Anda di halaman 1dari 30

Judul:Sahabat Selamanya

Tema:Persahabatan
Pemeran:Fadli, Dhani, Tantri, Eros, Ibu Rosidah

Sinopsis Drama :

Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah


berbincanglah tiga orang sahabat yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka
berbincang tentang banyak hal. Akan tetapi perbincangan mereka
mengerucut hingga ke satu topik penting. Topik tersebut adalah tentang
keanehan yang terjadi pada salah satu sahabat terbaik mereka yakni Eross.
Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap keanehan Eross bukannya tidak
beralasan. Eross yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang periang dan
ceria, kini tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung. Hal ini yang menjadi
topik perbincangan utama mereka di lorong kelas 12 IPA 1 di pagi itu.

Fadli:Teman-teman, kalian merasa ada yang aneh pada Eross?


Dhani : Aneh bagaimana maksudmu Fadli?
Fadli:Iya aneh, tak biasa-biasanya Eross begini kan? Dua minggu terakhir ini
kuperhatikan ia selalu saja melamun, murung, dan cenderung pendiam.
Padahal kan kalian tahu sendiri kalau dia itu anak yang periang.
Tantri:Kamu benar Fadli. Aku juga merasakan ada yang aneh pada Eross.
Aku khawatir kalau ia sedang mengalami hal buruk.
Dhani:Benar juga ya. Eross akhir-akhir ini seringkali merespon kita seadanya
saja. Ia juga cenderung diam dan seringkali menghindar dari kita. Jangan-
jangan ada kesalahan yang telah kita perbuat kepada Eross? Atau mungkin
saja ia marah pada salah satu diantara kita?
Fadli:Hmmm, kita tidak akan tahu apa penyebab keanehan yang terjadi pada
Eross, kecuali kita tanyakan langsung padanya.
Tantri:Jangan dulu Fadli! Aku rasa menanyakan langsung padanya bukanlah
solusi yang tepat. Bisa jadi saat ini dirinya sedang dirundung masalah yang
cukup rumit yang bersifat personal. Sehingga sangat tidak memungkinkan
bagi kita untuk mendengar pengakuan jujur darinya.

Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.

Dhani:Hei Eross! Kemana saja kamu? Sini bergabung dengan kami!


Eross:Hei Dhan, Fadli, Tantri. Aku baru saja ada keperluan. Maaf, tidak bisa
berangkat ke sekolah bersama-sama. Ya sudah, aku ke ruangan BK dulu ya.
Fadli:Setelah urusanmu selesai, segera bergabung bersama kami ya!
Eross:Ya, lihat saja nanti! (berjalan cepat menuju ruang BK)
Dhani:kalian lihat! Sikapnya aneh bukan?
Fadli:Betul Dhan, kenapa ia menghindar pada kita?
Tantri:Eross terburu-buru menuju ruang BK. Ada apa ya sebenarnya?
Dhani:Pasti ada masalah yang menyangkut dirinya.
Fadli:Persis seperti apa yang aku pikirkan Dhan. Tapi masalah apa ya?
Tantri:itu yang mesti kita cari tahu!
Fadli:begini saja, bagaimana kalau kita tanyakan langsung perihal masalah
yang sedang dihadapi oleh Eross kepada Ibu Rosidah, guru BK kita!
Tantri:Aku setuju. Pada jam istirahat kedua, kita akan tanyakan langsung
kepada bu Rosidah di ruang BK.
Dhani:Baiklah, kita telah sepakat.

Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba.
Seusai shalat dhuhur berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju
ruang BK untuk menemui ibu Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang
BK, perbincangan kecil pun terjadi.

Tantri:Kalian bertemu Eross tidak sewaktu di mushala tadi?


Dhani:Ya, dia ada di shaf paling depan.
Fadli:sewaktu aku dan Dhani bergegas meninggalkan mushala, ia terlihat
masih khusyuk berdoa. Ia terlihat sangat serius meminta sesuatu pada Tuhan.
Dhani:Ya, sepertinya ia sedang ada masalah yang cukup serius.

Sesampainya di ruang BK

Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil


menunjuk ruang BK yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Fadli:Assalamualaikum (mengetik pintu)
Ibu Rosidah:Waalaikumsalam. Silahkan masuk!
Fadli:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Oh, kalian. Ada apa? Silahkan duduk.
Fadli, Dhani, Tantri:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam
istirahat begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami
utarakan. Saya ingin bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi
lebih pendiam, pemurung, dan seringkali menghindar dari kami, padahal
kami ini sahabatnya.
Fadli: Betul bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Eross?
Dhani: kami merasa ada yanga aneh bu.
Bu Rosidah :Hmm, sebenarnya ibu sudah menangkap maksud kalian
menemui ibu sebelum kalian mengutarakannya. Sebenarnya Eross meminta
ibu untuk merahasiakan ini kepada siapapun, termasuk kalian. Tapi ya
sudahlah, ibu percaya karena kalian ini adalah sahabat terdekat Eross.
Fadli:Masalah apa yang sedang dialami sahabat kami bu?
Bu Rosidah :Saat ini Eross tengah dirundung masalah perekonomian
keluarga yang cukup pelik. Sudah hampir setahun ayahnya tidak bekerja.
Karena perusahaan di tempat ayah Eross bekerja gulung tikar. Sementara
kebutuhan hidup semakin bertambah dan menuntut agar bisa terpenuhi.
Kesulitan perekonomian tersebut berimbas pada masalah lain diantaranya
adalah sulitanya keluarga Eross untuk membayar uang sekolahnya dan juga
adik-adiknya.
Tantri:Hmm, begitu ya bu? Sudah berapa bulan Eross tidak membayar uang
sekolahnya bu?
Bu Rosidah:8 bulan Tantri. Sekolah sudah memberikan keringanan batas
waktu pembayaran berkali-kali. Akan tetapi untuk saat ini, sulit bagi kami
untuk mempertimbangkan keberlangsungan stidi Eross di sekolah ini.
Fadli:Apa tidak ada solusi lain bu, seperti misalnya beasiswa dan lain
sebagainya?
Bu Rosidah:Ibu rasa sangat sulit Fadli, Sekolah di tahun ini tidak
menganggarkan beasiswa seperti yang kamu maksudkan.
Tantri:Begini bu, saya ada usulan. Bagaimana kalau sekolah menerapkan
sistem subsidi silang. Besaran SPP disesuaikan dengan pendapatan orang tua
wali. Masalah teknis saya serahkan kepada pihak sekolah.
Bu Rosidah :Masya Allah, ide mu cemerlang sekali Tantri. Kalau soal itu ibu
bisa membawa ide mu ke pihak komite sekolah.
Dhani:Kalau bisa secepatnya bu. Eross tidak bisa menunggu lebih lama lagi
kan?
Bu Rosidah: Ibu janji akan membantu kalian dan juga Eross, sesegera
mungkin.

2 minggu kemudian, di ruang kelas pada saat jam istirahat pertama.

Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu
Rosidah di ruangannya.
Eross:Ada masalah apa Fadli?
Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau
kita tidak cepat.

Baca Juga: Contoh Naskah Drama Malin Kundang Singkat


Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di
ruangan Bu Rosidah Dhani pun mengetuk pintu ruangan.

Dhani:Assalamualaikum (seraya mengetuk pintu)


Bu Rosidah:Waalaikumsalam, silahkan masuk!
Tantri:Permisi bu, ibu memanggil kami?
Bu Rosidah:Ya Tantri, silahkan duduk. Ada yang ingin ibu sampaikan
kepada kalian, terutama pada Eross.
Eross:Menyangkut saya bu? Oh iya, mengenai SPP sekolah. Ayah saya
berjanji akan segera melunasinya begitu dapat uang pinjaman. Saya mohon
izinkan saya untuk tetap bersekolah di sini bu!
Bu Rosidah:Tenang dulu Eross. Ibu akan menyampaikan kabar gembira
kepada kamu dan teman-temanmu. Begini, dua minggu lalu Tantri
mengusulkan sebuah ide cemerlang yakni suatu konsep subsidi silang
pembayaran SPP. Pembayaran SPP tersebut besarannya disesuaikan dengan
pendapatan orang tua / wali murid. Hal ini memungkinkan siswa tidak
mampu untuk tetap bisa bersekolah. Bahkan diantara mereka ada beberapa
yang tidak diwajibkan membayar uang SPP. Nah, salah satu siswa tersebut
adalah Eross. Kamu juga tidak perlu membayar SPP beberapa bulan lalu
yang menunggak. Pihak sekolah telah membebaskan tunggakan SPP-mu
selama delapan bulan itu.
Eross:Alhamdulillah ibu, terima kasih banyak. (sembari menagis haru)
Bu Rosida :Ya, bersyukurlah pada Allah dan berterima kasihlah pada
sahabat-sahabatmu yang peduli kepadamu. Fadli, Dhani, dan Tantri telah
berupaya membantu kamu sejauh ini.
Eross:Terima kasih Dhan, Fadli. Maaf selama ini aku tidak menceritakan hal
ini kepada kalian. Aku malah menghindar dari kalian. (sembari memeluk
Fadli dan Dhani)
Dhani:Sudahlah kawan, jangan dipikirkan! Bukankah kita ini teman?
(menangis haru)
Fadli:(menangis haru sambil menepuk-nepuk pundak Eross, tidak berbicara
sepatah kata pun)
Tantri :(menangis sambil terus menerus mengusapkan lembaran tisu untuk
menyeka air mata harunya).

Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK


dengan mata berkaca-kaca. Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan
lega karena permasalahan telah diselesaikan dengan baik.
Contoh Naskah Drama Pendek tentang Persahabatan dalam Bahasa Indonesia
Judul: Mewujudkan Mimpi

Tema: Persahabatan

Tokoh: Andi, Shani.

Sinopsis:
Andi adalah seorang anak yang optimis dan selalu mempunyai mimpi-mimpi aneh yang
hendak dia wujudkan. Sayangnya, mimpi-mimpi tersebut tidak ada satu pun yang terwujud.
Di lain pihak, Shani adalah seorang anak yang cenderung santai dan tidak mempunyai
mimpi ataupun ambisi yang muluk. Meskipun mimpi-mimpi sahabatnya terkadang tidak
masuk akal dan terlalu memaksakan diri, Shani tetap selalu setia mendukung mimpi-mimpi
sahabatnya itu. Suatu hari, Andi mempnyai sebuah mimpi yang hendak dia wujudkan. Andi
berharap dengan sangat bahwa mimpinya itu dapat terwujud. Bisakah Andi
mewujudkannya? Mampukah Shani membantu sahabatnya dalam mewujudkan mimpinya?

Dialog:
Andi: “Shan, aku ingin cerita nih?”

Shani: “Cerita apa? Soal mimpi gilamu, kan? Kamu sekarang mau bermimpi apa lagi? Jadi
astronot? Atau, berkelana ke planet Neptunus?”

Andi: “Hahaha, kau ini tahu saja. Aku memang mau menceritakan mimpiku. Tapi, mimpiku
kali ini tidak seaneh yang dulu. Kali ini, mimpi yang aku wujudkan ini lebih realtistis. Aku
ingin jadi penulis novel, Shan. Tepatnya menjadi penulis novel fantasi. Kamu tahu
sendiri kan kalau aku ini tukang ngayal. Jadi, aku merasa bahwa menjadi penulis novel
fantasi adalah impian yang sepertinya bisa aku wujudkan.”

Shani: “Widih, tumben-tumbenan mimpimu realistis, mana bagus juga lagi. Eh, ngomong-
ngomong, kamu udah bikin naskahnya belum?”

Andi: ” Udah, dong. Malah kemarin aku kirim ke penerbit.”

Shani: “Widih, mantap kali kalau begitu! Semoga naskahmu diterima penerbit ya, Ndi.”

Andi: ” Aamiin. Makasih ya Shan,.”

Beberapa waktu kemudian.

Shani: “Ndi, bagaimana dengan naskah novelmu? Diterima penerbit tidak?”

Andi: “Nggak, nih Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana revisiannya
banyak lagi. Ah, sepertinya impianku untuk bikin novel fantasi bukanlah impian yang bisa
aku wujudkan.”

Shani: “Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah
kamu masih punya kesempatan buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, kalau tidak
diterbitkan di penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit lain. Iya, kan?”

Andi: “Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terim kasih ya atas masukannya.”

Shani: ” Sama-sama, Ndi.”


Andi pun kembali merevisi naskah novelnya tersebut. Shani sebagai sahabatnya pun terus
memberi dukungan dan masukan kepada Andi. Singkat cerita, novel fantasi karangan Andi
pun terbit dan digemari oleh banyak pembaca.

Demikianlah contoh naskah drama pendek tentang persahabatan dalam bahasa Indonesia.
Jika pembaca ingin mengetahui beberapa jenis drama, pembaca bisa membuka
artikel jenis-jenis drama berdasarkan wujud pementasan. Sekian dan terima kasih.
Judul: Nasehat Dari Sahabat
Tema: Sosial (persahabatan)
Jumlah pemeran: 4 orang
Karakter:
Ani: Baik (suka menasehati)
Nani: Baik (suka dengan kebaikan)
Jordi: Jahat (suka menjahili orang)
Dendi: Baik (suka menegur temannya ketika salah)

Alur Drama
Pada pagi hari itu tepatnya di depan rumah Ani, Nani, Jordi dan Dendi sedang berkumpul.
Tidak lama kemudian si Ani keluar dari rumahnya mendengar ketiga temannya itu sedang
ngobrol didepan halaman rumahnya.

Naskah Dialog Drama


Ani:
Hai, ada apa ini? Kok tumben kalian pada gerumpi didepan rumah akau.. nggak manggil
aku lagi?!

Nani:
Aku tadinya sih mau manggil kamu, tapi kamunya aja yang sudah keburu nongol. Nggak
ada acara kamu hari ini, An?

Ani:
Nggak ada tuh.. emang mau ngajak kemana kok kayaknya mau ngajak aku jalan gitu?

Nani:
Nggak kok, aku cuman nanya aja.. ya, sapa tahu aja kamu mau kemana gitu, kan biasanya
kamu padat acara.

Ani:
Nggak ada kok, hari ini aku stay dirumah aja.

Tiba-tiba Jordi menyampaikan idenya kepada teman-temannya untuk ngejahilin Lela yang
biasanya lewat didepan rumah Ani.

Jordi:
Eh teman-teman, aku ada ide nih!

Dendi:
Ide apaan tu?

Jordi:
Bisanya jam sgini kan Lela pasti lewat sini, gimana kalau kita kerjain dia. Setuju nggak
kalian?

Dendi:
Ngerjain Lela?! Ah.. kamu ini jahat amat sih jadi orang!

Ani:
Iya tuh.. kenapa sih dari dulu kamu tuh nggak pernah berubah, Di. Dari dulu kerjaannya
pengen ngejahilin orang terus!

Jordi:
Biarin.. kan itu emang hobiku.

Nani berusaha untuk menyadarkan Jordi yang diusianya sudah menginjak 17 tahun, tapi
sikapnya masih saja seperti anak-anak.

Nani:
Jordi, kamu tu kan udah dewasa, mestinya tabiat buruk yang selama ini melekat pada diri
kamu itu sudah beransur menghilang, ini nggak malah sepertinya makin menjadi.

Ani:
Tuh.. dengerin kata si Nani, harusnya kamu tuh bisa bersikap lebih dewasa, dan kebiasaan
kamu yang suka ngejahilin orang itu sedikit demi sedikut harus kamu hilangin.

Karena Jordi anaknya memang keras kepala dan suka menganggu orang lain, maka dia
tidak mengedahkan nasehat teman-temannya.

Jordi:
Ah,,, masa bodoh kalian!

Melihat sikap si Jordi yang tidak juga sadar diri tentang kebiasaan buruknya, Dendi pun
berusaha menyadarkan Jordi.

Dendi:

Iseng itu emang boleh aja sih, Jordi. Tapi, kalau berlebihan kan nggak baik juga. Lela tu
anaknya baik dan pendiam, terus kenapa tega amat kamu mau ngerjain dia. Emang salah
dia apa?

Ani:
Bener banget apa yang Dendi bilang. Justru kalau aku pas ngelihat Lela itu yang ada dihati
ini malah rasa hiba.

Jordi:
Iba? Emang kenapa kok harus ngerasa iba?

Ani:
Lela itu kan sudah nggak punya Ibu. Dia sehar-hari menghabiskan waktunya untuk
membantu ayahnya dagangan di pasar.
Jordi baru tahu kalau ternyata Lela sudah tidak memiliki ibu. Mendengar kabar tersebut,
keinginan Jordi untuk menjahili Lela pun pupus.

Jordi:
Oh.. begitu ya.. kasihan ya si Lela! Ya sudah deh, aku janji nggak bakalan ngejahilin atau
ngerjain Lela lagi.

Nani:
Bagus itu, tapi jangan hanya sama Lela dong! Sama siapapun kamu nggak boleh bersikap
jahil. Itu kan perbuatan dosa.

Ani:
Bener itu!

Jordi:
Ah.. kalian dikit-dikit dosa!

Semenjak itu, Jordi sudah tidak pernah menganggu Lela lagi, namun perangai buruknya
masih saja tidak berubah. Jordi sering membuat onar dikampungnya dan juga disekolahan.

Naskah Drama 4 Orang Tentang Persahabatan - SELESAI

Nah, demikian contoh naskah drama pendek tentang persahabatan yang dapat saya share
dengan sobat pecinta drama pada kesempatan posting artikel pendidikan kali ini,
semoga contoh naskah drama singkat diatas bermanfaat serta dapat memberikan sumber
inspirasi dalam menyusun teks skenario drama.

Read more: http://www.contohskripdrama.click/2014/06/contoh-naskah-drama-4-orang-


tentang.html#ixzz5F6ytkwiI
Contoh Naskah Drama 3 Orang
Deskripsi:
Jenis drama: Drama singkat
Tema drama: Persahabatan
Judul drama: Motivasi Seorang Sahabat
Jumlah pemain: 3 Orang

Karakter:
Alma: Mudah Putus Asa
Lohan: Suka Mengingatkan
Rini: Suka menasehati

Lohan:
Kenapa kemarin kamu tidak masuk sekolah, Al?

Alma:
Aku malas!

Lohan:
Malas? enak sekali jawabnya, malas?!

Rini:
Iya, enak sekali kamu menjawab. Malas!

Alma:
Iya, aku memang malas.

Rini:
Kalu kamu suka tidak masuk sekolah karena malas, bagaimana nanti kamu bisa lulus?
apalagi sebentar lagi mau UN.

Lohan:
Iya, betul kata Rini itu.

Alma:
Aku tidak peduli. Lulus ya syukur, kalau tidak laulus ya mau bagaimana lagi.

Lohan:
Mana bisa seperti itu. Jadi pelajar itu kamu harus rajin dan giat.

Rini:
Iya, ingat.. nanti kamu akan menyesal.

Alma:
Begini, sebenarnya aku itu maunya bisa seperti kalian. Giat, rajin, dan pintar. Tapi, aku kan
tidak bisa seperti kalian.
Lohan:
Maka dari itu, kalau kamu merasa punya kelemahan, harusnya kamu berusaha untuk
memperbaiki kelemahan kamu, bukannya malah malas belajar.

Rini:
Iya, benar apa yang dikatakan Lohan itu.

Alma:
Kalian enak ngomong, aku yang menjalaninya sulit sekali.

Rini dan Lohan berusaha terus meyakinkan dan memotivasi Alma.

Lohan:

Sudahlah, tidak ada satupun manusia tanpa kelemahan. Jika kamu merasa sulit memahami
apa yang disampaikan guru, maka kamu harus lebih giat lagi dalam belajar, kamu pasti bisa.

Rini:
Kamu pikir aku dulu langsung paham dengan apa yang diajarkan guru? tidak, dulu aku juga
sangat sulit memahami apa yang diajarkan oleh guru-guru, tapi aku terus berusaha.

Alma terus membantah.

Alma:
Sudahlah, kalian tidak usah menyemangati aku. Aku tahu siapa diriku dan batas
kemampuanku.

Lohan:
Yang perlu kamu tahu, batas kemampuan seseorang itu bergantung pada sejauh mana kita
mau berusaha. Kalau kamu tidak berusaha secara maksimal, bagaimana mungkin kamu
akan mengerti sejauh mana kemampuan terbaik kamu.

Rini:
Iya, Lohan itu bicara yang sesungguhnya apa yang dialamai oleh semua orang, termasuk
aku, dia, dan kamu.

Alma dibuat diam oleh kedua temannya.

Alma:
Aku tidak mengerti kenapa kalian peduli sekali sama aku.

Lohan:
Tentu saja aku peduli, kamu kan sahabat kami.

Rini:
Iya, kamu adalah salah satu dari kami, makanya kami tidak menginginkan kamu itu
menyesal dikemudian hari karena mudah putus asa seperti itu.
Alma merenung dalam.

Alma:
Lalu apa yang harus aku lakukan supaya aku bisa lebih termotivasi?

Lohan:
Mudah, kamu ingat terus apa yang selama ini menjaci cita-cita kamu.

Alma:
Maksud kamu bagaimana?

Lohan:
Maksud aku, misalkan kamu ingin menjadi siswi yang memiliki prestasi, maka kamu harus
tetap berusaha meraihnya dengan sekuat tenaga dan pikiran, meskipun disisi lain kamu
merasa kurang pintar.

Rini:
Iya, benar itu. Kemampuan seseorang itu dapat ditingkatkan dengan cara banyak belajar.

Alma:
Tapi aku tidak yakin dengan kemampuanku. Aku kan bodoh, tidak seperti kalian yang
mudah sekali paham.

Rini dan Lohan terus berusaha meyakinkan Alma.

Rini:
Sudahlah, kan aku sudah bilang kalau semua itu perlu diusahakan.

Lohan:
Benar sekali. Hari ini kamu seperti ini karena kemarin kamu tidak melakukan apa-apa. Jika
esok kamu melakukan sesuatu, maka dihari lain kamu pasti bisa mendapatkan hasil yang
lebih baik. Percaya saja sama aku.

Rini:
Iya, kamu yang semangat ya!

Alma berpikir dalam.

Alma:
Ya sudah, aku akan berusaha. Terimakasih atas nasehat kalian.

Rini:
Kita kan teman

Lohan:
Bagi aku, kamu sangat penting, Al, makanya aku tidak ingin kamu menjadi orang yang
menyesal dikemudian hari.
Dialog Drama - SELESAI

Read more: http://www.contohdramapersahabatan.click/2015/03/contoh-naskah-drama-untuk-3-


orang.html#ixzz5F6zJqjwM
Tokoh - Tokoh
Meta
Olive
Satrya
Luna
Bondan
Alexa

Arti Seorang Sahabat


Drama untuk 6 Orang Pemain

Bintang yang setia pada malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak
pernah lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling
mengerti tanpa harus memohon.

Tak ada satupun orang di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan, persahabatan adalah kisah
terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakannya

Luna, Satrya, Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama. Mereka mengobrol,
bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling usil satu sama lain. Sungguh seperti sebuah
keluarga yang harmonis.

Karena merasa iri hati, Alexa yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan
suasana.
Alexa : “Idih…!! suara pas-pasan aja sok mau nyanyi! Diam aja deh mendingan,” (dengan wajah
menghina)
Bondan : “Eh.. suka-suka dong! Kayak suara kamu aja yang paling enak, KD kalah cempreng
itu!”
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Alexa yang rautnya berubah menjadi tak karuan.
Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa menghiraukan Alexa

Alexa: (pergi meninggalkan tempat dengan wajah berlipat)


Bondan : “Hmm.. sorry frend, aku balik duluan ya? Ada janji buat latihan, maklum mau ada
konser amal kecil-kecilan begitu..”
Meta : “Duh, sibuknya! Ya Sudah buruan berangkat, ati-ati!” (sambil melambaikan tangan)
Olive : “Aku ke toilet dulu yah? (buru-buru meninggalkan anak-anak yang lain)
Luna : “Eh, haus nih.. minum air enak kali ya??”

Satrya:“Iya juga ya. Oke kalau begitu aku beli air minum dulu ya, tunggu di sini aja sama Meta,”
(berlalu pergi meninggalkan Luna dan Meta)
Meta : “Na.. sebenarnya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku sudah enggak bisa
menyembunyikan ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia ini.”
Luna : “Rahasia? Cerita aja, Ta.. kita kan berteman sudah lama. Lagi pula aku sudah siap kok
buat jadi pendengar yang baik,” (berusaha meyakinkan Meta)

Tanpa mereka sadari, Satrya berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es di tangannya.
Satrya melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan mengurungkan niatnya untuk
menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat ia sadar dari lamunan, ia menuju Meta dan Luna,
dan tersentak ia terkejut mendengar ucapan Meta.

Meta : “Aku.. suka Bondan!!” (dengan terbata-bata)


Satrya : “Hah..?! Meta suka Bondan??” (berkata lirih)
Kebetulan Olive juga sudah datang.Di saat itu pula pertengkaran terjadi.
Luna : “Eh, kalian Sudah pada balik!” (sambil tersenyum dengan sapaan halus)
Olive : “Ta.. serius kamu suka Bondan??”
Meta : “Hmm.. bilang apa sih, kamu..? (pura-pura tidak tahu)
Olive : “Halah..!! enggak usah bohong deh.. aku dengar kok!” (dengan nada agak tinggi)
Luna : “Kamu salah dengar, barangkali?” (berusaha menengahi)

Olive : “Ta, sepertinya kamu juga harus tahu! Aku suka ama Bondan Sudah lama banget, kamu
enggak boleh begitu dong!! Kayak enggak ada yang lain aja?!” (marah-marah)
Satrya : “Heh Sudah Diam semua!!” (berusaha menandingi nada tinggi Olive dan Meta)
Meta : “Oh begitu ya?! Berarti kamu itu yang merebut gebetan teman sendiri, kamu aja yang suka
sama cowok lain, untuk apa pakai menyuruh aku??” (balik marah)

Keadaan semakin parah karena tidak ada yang mau mengalah.

Luna : “Sudah, Sudah… jangan bertengkar” (berusaha melerai)


Satrya : “Kita sudah lama berteman, jangan sampai semua rusak cuma karena masalah sepele
kayak begini!”
Olive : (meninggalkan teman-temannya dan pergi menyendiri)

Sialnya, orang yang sangat membenci Bondan mengetahui perkara ini. Alexa memanfaatkan
keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka ber-lima.

Olive : ( termenung, sendiri, dan terdiam)


Alexa : “Em.. kok cemberut sih?? Ada masalah ya?” (berusaha menarik simpati Olive)
Olive : “Katanya sahabat, masak harus suka cowok yang sama?! Kesal banget, kan??” (berkata
dengan nada ketus)
Alexa : “Sabar aja deh. Mending sementara enggak usah berteman deh sama mereka. Nanti kan
jadi saingan yang enggak sehat!” (merayu)
Olive : “Begitu, ya..?”
Alexa : “Begini aja, mending mulai sekarang kamu gabung sama aku. Nanti aku akan bantu kamu
mengalahkan si Meta itu!”
Olive : “Memang boleh..??”
Alexa : “Ya boleh, lah!!”
Olive hanya tersenyum, entah benar atau tidak keputusannya ini, dia tidak begitu peduli saat itu.

Keesokan harinya.. Satrya menceritakan semua yang terjadi kemarin antara Meta dan Olive.
Sekejap terkejutlah Bondan mendengar semua itu.

Satrya : “Menurutku kamu harus cepat membuat keputusan. Kasih kepastian buat mereka berdua.
Aku enggak mau mereka bertengkar terlalu lama.”

Bondan : “Oke, oke..! aku bakal berusaha jelaskan semuanya biar mereka enggak bertengkar sia-
sia,”
Bondan pun berusaha menemui Meta dan Olive hari itu juga. Namun sayang, hanya Meta yang
mau menerima keputusan Bondan, sedangkan Olive lebih memilih menghindarinya.
Bondan : “Ta, Satrya Sudah cerita semua ke aku tentang yang kemarin. Benar kamu suka aku..?”
(berusaha memastikan)

Meta : “Satrya enggak bohong kok soal yang kemarin itu!”


Bondan : “Begini, Ta. Sebelumnya aku minta maaf. Soalnya gara-gara aku kamu jadi tengkar
ama Olive. Bukannya apa-apa, tapi buat waktu dekat ini aku lagi enggak ingin memikirkan
cewek. Aku masih mau serius di dunia musik-ku,” (menerangkan dengan bijaksana)
Meta : “Oke. Aku mengerti kok”

Olive, Alexa: (berjalan melewati Bondan dan Meta, namun bersikap tak acuh dan sama sekali tak
peduli)
Bondan : “Olive?”
Olive : (berjalan terus tanpa henti)

Hari ini pun Satrya akan mengunjungi rumah Luna. Dan di perjalanannya menuju rumah Luna, ia
melihat Bondan tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan. Sepertinya ia menjadi korban tabrak
lari. Cepat-cepat Satrya membawa Bondan ke Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit…

Satrya : “Halo, Luna? Bondan ada di RS. Dia habis tertabrak kendaraan, cepat kamu ke Rumah
Sakit—mm, Cempaka Husada,” (langsung berbicara begitu suara di seberang telepon menjawab)
Luna : “Hah, sekarang keadaannya bagaimana?!” (panik)
Satrya : “Sudah tenang aja, yang penting kamu sekarang cepat ke sini! Jangan lupa bilang sama
yang lain!”

Dan tak lama kemudian Luna datang, sambil berlari tergesa-gesa.

Luna : “Ya ampun…. Bondan!!” (begitu melihat Bondan)


Satrya : “Dokter Sudah periksa dia, katanya luka di kepalanya itu enggak terlalu parah, kok,”
(berusaha menenangkan Luna)
Luna : “Syukur deh kalau begitu..” (mendesah lega)
Satrya hendak berjalan ke ruang rawat. Saat ia berjalan, tiba-tiba bahunya tertabrak dengan bahu
seseorang. Betapa kaget Satrya saat melihat ternyata bahu yang ia tabrak adalah bahu Olive.
Olive : “Aduh…!” (sambil memegang bahunya)
Satrya : “Oh, maaf, maaf.. Enggak sengaja, lagi buru-buru,”
Olive : “Iya, iya. Enggak apa-apa kok,”
Satrya : “..loh? Olive?? Mengapa kamu di sini..?”
Olive : “Eh, Satrya.. Iya, aku habis mengantar Mama check up, tapi aku ada perlu, jadi Mamaku
pulang duluan. Terus.. kamu sendiri mengapa di sini?”
Satrya : “Ini, Bondan tertabrak, sekarang lagi dirawat di kamar 555. Ini aku lagi menunggu Meta
datang,”
Olive : “Oh…”
Satrya : “Kamu masih marah sama Meta? Sama kita juga?”
Olive : “Ngg… enggak sih. Agak sebel aja. Memang kenapa?”
Satrya : “Liv, aku cuma mau beritahu, Alexa itu bukan orang yang baik. Dia memanfaatkan
keadaan kita yang lagi retak ini dengan menghasut kamu. Ingat Liv, kita Sudah lama
bersahabat.”
Olive : “Tapi si Meta itu lho..” (memasang wajah kecut)
Satrya : “Bondan Sudah jelaskan ke Meta dan Meta mengerti, kok. Masa kamu enggak bisa
mengerti??”
Olive : “Mmmh.. bagaimana ya?? Iya sih, aku liat Alexa itu enggak baik. Mm..”
Olive :”.. mungkin aku pikir aku minta maaf aja ya ama Meta…?”
Satrya : “Naah, begitu dong! Ya Sudah, kamu ikut aku aja ke kamarnya Bondan. Nanti kita
tunggu Meta datang”

Kemudian, Satrya telah kembali dari kantin, bersamaan dengan yang baru datang. Tak lama
kemudian, Olive mengetuk pintu..
Olive : “Ehm.. aku boleh masuk, kan?” (sedikit ragu)
Bondan : “Boleh kok Olive”
Olive : “Sebenarnya.. selain mau jenguk Bondan, aku datang juga untuk minta maaf atas semua
kesalahanku sama kalian selama ini. Kalian mau, kan, maafkan aku..?”
Meta : Aku juga minta maaf, soalnya Sudah bicara kasar ke kamu. Maafkan aku juga, ya?”
Bondan : “Nah, kalau begini kan lebih enak, ya kan, Fren??”
Satrya : “Aku juga senang kalau kita semua akur lagi kayak dulu,” (sambil tersenyum)
Luna : “Makanya, lain kali kalau mau suka cowok enggak usah pakai acara kompak..!”
Semua : (tertawa bersama-sama)

Sesaat kemudian, handphone Olive berdering nyaring, mengejutkan semua orang… Terkejutlah
semua orang dalam ruangan itu saat mendengar berita bahwa Alexa mengalami kecelakaan!

Meta : “Loh kok..?!”


Bondan : “Terus keadaannya bagaimana sekarang..?”
Satrya : “di rumah sakit mana?”
Luna : “Parah apa enggak?”
Olive : (hanya diam mendengarkan semua pertanyaan itu)
Satrya : “Begini aja. Sekarang biar Olive ceritakan semua yang dia tahu tentang keadaan Alexa
sekarang,”

Olive hanya diam. Dia masih sok dengan banjir pertanyaan barusan.
Olive : “Mm.. jadi begini, sekitar satu jam yang lalu Lexa ceritanya mau ke sini. Dan tadi berita
dari rumah sakit bilang kalau Lexa ditemukan jatuh di perempatan dekat sini. Katanya
keadaannya cukup kritis sih,”

Meta : “Rumah Sakit mana?”


Olive : “Emm, Cempaka apa begitu, lupa aku—”
Bondan : “Cempaka Husada, liv?”
Olive : “Nah itu! Benar!”
Bondan : “Ya ampun Liv, itu kan Rumah Sakit ini! Ayo ayo kita tanya ruangan mana!”
Olive : “Ya Sudah, sekarang kita bareng-bareng buruan cari. “
Dan tak lama kemudian mereka semua tiba di ruangan tempat Alexa dirawat.
Olive : “Lexa… kamu enggak apa-apa kan?”

Alexa : “Aku Sudah agak mendingan kok.. terimakasih ya kalian semua Sudah mau jenguk aku..”
Meta : “Ya.. walaupun kita masih agak kesel ama kamu,” (sedikit ketus)
Bondan : “Sudahlah.. yang kemarin tidak usah diungkit-ungkit lagi!”

Alexa : “Hhm, aku minta maaf ya, selama ini aku banyak banget salah ama kalian. Mau kan,
maafkan aku??”

Meta : “Iya, kita mau kok memaafkan kamu! Tapi ada syaratnya, loh!”
Alexa : “Apa syaratnya?”

Meta : “Kalau kamu sudah sembuh nanti, bayar kita semua makan!!” (sambil tersenyum-senyum)
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Mereka semua tak pernah luput dari
kesalahan. Oleh karena itu meminta maaflah jika merasa bersalah. Dan maafkanlah bila ada yang
bersalah. Semua akan indah jika kita saling memaafkan satu sama lain.
Naskah Drama Untuk 7 Orang Tentang Persahabatan
Judul: Kepedulian Terhadap Kondisi Seorang Sahabat
Tema: Soial
Pemain: 7 Orang
Karakter:

1. Jaya (Baik)
2. Iman (Sedang sakit)
3. Huda (Baik)
4. Ahsan (Baik)
5. Ali (Bijak)
6. Sandy (Kurang peduli teman)
7. Silva (Tidak peduli teman)

PERMASALAHAN:

Iman sedang jatuh sakit, dan Jaya meminta persetujuan teman-temannya untuk menjenguk Iman
dirumahnya sebagai bentuk dari jiwa sosial serta rasa bertanggung jawab terhadap seorang sahabat.

KOMPLIKASI:

Dari keenam orang sahabat, dua diantarnya tidak setuju untuk menjenguk keadaan Iman yang sedang
sakit. Dua temannya tersebut adalah Sandy dan Silva. Mereka berdua menganggap, bahwa menjenguk
keadaan Iman yang sedang sakit tidaklah penting.

SOLUSI:

Ali berhalil menyadarkan Sandy dan Silva tentang pentingnya memiliki kepedulian tinggi terhadap
sesama sahabat, termasuk ketika dia sedang sakit. Sandy dan Silva akhirnya bersedia menjenguk
Iman.

ADEGAN DRAMA DIMULAI.....

Jaya:
Apa kalain setuju kalau kita berkunjung ke rumahnya Iman besok sore?

Huda:
Aku setuju, sepertinya besok aku tidak ada acara apa-apa.

Jaya:
Bagaimana dengan kalian, apa kalian setuju juga?

Dari enam orang bersahabat, hanya Sandy dan Silva yang bersikap aneh.

Ahsan:
Iya, aku setuju aja. Sebaiknya kita memang berkunjung ke rumah Iman besok saja, tidak usah
ditunda-tunda.

Ali:
Okay, aku akan siap-siap besok sore.
Jaya:
Kalau kamu bagaimana, San? kamu juga ada waktu kan besok sore?

Sandy tidak bisa berjanji akan ikut Jaya dan teman-teman lainnya kerumahnya Iman.

Sandy:
Aku belum tahu, lihat besok ya..

Silva:
Aku tidak ikut, kalian saja yang pergi kesana.

Jaya pun bertanya, kenapa Silva tidak mau menjenguk Iman.

Jaya:
Kenapa kamu tidak ikut? kamu tidak merasa bersalah sudah tahu ada teman yang sakit kamu malah
tidak menjenguknya?

Ahsan:
Iya, benar kata Jaya itu. Teman kita kan sakit, kenapa kita tidak menjenguk?

Silva:
Namanya juga manusia, pasti ada waktu dimana dia akan mengalami sakit. Aku juga sama seperti
Iman dan orang lain pada umumnya.
Jaya:
Iya, tapi kita kan teman. Kalau ada diantara kita yang sedang sakit, maka kita wajib
menjenguknya.

Silva dan Sandy terus bersikap seperti orang asing, dan bukan seorang sahabat.

Sandy:
Ya tapi kalau tidak ada waktu kan tidak wajib juga.

Huda:
Waktu itu kita yang menentukan. Kalau kalian menganggap Iman itu penting, pastinya kamu
punya waktu luang.

Sandy:
Kamu ngomong aja gampang!

Silva:
Iya, kalau ngomong saja mudah.

Jaya pun semakin bingung dengan kedua temannya itu.

Jaya:
Maksud kalian bagaimana? ngomong saja mudah bagaimana? ini kan cuma niatan untuk
menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit, apa iya kalian tidak punya waktu luang
sedikitpun?

Huda mencoba ikut menyadarkan Sandy dan Silva tanggung jawab seorang sahabat.

Huda:
Iya, benar itu. Mana mungkin waktu sebentar untuk menjenguk sahabat saja tidak ada.
Sandy:
Hemmm.... aku belum bisa ngasih jawaban.

Jaya:
Kalau kamu, Sil?

Silva:
Aku malas.

Jaya semakin tidak mengerti dengan sikap aneh Silva.

Jaya:
Malas? bisa-biasanya kamu bilang malas? kamu tidak merasa punya teman Iman ya?

Silva:
Ya merasa, tapi kan bukan berarti aku harus melakukan apa saja demi dia.

Jaya:
Melakukan apa? kita kan cuma harus menjenguk dia dirumahnya karena saat ini dia sedang
sakit. Itu saja.

Silva:
Ya, tapi aku kan lagi malas. Kenapa harus memaksakan diri kalau sedang malas.

Huda:
Kalian harusnya tahu apa arti persahabatan itu. Jika ada salah satu diantara kita yang
sedang mengalami kesedihan ataupun sakit, maka kita harus menjadi obat baginya, dan
bukannya bersikap seperti orang asing.

Sandy dan Silva terdiam... Kemudian, Ali berhasil menyadarkan Sandy dan Silva.

Ali:
Tahukah kalian, apa yang membedakan kita dengan makhluk lain? apakah bentuk fisiknya
saja atau sifatnya?

Sandy dan Silva meraba-raba dalam hati apa yang dimaksud oleh Ali. Kemudian mereka menjawab.

Sandy:
Sifatnya yang membedakan.

Ali:
Kalau menurut kamu, Sil?

Silva:
Iya, sudah pasti sifatnya.

Ali:
Kalau kalian sudah tahu, bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain itu
adalah sifatnya, maka seharusnya kalian paham bahwa manusia dalam hal ini seorang
sahabat itu harus memiliki rasa sosial kepada sahabat kita yang sedang sakit.

Sandy dan Silva terdiam.. kemudian mereka sadar diri.

Sandy:
Iya, benar kata kamu, Al.
Silva:
Iya juga ya.. Iman itu kan sahabatku, jadi aku harus menjenguknya karena dia sedang sakit.
Siapa tahu dengan kedatanganku keadaan dia bisa membaik.

Jaya terlihat senang sekali dengan sikap Sandy dan Silva yang akhirnya sadar diri.

Jaya:
Seperti itu baru sahabat sejati namanya.

Ali:
Okay, sampai ketemu besok dirumah Iman. Semoga keadaan Iman akan semakin baik
dengan kedatangan kita besok.

Teman-teman Ali:
Okay, semoga saja.
Naskah Drama 8 Orang Tema Persahabatan
Judul: Ketika Rasa Putus Asa Menghantui Pikiran
Tema: Sosial & Persahabatan
Durasi: Singkat
Pemeran: 8 Orang
Karakter:

1. Arman: Mudah putus asa


2. Jasmin: Mudah putus asa
3. Irma: Bijak
4. Lukman: Berwawasan luas
5. Syahal: Berpikiran sempit
6. Dila: Bijak
7. Ari: Cerdik
8. Alma: Suka memberi masukan

Arman:
Aku merasa, meuwujudkan cita-cita itu tidak semudah membayangkannya!

Jasmin:
Iya, aku juga berpikir hal yang sama.

Irma:
Mewujudkan cita-cita itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi pasti
akan ada pembeda jika kita mau bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya.

Lukman:
Benar apa yang dikatakan Irma itu. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha sekuat tenaga
untuk mengerjanya.

Syahal:
Kamu ngomong saja gampang, Man.

Lukman:
Kenapa kamu ngomong begitu?

Syahal:
Iya, buktinya kamu juga bukannya rajin tapi malah suka malas-malasan.

Dila mencoba memberi masukan kepada teman-temannya.

Dila:

Sudahlah, jangan ribut satu sama lain. Menurutku apa yang dikatakan Lukman itu memang
ada benarnya. Yang paling penting bagi kita adalah berusaha dengan gigih untuk
mewujudkan apa yang kita impikan.
Ari juga ikut memberi motivasi kepada teman-temannya.

Ari:
Begini, semudah apapun hal yang ingin kita dapat, hal tersebut tidak akan pernah kita dapat
jika usaha kita tidak maksimal, maka yang perlu kita lakukan memang berjuang dengan
bersungguh-sungguh dan tidak mudah merasa lelah. Benar kan, Al?

Alma:
Iya, menurutku apa yang kamu bilang itu benar.

Arman kembali mengungkapkan isi hatinya.

Arman:
Iya, apa yang kalian bilang itu memang benar, tapi sering kali aku merasa putus asa dengan
keadaan.

Alma mencoba memberi support kepada Arman.

Alma:
Sudahlah, dalam hidup ini tidak ada yang instant. Dan kuncinya adalah kita sendiri. Jika kita
mau berusaha secara maksimal, hasilnya pasti lebih baik.

Lukman sependapat dengan Alma:

Lukman:
Benar sekali, yang penting kita harus tetap fokus.

Dila kembali memberi masukan untuk teman-temannya.

Dila:
Kalian tahu tidak, dulu ekonomi keluargaku itu susah sekali, bahkan aku sempat mau keluar
sekolah karena masalah uang, dan karena kedua orangtuaku tetap berusaha dengan gigih,
maka kehidupan keluargaku pun akhirnya membaik.

Syahal menanyakan maksud Dila.

Syahal:
Lalu apa hubungannya dengan keluarga kamu, Dil?

Dila:
Tentu saja ada hubungannya. Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah kedua orangtuaku.
Meraka berjuang dengan sekuat tenaga untuk membangun ekonomi keluarga, dan
meskipun mereka sempat mengalami berbagai kesulitan, a khirnya keluargaku sekarang
jauh lebih baik dari yang dulu.

Syahal menganggukkan kepalanya.

Syahal:
Iya, benar juga apa yang kamu katakan.

Ari pun ikut menyambung.

Ari:
Iya, kisah kedua orangtua Dila dapat kita jadikan sebagai teladan serta motivasi.
Mendengar cerita Dila, Arman semakin termotivasi.

Arman:
Benar juga apa yang dikatakan Dila, hidup ini memang menuntut kita untuk berjuang secara
maksimal. Tanpanya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa.

Jasmin juga merasa lebih termotivasi oleh Dila.

Jasmin:
Cerita orantua kamu sangat memotivasi saya, Dila. Semoga saja aku bisa tetap fokus
seperti orangtua kamu.

Dila:
Begitu, baru teman aku!!

DIALOG DRAMA PERSAHABATAN - SELESAI

Read more: http://www.contohdramapersahabatan.click/2015/03/contoh-naskah-drama-8-


orang.html#ixzz5F725Ivew

Anda mungkin juga menyukai