Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA GIZI

PUSKESMAS KENARILANG TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di


puskemas, baik pada puskesmas rawat inap maupun pada puskesmas non rawat inap.
Kegiatan gizi di puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan di
luar gedung. Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencananaan program
pelayanan gizi yang akan di lakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi pada
kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif dan preventif .
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam
kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat
permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya
terpenuhi.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberi kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi.
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga
dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaanya dilakukan
secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program
untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang
dalam kegiatannya memperlihatkan aspek pemberdayaan masyarakat.
Kader posyandu adalah seseorang yang dengan sukarela membantu semua
pelaksanaan kegiatan di posyandu. Kader merupakan barisan terdepan untuk
memberikan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat di sekitar lingkungannya,
untuk kemudian disampaikan kepada bidan puskesmas untuk ditindaklanjuti ke tingkat
berikutnya.
Selain itu dengan adanya kader posyandu ini nantinya dapat membantu
program pemerintah dalam bidang kesehatan. Oleh karena itu seorang kader penting
untuk mendapat pelatihan dan bimbingan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan posyandu. Pelatihan dan bimbingan bisa diperoleh dari bidan setempat,
pelatihan di Puskesmas oleh Bidan Koordinator maupun pelatihan-pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Kesehatan. (Modul Pelatihan Kader Posyandu, 2012).
Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga tahap meliputi
rencana jangka pendek untuk tanggap darurat dengan menerapkan prosedur tatalaksana
penanggulangan gizi buruk dengan melaksanakan sistem kewaspadaan dini secara
intensif melalui pelacakan kasus dan penemuan kasus baru kemudian ditangani di
puskesmas dan di rumah sakit. Kemudian tahap pencegahan terhadap peningkatan
status dengan koordinasi lintas program dan lintas sektor, memberikan bantuan pangan,
memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Sedangakn tahap ketiga
pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, memberikan penyuluhan gizi dan
kesehatan terutama peningkatan ASI eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan kemudian
diberikan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan dengan meneruskan
pemberian ASI sampai usia dua tahun.
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya
pada Bab VII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya
perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
dengan kemajuan ilmu serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang
dilakukan oleh pemerintah secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan
program Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan di Posyandu.
Tujuan Utama Pembangunan Nasional adalah Peningkatan Kualitas Sumber
Daya (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Berbagai upaya untuk mengatasi
masalah gizi telah dilakukan oleh Pemerintah salah satunya adalah pemberian
Makanan Tambahan, Tujuan utama dilaksanakannya Program ini adalah
memperbaiki Gizi Balita, terutama balita Gizi Buruk ( Depkes RI, 2012), Tetapi
dari Program Pemberian PMT Pemulihan untuk Balita Gizi Buruk tersebut masih
ada beberapa kendala yang dihadapi salah satunya adalah ketidakpatuhan Ibu Balita
untuk memberikannya secara rutin, sesuai petunjuk yang ada, sehingga
pertumbuhan dan perkembangan Berat badan Balita Gizi Buruk mengalami
keterlambatan dan Gangguan, untuk itu maka perlu untuk mengatasi permasalah
tersebut yakni dengan adanya tenaga Pendamping bagi Balita Gizi Buruk.
Tujuan pembangunan kesehatan sesuai UU kesehatan No.36 tahun 2009
tentang kesehatan, adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh bagi masyarakat Indonesia sehingga
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut
diatas, menunjukkan bahwa pembangunan di sektor sektor kesehatan perlu terus di
lakukan termasuk bidang perbaikan dan peningkatan status gizi. Salah satu program
gizi yang saat ini masih terus dilakukan adalah pemberian vitamin A pada bayi dan
balita.
Untuk mengakselerasi pengendalian kecacingan WHO dalam roadmapnya
menetapkan target cakupan pemberian obat cacing minimal 75% pada populasi
beresiko. Kementerian RI telah menetapkan tujuan program pengendalian
kecacingan pada usia anak sekoah dan anak balita sehingga menurunkan angka
kecacingan dan tidak menjadi masaalah kesehatan di masyarakat. Sampai saai ini
pemberian obat cacing di Indonesia belum mencapai target yang ditetapkan WHO
yaitu 775% dari sasaran.
Oleh karena itu perlu adanya program kecacingan yang terintegrasi dengan
kegiatan pemberian vitamin A dan UKS melalui penjaringan anak TK.PAUD dan
SD. Saat ini kementerian RI menggunakan Albendazole 400mg sebagai obat
program pengendalian kecacingan, karena obat ini relative aman, pemberian dosis
tunggal, tidak mahal, dan mudah dalam pendistribusian.

II. LATAR BELAKANG

.
II. Tujuan Umum
Tujuan umum dari program gizi adalah seluruh keluarga berperilaku sadar gizi.
Tujuan Khusus
1. Meningkatnya kemudahan keluarga dan masyarakat memperoleh informasi gizi.
2. Meningkatnya kemudahab keluarga dan masyarakat memperoleh pelayanan gizi
yang
III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Pendataan sasaran - Mendata sasaran gizi meliuti
jumlah bayi,A.Balita Ibu
hamil,Remaja Putri
2 Pengambilan Vitamin A - Merencanakan Kebutuhan
VitaminA
3 Penimbangan di Posyandu - Mengambil Kapsul Vitamin A
kapsul Biru dosis 100.000 SI,
kapsul Merah 200.000 SI
4 Pendistibusian Vitamin A - Memberikan Vitamin A susuai
umur 6-11 bln Biru 100.000 SI
12-59 bln merah 200.000 SI
5 Penimbangan Massal - Melakukan Penimbangan BB
Balita dan Pengukuran PB dan
TB Balita
6 Sweeping Penimbangan Massal - Melakukan Penimbangan BB
Balita dan PB,TB Balita bagi
yang tidak datang ke Posyandu
- Mencatat hasil BB/PB/TB Balita
- Menentukan Status Gizi Balita
sesuai dengan umur BB,jenis
kelamin Balita
- Mengirim laporan ke Dinas
Kesehatan Bagian Gizi
7 Penyuluhan Gizi - Membuat materi Penyuluhan
- Melengkapi sarana dan
prasarana yang akan diperlukan
- Membuat jadwal penyuluhan
- Menginformasikan kepada
sasaran jadwal penyuluhan
- Melakukan Penyuluhan
8 Penjaringan Balita Gizi - Melakukan Penjaringa Balita
buruk/kurang Gizi Buruk/Kurang di Posyandu
- Mencatat nama,tgl lahir alamat
,umur ,BB,PB/TB balita yang
terjaring
- Mengolah data sesuai dengan
Standar NCHS/WHO
9 Pemantauan Status Gizi (PSG) - Melakukan sasaran yang akan
dijadikan responden
- Melakukan wawancara
- Melakukan Penimbangan
BB/PB/TB balita
- Melakukan Test garam
- Pencatatan dan Pelaporan

10 Pemeriksaan garam ke SD - Melakukan Sasaran SD yang


akan jadi sampel
- Menentukan sasaran
- Melakukan pemeriksaan garam
- Pencatatan Pelaporan
11 Pendistribusian PMT Balita gizi - Melakukan Sasaran Balita Gizi
Buruk/Kurang Buruk/Kurang
- Pemberian PMT sesuai dengan
Umur
- Pencatatan Pelaporan
12 Lomba Balita Sehat - Mencari sasaran balita yang
TK.Puskesmas akan dilombakan sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan
- Menentukan waktu pelaksanaan
- Pencatatan Pelaporan
13 PMBA - Membuat jadwal kegiatan
- Membuat materi
- Melakukan kegiatan
- Pencatatan Pelaporan

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Identifikasi data diwilayah kerja binaan dengan memperhatikan data hasil
pelaksanaannkegiatan dengan masyarakat melalui SMD,MMD dan pengamatan
langsung kemudian berkoordinasi dengan Lintas sektoral dan lintas program
dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasyarakat.
2. Penyesuaian metode implementasi program dengan tata nilai masyarakat
diwilayah kerja
3. Melakukan komunikasi dengan pihak lintas sektor terkait untuk mendukung
pelaksanaan program ,melalui surat dan komunikasi langsung tentang rencana
pelaksanaan kegiatan .
Adapun Indentifkasi peran lintas sektor terkait addddalah sebagai berikut:

No Sektor terkait Rincian Peranan


1 Kelurahan Sebagai pemegang kelurahan
2 Kader - Membantu petugas menjalankan
program
3 Sekolah - Menyediakan sasaran untuk
pelaksanaan kegitan
- Membantu petugas menjalankan
kegiatan

4. Penyuluhan /Konseling dengan melibatkan lintas program terkait,Adapun


identifikasi peran lintas program terkait adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Program terkait Rincian Peranan


1 Penimbangan Massal Pembina Posyandu Sebagai
pelaksana/memantau
kegiatan Penimbangan
Massal
2 Pendistribusian Pembina Posyandu Sebagai
VitaminA pelaksana/memantau
kegiatan pendistribusia
Vitamin A
3 PMBA Bidan Poskeskel Sebagai Pemberi materi
dalam kegiatan PMBA

V. SASARAN
Sasaran dari program gizi adalah bayi,Anak Balita,remaja putri , anak sekolah
lansia,Ibu hamil,Wus,Ibu menyusui.
VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATA

No Kegiatan Jadwal Kegiatan


J F M A M J J A S O N D
1 Pendataan sasaran X
2 Pengambilan X X
Vitamin A
3 Penimbangan di X X X X X X X X X X X X
Posyandu
4 Pendistibusian X X
Vitamin A
5 Penimbangan X
Massal
6 Sweeping X
Penimbangan
Massal
7 Penyuluhan Gizi X X X
8 Penjaringan Balita X X X X X X X X
Gizi buruk/kurang
9 Pemantauan Status X
Gizi (PSG)
8 Pemeriksaan X
garam ke SD
9 Pendistribusian X X X
PMT Balita gizi
Buruk/Kurang
10 Lomba Balita X
Sehat
TK.Puskesmas
11 PMBA X

VII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukansetiap bulan setelah kegiatan
tersebut dilaksanakan.
VIII. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Hasil pengolahan dan analisis data dituangkan dalam bentuk laporan yang kemudian
akan dilaporkan setiap bulan sekali. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan
membahas hasil capaian indikator sekaligus PDCA unt5uk indikator yang belum
mencapai target.

Anda mungkin juga menyukai