Tema:Persahabatan
Pemeran:Fadli, Dhani, Tantri, Eros, Ibu Rosidah
Sinopsis Drama :
Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.
Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba.
Seusai shalat dhuhur berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju
ruang BK untuk menemui ibu Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang
BK, perbincangan kecil pun terjadi.
Sesampainya di ruang BK
Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu
Rosidah di ruangannya.
Eross:Ada masalah apa Fadli?
Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau
kita tidak cepat.
Tema: Persahabatan
Sinopsis:
Andi adalah seorang anak yang optimis dan selalu mempunyai mimpi-mimpi aneh yang
hendak dia wujudkan. Sayangnya, mimpi-mimpi tersebut tidak ada satu pun yang terwujud.
Di lain pihak, Shani adalah seorang anak yang cenderung santai dan tidak mempunyai
mimpi ataupun ambisi yang muluk. Meskipun mimpi-mimpi sahabatnya terkadang tidak
masuk akal dan terlalu memaksakan diri, Shani tetap selalu setia mendukung mimpi-mimpi
sahabatnya itu. Suatu hari, Andi mempnyai sebuah mimpi yang hendak dia wujudkan. Andi
berharap dengan sangat bahwa mimpinya itu dapat terwujud. Bisakah Andi
mewujudkannya? Mampukah Shani membantu sahabatnya dalam mewujudkan mimpinya?
Dialog:
Andi: “Shan, aku ingin cerita nih?”
Shani: “Cerita apa? Soal mimpi gilamu, kan? Kamu sekarang mau bermimpi apa lagi? Jadi
astronot? Atau, berkelana ke planet Neptunus?”
Andi: “Hahaha, kau ini tahu saja. Aku memang mau menceritakan mimpiku. Tapi, mimpiku
kali ini tidak seaneh yang dulu. Kali ini, mimpi yang aku wujudkan ini lebih realtistis. Aku
ingin jadi penulis novel, Shan. Tepatnya menjadi penulis novel fantasi. Kamu tahu
sendiri kan kalau aku ini tukang ngayal. Jadi, aku merasa bahwa menjadi penulis novel
fantasi adalah impian yang sepertinya bisa aku wujudkan.”
Shani: “Widih, tumben-tumbenan mimpimu realistis, mana bagus juga lagi. Eh, ngomong-
ngomong, kamu udah bikin naskahnya belum?”
Shani: “Widih, mantap kali kalau begitu! Semoga naskahmu diterima penerbit ya, Ndi.”
Andi: “Nggak, nih Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana revisiannya
banyak lagi. Ah, sepertinya impianku untuk bikin novel fantasi bukanlah impian yang bisa
aku wujudkan.”
Shani: “Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah
kamu masih punya kesempatan buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, kalau tidak
diterbitkan di penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit lain. Iya, kan?”
Andi: “Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terim kasih ya atas masukannya.”
Demikianlah contoh naskah drama pendek tentang persahabatan dalam bahasa Indonesia.
Jika pembaca ingin mengetahui beberapa jenis drama, pembaca bisa membuka
artikel jenis-jenis drama berdasarkan wujud pementasan. Sekian dan terima kasih.
Judul: Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
Ani: Baik (suka menasehati)
Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
Jordi: Jahat (suka menjahili orang)
Dendi: Baik (suka menegur temannya ketika salah)
Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi sedang berkumpul.
Tidak lama kemudian si Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang
ngobrol didepan halaman rumahnya.
Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak
ada acara kamu hari ini, An?
Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?
Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya
kamu padat acara.
Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.
Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang
biasanya lewat didepan rumah Ani.
Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!
Dendi:
Ide apaan tu?
Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak
kalian?
Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!
Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya
pengen ngejahilin orang terus!
Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.
Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi
sikapnya masih saja seperti anak-anak.
Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri
kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.
Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan
kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.
Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia
tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.
Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!
Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun
berusaha menyadarkan Jordi.
Dendi:
Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu
anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah
dia apa?
Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati
ini malah rasa hiba.
Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?
Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk
membantu ayahnya dagangan di pasar.
Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut,
keinginan Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.
Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau
ngerjain Lela lagi.
Nani:
Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap
jahil. Itu kan perbuatan dosa.
Ani:
Bener itu!
Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit dosa!
Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya
masih saja tidak berubah. Jordi sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.
Nah, demikian contoh naskah drama pendek tentang persahabatan yang dapat saya share
dengan sobat pecinta drama pada kesempatan posting artikel pendidikan kali ini,
semoga contoh naskah drama singkat diatas bermanfaat serta dapat memberikan sumber
inspirasi dalam menyusun teks skenario drama.
Karakter:
Alma: Mudah Putus Asa
Lohan: Suka Mengingatkan
Rini: Suka menasehati
Lohan:
Kenapa kemarin kamu tidak masuk sekolah, Al?
Alma:
Aku malas!
Lohan:
Malas? enak sekali jawabnya, malas?!
Rini:
Iya, enak sekali kamu menjawab. Malas!
Alma:
Iya, aku memang malas.
Rini:
Kalu kamu suka tidak masuk sekolah karena malas, bagaimana nanti kamu bisa lulus?
apalagi sebentar lagi mau UN.
Lohan:
Iya, betul kata Rini itu.
Alma:
Aku tidak peduli. Lulus ya syukur, kalau tidak laulus ya mau bagaimana lagi.
Lohan:
Mana bisa seperti itu. Jadi pelajar itu kamu harus rajin dan giat.
Rini:
Iya, ingat.. nanti kamu akan menyesal.
Alma:
Begini, sebenarnya aku itu maunya bisa seperti kalian. Giat, rajin, dan pintar. Tapi, aku kan
tidak bisa seperti kalian.
Lohan:
Maka dari itu, kalau kamu merasa punya kelemahan, harusnya kamu berusaha untuk
memperbaiki kelemahan kamu, bukannya malah malas belajar.
Rini:
Iya, benar apa yang dikatakan Lohan itu.
Alma:
Kalian enak ngomong, aku yang menjalaninya sulit sekali.
Lohan:
Sudahlah, tidak ada satupun manusia tanpa kelemahan. Jika kamu merasa sulit memahami
apa yang disampaikan guru, maka kamu harus lebih giat lagi dalam belajar, kamu pasti bisa.
Rini:
Kamu pikir aku dulu langsung paham dengan apa yang diajarkan guru? tidak, dulu aku juga
sangat sulit memahami apa yang diajarkan oleh guru-guru, tapi aku terus berusaha.
Alma:
Sudahlah, kalian tidak usah menyemangati aku. Aku tahu siapa diriku dan batas
kemampuanku.
Lohan:
Yang perlu kamu tahu, batas kemampuan seseorang itu bergantung pada sejauh mana kita
mau berusaha. Kalau kamu tidak berusaha secara maksimal, bagaimana mungkin kamu
akan mengerti sejauh mana kemampuan terbaik kamu.
Rini:
Iya, Lohan itu bicara yang sesungguhnya apa yang dialamai oleh semua orang, termasuk
aku, dia, dan kamu.
Alma:
Aku tidak mengerti kenapa kalian peduli sekali sama aku.
Lohan:
Tentu saja aku peduli, kamu kan sahabat kami.
Rini:
Iya, kamu adalah salah satu dari kami, makanya kami tidak menginginkan kamu itu
menyesal dikemudian hari karena mudah putus asa seperti itu.
Alma merenung dalam.
Alma:
Lalu apa yang harus aku lakukan supaya aku bisa lebih termotivasi?
Lohan:
Mudah, kamu ingat terus apa yang selama ini menjaci cita-cita kamu.
Alma:
Maksud kamu bagaimana?
Lohan:
Maksud aku, misalkan kamu ingin menjadi siswi yang memiliki prestasi, maka kamu harus
tetap berusaha meraihnya dengan sekuat tenaga dan pikiran, meskipun disisi lain kamu
merasa kurang pintar.
Rini:
Iya, benar itu. Kemampuan seseorang itu dapat ditingkatkan dengan cara banyak belajar.
Alma:
Tapi aku tidak yakin dengan kemampuanku. Aku kan bodoh, tidak seperti kalian yang
mudah sekali paham.
Rini:
Sudahlah, kan aku sudah bilang kalau semua itu perlu diusahakan.
Lohan:
Benar sekali. Hari ini kamu seperti ini karena kemarin kamu tidak melakukan apa-apa. Jika
esok kamu melakukan sesuatu, maka dihari lain kamu pasti bisa mendapatkan hasil yang
lebih baik. Percaya saja sama aku.
Rini:
Iya, kamu yang semangat ya!
Alma:
Ya sudah, aku akan berusaha. Terimakasih atas nasehat kalian.
Rini:
Kita kan teman
Lohan:
Bagi aku, kamu sangat penting, Al, makanya aku tidak ingin kamu menjadi orang yang
menyesal dikemudian hari.
Dialog Drama - SELESAI
Bintang yang setia pada malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak
pernah lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling
mengerti tanpa harus memohon.
Tak ada satupun orang di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan, persahabatan adalah kisah
terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakannya
Luna, Satrya, Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama. Mereka mengobrol,
bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling usil satu sama lain. Sungguh seperti sebuah
keluarga yang harmonis.
Karena merasa iri hati, Alexa yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan
suasana.
Alexa : “Idih…!! suara pas-pasan aja sok mau nyanyi! Diam aja deh mendingan,” (dengan wajah
menghina)
Bondan : “Eh.. suka-suka dong! Kayak suara kamu aja yang paling enak, KD kalah cempreng
itu!”
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Alexa yang rautnya berubah menjadi tak karuan.
Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa menghiraukan Alexa
Satrya:“Iya juga ya. Oke kalau begitu aku beli air minum dulu ya, tunggu di sini aja sama Meta,”
(berlalu pergi meninggalkan Luna dan Meta)
Meta : “Na.. sebenarnya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku sudah enggak bisa
menyembunyikan ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia ini.”
Luna : “Rahasia? Cerita aja, Ta.. kita kan berteman sudah lama. Lagi pula aku sudah siap kok
buat jadi pendengar yang baik,” (berusaha meyakinkan Meta)
Tanpa mereka sadari, Satrya berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es di tangannya.
Satrya melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan mengurungkan niatnya untuk
menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat ia sadar dari lamunan, ia menuju Meta dan Luna,
dan tersentak ia terkejut mendengar ucapan Meta.
Olive : “Ta, sepertinya kamu juga harus tahu! Aku suka ama Bondan Sudah lama banget, kamu
enggak boleh begitu dong!! Kayak enggak ada yang lain aja?!” (marah-marah)
Satrya : “Heh Sudah Diam semua!!” (berusaha menandingi nada tinggi Olive dan Meta)
Meta : “Oh begitu ya?! Berarti kamu itu yang merebut gebetan teman sendiri, kamu aja yang suka
sama cowok lain, untuk apa pakai menyuruh aku??” (balik marah)
Sialnya, orang yang sangat membenci Bondan mengetahui perkara ini. Alexa memanfaatkan
keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka ber-lima.
Keesokan harinya.. Satrya menceritakan semua yang terjadi kemarin antara Meta dan Olive.
Sekejap terkejutlah Bondan mendengar semua itu.
Satrya : “Menurutku kamu harus cepat membuat keputusan. Kasih kepastian buat mereka berdua.
Aku enggak mau mereka bertengkar terlalu lama.”
Bondan : “Oke, oke..! aku bakal berusaha jelaskan semuanya biar mereka enggak bertengkar sia-
sia,”
Bondan pun berusaha menemui Meta dan Olive hari itu juga. Namun sayang, hanya Meta yang
mau menerima keputusan Bondan, sedangkan Olive lebih memilih menghindarinya.
Bondan : “Ta, Satrya Sudah cerita semua ke aku tentang yang kemarin. Benar kamu suka aku..?”
(berusaha memastikan)
Olive, Alexa: (berjalan melewati Bondan dan Meta, namun bersikap tak acuh dan sama sekali tak
peduli)
Bondan : “Olive?”
Olive : (berjalan terus tanpa henti)
Hari ini pun Satrya akan mengunjungi rumah Luna. Dan di perjalanannya menuju rumah Luna, ia
melihat Bondan tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan. Sepertinya ia menjadi korban tabrak
lari. Cepat-cepat Satrya membawa Bondan ke Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit…
Satrya : “Halo, Luna? Bondan ada di RS. Dia habis tertabrak kendaraan, cepat kamu ke Rumah
Sakit—mm, Cempaka Husada,” (langsung berbicara begitu suara di seberang telepon menjawab)
Luna : “Hah, sekarang keadaannya bagaimana?!” (panik)
Satrya : “Sudah tenang aja, yang penting kamu sekarang cepat ke sini! Jangan lupa bilang sama
yang lain!”
Kemudian, Satrya telah kembali dari kantin, bersamaan dengan yang baru datang. Tak lama
kemudian, Olive mengetuk pintu..
Olive : “Ehm.. aku boleh masuk, kan?” (sedikit ragu)
Bondan : “Boleh kok Olive”
Olive : “Sebenarnya.. selain mau jenguk Bondan, aku datang juga untuk minta maaf atas semua
kesalahanku sama kalian selama ini. Kalian mau, kan, maafkan aku..?”
Meta : Aku juga minta maaf, soalnya Sudah bicara kasar ke kamu. Maafkan aku juga, ya?”
Bondan : “Nah, kalau begini kan lebih enak, ya kan, Fren??”
Satrya : “Aku juga senang kalau kita semua akur lagi kayak dulu,” (sambil tersenyum)
Luna : “Makanya, lain kali kalau mau suka cowok enggak usah pakai acara kompak..!”
Semua : (tertawa bersama-sama)
Sesaat kemudian, handphone Olive berdering nyaring, mengejutkan semua orang… Terkejutlah
semua orang dalam ruangan itu saat mendengar berita bahwa Alexa mengalami kecelakaan!
Olive hanya diam. Dia masih sok dengan banjir pertanyaan barusan.
Olive : “Mm.. jadi begini, sekitar satu jam yang lalu Lexa ceritanya mau ke sini. Dan tadi berita
dari rumah sakit bilang kalau Lexa ditemukan jatuh di perempatan dekat sini. Katanya
keadaannya cukup kritis sih,”
Alexa : “Aku Sudah agak mendingan kok.. terimakasih ya kalian semua Sudah mau jenguk aku..”
Meta : “Ya.. walaupun kita masih agak kesel ama kamu,” (sedikit ketus)
Bondan : “Sudahlah.. yang kemarin tidak usah diungkit-ungkit lagi!”
Alexa : “Hhm, aku minta maaf ya, selama ini aku banyak banget salah ama kalian. Mau kan,
maafkan aku??”
Meta : “Iya, kita mau kok memaafkan kamu! Tapi ada syaratnya, loh!”
Alexa : “Apa syaratnya?”
Meta : “Kalau kamu sudah sembuh nanti, bayar kita semua makan!!” (sambil tersenyum-senyum)
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Mereka semua tak pernah luput dari
kesalahan. Oleh karena itu meminta maaflah jika merasa bersalah. Dan maafkanlah bila ada yang
bersalah. Semua akan indah jika kita saling memaafkan satu sama lain.
Naskah Drama Untuk 7 Orang Tentang Persahabatan
Judul: Kepedulian Terhadap Kondisi Seorang Sahabat
Tema: Soial
Pemain: 7 Orang
Karakter:
1. Jaya (Baik)
2. Iman (Sedang sakit)
3. Huda (Baik)
4. Ahsan (Baik)
5. Ali (Bijak)
6. Sandy (Kurang peduli teman)
7. Silva (Tidak peduli teman)
PERMASALAHAN:
Iman sedang jatuh sakit, dan Jaya meminta persetujuan teman-temannya untuk menjenguk Iman
dirumahnya sebagai bentuk dari jiwa sosial serta rasa bertanggung jawab terhadap seorang sahabat.
KOMPLIKASI:
Dari keenam orang sahabat, dua diantarnya tidak setuju untuk menjenguk keadaan Iman yang sedang
sakit. Dua temannya tersebut adalah Sandy dan Silva. Mereka berdua menganggap, bahwa menjenguk
keadaan Iman yang sedang sakit tidaklah penting.
SOLUSI:
Ali berhalil menyadarkan Sandy dan Silva tentang pentingnya memiliki kepedulian tinggi terhadap
sesama sahabat, termasuk ketika dia sedang sakit. Sandy dan Silva akhirnya bersedia menjenguk
Iman.
Jaya:
Apa kalain setuju kalau kita berkunjung ke rumahnya Iman besok sore?
Huda:
Aku setuju, sepertinya besok aku tidak ada acara apa-apa.
Jaya:
Bagaimana dengan kalian, apa kalian setuju juga?
Dari enam orang bersahabat, hanya Sandy dan Silva yang bersikap aneh.
Ahsan:
Iya, aku setuju aja. Sebaiknya kita memang berkunjung ke rumah Iman besok saja, tidak usah
ditunda-tunda.
Ali:
Okay, aku akan siap-siap besok sore.
Jaya:
Kalau kamu bagaimana, San? kamu juga ada waktu kan besok sore?
Sandy tidak bisa berjanji akan ikut Jaya dan teman-teman lainnya kerumahnya Iman.
Sandy:
Aku belum tahu, lihat besok ya..
Silva:
Aku tidak ikut, kalian saja yang pergi kesana.
Jaya:
Kenapa kamu tidak ikut? kamu tidak merasa bersalah sudah tahu ada teman yang sakit kamu malah
tidak menjenguknya?
Ahsan:
Iya, benar kata Jaya itu. Teman kita kan sakit, kenapa kita tidak menjenguk?
Silva:
Namanya juga manusia, pasti ada waktu dimana dia akan mengalami sakit. Aku juga sama seperti
Iman dan orang lain pada umumnya.
Jaya:
Iya, tapi kita kan teman. Kalau ada diantara kita yang sedang sakit, maka kita wajib
menjenguknya.
Silva dan Sandy terus bersikap seperti orang asing, dan bukan seorang sahabat.
Sandy:
Ya tapi kalau tidak ada waktu kan tidak wajib juga.
Huda:
Waktu itu kita yang menentukan. Kalau kalian menganggap Iman itu penting, pastinya kamu
punya waktu luang.
Sandy:
Kamu ngomong aja gampang!
Silva:
Iya, kalau ngomong saja mudah.
Jaya:
Maksud kalian bagaimana? ngomong saja mudah bagaimana? ini kan cuma niatan untuk
menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit, apa iya kalian tidak punya waktu luang
sedikitpun?
Huda mencoba ikut menyadarkan Sandy dan Silva tanggung jawab seorang sahabat.
Huda:
Iya, benar itu. Mana mungkin waktu sebentar untuk menjenguk sahabat saja tidak ada.
Sandy:
Hemmm.... aku belum bisa ngasih jawaban.
Jaya:
Kalau kamu, Sil?
Silva:
Aku malas.
Jaya:
Malas? bisa-biasanya kamu bilang malas? kamu tidak merasa punya teman Iman ya?
Silva:
Ya merasa, tapi kan bukan berarti aku harus melakukan apa saja demi dia.
Jaya:
Melakukan apa? kita kan cuma harus menjenguk dia dirumahnya karena saat ini dia sedang
sakit. Itu saja.
Silva:
Ya, tapi aku kan lagi malas. Kenapa harus memaksakan diri kalau sedang malas.
Huda:
Kalian harusnya tahu apa arti persahabatan itu. Jika ada salah satu diantara kita yang
sedang mengalami kesedihan ataupun sakit, maka kita harus menjadi obat baginya, dan
bukannya bersikap seperti orang asing.
Sandy dan Silva terdiam... Kemudian, Ali berhasil menyadarkan Sandy dan Silva.
Ali:
Tahukah kalian, apa yang membedakan kita dengan makhluk lain? apakah bentuk fisiknya
saja atau sifatnya?
Sandy dan Silva meraba-raba dalam hati apa yang dimaksud oleh Ali. Kemudian mereka menjawab.
Sandy:
Sifatnya yang membedakan.
Ali:
Kalau menurut kamu, Sil?
Silva:
Iya, sudah pasti sifatnya.
Ali:
Kalau kalian sudah tahu, bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain itu
adalah sifatnya, maka seharusnya kalian paham bahwa manusia dalam hal ini seorang
sahabat itu harus memiliki rasa sosial kepada sahabat kita yang sedang sakit.
Sandy:
Iya, benar kata kamu, Al.
Silva:
Iya juga ya.. Iman itu kan sahabatku, jadi aku harus menjenguknya karena dia sedang sakit.
Siapa tahu dengan kedatanganku keadaan dia bisa membaik.
Jaya terlihat senang sekali dengan sikap Sandy dan Silva yang akhirnya sadar diri.
Jaya:
Seperti itu baru sahabat sejati namanya.
Ali:
Okay, sampai ketemu besok dirumah Iman. Semoga keadaan Iman akan semakin baik
dengan kedatangan kita besok.
Teman-teman Ali:
Okay, semoga saja.
Naskah Drama 8 Orang Tema Persahabatan
Judul: Ketika Rasa Putus Asa Menghantui Pikiran
Tema: Sosial & Persahabatan
Durasi: Singkat
Pemeran: 8 Orang
Karakter:
Arman:
Aku merasa, meuwujudkan cita-cita itu tidak semudah membayangkannya!
Jasmin:
Iya, aku juga berpikir hal yang sama.
Irma:
Mewujudkan cita-cita itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi pasti
akan ada pembeda jika kita mau bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya.
Lukman:
Benar apa yang dikatakan Irma itu. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha sekuat tenaga
untuk mengerjanya.
Syahal:
Kamu ngomong saja gampang, Man.
Lukman:
Kenapa kamu ngomong begitu?
Syahal:
Iya, buktinya kamu juga bukannya rajin tapi malah suka malas-malasan.
Dila:
Sudahlah, jangan ribut satu sama lain. Menurutku apa yang dikatakan Lukman itu memang
ada benarnya. Yang paling penting bagi kita adalah berusaha dengan gigih untuk
mewujudkan apa yang kita impikan.
Ari juga ikut memberi motivasi kepada teman-temannya.
Ari:
Begini, semudah apapun hal yang ingin kita dapat, hal tersebut tidak akan pernah kita dapat
jika usaha kita tidak maksimal, maka yang perlu kita lakukan memang berjuang dengan
bersungguh-sungguh dan tidak mudah merasa lelah. Benar kan, Al?
Alma:
Iya, menurutku apa yang kamu bilang itu benar.
Arman:
Iya, apa yang kalian bilang itu memang benar, tapi sering kali aku merasa putus asa dengan
keadaan.
Alma:
Sudahlah, dalam hidup ini tidak ada yang instant. Dan kuncinya adalah kita sendiri. Jika kita
mau berusaha secara maksimal, hasilnya pasti lebih baik.
Lukman:
Benar sekali, yang penting kita harus tetap fokus.
Dila:
Kalian tahu tidak, dulu ekonomi keluargaku itu susah sekali, bahkan aku sempat mau keluar
sekolah karena masalah uang, dan karena kedua orangtuaku tetap berusaha dengan gigih,
maka kehidupan keluargaku pun akhirnya membaik.
Syahal:
Lalu apa hubungannya dengan keluarga kamu, Dil?
Dila:
Tentu saja ada hubungannya. Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah kedua orangtuaku.
Meraka berjuang dengan sekuat tenaga untuk membangun ekonomi keluarga, dan
meskipun mereka sempat mengalami berbagai kesulitan, a khirnya keluargaku sekarang
jauh lebih baik dari yang dulu.
Syahal:
Iya, benar juga apa yang kamu katakan.
Ari:
Iya, kisah kedua orangtua Dila dapat kita jadikan sebagai teladan serta motivasi.
Mendengar cerita Dila, Arman semakin termotivasi.
Arman:
Benar juga apa yang dikatakan Dila, hidup ini memang menuntut kita untuk berjuang secara
maksimal. Tanpanya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa.
Jasmin:
Cerita orantua kamu sangat memotivasi saya, Dila. Semoga saja aku bisa tetap fokus
seperti orangtua kamu.
Dila:
Begitu, baru teman aku!!