Anda di halaman 1dari 27

HUBUNGAN ASUPAN GIZI SEIMBANG, PENDAPATAN KELUARGA DAN

POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI KURANG BALITA DIWILAYAH KERJA


PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2016
Skripsi Keperawatan Anak

Disusun Oleh
Diary Iman Saputra
1214201 020

YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa balita merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental
dan emosional anak. Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak secara fisik
tergantung kepada orang tua atau pengasuh dalam memberikan asupan gizi yang
diperlukan seorang anak. Akan tetapi banyak balita yang mengalami kekurangan gizi
yang berpotensi untuk mempengaruhi tumbuh kembang balita. Menurut WHO dan
UNICEF pada tahun 2014 itu sendiri diperkirakan jumlah gizi kurang sebanyak 667
juta balita diseluruh dunia.
Menurut data Depkes RI menunjukan dalam 10 tahun terakhir
dari 207 juta penduduk Indonesia terdapat 3 juta bayi dengan
status gizi kurang (1,45%), tahun 2010 ada 13,0% penderita
gizi kurang yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan,
mudah terkena penyakit infeksi serta meningkatkan angka
kematian bayi

Kasus gizi buruk di Provinsi Jambi terdapat di dua kota dan 9


kabupaten. Kasus gizi buruk yang cukup banyak terjadi di
Kabupaten Merangin sebanyak 12 kasus dan Kota Jambi
dengan 10 kasus.

Berdasarkan data dari Dinkes Kota Jambi didapatkan bahwa terdapat


3 wilayah frekuensi tertinggi dalam jumlah balita dengan status gizi
kurang tahun 2015, yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas Paal V dengan
31 balita, Puskesmas Payo Selincah dengan jumlah 26 balita, dan
Puskesmas Simpang IV Sipin dengan jumlah 23 balita.
HASIL WAWANCARA SURVEI AWAL
Pendapatan
Asupan Gizi
Keluarga Pola Asuh
Kurang memenuhi Gaji orang tua hanya
asupan gizi yang perbulannya menuruti
diperlukan sang
anak dibawah Upah kemauan sang
Minimum balita
Provinsi Jambi
Rumusan Masalah Adakah Hubungan asupan gizi
seimbang, pendapatan keluarga
dan pola asuh dengan status gizi
kurang pada balita diwilayah
kerja puskesmas Di Kota Jambi
tahun 2016?
Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian
Tempat:
Cross sectional Penelitian
dilakukan Mei 4 wilayah
2016 kerja
Populasi berjumlah puskesmas
95 Ibu yang di Kota
memiliki balita gizi Jambi
kurang
Instrumen Pen.:
Kuisioner
pengambilan tempat
Multistage Random
Sampling.
Analisis Data:
pemilihan sampel Univariat &
secara purposive bivariat
sampling (Chi Square)
BAB II Tinjauan Pustaka

Konsep Definisi Balita Asupan Gizi Seimbang


Pertumbuhan Anak Balita
Balita
Pendapatan Keluarga
Status Komponen Zat Gizi
Kebutuhan Nutrisi Pada Balita
Gizi Gizi Seimbang Pada Balita Pola Asuh
Penilaian Status Gizi
Balita
Definisi
Jenis-jenis Pola Asuh
Gizi Definisi
Tanda dan Gejala Balita Dengan Gizi Faktor-faktor yang
Kurang Kurang
Mempengaruhi Pola Asuh
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Pada Gizi Kurang Pada Balita
Dampak Kekurangan Gizi Pada Balita
Balita
Kerangka Teori
Faktor langsung yang
mempengaruhi gizi
balita:
Asupan gizi
Penyakit infeksi

Faktor tidak Langsung yang Status Gizi Balita:


mempengaruhi status gizi
balita: Gizi baik
Ketersediaan pangan Gizi kurang
Lingkungan Gizi buruk
Pola asuh Malnutrisi
Pelayanan kesehatan

Masalah utama yang


memepengaruhi status gizi
balita:
Kemiskinan
Pendidikan rendah
Kesempatan kerja
Pendapatan keluarga
BAB III
Metode Penelitian
Kerangka Konsep

Asupan
Gizi

Pendapatan
Pola Asuh
Keluarga

Status gizi
kurang
balita
Defenisi Operasional
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Skala Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
Dependen Keadaan gizi seseorang Pengisian Timbangan Ordinal 1. gizi buruk,
Status Gizi berdasarkan standart kuisioner BB (Kg) jika Z-score <-
baku antropometri 3 SD
WHO-NCHS
2. Gizi kurang
berdasarkan indeks
jika Z-score -3
BB/U, TB/U, BB/TB
SD s/d <-2 SD

3. gizi baik jika


Z-score -2 SD
s/d +2 SD

4. Gizi lebih jika


Z-score > +2
SD

(Depkes. 2004)
Independen makanan yang Pengisian Kuesioner Nominal 0 = tidak cukup (jika
Asupan Gizi dikonsumsi individu kuesioner tidak mengkonsumsi
asupan gizi
seimbang dalam satu hari yang
seimbang)
beraneka ragam dan
mengandung zat tenaga, 1 = cukup (jika
zat pembangun dan zat asupan gizi
seimbang)
pengatur sesuai dengan
kebutuhan tubuh. (Hidayat, 2009)

Independen Total penghasilan bapak Pengisian Kuesioner Ordinal 0 = < UMR (Rp.
Pendapatan dan ibu dalam satu bulan kuesioner 1.906.000)
1 = UMR (Rp.
keluarga dari berbagai sumber
1.906.000)
penghasilan
(Depnaker Provinsi
Jambi, 2016)

Independen Cara orang tua dalam Pengisian Kuesioner Nominal 1 = Pola asuh
Pola Asuh merawat anak terutama kuesioner otoriter
dalam pemberian makan. 2 = Pola asuh
permisif

3 = Pola asuh
demokratis
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan asupan gizi seimbang terhadap
status gizi kurang pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Di Kota Jambi Tahun 2016.
Ada hubungan pendapatan keluarga terhadap
status gizi kurang pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Di Kota Jambi Tahun 2016.
Ada hubungan pola asuh terhadap status gizi
kurang pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Di Kota Jambi Tahun 2016.
Desain Penelitian

Purposive
Cross sectional
sampling

Penentuan besar
Multistage
Sampel
Random
menggunakan
Sampling
rumus Lameshow
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Ibu dan balita yang tidak tercatat atau tidak


Balita yang tercatat status gizi kurang memiliki KIA di posyandu atau Puskesmas di
di Posyandu atau Puskesmas Paal V, wilayah kerja Puskesmas Paal V, Puskesmas
Puskesmas Simpang IV Sipin, Simpang IV Sipin, Puskesmas Payo Selincah,
Puskesmas Payo Selincah, Puskesmas Kebun Handil
Puskesmas Kebun Handil. Orang tua yang bercerai atau diasuh oleh
salah satu ibu atau ayah.
Balita yang masih memiliki kedua
orang tua yakni ibu dan bapak. Balita dengan status gizi kurang dengan
cacat fisik
Bersedia menjadi responden
Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner
sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Pembuatan kuesioner dibuat oleh penulis sendiri
berdasarkan teori teori yang terkait
Pengolahan Data
ANALISA DATA
Analisa Univariat
univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi
frekuensi dari setiap variabel yang diteliti
Analisis Bivariat
Chi-Square (95%), untuk melihat hubungan antara variable
independen dengan variable dependen dengan derajat
kemaknaan 0,05. Apabila p-value 0,05 artinya terdapat
hubungan yang bermakna dan sebaliknya.
Hasil
penelitian
Dan pembahasan
Hasil Univariat
No Status Gizi Jumlah % Dari tabel disamping
1 Gizi Buruk 0 0 diketahui statuz gizi
2 Gizi Kurang 38 79,2 kurang berjumlah 38 balita
3 Gizi Baik 10 20,8 dengan presentase 79,2%,
4 Gizi Lebih 0 0
Total 48 100

No Asupan Gizi Jumlah % Dari Tabel di samping diketahui


bahwa asupan gizi pada balita
1 Cukup 16 33,3
terbanyak adalah tidak cukup
2 Tidak Cukup 32 66,7
berjumlah 32 Balita dengan
Total 48 100 presentase 66,7%
No Pendapatan Jumlah % Dari tabel di samping
Keluarga diketahui pendapatan
1 < UMR 33 68,8 keluarga tertinggi adalah
2 UMR 15 31,3 < UMR berjumlah 33
Total 48 100 responden dengan
presentase 68,8%

No Pola Asuh Jumlah % Dari tabel di atas diketahui


1 Otoriter 2 4,2 pola asuh keluarga
2 Permisif 26 54,2 terbanyak yaitu permisif
dengan jumlah 26
3 Demokratis 20 41,7 responden dengan
Total 48 100 presentase 54,2%.
Hubungan asupan gizi seimbang dengan
status gizi kurang
Status Gizi Balita
Asupan Gizi Jumlah
No Kurang Baik P Value
Seimbang
N % N % N %

1 Cukup 9 18,8 7 14,6 16 33,3

2 Tidak Cukup 29 60,4 3 6,3 32 66,7 0,017

Total 38 79,2 10 20,8 48 100

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,017 lebih kecil dari 0,05 maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara asupan gizi seimbang
dengan status gizi kurang pada balita
Hubungan pendapatan keluarga dengan
status gizi kurang
Status Gizi Balita
Pendpatan Kurang Baik Jumlah
No P Value
Keluarga
N % N % N %

1 < UMR 31 64,6 2 4,2 33 68,8

2 UMR 7 14,6 8 16,7 15 31,3 0,001

Total 38 79,2 10 20,8 48 100

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,001 lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna
antara pendapatan keluarga dengan status gizi kurang pada balita.
Hubungan pola asuh dengan status gizi
kurang
Status Gizi Balita
Jumlah
No Pola Asuh Kurang Baik P Value
N % N % N %
1 Otoriter 2 4 0 0 2 4
2 Permisif 17 35,4 9 18,8 26 54,2
0,038
3 Demokratis 19 39,6 1 2,1 20 41,7
Total 38 79,2 10 20,8 48 100

Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value = 0,038 lebih kecil dari
0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna
antara pola asuh dengan status gizi kurang pada balita
Keterbatasan Penelitian

Tempat Penelitian

Jarak lokasi penelitian

Home Visit hanya 1 kali


PENUTUP
KESIMPULAN
Dari 48 responden statuz gizi kurang berjumlah 38 balita dengan presentase 79,2%,
asupan gizi pada balita terbanyak adalah tidak cukup berjumlah 32 Balita dengan
presentase 66,7%, pendapatan keluarga yang tertinggi adalah < UMR berjumlah 33
responden dengan presentase 68,8%, pola asuh diketahui bahwa pola asuh dengan status
gizi kurang pada balita terbanyak pada pola asuh demokratis dengan jumlah 19 responden
dengan presentase 39,6%

Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan gizi seimbang dengan status gizi kurang
balita di wilayah kerja Puskesmas Kota Jambi tahun 2016.

Terdapat hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga dengan status gizi kurang
balita di wilayah kerja Puskesmas Kota Jambi tahun 2016.

Terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan status gizi kurang balita di
wilayah kerja Puskesmas Kota Jambi tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai