Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI


OPERASIONAL PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori

Stunting merupakan masalah kesehatan khususnya masalah gizi yang dipengaruhi


oleh berbagai faktor penyebab. UNICEF menggambarkan penyebab stunting berdasarkan
penyebab pada tingkat anak, tingkat keluarga, dan tingkat masyarakat. Berikut adalah
kerangka teori yang didapat berdasarkan UNICEF dan dimodifikasi BAPPENAS yang
disesuaikan dengan permasalahan yang ada di Indonesia.

Stunting Hasil

Asupan Gizi
Status Kesehatan Penyebab Langsung

Ketahanan Lingkungan Sosial Lingkungan Lingkungan


Pangan (norma, makanan Kesehatan Pemukiman
(Ketersediaan, bayi dan anak, (akses, (air, sanitasi, Penyebab Tidak
keterjangkauan higiene, pelayanan kondisi Langsung
dan akses pendidikan, preventif dan bangunan)
pangan bergizi) tempat kerja) kuratif)

Pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi,


globalisasi,sistem pangan, perlindungan sosial, sistem kesehatan, Proses
pembangunan pertanian dan pemberdayaan perempuan

Komitmen politis dan kebijakan pelaksanaan aksi kebutuhan dan tekanan


untuk implementasi, tata kelola keterlibatan antar lembaga pemerintah dan Prasyarat
non pemerintah, kapasitas untuk implementasi Pendukung

Sumber : UNICEF 1997; IFPRI, 2016; BAPPENAS 2018, disesuaikan dengan konteks indonesia

Universitas Indonesia
3.2 Kerangka Konsep Penelitian

Berikut adalah kerangka konsep dari penelitian ini yang ditentukan berdasarkan
pertimbangan dari berbagai penelitian sebelumnya, kerangka kerja UNICEF, dan
ketersediaan data yang ada dalam sumber data penelitian yaitu Pemantauan Status Gizi
Tahun 2017.

Variabel Independen Utama


Perilaku Keluarga Sadar Gizi

 Penimbangan berat badan Variabel Dependen


balita secara teratur
 ASI eksklusif
 RT menggunakan garam
Stunting pada Baduta
beryodium
 Balita mendapat Vitamin A
 Konsumsi makanan beragam
sesuai kecukupan gizi

Variabel Kovariat

 Riwayat Balita pernah


dirawat
 Pendidikan Ibu
 Pekerjaan Ibu
 Jumlah Anggota Rumah
Tangga
 Ada Balita lain dalam RT
 Wilayah Tempat Tinggal

Universitas Indonesia
3.3 Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
1 Stunting Status gizi yang Kuesioner 1: Stunting Nominal
didasarkan pada Pemantauan (Jika nilai z-score
indeks Panjang Status Gizi (PSG) untuk indeks TB/U
badan menurut umur 2017 <-2 SD)
(PB/U) yang bernilai
kurang dari -2 SD 0 : Normal
(Jika nilai Z-score
untuk indeks TB/U ≥
-2SD
2 Penimbangan Banyaknya Kuesioner 1: Belum baik Nominal
berat badan penimbangan balita Pemantauan (penimbangan
balita secara dalam 6 bulan Status Gizi (PSG) dilakukan kurang
teratur terakhir 2017 dari 4 kali dalam 6
bulan terakhir)

0: Baik
(penimbangan
dilakukan 4 kali atau
lebih dalam 6 bulan
terakhir)
3 Makan beraneka Balita Kuesioner 1: Belum Baik Nominal
ragam mengkonsumsi Pemantauan (Bila tidak tiap hari
makanan pokok, Konsumsi Gizi makan lauk hewani
lauk-pauk, sayur dan (PKG) 2017 dan buah )
buah dalam 24 jam
terakhir. 0: Baik

Universitas Indonesia
(Bila setiap hari
makan lauk hewani
dan buah)
4 Pemberian Pemberian kapsul Kuesioner 1: Belum Baik Nominal
Vitamin A Vitamin A warna Pemantauan (Jika kuesioner
biru untuk bayi umur Status Gizi (PSG) individu balita, Blok
6-11 bulan dan 2017 B.3, No.B21=2 dan
kapsul vitamin A B22=4)
warna merah pada
balita umur 12-59 0:Baik
bulan (Jika kuesioner
individu balita, Blok
B.3, No.B21=1 dan
B22=1/2/3)
5 Status Bayi umur 0-6 bulan Kuesioner 1:Belum Baik Nominal
pemberian ASI yang hanya diberi Pemantauan (Jika kuesioner
Eksklusif ASI saja tanpa Status Gizi (PSG) individu balita, Blok
minuman atau 2017 B.1, No.B04=1,
makanan selain ASI B07=2)
kecuali obat, vitamin
dan mineral. 0: Baik
(Jika kuesioner
individu balita, Blok
B.1 ,No.B04=2,
B07=1, B08a=1 dan
B08b=2
6 Menggunakan Keluarga Kuesioner 1:Belum Baik Nominal
garam menggunakan garam Pemantauan (Jika kuesioner
beriodium beryodium untuk Status Gizi (PSG) individu balita blok
memasak setiap hari. 2017, menguji V, No.3=2)
contoh garam 0: Baik
yang digunakan

Universitas Indonesia
keluarga dengan (Jika kuesioner
tes iodina individu balita, Blok
V, No.3=1)
7 Perilaku Prilaku gizi yang Hasil Komposit 1 : Belum Baik Nominal
Keluarga Sadar baik diperoleh dari dari Variabel (jika balita
Gizi gabungan variabel penimbangan memperoleh skor 1-5
penimbangan balita balita, ASI dari penjumlahan 5
secara teratur, ASI eksklusif, rumah variabel independen
eksklusif, rumah tangga konsumsi utama)
tangga konsumsi garam beriodium,
garam beriodium, balita mendapat 0: Baik
balita mendapat Vitamin A,
(jika balita
vitamin A, konsumsi Konsumsi
memperoleh skor 0
makanan beragam makanan beragam
dari penjumlahan 5
variabel independen
utama)
8 Riwayat balita Riwayat balita Kuesioner 1: Ya Nominal
pernah dirawat pernah dirawat Pemantauan (Jika kuesioner
karena kurang gizi Status Gizi (PSG) individu balita, blok
dalam kurun waktu 1 2017 B.5, No.27=1)
Tahun
0: Tidak pernah
(Jika kuesioner
individu balita, blok
B.5, No.27=2)
9 Ada Balita lain Adanya balita lain Kuesioner 1: Ada Nominal
dalam RT yang tinggal bersama Pemantauan (Jika Kuesioner, blok
dalam satu rumah, Status Gizi (PSG) Blok II, No.4 ≥ 2)
baik saudara 2017
kandung maupun

Universitas Indonesia
bukan saudara 0: Tidak Ada
kandung. (Jika kuesioner, Blok
II, No.4 < 1 )
10 Jumlah anggota Banyaknya anggota Kuesioner 1: > 4 orang Ordinal
rumah tangga rumah tangga Pemantauan (Jika kuesioner
(ART) Status Gizi (PSG) rumah tangga,
2017 Blok.II, No.3> 4
orang)

0: ≤ 4 orang
(Jika kuesioner
rumah tangga,
Blok.II, No.3≤ 4
orang)
11 Wilayah tempat Klasifikasi tempat Kuesioner 1: Perdesaan Nominal
tinggal tinggal menurut Pemantauan (Jika kuesioner
wilayah perkotaan Status Gizi (PSG) rumah tangga, Blok
atau perdesaan 2017 I, No.5=2)

0: Perkotaan
(Jika kuesioner
rumah tangga, Blok
I, No.5=1)
12 Pekerjaan Ibu Status bekerja ibu Kuesioner 1: Bekerja Nominal
yang menghasilkan Pemantauan (Jika kuesioner
uang dan Status Gizi (PSG) rumah tangga,
menggunakan waktu 2017 Blok.IV, No.9=2)
ibu.
0: Tidak Bekerja
(Jika kuesioner
rumah tangga,
Blok.IV No.9=1)

Universitas Indonesia
13 Pendidikan Ibu Tingkat Pendidikan Kuesioner 1: ≤ Tamat SLTP Ordinal
terakhir yang Pemantauan (Jika kuesioner
ditamatkan Ibu Status Gizi (PSG) rumah tangga,
2017 Blok.IV,
No.8=1/2/3/4)

0: > SLTP
(Jika kuesioner
rumah tangga,
Blok.IV,
No.8=5/6/7)

3.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada Hubungan perilaku sadar gizi dengan kejadian stunting pada balita 6-23
bulan di Provinsi Lampung
2. Ada hubungan banyaknya penimbangan berat badan balita dengan dengan
kejadian stunting pada balita 6-23 bulan di Provinsi Lampung
3. Ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada balita 6-
23 bulan di Provinsi Lampung
4. Ada hubungan pemberian vitamin A dengan kejadian stunting pada balita 6-23
bulan di Provinsi Lampung
5. Ada hubungan menggunakan garam beryodium pada rumah tangga dengan
kejadian stunting pada balita 6-23 bulan di Provinsi Lampung
6. Ada hubungan konsumsi makanan beragam dengan kejadian stunting pada balita
6-23 bulan di Provinsi Lampung
7. Ada hubungan riwayat balita pernah dirawat dengan kejadian stunting pada balita
6-23 bulan di Provinsi Lampung
8. Ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada balita 6-23 bulan di
Provinsi Lampung

Universitas Indonesia
9. Ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian stunting pada balita 6-23 bulan di
Provinsi Lampung
10. Ada hubungan jumlah anggota rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita
6-23 bulan di Provinsi Lampung
11. Ada hubungan jumlah balita di rumah tangga dengan kejadian stunting pada balita
6-23 bulan di Provinsi Lampung
12. Ada hubungan wilayah tempat tinggal dengan kejadian stunting pada balita 6-23
bulan di Provinsi Lampung
13. Ada hubungan antara perilaku keluarga sadar gizi (penimbangan berat badan
balita secara teratur, ASI Eksklusif, Balita Mendapat Vitamin A, RT
menggunakan garam beryodium, makan beraneka ragam) dengan kejadian
stunting setelah dikontrol variabel kovariat pada balita 6-23 bulan di Provinsi
Lampung Tahun 2017.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai