Anda di halaman 1dari 13

MENGANALISIS FAKTOR KEJADIAN STUNTING PADA

BALITA USIA 12-36 BULAN DENGAN RIWAYAT


IBU PERNIKAHAN DINI

(Studi di Puskesmas Tamberu Barat Kecamatan Sokobana)

PROPOSAL

DIMAZ TRI SUTRISNO

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDIA


HUSADA MADURA BANGKALAN
2020
BAB IV HASIL PENELITIAN
1.1 LATAR BELAKANG

 Stunting atau biasa disebut dengan balita pendek


INTRODUCTION merupakan indikasi buruknya status gizi dan digunakan
sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada
anak

 Berdasarkan hasil survey data yang dilakukan Di puskesmas


Tamberu Barat, Kecamatan Sokobena, Kabupaten Sampang
pada bulan Januari sampai juni tahun 2019 ditemukan bahwa
data balita yang mengalami stunting sebanyak 44,5%.
JUSTIFIKASI Berdasarkan data pendahuluan dari 10 balita stunting, 6
balita mempunyai riwayat ibu pernikahan dini, 4 balita
mempunyai riwayat faktor budaya yang kurang baik.
secara garis besar masalah gizi buruk pada balita
disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung.
Akar masalah dan pokok masalah penyebab langsung
yaitu asupan nutrisi yang kurang pada balita dan
KRONOLOGI penyakit infeksi yang diderita (Warandani, 2014).
Penyebab tidak langsung seperti: pengasuhan serta pola
pemberian makan orang tua. Faktor tersebut diatas
sangat terkait dengan tingkat pendidikan dan
keterampilan keluarga.

pihak puskesmas Tamberu Barat juga memberikan


upaya berupa adanya edukasi pengetahuan mengenai
SOLUSI ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI yang benar dan
juga memberikan edukasi tentang bahaya pernikahan
dan kehamilan dini terhadap ibu dan janin,
penimbangan anak rutin di posyandu dan lain
sebagainya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP STUNTING

2.2 KONSEP PERNIKAHAN DINI

2.3 KONSEP TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA

2.4 KONSEP STATUS SOSIAL EKONOMI

2.5 KONSEP TRANSCULTURAL NURSING

FAKTOR-FAKTOR KEJADIAN STUNTING YANG


2.6 BERKAITAN DENGAN PERNIKAHAN DINI
2.5 Kerangka Konsep
HIPOTESIS PENELITIAN

 Ha :Ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada balita


usia 12-36 bulan dengan riwayat ibu pernikahan dini
dipuskesmas Tamberu barat, Kecamatan Sokobana.
 Ha :Ada hubungan sosial ekkonomi dengan kejadian stunting pada
balita usia 12-36 bulan dengan riwayat ibu pernikahan dini
dipuskesmas Tamberu barat, Kecamatan Sokobana.
 Ha :Ada hubungan faktor budaya dengan kejadian stunting pada balita
usia 12-36 bulan dengan riwayat ibu pernikahan dini
dipuskesmas Tamberu barat, Kecamatan Sokobana.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik


dengan pendekatan cross sectional
3.2 IDENTIFIKASI VARIABEL
 Variabel bebas
pendidikan ibu, sosial ekonomi, budaya.
 Variabel terikat
stunting.
3.3 DEFINISI OPRASIONAL

Definisi Operasional Alat Ukur Skala Hasil Ukur


NO Variable

Variabel
1 Independent Pendidikan ibu yaitu pendidikan formal yang ditempuh ibu dalam mengembangkan proses Ordinal 1. Tidak sekolah
Pendidikan ibu berfikir dan tata laku baik secara intelektual maupun emosional. Quisioner 2. SD
Parameter : 3. SMP
Tidak sekolah 4. SMA
SD 5. S1/Diploma
SMP
SMA
S1/Diploma

2 Sosial ekonomi Sosial ekonomi merupakan kedudukan sesorang dalm kelompok di masyarakat Quisioner Ordinal 1. Pendapatan
yang ditentukan dari pendidikan dan pendapatan. sangat tinggi
2. Pendapatan
Parameter :
tinggi
Golongan pendapatan sangat tinggi : pendapatan rata-rata > RP 3.500.000 per 3. Pendapatan
bulan. sedang
Golongan pendapatan tinggi : pendapatan rata-rata RP 2.500.000- RP 3.500.000 4. Pendapatan
per bulan rendah
Golongan pendapatan sedang : pendapatan rata-rata RP 1.500.000- RP
2.500.000 per bulan
Golongan pendapatan sangat tinggi : pendapatan rata-rata < RP 1.500.000 per
bulan.

3 Budaya Budaya adalah suatu keyakinan adat istiadat kebiasaan yang dianut individu Quisioner Nominal 1. Sehat
secara turun temurun. 2. Tidak sehat
Parameter :
Sehat : tidak diberikan makanan tambahan di usia < 6 bulan
Tidak sehat : diberikan makanan tambahan diusia < 6 bulan

Variabel
1 Dependent Stunting (pendek) merupakan kondisi dimana tinggi badan balita tidak sesuai dengan umur Microtoise Ordinal 1. Pendek sekali
Stunting yang disebabkan malnutrisi. 2. Pendek
Parameter : 3. Normal
Sangat pendek : TB/U dibawah -3 SD 4. Tinggi
Pendek : TB/U dibawah -2 SD
Normal : TB/U -2 SD s/d 2 SD
Tinggi : TB/U diatas 2 SD
3.4 POPULASI DAN SAMPLING
 Pada penelitian ini populasinya adalah semua balita stunting usia 12-36 bulan dipuskesmas
Tamberu barat, Kecamatan Sokobana pada bulan Agustus 2019 – Oktober 2019 yang rata-rata
berjumlah 41 balita stunting.
SAMPLING
 Probability Sampling secara Simple Random Sampling
 jumlah sampel yang diambil sebanyak 35 balita usia 12-36 bulan dipuskesmas Tamberu barat,
Kecamatan Sokobana.
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
 Penelitian dilakukan pada balita usia 12-36 bulan dipuskesmas Tamberu barat, Kecamatan
Sokobana pada Bulan Desember 2019.
3.6 Alat Pengumpulan Data
 Kuesioner, microtoise
3.7 Cara Pengumpulan Data
3.8 Pengolahan Data
Editing
Scoring
Coding
Tabulating
3.9 Analisis Data
analisis univariat dan analisis bivariat
3.10 Kerangka Kerja
3.11 Etika Penelitian
 Nilai sosial
 Nilai ilmiah
 Pemerataan beban dan manfaat
 Potensi manfaat dan resiko
 Bujukan/eksploitasi/inducemen (undak)
 Rahasia dan privacy
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai