
bentuk bola, hifa berseptum,
dan
- Koloni dari
Aspergillus flavus
umumnya tumbuh
dengan cepat dan mencapai
diameter 6-7 cm dalam 10-14 hari

Aspergillus - Hifa selebar 2,5-8 µm, bersepta,


fumigates hyalin, bercabang seperti pohon
atau kipas.
- Bentuknya sedikit menyerupai
hifa kelompok zygomycetes.
- Kepala konidia uniseriate,
kolumner, konidia seperti rantai,
terlepas atau menyebar.
- Konidia tunggal atau berpasangan
dapat menyerupai sel khamir
(McClenny, 2005).
Epidermophy • Memiliki dinding halus sekitar 1-
ton sp. 1,5 mikrometer dengan kurang dari
10 dinding bagian dalam
macroconidia tersebut.
• Mempunyai makrokonidia
berbentuk tongkat, terdiri atas satu
sampai lima sel. berdiniding tebal
dan terdirin atas 2-4 sel dan
tersusun pada satu
konidiofora.beberapa makrokonidia
ini tersusun pada satu konidiofor
mempunyai bentuk hifa yang
lebarnya biasanya mikrokonidia
tidak ditemukan. Pada gambaran
mikroskopis bentuk hifa lebar,dan
tersusun pada satu konidiofora,
• Koloni epidermophyton
floocosum bewarna kuning
kehijauan, yang dengan mudah
bermutasi menjadi bentuk
pertumbuhan berlebihan bewarna
putih sekali, sementara oranye
sampai coklat di balik dengan
perbatasan kuning sesekali,
mengangkat dan melipat di tengah,
dengan pinggiran datar dan
pinggiran terendam pertumbuhan
sementara budaya yang lebih tua
dapat mengembangkan jumbai
pleomorfik putih miselium
• Tekstur koloni datar , awalnya
kasar dan menjadi radial beralur ,
felty dan beludru dengan
pematangan dan cepat menjadi
berbulu halus dan steril
Microsporum - Microsporum membentuk
sp. makrokonidia (struktur reproduksi
aseksual besar) dan mikrokonidia
(struktur reproduksi aseksual yang
lebih kecil) pada konidiofor
pendek.
- Macroconidia adalah hialin ,
multiseptat, variabel dalam bentuk,
fusiform , berbentuk spindle untuk
obovate, 7-20 dengan ukuran 30-
160 um, dengan tipis atau tebal
echinulate ke verrucose dinding sel.
- Bentuk, ukuran dan fitur dinding
sel mereka adalah karakteristik
penting untuk identifikasi spesies.
- Mikrokonidia bersifat hialin,
bersel tunggal, pyriform menjadi
klavata, berkerut halus, 2,5-3,5
dengan ukuran 4–7 um dan tidak
diagnostik untuk satu spesies .
Trichophyton Secara Mikroskopik ditemukan -
sp. hifa bersepta / bersekat, hifa spiral,
- ditemukan makrokonidia
berbentuk gada berdinding tipis
terdiri dari 6 – 12 sel juga
ditemukan mikrokonidia
yang bentuknya seperti tetes air.
Sumber : Secara makroskopik
- ditemukan koloni yang kasar
berserbuk / radier pada bagian
tengah menonjol. Secara
4. Lengkapi Tabel Berikut Ini!
Bagian yang Penyebab Utama
Dermatofitosis Gambaran Klinis Deskripsi
Diserang (sp.)
Tinea manus Tangan (sela-sela Trichophyton rubrum, Ada 3 bentuk klinis Penyakit ini dapat
jari tangan, telapak Trichophyton yang sering dijumpai menyerang semua umur
tangan dan puggung mentagrophytes, yaitu: baik pria dan wanita.
tanngan) E. floccosum. 1. Tipe Interdigital Keadaan panas dan
Manifestasi klinisnya lembab mempermudah
berupa maserasi, jamur masuk ke kulit.
deskuamasi, dan erosi Pada tinea manus,
pada sela jari. Tampak tempat predileksi yang
warna keputihan basah paling sering terutama
dapat terjadi fisura yang di daerah kulit telapak
terasa nyeri bila tangan, punggung
tersentuh. lesi sering tangan, jari-jari tangan
mulai dari sela jari III, serta daerah interdigital.
IV, dan V.

2.Bentuk hiperkeratosis
Disini lebih jelas
tampak ialah terjadi
penebalan kulit disertai
sisik terutama ditelapak
tangan, tepi tangan dan
punggung tangan. Bila
hiperkeratosisnya hebat
dapat terjadi fisura-
fisura yang dalam pada
bagian lateral telapak
tangan.

3.Bentuk vesikuler
subakut
Kelainan-kelainan yang
timbul di mulai pada
daerah sekitar antar jari,
kemudian meluas ke
punggung tangan atau
telapak tangan. Tampak
ada vesikel dan bula
yang terletak agak
dalam di bawah kulit,
diserta perasaan gatal
yang hebat.
Tinea Seluruh tubuh, Trychophyton Mempunyai gambaran Penyakit ini dapat
imbrikata kecuali bagian concentricum morfologis yang khas, menyerang semua
kepala yang berupa papulo- umur. Gejala yang
berambut, telapak skuamosa yang tersusun ditimbulkan penyakit
kaki dan tangan. dalam lingkaran- ini adanya lingkaran-
lingkaran konsentris, lingkaran bersisik kasar
sehingga tampak seperti di permukaan kulit.
atap genting, dapat Lingkaran ini tampak
disertai perasaan yang seperti lingkaran
sangat gatal. bermata satu
(poliksiklik). Sisik-sisik
melingkar yang satu
menutup yang lain
seperti lapisan genting
dan disertai dengan rasa
yang sangat gatal.
Penyakit ini dapat
menyerang seluruh
permukaan kulit halus
sehingga sering
digolongkan dalam
tinea korporis.
Tinea pedis Sela-sela jari kaki Trichophyton rubrum, Akut: gatal, merah, Infeksi oleh dermatofit
(kaki atlet)
orang yang memakai Trichophyton bervesikel. Kronis: antropofilik ini
sepatu mentagrophytes, gatal, beskuama, biasanya disebabkan
Epidermophyton berfisur oleh sisik kulit yang
floccosum terlepas yang
mengandung elemen
hifa (arthroconidia)
jamur. Sisik kulit yang
lepas ini dapat infektif
berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun di
lingkungan.
Tinea korporis Kulit halus dan tidak Trichophyton rubrum, Bercak-bercak Merupakan
(kurap)
berambut Epidermophyton lingkaran dengan tepi dermatofitosis pada
floccosum berwarna merah dan kulit badan yang
bervesikel yang luas menyebar dari bagian
serta berskuama di tubuh yang lain atau
tengahnya. Gatal disebabkan oleh spesies
geofilik dan zoofilik,
misalnya M.gypseum
dan M.canis sesudah
terjadi paparan dengan
tanah atau hewan yang
tercemar jamur.
Tinea kapitis Rambut kepala. Trichophyton Pitak melingkar dengan Pada dermatofitosis
Endotriks: jamur di mentagrophytes, sisa batang rambut yang kulit kepala terjadi tiga
dalam batang Microsporum canis pendek atau patahan tipe jenis invasi rambut,
rambut. Ektotriks: rambut di dalam folikel yaitu:
jamur di permukaan rambut. Jarang  Invasi ektotriks :
rambut dijumpai kerion. antrokonidia
Rambut yang terinfeksi terbentuk pada bagian
Microsporumm akan luar dari tangkai
berfluoresensi rambut. Kutikel
rambut mengalami
kerusakan dan rambut
yang terinfeksi
menunjukkan
fluoresensi terang
berwarna kuning-
kehijauan dibawah
sinar ultraviolet
Wood.
 Invasi endotriks :
antrokonidia
terbentuk didalam
tangkai rambut.
Kutikula rambut tetap
baik dan rambut yang
terinfeksi tidak
menunjukkan
fluoresensi dibawah
sinar ultraviolet
Wood.
 Tipe favus : tipe ini
membentuk krusta
seperti favus (bentuk
sarang lebah) atau
scutula yang dapat
menyebabkan
lepasnya rambut.
Tinea unguium Kuku Trichophyton rubrum, Kuku menebal atau Onikomikosis
(onikomikosis)
Trichophyton rontok di bagian dermatofit
mentagrophytes, diskalnya; warnanya dikelompokkan menjadi
Epidermophyton berubah; kusam. dua tipe, yaitu
floccosum Biasanya dijumpai onikomikosis
bersama Tinea pedis superfisial dan
onikomikosis
subungual. Pada
onikomikosis
superfisial invasi jamur
terbatas pada lekukan
dan bercak yang
terdapat di permukaan
kuku. Pada
dermatofitosis
subungual, infeksi
dimulai dari kuku
bagian lateral, distal
dan proksimal lalu
menjalar ke bagian
bawah lempeng kuku.
Jamur yang menyebar
di bagian distal kuku
menimbulkan
hyperkeratosis, di ikuti
onikolisis dan
penebalan lempeng
kuku.
Tinea kruris Selangkangan Trichophyton rubrum, Lesi eritem berskuama Dermatofitosis yang
(jock itch)
Trichophyton di daerah intertriginosa terjadi di daerah
mentagrophytes, (lipatan kulit). Gatal proksimal dari
Epidermophyton pertengahan paha dan
floccosum pantat ini lebih sering
terjadi pada laki-laki
dan biasanya
penularannya berasal
dari kaki.
5. Lengkapi tabel berikut ini!
Penyakit Sp. Penyebab Patogenitas Penularan Gambaran Klinis
Sporotrikosis Sporotrichum Transmisi dari Umumnya ditemukan Kulit dan jaringan subkutis
schencki hewan ke manusia pada pekerja dihutan di atas nodus biasanya
jarang ditemukan. maupun petani. lunak dan pecah
Inokulasi yang Sporotrikosis sangat membentuk ulkus yang
multiple sering didapat dari indolen. Pembesaran
diperkirakan terjadi inokulasi kutaneus, kelenjar getah bening.
serentak. Gambaran terutama oleh vegetasi Sporotrikosis dapat
dan rangkaian dari seperti duri dan kayu. diklasifikasikan menjadi 4
sporotrikosis Di alam, kelompok yaitu:
bergantung pada Jamur ini tumbuh (1) limfokutaneus,
respon imun host pada bagian tanaman (2) fixed cutaneus
serta ukuran dan yang telah membusuk (3) disseminated
virulensi inokulum. seperti tumpukan (4)ekstrakutaneus.
Pada host yang tumbuhan, daun dan Bentuklimfokutaneus
sebelumnya tidak batang tanaman yang adalah bentuk yang paling
terinokulasi, terjadi telah membusuk. umum, sekitar 75% dari
keterlibatan Walaupun infeksi seluruh kasus. Biasanya
pembuluh limfe sporotrikosis ini setelah masa inkubasi 1-10
regional. Dalam Biasanya sporadis, minggu atau lebih, lesi
kasus dengan host Sporothrix berwarna ungu kemerahan,
yang pernah terpapar schenkii juga nekrotik, lesi nodular
dengan Sporothrix menyerang para kutaneus mengikuti jalur
schenkii tidak terjadi pekerja yang kontak limfatik dan biasanya
penyebaran langsung membentuk ulserasi.
pembuluh limfe dan Dengan organisme ini Selain itu pada
sebuah fixed seperti mereka yang bentuk limfokutaneus
ulcer berada pada menggunakan jerami tidak dijumpai adanya
tempat inokulum sebagai bahan penutup gejala sistemik. Isolasi
atau plaque yang Tubuh, tukang kebun, pada tempat lesi ini
granulomatous pekerja di hutan, dan tumbuh baik pada
(terutama pada pelancong yang temperatur 35 ºc dan 37 ºc
wajah). menyebabkan kontak Pada bentuk fixed
Pada awalnya, dengan cutaneoussporotrichosis,
infeksi jamur ini Tumpukan tanaman lesi primer berkembang
didapat melalui penginfeksi. dari tempat implantasi
inokulasi kutaneus. Organisme ini masuk jamur, biasanya pada
Gambaran awal ke dalam kulit sebagai tempat-tempat yang sering
berupa kemerahan, luka terekpos seperti
nekrotik, dan papul Setempat.4 tungkai,tangan, dan jari.
noduler dari Sporotrikosis dapat Umumnya pada saat awal
sporotrikosis menyerang semua usia lesi berupa nodul yang
kutaneus biasanya dan jumlah penderita tidak nyeri yang kemudian
muncul pada minggu laki-laki dan menjadi lunak dan pecah
1-10 setelah Perempuan berbeda menjadi ulkus dengan
penetrasi luka di antara satu tempat discharge yang serous
kulit. Lesi ini dengan tempat yang ataupun purulen. Yang
merupakan lain. Umumnya penting diingat bahwa, lesi
granuloma supuratif infeksi terjadi tetap terlokalisir di sekitar
yang mengandung Akibat inokulasi tempat implantasi awal
histiosit dan giuant jamur melalui duri dan tidak menyebar
cells, dengan netrofil tanaman, goresan, dan sepanjang saluran limfe.
yang mengumpul di trauma kecil saat Infeksidisseminated sepert
Tengah dan rekreasi i infeksi sporotrikosis
dikelilingi oleh Ataupun saat bekerja visceral, osteoartikular,
limfosit dan sel seperti berkebun, Meningeal, dan
plasma.Infeksi dari memancing, berburu, sporotrikosis pulmoner
jamur Sporothrix bertani dan beternak, sering terjadi pada pasien
schenkii menyebar Menambang dan dengan penyakit penyerta
dari lesi awal ke memotong kayu. Seperti diabetes melitus,
sepanjang saluran Selain itu, keganasan hematologi,
limfatik, membentuk sporotrikosis juga alkoholisme, penggunaan
rantai nodular yang berkaitan dangan agen
indolen dan lesi cakaran Immunocompromised,
ulserasi khas dari Atau gigitan binatang. penyakit paru menahun,
limfokutaneus Sejak tahun 1984. dan infeksi HIV
sporotrikosis. Kucing peliharaan Bentuk ekstrakutaneus
Jaringan lain dapat memmegang peranan adalah bentuk yang jarang
terlibat melalui yang terjadi dan bentuk ini
perluasan langsung Penting terhadap biasanyua
dan transmisi mikosis ke Berasal dari inhalasi
Melalui hematogen manusia. Kasus konidia atau penyebaran
(lebih jarang). sporotrikosis yang secara hetogen yang
Tempat infeksi disebabkan oleh berasal dari inokulasi
ekstrakutaneus yang Hewan ini paling Yang dalam. Penyakit
paling sering banyak terjadi di osteoartikular dengan
adalahtulang, sendi, Brazil, dimana anatara monoartritis atau
sarung tendon dan tahun1998 sampai tenosinovitis sering
bursae. Penyebaran 2004 Ditenukan pada
secara hematogen- Didapatkan 1.503 sporotrikosis
khususnya pada kucing, 64 ekor anjing ekstrakutaneus.
Orang yang dan 759 manusia Sporotrikosis pulmoner
immunocompromise terinfeksi oleh terjadi pada laki-laki
d- menghasilkan jamur Sporothrix Dengan penyakit paru dan
infeksi kutaneus dan Schenkii. Isolasi menyerupai tuberkulosis,
visceral yang luas, jamur dari kuku dan dengan komplikasi
meningitis rongga mulut kucing fibrokavitari.
semakin menguatkan Sporotrikosis meningitis
bahwa jarang terjadi, tapi pernah
Transmisi dapat didapatkan pada pasien
terjadi melalui HIV dengan
cakaran ataupun Jumlah CD4 <200 sel/ml
gigitan.
Kromoblastom Phialophora Kelainan mengenai Diawali Lesi biasanya ditemukan
ikosis verucosa, kulit dan subkutis dengan masuknya pada daerah tubuh yang
Fonsecaea berupa papel ( terasa jamur dari tanah yang terekspose, biasanya
pedrosoi, F. gatal dan meluas ) melalui abrasi kulit, pada kaki, lutut, tangan,
Compactum, timbul kutil makin berkembang muka dan leher. Sebuah
Wangiella banyak dan membentuk nodula- papul yang membesar
dermatitidis, berkelompok seperti nodula yang secara perlahan yang
dan bunga kol . Dapat selanjutnya menjadi kemudian akan
Cladophialoph terjadi infeksi lesi verukosa yang membentuk suatu plak
ora carrionii.1 sekunder seperti menyerupai kembang hiperkeratosis. Pada
ulserasi dan kol. Infeksi ini sering beberapa lesi plak ini datar
penyebaran secara menyerang tungkai dan menyebar secara
limfogen bawah terutama lambat dengan scar
telapak kaki, disentral lesi. Lesi awal
punggung kaki, dan dapat menjadi ulkus.
bokong dengan Kemudian, setelah
gambaran effloresensi beberapa bulan atau tahun
berupa nodula-nodula , terbentuklah massa
lentikular sampai hiperkeratosis yang besar
nummular dengan dan biasanya memiliki
permukaan yang kasar ketebalan kira-kira 3cm.
menyerupai kembang Ulkus sekunder dapat
kol dan berbatas tegas. terjadi. Lesi ini biasanya
Lesi awal dari infeksi memberikan rasa nyeri
biasanya ditemukan kecuali jika terjadi infeksi
pada kaki, lutut, bakteri sekunder dapat
tangan dan tungkai menyebabkan gatal dan
atas. Gambaran klinik nyeri. Lesi satelit
bervariasi, lesi awal terbentuk akibat garukan,
berupa papul yang dan mungkin dapat
menyebar secara menyebar melalui jaringan
lambat selama limfatik ketempat yang
beberapa bulan jauh. Penyebaran secara
sampai tahun. hematogen dapat terjadi
Kemudian lesi ini namun jarang, dan abses
akan membentuk pada otak pernah
suatu plak dengan ditemukan. Infeksi
bagian tengah yang sekunder akhirnya dapat
atropi. Bentuk yang menyebakan stasis limfatik
agak sering berupa yang akhirnya menjadi
verrucous menyebar elefantisiasis. Beberapa
secara lambat dan bentuk dari lesi dapat
lokal membentuk lesi
psoriasiform. Karsinoma
sel skuamosa dapat terjadi
pada lesi kronik.4
Lesi awal dari
infeksi biasanya
ditemukan pada kaki,
lutut, tangan dan tungkai
atas. Gambaran klinik
bervariasi, lesi awal
berupa papul yang
menyebar secara lambat
selama beberapa bulan
sampai tahun. Kemudian
lesi ini akan membentuk
suatu plak dengan bagian
tengah yang atropi. Bentuk
yang agak sering berupa
verrucous menyebar secara
lambat dan lokal
Cryptocccosis Cryptococcus Infeksi cryptococcus Cryptococcus PULMONARY :
neoformans didapatkan melalui neofarmans dapat
inhalasi partikel ditemukan pada Asimptomatik, gejala paru
aerosol. Namun kotoran burung non spesifik, subklinik
bentuk pasti dari (terutama merpati),
partikel yang 2. DISSEMINATED :
terinhalasi ini masih tanah, binatang juga Meningitis acute/chroni
belum dapat pada kelompok gejala mirip tumor otak,
dipastikan, dugaaan manusia (colonized abses otak, penyakit
utama mengenai human). degeneratif SSP,
bentuk partikel meningitis mycobacteria
terseubut adalah atau jamur
basidiospora dan sel
yeast kecil yang
kering. Pengetahuan
mengenai infeksi
inisial dari
cryptococcus masih
sangat rendah. Hasil
uji serologi
menunjukkan bahwa
sebagian besar
infeksi cryptococcus
didapatkan pada
masa kanak-kanak
namun masih belum
diketahui apakah
infeksi inisial ini
bersifat simtomatik
atau tidak. Karena
infeksi cryptococcus
ini sangat umum
terjadi namun yang
bermanifestasi
menjadi penyakit
sangat jarang,
mekanisme
pertahanan pulmoner
pada individu
imunokompeten
diduga sangat
berperan dalam
menahan jamur ini.
Cryptococcosis
biasanya muncul
secara klinis sebagai
meningoensefalitis
kronik. Mekanisme
bagaimana jamur
dapat menyebar
ekstrapulmoner dan
masuk ke sistem
saraf pusat masih
belum diketahui
dengan jelas.
Mekanisme
bagaimana sel
cryptococcus dapat
melewati sawar
darah otak juga
masih dipelajari
secara intensif. Dari
bukti yang ada,
diduga migrasi
langsung sel fungus
menyebrangi
endotelium melalui
makrofag sebagai
penyerbu “Trojan
Horse”. Spesies ini
memiliki faktor
virulensi berupa
kapsul polisakarida,
kemampuan untuk
memproduksi
melanin, dan
elaborasi enzim
seperti fosfolipase
dan urease yang
meningkatkan
kemampuan
bertahan hidup
jamur ini dalam
jaringan. Infeksi dari
cryptococcus
diketahui tidak atau
hanya sedikit
memicu respon
inflamasi.

Pneumocytosis Pneumocystis Pneumocystis berada Transmisi Gambaran klinis PCP


carinii, tersebar dimana – Pneumocystis jiroveci meliputi triad klasik
Pneumocystis mana sehingga dari orang ke orang demam yang tidak terlalu
jiroveci hampir semua orang diduga terjadi melalui tinggi, dispnoe terutama
telah pernah terpapar “respiratory droplet saat beraktivitas-, dan
dengan organisme infection” (tertelan batuk non produktif.
ini bahkan sejak ludah) dan kontak Progresivitas gejala
kanak – kanak langsung (Brown, biasanya perlahan, dapat
sebelum berusia 4 1975), dengan kista berminggu-minggu bahkan
tahun. sebagai bentuk sampai berbulan – bulan.
Transmisi infektif pada manusia. Semakin lama dispnoe
Pneumocystis Kebanyakan peneliti akan bertambah hebat,
jiroveci dari orang menganggap transmisi disertai takipnoe frekwensi
ke orang diduga terjadi dari orang ke pernafasan meningkat
terjadi melalui orang melalui inhalasi. sampai 90 – 120 x / menit,
“respiratory droplet sampai terjadi sianosis
infection” (tertelan
ludah) dan kontak
langsung (Brown,
1975), dengan kista
sebagai bentuk
infektif pada
manusia.
Kebanyakan peneliti
menganggap
transmisi terjadi dari
orang ke orang
melalui inhalasi.
Juga dilaporkan
bahwa transmisi
dapat terjadi secara
“in utero” dari ibu
kepada bayi yang
dikandungnya
(Singer et al., 1975),
namun dengan
trofozoit sebagai
bentuk infektifnya.
Masa inkubasi
ekstrinsik ( =
prepaten period)
diperkirakan 20 -30
hari dengan durasi
serangan selama 1 –
4 minggu. Masih ada
kontroversi apakah
PCP muncul akibat
reaktivasi infeksi
laten yang telah
pernah didapat
penderita
sebelumnya atau
karena paparan
berulang dan
reinfeksi terhadap
jamur ini. Namun
diduga mekanisme
infeksinya karena
menjadi aktifnya
infeksi laten
Misetoma Madurella Penyakit ini Masuk ke tubuh Benjolan-benjolan keras
mycetomatis, biasanya muncul manusia melalui luka, pada kaki, tangan atau
Pseudallescher pada para pekerja tertanam ke dalam lutut yang berwarna merah
ia boydii, yang berada di jaringan subkutan atau coklat dengan
Schedosporium daerah pertanian, melalui trauma beberapa muara fistel,
apiospermum, penyakit ini terjadi yang mengeluarkan sekret
Madurella karena adanya spora purulen, dan deformitas
grisea, fungi yang terdapat kaki tangan
Leptospaeria dalam tanah.
sinegalensis. Terjadinya
hematogenus dan
penyebaran pada
limpa
Histoplasmosis Histoplasma c Inhalasi mikokonidia Histoplasmosis Secara klinis
apsulatum merupakan stadium bukanlah penyakit histoplasmosis terbagi
awal infeksi menular. Penyakit ini menjadi histoplasmosis
manusia. Konidia tidak dapat ditularkan asimptomatik,
mencapai alveoli, dari orang yang histoplasmosis pulmoner
bertunas, dan terinfeksi ke orang akut, histoplasmosis
berproliferasi lain. pulmoner kronik dan
sebagai ragi. Infeksi histoplasmosis diseminata.
awal adalah 1. Histoplasmosis
bronkopneumonia. Asimptomatik
Ketika lesi paru awal Histoplasmosis
bertambah usianya, asimptomatik biasanya
terbentuk sel raksasa terjadi di daerah endemis.
disertai dengan Sebanyak 50 – 85% orang
pembentukan yang tinggal di daerah
granuloma dan endemis pernah terinfeksi
nekrosis sentral. jamur tersebut.
Pada saat 2. Histoplasmosis
pertumbuhan spora, Pulmoner Akut
sel ragi masuk ke Bentuk yang paling sering
dalam system ditemukan, dapat primer
retikuloendotelial (infeksi awal atau
melalui system sekunder (infeksi Wang).
limfatik paru dan Bentuk primer seringkali
limfatik hilus. asimptomatik, masa
Penyebaran dengan tunasnya pada bayi dan
keterlibatan limfa anak kecil ialah 10 - 23
khas menyertai hari, banyak dijumpai di
infeksi paru primer. daerah endemis. Satu-
Pada hospes normal, satunya tanda infeksi
respons imun timbul adalah uji kulit
pada sekitar 2 histoplasmin positif. Bila
minggu. Lesi paru timbul gejala akan
awal sembuh dalam menyerupai influenza
2 sampai 4 bulan yaitu panas mendadak,
tetapi dapat malaise, nyeri otot sakit
mengalami kepala, batuk
kalsifikasi buckshot nonproduktif, dapat disemi
yang melibatkan rhonkhi yang difus dan
paru dan limpa. hepatosplenomegali
Tidak seperti ringan. Pemeriksaan
tuberkolosis, radiologis menunjukkan
reinfeksi dengan infiltrat kecil-kecil tersebar
H.capsulatum terjadi di paru dan pembesaran
dan dapat kelenjar pada hilus.
menimbulkan Kelainan ini bersifat
respons hospes yang ringan dan sembuh sendiri
berlebihan pada Pada anak-anak
beberapa kasus. berlangsung tidak lebih
dari tiga minggu. Bentuk
sekunder, gejalanya serupa
dengan yang primer, pada
pemeriksaan radiologis
tampak nodul-nodul milier
tersebar di paru
menyerupai tuberkulosis
miliaris. Dalam beberapa
bulan kelainan ini dapat
menghilang sendiri dengan
atau tanpa perkapuran. Uji
tuberkulin negatif
sedangkan uji kulit
histoplasmin positif
3. Histoplasmosis
Pulmoner Kronik
Dijumpai pada orang
dewasa setengah umur,
perokok dan mempunyai
riwayat penyakit obstruksi
paru kronis, belum pernah
ditemukan pada anak-
anak. . Gejalanya demam,
batuk kronik dengan
produksi sputum, malaise,
lelah, berat badan turun,
nyeri dada dan hemoptisis.
Pada pemeriksaan
radiologis paru terlihat
kavitasi pada lobus atas
dan fibrosis yang progresif
pada bagian bawah paru.
4. Histoplasmosis
Diseminata
Suatu penyakit yang akut
pada bayi, anak kecil dan
penderita dengan
imunospresi. Morbiditas
dan mortalitas tinggi.
Bentuk yang fatal ini
jarang terjadi. Kelainan
dimulai dengan infeksi
paru akut, demam, batuk,
sesak napas dan cepat
menjadi progesif serta
menyerang banyak organ.
Penderita tampak sakit
berat, mual, muntah, sakit
perut dan diare.
Ditemukan rhonkhi, limfa-
denopati,
hepatosplenomegali,
anemia, leukopenia dan
trombositopenia. Bila
tidak diobati, kelainan
akan memburuk dan dapat
terjadi kegagalan
pernapasan, perdarahan
gastro-intestinal yang tidak
dapat dikontrol, koagulasi
intravaskuler diseminata
(DIC) dan/atau sepsis,
akhimya dapat
menimbulkan kematian.
Gambaran radiologis paru
terlihat infiltrate interstitial
difus atau bentuk
retikulonodular yang
dengan cepat
menjadi acute respiratory
distress syndrome.

Blastomikosis Blastomyces Penyebab dari Penularan terjadi Penyakit ini dimulai


dermatitidis penyakit ini adalah secara inhalasi dengan dengan timbulnya demam,
Jamur Blastomyces reservoir menggigil dan berkeringat
dermatitidis. Spora kemungkinan adalah banyak. Kemudian bisa
dari jamur tanah. disertai batuk berdahak
Blasomyces 1.Masa inkubasi maupun kering, nyeri dada
dermatitidis diduga antara 2-4 minggu dan kesulitan
berasal dari rumah dengan gejala klinis bernafas.Meskipun infeksi
berang-berang. berupa batuk, paru yang terjadi pada
Spora mungkin demam,dahak penyakit ini biasanya
masuk ke dalam berdarah. memburuk secara
tubuh manusia 2. Pada kasus kronis perlahan, tapi kadang-
melalui sistem dapat menimbulkan kadang akan membaik
pernafasan karena rasa nyeri di dada dan tanpa pengobatan.
terhirup .Sering jika tidak diobati Penyakit ini juga bisa
terjadi di daerah dapat menyebar ke menimbulkan gejala yang
tenggara Amerika kulit dengan terlihat dikarenakan
Serikat dan di manifestasi berupa infeksi kulit, infeksi itu
perbukitan Sungai ulserasi, dapat dimulai dengan
Mississippi, juga di papula/nodula benjolan kecil (papula) dan
Afrika.Penyakit ini subkutan. Bila mungkin saja berisi nanah
biasanya menyerang menyerang tulang (papulopustula), yang
pria berusia antara akan terasa nyeri dan segera menghilang dan
20-40 tahun dan terjadi osteomyelitis. menyebar secara perlahan.
jarang ditemukan Bila menyerang Kemudian akan timbul
pada penderita traktus genitoutinaria kutil yang dikelilingi abses
AIDS. dapat menimbulkan (penimbunan nanah) yang
dysuria, pyuria, tidak terasa nyeri. Pada
hematuria. tulang bisa timbul
pembengkakan disertai
nyeri. Pada laki-laki terjadi
pembengkakan epididimis
disertai nyeri atau
prostatitis.
Coccidioidomy Coccidioides Infeksi melalui Gejala klinis ialah demam,
cosis immitis inhalasi spora. anoreksia, badan makin
Inhalasi antrokonidia kurus serta adanya tanda
menyebabkan infeksi bronkopneumoni.
primer dan Progresifitas kearah
asimtomatis pada bentuk miliair akut dan
60% penderita. Satu- menyebar dapat berakibat
satunya bukti infeksi fatal dalam 3 bulan. Yang
adalah terbentuknya lebih sering perjalanan
presipitin serum penyakit menjadi kronis
serta konversi uji dan terjadilah reaksi
kulit positif dalam 2- granulasi dikulit, tulang
4 minggu. Presipitin dan paru serta kelenjar
ini akan berkurang, kelenjar limfe dan
tetapi uji kulit sering meningen ataupun otak.
kali tetap bertahan Gambaran radiologi paru
seumur hidup. berupa pengaburan yang
Sekitar 40% individu berkumpul(confluent)
lain akan menderita ataupun tersebar (patchy),
penyakit influenza bayangan bayangan miliair
yang sembuh sendiri serta rongga rongga
disertai demam, (cavity) berdinding tipis.
malaise, batuk, Diagnosa laboratorium
atralgia, dan nyeri ialah dijumpainya
kepala. Penyakit ini sporangis didahak, aspirasi
disebut demam bronkus ataupun bilasan
lembah. Demam lambung. Diagnosa cepat,
lembah san joaquin, juga dapat dilakukan
atau rematik padang dengan pemeriksaan
pasir. Setelah 1-2 fluorescent antibodies. Uji
minggu, sekitar 15% Coccidioidin (mirip uji
penderita Tuberkulin) apabila
menunjukan reaksi posistif (umumnya 1 bulan
hipersensitivitas setelah infeksi)
yang muncul sebagai menunjukkan infeksi baru
ruam, eritema atau telah pernah terinfeksi
multiforme. Pada
pemeriksaan
radiografi, pasien
biasanya,
memperlihatkan
adenopati pada
hilum beserta
infiltrat paru,
pneumonia, efusi
pleura atau nodul.
Residu paru
ditemukan pada
sekitar 5% pasien,
biasanya dalam
bentuk nodul soliter
atau kavitas
berdinding tipis.

Kriptokokkis Cryptococcus Infeksi Cryptococcus neoform Di paru-paru:


neoformans cryptococcus ans adalah jamur yang Infeksi C. neoformans di
didapatkan melalui hidup di lingkungan di paru-paru dapat
inhalasi partikel seluruh dunia. Orang menyebabkan penyakit
aerosol. Namun dapat terinfeksi C. seperti pneumonia. Gejala-
bentuk pasti dari neoformans setelah gejalanya sering mirip
partikel yang menghirup jamur dengan banyak penyakit
terinhalasi ini masih mikroskopis, lain, dan dapat meliputi:
belum dapat meskipun kebanyakan
 Batuk
dipastikan, dugaaan orang yang terkena
utama mengenai jamur tidak pernah  Sesak napas
bentuk partikel sakit karenanya.  Sakit dada
terseubut adalah Infeksi C.
 Demam
basidiospora dan sel neoformans sangat
yeast kecil yang jarang pada orang
kering. Pengetahuan yang sehat;
mengenai infeksi kebanyakan kasus Di otak (meningitis
inisial dari terjadi pada orang cryptococcal):
cryptococcus masih yang memiliki sistem Meningitis kriptokokus
sangat rendah. Hasil kekebalan yang adalah infeksi yang
uji serologi lemah, terutama disebabkan oleh
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki jamur Cryptococcus setela
sebagian besar HIV / AIDS tingkat h menyebar dari paru-paru
infeksi cryptococcus lanjut. ke otak. Gejala meningitis
didapatkan pada kriptokokus meliputi:
masa kanak-kanak  Sakit kepala, demam,
namun masih belum dan nyeri leher adalah
diketahui apakah gejala umum
infeksi inisial ini meningitis kriptokokal.
bersifat simtomatik  Sakit kepala
atau tidak. Karena
 Demam
infeksi cryptococcus
ini sangat umum  Sakit leher
terjadi namun yang  Mual dan muntah
bermanifestasi
 Sensitivitas terhadap
menjadi penyakit
cahaya
sangat jarang,
mekanisme  Kebingungan atau
pertahanan pulmoner perubahan perilaku
pada individu
imunokompeten
diduga sangat
berperan dalam
menahan jamur ini.

Cryptococcos
is biasanya muncul
secara klinis sebagai
meningoensefalitis
kronik. Mekanisme
bagaimana jamur
dapat menyebar
ekstrapulmoner dan
masuk ke sistem
saraf pusat masih
belum diketahui
dengan jelas.
Mekanisme
bagaimana sel
cryptococcus dapat
melewati sawar
darah otak juga
masih dipelajari
secara intensif. Dari
bukti yang ada,
diduga migrasi
langsung sel fungus
menyebrangi
endotelium melalui
makrofag sebagai
penyerbu “Trojan
Horse”. Spesies ini
memiliki faktor
virulensi berupa
kapsul polisakarida,
kemampuan untuk
memproduksi
melanin, dan
elaborasi enzim
seperti fosfolipase
dan urease yang
meningkatkan
kemampuan
bertahan hidup
jamur ini dalam
jaringan. Infeksi dari
cryptococcus
diketahui tidak atau
hanya sedikit
memicu respon
inflamasi.

Paracoccidioid P.brasiliensis P.brasiliensis masuk Parakoksidioidomikos Pada kasus umum


omycosis melalui inhalasi, dan is terjadi terutama Parakoksidioidomikosis
lesi awalnya muncul dipedalaman Amerika kronis, raginya menyebar
diparu. Setelah Latin, khususnya dari paru ke organ lain,
periode dormansi diantara petani. khususnya kulit dan
yang dapat Manifestasi penyakit jaringan mukokutan,
berlangsung selama jauh lebih sering kelenjar getah bening,
beberapa dekade, dijumpai pada laki- limpa, hati, adrenal, dan
granuloma paru laki daripada tempat lain. Banyak
menjadi aktif perempuan, tetapi penderitanya mengeluhkan
sehingga terjadi infeksi dan reaktivitas sariawan yang sakit di
penyakit paru uji kulit sama mukosa mulut.
progresif kronis atau kejadiannya pada Pemeriksaan histologis
penyebaran. keduanya. Karena P. biasanya mengungkap baik
Kebanyakan pasien brasiliensis jarang granuloma berkaseosa
berusia 30-60 tahun diisolasi dari alam, ditengahnya ataupun
dan lebih dari 90% habitat alaminya mikroabses. Ragi jamur ini
adalah lelaki. berlumlah jelas. sering terlihat pada sel
Sejumlah kecil Seperti mikosis raksasa atau langsung
pasien (<_10%) endemis lain, berada didalam eksudat
biasanya berusia Parakoksidioidomikos dari lesi mukokutan.
kurang dari 30 is tidak menular.
tahun, menderita
infeksi progresif
akut dan sub akut
dengan masa
inkubasi yang lebih
pendek.

Candidiasis Candida Terjadinya cara penularan 1. Kandidiasis


albicans, kandidiasis pada Candida karena pseudomembranosus akut
Candida rongga mulut di kontak secret atau disebut juga sebagai
tropicalis, awali dengan adanya ekskret dari mulut, thrush, pertama sekali
Candida kemampuan candida kulit, vagina dan dijelaskan kandidiasis ini
dubliniensis untuk melekat pada faeses, dari penderita tampak sebagai plak
mukosa mulut. Hal ataupun carrier, atau mukosa yang putih, difus,
ini yang tertulari melalui jalan bergumpal atau seperti
menyebabkan awal lahir pada saat bayi beludru, terdiri dari sel
terjadinya infeksi. dilahirkan atau epitel deskuamasi, fibrin,
Sel ragi atau jamur penularan endogen. dan hifa jamur, dapat
tidak melekat dihapus meninggalkan
apabila mekanisme permukaan merah dan
pembersihan oleh kasar. Pada umumnya
saliva, pengunyahan dijumpai pada mukosa
dan penghancuran pipi, lidah, dan palatum
oleh asam lambung lunak. Penderita
berjalan normal. kandidiasis ini dapat
Perlekatan jamur mengeluhkan rasa terbakar
pada mukosa mulut pada mulut.
mengakibatkan 2. Kandidiasis Atropik
proliferasi, Akut
kolonisasi tanpa atau Kandidiasis jenis ini
dengan gejala membuat daerah
infeksi. permukaan mukosa oral
mengelupas dan tampak
sebagai bercak-bercak
merah difus yang rata.
Imfeksi ini terjadi karena
pemakaian antibiotic
spectrum luas, terutama
Tetrasiklin, yang mana
obat tersebut dapat
mengganggu
keseimbangan ekosistem
oral antara Lactobacillus
Acidophilus dan Candida
Albicans. Antibiotic yang
dikonsumsi oleh pasien
mengurangi populasi
Lactobacillus dan
memungkinkan candida
tumbuh subur. Pasien yang
menderita candidiasis ini
akan mengeluhkan sakit
seperti terbakar.
3. Kandidiasis
Hiperplastik Kronik
Infeksi jamur timbul pada
mukosa bukal atau tepi
lateral lidah berupa bintik-
bintik putih yang tepinya
menimbul tegas dengan
beberapa daerah merah.
Kondisi ini dapat
berkembang menjadi
dysplasia berat atau
keganasan, dan kadang
disebut sebagai candida
leukoplakia. Bintik-bintik
putih tersebut tidak dapat
dihapus, sehingga
diagnose harus ditentukan
dengan biopsy.
4. Keilitis angularis
merupakan infeksi candida
albican pada sudut mulut,
dapat bilateral maupun
unilateral. Sudut mulut
yang terkena infeksi
tampak merah dan pecah-
pecah, dan terasa sakit
ketika membuka mulut.
Keilitis angularis ini dapat
terjadi pada penderita
defisiensi vitamin B12 dan
anemia defisiensi besi
Zygomycosis Apophysomyce Jika jamur ini sudah Jamur Apophysomyce jamur ini masuk ke dalam
s di dalam tubuh, s Trapeziformis ini rongga tubuh penderita
Trapeziformis jamur ini akan sebenarnya jarang melalui spora yang
atau juga menutup pembuluh menjangkiti orang terhirup atau luka trauma
jamur Mucoro kapiler, menahan sehat. Jamur akibat bencana.
mycotina, aliran darah dan berkembang dengan
menyebabkan baik pada suhu 37
jaringan di derajat celcius, atau
sekelilingya 98,6 derajat fahrenheit
membusuk, setelah yang mana suhu ini
mendapat tempat, adalah suhu normal
jamur akan dengan tubuh manusia.
cepat bereproduksi
dan menjangkiti
kulit, jaringan
tulang, dan bahkan
organ-organ vital.

jika sudah terkena


infeksi ini dari jamur
tersebut, penderita
akan merasa sakit
kepala, flu, dan juga
rasa nyeri pada
bagian tertentu yang
sudah terinfeksi.

Aspergillosis Aspergillus Aspergillosis Penularan aspergilosis Masa inkubasi sekitar 4-10


fumigatus memperlihatkan adalah dengan cara hari, dan proses penyakit
Aspergillus gejala patologis menghirup spora sekitar 2 hingga beberapa
flavus sebagai berikut : dalam jumlah yang minggu. Bentuk-bentuk
terdapat lesi pada banyak. Aspergillosis penyakit aspergillosis :
paru-paru berupa juga ditularkan 1. Kronis
noduli kaseus kecil melalui udara, dan Aspergillosis kronis
berwarna melalui telur memperlihatkan gejala
kekuningan dengan berikut ini : kehilangan
diameter ± 1 mm. nafsu makan, lesu, sulit
Lesi disertai plaque bernafas, emasiasi,
yang terdiri atas sianosis dan dapat
eksudat kaseus berlanjut dengan kematian.
berwarna kuning Sering ditemukan
mengumpul pada gangguan saraf.
daerah koloni jamur. Aspergillosis dapat
Noduli kaseus terdiri mengakibatkan gangguan
dari eksudat radang pertumbuhan dan
dan jaringan jamur. menyebabkan morbiditas-
Pada kasus yang mortalitas yang rendah.
melanjut, plaque 2. Akut
semakin banyak dan Aspergillosis akut
membentuk agregat. memperlihatkan gejala
berikut ini : dyspnea,
peningkata frekuensi
pernafasan, kehilangan
nafsu makan, mengantuk,
terjadi paralisis dan kejang
yang disebabkan oleh
toksin dari Aspergillus sp
pada otak. Pada stadium
akhir penyakit terjadi
diare. Dari hidung dan
mukosa mata keluar cairan
berlendir. dalam waktu 24
jam menunjukkan gejala
konvulsi dan tortikolis,
yang terinfeksi berat
biasanya akan mati dalam
waktu 2-4 minggu.
6. Lengkapi Tabel Berikut Ini!
Spesies Jenis Spora Gambar Kekhasan (jika ada)
Seksual 1. Koloni B. ranarum bulat,
(ospora) datar, berlilin, gundul dan
dilipat secara radial.
2. warnanya dalam kisaran
warna abu-abu kekuning-
Basidiobulu kuningan sampai putih
s sp keabu-abuan.
3. Sebuah koloni berumur
satu minggu dapat
mencapai 75-80 mm.
4. Mekar putih, terdiri
dari miselia dan sporangi
ospora , menutupi
koloni.
5. Di bawah mikroskop,
hifa yang lebih muda
lebar dan memiliki
sedikit septa .
6. Kultur yang lebih tua
memiliki zygospores
yang tidak berwarna (20-
50 μm) dengan dinding
yang halus, tebal dan
klamidospora besar,
bulat, berwarna gelap.
7. Koloni umumnya
menghasilkan Streptomy
ces
8. Hidup secara saprofit di
dalam usus terutama
vertebrata berdarah
dingin dan pada buah dan
tanah yang
membusuk. Jamur lebih
menyukai glukosa
sebagai sumber karbon
dan tumbuh dengan cepat
pada suhu kamar.
9. Basidiobolus
ranaru juga dikenal
sebagai
penyebab zygomycosis
menyebabkan infeksi
granulomatosa pada
anggota badan tuan
rumah
Aseksual 1. memiliki hifa yang
(sporangiospo membentuk rhizoid untuk
ra) dan menempel ke substrat.
Rhizopus seksual 2. Cirilainnya adalah
sp. (zigospora)
memiliki hifa coenositik,
sehingga tidak bersepta
atau bersekat.
3. Miselium
dari Rhizopus sp. yang
juga disebut stolon
menyebar diatas
substratnya karena
aktivitas dari hifa vegetatif
aseksual 1. Warna konidia hitam
kelam atau kecoklatan dan
berbentuk bulat.
Aspergillus 2. Bersifat termifilik, tidak
niger terganggu
pertumbuhannya karena
adanya peningkatan suhu.
3. Dapat hidup dalam
kelembaban nisbi 80
(Indrawati
Gandjarmenggunakan
enzim benzoate-4
hidroksilase menjadi 4-
hidroksibenzoat.
4. Memiliki enzim 4-
hidroksibenzoat
hidroksilase yang dapat
menghidrolisa 4-
hidroksibenzoat menjadi
3,4-dihidroksi benzoat.
5. Natrium & formalin dapat
menghambat
pertumbuhan Aspergillus
niger.
6. Dapat hidup dalam spons
(spons Hyrtios Proteus)
(Osterhage, 2001).
7. Dapat merusak bahan
pangan yang dikeringkan
atau bahan makanan yang
memiliki kadar garam
tinggi.
8. Dapat mengakumulasi
asam sitrat.

aseksual 1. Menghasilkan aflatoksin


yaitu toksin yang dapat
mematikan manusia dan
ternak tergantung tipenya.
Aspergillus 2. Jamur ini banyak
flavus mengkontaminasi kedelai
dan kacang tanah.
3. Aspergillus flavus
merupakan jamur
rumahan yang sporanya
sangat banyak berterbaran
di udara dan di dalam
rongga pernafasan
manusia.pada saat
kekebalan tubuh rendah,
pertumbuhan jamur akan
merajalela dan Aspergillus
mampu mrenginfeksi
arfteri dan vena.
4. Dalam media Czapek dox
agar, koloni berbentuk
granular, datar, awalnya
berwarna kuning tapi
dengan cepat berubah
menjadi hijau gelap
kekuningan seiring usia.
5. Kepala konidiofor tipe
radial, berdiameter
hamper 300-200um.
Konidiofor panjang dan
kasar, semakin dekat
dengan vesikel akan
semakin kasar.
6. Konidia berbentuk bulat
atau lonjong, hijau pucat
dan terliht berbentuk
enchinulate. Beberapa
strain memproduksi
sclerotia.
aseksual 1. saprotrof yang tersebar
luas di alam, biasanya
ditemukan di tanah dan
Aspergillus membusuk
fumigatus 2. Koloni jamur
menghasilkan dari
konidiofor ribuan konidia
abu-abu hijau (2–3 μm)
yang siap menjadi udara.
3. bereproduksi secara
aseksual
4. kemampuan seks
dipertahankan, meskipun
hanya sedikit variasi
genetik yang dihasilkan.
5. Jamur ini mampu tumbuh
pada suhu 37 ° C atau 99
° F ( suhu tubuh manusia
normal ), dan dapat
tumbuh pada suhu hingga
50 ° C atau 122 ° F,
dengan konidia bertahan
hidup pada 70 ° C atau
158 ° F — kondisi itu
secara teratur bertemu di
tumpukan kompos
pemanas sendiri.
6. Sporanya ada di mana-
mana di atmosfer, dan
semua orang menghirup
sekitar seratus spora
setiap hari]
7. Aspergillus fumigatus
yang tumbuh pada bahan-
bahan bangunan tertentu
dapat menghasilkan
genotoksik dan sitotoksik
mikotoksik , seperti
gliotoxin .

Aseksual 1. Koloni bentuk bulat,


Candida (blastospora) menonjol, opaque,
albicans permukaan halus, licin,
warna putih kekuningan.
Setelah satu bulan warna
koloni menjadi krem, licin,
atau berkerut, bagian tepi
koloni ada hifa semu
sebagai benang yang
masuk ke dasar media.
2. Hifa sejati dapat dibentuk
dengan cepat bila
dirangsang oleh serum
pada suhu 37 derajat
celcius selama 90 menit,
dlam reaksi ini akan
tampak germ tube.

Seksual 1. Memilikisporangium yang


(zigospora) berkolom-kolom atau
komumela
Mucor sp. 2. Hifa vegetatifnya
bercabang-cabang, bersifat
coenositik atau tidak
bersepta

Seksual ( 1. Koloni kebanyakan


ascosporangia berwarna kuning
) 2. Bentuk nya seperti neuron/
Neurospora sel saraf
sitophila 3. Termasuk pada kelompok
kapang
4. Hifa bersekat
5. Membentuk askus dan
menghasilkan askospora

konidium 1. Jamur monomorfik,

2. biasanya tidak patogen,


kecuali Penicillium
Penicillium marnefei.
sp
3. Pada medium sabouraud
dextrose agar suhu 25
derajat celcius koloni mula-
mula berwarna putih,
velvety, makin lama
berubah menjadi kehijauan.

4. Mikroskopik tampak hifa


bersepta, conodiophore
bercabang, metula dan
diatas metula terdapat
phialide yang menghasilkan
konidia
1. sensitif terhadap suhu
konidiospora dingin (media perbenihan
tidak boleh disimpan di
dalam lemari es 4 derajat
Epidermoph celcius).
yton 2. Koloni tumbuh lambat
floccosum bentuk datar,
3. Berwarna velvety, kuning-
hijau menjadi coklat muda
(warna khaki), bagian
perifer dikelilingi warna
orange-coklat beberapa
minggu, koloni menjadi
cottony dengan aerial hifa
putih.

Trichopyton ascospora 1. Dermatophytes


mentagroph antropofilik, ectothrix
ytes 2. Koloni tumbuh dalam
media setelah 8-10 hari
3. Permukaan koloni
bergantung spesies : wolly,
fluffy, cottony granuler,
powdery, velvety.
4. Reverse side media
berwarna merah anggur.
5. Gambaran mikroskopik
dari koloni : mikrokonidia
bulat berkelompok seperti
buah anggur, spiral
hyphae, cigar-shaped
macroconida dengan 2-5
septum yang menyempit
pada tempat perlekatan
dengan dasar
6. Tes urease positif dan hair
perforation test positif.

Trichophyto Mikrokonidia Hifa: halus, lurus, conidia


n rubrum pada conodiophora seperti
pohon pinus
Macroconidia: jarang
tampak, bentuk mirip
macroconidia Trichophyton
mentagrophytes
Microconidia: bentuk
lonjong seperti tetesan air
mata
Microsporu Aseksual: Makrokonidia berbentuk
m canis Microsporum kumparan, berujung runcing,
canis terdiri atas 6-8 sel,
menggunakan berdinding tebal.
konidia yang
disebut juga
mitospora.
Seksual:
Microsporum
canis
menggunakan
askus yang
sering disebut
askospora.
Microsporu Konidia Makrokonidia berbentuk
m gypseum kumparam, berujung tumpul,
terdiri atas 4-6 sel,
berdinding tipis.

Piedra Askospora Punya askus, ada benjolan


hortal (spora bersel tengguli dan hitam.
satu yang
terbentuk
didalam
kantung yang
dinamakan
askus.
Trichosporo Arthospora Anyaman hifa mengelilingi
n beigelii rambut, berwarna putih
kekuningan, tidak terlihat
askus pada fungi, tidak padat
dibanding pierda hitam.

Malasezzia Konidia atau Bulat, berdinding tebal,


furfur mikrokonida bertunas, konidia sangat
atau kecil, hifa pendek dan
klamidospora bengkok.
(spora fungi
non motil dan
aseksual)
Histoplasma Aseksual: H. capsulatum merupakan
capsulatum Konidia fungi dimorphic. Berbentuk
Seksual: sel yeast sebagai patogen
Askospora infeksius di jaringan tubuh
manusia. Sel kecil yang
bersifat individual sering
terlokalisasi di dalam
makrofag dan berdiameter 2-
3μm. Bentuk seksual dari
fungi ini disebut
Emmonsiella capsulata.
Coccidiodes Artrospora Coccidioides immitis adalah
immitis fungi dimorfik atipikal.
Coccidioides immitis
bentuknya seperti bola
(sferul) yang garis tengahnya
15 – 60µm, dengan dinding
tebal berbias ganda. Hifa dari
jamur ini juga mudah pecah
dan mengeluarkan spora.

Crytococcus Aseksual: Dalam jaringan atau cairan


neofarmans Blantospora spinal berbentuk bulat atau
Seksual: lonjong dengan diameter 4-
Askospora 12μm, sering bertunas, dan
dikelilingi oleh simpai yang
tebal

Paracoccidi Klamidospora Fase Myselium Paracoccidioides brasiliensis


oides , Arthospora, Merupakan jamur dimorfik
brasiliensis sessile conidia bebas. Memiliki ukuran 5-40
bentuk bulat µm. Dalam biakan agar
atau piriform Sabouraud pada suhu kamar,
jamur ini membentuk koloni
filamen. Bila dibiakkan pada
suhu 37oC jamur membentuk
koloni ragi dengan sel ragi
berdinding tebal dan bertunas
Fase Yeast banyak.

Sporothrix Pada suhu Tampak sebagai sel-sel


schenkii kamar: bertunas yang gram-positif,
Konidia berbentuk bulat kecil sampai
Pada suhu berbentuk cerutu
37°C: dan merupakan jamur
Blastospora dimorfik.
7. Lengkapi tabel berikut ini!

Spesies Persebaran Spora Penyakit Gambaran Kliniks


- Inhalasi terjadi setelah Sering dijumpai pada penderita HIV/AIDS, keganasan hematogen,
menghirup ragi, yang ada di alam dan keadaan imunosupresif lain.
bersifat kering, berkapsul - Infeksi paru primer dapat asimtomatik menyerupai infeksi
minimal, dan mudah diaerolisai. pernafasan seperti influenza, sering sembuh spontan.
- Hidup di tanah dan lingkungan - Ragi memperbanyak diri dan menyebar ke bagian tubuhlain,
yang tercemar kotoran, terutama ke sistem saraf pusat menyebabkan meningoensefalitis
ditemukan dalam jumlah banyak Kriptokokosis kriptokokus.
Cryptococcus
dalam tinja burung merpati yang (Oportunistik) - Reaksi radang biasanya minimal atau granuloma
neoforms
kering. Manifestasi kliniks
- Infeksi terjadi bila seseorang - Meningitis kronik dengan eksaserbasi dan remisi spontan. Dapat
termakan buah-buahan atau berupa tumor otak, abses otak, penyakit sistem saraf puast
terminum susu yang telah degeneratif, atau meningitis mikobakteri/ fungi.
tercemari atau terkontaminasi - Nyeri kepala, leher kaku, dan disorientasi.
dengan kotoran burung yang - Terdapat lesi di kulit, paru, atau organ lain.
mengandung jamur tersebut.
Hifa jamur ini membentuk artrospora Koksidioidomikosis primer akut
dan mengalami fragmentasi. - Inhalasi artrokonidia menyebabkan infeksi primer yang
Koksidioidomikosis
Coccidioides Artrospora ini ringan dan mudah asimtomatis.
(Endemik
immitis terbawa oleh angin dan terhirup ke - Penyakit mirip Influenza yang sembuh sendiri disertai demam,
(Primer, sistemik))
dalam paru. malaise, batuk, artralgia, dan nyeri kepala.
Infeksi dari jamur ini didapat melalui - Penyakit ini disebut “Valley fever, Demam Lembah, demam
inhalasi artrospora yang terdapat di Lembah San Joaquin, atau rematik radang pasir.
udara. - Setelah 1-2 minggu, terjadi reaksi hipersensitivitas yang muncul
sebagai ruam, eritema nodosum, atau eritema multiforme.
Koksidioidomikosis Progresif/ sekunder/ diseminata
- Sering kali menimbulkan kelemahan dan mengancam nyawa.
- Beberapa pasien menderita penyakit paru kronis progresif
disertai nodul atau kavitas yang bertambah banyak atau
membesar. Sejumlah lokasi ektraparu sering terlibat, tetapi
organ yang sering terkena seperti kulit, tulang, sendi, serta
meninges.
- Pada penderita AIDS sering bermanifestasi sebagai pneumonitis
retikulonodular difus/ pneumonia koksidioidal yang cepat
mematikan.
Habitat alami dari P. brasiliensis - Lesi primer terjadi di paru, biasanya progresif. Setelah periode
mungkin adalah tanah. Infeksi pada dormansi, granuloma paru menjadi aktif terjadi penyakit paru
manusia terjadi progresif kronis atau penyebaran.
akibat menginhalasi debu yang - Parakoksidioidomikosis kronis, raginya menyebar dari paru ke
Parakoksidioidomikosis
Paracoccidioides mengandung spora. organ lain, khususnya kulit dan jaringan mukotan, kelenjar getah
Endemik (Primer,
brasiliensis bening, hati, adrenal, limfe (kelenjar limfe leher yang
sistemik)
membengkak dan nyeri,kemudian melunak menjadi asbes dan
dapat pecah membentuk fistel), dan tempat lain.
- Sariawan yang sakit di mukosa mulut kakeksia karena penderita
tidak dapat makan.
Histoplasma - Jika jatuh di tempat yang sesuai Histoplasmosis 1. Hitoplasmosis akut
capsulatum maka akan tumbuh menjadi Gejala jenis ini jarang bersifat fatal, dimana gejala yang terjadi
benang hifa yang baru. adalah sakit demam dan batuk. Biasanya timbul selama 3-21
- Menyebar melalui spora (debu hari setelah menghisap spora dari jamur tersebut.
kering) jamur yang dihirup saat 2. Hitoplasmosis diseminata progesif
napas dan tidak dapat menular Gejalanya hati, limpa, dan kelenjar getah bening membesar.
dari orang yang terinfeksi. Kadang juga akan menyebabkan ulkus (luka terbuka) di mulut
dan saluran pencernaan. Ada juga yang mengalami gangguan
kelenjar adrenal yang menimbulkan penyakit Addison. Biasanya
terjadi pada anak-anak dan penderita gangguan system
kekebalan.
3. Hitoplasmosis kavitasi kronis
Gejalanya penurunan berat badan, malaise (merasa tidak
enak badan) dan demam ringan. Gejala ini juga merupakan
infeksi paru yang bertahap dan menyebabkan batuk dan sesak
nafas, tetapi akan pulih dalam 2-6 bulan. Bila bertambah parah
dapat berujung pada kematian.

- Tertusuk duri yang ada tangkai Secara klinis ada 3 tipe sporotrikosis :
mawar atau tertusuk ranting. 1. Tipe limfokutan
Sporothrix - Menyentuh jerami atau lumut Bentuk ini paling sering dijumpai. Bentuk klasik dimulai dengan
schenckii sphagnum moss tanpa harus ada Sporotrikosis papula merah muda dan tidak sakit, pustula dan nodus yang
luka terbuka di kulit. kemudian mengalami ulserasi dengan dasar nekrosis di daerah
- Spora jamur dapat terhirup atau inokulasi, disebut sebagai Sporotrikosis chancre.
tertelan, menyebabkan infeksi di Pada tipe ini infeksi terbatas pada kulit, pembuluh getah bening
bagian tubuh dalam selain kulit. dan jaringan subkutan. Bila terjadi penurunan imunitas akan
terjadi infeksi sistemik. Infeksi primer terjadi pada daerah
ekstremitas dan letaknya unilateral. Bila inokulasi primer terjadi
pada daerah wajah, akan terbentuk nodus satelit akibat
penyebaran melalui pembuluh getah bening yang arahnya
berbeda-beda. Lesi ini selalu melibatkan ekstremitas, khususnya
tangan dan lengan.
2. Fixed cutaneous sporotrichosis
Biasanya terlihat pada area geofrafis dimana sporotrikosis
endemis dan orang mempunyai derajat imunitas yang tinggi. Infeksi
hanya terbatas pada daerah inokulasi dan tidak melibatkan
pembuluh getah bening. Gambaran klinis sangat bervariasi, antara
lain dapat berupa krusta tebal yang menutupi ulkus, erosi, pioderma,
papula yang mengalami infiltrasi dan plak menyerupai sarkoid, plak
verukosa, plak psoriasis dan selulitis muka. Sering dijumpai lesi
satelit kecil-kecil. Daerah yang paling sering terkena infeksi adalah
muka, leher dan badan.
3. Sporotrikosis diseminata
Bentuk ini jarang dijumpai dan dapat mengenai tulang, sendi,
mukosa (mulut, hidung, mata), susunan saraf pusat (meningen),
ginjal, hati, usus dan genitalia. Pada beberapa kasus Sporothrix
schenckii menyebar dari lesi kutan, sementara peyebaran yag lain
muncul tanpa tanda-tanda kutan.
Organisme ini merupakan lipid Penakit yang kronik dan asimtomatik
dependent yeast. Dipengaruhi oleh - Lesi bersifat kronis dan dijumpai dalam bentuk bercak-bercak
faktor hormonal, ras, matahari, makula diskolorisasi kulit berwarna putih-coklat yang dapat
peradangan kulit dan efek primer membesar, menyatu dan bersisik, tetapi pembentukan skuama,
pytorosporum terhadap melanosit. peradangan, dan iritasi minimal. Lesi biasanya ditemukan di
Infeksi terjadi karena aktivitas daerah ketiak, punggung, tungkai, leher, muka, kulit kepala dan
Malassezia furfur pada tubuh daerah lipatan tubuh.
Malassezia furfur
penderita itu sendiri (autothocus Pitiriasis versikolor - Kelainan kulit pada penderita panu tampak jelas, sebab pada
flora) orang kulit berwarna merupakan bercak dengan hipopigmentasi
(berwarna lebih muda), sedangkan pada orang kulit putih
sebagai bercak dengan hiperpigmentasi (coklat atau merah).
Dengan demikian warna kelainan kulit dapat bermacam-macam
(versikolor). Biasanya tidak ada keluhan, hanya ada rasa gatal
saat berkeringat.

Spora jamur mudah menyebar - Kandidiasis Kulit dan Selaput Lendir.


kemana – mana melalui udara, Kelainan kulit biasanya mengenai lipatan-lipatan kulit misalnya
kemudian dapat tertelan atau dengan Kandidiasis sistemik di bawah payudara, ketiak, lipatan paha serta sela-sela jari kaki
Candida albicans
cara kontak langsung pada kulit Opertunistik dan tangan. Kelainan pada pantat dan daerah urogenitalia pada
penderita. bayi disebut “diaper rash” dimana kulit biasanya berwarna
Mekanisme infeksi Candida albicans merah (eritema), agak basah dan pada bagian tepi tampak
sangat komplek termasuk adhesi dan vesikel dan sisik halus. Batas kelainan tegas, keluhan penderita
invasi, perubahan morfologi dari terutama gata-gatal.
bentuk sel khamir ke bentuk filamen Apabila menyerang mulut terjadi stomatitis, bentuk khas disebut
(hifa), pembentukan biofilm dan “oral thrush”, keluhan lain adalah nyeri. Terutama waktu makan
penghindaran dari sel-sel imunitas atau minum. Pada vagina, jamur ini menyebabkan
inang. vulvovaginitis dengan gejala Fluor albus dan rasa Diagnosa
dibuat dengan evaluasi hasil pemeriksaan laboratorium maupun
gejala klinis dari Candidiasis. Hasil pemeriksaan laboratorium
yang paling penting ditemukan di bawah mikroskop adanya
pseudohyphae dan atau sel ragi pada jaringan yang terinfeksi
atau pada cairan tubuh.
- Kandidiasis Bronkus (Bronchial Candidiasis).
Pada Candidiasis bronkus dinding mukosa bronkus tampak
diselaputi oleh plak – plak sama seperti yang menutupi mukosa
mulut dan tenggorokan. Pasien mengeluh batuk – batuk keras ,
dahak sedikit dan mengental dan berwarna seperti susu. Jamur
yang menginfeksi bronkus dan cabang-cabangnya, dengan
gejala yang menyerupai gejala infeksi yang disebabkan oleh
sebab lain. Pada bronkiektasis dapat tejadi Kandidiasis
sekunder.
- Kandidiasis Paru (Pulmonary Candidiasis).
Kandidiasis paru, pasien biasanya tampak lebih sakit mengeluh
demam dengan pernafasan dan nadi yang cepat. Batuk–batuk,
hemaptoe sesak dan nyeri dada. Jamur menginfeksi paru dan
dapat menimbulkan pneumoni lobaris dan keadaan umum
pasien dapat memburuk. Gejala klinik dan penyebaranya juga
dapat memyerupai Tuberkulosis Paru. Infeksi Candida dapat
merupakan infeksi sekunder pada Karsinoma paru, tuberculosis
paru atau penyakit lain.
- Kandidiasis Sistemik.
Kandidiasi dapat tejadi sebagai akibat terjadinya penyebaran
secara hematogen dari focus infeksi ke berbagai alat organ
dalam atau sebagai akibat pemasangan infus dan suntikan.
- Kandidiasis Urogenitalia.
Infeksi saluran kencing sebagai infeksi asendens dari vagina,
endoftalmia dan endokarditis, meningitis dan septicemia.
- Kandidi- id.
Candidi-id adalah kelainan pada kulit berdasarkan reaksi dengan
membentuk vesikel-vesikel bebas jamur, sedangkan jamurnya
(Candida) terdapat di bagian lain dari tubuh. Lokalisasinya
biasanya pada telapak tangan, kaki dan jari-jari dengan gejala
gatal-gatal.

Infeksi karena Rambut kontak - Suatu infeksi nodular/ benjolan pada batang rambut yang
dengan spora jamur. berwarna coklat kehitaman.
Pierda hitam
Piedra hortai Bisa melalui kontak langsung, - Penderita tidak mengalami gangguan, hanya kesulitan saat
(Superfisial)
kontak tak langsung (alat-alat) dari menyisir rambut.
penderita.
Trichosporon Infeksi karena Rambut kontak Piedra putih - Suatu infeksi nodular/ benjolan pada batang rambut yang tidak
beigelii dengan spora jamur. (Superfisial) berwarna.
Ditemukan di tanah, udara dan - Nodul lebih besar dan tampak lunak dan berwarna kekuningan
permukaan tubuh. pada rambut.
Bisa melalui kontak langsung dengan - Rambut ketiak, pubis, janggut dan kepala dapat terinfeksi
orang yang sudah terinfeksi.
Aspergillus niger melalui udara aspergilosis demam sakit kepala menggigil, meningkatnya produksi lendir
hidung, batuk, sesak napas,penurunan berat badan, sinusitis, nyeri
tulang
Aspergillus melalui udara aflatoxicosis sakit perut, muntah , rasa seperti terbakar, demam, serta batuk.
flavus
Aspergillus melalui inhalasi konidia yang ada aspergilosis demam, batuk berdahak, dengan mengi pada auskultasi,dan
fumigates diudara bronkopulmoner penderita biasanya mengeluh batuk produktif dengan gumpalan
alergika mucus yang dapat membentuk kerak bronkus,kadang menyebabkan
hemoptysis, ABPA juga bisa terjadi berbarengan dengan sinusitis
fungal alergik, dengan gejala sinusitis di dalamnya dengan drainase
yang purulent.
Epidermophyton Penyebaran melalui trauma ( infeksi Kutu air, tinea korporis, Gatal-gatal, vesicular merah, bersisik, kulit pecah-pecah
floccosum kulit atau luka tusuk) tinea cruris , tinea pedis
Trichophyton Paparan langsung dari hewan atau Tinea kruris, tinea Kerak air, pengelupasan dan rasa gatal pada kulit yang terinfeksi.
metagrophyton koloni fungus di permukaan kulit, pedis, dan tinea Dapat juga kulit terbelah, pembengkakan dan rasa nyeri serta perih.
kuku, dan rambut. ungulum
Trichopyton Ditularkan melalui kontak langsung Ringworm Rasa gatal diantara jari, vesikel kecil pecah mengeluarkan cairan
rubrum dengan kulit/kuku manusia atau (dermatophytosis), encer, kulit mengelupas, Nampak pecah-pecah, bercak sirkuler
hewan yang terinfeksi. Bisa Athlete’s foot (tinea dengan tepi merah, melebar, bervesikel, dan pusat bersisik,
ditularkan melalui sentuhan, usapan, pedis), tinea cruris, menimbulkan rasa gatal.
dan rabaan dari kulit yang mungkin fungal, tinea capitis,
terinfeksi tinea barbae,
onychomycosis.
Microsporum microsporum canis menggunakan panu, kadas, taenea kulit kemerahan, terjadi penebalan kulit, gatal-gatal, kulit kepala
canis kanidia yang disebut juga mitospora. capitis bersisik, kebotakan kulit kepala
Kanidia ini memiiki satu nucleus dan
dapat disebarkan oleh angina, air,
dan hewan.

Microsporum Penularan langsung dapat secara tinea kapitis (infeksi kulit kemerahan, terjadi penebalan kulit,gatal-gatal, kulit kepala
gypseum melalui epitel kulit, rambut yang kulit kepala dan bersisik, kebotakan kulit kepala
mengandung jamur baik dari rambut), tinea favosa
manusia, binatang atau dari tanah. (infeksi pada kulit
kepala dan kulit muda),
tineaa favosa
(kerusakan kuku karena
infeksi M. gypseum)

Aspergillus niger melalui udara aspergilosis demam sakit kepala menggigil, meningkatnya produksi lendir
hidung, batuk, sesak napas,penurunan berat badan, sinusitis, nyeri
tulang
8. Klasifikasi jamur patogen berdasarkan bagian tubuh yang di infeksi
Jenis Penyakit Spesies Jamur Penyebab Manifestasi Klinis
Malassezia furfur
Malassezia globosa
Malassezia obtusa bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak
Pitiriasis Versikolor Malassezia slooffiae teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus,
Malassezia sympodialis gatal ringan
Malassezia pachydermatis
Malassezia restricta
Mikosis Superfisial
bintik-bintik hitam kecoklatan pada telapak kaki
atau tangan, yang makin lama makin besar
Tinea Nigra Hortaea werneckii
hingga mencapai ukuran uang logam, terasa
nyeri atau sedikit gatal.

Benjolan berwarna coklat muda dan tidak begitu


Piedra Putih Trichosporon sp.
melekat pada rambut.

benjolan tengguli dan hitam, menyerang rambut


Piedra Hitam Piedraia hortae
kepala di bawah kutikel
Jenis Penyakit Spesies Jamur Penyebab Manifestasi Klinis
Trichophyton rubrum
Akut : gatal, merah, bervesikel
Tinea Pedis (kaki atlet) Trichophyton mentagrophytes
Kronis : gatal, berskuama, berfisur
Epidermophyton floccosum
Trichophyton rubrum Kuku menebal atau rontok dibagian distalnya,
Mikosis Kutan Tinea Unguium (onikomikosis) Trichophyton mentagrophytes warnanya berubah, kusam, biasanya dijumpai
Epidermophyton floccosum bersama tinea pedis
Trichophyton rubrum Bercak-bercak lingkaran dengan tepi berwarna
Tinea Korporis (kurap) merah dan bervesikel yang meluas serta
Epidermophyton floccosum berskuama ditengahnya, gatal
Tines Kruris (jock itch) Trichophyton rubrum Lesi eritem berskuama di daerah intertriginosa
Trichophyton mentagrophytes (lipatan kulit) dan gatal
Epidermophyton floccosum

Trichophyton rubrum Bentuk intertriginosa : maserasi, deskuamasi,


erosi pada sela jari, fisura dan nyeri
Bentuk vesicular akut : terlihat vesikel, vesikel-
Tinea Manus Trichophyton mentagrophytes pustule atau bula.
Bentuk moccasin foot : punggung dan telapak
tangan terlihat kulit menebal dan berskuama,
Epidermophyton floccosum eritema.

Trichophyton mentagrophytes Pitak melingkar dengan sisa batang rambut yang


pendek atau patahan rambut didalam folikel
Tinea Kapitis
rambut, jarang dijumpai kerion, rambut yang
Microsporum canis terinfeksi microsporum akan berfluoresensi
Tinea Barbae Trichophyton mentagrophytes Lesi eritem dan bengkak
Reaksi alergi dari kandida dari
Vesikel yang keras dan gatal. Apabila vesikel
Reaksi “id” suatu tempat, memberikan reaksi
pecah terjadi skuamasi (kulit mengelupas)
alergi di tempat lain
Jenis Penyakit Spesies Jamur Penyebab Manifestasi Klinis
Phialophora verrucosa
Fonsecaea pedrosoi Jamur masuk ke dalam kulit melalui trauma di
tungkai atau kaki yang tidak tertutup, ulserasi-
Kromblastomikosis Rhinocladiella aquaspersa
ulserasi kecil atau titik-titik hitam materi
Fonsecaea compacta hemopurulen terlihat di atas permukaan berkutil
Cladophialophora carrionii
Mikosis Subkutan Fragmen hifa masuk ke dalam kulit melalui
trauma, lesi awalnya muncul sebagai nodul
Sporotrikosis Sporothrix schenkii
granulomafosa yang dapat memburuk
membentuk lesi nekrotik atau ulseratif
Pseudallescheria boydii
Madurella mycetomatis Ditandai dengan Supurasi dan pembentukan
Misetoma abses, granuloma, dan pembentukan sinus yang
Madurella grisea mengeluarkan cairan dan mengandung granula
Exophiala jeanselmei
Acremonium falciforme
Tumor dibawah kulit, kenyal, berbatas jelas,
Basidiobolus ranarum tidak nyeri. Kulit diatasnya menjadi tegang dan
Basidiobolomikosis atrofi, pucat atau kehitaman karena
hiperpigmentasi, tidak membentuk ulkus.
Coronatus conodiobolus
Penyakit ini bersifat menahun
Exophiala jeanselmei
Phialaphora richardsiae Penebalan tidak rata dan berwarna hitam pada
Feohifomikosis
Bipolaris spicifera kuli, Menimbulkan lesi.
Wangiella dermatitidis
Lobomikosis Lacazia loboi Lesi kulit seperti keloid
Rhizomur pussilus Massa subkutan yang tunggal, tidak nyeru,
berbatas tegas, dan teraba keras. Ukuran
Zigomikosis Absidia corimbifera
bertambah besar mengikuti bertambahnya
Mucor circinelloides waktu.
Jenis Penyakit Spesies Jamur Penyebab Manifestasi Klinis
Coccidioides posadasii Panas tinggi, pneumoni, keterlibatan tulang, dan
koksidioidomikosis
Coccidioides immitis meningitis.
Akut: sakit demam dan batuk. Biasanya timbul
selama 3-21 hari setelah menghisap spora dari
jamur tersebut.
Histoplasmosis Histoplasma capsulatum
Kronis: penurunan berat badan, malaise (merasa
Mikosis Sistemik tidak enak badan) dan demam ringan.

Batuk dengan dahak purulen, berbau kadang


bercampurdarah. Nyeri dada karena pleuritis
Blastomikosis Blastomyces dermatitidis
lebih jarangdibanding dengan pada yang akut,
Suaraserak karena lesi juga mengenai laring.
Lesi awalnya muncul di paru, sariawan di
Parakoksidioidomikosis Paracoccidioides brasiliensis mukosa mulut, raginya dari paru menyebar ke
organ lain.
Mikosis Opportunistik Jenis Penyakit Spesies Jamur Penyebab Manifestasi Klinis
Candida albicans
Candida tropicalis
Candida parapsilosis ruam pada kulit, kulit gatal, pecah-pecah, dan
Kandidiasis kering.
Candida glabrta
Candida guilliermondii
Candida dubliniensis
Aspergillus fumigatus
Aspergillus flavus demam, batuk berdahak atau batuk darah,
Aspergilosis Aspergillus niger sesak, mengi, berat badan turun
Aspergillus terreus
Aspergillus lentulus
Sakit kepala yang makin lama makin hebat dan
Cryptococcus neoformans
makin sering timbul, kadang-
Kriptokokosis
kadang disertai vertigo, diplopia, strabismus, pe
Cryptococcus gattii nurunan pendengaran, kejang dan muntah.
edema dan eritema wajah, hidung mengeluarkan
Spesies genus : Rhizopus
darah, ulserasi palatum dan septum nasal. Dalam
Absidia
beberapa hari timbul lesi kulit kehitaman
Mukormikosis (zigomikosis) Cunninghaella
(eskar), nyeri kepala, eksophtalmus, gangguan
Mucor
penglihatan, disertai dengan kejang
dll
Penurunan berat badan, sesak napas, demam,
Pneumonia pneumocytstis Pneumocystis jirovecii
batuk tanpa dahak.
penurunan berat badan yang drastis, demam,
Penisilosis Penicillium marneffei malaise, dan limfadenopati.
9. Lengkapi Tabel Berikut Ini!
Teknik Alat Bahan Cara Kerja Baca Hasil
Teknik  Skalpel  Alkohol 70%  Bersihkan
Pembuatan  Pinset  Kapas kulit yang
kerokan kulit  Kertas/wad akan
ah yang dikerok
bersih dengan
kapas
alkohol
70% untuk
menghilang
kan lemak,
debu dan
kotoran
lainnya.
 Keroklah
bagian yang
aktif dengan
skalpel
dengan arah
dari atas
kebawah
(cara
memegang
skalpel
harus
miring
membentuk
sudut 45
derajat ke
atas).
 Letakkan
hasil
kerokan
kulit pada
kertas atau
wadah
Teknik  Kaca objek  Larutan KOH  Teteskan 1- Terlihat hasil
pembuatan  Kaca 10% untuk 2 tetes mikroskopis
sediaan penutup kuku. larutan pada jamur
langsung  Lampu  Larutan KOH KOH 10%
kerokan kulit spiritus 20% untuk pada kaca
 Pinset rambut. objek.
 Letakkan
bahan yang
akan
diperiksa
pada tetesan
tersebut
dengan
menggunak
an pinset
yang
sebelumnya
dibasahi
dahulu
dengan
larutan
KOH
tersebut.
Kemudian
tutup
dengan kaca
penutup.
 Biarkan ±15
menit atau
dihangatkan
diatas nyala
api selama
beberapa
detik untuk
mempercep
at proses
lisis
Teknik  Jarum Ose  Tissue  Bagian kulit Bentuk
Pembuatan  Cawan Petri  Media yang diduga koloni,warna
Biakan  Bunsen pembenihan mengandun koloni,
(Kultivasi).  Pisau kecil  Alkohol 70% g jamur permukaan

 Spatula dibersihkan koloni, bentuk


terlebih spora
dahulu
dengan
alkohol
70%
 Kemudian
dikerok
dengan
pisau
kecil/spatul
a
 serpihan
tersebut
segera
ditampung
didalam
cawan petri
yang
terdapat
media
pembenihan
 Inkubasi
37°C
selama 2-5
hari
Teknik  Ose jarum  Alkohol 70% a) Membuat Terlihat hasil
pembuatan  Cellophane  Larutan sediaan semi secara
sediaan dari tape Lactophenol permanen dari mikroskopis
biakan jamur  Kaca Objek (LPCB) koloni jamur: bentuk jamur
& kaca tutup  Kutex/ Canada  Siapkan
 Pembakar Balsam/ kaca objek
spirtus Entelan. glass dari

 Pipet tetes kaca tutup


yang bersih.
 Kemudian
ambil
koloni
dengan ohse
jarum,
letakkan
pada kaca
objek.
 Tambahkan
1 tetes
alcohol
70% dan
koloni
dihancurkan
sampai
menjadi
serpihan
yang halus.
Sebelum
mongering
diberi 1-2
tetes larutan
Lactopheno
l/ LPCB
dan proses
penghancur
an koloni
dilanjutkan
kembali.
 Semakin
halus
serpihannya
maka
hasilnya
semakin
baik.
 Ditutup
dengan kaca
tutup secara
perlahan-
lahan dan
jangan
sampai
terbentuk
gelembung
udara.
 Sediaan
diperiksa
dengan
pembesaraa
n 100x dan
400x.
b) Membuat
sediaan jamur
dengan KOH
10%:
 Siapkan
kaca objek
glass dan
kaca tutup
yang bersih.
 Kemudian
ambil
koloni
dengan ohse
jarum,
letakkan
pada kaca
objek.
 Tambahkan
1 tetes
alcohol
70% dan
koloni
dihancurkan
sampai
menjadi
serpihan
yang halus.
Sebelum
mengering
diberi 1-2
tetes larutan
KOH 10%
dan proses
penghancur
an koloni
dilanjutkan
kembali.
 Semakin
halus
serpihannya
maka
hasilnya
semakin
baik.
 Ditutup
dengan kaca
tutup secara
perlahan-
lahan dan
jangan
sampai
terbentuk
gelembung
udara.
 Panaskan di
atas api
spirtus
jangan
sampai
mendidih.
 Sediaan
diperiksa
dengan
pembesaran
100x dan
400x.
c) Membuat
sediaan jamur
semi permanen
memakai
cellophane tape:
 Siapkan
cellophane
tape yang
mempunyai
daya rekat
kuat dan
tidak
mudah
melipat.
Dipotong
berukuran
1-1,5 cm.
 Kemudian
dengan
memakai
pinset
rekatkan
pada koloni
jamur
 Bagian
yang
terdapat
jamur diberi
1-2 tetes
alcohol
70%
 Kaca objek
diberi 1-2
tetes larutan
Lactopheno
l/ LPCB
dan
cellophane
tape yang
mengandun
g jamur
diletakkan
secara
perlahan-
lahan.
 Ditutup
dengan kaca
penutup
secara
perlahan-
lahan dan
jangan
sampai
terbentuk
gelembung
udara.
 Sediaan
diperiksa
dengan
pembesaran
100x dan
400x
 Kelebihan
LPCB
dikeringkan
dengan
kertas
saring
kemudian
sediaan
ditutup
dengan
kuteks atau
Canada
balsam/
entelan dan
dapat
disimpan
dalam
waktu yang
lama bila
tidak terjadi
gelembung
udara dan
kebocoran.
 Untuk
mendapatka
n hasil
sediaan
semi
permanen
yang baik,
sediaan
dibiarkan
beberapa
hari agar
jamur
melekat
pada kaca
objek dan
kaca tutup,
baru ditutup
dengan
kuteks/
Canada
Balsam/
Entelan

Teknik  Cawan petri  Pewarna Persiapkan Pengamatan


pembuatan slide  Kertas saring lactopheno sterilisasi cawan hasil slide
culture  Tusuk gigi l cotton petri dan media culture:

 Kaca blue agar :  Bersihk


penutup  Aquades  Bersihka an kaca

 Kaca objek  Alkohol n cawan objek

 Ose 70% petri dengan

 Skapel  Tisu  Atur tisu menggu


sesuai nakan
 Pinset
dengsn alkohol
 Bunsen
bentuk  Teteska
 Mikropipet
cawan n 2-3
petri, tetes
lalu larutan
letakkan cotton
di dalam blue
cawan  Teteska
petri n 1-2
 Bersihka tetes
n tusuk alkohol
gigi,  Ambil
kaca kaca
objek, penutup
dan kaca pada
penutup, cawan
lalu petri
letakkan slide
didalam cultue
cawan  Letakka
petri n pada
 Bungkus kaca
cawan objek
petri yang
tersebut telah
lalu ditetesi
bungkus lactoph
dengsan ennol
ketas cottonbl
buram ue dan
 Masukka alkohol
n  Amati
kedalam menggu
autoklaf nakan
besertsa mikrosk
media op
agar dan
aquades
Persiapan cawan
petri untuk slide
culture:
 Potong
media
agar
dengan
ukuran
1x1cm,
atau
sesuai
dengan
ukuran
kaca
objek
 Susun
alat
didalam
cawan
petri
derngasn
urutan:
kertas
tisu-
tusuk
gigi-
kacas
objek
Pemindahan
isolat ke cawan
petri:
 Sterilkan
skapel
menggu
nakan
bunsen,
lalu
ambil
satu
potong
media
agar
 Letakka
n
potonga
n
tersebut
diatas
kaca
objek
 Sterilkan
ose
menggu
nakan
bunsen,
lalu
ambil
isolat
koloni
uji
 Goreska
n pada
salah
satu sisi
potonga
n agar
 Lakukan
lah hal
yang
sama
pada
ketiga
sisi agar
lainnya
 Ambil
kaca
penutup
lalu
letakkan
diatas
potonga
n agar
 Tetesi
aquades
pada
kertas
tisu
dengan
menggu
nakan
mikropip
et
 Tutup
cawan
petri,
lalu
bunkus
sisi
cawan
petri
dengan
plastic
wrap
 Simpan
pada
suhu
ruang
 Diamati
setiap
1x24
jam

Anda mungkin juga menyukai