Anda di halaman 1dari 61

Referat

Asuhan Nutrisi Pediatrik

Pembimbing:
dr. Windy Oliviany, Sp. A, M.Sc

Disusun oleh:
Adzra Alifiah G4A021087

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2023
Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

Faktor Internal Faktor Eksternal

Nutrisi
Tiga jenis asuhan dalam memberikan pelayanan kesehatan:

Asuhan medik Asuhan nutrisi Asuhan keperawatan


(Medical care) (Nutritional care) (Nursing care)

Asuhan Nutrisi Pediatrik


(. Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011)
Tinjauan Pustaka
Asuhan Nutrisi Pediatrik
ANP = Pelayanan gizi
Pediatric nutritional care ≠ food service/dietic service

Untuk menunjang pencapaian


Anak sehat tumbuh kembang yang optimal

Mencegah terjadinya
Rawat Jalan gagal tumbuh
Anak sakit
Mencegah terjadinya
Rawat Inap Malnutrisi Rumah Sakit

5 Langkah Asuhan Nutrisi Pediatrik


(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
5 Langkah Asuhan Nutrisi Pediatrik
1 Diagnosis Masalah Nutrisi

2 Menentukan Kebutuhan Zat Gizi

3 Memilih Alternatif Cara Pemberian Gizi

4 Memilih Alternatif Bentuk Sediaan Gizi

5 Evaluasi Respons Nutrisi


01
Diagnosis Masalah Nutrisi
Diagnosis Masalah Nutrisi
Diagnosis masalah nutrisi pada pasien merupakan hasil dari
pengkajian atau evaluasi status nutrisi yaitu bagaimana status gizi
pasien dan tentang masalah nutrisi tertentu yang berkaitan dengan
berbagai penyakit.

Antropometri → BB/TB

WHO 2006 CDC 2000

(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
(. Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011)
Contoh soal Menentukan
BB Ideal dan Status Gizi
Anak A, laki-laki usia 10 tahun dengan berat badan 25 kg
dan tinggi badan 120 cm

BB ideal → 22 kg
TB Umur → 6 tahun 9 bulan
Status Gizi → (BBA : BBI) x 100% = (25:22) x 100% = 113%
BBA → Berat Badan Aktual (BB saat ini)
BBI → Berat Badan Ideal (BB sesuai Usia TB)
Contoh soal Menentukan
BB Ideal dan Status Gizi
Anak A, laki-laki usia 10 tahun dengan berat badan 25 kg
dan tinggi badan 120 cm

BB ideal → 22 kg
TB Umur → 6 tahun 9 bulan
Status Gizi → (BBA : BBI) x 100% = (25:22) x 100% = 113%

IMT → 17.36 kg/m2 → masuk ke dalam persentil 50-75%


maka masuk kedalam Gizi Baik
Status gizi menurut Waterlow (1972); BB/TB WHO 2006; CDC 2000

Status gizi BB/TB (% median) BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
Obesitas > +3SD >P95
>120%
Gizi lebih > +2 SD hingga +3 SD P85 – P95
(overweight) >110-120
Gizi cukup +2 SD hingga -2 SD
110-90%
Gizi kurang <-2 SD hingga -3 SD
70-90%
Gizi buruk <-3 SD
<70%

(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)


02
Menentukan Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Gizi
Pengertian kebutuhan zat gizi dalam asuhan nutrisi adalah
kebutuhan terhadap masing-masing zat gizi yang perlu dipenuhi
agar dapat mencakup 3 macam kebutuhan yaitu:

Replacement (pengganti)

Maintenance (rumatan)

Loss (kehilangan)

Pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi serta anak bertujuan untuk


mencapai BB ideal

(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
Kebutuhan Gizi
Kebutuhan kalori serta protein pasien dapat diperhitungkan dengan
cara sebagai berikut:

1 Tentukan kebutuhan basal (REE atau BMR)

2 Tentukan faktor aktivitas dan faktor stress

3 Tentukan kebutuhan protein pasien

4
Evaluasi dan sesuaikan kebutuhan
berdasarkan hasil pemantauan

(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
<3 tahun

Rumus BMR 3-10


atau REE tahun

10-18
tahun
(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
Perkiraan RDA/AKG pada anak sehat
Faktor aktvitas dan berdasarkan usia sesuai usia tinggi
Faktor stress (Angka Kecukupan Gizi Kemenkes RI, 2022)

( Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)


Kebutuhan Gizi
Critical illness
Kebutuhan Energi =
REE x faktor aktivitas x faktor stress
● Berat badan ideal adalah berat
badan menurut tinggi badan
REE : resting energy expenditure
pada P50 pertumbuhan
● Pada obesitas penatalaksanaan

Non-critical illness tidak akan berhasil tanpa


disertai dengan peningkatan
aktifitas fisik dan perubahan
Kebutuhan kalori/protein = perilaku
RDA untuk umur TB* x BB ideal**

* umur dimana TB saat ini berada di persentil-50


** persentil-50 BB menurut height-age saat ini
RDA : recommended dietary allowances

(. Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011)


Contoh Soal Kebutuhan Kalori
Anak A, laki-laki usia 10 tahun dengan berat badan 25 kg
dan tinggi badan 120 cm

BB ideal → 22 kg
TB Umur → 6 tahun 9 bulan
IMT → 17.36 kg/m2 → masuk ke dalam persentil 50-75%
maka masuk kedalam Gizi Baik

Berapa kebutuhan kalori anak tersebut saat sehat?

RDA untuk TB umur x BB ideal


90 kkal/kg/hari x 22 kg = 1980 kkal/hari

Berapa kebutuhan kalori anak tersebut saat kritis? (Sepsis dan diintubasi)

REE x faktor aktivitas x faktor stress


REE = (22.7 x 22) + 505 = 1004.4 kkal/hari
1004.4 x 1.3 x 0.9 = 1175.1kkal/hari
Memilih
03 Alternatif Cara
Pemberian Gizi
Algoritma cara pemberian Gizi
Nutrisi Enteral (NE) Nutrisi Parenteral (NP)
Indikasi : jika pemberian makanan per oral dan Indikasi : apabila anak tidak dapat terpenuhi
keadaan lambung tidak memungkinkan atau tidak kebutuhan nutriennya dengan cara nutrisi oral
dapat memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan, atau nutrisi enteral.
dengan syarat lainnya yaitu fungsi usus pasien Contoh pada kasus : neonatus dengan enterokolitis
masih baik. nekrotikans, setelah operasi short bowel syndrome,
Contoh pada kasus : trauma berat, luka bakar dan pada anak dengan inflammatory bowel disease
status katabolisme, maka pemberian nutrisi enteral dengan gangguan pertumbuhan, pada anak dengan
sebaiknya sesegera mungkin dalam 24 jam intractable diarrhea dan extracorporeal membrane
oxygenation (ECMO) saat hemodinamik telah
tercapai
Kontraindikasi : saluran cerna tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya, kelainan anatomi saluran Kontraindikasi : adalah tidak boleh diberikan pada
cerna, iskemia saluran cerna, dan peritonitis berat. anak dengan fungsi saluran pencernaan yang baik
dan dapat menerima NO atau NE dengan baik

Rute pemberian Rute pemberian


Jangka pendek: Pipa Nasogastrik, Nasoduodenal, Vena perifer: bila NP menggunakan vena perifer
atau Nasojejunal Vena sentral: melalui akses vena sentral, semua
Jangka panjang: Gastrostomi atau Jejunostomi kebutuhan nutrien dapat dipenuhi

(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014; Ukleja et al, 2018)
Memilih
Alternatif
04 Bentuk Sediaan
Zat Gizi
Beberapa kondisi tidak memungkinkan terpenuhinya

Nutrisi Enteral asupan zat gizi yang memadai melalui mulut. Hal ini
dapat terjadi tanpa atau dengan gangguan fungsi
gastrointestinal. Alternatif dukungan nutrisi pada
kondisi ini adalah nutrisi enteral (NE)

Faktor pasien = umur, diagnosis,


masalah gizi yang terkait, kebutuhan
nutrisi, dan fungsi gastrointestinal

Faktor formula =
osmolalitas,
kepekatan serta kekentalan kalori,
komposisi zat gizi: jenis serta jumlah
karbohidrat, protein dan lemak,
ketersediaan produk serta harganya

(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014; Corkins et al, 2013)
Macam-macam Formula Nutrisi Enteral

(Zadák & Kent-Smith, 2009)

(Koletzko et al, 2015)


Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral (NP) adalah pemberian nutrisi melalui jalur intravena, yang meliputi pemberian
air, asam amino, lemak, karbohidrat, elektrolit, vitamin, mineral, dan trace elements.

Berdasarkan kecukupan nutrisi


● NP total (total parenteral nutrition, TPN)
● NP parsial

Berdasarkan akses vena yang digunakan


● NP perifer (peripheral parenteral nutrition, PPN)
● NP sentral

Berdasarkan alokasi penggunaan waktu NP


● NP kontinu
● NP siklik

(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014; Koletzko et al, 2015)
Langkah mengerjakan Nutrisi Parenteral
1. Menentukan tujuan NP
2. Menentukan berat badan yang akan digunakan sebagai
dasar menghitung kecukupan nutrisi
3. Menentukan kebutuhan cairan
4. Menentukan kebutuhan energi
5. Menentukan kebutuhan nutrisi makro (dextrose, asam
amino, lemak)
6. Menentukan kebutuhan elektrolit
7. Menentukan kebutuhan vitamin
8. Menentukan osmolaritas cairan
9. Menentukan akses vena yang akan digunakan untuk
memberikan nutrisi parenteral

(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)


Rekomendasi dosis substrat parenteral pada pasien stabil menurut umur

(Koletzko et al, 2015 ; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
05
Evaluasi Respons Nutrisi
Respon jangka pendek
daya terima (akseptansi) makanan/obat,
toleransi saluran cerna dan efek samping di
saluran cerna

Respon jangka panjang


menilai penyembuhan penyakit serta tumbuh
kembang anak

Pada pasien rawat inap evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari,
dengan membedakan antara pemberian jalur oral/enteral dan parenteral.
Pada pasien rawat jalan evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan.
(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
Komplikasi Pemberian Nutrisi

Nutrisi Enteral (NE) Nutrisi Parenteral (NP)


1. Gastrointestinal : mual, muntah, diare atau 1. Mekanis/teknik : berkaitan dengan
konstipasi pemasangan kateter yaitu pneumotoraks,
2. Mekanis : aspirasi, malposisi atau hemotoraks, temponade jantung atau
penyumbatan (clogging) pipa NGT malfungsi peralatan
3. Metabolik : hipo/hipertermia, 2. Infeksi : sepsis
hipo/hiperkalemia, dehidrasi dan hipoglikemia 3. Metabolik : kolestasis (terutama pada bayi
yang mendapat nutrisi parenteral >2 minggu)

(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)


Refeeding Syndrome
Refeeding syndrome adalah salah satu komplikasi metabolik dari dukungan
nutrisi pada pasien malnutrisi berat yang ditandai oleh hipofosfatemia,
hipokalemia, dan hipomagnesemia

Hal ini terjadi sebagai akibat perubahan


sumber utama metabolisme tubuh, dari lemak
pada saat kelaparan menjadi karbohidrat yang
diberikan sebagai bagian dari dukungan
nutrisi, sehingga terjadi peningkatan kadar
insulin serta perpindahan elektrolit yang
diperlukan untuk metabolisme intraseluler.

Disaritmia Gagal Jantung

Gagal Nafas Akut Paralisis

Koma Nefropati Disfungsi Liver

(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)


Kesimpulan
Asuhan nutrisi pediatrik dilakukan
Asuhan nutrisi pediatrik
pada setiap anak baik sehat
dilaksanakan melalui 5 langkah
ataupun sakit (di sarana rawat inap
berurutan, berkesinambungan, dan
maupun rawat jalan) oleh karena
berulang.
ANP merupakan hak setiap anak

Tujuan Asuhan nutrisi pediatrik ini


Asuhan nutrisi pediatrik dilaksanakan
adalah untuk mendeteksi masalah
oleh tim asuhan nutrisi yang dipimpin
gizi sedini mungkin sehingga dapat
oleh dokter spesialis anak yang
dicegah atau ditatalaksana dengan
mempunyai kompetensi (sudah
segera
mengikuti pelatihan ANP/sudah
masuk kurikulum
STUNTING
Definisi
Stunting merupakan
perawakan pendek atau sangat
pendek berdasarkan
panjang/tinggi badan menurut
usia yang kurang dari -2
Standar Deviasi (SD) pada
kurva pertumbuhan WHO.

Dampak
Stunting akan mempengaruhi
perkembangan otak jangka
panjang yang selanjutnya
berdampak pada kemampuan
kognitif dan prestasi sekolah.
Selain itu, gangguan
pertumbuhan linear akan
mempengaruhi daya tahan
tubuh dan kapasitas kerja.
(Diagnosis dan Tatalaksana Stunting Kemenkes RI, 2022)
Stunting Syndrome

(Diagnosis dan Tatalaksana Stunting Kemenkes RI, 2022)


Diagnosis stunting ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan antropometri dan
Kriteria Stunting
pemeriksaan penunjang
berdasarkan indeks panjang badan atau tinggi
badan menurut umur dan jenis kelamin (PB/U
Pemeriksaan penunjang dilakukan atau TB/U) <-2 SD berdasarkan kurva WHO 2006
berdasarkan indikasi medis yang untuk anak 0-5 tahun.
ditemukan, sedangkan pemeriksaan
usia tulang (bone age) dilakukan pada
anak usia dua tahun ke atas

Pendek yang didahului oleh suatu perlambatan pertumbuhan dapat


diperkirakan sebagai stunting dengan menentukan apakah:

usia berat (weight age) < usia tinggi (height age) < usia kronologis (chronological age)

(Diagnosis dan Tatalaksana Stunting Kemenkes RI, 2022)


Algoritma Penanganan Stunting

(Diagnosis dan Tatalaksana Stunting Kemenkes RI, 2022)


Tatalaksana Stunting
Tata laksana stunting meliputi tata laksana medis sesuai kondisi yang mendasari,
tatalaksana nutrisi, perbaikan kualitas tidur dan aktivitas fisik

PMPK
1 tata laksana nutrisi dengan pemberian makan yang benar
dan energi cukup (protein energy ratio, PER 10- 15%) 1. Oral nutrition supplement (ONS) dengan kandungan energi
lebih dari 0.9 kkal/mL.
2. Untuk bayi sangat prematur (masa gestasi <32 minggu)

2
tidur teratur dengan waktu tidur malam mulai pukul 21.00 dan bayi berat lahir sangat rendah (< 1500 gram) berupa:
a. Formula prematur dengan ketentuan kandungan energi
untuk mencapai tidur dalam (deep sleep) pada pukul minimal 24 kkal/30 ml, atau
23.00-03.00 b. Pelengkap gizi air susu ibu (Human Milk Fortifier/HMF)
3. Formula berbasis susu sapi dengan protein terhidrolisat

3
ekstensif atau asam amino bebas untuk alergi protein susu
melakukan olahraga/aktivitas fisik teratur paling tidak sapi
4. Formula dengan komposisi makronutrien dan mikronutrien
30-60 menit, minimal 3-5 hari dalam seminggu. spesifik untuk kelainan metabolisme bawaan tertentu

PER : protein energy ratio


PKMK : Pangan untuk Keperluan Medis Khusus
(Diagnosis dan Tatalaksana Stunting Kemenkes RI, 2022)
Contoh Soal Stunting
Ali, 2 tahun BB 8 kg, TB 75 cm

● Anamnesis
● Lahir spontan, cukup bulan, berat lahir 2400 gr, panjang 45 cm. ASI
eksklusif sampai 5 bulan, saat ini sudah tidak minum ASI dan diberikan
MPASI 2x sehari (nasi, lauk ikan sayur), selingan buah/biskuit 1-2x sehari.
Makan sedikit.
● Riwayat kontak TB (+), tidak ada demam , batuk dan pilek
● Saat usia 1 tahun BB 6 kg dan TB 68 cm
● Pemeriksaan fisik = tidak ada kelainan
● Tinggi ayah 160 cm, tinggi ibu 147 cm
● Pemeriksaan penunjang:
○ DL, urine lengkap, kultur urin
○ GDT, SI, TBC, ferritin
○ Mantoux test, Ro Thorax
● Hasil → TB paru, anemia defisiensi besi
Contoh Soal Stunting

Usia berat = 6 bulan

Berat badan sangat kurang


Contoh Soal Stunting
Usia tinggi = 11 bulan

Sangat Pendek
Contoh Soal Stunting

Anak B, laki-laki usia 2 tahun


dengan BB 8 kg dan TB 75 cm

Status Gizi = Gizi Kurang


Contoh Soal Stunting
usia berat (weight age) < usia tinggi (height age) < usia kronologis (chronological age)

Anak B, laki-laki usia 2 tahun


dengan BB 9 kg dan TB 75 cm

Usia berat (6 bulan) < Usia tinggi (11 bulan) < Usia kronologi (24 bulan)

STUNTING
Usia di plotting dalam minggu penuh apabila dari lahir hingga usia 3 bulan; dalam bulan penuh apabila usia 3-12 bulan;
dan dalam tahun dan bulan penuh seterusnya (Titik diletakkan di garis vertikal yang sudah ada pada grafik, bukan
diletakkan di antara garis vertikal).
Contoh: apabila anak usia 5,5 bulan maka titik plot usia akan diletakkan di usia 5 bulan (bukan diantara 5 dan 6 bulan)

World Health Organization, 2008. WHO child growth standards: training course on child growth assessment.
Failure to Thrive
Failure to thrive merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan pertumbuhan inadekuat atau
ketidakmampuan untuk mempertahankan
pertumbuhan, yang biasanya terjadi pada masa awal
anak-anak. Istilah lain yang sering digunakan adalah
‘Gagal Tumbuh’ yang dimana pertumbuhan terjadi lebih
rendah atau dibawah dari anak lain yang sesuai usia dan
jenis kelaminnya.

Indikator Diagnosis FTT


● WAZ dibawah persentil 5 secara berulang kali
Direkomendasikan
● WHZ atau BMI di bawah persentil 5 secara berulang kali
menggunakan hasil
● Berat badan <75% median WAZ
pengukuran pertumbuhan
● Berat badan <80% median WHZ dalam beberapa waktu dan
● Penurunan progresif WAZ, WHZ dan/atau HAZ yang memenuhi indikator diagnosis
melewati dua garis persentil mayor dalam beberapa waktu
● Laju pertambahan berat badan < dari persentil 5 pengukuran tersebut
berdasarkan standar laju pertumbuhan WHO
Cole, S.Z. and Lanham, J.S., 2011. Failure to thrive: an update. American family physician, 83(7), pp.829-834.
Gizi Buruk
Gizi buruk (severe wasting) merupakan keadaan
gizi balita yang ditandai oleh satu atau lebih tanda
berikut:
● pitting edema bilateral, minimal pada kedua
punggung kaki;
● BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 standar
deviasi (< -3 SD);
● lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5 cm pada
balita usia 6-59 bulan.

Gizi kurang (wasting) merupakan keadaan gizi balita


yang ditandai oleh satu atau lebih tanda berikut:
● BB/PB atau BB/TB berada pada -3 sampai
dengan kurang dari -2 standar deviasi (-3 SD
sd -2 SD)
● lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 12,5 cm
sampai dengan 11,5 cm pada balita usia 6-59
bulan.

(Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, 2020)
Algoritma Tatalaksana Gizi Buruk

(Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, 2020)
4 Fase Perawatan Gizi Buruk Balita
Fase Fase Fase Fase Tindak
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Lanjut

10 Langkah
Tatalaksana
Balita Gizi Buruk
di Layanan
Rawat Jalan

(Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, 2020)
Contoh Soal Gizi Buruk
Adi, 2 tahun 2 bulan BB 7 kg, TB 75 cm
Anamnesis
● Lahir spontan, cukup bulan, berat lahir 2400 gr, panjang 45 cm. ASI
eksklusif sampai 5 bulan, saat ini sudah tidak minum ASI dan diberikan
MPASI 2x sehari (nasi, lauk ikan sayur), selingan buah/biskuit 1-2x
sehari. Makan sedikit. Kencing sedikit.
● 2 bulan lalu terkena diare selama 2 minggu
● Pasien tidak rutin ke posyandu, saat usia 1 tahun BB 6 kg dan TB 68
cm
● Pendidikan kedua orang tua adalah SD, kesan ekonomi menengah
kebawah
Pemeriksaan fisik = Kes: CM, Suhu 36.5, RR 28x/menit, Nadi 116x/menit
tampak kurus, mata cekung, akral dingin, tidak ada pitting edema, LiLA 11
cm
● Tinggi ayah 160 cm, tinggi ibu 147 cm
Pemeriksaan penunjang:
○ DL, GDS
○ GDT, SI, TBC, ferritin
● Hasil → Hipoglikemia (GDS = 50 mg/dL), Dehidrasi
Contoh Soal Gizi Buruk
Adi, 2 tahun 2 bulan
BB 7 kg,
Status Gizi = Gizi Sangat Kurang
TB 75 cm
Usia 12 bulan, BB 6 kg TB 68 cm

LiLA = 11 cm

Gizi Buruk
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana

Karena Adi berusia 26 bulan maka


masuk kedalam kategori 6-59 bulan
dengan klinis BB/TB <-3 SD, LiLA
<11,5 cm dan tidak ada pitting edema
serta tidak ada komplikasi

Kasus ini merupakan kasus baru

Rawat Jalan
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Langkah 1 : Anamnesis Langkah 5 : Memberikan makanan
anamnesis riwayat kesehatan balita meliputi Kebutuhan gizi:
riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan ● Energi: 150 - 220 kkal/kgBB/hari
makan (termasuk nafsu makan), riwayat penyakit ● Protein: 4 - 6 g/kgBB/hari
dan keluarga ● Cairan: 150 - 200 ml/kgBB/hari

Langkah 2 : Melakukan PF umum dan khusus → Kebutuhan gizi pada kasus: BB 7 kg


● Energi : 1050 - 1540 kkal/hari
Langkah 3 : Melakukan PP sesuai indikasi ● Protein: 28 - 42 g/hari
● Cairan: 1050 - 1400 ml/hari
Langkah 4: Pemberian obat sesuai
pemeriksaan Pemenuhan kebutuhan gizi tersebut dapat
berikan AB spketrum luas, Amoksisilin diperoleh dari F100 atau Ready to Use Therapeutic
15mg/kgBB/8jam PO selama 5 hari. Food (RUTF) serta makanan padat gizi
→ Pada kasus = 7kg x 15mg/kgBB = 105 mg/ 8
jam, selama 5 hari Per Oral Langkah 6: Konseling gizi kepada pengasuh
tentang cara pemberian F100 atau RUTF dan
berikan Parasetamol bila demam >38C makanan padat gizi
Test Nafsu makan → dengan F100 atau
RUTF, paling cepat 2 jam setelah makan,
dengan langkah melakukan test F100 :
Contoh Soal Gizi Buruk
● Siapkan dosis F100 untuk sehari
sesuai dengan BB Tatalaksana
● Siapkan 1 dosis F100 (⅙ dari dosis Pemberian F100:
harian) yang akan digunakan saat test ● F100 dalam bentuk kering (susu, gula, minyak)
● Berikan dosis pertama secara diberikan untuk keperluan 2 hari, karena
perlahan, dapat minum sendiri atau formula pada suhu ruang hanya dapat bertahan
minta ibu/pengasuh memberikan 2 x 24 jam, catat tanggal saat F100 dibuat.
kepada balita Mineral mix diberikan terpisah.
● Bila balita menolak, bujuk secara ● Bahan makanan disimpan dalam wadah bersih,
perlahan. Hindari memaksa untuk kering dan tertutup, diletakkan dalam lemari
minum bersih, bebas dari serangga dan binatang
pengerat (kecoa, tikus, dll). Susu yang telah
● Amati proses dan catat
dibuka hanya bertahan selama 1 bulan, catat
● Sisa dosis F100 diberikan kepada ibu
tanggal saat susu tersebut dibuka
dirumah, dan minta catat jumlah yang
● Pada tahap awal, balita dengan BB < 7 kg hanya
tersisa diberi F100. Bila BB ≥ 7 kg, maka dapat
● Minta ibu untuk kembali ke rawat jalan diberikan 2/3 dari total kebutuhan kalori
dengan bawa kemasan kosong F100 berupa F100, sisanya diberikan berupa
dan tanya jumlah yang dihabiskan makanan yang mengandung tinggi protein
berapa hewani dan tinggi energi/minyak
Bila BB ≥ 7 kg, maka dapat diberikan 2/3 dari total
kebutuhan kalori berupa F100, sisanya diberikan berupa
makanan yang mengandung tinggi protein hewani dan
tinggi energi/minyak

Kebutuhan gizi pada kasus: BB 7 kg


● Energi : 1050 - 1540 kkal/hari
● Protein: 28 - 42 g/hari
● Cairan: 1050 - 1400 ml/hari

⅔ dari total kebutuhan energi pada kasus


→ 1540 x ⅔ = 1026,6 kkal/hari → dapat terpenuhi
dengan pemberian batas minimal yaitu 150
ml/kg/hari → 1050 ml/hari (1050 kkal/hari)

1540 - 1050 = 490 kkal/hari → dipenuhi dengan


makanan padat gizi

Protein yang didapat dari 1000 ml F100 = 29 gr


→ 42 - 29 = 13 g/hari → dapat dipenuhi dengan
pemberian makanan padat gizi
Contoh Resep Makanan Padat Gizi
Test Nafsu makan → dengan F100 atau RUTF, paling
cepat 2 jam setelah makan, dengan langkah
melakukan test Nafsu Makan RUTF: Contoh Soal Gizi Buruk
● Pastikan kemasan RUTF bersih sebelum


melakukan tes nafsu makan
Sediakan air minum yang bersih dan sudah
Tatalaksana
direbus bagi anak selama tes nafsu makan
● Remas kemasan sebelum digunakan lalu di
buka. Tekan dan makan
● Minta pengasuh untuk duduk nyaman dengan
anak di pangkuan mereka dan berikan RUTF
langsung dari kemasan atau ambil RUTF di jari
dan gunakan jari untuk memberikan RUTF
kepada anak
● Jika anak menolak, maka pengasuh sebaiknya
mencoba terus untuk membujuk anak secara
perlahan dan tidak buru-buru
● Tes biasanya berlangsung sebentar, tapi jika
anak tertekan, mungkin akan butuh waktu lebih
lama. Anak seharusnya tidak dipaksa untuk
makan RUTF.
● Amati proses dan catat
● RUTF yang digunakan untuk tes nafsu makan
sebaiknya dikurangi dari jatah yang dibawa
pulang.
Contoh Soal Gizi Buruk
Pemberian RUTF:
● Jumlah RUTF yang diberikan sesuai dengan Tatalaksana
berat badan balita dan diberikan untuk 7 hari
● Contoh RUTF mengandung 545 kkal/100 g
atau 500 kkal/bungkus (92 g)
● Informasikan kepada orangtua atau pengasuh
cara pemberian dan penyimpanan RUTF di
rumah, baik yang belum dibuka maupun yang
telah dibuka kemasannya. Balita yang hasil tes
nafsu makannya buruk dirujuk ke rawat inap
● Informasikan kepada ibu/keluarga bahwa RUTF
hanya digunakan untuk pengobatan balita gizi
buruk (12 – 59 bulan)
● Bujuk anak untuk makan RUTF dalam jumlah
sedikit dan sering (sampai 8 kali perhari). Bujuk
anak untuk menghabiskan jumlah RUTF yang
dibutuhkan per hari sebelum diberi makan lain
● Gunakan RUTF dalam waktu 24 jam setelah
membuka kemasan
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Kebutuhan gizi pada kasus: BB 7 kg
● Energi : 1050 - 1540 kkal/hari
● Protein: 28 - 42 g/hari
● Cairan: 1050 - 1400 ml/hari

Pemberian paket RUTF untuk BB 7 kg → 3


pcs/hari
→ 520 kkal/100gr/pcs → 1560 kkal/hari
(energi terpenuhi)

→ 13 gr protein/pcs → 39 gr protein/hari
(protein terpenuhi)
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Langkah 7: Catat hasil layanan di dalam RM
Perhitungan kenaikan rata-rata BB per hari
Prosedur Kunjungan Ulang (1 minggu sekali) (periode 7 hari atau 1 minggu)
1. Pada setiap kunjungan dilakukan penilaian
kemajuan yaitu kenaikan berat badan cukup, Contoh:
pitting edema bilateral berkurang atau hilang BB saat ini = 8000 gram = 8kg
dan kondisi klinis lainnya membaik. Target BB awal = 7000 gram =7 kg
kenaikan BB → 50 g/kgBB/minggu atau ● Kenaikan BB = 8000-7000 = 1000 gram
minimal 5 g/kgBB/hari. Dan dinilai apakah ● Kenaikan rata-rata BB per hari = 1000 : 7 hari
kondisi balita membaik atau memburuk = 142,8 g/hari
→ pada kasus target kenaikan BB 350 ● BB rata-rata dalam 7 hari
g/minggu (8000 + 7000) : 2 = 7500 gram → 7,5 kg
2. Hitung ulang kebutuhan F100 atau RUTF ● Bagi kenaikan rata-rata BB per hari dengan
sesuai dengan berat badan terakhir. Balita gizi BB rata-rata
buruk dengan edema mengalami penurunan 142,8 gram/hari : 7,5 kg = 19,04 g/kg/hari
BB saat edema berkurang, maka untuk Atau
perhitungan kebutuhan F100 atau RUTF 1000 g/minggu : 7,5 kg = 133,3 g/kg/minggu
menggunakan BB awal.
Contoh Soal Gizi Buruk
Penilaian Tatalaksana
● Kurang → bila kenaikan berat badan
kurang dari 5 g/kgBB/hari atau bila
kenaikan berat badan kurang dari 50
g/kgBB/ per minggu, balita
membutuhkan penilaian ulang lengkap
● Cukup → bila kenaikan berat badan
5-10 g/kgBB/hari), perlu diperiksa
apakah target asupan terpenuhi, atau
mungkin ada infeksi yang tidak
terdeteksi
● Baik → bila kenaikan berat badan lebih
dari 10 g/kgBB/hari atau bila kenaikan
berat badan ≥ 50 g/kgBB/per minggu Gizi buruk dinyatakan sembuh bila selama 2
minggu memiliki kondisi:
Bila balita sudah mencapai status gizi ● LiLA ≥ 12,5 cm (hijau), dan/atau
kurang, maka kunjungan ulang dapat ● Z-Score BB/PB atau BB/TB ≥ -2 SD
dilakukan seminggu atau 2 minggu sekali ● Tidak ada pitting edema bilateral
dengan prosedur yang sama ● Klinis baik
Thanks!
Do you have any questions?

+91 620 421 838


yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


Daftar Pustaka
Boullata, J.I., Gilbert, K., Sacks, G., Labossiere, R.J., Crill, C., Goday, P., Kumpf, V.J., Mattox, T.W., Plogsted, S., Holcombe, B. and American Society for
Parenteral and Enteral Nutrition, 2014. ASPEN clinical guidelines: parenteral nutrition ordering, order review, compounding, labeling, and dispensing.
Journal of Parenteral and Enteral Nutrition, 38(3), pp.334-377.

Corkins, M.R., Griggs, K.C., Groh‐Wargo, S., Han‐Markey, T.L., Helms, R.A., Muir, L.V., Szeszycki, E.E. and Task Force on Standards for Nutrition
Support: Pediatric Hospitalized Patients; and the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Board of Directors, 2013. Standards for nutrition
support: pediatric hospitalized patients. Nutrition in Clinical Practice, 28(2), pp.263-276.

Hamdan, M. and Puckett, Y., 2020. Total parenteral nutrition. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559036/

IDAI. 2014. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid I. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia: Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.

IDAI. 2011. Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care). UKK Nutrisi Penyakit Metabolik IDAI: Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta.

Koletzko, B. et al (eds). 2015. Pediatric Nutrition in Practice. World Rev Nutr Diet. Basel, Kerger, vol. 113, pp 152-162.

Pulungan, A.B., 2020. Auxology, kurva pertumbuhan, antropometri, dan pemantauan pertumbuhan. Sari Pediatri, 22(2), pp.123-130.

Ukleja, A., Gilbert, K., Mogensen, K.M., Walker, R., Ward, C.T., Ybarra, J., Holcombe, B. and Task Force on Standards for Nutrition Support: Adult
Hospitalized Patients, the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition, 2018. Standards for nutrition support: adult hospitalized patients. Nutrition
in Clinical Practice, 33(6), pp.906-920.

Waterlow JC. 1972. Classification and Definition of Protein-Calorie Malnutrition. Br Med J, 3(5826):566-9

Zadák, Z. and Kent-Smith, L., 2009. Basics in clinical nutrition: Commercially prepared formulas. e-SPEN, the European e-Journal of Clinical Nutrition and
Metabolism, 4(5), pp.e212-e215.

Anda mungkin juga menyukai