Pembimbing:
dr. Windy Oliviany, Sp. A, M.Sc
Disusun oleh:
Adzra Alifiah G4A021087
Nutrisi
Tiga jenis asuhan dalam memberikan pelayanan kesehatan:
Mencegah terjadinya
Rawat Jalan gagal tumbuh
Anak sakit
Mencegah terjadinya
Rawat Inap Malnutrisi Rumah Sakit
Antropometri → BB/TB
(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
(. Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011)
Contoh soal Menentukan
BB Ideal dan Status Gizi
Anak A, laki-laki usia 10 tahun dengan berat badan 25 kg
dan tinggi badan 120 cm
BB ideal → 22 kg
TB Umur → 6 tahun 9 bulan
Status Gizi → (BBA : BBI) x 100% = (25:22) x 100% = 113%
BBA → Berat Badan Aktual (BB saat ini)
BBI → Berat Badan Ideal (BB sesuai Usia TB)
Contoh soal Menentukan
BB Ideal dan Status Gizi
Anak A, laki-laki usia 10 tahun dengan berat badan 25 kg
dan tinggi badan 120 cm
BB ideal → 22 kg
TB Umur → 6 tahun 9 bulan
Status Gizi → (BBA : BBI) x 100% = (25:22) x 100% = 113%
Status gizi BB/TB (% median) BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
Obesitas > +3SD >P95
>120%
Gizi lebih > +2 SD hingga +3 SD P85 – P95
(overweight) >110-120
Gizi cukup +2 SD hingga -2 SD
110-90%
Gizi kurang <-2 SD hingga -3 SD
70-90%
Gizi buruk <-3 SD
<70%
Replacement (pengganti)
Maintenance (rumatan)
Loss (kehilangan)
(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
Kebutuhan Gizi
Kebutuhan kalori serta protein pasien dapat diperhitungkan dengan
cara sebagai berikut:
4
Evaluasi dan sesuaikan kebutuhan
berdasarkan hasil pemantauan
(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
<3 tahun
10-18
tahun
(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
Perkiraan RDA/AKG pada anak sehat
Faktor aktvitas dan berdasarkan usia sesuai usia tinggi
Faktor stress (Angka Kecukupan Gizi Kemenkes RI, 2022)
BB ideal → 22 kg
TB Umur → 6 tahun 9 bulan
IMT → 17.36 kg/m2 → masuk ke dalam persentil 50-75%
maka masuk kedalam Gizi Baik
Berapa kebutuhan kalori anak tersebut saat kritis? (Sepsis dan diintubasi)
(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014; Ukleja et al, 2018)
Memilih
Alternatif
04 Bentuk Sediaan
Zat Gizi
Beberapa kondisi tidak memungkinkan terpenuhinya
Nutrisi Enteral asupan zat gizi yang memadai melalui mulut. Hal ini
dapat terjadi tanpa atau dengan gangguan fungsi
gastrointestinal. Alternatif dukungan nutrisi pada
kondisi ini adalah nutrisi enteral (NE)
Faktor formula =
osmolalitas,
kepekatan serta kekentalan kalori,
komposisi zat gizi: jenis serta jumlah
karbohidrat, protein dan lemak,
ketersediaan produk serta harganya
(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014; Corkins et al, 2013)
Macam-macam Formula Nutrisi Enteral
(Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik IDAI, 2011; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014; Koletzko et al, 2015)
Langkah mengerjakan Nutrisi Parenteral
1. Menentukan tujuan NP
2. Menentukan berat badan yang akan digunakan sebagai
dasar menghitung kecukupan nutrisi
3. Menentukan kebutuhan cairan
4. Menentukan kebutuhan energi
5. Menentukan kebutuhan nutrisi makro (dextrose, asam
amino, lemak)
6. Menentukan kebutuhan elektrolit
7. Menentukan kebutuhan vitamin
8. Menentukan osmolaritas cairan
9. Menentukan akses vena yang akan digunakan untuk
memberikan nutrisi parenteral
(Koletzko et al, 2015 ; Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
05
Evaluasi Respons Nutrisi
Respon jangka pendek
daya terima (akseptansi) makanan/obat,
toleransi saluran cerna dan efek samping di
saluran cerna
Pada pasien rawat inap evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari,
dengan membedakan antara pemberian jalur oral/enteral dan parenteral.
Pada pasien rawat jalan evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan.
(Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik IDAI, 2014)
Komplikasi Pemberian Nutrisi
Dampak
Stunting akan mempengaruhi
perkembangan otak jangka
panjang yang selanjutnya
berdampak pada kemampuan
kognitif dan prestasi sekolah.
Selain itu, gangguan
pertumbuhan linear akan
mempengaruhi daya tahan
tubuh dan kapasitas kerja.
(Diagnosis dan Tatalaksana Stunting Kemenkes RI, 2022)
Stunting Syndrome
usia berat (weight age) < usia tinggi (height age) < usia kronologis (chronological age)
PMPK
1 tata laksana nutrisi dengan pemberian makan yang benar
dan energi cukup (protein energy ratio, PER 10- 15%) 1. Oral nutrition supplement (ONS) dengan kandungan energi
lebih dari 0.9 kkal/mL.
2. Untuk bayi sangat prematur (masa gestasi <32 minggu)
2
tidur teratur dengan waktu tidur malam mulai pukul 21.00 dan bayi berat lahir sangat rendah (< 1500 gram) berupa:
a. Formula prematur dengan ketentuan kandungan energi
untuk mencapai tidur dalam (deep sleep) pada pukul minimal 24 kkal/30 ml, atau
23.00-03.00 b. Pelengkap gizi air susu ibu (Human Milk Fortifier/HMF)
3. Formula berbasis susu sapi dengan protein terhidrolisat
3
ekstensif atau asam amino bebas untuk alergi protein susu
melakukan olahraga/aktivitas fisik teratur paling tidak sapi
4. Formula dengan komposisi makronutrien dan mikronutrien
30-60 menit, minimal 3-5 hari dalam seminggu. spesifik untuk kelainan metabolisme bawaan tertentu
● Anamnesis
● Lahir spontan, cukup bulan, berat lahir 2400 gr, panjang 45 cm. ASI
eksklusif sampai 5 bulan, saat ini sudah tidak minum ASI dan diberikan
MPASI 2x sehari (nasi, lauk ikan sayur), selingan buah/biskuit 1-2x sehari.
Makan sedikit.
● Riwayat kontak TB (+), tidak ada demam , batuk dan pilek
● Saat usia 1 tahun BB 6 kg dan TB 68 cm
● Pemeriksaan fisik = tidak ada kelainan
● Tinggi ayah 160 cm, tinggi ibu 147 cm
● Pemeriksaan penunjang:
○ DL, urine lengkap, kultur urin
○ GDT, SI, TBC, ferritin
○ Mantoux test, Ro Thorax
● Hasil → TB paru, anemia defisiensi besi
Contoh Soal Stunting
Sangat Pendek
Contoh Soal Stunting
Usia berat (6 bulan) < Usia tinggi (11 bulan) < Usia kronologi (24 bulan)
STUNTING
Usia di plotting dalam minggu penuh apabila dari lahir hingga usia 3 bulan; dalam bulan penuh apabila usia 3-12 bulan;
dan dalam tahun dan bulan penuh seterusnya (Titik diletakkan di garis vertikal yang sudah ada pada grafik, bukan
diletakkan di antara garis vertikal).
Contoh: apabila anak usia 5,5 bulan maka titik plot usia akan diletakkan di usia 5 bulan (bukan diantara 5 dan 6 bulan)
World Health Organization, 2008. WHO child growth standards: training course on child growth assessment.
Failure to Thrive
Failure to thrive merupakan istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan pertumbuhan inadekuat atau
ketidakmampuan untuk mempertahankan
pertumbuhan, yang biasanya terjadi pada masa awal
anak-anak. Istilah lain yang sering digunakan adalah
‘Gagal Tumbuh’ yang dimana pertumbuhan terjadi lebih
rendah atau dibawah dari anak lain yang sesuai usia dan
jenis kelaminnya.
(Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, 2020)
Algoritma Tatalaksana Gizi Buruk
(Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, 2020)
4 Fase Perawatan Gizi Buruk Balita
Fase Fase Fase Fase Tindak
Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Lanjut
10 Langkah
Tatalaksana
Balita Gizi Buruk
di Layanan
Rawat Jalan
(Buku Saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, 2020)
Contoh Soal Gizi Buruk
Adi, 2 tahun 2 bulan BB 7 kg, TB 75 cm
Anamnesis
● Lahir spontan, cukup bulan, berat lahir 2400 gr, panjang 45 cm. ASI
eksklusif sampai 5 bulan, saat ini sudah tidak minum ASI dan diberikan
MPASI 2x sehari (nasi, lauk ikan sayur), selingan buah/biskuit 1-2x
sehari. Makan sedikit. Kencing sedikit.
● 2 bulan lalu terkena diare selama 2 minggu
● Pasien tidak rutin ke posyandu, saat usia 1 tahun BB 6 kg dan TB 68
cm
● Pendidikan kedua orang tua adalah SD, kesan ekonomi menengah
kebawah
Pemeriksaan fisik = Kes: CM, Suhu 36.5, RR 28x/menit, Nadi 116x/menit
tampak kurus, mata cekung, akral dingin, tidak ada pitting edema, LiLA 11
cm
● Tinggi ayah 160 cm, tinggi ibu 147 cm
Pemeriksaan penunjang:
○ DL, GDS
○ GDT, SI, TBC, ferritin
● Hasil → Hipoglikemia (GDS = 50 mg/dL), Dehidrasi
Contoh Soal Gizi Buruk
Adi, 2 tahun 2 bulan
BB 7 kg,
Status Gizi = Gizi Sangat Kurang
TB 75 cm
Usia 12 bulan, BB 6 kg TB 68 cm
LiLA = 11 cm
Gizi Buruk
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Rawat Jalan
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Langkah 1 : Anamnesis Langkah 5 : Memberikan makanan
anamnesis riwayat kesehatan balita meliputi Kebutuhan gizi:
riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui dan ● Energi: 150 - 220 kkal/kgBB/hari
makan (termasuk nafsu makan), riwayat penyakit ● Protein: 4 - 6 g/kgBB/hari
dan keluarga ● Cairan: 150 - 200 ml/kgBB/hari
●
melakukan tes nafsu makan
Sediakan air minum yang bersih dan sudah
Tatalaksana
direbus bagi anak selama tes nafsu makan
● Remas kemasan sebelum digunakan lalu di
buka. Tekan dan makan
● Minta pengasuh untuk duduk nyaman dengan
anak di pangkuan mereka dan berikan RUTF
langsung dari kemasan atau ambil RUTF di jari
dan gunakan jari untuk memberikan RUTF
kepada anak
● Jika anak menolak, maka pengasuh sebaiknya
mencoba terus untuk membujuk anak secara
perlahan dan tidak buru-buru
● Tes biasanya berlangsung sebentar, tapi jika
anak tertekan, mungkin akan butuh waktu lebih
lama. Anak seharusnya tidak dipaksa untuk
makan RUTF.
● Amati proses dan catat
● RUTF yang digunakan untuk tes nafsu makan
sebaiknya dikurangi dari jatah yang dibawa
pulang.
Contoh Soal Gizi Buruk
Pemberian RUTF:
● Jumlah RUTF yang diberikan sesuai dengan Tatalaksana
berat badan balita dan diberikan untuk 7 hari
● Contoh RUTF mengandung 545 kkal/100 g
atau 500 kkal/bungkus (92 g)
● Informasikan kepada orangtua atau pengasuh
cara pemberian dan penyimpanan RUTF di
rumah, baik yang belum dibuka maupun yang
telah dibuka kemasannya. Balita yang hasil tes
nafsu makannya buruk dirujuk ke rawat inap
● Informasikan kepada ibu/keluarga bahwa RUTF
hanya digunakan untuk pengobatan balita gizi
buruk (12 – 59 bulan)
● Bujuk anak untuk makan RUTF dalam jumlah
sedikit dan sering (sampai 8 kali perhari). Bujuk
anak untuk menghabiskan jumlah RUTF yang
dibutuhkan per hari sebelum diberi makan lain
● Gunakan RUTF dalam waktu 24 jam setelah
membuka kemasan
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Kebutuhan gizi pada kasus: BB 7 kg
● Energi : 1050 - 1540 kkal/hari
● Protein: 28 - 42 g/hari
● Cairan: 1050 - 1400 ml/hari
→ 13 gr protein/pcs → 39 gr protein/hari
(protein terpenuhi)
Contoh Soal Gizi Buruk
Tatalaksana
Langkah 7: Catat hasil layanan di dalam RM
Perhitungan kenaikan rata-rata BB per hari
Prosedur Kunjungan Ulang (1 minggu sekali) (periode 7 hari atau 1 minggu)
1. Pada setiap kunjungan dilakukan penilaian
kemajuan yaitu kenaikan berat badan cukup, Contoh:
pitting edema bilateral berkurang atau hilang BB saat ini = 8000 gram = 8kg
dan kondisi klinis lainnya membaik. Target BB awal = 7000 gram =7 kg
kenaikan BB → 50 g/kgBB/minggu atau ● Kenaikan BB = 8000-7000 = 1000 gram
minimal 5 g/kgBB/hari. Dan dinilai apakah ● Kenaikan rata-rata BB per hari = 1000 : 7 hari
kondisi balita membaik atau memburuk = 142,8 g/hari
→ pada kasus target kenaikan BB 350 ● BB rata-rata dalam 7 hari
g/minggu (8000 + 7000) : 2 = 7500 gram → 7,5 kg
2. Hitung ulang kebutuhan F100 atau RUTF ● Bagi kenaikan rata-rata BB per hari dengan
sesuai dengan berat badan terakhir. Balita gizi BB rata-rata
buruk dengan edema mengalami penurunan 142,8 gram/hari : 7,5 kg = 19,04 g/kg/hari
BB saat edema berkurang, maka untuk Atau
perhitungan kebutuhan F100 atau RUTF 1000 g/minggu : 7,5 kg = 133,3 g/kg/minggu
menggunakan BB awal.
Contoh Soal Gizi Buruk
Penilaian Tatalaksana
● Kurang → bila kenaikan berat badan
kurang dari 5 g/kgBB/hari atau bila
kenaikan berat badan kurang dari 50
g/kgBB/ per minggu, balita
membutuhkan penilaian ulang lengkap
● Cukup → bila kenaikan berat badan
5-10 g/kgBB/hari), perlu diperiksa
apakah target asupan terpenuhi, atau
mungkin ada infeksi yang tidak
terdeteksi
● Baik → bila kenaikan berat badan lebih
dari 10 g/kgBB/hari atau bila kenaikan
berat badan ≥ 50 g/kgBB/per minggu Gizi buruk dinyatakan sembuh bila selama 2
minggu memiliki kondisi:
Bila balita sudah mencapai status gizi ● LiLA ≥ 12,5 cm (hijau), dan/atau
kurang, maka kunjungan ulang dapat ● Z-Score BB/PB atau BB/TB ≥ -2 SD
dilakukan seminggu atau 2 minggu sekali ● Tidak ada pitting edema bilateral
dengan prosedur yang sama ● Klinis baik
Thanks!
Do you have any questions?
Corkins, M.R., Griggs, K.C., Groh‐Wargo, S., Han‐Markey, T.L., Helms, R.A., Muir, L.V., Szeszycki, E.E. and Task Force on Standards for Nutrition
Support: Pediatric Hospitalized Patients; and the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Board of Directors, 2013. Standards for nutrition
support: pediatric hospitalized patients. Nutrition in Clinical Practice, 28(2), pp.263-276.
Hamdan, M. and Puckett, Y., 2020. Total parenteral nutrition. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559036/
IDAI. 2014. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid I. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia: Kementerian Kesehatan RI: Jakarta.
IDAI. 2011. Rekomendasi Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care). UKK Nutrisi Penyakit Metabolik IDAI: Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka Kecukupan
Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta.
Koletzko, B. et al (eds). 2015. Pediatric Nutrition in Practice. World Rev Nutr Diet. Basel, Kerger, vol. 113, pp 152-162.
Pulungan, A.B., 2020. Auxology, kurva pertumbuhan, antropometri, dan pemantauan pertumbuhan. Sari Pediatri, 22(2), pp.123-130.
Ukleja, A., Gilbert, K., Mogensen, K.M., Walker, R., Ward, C.T., Ybarra, J., Holcombe, B. and Task Force on Standards for Nutrition Support: Adult
Hospitalized Patients, the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition, 2018. Standards for nutrition support: adult hospitalized patients. Nutrition
in Clinical Practice, 33(6), pp.906-920.
Waterlow JC. 1972. Classification and Definition of Protein-Calorie Malnutrition. Br Med J, 3(5826):566-9
Zadák, Z. and Kent-Smith, L., 2009. Basics in clinical nutrition: Commercially prepared formulas. e-SPEN, the European e-Journal of Clinical Nutrition and
Metabolism, 4(5), pp.e212-e215.