Anda di halaman 1dari 12

Klasifikasi Jamur: Zygomycota,

Ascomycota, Basidiomycota,
Deuteromycota
Hasannudin | December 6, 2016 | Fungi | No Comments

Anggota kingdom Fungi atau jamur dibagi menjadi beberapa divisi. Ada ahli yang membuat
klasifikasi jamur menjadi enam divisi, yaitu Myxomycota, Oomycota, Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Ahli lain membagi fungi menjadi empat
divisi saja karena Myxomycota dan Oomycota telah dimasukkan ke dalam kingdom Protista.
Klasifikasi jamur tersebut terutama didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan struktur
tubuh buahnya.

1. Zygomycota
Ciri jamur kelompok ini adalah hifanya tidak memiliki sekat (septa) sehingga disebut hifa
senositik. Kelompok jamur ini diberi nama Zygomycota karena selama masa reproduksi
seksual membentuk spora seksual khusus yang disebut zigospora. Contoh jamur yang
termasuk divisi Zygomycota adalah Rhizopus, yaitu jamur yang digunakan untuk membuat
tempe (Rhizopus oligosporus, Rhizopus stolonifer, dan Rhizopus oryzae). Jika Anda
mengamati jamur Rhizopus dengan menggunakan mikroskop, Anda dapat melihat struktur
tubuhnya dengan jelas. Struktur tubuh Rhizopus terdiri atas hifa, sporangiofor, dan
sporangium (perhatikan Gambar di bawah).
Hifa adalah benang-benang penyusun tubuh jamur. Pada Rhizopus ada tiga jenis hifa, yaitu
stolon (hifa yang menjulang di permukaan substrat), rizoid (hifa yang menembus ke dalam
substrat dan berfungsi seperti akar), serta sporangiofor (hifa yang menjulang ke atas dan
membentuk sporangium). Sporangium adalah struktur atau organ pembentuk spora, juga
disebut kotak spora. Di dalam sporangium dihasilkan sporangiospora arau sering disebut
spora saja.

Sebagai anggota Zygomycota, Rhizopus mampu berkembang biak secara aseksual ataupun
secara seksual. Reproduksi aseksual terjadi dengan cara membentuk spora di dalam
sporangium yang terletak di ujung-ujung hifa. Sporangium ditunjang oleh sporangiofor.
Sporangium yang telah tua dan matang biasanya berwarna hitam. Jika telah matang,
sporangium akan pecah dan menghasilkan banyak spora. Selanjutnya, spora-spora tersebut
akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh pada tempat yang cocok, spora
itu akan membentuk hifa baru. Reproduksi aseksual lebih sering dilakukan dibandingkan
reproduksi seksual (perhatikan Gambar di bawah ini).
Jamur Zygomycota disebut juga jamur kojugasi. Dinamakan demikian karena
perkembangbiakan seksual jamur ini dilakukan dengan cara konjugasi. Proses konjugasi
terjadi di ujung-ujung hifa yang berlainan jenis, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa-hifa tersebut
bersifat haploid (n). Kedua jenis hifa itu akan mengalami pembengkakan dan pemanjangan
pada ujungnya. Hifa yang membengkak disebut gametangium (jamak: gametangia), yaitu
struktur atau organ pembentuk gamet. Selanjutnya, kedua gametangium itu bersatu dan
membentuk zigospora yang bersifat diploid (2n). Zigospora adalah spora berdinding tebal dan
sedang dalam fase istirahat. Karena berdinding tebal, zigospora tahan terhadap kondisi
lingkungan yang buruk. Zigospora dapat dorman (keadaan terhambatnya pertumbuhan atau
perkembangan untuk sementara waktu) selama beberapa bulan dan akan berkecambah serta
tumbuh menjadi hifa-hifa baru jika kondisi lingkungan membaik. Pada saat pertumbuhan
hifa, terjadi peristiwa meiosis sehingga hifa tadi bersifat haploid. Selanjutnya, hifa-hifa
tersebut membentuk sporangiofor. Di ujung sporangiofor terdapat sporangium yang berisi
spora. Setelah dihasilkan spora, akan terjadi proses reproduksi aseksual. Dan penjelasan di
atas, diketahui bahwa pada siklus hidup Rhizopus, fase haploid lebih panjang daripada fase
diploid.

Anggota Zygomycota umumnya hidup sebagai saprofit, baik di tanah atau pun di sisa-sisa
organisme, misalnya di kayu Iapuk. Beberapa jenis Zygomycota merupakan parasit pada
tumbuhan dan serangga. Selain Rhizopus, contoh lain Zygomycota adalah Pilobolus, dan
Mucor. Jamur Rhizopus oryzae digunakan dalam fermentasi sake, yaitu minuman khas
Jepang, sedangkan Mucor adalah jamur yang sering tumbuh di roti. Beberapa jenis Mucor
merupakan jamur patogen.

2. Ascomycota
Ascomycota merupakan divisi terbesar dalam kingdom Fungi. Ciri utama divisi Ascomycota
adalah membentuk spora seksual yang disebut askospora. Askospora terbentuk di dalam
askus (jamak: aski), yaitu suatu tubuh buah khusus yang bentuknya menyerupai mangkuk
atau botol. Tidak seperti Zygomycota, Ascomycota memiliki hifa yang bersekat. Anggota
Ascomycota cukup beragam, ada yang bersel satu, misalnya yeast atau khamir
(Saccharomyces cerevisiae) (perhatikan gambar di bawah bagian a); ada yang bersel banyak,
contohnya Penicillium; dan ada yang membentuk tubuh buah, seperti Nectria dan Peziza
(Gambar bagian b). Pada umumnya anggota Ascomycota adalah jamur bersel banyak.
Seperti halnya Zygomycota, Ascomycota juga mengalami reproduksi aseksual dan seksual.
Pada Ascomycota bersel banyak, reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membentuk
konidiospora atau sering disebut konidia (tunggal: konidium) saja (Gambar di bawah bagian
(a) dan (b)). Konidia terbentuk pada ujung hifa khusus yang tumbuh tegak, yang disebut
konidiofor. Warna konidia bermacam-macam, ada yang hitam, merah, biru, dan hijau,
bergantung pada jenis jamurnya. Konidia yang telah masak apabila jatuh pada tempat yang
cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru. Sementara itu reproduksi aseksual pada Ascomycota
bersel satu dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding) (Gambar di bawah bagian c).
Tunas yang telah masak akan terlepas dan sel induknya dan tumbuh menjadi individu baru.

Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi dengan cara membentuk askospora. Askospora
adalah spora seksual yang terhentuk di dalam askus (Gambar di bawah). Askus terdapat di
dalam tubuh buah yang disebut askokarp.
Bagaimana proses terbentuknya askospora?
Pada Ascomycota ada dua jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+) membentuk
gametangia jantan (anteridium) dan hifa (-) membentuk gametangia betina (askogonium).
Kedua jenis gametangia tersebut bertemu dan terjadi plasmogami (penyatuan sitoplasma)
tanpa disertai penyatuan inti. Jadi, dalam peristiwa tersebut akan terbentuk sel dengan dua
inti. Askogonium yang telah memiliki dua inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa
askogonium yang dikariotika (berinti dua). Hifa dikariotika itu bercabang-cabang membentuk
askokarp. Sementara itu, ujung hifa dikariotika akan membentuk sel khusus yang akan
menjadi askus. Di dalam askus akan terjadi peleburan dua inti (diploid (2n)). Selanjutnya, inti
askus membelah dua kali. Pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan menghasilkan
empat sel. Pembelahan kedua terjadi secara mitosis sehingga akhirnya terbentuk delapan
askospora di dalam askus tersebut.
Tubuh buah (askokarp) yang terbentuk memiliki bentuk bermacam-macam dan merupakan
dasar klasifikasi divisi Ascomycota. Bentuk-bentuk askokarp (Gambar di atas) tersebut,
antara lain

kleistotesium: askokarp berbentuk bulat tertutup, merupakan ciri kelas Plectomycetes;


peritesium: askokarp berbentuk botol, merupakan ciri kelas Pyrenomycetes;
apotesium: askokarp berbentuk cawan, merupakan ciri kelas Discomycetes;
askus telanjang: tidak membentuk askokarp, merupakan ciri kelas Protoascomycetes.

Beberapa jenis jamur Ascomycota merupakan jamur yang menguntungkan manusia, di


antaranya, adalah Neurospora crassa, Trichoderma reesei, S. cerevisiae, Aspergillus,
Penicillium, dan Phaffia rhodozyma. Neurospora crassa, yang dahulu bernama Monilia
sitophila, merupakan jamur yang digunakan untuk membuat oncom.

Oncom adalah bahan makanan khas daerah Jawa Barat yang terbuat dari bungkil kacang
tanah (ampas kacang tanah setelah diambil minyaknya) atau ampas tahu yang
difermentasikan. Trichoderma reesei merupakan jamur penghasil enzim selulase. Enzim
selulase yang dihasilkan oleh Trichoderma reesei cukup banyak sehingga dapat diisolasi dan
dimurnikan. Penicillium merupakan jamur penghasil antibiotik, contohnya Penicillium
notatum dan Penicillium chrysogenum. Keduanya menghasilkan antibiotik penisilin.
Penicillium camemberti menghasilkan cita rasa keju.

Saccharomyces cerevisiae atau disebut juga ragi/ khamir/yeast dimanfaatkan untuk membuat
tapai. Jamur tersebut mampu mengubah karbohidrat menjadi alkohol. Ragi juga digunakan
untuk membuat tapai.
Aspergillus juga merupakan jamur yang menguntungkan manusia, misalnya Aspergillus niger
digunakan untuk pembuatan asam sitrat, sedangkan Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae
digunakan untuk membuat kecap. Phaffia rhodozyma merupakan jamur penghasil pigmen
merah.

Selain menguntungkan, beberapa jenis jamur Ascomycota juga dapat menimbulkan kerugian
pada manusia, misalnya

Aspergillus flavus (Gambar bagian a), menghasilkan aflatoksin yang dapat


menyebabkan kanker hati, biasa ditemukan pada kacang-kacangan dan biji-bijian;
Candida albicans (Gambar bagian b), yaitu khamir penyebab penyakit keputihan pada
perempuan;
Blastomyces dermatitidis, yaitu penyebab penyakit blastomikosis;
Secale cornutum, yaitu parasit pada tanaman gandum.
3. Basidiomycota
Ciri utama jamur yang termasuk dalam divisi Basidiomycota adalah membentuk spora
seksual yang disebut basidiospora. Basidiospora terbentuk pada bagian yang disebut
basidium (jamak: basidia). Divisi ini memiliki anggota lebih dari 25.000 spesies.
Basidiomycota merupakan kelompok jamur yang perkembangannya paling tinggi di antara
kelompok jamur lainnya. Ciri lainnya adalah mampu membentuk tubuh buah yang
makroskopis sehingga sangat mudah dilihat. Jamur-jamur anggota Basidiomycota dapat
dijumpai pada tanah, pohon yang lapuk, atau jerami di musim hujan. Bentuk dan warnanya
juga bermacam-macam. Beberapa jenis sudah dibudidayakan sebagai bahan makanan dan
obat-obatan.

Reproduksi jamur Basidiomycota umumnya berlangsung secara seksual dengan cara


konjugasi untuk membentuk basidiospora (Gambar di bawah). Reproduksi secara aseksual
sangat jarang terjadi. Jika ada, umumnya dengan cara membentuk konidia. Proses
pembentukan basidiospora adalah sebagai berikut.
Basidiospora merupakan spora yang haploid. Spora ini tumbuh membentuk hifa-hifa yang
bersekat. Tiap sekat berinti satu. Ada dua jenis hifa, yaitu hifa (+) dan hifa (-). Jika ujung dua
hifa yang berbeda bertemu, akan terjadi percampuran plasma sel (plasmogami). Inti sel hifa
(+) akan diberikan ke sel hifa () sehingga terbentuk sel hifa dengan dua inti (hifa
dikariotika). Sel hifa dengan dua inti ini akan terus berkembang membentuk miselium yang
dikariotika juga. Miselium-miselium yang berinti dua ini secara khas tumbuh menjadi tubuh
buah (basidiokarp) yang bentuknya seperti payung atau bentuk lainnya. Basidiokarp
menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan yang disebut himenium. Di dalam
himenium terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu. Inti ini, kemudian
mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk empat basidiospora yang terdapat di ujung
basidium. Di dalam setiap basidium terdapat empat basidiospora.

Beberapa jamur divisi Basidiomycota dimanfaatkan manusia sebagai bahan pangan karena
memiliki kandungan gizi yang tinggi, atau sebagai bahan obat-obatan. Beberapa jenis
Basidiomycota telah dibudidayakan secara intensif, misalnya jamur merang (Volvariella
volvacea), jamur tiram (Pleurotus sp.), jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur
Agaricus, jamur Boletus edulis, jamur shittake, dan jamur ling zhi (Ganoderma lucidum).
Sementara itu, jamur Basidiomycota yang merugikan manusia, antara lain Amanita
phalloides dan A. muscaria (Gambar di bawah) yang menghasilkan racun berbahaya serta
Filobasidiella neoformans yang dapat menimbulkan penyakit infeksi paru-paru pada manusia.

4. Deuteromycota
Jamur Deuteromycota sering disebut juga jamur tidak sempurna (fungi imperfecti) karena
belurn diketahui reproduksi seksualnya sehingga reproduksi jamur ini dilakukan secara
aseksual dengan membentuk konidia seperti pada jamur Ascomycota.

Jika suatu anggota jamur Deuteromycota sudah ditemukan cara reproduksi seksualnya, ia
dimasukkan dalam divisi yang berbeda. Contohnya adalah jamur oncom. Dahulu, jamur
tersebut termasuk divisi Deuteromycota dengan nama Moniliasitophila. Namun, setelah
diketahui bahwa jamur ini dapat membentuk askospora, sekarang jamur tersebut termasuk
divisi Ascomycota dengan nama Neurospora crassa. Contoh Iainnya adalah Aspergillus dan
Penicillium. Beberapa anggota genus Aspergillus dan Penicilium ada yang termasuk divisi
Deuteromycota, sementara anggota Iainnya termasuk divisi Ascomycota. Ciri lain
Deuteromycota adalah hifanya bersekat.

Sebagian besar anggota Deuteromycota bersifat merugikan karena merupakan parasit yang
dapat menimbulkan penyakir baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Contoh anggota
Deuteromycota yang merugikan, antara lain chiadosporium penyebab penyakit kulit,
Trichophyton dan Epidermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku, serta Microsporum
penyebab penyakit rambut dan kuku.

Anda mungkin juga menyukai