Anda di halaman 1dari 73

JAMUR (FUNGI)

Istilah” dalam Jamur

- Kapang : jamur pada thap reproduksi secara aseksual


- Ragi dan khamir : jamur bersel satu. Ex : Saccaromyes cerevisiae
- Cendawan : jamur pada saat membentuk tubuh buah
- Ilmu yang mempelajari jamu : mikologi

I. Ciri-Ciri Tubuh Jamur


A. Ukuran, bentuk, dan warna tuubuh jamur
- Ukuran
- Makroskopis (bisa dilihat dengan mata langsung)
Jamur multiseluler
Ex : jamur merang, jamur tempe, jamur kuping
- Mikroskopis (tidak dapat dlihat dengan mata langsung)
Jamur uniseluler
Ex : Saccharomyses sp., Rhodotorula, dan Candida sp.
- Bentuk
- Oval -> Saccharomyses cerevisiae
- Untaian benang -> jamur tempe
- Payung -> jamur merang
- Mangkok -> Sarcoscypha coccinea
- Bulat -> “puffball”
- Pipih -> jamur kuping
- Bercak-bercak -> jamur pemyebab panu
- Embun tepung -> kapang roti
- Warna
- Jamur tidak ada yang berwarna hijau karena tidak memiliki klorofil
- Liken (lumut kerak) berwarna hijau karena jamur hidup bersimbiosis dengan
ganggang hijau
B. Struktur tubuh jamur
- Hifa : sel-sel penyusun tubuh jamur makroskopis memanjang berbentuk benang
- Miselium : hifa bercabang-cabang membentuk jaringan
- Septa : hifa yang memiliki sekat antarsel
- Asepta : hifa yang tidak bersekat
- Hifa senositik : hifa jamur asepta yang merupakan massa sitoplasma yang panjang yang
mengandung ratusan hingga ribuan nucleus
- Haustorium : ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap
sari makanan
- Miselium generative : miselium yang menghasilkan spora
GAMBAR BISA DILIHAT DI BUKU BIOLOGI ERLANGGA KALIAN
HALAMAN 229

II. Cara HIdup dan Habitat Jamur


A. Cara Hidup
1. Jamur Saproba (Pengurai)
- Mendapatkan nutrisi ddengan cara menguraikan organisme yang sudah mati atau
bahan organic
- Tumbuh pada tumpukan sampah organic yang basah, bahan makanan, batang pohon
yang tumbang, kertas basah, pakaian , sepatu, dll.
- Sebagai pengurai (dekomposer) sisa” organisme untuk mengembalikan unsur hara ke
dalam tanah
2. Jamur Parasit
- Menyerap nutrisi dari tubuh organisme lain yang ditumpangi (inang)
- Bersifat patogen bagi inangnya
- Ex : jamur penyebab panu, jamur penyebab ketombe di kulit kepala, Pneumonia
carinii (jamur penginfeksi paru” penderita AIDS), dan jamur Arthrobotrys (parasite
bagi cacing Nematoda)
3. Jamur Simbiosis Mutualisme
- Mendapatkan nutrisi dari organisme lain, tapi juga memberikan keuntungan bagi
organisme pasangan simbiosisnya.
- Ex : liken (lumut kerak) -> jamur yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
B. Habitat Jamur
- Jamur Saproba -> sisa” organisme , baik ligkungan darat, air tawar, ataupun air laut
- Jamur Parasit -> jaringan kulit, organ dalam tubuh, dan berbagai jaringan tumbuhan
- Jamur Simbiosis Mutualisme -> hidup di lingkungan yang ekstrem, misalnya daerah
kutub, gurun yang panas, batuan, atau menempel pada pohon

III. Reproduksi Jamur


Reproduksi jamur dapat terjadi secara vegetatif maupun generatif. Reproduksi secara
generatif merupakan reproduksi darurat yang hanya terjadi jika terdapat perubahan kondisi
lingkungan
A. Reproduksi Secara Vegetatif
- Reproduksi vegetative jamur uniseluler dengan cara membentuk tunas
- Reproduksi vegetative jamur multiseluler dengan cara :
 Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa akan tumbuh menjadi individu baru
 Pembentukan spora aseksual. Spora seksual daapat berupa sporangiospora atau
konidiospora.
Gambar struktur jamur yang menggunakan spora aseksual berupa sporangospora

Di dalam kotak spora (sporagium), terjadi pembelahan sel ecara mitosis dan menghasilkan
banyak sporangiospora dengna kromosom yang haploid (n).

Gambar struktur jamur yang menggunakan spora aseksual berupa konidiospora

Di dalam ujung konidium, terjadi pembelahan sel secaa mitosis dan menghasilkan banyak
konidiosporadengan kromosom yang haploid (n).

B. Reproduksi Secara Generatif


Mekanisme reproduksi generatif jamur :
1. Hifa (+) dan hifa (-), berdekatan membetuk gametangium
2. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk
zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nuklues haploid yang
belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar
untuk bertahan pada kondisi buruk
3. Jika kondisi lingkungan membaik, akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
sporangium sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n)
4. Inti diploid zigosporangium mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan
zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek
dengan kromoson haploid (n)
6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n)
7. Jika spora” haploid (n) jatuhdi tempat yang cocok, maka akan berkecambah
(germinasi) menjadi hifa jamur haploid (n). Hifa akan tumbuh menjadi jaringan
miselium yang semuanya haploid (n).

GAMBAR BISA DILIHAT DI BUKU BIOLOGI ERLANGGA KALIAN


HALAMAN 232

IV. Klasifikasi Jamur


Kingdom fungi dibagi menjadi empat divisi berdasarakn cara repoduksi secara generative,
yaitu Zygomycota (menghasilkan zigospora), Ascomycota (menghasilkan askospora),
Basidiomycota (menghasilkan basidiospora), dan Deuteromycota (belum diketahui cara
reproduksi seksualnya). Zigospora, askospora, dan basidiospora merupakan spora tak
berflagela.

A. Zygomycota
1. Ciri-ciri Zygomycota
- Multiseluler
- Hifa tidak bersekat
- Senositik (hifa asepta yang mengandung ratusan hingga ribuan nukleus)
- Tidak memiliki tbuh buah
- Ada yang memiliki rhizod atau stolon
- Reproduksi secara vegetative dengan fragmentasi hifa atau membentuk sporangiospora
- Reproduksi generatif dengan menghasikan zigospora
- Hidup sebagai saproba/parasite/simboisis mutualisme
2. Cara Hidup Zygomycota
- Sebagian besar zygomycota hidup sebagai saproba (pengurai) di tanah, pada sisa”
organisme yang sudah mati atau membusuk, dan makanan
- Beberapa jenis ada yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan
membentuk mikoriza
- Ada pula yang hidup sebagai parasit, misalnya jamur penyebab pembusukan pada umbi-
umbian
3. Daur Hidup Zygomycota
- Reproduksi aseksual Zygomycota
Zygomycota bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi hifa dan pembentukan
spora aseksual.
- Reproduksi seksual Zygomycota
Dengan cara pembentukan spora seksual (zigospora) memlalui peleburan antara hifa yang
berbeda jenis.
4. Contoh Zygomycota
- Anggoota jamur dalam divisi Zygomycota disebut fungi zigot
- Contoh jamur Zygomycota : Rhizopus sp.. Mucor sp., dan Pilobolus

PLANTAE

Berdasarkan ada atau tidak adanya pembuluh angkut, tumbuhan dibedakan atas dua macam,
yaitu sebagai berikut.
1. Tumbuhan tidak berpembuluh (non-tracheophyta) yang meliputi tumbuhan lumut
(Bryophyta).
2. Tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta) dan
tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Ciri citi plantae

3. Bersifat eukariotik, multiseluler, memiliki dinding sel dari selulosa

4. Pada umumnya berklorofil, berfotosintesis, menyimpan cadangan makanan

5. Bereproduksi secara vegetatif dan generatif

6. Memiliki akar, batang, daun

7. Tumbuhan terdiri atas kelompok Bryophyta, Pteridophyta, dan Spermatophyta

BRYOPHYTA

Bryophyta (Yunani, bryon = lumut, phyton = tumbuhan) bisa dikatakan sebagai bentuk
peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus (belum memiliki akar, batang, daun sejati)
dengan Cormophyta atau tumbuhan berkormus (sudah memiliki akar, batang, dan daum sejati).
Lumut juga dikenal sebagai moss.

Cara hidup dan habitat lumut

• Sebagian lumut merupakan tumbuhan terestrial atau hidup di daratan.

• Lumut mudah ditemukan, terutama ditempat yang lembap (Higrofit), di tanah, tembok,
bebatuan lapuk, dan menempel (epifit) dikulit pohon.

• Namun, ada pula lumut yang hidup di air (hidrofit), misalnya Ricciocarpus natans.
• Di tempat yang lembap dan teduh, lumut tmbuh subur dan tampak sebagai hamparan
hijau. Contohnya lumut gambut (Sphagnum) yang tumbuh di bioma tundra di daerah
kutub utara.

Ciri ciri tubuh lumut

1. Bentuk dan Ukuran Tubuh Lumut

• Tubuh lumut ada yang berbentuk lembaran, misalnya lumut hati (Hepaticopsida),
ada pula yang yang berbentuk seperti tumbuhan kecil dan tegak, misalnya lumut
daun (Bryopsida).

• Bagian tubuh lumut yang menyerupai akar pada lumut disebut rizoid. Fungsi
rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral, serta untuk melekat pada
habitatnya.

• Tubuh lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem maupun xylem. Jaringan
pengangkut berupa jaringan empulur. Air diserap oleh rizoid dengan cara
imbibisi, kemudian diedarkan ke seluruh bagian tubuh melalui proses difusi.

• Sel-sel tubuh lumut memiliki plastid yang mengandung klorofil a dan b, serta
memiliki dinding sel tetapi tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat
lainnya.

2. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Gametofit

 Gametofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang tampak berwarna hijau,


berbentuk lembaran(seperti tumbuhan kecil), dan membentuk alat kelamin
(gametangium) yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
 Alat kelamin jantan disebut anteridium sedangkan sel kelamin betina disebut
arkeogonium.
 Lumut yang memiliki anteridium sekaligus arkeogonium disebut monoesis
(berumah satu) atau homotalus.
 Lumut yang hanya memiliki salah satu jenis alat kelamin (anteridium atau
arkeogonium saja) disebut diesis (berumah dua) atau heterotalus.
 Gametofit yang memiliki anteridium disebut gametofit jantan, sedangkan
gametofit yang memiliki arkeogonium disebut gametofit betina. Pada gametofit
betina akan tumbuh sporofit.
3. Struktur dan Fungsi Tubuh Lumut Bentuk Sporofit
 Sporofit adalah bentuk tumbuhan lumut yang menghasilkan spora. Sporofit ada
yang berwarna kecokelatan, kekuningan, kemerahan, atau keunguan.
 Sporofit mendapatkan air, garam mineral, dan zat makanan dari gametofit.
Sporofit berukuran lebih kecil daripada gametofit dengan masa hidup lebih
pendek.
 Sporofit membentuk sporogonium yang memiliki bagian bagian vaginula (selaput
pangkal tangkai), seta (tangkai), dan sporangium (kotak spora). Sporangium
berbentuk kapsul yang dilindungi oleh kaliptra, misalnya terdapat pada lumut dan
daun.
 Sporangium tersusun dari bagian-bagian apofisis, teka (techa), dan operkulum
(penutup). Bila operkulum terlepas maka tampak gigi peristom yang berfungsi
melemparkan spora pada saat udara kering sehingga spora tersebar.
 Spora terlindungi oleh sporopollenin. Spora lumut memiliki bentuk dan ukuran
yang sama sehingga disebut homospora atau isospora.

Reproduksi lumut

 Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan


meiosis sel induk spora di dalam sporangium (kotak spora). Spora tersebut
kemudian tumbuh menjadi gametofit. Pada lumut hati, reproduksi secara aseksual
(vegetatif) juga dapat dilakukan dengan pembentukan gemmae cup (piala tunas)
dan fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).
 reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang
menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
berumur pendek; sekitar 3-6 bulan.

Metagenesis pada siklus hidup lumut daun

1. Spora berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah, sel-
selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi protonema yang haploid (n).

2. Protonema akan tumbuh menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan betina yang
haploid (n).

3. Tumbuhan lumut yang sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium)
dan alat kelamin betina (arkeogonium)

4. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid (n).


Arkegonium menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum memproduksi
zat gula dan protein yang merangsang pergerakan spermatozoid menuju ovum.
Pergerakan spermatozoid disebut kemotaksis.

5. Fertilisasi ovum oleh spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).

6. Zigot mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).
7. Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n).

8. Sporofit akan membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium).

9. Didalam kotak spora terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara
meiosis dan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).

Klasifikasi lumut

1. Hepaticopsida (Lumut Hati)


 Lumut hati merupakan tumbuhan talus dengan tubuh berbentuk lembaran, pipih,
dan berlobus. Pada umumnya lumut hati tidak berdaun tetapi ada lumut hati yang
berdaun, contohnya Jungermannia. Lumut hati tumbuh mendatar dan melekat
pada substrat dengan menggunakan rizoidnya.
 Pada beberapa jenis lumut hati, gametofit memiliki stuktur khas berbentuk seperti
mangkok yang disebut gemmae cup (piala tunas). Gemmae cup berfungsi sebagai
alat reproduksi secara vegetatif. Selain dengan gemmae cup, reproduksi vegetatif
lumut hati juga dapat dilakukan dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian
tubuhnya).
 Pada lumut hati yang berumah dua, gametofit betina membentuk arkegoniofor
yang di bagian ujung tangkainya terdapat struktur berbentuk cakram. Di bagian
bawah cakram terdapat arkegonium. Arkegonium membentuk sel kelamin betina
(ovum). Sementara itu, gametofit jantan membentuk anteridiofor.
 Di bagian atas cawan terdapat anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoid) berflagel dua. Bila spermatozoid membuahi ovum maka terbentuk
zigot yang akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit (2n) akan membentuk
sporogonium yang akan menghasilkan spora (n).

2. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)


 Anthocerotopsida atau hornwort berbentuk seperti lumut hati, tetapi
sporofitnya berbentuk kapsul memanjang seperti tanduk dan mengandung
kutikula.
 Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofìt masak,
bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporogonium memiliki benang-
benang elater yang mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya
terdapat stomata.
 Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama
(berumah satu), ada pula yang terletak pada talus yang berbeda (berumah
dua).
3. Bryopsida (Lumut Daun)
 Tubuh lumut daun berbentuk seperti tumbuhan kecil yang tumbuh tegak. Pada
umumnya tinggi lumut ini kurang dari 10 cm, namun ada pula yang mencapai 40
cm. Bila diperhatikan dengan cermat, tubuh lumut daun merupakan kormus yang
memiliki bagian akar sederhana (rizoid), batang, dan daun.
 Rizoid tersusun dari banyak sel (multiseluler) dan bercabang. Batang lumut daun
bercabang-cabang, tetapi ada pula yang tidak bercabang. Daun berukuran kecil
dan berkedudukan tersebar di sekeliling batang.
 Lumut daun mengalami pergiliran keturunan antara gametofit dengan sporofit.
Gametofit dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) yang akan
menghasilkan spermatozoid, sedangkan alat kelamin betina (arkegonium) akan
menghasilkan ovum.
 Ada yang berumah satu dan ada pula yang berumah dua. Fertilisasi ovum oleh
spermatozoid akan menghasilkan zigot yang kemudian tumbuh menjadi sporofit.
Sporofit membentuk sporogonium. Sporogonium memiliki sporangium yang di
dalamnya terdapat banyak spora. Spora dapat tumbuh menjadi lumut daun yang
baru bila jatuh pada habitat yang cocok.

Peranan lumut bagi manusia

 Marchantia polymorpha sebagai obat hepatitis dan Sphagnum untuk bahan


bakar.
 Meskipun ukuran tubuhnya kecil, namun lumut mampu tumbuh dan menutupi
areal yang luas sehingga berfungsi untuk menahan erosi, menyerap air, dan
menyediakan sumber air pada saat musim kemarau.
 Lumut berfotosintesis sehingga berperan menyediakan oksigen untuk
lingkungannya.

PTERIDOPHYTA

Tumbuhan paku ( fern ) atau pteridophyta ( Yunani, pteron = bulu, phyton = tumbuhan)
merupakan kelompok plantae yang tubuhnya berbentuk kormus atau sudah memiliki
akar, Batang, dan daun sejati ( menyirip). Tumbuhan paku bereproduksi dengan spora
sehingga disebut Cormophyta berspora.

Cara hidup dan habitat paku

 Tumbuhan paku merupakan organisme fotoautotrof, artinya dapat membuat


makanan sendiri dengan cara fotosintesis
 Tumbuhan paku hidup ditempat yang lembab ( higrofit), diair ( hidrofit),
permukaan batu, tanah, dan menempel ( epefit ) dikulit pohon.

1. Paku yang hidup ditanah = Adiantum cuneatum, Alsophila glauca, Cyathea cooperi
2. Paku yang hidup ditanah berair = Marsilea sp

3. Paku yang hidup di air = Azolla pinnata dan Salvinia natans

4. Paku yang menempel dipohon = Platycerium bifurcatum dan Asplenium nidus

Ciri ciri tubuh paku

1. Bentuk dan ukuran


 Paku memiliki ukuran tubuh yang bervariasi. Ada yang berukuran hanya beberapa
sentimeter misalnya paku air. Ada pula yang berbentuk seperti paku pohon
 Tumbuhan paku mengalami pergantian bentuk gametofit dan sporofit. Sporofit
mudah dibedakan karena memiliki ukuran yang lebih besar dan bentuk yang
kompleks dari pada gametofit
2. Fungsi dan bentuk tubuh pteridophyta berbentuk sporofit
 Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu akar, batang, dan daun. Rizoidnya
sudah berkembang ke bentuk akar.
 Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga tampak berwarna
hijau.
 Batang tumbuhan bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada juga batang
yang memiliki rambut-rambut halus (berbulu).
 Pteridophyta memiliki batang yang tumbuh di bawah permukaan tanah (rizom).
 Pteridophyta memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial jika xylem dan
floem tersusun menjari, misalnya pada Lycopodium. Berkas pembuluh bertipe
konsentris amfikribral ditemukan jika xylem terletak di tengah dan dikelilingi
oleh floem, misalnya pada Selaginella.
 Pteridophyta pada umumnya berdaun, dan daunnya memiliki tulang daun. Daun
Pteridophyta ada yang berukuran besar, disebut makrofil. Ada pula daun yang
berukuran kecil, disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik, misalnya pada
Equisetum (paku ekor kuda). Pteridophyta yang tidak berdaun disebut paku
telanjang, misalnya Psilotum. Daun pteridophyta muda yang menggulung disebut
fiddlehead (circinnate). Gulungan akan terbuka ketika daun muda tumbuh
menjadi daun dewasa.
 Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut.
- Tropofil, adalah daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesis dan tidak
mengandung spora.
- Sporofil, adalah daun yang menghasilkan spora.

Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, Pteridophyta dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut.
- Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang berbeda ukuran dan bentuknya.
Contohnya pada sisik naga Drymoglossum yang memiliki sporofil dengan ukuran lebih
panjang daripada tropofil.
- Paku homofil, memiliki daun dengan ukuran dan bentuk yang sama. Contohnya
Adiantum cunninghamii (suplir) dan Nephrolepis

Spora dihasilkan didalam sporangium. Sporangium pada tumbuhan paku terkumpul dalam
bentuk berikut.

- Sorus. Sporangium berada didalam kotak terbuka atau kotak tertutup oleh indusium.
Didalam sporangium, terdapat anulus, yaitu sejumlah sel penutup berdinding tebal dan
membentuk cincin. Jika sporangium kering, anulus akan membuka dan menyebarkan
spora. Sorus terdapat dipermukaan bawah daun dengan susunan beraneka ragam, antara
lain sejajar tulang daun, berjajar ditepi daun, tersebar berbentuk noktah, dan zig-zag.
Contohnya nephrolepis dan adiantum
- Strobilus. Sporangium membentuk bangun kerucut. Contohnya lycopodium dan
selaginella
- Sporokarp. Sporangium dibungkus oleh daun buah ( karpelum). Contohnya salvinia,
marsilea, azolla, dan paku air lainnya

Berdasarkan jenis spora yang dihasikan, Pteridophyta dibedakan menjadi tiga macam

- Pteridophyta homospora atau isopora, menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Pteridophyta homospora disebut juga berumah satu karena sporanya
akan tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium.
Contohnya Lycopodium, Nephrolepis, Drymoglossum, dan Dryopteris filix-mas.
- Pteridophyta heterospora atau aniospora, menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran
yang berbeda. Spora yang berukuran besar (makrospora atau megaspora) berkelamin
betina yang akan tumbuh menjadi makroprotalium atau megaprotalium pembentuk
arkegonium. Spora yang berukuran kecil (mikrospora) berkelamin jantan yang akan
tumbuh menjadi mikroprotalium pembentuk anteridium. Pteridophyta heterospora disebut
juga berumah dua.
Contohnya Selaginella, Salvinae, dan Marsilea.
- Pteridophyta peralihan atau campuran, menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi
jenisnya berbeda (berkelamin jantan atau betina). Spora dapat tumbuh menjadi protalium
yang akan membentuk salah satu alat kelamin, arkegonium atau anteridium saja.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda)

3, Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta bentuk gametofit

 Gametofit pada tumbuhan paku berupa talus, ada yang berukuran kecil dan ada yang
berukuran besar. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang
disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta
memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit
untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki
klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil
diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.
 Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah
arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu
memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat
reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja
atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual
dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang
berbeda).

Reproduksi paku

 Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan


meiosis sel induk spora yang terdapat didalam sporangium maupun dengan cara rizom.
Rizom akan tumbuh menjalar dan membentuk tunas paku yang bergerombol.
 Reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel yang
menghasilkan zigot. Zigot itu akan tumbuh menjadi sporofit

Metagenesis pada siklus hidup paku homospora

• Spora berkromosom haploid (n) jika jatuh dihabitat yang cocok akan berkecambah, sel
nya membelah secara mitosis dan tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang haploid
(n)

• Protalium membentuk anteridium dan arkegonium yang haploid (n)

• Anteridium menghasilkan spermatozoid (n) dan arkefonium menghasilkan ovum (n)

• Spermatozoid (n) membuahi ovum (n) dalam arkegonium dan menghasilkan zigot yang
haploid (2n)

• Zigot (2n) mengalami pembelahan (mitosis) dan tumbuh menjadi paku ( sporofit) yang
diploid (2n)

• Sporofit ( tumbuhan paku dewasa) menghasilkan sporofil (2n) dan daun penghas spora

• Sporofil (2n) memiliki sporangium (2n). Didalam sporangium terdapat sel induk spora
berkromosom diploid (2n).Sel induk spra (2n) mengalami pembelahan meiosis dan
menghasilkan spora yang haploid (n)
Klasifikasi paku

1. Psilopsida ( paku purba)


 Psilopsida ( Yunani, psilos = telanjang) merupakan tumbuhan paku purba yang
sebagian anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Tumbuhan ini
hidup pada periode antara zaman silurian dan devonian.
 Memiliki struktur tubuh sangat sederhana dengan tinggi 30 cm – 1m
 paku purba adalah paku telanjang karena tidak memiliki daun. Oleh karena itu,
proses fotosintesisnya terjadi diabatang yang menganndung klorofil.
 Tanaman paku ini tidak memiliki akar, namun memiliki rizoid yang berfungsi
untuk mengangkut air dan mineral.

2. Lycopsida ( paku kawat )


 Disebut juga club moss ( lumut gada) atau ground pine ( pinus tanah).
 Lycopsida diduga Sudah Ada dibumi pada masa devonian dan tumbuh melimpah
selama masa karboniferus.
 Lycopsida banyak tumbuh dihutan daerah tropis, tumbuh ditanah, atau epefit
dikulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit
 Disebut paku kawat karena memiliki akar dan batang yang hanya bercabang dan
menggarpu.
 Tanaman paku ini memiliki batang, akar, dan daun sejati. Daunnya kecil, tidak
bertangkai dan bertulang satu.
 Karena bentuknya yang mirip dengan pohon pinus, paku kawat ini sering disebut
pinus tanah.
3. Sphenopsida atau equisetopsida ( paku ekor kuda )
 Sphenopsida tumbuh pada tepian sungai yang lembab dan ada didaerah subtropis
dibelahan bumi utara.
 Sphenopsida yang disebut dengan paku ekor kuda (horsetail) disebut dengan paku
ekor kuda karna memiliki percabangan batang yang khas yang berbentuk ulir atau
lingkaran yang menyerupai ekor kuda.
 Sporofitnya berdaun kecil (mikrofil) atau berbentuk sisik, dan warnanya aga
transparan dan tersusun melingkar pada batang.

4. Pteropsida ( paku sejati )


 Pteropsida (paku sejati) atau pakis adalah kelompok yang sering kita temukan di
berbagai habitat khususnya pada tempat yang lembap. Pteropsida hidup di tanah,
air, dan epifit pada pohon.
 Pteropsida yang hidup dihutan tropis memiliki variasi jenis, namun ada juga yang
dapat ditemukan di daerah beriklim sedang yaitu subtropis.
 Paku sejati merupakan kelompok tumbuhan paku lainnya yang sering kita jumpai
karena dijadikan tanaman hias.
 Tumbuhan paku ini mempunyai daun yang berukuran besar duduk dengan bentuk
daunnya menyirip.

Peranan pteridophyta bagi manusia

a. Tanaman hias. Misalnya : Adiantum, Platycerum, Asplenium,


Nephrolepis, dan Selaginella.
b. Bahan obat –obatan antara lain paku ekor kuda ( melancarkan pengeluaran urine ) dan
selagnella plana ( obat luka )
c. Bahan makanan Misalnya, semanggi (Marsilea) dan paku garuda (Pteridium aquilinum).
d. Pupuk hijau misalnya Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena (alga biru)
yang dapat mengikat unsur nitrogen bebas
e. Tiang bangunan misalnya Alsophyla glauca
f. Pembuatan petasan menggunakan spora Lycopodium
g. Bahan penggosok misalnya Equisetum sp.
h. Tumbuhan paku yang merugikan Misalnya, Salvinia natans (keyambang) merupakan
tumbuhan pengganggu pada tumbuhan padi.

TUMBUHAN BERBIJI

 Tumbuhan berbiji atau spermatophyta


 Dari bahasa Yunani,
 sperma = biji
 phyton = tumbuhan
 Pada umumnya bersifat fotoautotrof karena memiliki klorofil untuk berfotosintesis
 Ada yang tidak memiliki klorofil sehingga hidup parasit, contoh : tali putri (Cuscuta sp.)
 Benalu (Dendrophthoe pentandra dan Scurrula atropurea) bersifat setengah parasit karena
mendapatkan air dan garam mineral dari tumbuhan lain tetapi memiliki klorofil dan dapat
berfotosintesis
 Spermatopyhta tergolong Cormophyta karena dapat dibedakan dengan jelas bagian bagian
tubuhnya
 Bentuk spermathophyta :
 Semak : berbatang pendek, merayap, berumpun. Contoh : rumput teki (Cyperus
rotundus)
 Perdu : seperti pohon tetapi batangnya kecil dan pendek. Contoh : bunga pukul 4
(Mirabilis jalapa) dan cabai (Capsicum annuum)
 Pohon : batang besar dan tinggi. Contoh : jati (Tectona grandis)
 Liana : seperti tali tambang dan melilit pada pohon lain. Contoh : sirih (Piper betle)
 Akar spermatophyta dapat berbentuk serabut atau tunggang
 Batang ada yang berkambium dan ada yang tidak
 Daunnya lurus, menyirip dan menjari
 Alat perkembang biakan generatif berupa strobilus atau bunga
 Berdasarkan letak bakal biji :
1. Gymnosphermae atau Pinophyta (Tumbuhan biji terbuka)
2. Angiosphermae atau Magnoliophyta (Tumbuhan biji tertutup)
A. Gymnosphermae (Pinophyta)
 Dari bahasa Yunani, gymnos = terbuka sperma = biji
 Contoh : tumbuhan konifer atau pinus memiliki konus (strobilus atau runjung)
 Konifer : sporofil berbentuk sisik
 Bakal bijinya tumbuh dan terletak di luar megasporofil (ovarium)
 Megasporofil berupa sisik pendukung bakal biji yang terkumpul dalam bentuk strobilus
(runjung) berkayu, kecuali pada Cycas
 Sporofil jantan dan betina terpisah sehingga dapat dibedakan fisiknya
 Gymnospermae berumah dua memiliki salah satu strobilus
 Gymnospermae beruma satu memiliki kedua jenis strobilus
 Sistem perakarannya membentuk tunggang atau serabut
 Batang dapat tumbuh membesar dan ada yang bercabang cabang
 Batangnya memiliki trakeid yang tersusun dari sel sel berbentuk memanjang dan runcing
yang berfungsi untuk mengangkut air dari bawah ke atas atau dari akar ke daun. Trakeid
merupakan bentuk awal xilem
 Daunnya ada yang kecil dan tebal berbentuk jarum, ada yang tipis seperti lembaran
 Siklus hidup dominan pada gymnospermae adalah fase sporofit
 Bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji
 Alat reproduksi berupa strobilus
 Penyerbukan pada umunya dibantu oleh angin (anemogami)
 Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal


 Keterangan dan gambar lebih jelas bisa lihat di buku paket, atau kalau tidak punya bisa pc
feby 😊
 Klasifikasi gymnospermae :
a) Cycadinae
 Disebut juga palem sagu karena bentuk tubuhnya yang mirip dengan palem tetapi
bukan golongan palem sejati
 Batang pendek dan tidak bercabang dengan pertumbuhan yang lambat
 Daun majemuk dengan helaian daun menyirip
 Daun tersusun spiral rapat disekeliling batangnya
 Daun muda menggulung seperti tumbuhan paku
 Akar tunggang yang panjang dan berumbi
 Pada batang dekat pangkal akar, tumbuh tunas (cara perkembang biakan vegetatif)
 Tumbuhan berumah dua (diesis)
 Mikrospora = jantan, Makrospora = betina
 Tumbuh di daerah tropis dan subtropis
 Contoh :
 Pakis haji (Cycas rumphii)
 Cycas revoluta
 Dioon edule
b) Coniferae
 Melimpah pada masa Mesozoikum
 Berupa pohon yang tinggi
 Daunnya kecil, tebal, seperti jarum atau sisik, dan tampak selalu berwarna hijau
 Berumah satu
 Contoh :
 Pinus merkusii (ordo Pinales)
 Taxus baccata (ordo Taxales)
 Agathis dammara (damar) (ordo Araucariales)
c) Gnetinae
 Berbentuk pohon atau liana
 Batang ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang
 Daun tunggal berbentuk lembaran dengan susunan daun berhadapan
 Tulang daun menyirip
 Strobilus tidak berbentuk kerucut
 Tumbuhan berumah dua atau berkelamin tunggal
 Contoh : melinjo (Gnetum gnemon), Welwitshia mirabilis
d) Ginkgoinae
 Berbentuk pohon dengan tinggi 30-50 m
 Batang bercabang dengan tunas pendek
 Daunnya berbentuk kipas dengan tangkai panjang
 Tulang daun bercabang (menggarpu)
 Daun mudah gugur
 Tumbuhan berumah dua
 Dapat hidup pada lingkungan dengan tingkat polusi udara tinggi
 Contoh : Ginkgo biloba
 Manfaat gymnospermae :
 Bahan bangunan : Pinus silveltris dan Thuya (cemara)
 Bahan baku ukiran : Texus baccata
 Bahan baku kertas : Beberapa jenis cemara
 Penghasil getah : Pinus merkusii
 Bahan obat – obatan : Ginkgo biloba dan Abis balsamea
 Bahan makanan atau minuman : Juniver dan melinjo
B. Angiospermae (Magnoliophyta)
 Dari bahasa Yunani, angeion = wadah, sperma = biji
 Disebut juga anthophyta, anthos = bunga, phyton = tumbuhan
 Alat perkembang biakan secara generatif berupa bunga
 Ciri utama yaitu bakal bijinya berada di dalam megasporofil
 Daun buah berdaging tebal
 Ada juga daun buah berupa kulit polong yang tipis
 Daun buah berfungsi melindungi biji agar tidak kekeringan pada saat mengalami
dormansi (tidak aktif)
 Tumbuhan berbunga terkecil yaitu Wolffia
 Akar berbentuk serabut atau tunggang
 Batang ada yang berkambium ada yang tidak berkambium
 Tulang daun menyirip, lurus, dan menjari
 Bunga tumbuh dari tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun yang
termodifikasi menjadi :
a) Kelopak (Sepal) pada umunya berwarna hijau
b) Mahkota (petal) pada umunya berwarna cerah
c) Benang sari (stamen)
d) Putik (karpel)
 Pada bunga kastuba (Euphorbia pulcherrima) dan bugenvil (Bougainvilliea spectabilis)
terdapat daun pelindung (braktea) yang lebih besar dan berwarna cerah

 Keterangan dan gambar lebih jelas bisa lihat di buku paket, atau kalau tidak punya bisa
pc feby 😊
 Klasifikasi angiospermae :
1. Dicotyledoneae (Magnoliopsida)
 Keping biji berbelah dua
 Pembuluh angkur bertipe kolateral terbuka
 Batang dan akar memiliki pembuluh xilem sehingga dapat membesar
 Batang bercabang dengan ruas yang tidak jelas
 Berakar tunggal dan bercabang
 Tidak memiliki pelindung ujung akar (koleoriza) dan pelindung ujung batang
(koleoptil)
 Berdaun tunggal atau majemuk dengan urat duan menyirip atau menjari dan
umumnya tidak berpelepah
 Bagian bunga berjumlah 4,5 dan kelipatannya
 Famili dalam suatu ordo pada kelas Dikotil :
a) Ordo Casuarinales
 Famili Casuarinaceae
 Berbentuk pohon
 Berumah satu atau dua
 Memiliki ranting jarum yang hijau dengan sendi antarruas yang beralur
 Daunnya kecil
 Bunga dalam bulir berbentuk kerucut
 Sekitar 70 spesies
 Contoh : Casuarina equisetifolia (cemara laut), Casuarina junghuhniana (cemara
gunung)
b) Ordo Capparales
 Famili Capparaceae
 Berbentuk perdu, pohon, atau liana berkayu
 Daunnya tunggal atau majemuk menjari dan berukuran kecil
 Buah berbentuk kapsul memanjang disebut buah buni
 Contoh : Gynandropsis speciosa dan Capparis spinosa
c) Ordo Malvales
 Famili Malvaceae
 Berbentuk perdu atau pohon
 Daunnya tunggal dan menjari atau berurat daun menjari bagian pangkal
 Memiliki 5 daun kelopak dan 5 mahkota
 Berkelamin dua
 Benang sari banyak
 Tangkai sari bersatu dan tangkai putik berada diatasnya
 Contoh : kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis), kapas (Gossypium sp.), dan
Abutilon sp.
d) Ordo Myrtales
 Famili Myrtaceae
 Berbentuk pohon atau perdu
 Daunnya tampak selalu hijau dan beraroma jika diremas.
 Contohnya Eucalyptus dan Eugenia caryophyllus (cengkih).
e) Ordo Fabales
 Famili Leguminosae (Fabaceae)
 Berbentuk perdu atau pohon, ada pula yang memanjat
 Daun buah memanjang yang akan berkembang menjadi polong (legum).
 Sebagian besar Leguminosae memiliki bintil-bintil pada akar yang merupakan
bentuk simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen (Rhizobium sp.).
 Leguminosae terdiri atas tiga subfamili, yaitu :
1) Mimosoideae
Contoh Mimosoideae, yaitu Mimosa pudica (putri malu) dan Leucaena
leucocephala (petai cina).
2) Caesalpinioideae,
Contoh Caesalpineae, yaitu Caesalpinia pulcherrima (bunga merak)
dan Delonix regia(flamboyan).
3) Papilionoideae (Faboideae). Contoh Papilionoideae (berbunga bentuk kupu-
kupu), yaitu Arachis hypogaea(kacang tanah) dan Crotalaria juncea (orok-
orok).
f) Ordo Gentianales
1. Famili Apocynaceae
 Berbentuk pohon, perdu, atau liana berkayu.
 Batangnya bergetah putih.
 Pada umumnya memiliki bunga dengan warna mencolok, berukuran besar, dan
berbau harum.
 Contohnya Catharanthus roseus (tapak dara) dan Allamanda
cathartica (alamanda).
2. Famili Compositae (Asteraceae)
 Berbentuk perdu atau pohon.
 Bunganya memiliki bonggol berbentuk tabung.
 Contohnya Lactuca sativa (selada) dan Chrysanthemum.
g) Ordo Piperales
Famili Piperaceae
Berbentuk perdu atau semak, ada yang memanjat dengan akar lekat.
Daun memiliki bau aromatik atau rasa pedas.
Contohnya Piper betle (sirih) dan Piper nigrum (lada).
h) Ordo Rosales
 Famili Rosaceae
 Rosaceae merupakan kelompok mawar
 Berbentuk semak namun ada pula yang memanjat, berkayu, berduri tempel atau
tidak berduri.
 Contohnya Rosa hybrida (mawar) dan Malus sylvestris (apel).
i) Ordo Solanales
 Famili Solanaceae
 Solanaceae merupakan kelompok terong-terongan.
 Berbentuk perdu atau semak basah.
 Bunganya berbentuk terompet.
 Contoh : Datura metel (kecubung) dan Solanum lycopersicum (tomat).
j) Ordo Magnoliales
 Famili Magnoliaceae
 Berbentuk pohon atau perdu.
 Daun tunggal dan pada saat rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada
ranting.
 Kelopak dan mahkota tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas.
 Contohnya Michelia champaca (cempaka atau kantil).
k) Ordo Caryophyllales
 Famili Nyctaginaceae
 Berbentuk pohon, perdu, atau memanjat; berdaun tunggal;
 Ada yang memiliki daun pelindung berwarna hijau atau berwarna lain.
 Contohnya Bougainvillea spectabilis dan Mirabilis jalapa (bunga pukul empat).
l) Ordo Nymphaeales
 Familia Nymphaeaceae
 Nymphaeaceae merupakan tumbuhan air atau rawa.
 Daun tenggelam atau mengapung.
 Contohnya Nymphaea nouchali (teratai kecil) dan Nelumbium nelumbo (teratai
besar).
m) Ordo Sapindales
 Famili Rutaceae
 Berbentuk pohon atau perdu.
 Daun memiliki kelenjar minyak.
 Contohnya Citrus maxima (jeruk Bali) dan Murraya paniculata (kemuning).
2. Monocotyledoneae (Liliopsida)
 Keping biji tunggal atau satu.
 Berkas vaskuler (pembuluh angkut) pada batang bertipe kolateral tertutup (antara
xilem dengan floem tidak terdapat kambium). Letak xilem dan floem tersebar atau
tidak teratur.
 Pada umumnya batang dan akar tidak memiliki kambium sehingga tidak terjadi
pertumbuhan sekunder dan tidak tumbuh membesar. Namun, ada pula tumbuhan
monokotil yang berkambium, misalnya sisal (Agave sisalana).
 Pada umumnya batang tidak bercabang, memiliki rambut rambut halus, dan ruas-ruas
pada batang tampak jelas.
 Berakar serabut.
 Ujung akar dilindungi oleh koleoriza dan ujung batang dilindungi oleh koleoptil.
 Pada umumnya berdaun tunggal, kecuali pada kelompok palem. Urat daun sejajar atau
melengkung dan berpelepah daun.
 Bagian bunga (kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari) berjumlah tiga atau
kelipatan tiga.
 Famili dalam suatu ordo pada kelas Monokotil :
a) Ordo Liliales
 Famili Liliaceae
 Liliaceae merupakan semak basah, ada yang memanjat;
 Akar rimpang, umbi atau umbi lapis.
 Contohnya Lilium regale (bunga lili) dan bunga tulip.
b) Ordo Asparagales
1) Famili Amaryllidaceae
 Amaryllidaceae merupakan semak basah menahun.
 Memiliki umbi, umbi lapis, atau akar rimpang.
 Contohnya Polianthes tuberosa (bunga sedap malam)
dan Zephyranthes rosea(kembang cokelat).
2) Famili Orchidaceae
o Orchidaceae merupakan kelompok anggrek yang merupakan tumbuhan semak
menahun.
o Sebagian Orchidaceae hidup epifit, memiliki akar rimpang, dan memiliki daun
berdaging.
o Contohnya Vanda tricolor dan Spathoglottis plicata (anggrek tanah).
c) Ordo Arecales
 Famili Palmae (Arecaceae)
 Palmae berbentuk pohon atau memanjat.
 Pada batang terdapat bekas daun berbentuk cincin.
 Daun Palmae menyirip atau berbentuk kipas, dengan pangkal pelepah daun yang
melebar.
 Contohnya Metroxylon sagu (sagu) dan Cocos nucifera (kelapa).
d) Ordo Poales
1) Famili Gramineae (Poaceae)
 Gramineae merupakan kelompok rumput-rumputan.
 Gramineae memiliki batang silindris, agak pipih, persegi, dan berongga
 Berdaun tunggal dan berpelepah
 Bunga tersusun dalam bulir, berbiji satu
 Batang berbuku-buku.
 Contohnya Imperata cylindrica (alang-alang) dan Oryza sativa (padi).
2) Famili Bromeliaceae
 Bromeliaceae termasuk kelompok nanas-nanasan
 Berbentuk semak basah.
 Contohnya Ananas comosus (nenas).
e) Ordo Zingiberales
1) Famili Musaceae
 Musaceae merupakan kelompok pisang-pisangan.
 Musaceae memiliki bentuk semak atau pohon, berbatang semu yang terdiri atas
pelepah daun
 Anak tulang daun menyirip;
 Bunga membehtuk karangan.
 Contohnya Musa paradisiaca (pisang).
2) Famili Zingiberaceae
 Zingiberaceae merupakan kelompok jahe-jahean.
 Zingiberaceae berbentuk semak basah menahun,
 Batang tegak dengan daun berpelepah yang memeluk batang.
 Contohnya Zingiber officinale (jahe) dan Alpinia galanga (lengkuas).
f) Ordo Caryophyllales
 Famili Cactaceae
 Cactaceae merupakan kelompok kaktus
 Memiliki batang yang menyimpan air (sukulen).
 Daunnya kecil, berbentuk sisik (rambut) atau berbentuk duri tempel.
 Contohnya Opuntia elatior (buahnya dapat dimakan).
g) Ordo Pandanales
 Famili Pandanaceae
 Pandanaceae berbentuk pohon, perdu, atau semak.
 Daun Pandanaceae terkumpul rapat dan bertulang daun sejajar.
 Daun yang rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin pada batangnya.
 Contohnya Pandanus tectorius (pandan).
 Peranan angiospermae :
 Bahan pangan sumber karbohidrat, contohnya Oryza sativa.
 Bahan pangan sumber protein, contohnya Phaseolus radiates.
 Bahan pangan sumber lemak, contohnya Cocos nucifera.
 Bahan pangan (sayuran) sumber vitamin dan mineral, Solanum lycopersicum.
 Bahan pangan (buah-buahan) sumber vitamin dan mineral, contohnya, Carica
papaja.
 Bahan sandang, contohnya Gossipium sp.
 Bahan pemberi rasa nikmat pada makanan, minuman atau lainnya. Contohnya,
Coffea sp.
 Bahan obat-obatan, contohya, Cinchona succirubra.
 Bahan bangunan, contohnya, Tectona grandis.
ANIMALIA

I. Pengertian Animalia
Hewan atau Animalia (Anima = jiwa) Merupakan organisme eukariotik (memiliki
membran inti sel), multiseluler, tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil sehingga
hidup sebagai orgarnisme heterotrof, dan dapat menggerakkan tubuh untuk mencari
makan dan mempertahankan diri dari musuh.
Hewan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh, yaitu Parazoa dan
Eumetazoa. Parazoa, hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, seperti anggota filum
Porifera (spons). Eumetazoa, hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu anggota filum
hewan lainnya (Cnidaria ,Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca,
dan lainnya).
Eumetazoa dapat dibedakan berdasarkan simetri tubuhnya, yaitu radiata dan
bilateria. Radiata, bentuk tubuh simetri radial, bagian tubuh atas dan bawah, atau moral
(mulut) dan aboral, tidak ada kiri/kanan maupun ujung kepala dan ujung belakang,
contohnya Hydra. Bilateria, memiliki sisi dorsal (atas) dan sisi sentral (bawah), ujung
anterior (kepala) dan ujung posterior (ekor), serta sisi kanan dan sisi kiri, contohnya
udang, belalang, dan luwing.
Eumetazoa memiliki lapisan ebrionik (lapisan lembaga atau lapisan nutfah),
terbentuk melaliu grastulasi saat perkembangan embrio. Lapisan ini akan membentuk
berbagai jaringan dan organ tubuh.
1. Ektoderm merupakan lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio.
2. Endoderm merupakan lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan yang
sedang berkembang (arkenteron).
3. Mesoderm terletak di antara ektoderm dan endoderm.
Hewan yang memiliki dua lapisan embrionik (ektoderm dan endoderm) disebut
diploblastik, contohnya kelompok Coelenterata (filum Cnidaria dan Ctenophora). Hewan
yang memiliki 3 lapisan embrionik (ekto, endo, meso)derm, disebut triploblastik,
contohnya semua eumetazoa kecuali Coelenterata (filum Cnidaria dan Ctenophora).

Hewan triploblastik dibedakan menjadi tida kelompok, yaitu sbb.

1. Triploblastik aselomata tidak memiliki rongga (solid) di saluran pencernaan dan


dinding tubuh. Contoh, Platyhelminthes (cacing Pipih).
2. Triploblastik pseudoselomata rongga tubuh semu, tidak sepenuhnya dilapisi
jaringan dari mesoderm. Contoh, Nematoda (cacing gilik).

3. Triploblastik selomata memiliki rongga tubuh (selom) sejati dan dilapisi jaringan
dari mesoderm. Contoh, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan
Vertebrata.

Hewan juga dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang,


yaitu Invertebrata (-) tulang belakang dan Vertebrata (+) tulang belakang.
II. Invertebrata
Adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Dikelompokkan menjadi
beberapa filum, antara lain Porifera, Cnidaria, Ctenophora, Platyhelminthes,
Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata.
A. Porifera
Adalah hewan yang tidak memiliki jaringan sejati (parazoa), tanpa organ dan
jaringan yang terspesialisasi, seta tubuhnya memiliki banyak pori. Porifera
merupakan anggota Animalia yang paling sederhana atau primitif.

1. Habitat dan Cara Hidup Porifera

Sebagian besar hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Pada
umumnya, Porifera hidup di perairan yang dangkal dan jernih, tetapi ada pula yang
hidup di perairan berpasor atau berlumpur. Porifera dewasa hidup sesil atau melekat
di suatu substrat. Porifera hidup secara heterotrof dengan memakan bakteri dan
plankton.

2. Ciri-ciri Tubuh Porifera


a. Ukuran dan bentuk tubuh

Bervariasi, dari sebesar kacang polong hingga setinggi 90cm dengan diameter 1
m. Tubuhnya berwarna-warni, pucat atau merah. Sebagian besar berbentuk asimetri
(tidak beraturan) dengan pola yang bervariasi, tetapi ada pula yang berbentuk simetri
radial. Permukaan tubuh Porifera terdapat lubang-lubang atau pori-pori (ostium)
yang merupakan lubang masuknya air. Air kemudian mengalir ke rongga tubuh
(spongosol) dan keluar melalui lubang pengeluaran (oskulum). Berdasarkan tipe
saluran air, Porifera dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu askonoid, sikonoid,
dan leukonoid.

1. Askonoid bentuk paling sederhana, berbentuk tabung dan memanjang dari


permukaan tubuh hingga spongosol. Contoh, Leucosolenia
2. Sikonoid dinding tubuh yang melipat secara horizontal, sehingga potongan
melintang tubuhnya tampak seperti jari2. Contoh., Sycon ciliatum.
3. Leukonoid bentuk paling kompleks, sealuran berflagela melipat-lipat
membentuk rongga kecil berflagela. Contoh Leuconia (Leucandra)

b. Struktur dan Fungsi Tubuh Porifera

1) Pinakosit atau pinakoderm merupakan sel-sel lapisan tubuh terluar. Sel


berbentuk pipih, tersusun rapat, dan berfungsi untuk melindungi tubuh bagian
dalam. Pinakosit dapat berkontraksi sehingga tubuh dapat membesar atau
mengecil. Di antara pinakosit, terdapat pori-pori (ostitum) yang membentuk
saluran air menuju ke spongosol.
2) Mesohil (mesoglea) terletak di antara lapisan luar (pinakosit) dan lapisan
dalam (koanosit). Mesohil berupa protein bergelatin yang mengandung bahan
tulang dan sel-sel ameboid yanh disebut amebosit.
3) Koanosit merupakan sel-sel lapisan tubuh paling dalam yang melapisi rongga
atrium atau spongosol. Koanosit (sel berleher) berbentuk agak lonjong, salah
satu ujungnya melekat pada mesohil, ujung lainnya berada di spongosol,
berflagela, dan dikelilingi oleh serangkaian penjuluran yang dilapisi oleh
mukus. Koanosit berfungsi mencerna makanan secara intraseluler.

Tubuh porifera ini lunak dan mampu berdiri tegak karena ditunjang oleh Spikula
dan serat organik sebagai rangka. Serat organik terdiri atas skleroprotein yang
mengandung belerang. Spikula berasal dari zat kapur (CaCO3) atau zat silikat
(H2SiO7).

3. Fisiologi Porifera

Proses fisiologi Porifera bergantung pada aliran air. Air yang masuk melalui
ostium membawa partikel makanan dan oksigen. Getaran flagela koanosit menyapu
air ke arah oskulum. Pertukaran gas terjadi secara difusi.

4. Cara Reproduksi Porifera


Bereproduksi secara aseksual maupun seksual. Secara seksual, dengan
membentuk tunas dan gemula. Tunas merupakan jenis sel amobasit yang mudah
dilepaskan. Sekelompok sel yang dilepaskan akan membentuk individu baru. Gemula
merupakan sekumpulan arkeosit yang mengandung cadangan makkanan dan
dikelilingi oleh amebosit yang membentuk lapisan luar yang keras atau terkadang
mengandung spikula. Arkeosit merupakan amebosit dengan pseudopodia yang
tumpul dan bernukleus besar. Di daerah tropis, gemula terbentuk sepanjang tahun
saat musim kemarau.

Porifera bersifat hermafrodit, tetapi sel telur dan sperma diporduksi pada waktu
yang berbeda. Embrio yang dihasilkan akan tumbuh menjadi larva yang berflagela
disebut larva amfiblastula.

5. Klasifikasi Porifera

Terdapat seitar 10K spesies Porifera yang sudah diidentifikasi. Porifera


dikelompokkan menjadi empat kelas berdasarkan penyusun tubuhnya, yaitu sbb.
a) Calcarea (Calcispongiae)

Memiliki rangka dari zat kapur atau kalsium karbonat. Berwarna pucat
dan memiliki tinggi kurang dari 15 cm serta permukaan tubuh berbulu.
Saluran tipe air askon, sikon, leukon (oid). Contoh, Leucosolenia, Clathrina,
dan Sycon ciliatum.
b) Hexactinellida (Hyalospongiae)

Memiliki rangka tubuh yang tersusun dari silika (kaca) dengan benuk
tubuh silindris, datar, atau bertangkai. Tinggi tubuh 90 cm, tipe saluran air
sikonoid. Contoh, Euplectella aspergillum dan Hyalonema.
c) Demospongiae

Memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari serabut spongin. Tinggi dan
diameter tubuh mencapai lebih dari 1 m. Saluran tipe air leukonoid. Berwarna
cerah, untuk melindungi tubuh dari sinar matahari. Contoh, Oscarella,
Microciona, Halichondria, dan Cliona celata.
d) Slerosopongiae (spons karang)

Menghasilkan rangka yang tersusun dari jalsium karbonat yang terjalin


dalam serat2 spons, sehingga tampak seperti batu koral. Diameter mencapai 1
m. Banyak ditemukan di Jamaika. Contoh, Ceratoporella dan
Stromatospongia.
6. Peranan Porifera dalam Kehidupan Manusia
Bebrapa jenis hewan spons laut berwarna cerah digunakan untuk hiasan di
dalam akuarium air laut, misalnya Axinella cammanoma (oranye). Kerangka dari
Spongia dan Hippospongia dimanfaatkan untuk spons mandi. Cliona dapat mengebor
batu karang dan cangkang Mollusca, sehingga membantu pelapukan.

B. Cnidaria

Termasuk kelompok hewan Coelenterata (berongga), yaitu Invertebrata uang


memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan makanan (gastrovaskuler). Conadria
(Yunani, cnide = sengat) memiliki alat sengat untuk pertahanan diri dan menangkap
mangsanya.
a) Cara Hidup dan Habitat Cnidaria
Cnidaria sebagian besar hidup bebas di air laut dan hanya beberapa spesies yang
hidup di air tawar. Cnidaria hidup di perairan dangkal, secara berkoloni atau soliter.
Cnidaria yang berbentuk polip hidup sesil (melekat) di suatu substrat, sedangkan yang
berbentuk medusa bergerak melayang atau berenang bebas di dalam air. Cnidaria
hidup heterotrof sebagai karnivor dengan memakan udang (Crustacea) dan ikan kecil.
b) Ciri-Ciri Tubuh Cnidaria
a) Ukuran dan bentuk tubuh Cnidaria

Ukuran tubuh Cnidaria bervariasi. Ada yang berukuran hanya beberapa


milimeter, contohnya Hydra, yang berukuran besar berdiameter 2 m, misalnya
Cyanea capillata. Tubuh Cnidaria berbentuk simetri radial. Bentuk tubuh
Cnidaria dapat dibedakan menjadi polip dan medusa. Polip berbentuk silindris
yang memiliki dua ujung, yaitu ujung yang satu sebagai oral (mulut) yang
dikelilingi tentakel, sedangkan ujung lainnya sebagai aboral yang menempel
pada substrat. Medusa berbentuk seperti lonceng, payung, atau mangkok
terbalik, bagian cembung mengarah ke atas, bagian cekung yang memiliki
mulut dan tentakel mengarah ke bawah.
b) Struktur dan fungsi tubuh Cnidaria

Cnidaria termasuk metazoa karena tubuhnya sudah tersusun oleh jaringan


sejati. Cnidaria merupakan hewan diploblastik atau memiliki dua lapisan
embrionik, yaitu ektoderm dan endoderm

Tubuh Cnidaria terdiri atas tiga lapisan, yaitu sebagai berikut.


1) Epidermis erupakan lapisan tubuh paling luar. Tersusun dari lima macal
sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit atau knidoblas, sel
kelenjar lendir, dan sel saraf indra. Di dalam knidosit, atau knidoblas
terdapat kapsul penyengat nematosista. Nematosista terdapat di tentakel
dan ujung oral (mulut). Racun yang dikeluarkan dari nematosista tidak
membahayakan manusia, misalnya Hydra. Ada pula yang mengakibatkan
rasa sakit, panas, bahkan kematian, misalnya pada ubur-ubur Chironex.
Nematosista hanya dapat digunakan sekali saja, sehingga perlu dibentuk
knidosit baru.
2) Mesoglea merupakan rongga yang berisi bahan sperti gelatin dan tidak
mengandung sel2. Terletak diantara epidermis dan gastrodermis.
3) Gastrodermis terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel otot pencerna
berglagela, sel kelenjar enzim, dan sel kelenjar lendir. Sebagian besar
memiliki nematosista pada gastrodermisnya, tetapi Hydra tidak.
c) Fisiologi Cnidaria
a. Pergerakan

Pergerakan terjadi karena kontraksi otot. Berpengaruh terhadap cairan di


dalam rongga gastrovaskuler uang berfungsi sebagai rangka hidrostatik. Polip
hanya dapat bergerak meliuk-liuk, sedangkan medusa dapat berenang bebas
dengan cara berdenyut akibat kontraksi otot melingkar.
b. Cara mencerna makanan

Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel, kemudian


masuk ke rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler, terdapat
enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Makanan akan hancur dan
kemudian diaduk hingga merata oleh gerakan flagela. Sel otot pencerna
memiliki pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan.
Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Sari makanan hasil pencernaan
diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi. Sebagian sari makanan disimpan
sebagai cadangan makanan berupa lemak dan glikogen. Sisa pencernaan
makanan dibuang melalui mulut. Cnidaria tidak memiliki anus.
c. Pernapasan dan Ekskresi

Cnidaria tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi. Pertukaran gas


dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya secara difusi. Sisa2 metabolisme
berupa amonia juga dibuang secara difusi.
d) Cara Reproduksi Cnidaria

Cnidaria bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara


aseksual dengan pembentukan tunas. Tunas dibentuk oleh Cnidaria yang
berbentuk polip dan tumbuh di dekat kaki polip. Cnidaria memiliki daya
regenerasi yang tinggi. Jika seekor Hydra dipotong menjadi dua, setiap potongan
akan melengkapi bagian tubuhnya yang hilang, sehingga akan didapatkan dua
individu oleh Cnidaria berbentuk medusa dengan cara membentuk sel gamet
jantan atau betina. Hydra merupakan polip yang dapat
baru. Reproduksi secara seksual pada umumnya dilakukan bereproduksi secara
seksual dengan cara membentuk sel-sel gamet pada kondisi lingkungan yang
buruk. Zigot yang dihasilkannya tetap resisten dan dorman sampai kondisi
lingkungan membaik. Cnidaria ada yang diesis dan ada pula yang hermafrodit.
Reproduksi secara aseksual pada stadium polip dan reproduksi secara seksual
pada tahap medusa dapat terjadi secara bergantian, disebut metagenesis. Baik
polip maupun medusa semuanya memiliki kromosom yang diploid (2n).
Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau secara internal di manubrium
atau gonad.
Reproduksi Cnidari pada siklus hidup Hydrozoa Obelia sp. adalah sbb.
1) Polip berkromosom diploid (2n) bereproduksi secara aseksual dengan
membentuk tunas-tunas, sehingga terjadilah koloni polip. Terdapat polip yang
bertentakel untuk mencari makanan dan polip yang tidak memiliki tentakel
untuk bereproduksi.
2) Polip yang tidak memiliki tentakel membentuk tunas medusa secara aseksual.
Tunas medusa (2n) dilepaskan dan berenang bebas.
3) Medusa dewasa (2n) jantan dan betina bereproduksi secara seksual. Masing-
masing mengalami pembelahan secara meiosis sehingga menghasilkan sel
gamet (sperma atau sel telur) yang berkromosom haploid (n).
4) Jika terjadi fertilisasi sel telur oleh spermatozoid, akan dihasilkan zigot (2n).
5) Zigot akan berkembang menjadi larva padat bersilia yang disebut planula
(2n).
6) Planula akhirnya menetap di suatu substrat dan tumbuh menjadi polip baru
(2n).

Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa Aurelia sp. adalah sbb.
1) Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel gamet
(sperma atau sel telur) yang haploid (n).
2) Sel telur (n) dibuahi oleh sperma (n) dan akan menghasilkan zigot (2n).
Fertilisasi terjadi secara eksternal di dalam air.
3) Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi
blastula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia planula yang berenang
bebas.
4) Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh menjadi larva
polip berukuran kecil yang bertentakel, disebut skifistoma. Polip skifistoma
dapat membentuk tunas-tunas.
5) Pada bulan-bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu melakukan
pembelahan secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk
bakal medusa atau efira.
6) Efira akan terlepas satu per satu. Setelah efira terlepas semua, skifistoma akan
hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat hidup satu hingga beberapa
tahun. Efira akan tumbuh menjadi ubur-ubur dewasa.
e) Klasifikasi Cnidaria

Terdapat sekutar 10K spesies Cnidari yang telah diidentifikasi. Cnidaria dibagi
menjadi beberapa kelas, antara lain Hydrozoa, Scyphozoa, Cubozoa, dan
Anthozoa.
a. Hydrozoa
Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon = hewan) sebagian besar hidup di laut,
hanya sebagian spesies yang hidup di air tawar. Hydrozoa hidup sebagai polip,
medusa, atau keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip soliter, Hydra
membentuk tunas. Tunas yang telah memiliki mulut dan tentakel akan lepas dari
induknya. Namun, pada polip koloni seperti Obelia, tunas-tunas tetap menempel
pada induknya dan saling berhubungan, disebut koloni hidroid. Koloni hidroid
menetap di suatu tempat dengan hidrorhiza, yaitu percabangan horizontal (mirip
akar) yang tertanam di dalam substrat. Hydrozoa memiliki dua macam alat indra,
yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan.
Beberapa medusa menunjukkan gerak fototaksis negatif (menjauhi sinar), tetapi
ada pula yang fototaksis positif (mendekati sinar). Contoh Hydrozoa, antara lain
Physalia, Obelia, dan Hydra.
b. Schypozoa
Scyphozoa (Yunani, skyphos = mangkuk, zoon = hewan) hidup di laut dan
merupakan ubur-ubur sejati karena medusa merupakan bentuk dominan dalam
siklus hidupnya. Pada umumnya, medusa berenang bebas dan berbentuk seperti
payung dengan diameter 2–40 cm, bahkan ada yang mencapai 2 m. Medusa
berwarna menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan. Ordo
Stauromedusae (Lucernaria) memiliki medusa yang bertangkai pada bagian
aboral dan sesil atau menempel pada ganggang dan benda lainnya. Ada
Scyphozoa yang tidak memiliki bentuk polip, misalnya Pelagia dan Atolla.
Namun, ada pula yang memiliki bentuk polip, tetapi berukuran kecil berupa
skifistoma, contohnya Aurelia. Scyphozoa pada umumnya diesis dan memiliki
gonad yang terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam
rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi
secara eksternal di air atau di koral. Contoh Scyphozoa, antara lain Periphylla,
Chrysaora, Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.
c. Cubozoa
Cubozoa dahulu dimasukkan dalam golongan Scyphozoa. Setelah
ditemukan perbedaan yang mendasar dengan kelompok Scyphozoa, Cubozoa
kemudian dijadikan kelas tersendiri. Perbedaan tersebut adalah Cubozoa
mengalami metamorfosis lengkap dari polip hingga medusa, payung (tubuh)
berbentuk kotak, dan memiliki lensa mata yang kompleks. Cubozoa
merupakan ubur-ubur sejati. Medusa berbentuk lonceng dengan empat sisi
datar, sehingga berbentuk mirip kubus. Cubozoa memiliki tinggi lonceng
yang mencapai 17 cm dan tentakel yang berjumlah empat buah atau empat
rumpun dengan panjang mencapai 2 m. Cubozoa mampu berenang cepat
secara horizontal dengan bagian aboral sebagai anteriornya. Cubozoa hidup di
laut tropis dan subtropis dengan makanan utama ikan. sengatan
nematosistanya dapat menyebabkan luka yang sulit Beberapa jenis Cubozoa
membahayakan para perenang karena disembuhkan, bahkan ada yang dapat
menyebabkan kematian
wasps) di perairan Indo-Pasifik. dalam waktu 3–20 menit. Contoh,
Chironex fleckeri (sea wasps) di perairan indo-pasifik.
d. Anthozoa

Anthozoa (Yunani, anthos = bunga, zoon = hewan) merupakan hewan laut


yang memiliki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau
berkoloni dan tidak memiliki bentuk medusa. Pada Anthozoa yang
membentuk rangka dalam atau rangka luar dari zat kapur, tetapi ada pula
yang tidak membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa
bersekat-sekat dan mengandung nematosista. Gonad Anthozoa terdapat di
gastrodermis. Terdapat sekitar 6.100 spesies Anthozoa, antara lain sebagai
berikut.
1) Metridium dan Edwardsia dapat merayap dengan pedal semacam kaki.
2) Acropora, Fungia, dan Astrangia memiliki rangka luar dari zat kapur
yang disebut karang batu.
3) Antipathes atau koral hitam memiliki rangka yang tersusun dari zat
tanduk dan berbentuk seperti ranting tumbuhan yang bercabang-cabang
berwarna hitam.
4) Cerianthus memiliki polip yang berbentuk seperti anemon panjang,
bertentakel banyak, dan terbungkus selubung dari lendir dan pasir yang
mengeras.
5) Corallium (red coral) digunakan untuk perhiasan.

f) Peranan Cnidaria Dalam Kehidupan Manusia


a. Cnidari adari kela Anthozoa dapat dijadikan sebagai objek wisata maritim
dan berfungsi mencegah terjadinya erosi pantai.
b. Beberapa jenis ubur2 tidak beracun dapat dikonsumsi dan diperdagangkan
sbg ubur2 asin. Di Jepang “kurage”.
c. Kerangka luar beberapa cnidaria dapat digunakan sbg hiasan akuarium,
contoh Corallium rubrum (koral merah), karang piring (Fungia
actiniformis), akar bahar (Paramuricea), karang kotak (Favia
actiniformis), dan karang kuku (Euphyllia fimbriata)
C. Ctenophora

Ctenophora (Yunani, kteno, kteis = sisir dan phore = pembawa) dikenal sebagai
ubur-ubur sisir (comb jelly) yang hidup di laut. Tubuh berbentuk simetri radial,
berdiameter sekitar 1-10 cm, dan sebagian besar berbentuk bulat atau oval, tetapi
ada yang berbentuk memanjang seperti pita hingga mencapai 1 m. Ctenophora
tidak memiliki alat sengat nematosista, sehingga menangkap mangsanya
menggunakan tentakel yang dilengkapi dengan struktur sel-sel perekat koloblas
(colloblast atau sel lasso). Tentakel Ctenophora berjumlah sepasang, berukuran
panjang, dan dapat ditarik kembali. Ctenophora memiliki satu mulut untuk
memasukkan makanan dan dua lubang pengeluaran untuk mengeluarkan air dan sisa
zat padat.
Ctenophora merupakan hewan terbesar yang menggunakan silia untuk lokomosi
(pergerakan). Kemiripan Ctenophora dengan Cnidaria diduga merupakan hasil
evolusi konvergen akibat hidup di lingkungan yang sama. Filum Ctenophora dibagi
menjadi dua kelas, yaitu Tentaculata (contohnya, Mertensia ovum) dan Nuda
(contohnya, Neis cordigera). Terdapat hanya sekitar 100 spesies ubur-ubur sisir.
D. Platyhelminthes

Platyhelminthes (Yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) adalah cacing


berbentuk pipih, triploblastik (memiliki tiga lapisan embrionik), dan aselomata (tidak
berongga tubuh).
1. Cara Hidup dan Habitat Platyhelminthes

Platyhelminthes ada yang hidup bebas di air tawar, air laut, atau tempat yang
lembap dengan cara memakan sisa-sisa organisme dan tumbuhan atau hewan kecil.
Ada cacing yang hidup sebagai endoparasit atau parasit di dalam tubuh inang,
misalnya pada manusia, sapi, babi, anjing, kucing, burung, katak, siput air, dan
ikan. Namun, ada pula yang hidup sebagai ektoparasit dengan memakan lendir dan
sel-sel di permukaan tubuh inang. Cacing yang hidup bebas berasal dari kelas
Turbellaria, sedangkan cacing dari kelas lainnya hidup sebagai parasit.
2. Ciri-ciri Tubuh Platyhelminthes
a. Ukuran dan bentuk tubuh Platyhelminthes

Ukuran tubuh Platyhelminthes bervariasi, mulai dari yang berukuran hampir


mikroskopis (kurang dari 1 mm) hingga yang berukuran panjang lebih dari 20 m.
Cacing pipih yang berukuran kecil, misalnya Symsagittifera roscoffensis, Dugesia,
dan Bipalium. Cacing pipih yang berukuran besar, contohnya Taenia saginata dan
Taenia solium. Bentuk tubuh Platyhelminthes pipih dorsoventral, simetri bilateral,
beruas ruas atau tidak beruas-ruas. Platyhelminthes merupakan hewan yang paling
primitif di antara hewan simetri bilateral lainnya. Platyhelminthes menunjukkan
gerakan maju ke depan.
b. Struktur dan fungsi tubuh Platyhelminthes

Tubuh Platyhelminthes terdiri atas tiga lapisan embrionik (triploblastik).


Tubuhnya aselomata atau tidak memiliki rongga tubuh. Pada Platyhelminthes yang
sudah memiliki sistem pencernaan makanan, terutama yang hidup bebas. Namun,
ada pula yang tidak memiliki sistem pencernaan makanan, misalnya cacing pita
(Cestoda). Platyhelminthes tidak memiliki sistem pernapasan dan sistem peredaran
darah, sehingga pertukaran dan transportasi zat terjadi secara difusi. Sistem sarar
Platyhelminthes berupa beberapa pasang benang saraf. Alat ekskresi masih sangat
sederhana, berupa saluran bercabang-cabang yang berakhir pada sel api (flame
cell). Alat indra berupa bintik mata untuk mendeteksi adanya sinar dan
kemoreseptor. Cacing yang hidup endoparasit, seperti cacing pita, tidak memiliki
alat indra.
3. Cara Reproduksi Platyhelminthes

Platyhelminthes bereproduksi secara seksual, aseksual, atau keduanya. Pada


umumnya, Platyhelminthes bersifat hermafrodit karena memiliki testis yang
menghasilkan sperma dan ovarium yang menghasilkan sel telur. Reproduksi secara
seksual dengan pembuahan sel telur oleh sperma. Reproduksi secara aseksual
dengan fragmentasi, yaitu pemotongan beberapa bagian tubuhnya. Bagian tubuh
yang terpotong akan melakukan regenerasi hingga menjadi individu baru yang
lengkap, contohnya Planaria.
4. Klasifikasi Platyhelminthes
Filum ini terdiri atas 4 kelas yaitu, Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan
Cestoda.
a. Turbellaria

Hampir semua Turbellaria hidup bebas di alam. Sebagian besar hidup di dasar
laut, pasir, lumpur, atau di bawah batu karang. Ada pula yang hidup bersimbiosis
dengan ganggang, serta bersimbiosis komensalisme di rongga mantel Mollusca dan
di insang Crustaceae. Beberapa jenis Turbellaria hidup parasit di dalam usus
Mollusca dan rongga tubuh Echinodermata. Planaria atau Dugesia banyak hidup di
kolam dan perairan air tawar yang belum terpolusi. Planaria hidup sebagai karnivor
dengan memakan hewan-hewan yang berukuran lebih kecil atau hewan yang sudah
mati. Salah satu jenis Turbellaria, Pseudophaenocora, dapat hidup di perairan
dengan kadar oksigen yang rendah. Pseudophaenocora banyak ditemukan di daerah
beriklim tropis. Bentuk umumnya lonjong hingga panjang, pipih dorsoventral, dan
tidak beruas-ruas. Turbellaria sebagian besar berukuran sekitar 10 mm. Turbellaria
melebar membentuk tentakel yang disebut aurikel. hijau karena bersimbiosis
dengan ganggang. Pada bagian ventral, terdapat silia untuk merayap. Tubuh
Turbellaria ditutupi oleh epidermis yang banyak mengandung lendir. Lendir
berfungsi untuk melekat dan membalut mangsanya. Turbellaria memiliki rhabdite
pada lapisan epidermisnya, berfungsi untuk pertahanan diri. Turbellaria memiliki
sistem pencernaan, mulut, faring, dan rongga gastrovaskuler yang disebut enteron
(usus).
Sistem saraf bervariasi, ada yang berbentuk jala saraf, dan ada pula yang
berbentuk benang saraf. Turbellaria memiliki sepasang atau lebih bintik mata untuk
mendeteksi cahaya. Pada umumnya, Turbellaria menunjukkan gerak fototaksis
negatif atau menjauhi cahaya. Turbellaria juga memiliki indra peraba berupa sel-sel
kemoreseptor. Turbellaria memiliki alat ekskresi berupa protonefridia yang
berbentuk saluran bercabang-cabang yang berakhir pada flame bulb atau flame cell
(sel api). Sel api berbentuk seperti bola lampu yang di dalamnya terdapat beberapa
silia. Sisa metabolisme berupa amonia yang dikeluarkan secara difusi melalui
permukaan tubuh.
Turbellaria bereproduksi secara aseksual, seksual, atau keduanya. Reproduksi
secara sesksual dilakukan dengan cara mutual, yaitu dua individu saling bertukar
sperma untuk membuahi sel telur pada individu n secara aseksual dilakukan dengan
pertunasan atau membelah diri, contohnya pada Stenostomum dan Microstomum.
Pada awalnya, individu membentuk sekatan melintang potongan beregenerasi
sehingga terbentuk zooid (bakal cacing).
Terdapat sekitar 3.000 spesies Turbellaria, antara lainn Symsagittifera
roscoffensis, Mesostoma, Dugesia, Bipalium, dan Leptoplana.

b. Monogenea

Monogenea hidup ektoparasit pada ikan air laut, ikan air tawar, Amphibia, dan
Reptilia. Cacing ini memakan lendir dan sel-sel permukaan tubuh inang. Cacing
dewasa berukuran 0,2–0,5 mm. Pada umumnya, monogenea bersifat hermafrodit
dan mengalami pembuahan sendiri. Cacing ini memiliki alat penempel yang disebut
prohaptor pada bagian anterior dan opistaptor di bagian posterior. Opistaptor
dilengkapi dengan duri, kait, jangkar, atau alat penghisap, dan biasanya lebih sering
digunakan untuk menempel pada tubuh inang. Contohnya adalah Gyrodactylus
salaris.

c. Trematoda (cacing isap)

Disebut juga flukes. Memiliki tubuh lonjong hingga panjang dilapisi kutikula.
Cacing dewasa berukuran 0,2 mm hingga 6 cm. Hidup endoparasit pada ikan,
Amphibia, Reptiliam burung, Mammalia, termasuk manusia. Namun ada pula yang
ektoparasit. Cacing ini memiliki inang utama sebagai tempat ia hidup hingga
dewasa dan inang perantara sebagai tempat hidup saat stadium larva. Memiliki satu
atau dua alat penghisap untuk menempel pada tubuh inang. Contohnya, cacing hati
pada hewan ternak herbivor (Fasciola hepatica), cacing hati pada manusia
(Clonorchis sinensis), dan blood flukes (Schistosoma japonicum, Schistosoma
mansoni).
Fasciola hepatica memiliki inang perantara siput air tawar (Radix auricularia,
sinonim Lymnaea auricularis rubiginosa). Pada saat dewasa, Fasciola hepatica
menjadi parasit di hati hewan ternak dan bisa hidup di hati manusia.

Daur hidup Fasciola hepatica adalah sebagai berikut.


1) Cacing dewasa hidup sebagai parasit di hati hewan ternak (manusia), kemudian
bereproduksi secara seksual dan menghasilkan telur. Melalui aliran darah, telur
berpindah ke empedu dan usus, kemudian keluar bersama feses (tinja).
2) Telur menetas menjadi larva bersilia mirasidium.
3) Mirasidium menginfeksi siput air Lymnaea.
4) Di dalam tubuh siput, mirasidium menjadi sporosista.
5) Sporosista berkembang menjadi redia.
6) Redia berkembang menjadi serkaria bersilia, kemudian keluar dari tubuh
siput dan menempel pada tumbuhan air atau rumput.
7) Serkaria menjadi sista metaserkaria.
8) Jika sista metaserkaria yang menempel pada rumput dari termakan hewan
ternak, sista metaserkaria akan tumbuh menjadi cacing baru di usus ternak,
kemudian melalui aliran darah masuk ke hati hingga menjadi cacing dewasa.

d. Cestoda

Cacing pita hidup parasit di usus Vertebrata, misalnya manusia, sapi, anjing,
babi, ayam, dan ikan. Tubuh cacing pita ditutupi oleh kutikula, tidak memiliki mulut
dan alat pencernaan, serta tidak memiliki alat indra. Tubuh cacing dewasa terdiri atas
kepala (skoleks), leher pendek (strobilus), dan proglotid. Skoleks dilengkapi alat
pengisap (sucker) dan alat kait (rostellum) untuk melekat pada organ tubuh inang.
Leher merupakan daerah pertunasan dengan cara strobilasi. Strobilasi menghasilkan
strobilus berupa serangkaian proglotid dengan jumlah mencapai 1.000 buah.
Proglotid yang paling dekat dengan leher merupakan proglotid termuda. Semakin
jauh dengan leher, proglotid semakin berukuran besar dan dewasa. Setiap proglotid
memiliki alat kelamin jantan maupun betina. Pembuahan dapat terjadi dalam satu
proglotid, serta antarproglotid dari individu yang sama maupun yang berbeda. Telur
yang sudah dibuahi akan memenuhi uterus yang bercabang-cabang, sedangkan organ
lainnya berdegenerasi proglotid yang mengandung telur akan keluar bersama tinja.
5. Peranan Platyhelminthes Pada Kehidupan Manusia
Platyhelminthes dari kelas Monogenea, Trematoda, danCestoda pada umumnya
merugikan karena hidup parasit di dalam tubuh manusia, hewan ternak, burung, dan
ikan. Beberapa Platyhelminthes yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Gyrodactylus salaris (Salmon fluke) dari kelas Monogenea menyerang ikan di
kolam pembenihan.
b. Schistosoma mansoni (blood flukes) menyebabkan skistosomiasis.
Skistosomiasis menyebabkan terjadinya pendarahan pada saat mengeluarkan
feses, menyebabkan kerusakan hati, serta gangguan
c. Cacing pita Taenia saginata, Taenia solium, dan Dibothriocephalus hidup
parasit di usus manusia.jantung dan limpa, serta gangguan ginjal.

E. Nematoda

Nematoda (Yunani, nama = benang, ode = seperti) adalah cacing yang berbentuk
bulat panjang (gilig) atau seperti benang. Nematoda merupakan hewan triploblastik dan
pseudoselomata (berongga tubuh semu).

1. Cara Hidup dan Habitat Nematoda

Nematoda banyak hidup bebas di alam dan memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas, mulai dari daerah kutub yang dingin hingga daerah tropis yang panas,
dari padang pasir hingga laut dalam. Nematoda dapat ditemukan di laut, air payau,
air tawar, maupun tanah. Nematoda yang hidup bebas memakan sampah organik,
kotoran hewan, bangkai, tanaman yang membusuk, jamur, ganggang, dan hewan
kecil lainnya. Namun, banyak pula yang hidup parasit pada manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Nematoda yang hidup parasit pada manusia dapat ditemukan di berbagai
organ, misalnya usus halus, anus, pembuluh darah, paru-paru, jantung, dan mata.
2. Ciri-Ciri Tubuh Nematoda
a. Ukuran dan bentuk tubuh Nematoda

Nematoda memiliki tubuh dengan ukuran yang bervariasi, mulai kurang dari 1
mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda yang hidup di air tawar dan darat, biasanya
berukuran kurang dari 1 mm, sedangkan yang hidup di laut bisa mencapai 5 cm.
Cacing betina berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan. Individu jantan
memiliki ujung posterior berbentuk kait. Nematoda memiliki bentuk tubuh
silindris atau bulat panjang (gilik), dan tidak bersegmen. Bagian anterior atau
daerah mulut tampak simetri radial dan semakin ke arah posterior membentuk
ujung yang meruncing.
b. Struktur dan fungsi tubuh Nematoda

Nematoda memiliki tiga lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan


endoderm. Tubuhnya memiliki rongga tubuh semu. Permukaan tubuh ditutupi
oleh lapisan kutikula yang keras dan transparan. Cacing yang hidup parasit di
saluran pencernaan inang memiliki lapisan kutikula lebih tebal dibanding cacing
yang hidup bebas. Di bawah lapisan kutikula cacing, terdapat epidermis yang
biasanya terdiri atas sel-sel. Dinding tubuh Nematoda tersusun dari otot
longitudinal yang kontraksinya menghasilkan gerakan memukul seperti cemeti.
Pseudoselom berisi cairan yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik dan
menunjang gerakan meliuk-liuk.
Nematoda memiliki sistem pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut, faring,
esofagus (gelembung faring), usus, dan anus. Nematoda karnivor atau herbivor
memiliki stilet yang berbentuk seperti jarum suntik atau gigi di dalam rongga
mulutnya, yang berfungsi untuk menusuk dan mengisap sari makanan dari
tanaman atau mangsanya. Nematoda memiliki usus panjang sebagai tempat
penyerapan sari makanan, rektumnya pendek, dan diakhiri oleh anus yang terletak
di bagian posterior.
Nematoda tidak memiliki sistem peredaran darah dan sistem pernapasan.
Transportasi dan pertukaran zat terjadi secara difusi. Nematoda memiliki alat
ekskresi berupa sistem sel kelenjar dengan ekskresi berupa kelenjar renet (renette
gland) yang terletak di saluran atau tanpa saluran. Pada spesies yang hidup di laut,
alat dekat faring, berjumlah satu atau dua.
Nematoda memiliki alat indra berupa sensila, papila, seta, amfid, dan phasmid.
Seta terdapat di kepala dan seluruh permukaan tubuh. Kemoreseptor terdapat di
amfid (kepala) dan phasmid (ujung posterior). Nematoda yang hidup bebas
biasanya memiliki bintik mata. Sistem saraf berupa lingkaran saraf yang
mengelilingi esofagus, berhubungan dengan enam benang saraf anterior dan
empat atau lebih benang saraf posterior.
3. Cara Reproduksi Nematoda
Nematoda bereproduksi secara seksual. Pada umumnya, Nematoda bersifat
diesis atau gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terdapat pada
individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal di dalam tubuh cacing
betina. Telur yang sudah dibuahi memiliki cangkang yang tebal dan keras.
Permukaan cangkang memiliki pola yang spesifik sehingga sering digunakan
untuk proses identifikasi jenis cacing yang menginfeksi manusia melalui
pengamatan telur cacing pada tinja. Telur menetas menjadi larva yang berbentuk
mirip induknya. Larva mengalami molting atau pergantian kulit hingga empat
kali. Cacing dewasa tidak mengalami pergantian kulit, tetapi tubuhnya tumbuh
membesar. Dalam daur hidupnya, Nematoda memerlukan satu inang atau lebih,
misalnya Wuchereria bancrofti (cacing filaria) memiliki inang utama manusia
dan inang perantara nyamuk. Oxyuris vermicularis (cacing kremi) hanya
memerlukan satu inang manusia dan tidak memerlukan inang perantara.
4. Klasifikasi Nematoda

Dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain Adenophorea dan Secernentea.


a. Adenophorea

Anggota kelas Adenophorea tidak memiliki phasmid (organ kemoreseptor)


sehingga disebut Aphasmida. Banyak anggota Adenophorea yang hidup bebas,
tetapi ada yang menjadi parasit pada berbagai hewan, contohnya Trichuris ovis
yang menjadi parasit pada domba. Cacing Trichinella spiralis menjadi parasit di
usus karnivor dan manusia. Cacing ini menyebabkan penyakit trikinosis. Setelah
cacing dewasa kawin, cacing jantan mati, sedangkan cacing betina menghasilkan
larva. Larva memasuki sel-sel mukosa dinding usus kemudian mengikuti
peredaran darah hingga ke otot lurik. Di dalam otot lurik, larva membentuk sista.
Manusia akan mengalami infeksi cacing ini jika memakan daging yang kurang
matang dan mengandung sista. Penyakit trikinosis ditandai dengan rasa mual
yang hebat dan kadang-kadang menimbulkan kematian ketika larva menembus
otot jantung.
b. Secernentea

Secernentea disebut juga Phasmida, karena anggota spesiesnya memiliki


phasmid. Banyak anggota kelas ini yang hidup di dalam tubuh Vertebrata,
serangga, atau tumbuhan. Beberapa contoh spesies dari Secernentea adalah
sebagai berikut.
1) Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris lumbricoides merupakan parasit di usus halus manusia yang
menyebabkan penyakit askariasis. Infeksi cacing ini menyebabkan penderita
mengalami kekurangan gizi.
2) Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Ancylostoma duodenale disebut cacing tambang karena sering ditemukan di
daerah pertambangan, seperti di Afrika. Spesies cacing tambang di Amerika,
yaitu Necator americanus. Cacing ini hidup parasit di usus halus manusia dan
mengisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia pada penderita
ankilostomiasis.
3) Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermiculari (cacing kremi) berukuran
10-15 mm. Cacing ini hidup di usus besar manusia, terutama pada anak-anak.
riasis dan dewasa betina menuju ke dubur pada malam hari untuk bertelur dan
mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan
penderita menggaruknya sehingga telur cacing mudah terselip di kuku-kuku.
Telur cacing dapat tertelan kembali pada saat penderita makan. Di usus, telur
akan menetas menjadi cacing kremi baru. Cara penularan cacing kremi tersebut
disebut autoinfeksi.
4) Wuchereria bancrofti (cacing filaria atau cacing rambut)
Wuchereria bancrofti hidup parasit di kelenjar getah bening (limfa). Cacing
ini menyebabkan penyakit kaki gajah (elephantiasis) atau filariasis. Cacing
dewasa berdiameter 0,3 mm. Cacing betina berukuran panjang 8 cm dan jantan
berukuram panjang 4 cm.
5) Onchocerca volvulus
Onchocerca volvulus merupakan cacing mikroskopis penyebab
onchocerciasis (river blindness) yang mengakibatkan kebutaan. Vektor pembawa
cacing tersebut adalah lalat kecil pengisap darah black fly (Simulium). Cacing
ini banyak terdapat di Afrika dan Amerika Selatan.
5. Peranan Nematoda dalam Kehidupan Manusia
Pada umumnya, Nematoda merugikan karena hidup parasit dan menyebabkan
berbagai penyakit pada manusia. Banyak pula spesies Nematoda yang menjadi
parasit pada tumbuhan, contohnya Globodera rostochiensis yang menjadi parasit
pada tanaman kentang dan tomat dan sebagai vektor virus pada beberapa tanaman
pertanian. Namun, ada pula Nematodayang men jadi predator hama seperti ulat
tanah. Caenorhabditis elegans merupakan Nematoda yang hidup bebas di tanah
dan telah lama digunakan sebagai organisme model untuk penelitian mengenai
perkembangan hewan.

F. Annelida
Annelida ( latin, annelus = cincin kecil, eidos = bentuk) adalah cacing yang memiliki bentuk
seperti sejumlah cincin kecil yang diuntai, bersifat triploblastik, dan selomata ( berongga tubuh
sejati).

1. Cara hidup dan habitat


 Annelida hidup bebas di air tawar, air laut, air payai, dan darat
 Mudah ditemukan di sawah, rawa, dan tanah yang mengandung sisa bahan
organik
 Annelida karnivor memakan udang kecil atau invertebrata kecil, ada juga yang
bersifat ektoparasit dengan cara enempel sementara ditubuh vertebrata dan
manusia seperti hirudo medicinalis ( lintah) dan haemadipsa ( pacet )
2. Ciri ciri tubuh
A. Ukuran dan bentuk tubuh
 Tubuh annida berukuran kurang dari 1 mm hingga 3 m
 Bentuk tubuh annelida simetri bilateral dan terbagi menjadi ruas ruas yang
sama dari anterior hingga posterior. Ruas ruas tubuh yang sama disebut
metameri atau somit
B. Struktur tubuh dan fungsi tubub
 Memiliki 3 lapisan embrionik yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm
 Memiliki rongga tubuh sejati
 Segmentasi pada annelida membagi otot dinding tubuh dan juga menyekat
rongga tubuh. Penyekat rongga tubuh disebut septa
 Septa terdiri atas 2 lapis peritoneum ( lapisan mesodermal dari dinding
organ tubuh) yg berasal dari ruas muka dan belakang
 Sistem pencernaan makanan, peredaran darah, sistem saraf dan sistem
ekskresi saling berhubungan antar segmen
 Bagian ujung anterior tubuh disebut prostomium, sedangkan bagian ujung
posterior disebut pigidium.
 Setiap sisi laateral ruas tubuh terdapat parapodia ( pelebaran dinding tubuh
yang pipih dengan sejumlah seta
 Annelida memiliki kemampuan regenerasi. Jika tubuhnya putus atau rusak
maka akan tubuh bagian yg baru
 Annelida memiliki sistem pencernaan yg lengkap yaitu mulut, faring,
esofagus, tembolok, lambung otot, usus halus dan anus
 Memiki peredaran darah tertutup
 Memiliki 2 pembuluh darah utama yaitu pembuluh darah dorsal dan
pembuluh darah vertikal
 Darah annelida mengandung protein pengikat oksigen sehingga berwarna
merah. Ada yang berwarna kehijauan karena mengandung protein
klorokruorin
 Bernapas menggunakan seluruh tubuhnya
 Memiliki alat ekskresi berupa metanefridia yang terdiri atas nefrostom,
nefridia, dan nefridiopor.
 Memiliki bintik mata dan alat keseimbangan statosista
3. Cara reproduksi
Reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi, namun sebagian be kosar
bereproduksi secara seksual. Alat kelamin terdapat pada individu yang sama atau
individu yang berbeda.
4. Klasifikasi
A. Polychaeta
 Dari bahasa Yunani ( poly = banyak, chaetae = rambut kaku)
 Hidup di air laut, air payau dan air tawar
 Tubuhnya berukuran 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm
 Bagian kepala terdiri atas bagian prostomium ( terdiri dari mata, antena,
dan sepasang palpus) dan peristomium ( terdiri atas mulut, alat Indra dan
situs)
 Polychaeta menangkap mangsa menggunakan faring atau menjulurkan
probosis
 Memiliki alat Indra berupa mata dan statosista
 Bereproduksi secara seksual dan gonokoris. Ada juga yang bereproduksi
dengan membentuk epitoke
B. Oligochaeta
 Dari bahasa Yunani ( oligos = sedikit, chaetae = rambut kaku)
 Hidup di air laut, air tawar, air payau, dan darat ( lembab)
 Oligochaeta dibagi menjadi 2 macam yaitu mikrodrile dan megadrile
 Mikrodrile hidup diar, berukuran 1-30 mm, berdinding tipis, dan agak
transparan
 Megadrile hidup di darat, berdinding tebal, panjang tubuh 5-30 cm dan
ada yang mencapai 3m
 Oligochaeta memiliki jaringan kloragogen disekeliling usus dan pembuluh
dirsal
 Semua oligochaeta bersifat hermafrodit, tetapi melakukan perkawinan
silang
 Memiliki klitelum yang menghasilkan lendir untuk perkawinan
 Setelah melakukan perkawinan, klitelum menghasilkan lendir yang
menyelubungi ruas anterior dan dinding kokon
 Pembuahan terjadi didalam lapisan albumin dinding kokon
 Didalam kokon, embrio cacing terus berkembang hingga menetas dan
keluarlah anak cacing dari kokon
C. Hirudinea
 Biasa disebut lintah
 Tidak memiliki seta maupun parapodia
 Memiliki 2 alat penghisap dibagian anterior dan posterior
 Hidup secara ektoparasit sementara pada tubuh inang ( sapi, kerbau,
manusia)
 Sering ditemukan di perairan tawar yag tenang, dangkal, dan banyak
ditumbuhi tumbuhan air
 Pada siang hari lintah bersembunyi di bawah batu, sampah sedangkan
pada malam hari berkeliaran mencari makan
 Panjang tubuh antara 1-5 cm, namun ada yg 20-30 cm
 Memiliki tubuh pipih dorsoventral dengan ujung anterior meruncing dan
alat penghisap anterior mengelilingi mulut
 Darah lintah memiliki pigmen hemoglobin, tapi ada yg tidak
 Lintah penghisap darah memiliki kelenjar ludah yang menghasilkan
antikoagulan hirudin yang berfungsi mencegah penggumpalan darah
 Lintah tahan puasa bahkan ada yang bertahan hidup 1,5 thn tanpa makan
 Lintah bersifat hermafrodit dan melakukan perkawinan silang
 Kokon diletakkan pada substrat dan sedikit dibenamkan dalam lumpur
 Setelah menetas anak lintah menempel pada induknya
 Lintah dewasa setelah berumur 3-5 thn
 Umur lintah dapat mencapai 10-15 tahun

G. Mollusca

Hewan bertubuh lunak, tidak beruas, triploblastik, dan selomata (berongga tubuh
sejati)

1. Cara Hidup dan Habitat Mollusca

Hidup secara bebas sebagai herbivor maupun karnivor. Akan tetapi, ada pula
Mollusca yang hidup sebagai parasit. Mollusca hidup di perairan yang dangkal
(laut, air tawar, dan air payau) dan ada pula yang hidup di darat.
2. Ciri-ciri Tubuh Mollusca
a. Ukuran dan Bentuk Tubuh Mollusca
Bervariasi, ada yang beberapa milimeter hingga pajang 18 m. Tubuhnya
bervariasi juga, simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang
atau tidak, ada pula yang berbentuk hampir bulat atau silindris seperti cacing.
b. Meskipun terdapat perbedaan ciri tubuh, Mollusca umumnya memiliki tiga
bagian utama yang sama, berupa kaki, massa visera, dan mantel. Kaki
Mollusca berotot dan di bagian telapak kaki mengandung banyak lendir dan
silia yang digunakan untuk pergerakan. Massa visera mengandung organ-
organ internal, seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi. Mantel
merupakan lipatan jaringan yang menutupi massa visera dan berfungsi
menyekresikan cangkang.
Sistem pencernaan lengkap, mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.
Kecuali pada Pelecypoda, di dalam rongga mulut terdapat (radula) lidah parut.
Radula terdiri atas tulang muda yang terdapat beberapa baris gigi kitin di
ujungnya mengarah kedalam. Berfungsi untuk mengerok lumut, merumput,
mengebor, dan menangkap mangsa.
Memiliki jantung (dua serambi dan satu bilik). Alat pernapasan berupa
sepasang insang atau lebih, ktenidium, paru-paru, atau keduanya. Alat
ekskresi berupa sepasang protonefridium. Alat indra berupa osfradium,
mata, dan statosita.

3. Cara Reproduksi Mollusca


Bereproduksi secara seksual. Bersifat gonokoris (organ kelamin jantan dengan
betina terdapat pada individu yang berbeda), tetapi ada pula yang hermafrodit.
Fertilisasi secara internal maupun external.
4. Klasifikasi Mollusca
Berdasarkan bentuk tubuh, tipe kaki, dan cangkangnya. Polyplacophora,
Pelecypoda, Gastropoda, Scaphopoda, dan Cephalopoda.
a. Polyplacophora

Polyplacophora dikenal dengan nama chiton. Tubuh


berukuran panjang 3 mm hingga 40 cm, berbentuk lonjong, pipih dorsoventral,
berwarna gelap, dan memiliki 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti
genting. Tidak memiliki mata dan tentakel, tetapi memiliki radula yang besar,
kaki lebar dan datar, serta 6–88 pasang insang. Alat ekskresi berupa sepasang
nefridium yang besar. Alat indra berupa organ subradula aesthetes yang dapat
dijulurkan untuk mendeteksi adanya makanan. Alat reproduksi bersifat gonokoris
dan pembuahan terjadi di dalam tubuh atau di luar tubuh induk. Telur disimpan di
dalam rongga mantel. Telur menetas menjadi larva trokofor yang berenang bebas,
kemudian turun ke substrat dan mengalami metamorfosis menjadi anak chiton.
b. Pelecypoda (Lamellibranchiata, Bivalvia)
Pelecypoda dikenal sebagai kerang, remis, tiram, kijing, atau scallop.
Pelecypoda disebut juga Lamellibranchiata (Latin, lamella = lembaran, branchia
= insang). Pelecypoda hidup bebas, komensalisme, atau parasit di laut pada
daerah pasang surut dan di perairan air tawar. Pelecypoda tidak memiliki kepala.
Tubuh Pelecypoda berbentuk pipih secara lateral dan ditutupi oleh sepasang
cangkang. Puncak cangkang disebut umbo. Garis-garis melingkar di sekitar
umbo menunjukkan garis pertumbuhan cangkang. Tubuh Pelecypoda ada yang
berukuran kecil 2 mm, ada pula yang berukuran besar hingga lebih dari 1 m,
misalnya Tridacna (kerang raksasa).
Cangkang Pelecypoda tersusun dari tiga lapisan, yaitu periostrakum
(paling luar), prismatik (lapisan kapur di bagian tengah), dan nakreas (lapisan
mutiara). Di bawah cangkang, terdapat mantel berbentuk jaringan tipis dan lebar
yang menutup
seluruh tubuhnya. Di antara epitel mantel dan permukaan cangkang bagian
dalam (nakreas), terdapat rongga berisi cairan ekstrapalial. Jika benda asing
masuk ke rongga berisi cairan ekstrapalial, benda tersebut akan dilingkupi oleh
cairan yang lama-kelamaan mengendap menjadi lapisan-lapisan mutiara.
Makanan bersama air masuk melalui sifon air masuk (sifon inhalan). Air yang
telah disaring oleh lembaran insang akan keluar melalui sifon air keluar (sifon
ekshalan). Sisa makanan dibawa ke usus, ke rektum, kemudian dikeluarkan
melalui sifon ekshalan.
Pelecypoda memiliki peredaran darah terbuka. Alat indra terdapat di tepi
mantel berupa tentakel pada sifon inhalan dan ekshalan, sepasang statosista pada
kakinya, oseli di sepanjang tepi mantel untuk mendeteksi cahaya, dan osfradium
di dalam sifon ekshalan.
Pelecypoda bereproduksi secara seksual dengan gonokoris atau
hermafrodit. Gamet dikeluarkan melalui sifon ekshalan. Pembuahan terjadi
secara eksternal (di air) menghasilkan larva trokofor yang kemudian
bermetamorfosis menjadi kerang muda. Terdapat sekitar 20.000 spesies
Pelecypoda, antara lain kerang mutiara (Pinctada margaritifera), kerang air tawar
(Anodonta), pengebor kayu yang dikenal sebagai cacing kapal (Teredo), dan
pengebor batu karang laut (Lithophaga).
c. Gastropoda

Gastropoda (Latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah Mollusca yang


berjalan dengan perutnya dan dikenal sebagai siput atau keong. Gastropoda
hidup bebas di berbagai habitat (darat, perairan tawar, dan laut) sebagai karnivor
atau herbivor. Gastropoda herbivor memakan ganggang, rumput laut, dan
tumbuhan air yang lunak atau membusuk. Gastropoda karnivor memakan
cacing, ikan, atau kerang. Ada pula Gastropoda yang hidup endoparasit,
misalnya Entoconcha yang hidup di dalam tubuh timun laut dan Stilifer yang
hidup pada dinding tubuh bintang laut. Gastropoda yang hidup sebagai
ektoparasit, misalnya Brachystoma yang menghisap darah kerang atau cacing
Polychaeta. Pada umumnya, Gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut
atau tabung yang melingkar seperti konde (gelung). Cangkang terdiri atas empat
lapisan, yaitu periostrakum (lapisan terluar, berpigmen, dan mengandung zat
tanduk conchiolin), prismatik (lapisan kalsium karbonat terluar dan
(mengandung kalsit), lamela (lapisan kalsium karbonat tengah mengandung
aragonit), dan nakre (lapisan kalsium karbonat terdalam berupa lembaran
aragonit). Kaki Gastropoda memiliki telapak yang datar dengan silia dan
berbagai sel kelenjar yang menghasilkan lendir. Gastropoda bernapas dengan
insang sejati, insang sekunder, permukaan tubuh, atau paru-paru. Sistem
pencernaan makanan lengkap. Pada radula, terdapat gigi-gigi. Sistem peredaran
darah terbuka dan jantung terdapat di dalam perikardium. Gastropoda memiliki
sepasang ganglion otak dan benang saraf. Alat indra berupa mata (untuk
mendeteksi cahaya) yang terdapat di pangkal tentakel, sepasang atau dua pasang
tentakel (sebagai alat peraba), osfradium (sebagai kemoreseptor) pada rongga
mantel, dan statosista pada kaki. Alat ekskresi berupa sepasang protonefridium.
Gastropoda bereproduksi secara seksual. Pada umumnya, Gastropoda bersifat
gonokoris atau diesis (alat kelamin jantan dan betina terdapat pada individu yang
berbeda). Pembuahan terjadi secara eksternal atau internal. Telur dilindungi oleh
semacam agar dan dikeluarkan secara berkelompok. Telur ada pula yang
dilindungi albumin dan cangkang serta dilekatkan pada substrat. Terdapat sekitar
60.000 spesies Gastropoda, antara lain bekicot Achatina), siput tanpa cangkang
(Vaginula dan Chromodoris), dan siput air tawar (Lymnaea).
d. Scaphopoda

Scaphopoda disebut juga siput taring karena memiliki bentuk cangkang yang
mirip gading gajah atau taring berwarna putih atau kekuningan. Cangkang
terbuka pada kedua ujungnya. Siput taring hidup membenamkan diri pada pasir
atau lumpur di laut. Scaphopoda umumnya memiliki ukuran tubuh 3-6 cm. Ada
pula Scaphopoda yang berukuran sekitar 4 mm, misalnya Cadulus mayori.
Pada kepala, terdapat mulut dan kaptakula yang berbentuk filamen untuk
menangkap makanan. Scaphopoda memiliki rahang dan radula pada rongga
mulutnya, tetapi tidak memiliki mata maupun tentakel. Sistem saraf ganglion
tidak berpusat. Scaphopoda tidak memiliki insang. Oleh karena itu, pertukaran
udara terjadi pada permukaan mantel. Sistem peredaran darah berupa sistem
sinus darah karena Scaphopoda tidak memiliki jantung. Alat ekskresi berupa
sepasang nefridium.
Reproduksi Scaphopoda terjadi secara seksual dan gonokoris. Pembuahan
terjadi secara eksternal, menghasilkan larva trokofor bermetamorfosis hingga
menjadi anak Scaphopoda. Terdapat yang berenang bebas, yang kemudian
menjadi larva veliger dan mayori. sekitar 350 spesies Scaphopoda, antara lain
Dentalium dan Cadulus mayori.
e. Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani, kephale = kepala, podos = kaki) adalah Mollusca yang
kakinya berada di kepala dan dikenal sebagai cumi-cumi dan gurita. Semua
Cephalopoda hidup di laut. Ukuran tubuh bervariasi, dari beberapa sentimeter
hingga cumi-cumi raksasa berukuran panjang 20 m dan diameter 4 m.
Cephalopoda tidak memiliki cangkang luar, kecuali Nautilus. Cangkang dalam
tersusun dari zat tanduk yang bersifat ringan dan transparan disebut pen.
Semua Cephalopoda merupakan hewan perenang yang memiliki gaya dorong
jet untuk memburu mangsanya. Pada umumnya, Cephalopoda bergerak mundur;
pergerakan mundur lebih cepat daripada pergerakan maju. Pergerakan terjadi
dengan cara menarik (mengisap) air ke dalam rongga mantelnya, kemudian
menyemburkan airnya keluar melalui corong (sifon atau funnel). Cephalopoda
memiliki penglihatan yang tajam untuk mencari mangsa. Jumlah tangan maupun
tentakel bervariasi. Nautilus memiliki 90 buah tentakel, cumi-cumi 10 buah
(empat pasang tentakel dan satu pasang tangan), dan Octopus memiliki 8 tangan
yang sama panjangnya.
Sistem pencernaan Cephalopoda lengkap, mulai dari mulut, esofagus,
lambung, sekum (usus buntu), usus, dan anus yang bermuara di rongga mantel.
Cephalopoda memiliki dua macam kelenjar pencernaan, yaitu hati dan pankreas.
Mulut dilengkapi oleh rahang dan radula.
Cephalopoda bernapas dengan insang atau dengan seluruh tubuhnya. Sistem
peredaran darah tertutup atau darah mengalir di dalam pembuluh. Cephalopoda
memiliki jantung dan darah yang mengandung hemosianin. Alat ekskresi berupa
nefridium. Sistem saraf berupa beberapa pasang ganglia yang memusat
membentuk otak yang dilindungi oleh kapsula tulang rawan dan mengelilingi
esofagus. Alat indra berupa mata yang berkembang baik dan statosista sebagai
alat keseimbangan.
Semua Cephalopoda, kecuali Nautilus, memiliki kantong tinta dengan saluran
yang bermuara pada rektum dekat anus. Cairan tinta mengandung pigmen
melanin berwarna coklat atau hitam. Dalam keadaan bahaya, tinta dikeluarkan
melalui anus dan keluar tubuh melalui corong (sifon), sehingga air di sekitarnya
menjadi gelap. Kulit Cephalopoda mengandung kromatofor berwarna kuning,
jingga, merah, biru, dan hitam. Sepia officinalis mampu mengubah warna tubuh
menyesuaikan dengan warna lingkungan, seperti pada bunglon. Loligo vulgaris
dalam keadaan tenang berwarna pucat, tetapi jika terganggu berubah menjadi
gelap.
Cephalopoda bereproduksi secara seksual dan gonokoris. Sperma terbungkus
oleh kapsul yang disebut spermatofor. Telur mengandung banyak kuning telur
berukuran 20 mm dengan jumlah yang bervariasi, antara 100–1.500 butir.
Terdapat sekitar 650 spesies Cephalopoda, antara lain Nautilus pompilius,
sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (Loligo), dan Octopus.
5. Peranan Mollusca dalam Kehidupan Manusia

Peranan Mollusca yang menguntungkan, antara lain sebagai berikut.


a. Sumber makanan yang mengandung semua jenis asam amino esensial dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya cumi-cumi (Loligo), kerang darah (Anadara
granosa), dan kerang hijau (Mytilus edulis).
b. Penghasil mutiara, misalnya Pinctada maxima, Pinctada martensii, dan
Pinctada margaritifera.
c. Sebagai bahan hiasan dinding, pajangan rumah, kancing, misalnya cangkang
berbagai siput dan kerang.
Peranan Mollusca yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Siput air tawar (Lymnaea) merupakan inang perantara cacing Fasciola
hepatica (cacing hati) dan keong sawah.
b. Hama tanaman budidaya, misalnya bekicot (Achatina fulica)

H. Arthropoda
Arthropoda (latin, arthros = ruas/sendi, podos = kaki). Hewan yang memiliki kaki dan tubuh
beruas ruas,berbuku buku,triplobastik, dan selomata (berongga tubuh sejati

1. Cara hidup dan habitat

Da yang hidup bebas sebagai hrbivora / karnivora, parasit, dan ada yang bersimbiosis

2. Ciri ciri tubuh

-ukuran dan bentuk tubuh

Ada yang berukuran kecil kurang dari 0,1 mm (tungau, kutu). Ada yang lebih dari 3 m (kepiting
Macrocheira kaempferi)

-struktur dan fungsi tubuh

Terdiri atas segmen segmen. Segmen tubuhnya dapat dibedakan jadi kepala (kaput), dada
(toraks), dan perut (abdomen). Tubuh terbungkus oleh kutikula dari zat kitin.

Sistem pencernaan mulai dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.

Sistem peredaran darah terdiriatas jatung, arteri pendek, dan sinus (ruangan yang mengelilingi
jaringan dan organ). Kumpulan sinus disebut hemosol. Cairan darah pada arthrpoda disebut
hemolimfa. Bernfas dengan insang, sistem trakea, paru paru buku atau prmukaan tubuhnya. Alat
ekskresinya berupa tubulus malpighi atau kelenjar ekskresi

-cara reproduksi arthropoda


Bereproduksi secra seksual. Pada umumnya bersifat gonokoris (alat kelamin terletak pada
individu yang beda). Tapi ada pula yang hermafrodit. Reprduksi dapat terjadi melalui
perkawinan dan partenogenesis (tanpa pembuahan)

-klasifikasi Arthropoda

Filum Arthropoda dibagi 4 subfilum,yaitu: Chelicerata, Myriapoda, Crustacea, Hexapoda

a. Chelicerata
Chelicerata (yunani, cheilos = bibir, cheir = lengan) memiliki alat mulut tambahan untuk makan
berbentuk mirip cakar.

Terdiri atas beberapa kelas,yaitu Arachnida, Xiphosura, serta Pycnogonida, Eurypterida


(keduanya sudah punah)

-Ukuran tubuh bervariasi, antara 0,1 mm hingga 18 cm. Tubuh terdiri atas 2 bagian, yaitu kepala
dan dada yang bersatu. Terdapat 4 pasang kaki, memiliki bebrapa pasang mata tunggal. Memiliki
bulu pada seluruh tubuh sebagai indra peraba. Mulut dilngkapi sepasang kelisera (alat sengat)
dan sepasang pedipalpus (alat capit)

Arachinada bernapas dengan paru paru buku. Memiliki peredaran darah terbuk, sistem saraf
berbentuk tangga tali dan memiliki ganglion otak di kepala. Bereproduksi secara seksusal
melalui perkawinandan pembuahan secara internal di tubuh betina. Arachinada dibagi 3
ordo,yaitu :

1. Araneae

Hewan kelompok laba-laba . tubuh terdiri 2 bagianyaitu sefaotoraks berbentuk oval dan
abdomentang membulat tak bersegmen. Araneae memiliki 8 mata sederhana. Sepaang
pedipalpus (alat capit) dan sepasang kelisera (alat sengat)

Didalam abdomen terdapat kelenjar sutra untuk membuat saranng. Klenjar ini bermuara pada
spineret. Spineret berfungsi untuk memilin cairan prtoein elastik (cairan sutera) jadi ciran padat.
Laba laba sendiri tidak terperangkap jaring karena puny kelenjar minyak anti rekat pada kakinya

Bereproduksi secara seksual dengan kopulasi. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur diletakkan
di dalam kokon sutra ada pula yang dibawa hewan betina ampai menetas.

Contoh araneae ; Nephila Maculata, latro dectus mactans, Misumena, dan Aphonopelma hentzi

2. Scorpiones

Hewan kelompok kalajengking dan ketunggeng. Tubuh terdiri atas sefalotoraks yang pendek dan
bersegmen- segmen. Segmen terakhir disebut posterior ekor dengan posisi melengkung ke atas
punggung. Dilengkapi alat penyengat. Bulu bulu terdapat di tubuh dan kaki sebagai indra peraba.
Contoh kalajengking ; Pardinus imperator, Typhlocactas mitchelli, dan Hadogenes troglodytes

3. Acarina
Kelompok tungau, caplak , dan kututubuh berbentuk ulat hingga lonjong. Sefalotoraks dan
abdomen menyatu,dan tak bersegmen. Mmiliki 4 pasang kaki.masing kaki terdiri atas 6-7 ruas.
Bernapas dengan seuruh tubuh dan trakea.

Contoh Acarina : Sarcoptes scabiai (pemyebab penyakit kudis), Dermatphagides farinae (tungau
debu rumah), dan Hydracarina (kutu air)

b. Myriapoda
Myriapoda (yunani, myria = bnyak, podos = kaki). Tubuh berbentuk panjang dengan segmen
segmen yang serupa. Setiap segmen terdapat sepasang atau pasang kaki. Bagian tubuh terdiri
atas kepala dan perut. Bernapas dngan sistem trakea dann spirakel. Alat ekskresi tubulus
malphigi. Reproduksi secara seksual. Pembuahan terjadi di dalam tubuh betina,

Dibedakan jadi 2 kelas yaitu; Diplopoda dan Chilopoda

1. Diplopoda
Dikenal sebagai keluwing atau kaki seribu. Tubuh slindris panjang. Berjumlah sekitar 25-100
segmen. Bersifat ovipar (bertelur). Bergerak lambat. Memakan tumbuhan.

Contohnya, Trigoniulus corallinus (luing)

2. Chilopoda
Dikenal sebagai kelabang atau lipan. Berbentuk pipih dorsoventral. Merupakan hewan ovipar,
bergerak cepat. Sebagai karnivor yang memangsa kecoa atau serangga lain.

Contohnya ; Scutiogera coleoptrata (lipan rumah)dan Scolopendra gigantea

c. Crustacea
Crustacea (Romawi, crusta = kulit keras/ kerak), arthropoda yang punya eksoskeleton berupa
kulit tuuh atau kutikula keras).

Reproduksi secara seksual. Pembuahan secara internal.

Dibagi jadi 6 kelompok

1. Remipedia
Udang purba yang hidup di perairan gelap. Di gua yang berhubungan dengan air laut

Contoh ; Speleonectes tanumekes , Speleonectes atlantida, Godzillognomus schrami


2. Branchiopoda

Hidup di air tawar

Contohnya ; Artemia salina, Lepidocaris ryhiniensis, Daphnia pulex

3. Ostracoda

Tubuh ukuran kecil (0,2-30mm)

Dapat hidup sebagai zooplankton

Contoh ; Gypridina mediterranea, Azygocypridina lowryi, Gigantocypris pellucida

4. Cephalocarida

Udang kecil paling primitif yang masih hidup

Contoh ; ligthiella monniotae

5. Maxillopoda

Contoh ; cyclops bicuspidatus

6. Malacostraca

Tubuh 5 ruas kepala, 8 ruas dada, 6 ruas perut, dan 10 telson karapas

Contoh ; Asellus sp.

d. Hexapoda
Hexapoda (yunani, hexa = enam, podos = kaki). Hewan yang berkaki 6. Terdiri atas 2 kelas
(Entognatha dan Insecta)

1. Entognatha

(yunani, ento = dalam, gnatha = rahang)

Mulut yang tak nampak jelas dari luar tak punya sayap. Hidup ditanah sbg detritivor. Terdiri atas
3 ordo, yaitu Collembola (Isotoma viridis), Diplura (Campodea staphylinus), Protura
(Acerentomon sp.)

2. Insecta

(latin, insectum = terpotong menjadi bagian-bagoian) dikenal sebagai serangga

Ukuran tubuh 2 – 40 mm. Ada yang ukuran mikrokopios ada juga yg panjang sampai 260 mm.
Tubuh terdiri atas 3 bagian yaitu, kepala (kaput), dada (toraks), perut (abdomen). Toraks terdiri
atas 3 segmen. Setiap segmen terdiri atas sepasang kaki. Jadi serangga punya 6 buah kaki.
Abdomen terdiri atas 11 ruas

Memiliki sepasang atau 2 pasang sayap

Serangga yang tidak mengalami metamorfosis disebut ametabola.

 Metamorfosis sempurna (holometabola)


Telur – larva – pupa – imago

 Contoh ; lalat, kupu, nyamuk


 Metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola)

Telur – nimfa – imago

 Jangkrik, kecoa, capung jarum

 Sistem pencernaan lengkap ( mulut, faring, esofagus, lambung, usus, rektrum, dan anus
 Sistem peredaran darah terbuka
 Bernapas dengan trakea
 Alat ekreksi tubulus malpigi
 Memiliki sistem saraf tangga tali trdiri atas otak, ganglion subesofagus, benang saraf
ventral
 Reproduksi secara seksual

b. klasifikasi insecta

a. Apterygota

contoh ; kutu buku

b. pterygota ( semut & anai-anai)

dibedakan jadi 2 kelompok

 Exopterygota
Ex ; Ephemeropta (lalat), Odonata (capung kuning), Orthoptera (jangkrik), Isoptera (rayap),
Plecoptera (Taeniopteryx sp.), Hemiptera (kutu daun)

 Endopterygopta
Ex ; Megaloptera (sialis sp.), Hymenoptera (semut rangrang), Trichoptera (lalt kadis),
Siphonaptera, Lepidoptera, Coleoptera (kumbang keplapa), Diptera (lalat rumah)

c. Peranan Arthropoda dalam kehidupan manusia


Yang menguntungkan ;

 Sumber makanan protein tinggi


 Menghasilkan madu
 Bahan pakaian sutera
 Membantu penyerbukan tanaman
 Serangga predatoor sbg pembasmi hama
Yang merugikan ;

 Perusak tanaman
 Inang perantara penyakit
 Parasit
 Merusak kayu bangunan

I. Echinodermata
1. Cara hidup dan habitat
Hidup di pantai hingga dasar laut hingga kedalaman 6000 m. Hidup bebas atau simbiosis
komensalisme. Karnivor yang memakan hewan polip Cnidaria, udang , kepiting, kerang, siput,
dll

2. Ciri ciri
 Ukuran tubuh 1 – 36 cm
 Tubuh tampak kasar dengan adanya tonjolan kerangka / duri. kulit tipis
 Memiliki daya regenerasi yang tinggi
 Memiliki sitem pembuluh air (ambulakral) untuk menggerakan kaki tabung
 Kaki tabung berfungsi untuk merayap, bernafas, memgang mangsa, berpegangan pada
substrat
 Bernpas dengan insang kulit
3. Cara reproduksi
 Reproduksi secara seksual dan aseksual
4. Klasifikasi Echinodermata
a. Asteroida

Dikenal sebagai bintang laut. Karena meniliki tubuh dengan 5 lengan. Tubuh berdiameter 10-
20 cm.

Pada permukaan tubuh terdapat duri-duri, papula, insang kulit. Dan pediselareia.

Mulut terletak di pusat pisin oral dan anus terletak di pusat pisin aboral. Termasuk karnivora
Bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Contoh ; Luidia, Asterias forbesi, Linckia, Astropecten.

b. Ophiuroidea

Berbentuk bintang dengan pisin pusat kecil. Memiliki 5 lengan panjang. Biasa disebut Bintang
Mengular.

Memiliki mulut tapi tidak memiliki anus. Sisa makananya dikeluarkan lewat mulut. Alat
reproduksi bersifat gonokoris. Pembuahan terjadi seecara ekstrnal.

Contoh ; Ophiothrix fragilis, Ophiomyxa, dan Gorgonocephalus.

c. Echinoidea

Dikenal dengan sebutan bulu babi atau dolar pasir. Bentuk seperti bola atau pipih seperti logam.
Bergerak dengan kaki tabung dan duri-duri

Bereproduksi secara generatif dan bersifat diesis.

contoh Echinoidea ; bulu babi ( Cidaris dan Diadema), dolar pasir (Clypeaster dan Fibularia)

d. Crinoidea

Dikenal sbg lili laut. Karena bentuk tubuhnya bertangkai mirip bunga lili. Ada yang tidak
bertangkai disebut bintang bulu, karena lenganya seperti bulu unggas. Umumnya berwarna
merah-ungu .

Hidup di daerah pasang surut hinga kedalaman 4000 m. Lili hidup di dalam sedangkan bintang
bulu hidup di dangkal.

Reproduksi secara seksual dan bersifat gonokoris.

Contoh ; lili laut (ptilocrinus pinnatus), bintang bulu (Antedon bifida dan Antedon loveni)

e. Holothuroidea

Dikenal sbg timun laut. Tubuh berbentuk silindris (bulat memanjang). Berukuran sekitar 15-35
cm

Mulut terletak di anterior dan anus di posterior. Mulut dikelilingi tentakel 10-30 buah. Memiliki
sistem saluran air lengkap

Reproduksi secara seksual, bersifat gonokoris atau hermafrodit. Pembuahaan terjadi secara
eksternal.

Contoh; Cucumaria sp., Holothuria edulis, dan Thyone sp.


5. Peranan Echinodermata

menguntungkan

 Sumber makanan
 Pembersih pantai karena memakan bangkai
Merugikan ;

 Bintang laut memakan kerang mutiara


III.Chordata

Diberi nama berdasarkan adanya struktur notokorda yang ditemukan saat embrio . hewan ini
mmiliki 4 ciri khas pada waktu tertentu dalam daur hidupnya. Yaitu, notokorda, tali ssaraf dorsal
berlubang, celah faring, dan ekor pasca-anus yang berotot

Terdiri atas 3 subfilum ; Urochordata, Cephalocordata, dan Vertebrata

A. Urochordata
 Disebut juga Tunicata
 Berbentuk seperti kantong kecil, hidup di laut
 Dibagi 3 kelas ;
-Acidiacea

Hidup menempel pada karang, cangkang molusca, dasar pasir aatau lumpurtubuh beriameter
sampai 30 mm. Dikenal sbg hewan penyemprot laut.

Ex ; Phallusia

-Thaliacea

Hidup soliter / berkoloni. Ada yang berbentuk silindris panjang mencapai 2 m. Tubuh transparan.

Ex ; Pyrosoma

-Larvacea

Tubuh transparan berukuran beberapa milimeter. Tak punya mantel dan selulosa. Tubuh
dilindungi suatu rumah dari zat semacam agar yang dihasilkan permukaan mantel

Ex; Oikopleura sp.

B. Cephalocordata
 Dikenal sebagai lancelet
 Hidup sebagai bentos di pasir yang dangkal
 Tubuh berbentuk mirip ikan kecil
 Panjang 4-8 cm
 Mulut dilengkapi sirus oral (saringan)
 Tersusun oleh sekitar 50-75 ruas otot renang berbentuk hrurf V yang disebut miomer
 Merupakan penghubung antara Invertebrata dan Vertebrata
C. Vertebrata
1. Ciri umum vertebrata
 Sbagian atau seluruh notokorda digantikan ruas tulang belakang
 Memiliki tengkorak yang berisi otak
 Memiliki endoskeleton (kerangka dalam) yang tersusun dar tulangl keras / rawan
 Bentuk tubuh simetri bilateral
 Memiliki anggota badanyang berfungsi sbg alat gerak
 Memiliki 2 pasang rahang
 Sistem peredaran darah tertutup
 Sistem pencernaan lengkap
 Alat pernapasan insang / paru-paru
 Memiliki sepasang ginjal alat ekresi
 Memiliki sepasang mata dan telinga
 Alat kelamin terpisah (hemafrodit)
2. Klasifikasi Vertebrata
Dibagi jadi 2 kelas yaitu, pisces dan Tetrapoda (yang memiliki kaki berpasangan)

a. Pisces (ikan)
1. Ciri-ciri umum
 Tubuh terdiri atas kepala ,badan, dan ekor. Tubuh ditutpi kulit bersisik. Ada 4 tipe sisik,
yaitu ganoid, plakoid, stenoid, dan sikloid.
 Bernapas dengan insang
 Bersifat poikoleterm (berdarah dingin)
 Sistem peredarandarah tertutup tunggal
 Sistem pencernaan lengkap mulai dari mulut, kerongko0ngan, lambung, usus, anus
 Alat eksresi berupa ginjal dgn tipe pronefron dari mesonefron
 Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf pusat dan hormon
 Alat kelamin terpisah atau hemafrodit
2. Klasifikasi pisces
Dibagi 3 kelas, yaitu ; Agnatha, Chondrichthyes, dan Osteichthyes

a. Agnatha
Terdapat di amerika utara dan eropa. Sebagian hidup di dasar perairan laut / air tawar dengan
memakan bangkai atau parasit pada ikan lain

Tubuh berbentuk silindris memanjang, ukuran sekitar 76-90 cm. Tidak puya rahang tetapi mulut
berbentuk lingkaran.

Alat kelamin terpisah (hermafrodit). Sat larva fertilisasi terjadi secara eksternal

Contoh ; belut laut / lamprey laut (Petromyzon marinus), lamprey sungai (Lampetra fluviatilis),
dan Myxine sp.

b. Chondrichthyes

Hidup di laut, tubuhya tertutup sisik-sisik plakoid yang kasar, berisi dentin, dan dilapaisi dengan
email (ektodermal)

Otot tubuh memiliki segmen, rangka tersusun dari tulang rawan. Memiliki 2 pasang sirip.

Contoh ; ikan hiu (Squalus sp.), ikan pari (Makararaja sp.) pari listrik (Torpedo marmorata), pari
macan (Taeniura lymma), dan Chimaera sp.

c. Osteichthyes

Hidup di laut, air tawar dan rawa-rawa. Ukuran tubuh antara 1-6 cm. Merupakan ikan bertulang
sejati dgn endoskeleton yg mengandung matriks kalsium fosfat yang keras.

Memiliki gelembung renang yang berfungsi membantu pernapasan dan sbg alat hidrostatik.
Darah warna pucat dan mengandung eitrosit berinti dan leukosit. Punya limpa warna merah. Alat
ekskresi berupa ginjal berwana kehitaman dan urine dikeluarkan melalui sinus urogenital.
Umumnya bersifat ovipar, dan fertilisasi trjadi secara eksternal,, tetapi ada yang vivipar dan
fertilisasi secara internal.

Contohnya ; ikan perak (Cymatogaster aggregata), ikan mas koki (Carrasisus auratus), ikan
terbang (Cypselurus sp.), kuda laut (Hippocampus sp.), ikan lele (Ameiurus melas), ikan gabus
(Channa striata), bandeng (Chanos chanos)

3. Peranan pisces
 Daging ikan sbg sumber protein
 Kulit ikan bisa dimasak, dibuat tas, dompet, sepatu, jaket
 Tulang ikan sbg bahan pembuatan lem
 Dipelihara sbg ikan hias
 Pemberantasan nyamuk secara biologi
 Beberapa jenis ikan dapat menyerang mangsa, dan membahayakan manusia (hiu,
piranha, ikan macan di afrika, salem-karper, ikan kumis)
b. Amphibia
Meliputi katak, salamander, dan caecilian. Merupakan hewan yang hidup di darat dan air tawar

1) Ciri ciri umum Amphibia


 Tubuh memiliki bagian kepala dan badan
 Kulit lunak, berkelenjar, dan selalu basah
 Memiliki 2 pasang kaki untuk berjalan, melompat, dan berenang
 Alat pernapasan berupa insang, kulit, dan paru-paru
 Hewan poikiloterm (berdarah dingin)
 Jantung terdiri atas 3 ruangan ; 1 ventrikel dan 2 atrium
 Memiliki sistem pencernaan lengkap
 Sistem ekskresi berupa ginjal tipe mesonefroid dan saluran kemih
 Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf dan sistem endokrin
 Sistem indra terdiri atas mata, lubang hidung, dan telinga
 Memiliki alat kelamin terpisah

2) Klasifikasi Amphibia

Terbagi menjadi 3 ordo, yaitu Apoda (ex; salamander cacing), Urodela (ex; salamaander
berlendir, dan Anura (ex; katak pohon)

3) Peranan Amphibia
 Katak diambil daging dan telur untuk dimakan
 Kulit katak diberi samak untuk di buat jaket dan kerajinan lain
 Katak berfungsi sbg pembasmi nyamuk secra biologi
 Katak digunakan untuk tes kehamilan
 Racun bufotalin dan bufotenin yg dihasilkan katak dimanfaatkan sbg penguat denyut
jantung
 Racun katak digunakan untuk racun panah
c. Reptilia
Meliputi hewan kadal, tokek, cicak, buaya, penyu dan kura-kura. Hidup di darat, laut, rawa-rawa,
air tawar. Tapi cenderung hidup di darat

1. Ciri ciri umum Reptilia


 Ukuran tubuh bervariasi
 Kulit tubuh kering dan tertutup oleh sisik atau lempeng epidermal
 Memiliki kelenjar bau di dekat kloaka
 Bernapas dengan paru paru
 Hewan poikiloterm (darah dingin)
 Alat pencernaan lengkap
 Memiliki peredaran tertutup ganda
 Alat ekskreksi berupa sepasang ginjal berbntuk pipih
 Alat indra berupa mata, telinga, hidung
 Sistem saraf berupa otak dengan 12 pasang saraf kranial
 Alat kelamin terpisah
 Cenderung berumur panjang
2. Klasifikasi Reptilia
Dikelompokkan jadi beberapa ordo ;

 Rhynchocephalia (reptil primitif), contoh ; Sphenodon punctatus (tuatara yang hidup di


pulau kecil selandia baru)
 Chelonia (bangsa kura-kura) contoh, penyu berduri (Heosemys spinosa), penyu hijau
(chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
 Squamata (bangsa kadal dan ular)

Mencakup 3 subordo, yaitu ;

 Sauria (Lacertilia / kadal) contohnya ; cicak rumah (Hemidactylus frenatus), tokek


(Gekko gecko), biawak komodo (Varanus komodensis) dan bunglon (Chamaelo
dilepis)
 Amphisbaena (kadal cacing) contohnya ; Bipes biporus dan Amphisbaena alba
 Serpentes (ular) contohnya ; ular boa pembelit (Boa constrictor), ular sanca raja
(Phyton regius), ular laut (Hydrophis fasciatus), dan ular welang (Bungarus fasciatus)
 Crocodilia (bangsa aligator dan buaya) contohnya ; Alligator sinensis, buaya muara
(Crocodylus porosus), buaya air tawar Papua (Crocodylus novaeguineae)
3. Peranan Reptilia
 Bahan pangan
 Obat-obatan
 Bahan kosmetika
 Sbg predator alamiah
d. Aves

Vertebrat yang tubuhnya ditutupi oleh bulu yang berasal dari epidermis dan memiliki bermacam-
macam adaptasi unutk terbang. Aves meliputi ayam, angsa, dan itik

1. Ciri-ciri umum aves


 Ukuran tubuh bervariasi
 Mulut berparuh
 Memiliki sepasang kaki
 Memiliki sayap unutk terbang
 Bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi pundi udara sbg alat
pernapasan tambahan
 Memiliki alat suara siring yg terdapat di percabangan trakea
 Sistem pencernaan lengkap
 Berdifat homoioterm (darah panas)
 Memiliki peredaran darah ganda
 Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tdk punya kandung kemih
 Sistem saraf berupa otak dengan serebrum dan lopus optikus
 Bersifat ovipar dan fertilisasi secara internal
2. Klasifikasi aves
 Galliformes (unggas), contohya kalkun (Meleagris gallapavo) dan ayam buras (Gallus
domesticus)
 Casuariiformes (kasuari), contohnya emu (Dromaius novaehollandiae)
 Passeriformes (burung penyanyi) conothnya beo (Gracula religiosa) da jalak bali
 Strigiformes (burung hantu) contohnya burung hantu hutan (Strix sp.)
 Psittaciformes (burung nuri) contohnya betet kepala biru dan kakatua berjambul
 Falconiformes (burung pemangsa), contohnya ; elangkepala botak , alap-alap, dan
rajawali emas
 Columbiformes (burung merpati) contohnya ; perkutut dan burung dara mahkota elok
 Ciconiiformes (burung bangau), contohna ; kuntul putih besar dan bangau
3. Peranan Aves
 Sumber protein
 Bahan obat
 Hiburan (dipelihara)
 Bahan industri (bulu)
 Predator alamiah memangsa ulat & serangga

MAMALIA

1. Ciri-Ciri umum Mamalia :


- Tubuh terdiri atas bgian kepala, leher, badan, dan ekor
- Anggota gerak depan dan belakang memeiliki jari-jari yang terapat kuku atau cakar
- Anggota gerak depan termodifikasi untuk berlari, berenang, menggali tanah,dan terbang
- Mamalia memiliki kelanjar susu (glandula mammae) di dada, perut, atau ketiak anggota
badan.
- Kelanjar susu pada kelompok Marsupialia (mamalia berkantung) dan hewan Placentalia
(mamalia yag memberi makan janin melalui plasenta) memiliki puting, sedangkan
Monotremata (mamalia bertelur) tidak memiliki puting
- Mamalia memiliki rambut
- Bersifat homoioterm (berdarah panas)
- Ruas tulang belakang leher pada mamalia berjumlah tujuh ruas
- Memiliki sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut yang disebut diafragma
- Sistem pencernaan mamalia lengkap dari mulut, faring, efofagus, lambung usus halus,
usus besar (kolon), dan anus
- Terdapat 4 tipe gigi, yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, gigi geraham
belakang
- Mamalia memiliki hati, empedu, dan pankreas
- Pada usus buntu, terdapat umbai cacing (apediks vermiformis)
- Peredaran darah pada mamalia ganda dan tertutup, terbagi menjadi peredaran darah
besar (jantung-> seluruh tubuh->jantung) dan peredran darah kecil (jantung->paru-
parru->jantung)
- Jantung memiliki 2 serambi dan 2 bilik
- Bernapas ddengan paru-paru
- Sistem sekresi mamalia berupa ginjal metanefros yang memiliki 2 ureter
- Alat indera berupa mata, telinga, lidah, dan hidung
- Memiliki 3 tulang pendengaran, yaitu matil, landasan, dan sanggurdi
- Mamalia memiliki otak besar
- Mamalia memiiki alat kelamin jantan dan betina yang terpisah
- Fertilisasi secara internal dan vivipar

2. Klasifikasi Mamalia
- Monotremata (mamalia bertelur)
 Famili Tachyglossidae (landak semut)
Ex : Tachyglossus aculeatus
 Ornithorhynchidae (platypus, hewan berparuh bebek)
Ex : Ornithorhynchus anatinus
- Marsupialia (mamalia berkantong)
Ex : Kuskus, kangguru merah raksasa, dan koala
- Insectivor (pemakan serangga)
Ex : tikus mondok dan celurut rumah
- Tupaioidea (tupai)
Ex : tupai tanah dan tupai ekor jambul
- Rodentia (hewan pengerat)
Ex : tikus rumah dan bajing merah
- Edentata (kuakng dan armadilo)
Ex : armadillo berperisai sisik dan armadillo pemakan semutt
- Pholidota (trenggiling)
Ex : trenggiling jawa dan trenggiling berekor panjang
- Carnivora (singa, harimau, anjing)
Ex : singa, kucing, serigala
- Primata (lemur, wau—wau, dan gorila)
 Lemuridae
Ex : lemur kerdil ekor gemuk
 Cercopithechidae
Ex : monyet rhesus
 Pongidae
Ex : simpanse, orang utan Kalimantan, gorilla
 Hominidae
Ex : manusia

3. Peranan Mamalia
Menguntungkan :
- Sumber protein
- Hiburan
- Alat transportasi
- Membajak sawah
- Bahan industri kulit
- Bahan wol
- Bahan kerajinan
- Penjaga rumah atau pelacak jejak

Merugikan :

- Penyebar kuman penyakit


- Pemakan hasil kebun
- Perusak lahan pertanian

EKOLOGI

Ekologi: ilmu yang mempelajari hubungan saling ketergantungan atau hubungan timbal balik
antara makhluk hidup dengan lingkungan tak hidup di dalam suatu ekosistem.

Ekosistem: suatu sistem di mana terjadi hubungan (interaksi) saling ketergantungan antara
komponen-komponen di dalamnya, baik berupa makhluk hidup maupun tak hidup.

I. KOMPONEN EKOSISTEM
A. Komponen Abiotik
Komponen Abiotik adalah komponen fisik dan kimiawi yang terdapat pada suatu
ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan.
1. Udara
 Udara adalah sekumpulan gas pembentuk lapisan atmosfer yang menyelimuti
bumi.
 Udara bersih dan kering mengandung gas dengan komposisi permanen:
78,09% nitrogen (N2)
21,94% oksigen (O2)
0,032% karbon dioksida (CO2)
gas lain (Ne, He, Kr, Xe, H2, CH4, dan N2O)
 Udara juga mengandung gas yang jumlahnya dapat berubah-ubah:
uap air (H2O)
ozon (O3)
sulfur dioksida (SO2)
nitrogen dioksida (NO2)
 Fungsi udara: menunjang kehidupan penghuni ekosistem.
Contoh:
gas O2 untuk respirasi makhluk hidup
gas CO2 untuk fotosintesis
2. Air
 Air mengandung berbagai jenis unsur atau senyawa kimia dalam jumlah
bervariasi, contoh: natrium, kalsium, amonium, nitrit, nitrat, dan fosfat.
 Jumlah unsur tsb bergantung pada kualitas tanah dan udara yang dilalui air.
 Air dapat berubah wujud menjadi uap, cairan, atau es, sesuai suhu lingkungan di
sekitarnya.
 Volume air di bumi mencapai 1,4 miliar km3;
97% air laut
2% gunung es di kutub
0,75% air tawar (mata air, air sungai, danau, dan air tanah)
selebihnya berupa uap air
3. Tanah
 Tanah terbentuk karena proses destruktif (pelapukan batuan dan pembusukan
senyawa organik) dan sintesis (pembentukan mineral)
 Komponen tanah utama: bahan mineral, bahan organik, air, dan udara
 Tumbuhan mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah.
 Manusia menggunakan tanah unutuk keperluan lahan permukiman, pertanian,
peternakan, transportasi, dll
4. Garam Mineral
 Tumbuhan menyerap garam mineral untuk pertumbuhan
 Hewan dan manusia memerlukan garam mineral untuk menjaga keseimbangan
asam dan basa, mengatur kerja alat-alat tubuh, dan untuk proses metabolisme.
5. Sinar Matahari 
 Sinar matahari adalah sumber energi bagi kehidupan di bumi.
 Dalam ekosistem, energi dialirkan dari suatu tingkat trofik ke tingkat trofik
berikutnya dalam bentuk transformasi energi.
 Sebagian kecil sinar  yang mencapai permukaan bumi dimanfaatkan tumbuhan
untuk fotosintesis dan diubah menjadi energi potensial dalam bentuk karbohidrat.
Energi potensial yang dihasilkan akan diubah menjadi energi kinetik oleh hewan
dan manusia.
6. Suhu
 Suhu adalah derajat energi panas yang berasal dari radiasi sinar, terutama yang
bersumber dari matahari.
 Suhu udara di berbagai ekosistem berbeda tergantung letak garis lintang (latitude)
dan ketinggian tempat (altitude).
 Semakin dekat dengan kutub, suhu akan semakin dingin dan kering.
 Suhu adalah faktor pembatas bagi kehidupan dan memengaruhi keanekaragaman
hayati di suatu ekosistem.
 Makhluk hidup dapat bertahan pada suhu lingkungan 0-40°C.
 Beberapa jenis makhluk hidup melakukan hibernasi (tidak aktif) pada suhu yang
sangat rendah dan aktif berkembang biak bila suhu sudah normal.
7. Kelembapan
 Kelembapan di suatu ekosistem dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, angin,
dan curah hujan.
 Kelembapan sangat memengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
 Daerah dengan tingkat kelembapan berbeda akan menghasilkan ekosistem dgn
tumbuhan yang berbeda.
8. Derajan Keasaman (pH)
 Tumbuhan akan tumbuh dengan baik pada pH optimum (5,8-7,2)
 Nilai pH tanah dipengaruhi oleh curah hujan, penggunaan pupuk, aktivitas akar
tanaman, dan penguraian mineral tanah.
9. Topografi
 Topografi adalah tinggi rendahnya permukaan bumi.
 Topografi memengaruhi keadaan iklim.
 Topografi menentukan keanekaragaman hayati dan penyebaran suatu organisme.

B. Komponen Biotik
Komponen Biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi. Berdasarkan segi tingkatan
trofikatau nutrisi, komponen biotik dibedakan menjadi:
1. Komponen Autotrof
 Organisme autotrof adalah organisme uniseluler/multiseluler yang memiliki
klorofil untuk fotosintesis.
 Contoh: fitoplankton, ganggang, lumut, paku, dan tumbuhan berbiji.
 Fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan O2
 Organisme autotrof adalah produsen utama dalam ekosistem.
2. Komponen Heterotrof
 Organisme heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu
memanfaatkan bahan organik yang disediakan organisme lain sebagai bahan
makanannya.
 Organisme ini terdiri atas:
a. Herbivor sbg konsumen primer (I)
b. Karnivor yang memakan herbivor sbg konsumen sekunder (II)
c. Karivor yang memakan karnivor lain sbg konsumen tersier (III)
d. Dekomposer, mikroorganisme pengurai zat organik sisa tumbuhan/hewan,
seperti selulosa/kitin, menjadi zat lebih sederhana. Contoh: jamur, bakteri.
Nutrien anorganik hasil penguraian dilepaskan ke ekosistem (proses
mineralisasi) yang kemudian digunakan kembali oleh produsen
e. Detritivor, hidup dengan cara memakan sepihan tumbuhan/hewan mati,
contoh: rayap, cacing tanah, hewan kaki seribu (keluwing).

Skema siklus materi dan arus energi dalam ekosistem bisa dilihat di halaman belakang materi
ini atau di buku paket

II. INTERAKSI ANTARKOMPONEN EKOSISTEM


Interaksi antara komponen abiotik dengan komponen biotik mengakibatkan terjadinya
aliran energi dan daur biogeokimia
A. Interaksi Antarspesies
1. Netralisme
 Netralisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing
tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.
 Tidak ada yang diuntungkan dan tidak ada yang dirugikan.
 Terjadi antara spesies yang memiliki kebutuhan yang berbeda, contohnya sapi dan
kucing.
2. Kompetisi (Persaingan)
 Kompetisi adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang saling menghalangi.
 Masing-masing spesies memiliki kebutuhan yang sama dan memperebutkan
sesuatu seperti ruang (tempat), makanan, air, sinar matahari, dan pasangan kawin.
 Persaingan dapat mengakibatkan organisme/spesies yang kalah bersaing akan
mati, tersingkir, atau pindah ke tempat lain.
 Persaingan dapat terjadi pada organisme yang memiliki niche yang sama
 Niche (relung) suatu organisme adalah posisi suatu organisme dalam ekosistem
dan peranan fungsionalnya.
 Semakin besar kesamaan niche dari organisme yang hidup bersama dalam suatu
habitat, semakin intensif persaingannya.
 Klasifikasi kompetisi:
a. Intraspesifik
Persaingan antara individu-individu dari spesies yang sama. Contoh: sesama
kambing jantan berkelahi untuk memperebutkan pasangan kawinnya
b. Interspesifik
Persaingan antara individu yang berbeda spesies. Contoh: tanaman jagung dan
rumput yang sama-sama tumbuh di ladang.
3. Komensalisme
Komensalisme adalah interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak
untung, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi atau tidak
dirugikan.
Contoh: tumbuhan paku dan anggrek yang hidup menempel pohon.
4. Amensalisme
 Amensalisme yaitu interaksi satu pihak dirugikan, satunya lagi tidak terpengaruh
apa-apa.
 Disebabkan oleh fenomena alelopati, yaitu fenomena ketika suatu organisme
menghasilkan zat kimia yang memengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup,
dan reproduksi organisme lain di sekitarnya.
 Zat kimia yang dihasilkan disebut alelokimia yang berupa metabolit sekunder
yang tidak diperlukan dalam metabolisme organisme alelopati.
 Contoh:
a. Nerium oleander menghasilkan racun oleandrin yang mematikan bagi manusia.
b. Ganggang Hydrodictyon dan Scenedesmus yang menghasilkan antibiotik yang
dapat mematikan bakteri tertentu.
5. Parasitisme
 Interaksi antara 2 spesies atau lebih yang satu pihak rugi, satu pihak untung
(parasit).
 Parasit memperoleh makanan dari tubuh inang. Jika inang mati, parasit akan
mencari inang lain atau ikut mati.
 Berdasarkan letak, parasit dibedakan menjadi
a. Parasit internal (endoparasit)
Contoh: Trichomonas vaginalis yang hidup di saluran kelamin wanita.
b. Parasit eksternal (ektoparasit)
Contoh: tumbuhan tali putri (Cuscuta sp.) yang hidup menumpang pada
tanaman lain
6. Predasi (Pemangsaan)
 Interaksi makan dan memakan antarorganisme.
 Umumnya, tubuh predator lebih besar dari mangsa (prey).
 Contoh: ular yang menjadi predator tikus.
7. Protokooperasi
 Interaksi yang masing-masing mendapat untung, tetapi asosiasi yang terjadi tidak
merupakan keharusan.
 Contoh: kerbau dan burung jalak. Burung jalak mendapat untung berupa kutu
sebagai makanannya, tetapi jalak bisa mendapat makanan dari sumber lain.
Sementara kerbau terbebas dari kutu.
8. Mutualisme
 Interaksi yang masing-masing mendapat untung dan saling membutuhkan shg
asosiasi tsb adalah keharusan.
 Contoh: liken yang merupakan mutualisme antara jamur dengan Cyanobacteria

III. ALIRAN ENERGI


Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sifat energi di ekosistem sesuai dgn
hukum termodinamika. Menurut hukum termodinamika, energi tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu bentuk energi ke bentuk energi
lain
Dalam sistem ekologi, suatu organisme adalah komponen pengubah energi.
A. Rantai Makanan
 Rantai makanan adalah jalur pemindahan (transfer) energi dari satu tingkat trofik ke
tingkat trofik berikutnya melalui peridtiwa makan dan dimakan.
 Herbivor mendapat energi dari tanaman, karnivor mendapat energi dari herbivor,
energi tersebut terus berpindah dst.
 Semakin pendek rantai makanan, semakin besar energi yang dapat disimpan oleh
organisme di ujung rantai makanan.
 Rantai makanan perumput, rantai makanan yang dimulai dari organisme produsen
(tumbuhan hijau).
Contoh: padi > belalang > katak >ular
 Rantai makanan detritus adalah rantai makanan yg dimulai dari detritus (serpihan
organisme yang sudah mati). Contoh: serpihan daun (sampah) > cacing tanah > itik >
manusia
 Gambarnya bisa dilihat di buku paket/internet
B. Jaring-Jaring Makanan
 Gabungan dari berbagai rantai makanan yang saling berhubungan dan kompleks.
 Semakin kompleks jaring0jaring makanan yang terbentuk, semakin tinggi tingkat
kestabilan suatu ekosistem.
 Organisme tidak boleh musnah agar ekosistem tetap stabil.
 Gambarnya bisa dilihat di buku paket/internet, ribet tauk kalo ditulis disini

IV. PIRAMIDA EKOLOGI


Piramida ekologi adalah susunan tingkat trofik (tingkat nutrisi atau tingkat energi) secara
berurutan menurut rantai/jaring-jaring makanan dalam ekosistem.
Fungsi: menunjukkan perbandingan di antara tingkatan trofik satu dengan tingkatan trofik
lainnya pada suatu ekosistem.
A. Piramida Jumlah
 Piramida yang menunjukkan jumlah organisme pada tiap tingkatan trofik.
 Piramida ini disusun berdasarkan pada jumlah organismenya, bukan ukuran
tubuhnya.
 Pada ekosistem akuatik, dalam area 1 meter persegi bisa ada ribuan atau jutaan
plankton sebagai produsen.
 Tetapi pada ekosistem darat, area 1 meter persegi mungkin hanya cukup ditempati 1
pohon.
B. Piramida Biomassa
 Piramida yang menggambarkan berat atau massa kering total organisme hidup dari
masing-masing tingkat trofiknya pada suatu ekosistem dalam kurun waktu tertentu.
 Piramida ini didasarkan pada pengukuran berat/massa indiividu per meter persegi
pada setiap tingkatan trofik yang dinyatakan dalam gram/m2.
 Cara mengukur biomassa: mengukur rata-rata berat organisme di setiap tingkat
trofik, lalu jumlah organisme di setiap tingkat trofik diperkirakan.
 Umumnya, massa rata-rata produsen lebih besar dari konsumen dan bentuk
piramidanya menyempir secara tajam dari produsen (di bagian dasar trofik) hingga
ke karnivor (di tingkat teratas trofik).
 Pada ekosistem akuatik, bentuk piramida biomassa justru terbalik karena biomassa
konsumen lebih besar dari produsen.
C. Piramida Energi
 Piramida yang menggambarkan terjadinya penurunan energi pada tiap tahap
tingkatan trofik.
 Jumlah total energi pada setiap tingkatan trofik ke arah puncak piramida semakin
kecil.
 Umumnya, konsumen hanya mampu memanfaatkan 10% energi yg diperoleh dari
organisme yg berada pada tingkat di bawahnya karena sebagian besar energi
terbuang sebagai panas.
 Dari ketiga tipe piramida ekologi, piramida energi dianggap model piramida terbaik
karena:
a. Tidak dipengaruhi oleh ukuran organisme dan kecepatan metabolisme organisme.
b. Menunjukkan efisiensi ekologi produktivitas ekosistem.
c. Memberikan gambaran berkaitan dgn sifat fungsional komunitas suatu ekosistem.
V. PRODUKTIVITAS
Produktivitas adalah hasil aktivitas metabolisme organisme berupa pertumbuhan,
penambahan, dan penimbunan biomassa dalam periode waktu tertentu.
A. Produktivitas Primer
Adalah kecepatan pengubahan energi radiasi matahari melalui aktivitas fotosintesis dan
kemosintesis oleh produsen menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik.
Dibedakan menjadi:
 Produktivitas primer bersih, produktivitas kotor dikurangi respirasi.
 Produktivitas primer kotor, jumlah total materi organik atau karbon organik yang
dihasilkan dalam fotosintesis.
B. Produktivitas Sekunder
 Adalah kecepatan penyimpanan energi oleh organisme tingkat konsumen.
 Organisme heterotrof mengambil bahan organik dari organisme autotrof dan
mengasimilasikannya ke dalam jaringan tubuhnya.
 Peningkatan biomassa pada heterotrof merupakan laju asimilasi.

VI. DAUR BIOGEOKIMIA


Daur biogeokimia adalah peredaran unsur-unsur kimia dari lingkungan melalui komponen
biotik dan kembali lagi ke lingkungan. Proses tsb terjadi berulang-ulang dan tak terbatas.
Jika organisme mati, bahan organik yang ada di dalam tubuh organisme tsb akan dirombak
menjadi zat anorganik dan dikembalikan ke lingkungan.
Dapat dikelompokkan dalam tiga tipe:
1) Daur gas
 Daur karbon dan daur nitrogen
2) Daur cair
 Daur air
3) Daur padat (sedimen)
 Daur fosfor dan daur belerang

A. Daur Karbon
B. Daur Nitrogen

C. Daur Air
D. Daur Fosfor
E. Daur Belerang (Sulfur)

VII. DINAMIKA
KOMUNITAS
Komunitas adalah kumpulan
dari berbagai populasi yang
saling berinteraksi di dalam suatu ekosistem.
Perubahan komunitas dapat terjadi secara siklis dan nonsiklis.
 Perubahan Komunitas Siklis terjadi pada periode tertentu, tetapi mudah
kembali ke keadaan yang hampir sama dengan keadaan sebelumnya. Contoh:
pada musim hujan, jumlah serangga dan katak lebih banyak daripada saat musim
kemarau.
 Perubahan Komunitas Nonsiklis terjadi secara drastis dan cenderung berubah
permanen. Terkadang hanya dapat dilihan setelah beberapa tahun atau lebih dari
1 abad. Contoh: evolusi, migrasi, punahnya beberapa spesies.
A. Suksesi
Suksesi adalah proses perubahan komuniats yang berlangsung secara lambat dan
teratur dalam waktu yang lama, menuju ke satu arah hingga terbentuk komunitas
yang lebih kompleks. Suksesi di perairan di sebut hydrarch.
Tipe suksesi beradasarkan kondisi komunitas awal pada daerah yang mengalami
suksesi:
a. Suksesi Primer
Terjadi di lahan/wilayah yang mula-mula tidak bervegetasi atau lahan yang
pernah bervegetasi, tetapi mengalami gangguan berat hingga komunitas asal
hilang total.
Vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari luar habitat asli.
Contoh: gempa bumi, gunung berapi, tanah longsor, edapan lumpur di muara
sungai, endapan pasir di pantai, meluapnya lumpur panas.
(skema urutan perkembangan vegetasi pada suksesi primer)
b. Suksesi Sekunder
Terjadi pada lahan/wilayah yang pada awalnya telah bervegetasi sempurna lalu
mengalami kerusakan tetapi tidak menghilangkan komunitas asal secara total.
Vegetasi dan bakal kehidupan lainnya berasal dari habitat sendiri dan sebagian
lainnya berasal dari luar.

Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup

 Menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia beserta
makhluk hidup lainnya.
 Keseimbangan lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mengatasi tekanan
dari alam maupun aktivitas manusia dalam menjaga kestabilan kehidupannya.
 Kriteria lingkungan seimbang:
1. Terdapat pola-pola interaksi (arus, energy, daur materi, rantai makanan, piramida
ekologi, daur biogeokimia, dan produktivitas)
2. Lingkungan homeostasis, yaitu mampu mempertahankan terhadap gangguan alam
baik gangguan secara alamu maupun buatan
3. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang mampu
mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan terdapat berbagai
sumber daya alam (hayati dan non hayati).
4. Pertumbuhan dan perkembangan organisme berlangsung secara alami sehingga tidak
ada organisme yang mendominasi terhadap orgnisme lainnya
 Faktor penyebab perubahan lingkungan dapat dibedakan menjadi dua:
1. Faktor alam: gempa bumi, gunung meletus, tsunami, tanah longsor, banjir, angin
topan, kemarau panjang
2. Faktor manusia: pembakaran dan penebangan hutan, pembangunan industry dan
pemukiman, penambangan secara liar, pencemaran lingkungan dll
 Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 1999, limbah adalah sisa suatu usaha
dan atau kegiatan.
 Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12 , pencemaran lingkugan hidup adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke
dalam turun sampai tingkat tertentu menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukannya.
 Bahan penyebab pencemaran disebut polutan

PENCEMARAN UDARA
 Atmosfer terdiri dari 78% nitrogen, 21% gas oksigen, 0,93% gas karbon dioksida, dan
lain-lain
 Zat yang dapat menyebabkan pencemaran udara:
1. Karbon Monoksida (CO)
- Memiliki sifat tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
- Berasal dari gas buangan dari pembakaran tidak sempurna bahan yang
mengandung karbon atau bahan bakar fosil
- Pada konsentrasi tinggi, gas ini dapat mematikan manusia.
2. Nitrogen Oksida (NOx)
- Ada dua macam, yaitu Nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2)
- Sumber pencemarannya berasal dari alat transportasi (kendaraan bermotor),
generator listrik, pembuangan sampah, dll.
- Gas NO dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan
saraf
- Gas NO2 merupakan penyebab terjadinya hujan asam
3. CFC dan Halon
- Terbentuk dari 3 unsur: klor (Cl), fluor (F), carbon (C)
- Halon memiliki unsur seperti CFC ditambah dengan Brom (Br)
- Gas CFC dimanfaatkan sebagai gas pendorong dalam kaleng semprot (aerosol),
pengembang busa polimer, pendingin dalam lemari es, dan AC, serta pelarut
pembersih microchip.
- Gas CFC yang naik ke atmosfer dapat merusak lapisan ozon
4. Ozon (03)
- Ozon di lapisan stratosfer (10-60km dari bumi) berfungsi melindungi bumi dari
sinar UV yang masuk ke bumi, sedangkan jika ozon di lapisan troposfer (0-10km
dari bumi) berbahaya bagi manusia jika berada pada konsentrasi tinggi
5. Gas rumah kaca (H2O, CO2, CH4, O3, dan NO)
- Gas gas tersebut bisa menyebabkan efek rumah kaca dan membuat bumi lebih
panas (lyk our class right :’))
6. Belerang Oksida (SOx)
- Dapat berupa SO2 (berbau menyengat dan tidak mudah terbakar) dan SO3 (reaktif,
diudara mudah membentuk asam sulfat yang dapat menyebabkan hujan asam)
- Belerang oksida berasal ari pembakaran bahan bakar pabrik dan asap kendaraan
bermotor
- Dapat membahayakan saluran pernapasan

PENCEMARAN AIR

 Untuk menentukan air sudah tercemar atau belum, dapat dilakukan pengujian terhadap
tiga parameter:
1. Parameter fisik : partikel padat, zat padat terlarut, kekeruha, warna, suhu, bau, pH air
2. Parameter kimia : BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (chemical oxygen
demand) dan DO (dissolved oxygen)
3. Parameter biologi : digunakan untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme air
yang dapat menyebabkan penyakit
 Limbah pencemaran air:
1. Limbah domestic : berasal dari perumahan, perdagangan, perkantoran, hotel, rumah
sakit, dll
2. Limbah industry : berasal dari industry pabrik, biasanya mengandung logam
berbahaya dan beracun
3. Limbah pertanian : berasal dari kegiatan pertanian berupa pupuk dan pestisida
4. Limbah pertambangan : berasal dari area pertambangan, misalnya merkuri

PENCEMARAN TANAH

 Dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung:


1. Langsung : jika zat pencemar langsung mengenai tanah (penggunaan insektisida,
fungisida dan herbisida)
2. Tidak langsung : melalui perantara air dan udara, misalnya limbah domestik dan
industri yang dibuang di air akhirnya terserap ke dalam tanah.

PENCEMARAN SUARA

 Kebisingan implusif : yang terjadi dalam waktu singkat dan biasanya mengejutkan (petir,
tembakan senjata)
 Kebisingan implusif kontinu : terjadi terus menerus tetapi sepotong-sepotong (suara palu
yang terus menerus)
 Kebisingan semikontinu : hanya sekejap, kemudian hilang, dan muncul lagi (kendaraan
bermotor lalu lalang di jalanan)
 Kebisingan kontinu : terus-menerus dalam waktu lama (mesin pabrik)
 Untuk menentukan tingkat kebisingan digunakan alat : SLM (sound level meter)

PENANGANAN LIMBAH
1. LIMBAH CAIR
2. LIMBAH PADAT
- Penimbunan tanah
- Pembakaran
- Penghancuran
- Pengomposan
- Sebagai makanan ternak
3. LIMBAH GAS
- Filter udara
- Pengendap siklon
- Filter basah
- Pengendap system gravitasi
- Pengendap elektrostatik
4. LIMBAH B3
- Melakukan reduksi, mengolah dan menimbun limbah B3s
SEMANGAT TEMAN!!!

SEMOGA DIBERI KEMUDAHAN DAN KELANCARAN. AAMIIN ❤❤❤

Anda mungkin juga menyukai