CASE 2
“ANDI”
TUTOR 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
Problem Hipotesis Mekanisme MI IDK LI
- Andi Laki 2 Tahun Stunting : 1. Definisi Stunting
- KU: Tidak makan dengan baik. Stunting adalah 2. Kategori status gizi balita
Badannya lebih kurus dan pendek kondisi gagal 3. Kategori masalah gizi
dari anak lain tumbuh pada anak masyarakat
- KT: Diet makan Mie Instan Balita (Bayi di 4. Indikator dari status gizi
ddan jarang ke posyandu Bawah Lima Tahun) 5. Sebutkan 10 pedoman gizi
- RPD: Lahir aterm, BB : 2500gr, akibat dari seimbang
Length : 47cm kekurangan gizi 6. Epidemiologi stunting
- RO: Tidak pernah konsumsi obat kronis sehingga anak 7. Faktor resiko stunting
kecuali dari middwife, Imunisasi terlalu pendek untuk 8. Jelaskan hubungan antara 1000
BCG, DPT 3x, Hepatitis B 4x, usianya hari pertama kehidupan dengan
Polio 4x stunting
- RSE: Sejak 3 bulan tidak dapat Kekurangan energi 9. 3 faktor yang mempengaruhi
ASI, Ruangan kecil, Toilet protein : terjadinya stunting
bersama, Sumber air dari sumur, Peran protein bagi si 10. Jelaskan kebijakan yang dibuat
Dapur di luar dan berbagi, Ayah 25 kecil -yang sedang untuk mengurangi terjadinya
tahun Konstruksi bangunan tidak dalam masa stunting (WHO Stunting Policy)
lulus SD, Ibunya 23 tahun Ibu pertumbuhan- amat 11. Jelaskan Prevention dari stunting
rumah tangga tidak lulus SD penting. Jika asupan (WHO Team of Nutrition 2018)
- RK : Anak tunggal, Tinggi dan BB protein mereka 12. Jelaskan perilaku hidup bersih
orang tua Andi normal, tidak ada dibawah angka untuk mencegah stunting (Buku
Hipertensi, diabetes, atau alergi kecukupan gizinya, BKKBN)
- Pemfis : maka balita beresiko 13. Jelaskan hubungan ketahanan
App : Short mengalami kondisi pangan keluarga dengan stunting
BB : 9.5kg Kurang Energi 14. Jelaskan Intervensi Multisectoral
Tinggi : 80cm Protein (KEP) untuk stunting
Head circumference : 46cm 15. Jelaskan kebijakan yang
Pulse : 90x/min Defisiensi Vitamin dilakukan pemerintah untuk
RR : 22x/min A : kekurangan mengatasi keluarga2 miskin
BP : 100/70 vitamin A subklinis (KEMENSOS 2018 tentang
Temp : 37C yang ditandai program Keluarga Harapan Pasal
Head & Neck : DBN dengan rendahnya 1,3,5)
Jantung, Paru, Abdomen, kadar vitamin A di
Ekstremitas : DBN dalam darah masih
- Pemlab : merupakan masalah
Hb : 11 g/dl besar yang perlu
Hct : 33.2% mendapat perhatian,
Leukosit : 7.000/mm kekurangan vitamin
Trombosit : 200.000/mm A tingkat subklinis
- Dokter mengedukasi Ibu Andi agar ini hanya dapat
Andi diberikan nutrisi yang diketahui dengan
seimbang memeriksa kadar
- Andi perlahan makan lebih banyak vitamin A dalam
dan BB naik setelah Ibunya konsul darah di
secara rutin ke puskesmas dan laboratorium
posyandu
- Keluarga Andi menerapkan PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Short stature :
Perawakan pendek
(short stature)
didefinisikan sebagai
tinggi badan <P3
atau -2 SD kurva
yang berlaku sesuai
usia dan jenis
kelamin
1. HIPOTESIS
b. Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bayi di Bawah Lima Tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi
lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.
e. Short Stature
Perawakan pendek (short stature) didefinisikan sebagai tinggi badan <P3 atau -2 SD
kurva yang berlaku sesuai usia dan jenis kelamin.
Perawakan pendek dapat disebabkan oleh kondisi patologis atau non patologis sehingga
Stunting dihubungkan dengan malnutrisi dan infeksi kronis (non endokrin).
2. Definisi Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun) yang
terjadi akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir,
tetapi kondisi stunting baru nampak setelah bayi usia 2 tahun.
7. Epidemiologi Stunting
Stunting pada masa kanak-kanak adalah salah satu hambatan paling signifikan bagi
perkembangan manusia, secara global mempengaruhi sekitar 162 juta anak di bawah usia 5
tahun.
Ini merupakan hasil yang sebagian besar tidak dapat diubah dari nutrisi yang tidak
memadai dan serangan infeksi berulang selama 1000 hari pertama kehidupan seorang
anak. Stunting memiliki efek jangka panjang pada individu dan masyarakat, termasuk:
penurunan perkembangan kognitif dan fisik, penurunan kapasitas produktif dan kesehatan
yang buruk, dan peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes. Jika tren saat ini
terus berlanjut, proyeksi menunjukkan bahwa 127 juta anak di bawah 5 tahun akan
mengalami stunting pada tahun 2025. Oleh karena itu, investasi dan tindakan lebih lanjut
diperlukan untuk target WHA 2025 untuk mengurangi jumlah tersebut menjadi 100 juta.
Stunting adalah penanda risiko (risk marker) yang baik untuk perkembangan anak yang
buruk. Stunting sebelum usia 2 tahun memprediksi hasil kognitif dan pendidikan yang
lebih buruk di masa kanak-kanak dan remaja nantinya dan memiliki konsekuensi
pendidikan dan ekonomi yang signifikan pada tingkat individu, rumah tangga dan masyarakat.
Studi longitudinal baru-baru ini terhadap anak-anak dari Brasil, Guatemala, India, Filipina,
dan Afrika Selatan menghubungkan stunting dengan penurunan pendidikan, di mana orang
dewasa yang stunting pada usia 2 tahun menyelesaikan hampir satu tahun lebih sedikit
sekolah daripada individu yang tidak stunting.
8. Faktor Resiko
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk
yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat
mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil, beberapa faktor yang menjadi penyebab
stunting dapat digambarkan sebagai berikut:
2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam
praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Dimulai dari edukasi tentang kesehatan
reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami
pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan
kandungan empat kali selama kehamilan. Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi
menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan
hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2
tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya
dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan
adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi
yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa
memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.
3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan
Termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko
ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.
12.Prevensi Stunting
Stunting merupakan masalah yang kompleks, sehingga tidak ada intervensi nutrisi tunggal
yang dapat mengatasi stunting pada anak-anak. Prevensi stunting meliputi intervensi nutrisi yang
sensitif dan spesifik serta multiple, kompleks, dan terkoordinasi yang melibatkan pelaku
Kesehatan dan non-Kesehatan lainnya. Strategi tersebut terdiri dari:
A. Suplemen energi dan protein untuk wanita
Energi yang seimbang dan suplementasi protein (dapat memenuhi sekitar 25% total
kebutuhan protein) merupakan intervensi penting untuk mencegah perinatal outcomes yang
merugikan pada wanita kekurangan gizi. WHO merekomendasikan edukasi nutrisi dan
peningkatan asupan energi dan protein harian untuk ibu hamil pada populasi yang kekurangan
gizi, untuk mengurangi risiko kelahiran dengan berat badan rendah. Pada populasi dengan akses
pangan yang terbatas direkomendasikan mendapatkan intervensi komplementer tambahan untuk
mengurangi risiko bayi lahir mati dan prematur, seperti energi seimbang dan suplementasi
protein untuk ibu hamil. Program pengawasan suplementasi energi dan protein untuk menilai
efek, kelayakan, dan implikasi juga disarankan untuk dilakukan.
C. Perbaikan kondisi kebersihan, air bersih serta pencegahan dan pengobatan infeksi
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kondisi kurang higienis dan kurangnya air bersih
merupakan faktor penentu penting terjadinya stunting pada anak. Biasanya kelompok
dengan status sosial ekonomi rendah yang paling sering tinggal di lingkungan tercemar. Di
antara faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan anak, diare sangat penting, karena
malabsorpsi nutrisi dan kurang nafsu makan. Dengan demikian, air minum yang bersih dan
cukup, sanitasi yang layak, saluran pembuangan air limbah, dan pengelolaan limbah padat yang
tepat adalah intervensi kesehatan utama di daerah tertinggal.
Pasal 1
1. Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah program pemberian
bantuan sosial bersyarat (CCT/ Conditional Cash Transfers) kepada keluarga dan/ atau
seseorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir
miskin, diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial dan ditetapkan
sebagai keluarga penerima manfaat PKH.
2. PKH akses adalah program pemberian bantuan social PKH di wilayah sulit dijangkau
baik secara geografis, ketersediaan infrastruktur, maupun sumber daya manusia dengan
pengkondisian secara khusus.
3. Bantuan Sosial PKH adalah bantuan berupa uang, kepada keluarga dan/ atau seseorang
miskin, tidak mampu, dan/ atau rentan terhadap risiko sosial.
4. Pemberian Bantuan Sosial adalah satuan kerja pada kementerian/Lembaga Pemerintah
Pusar dan /atau satuan kerja perangkat daerah pada pemerintah daerah yang tugas dan
fungsinya melaksanakan prigram penanggulangan kemiskinan yang meliputi
perlindungan social, jaminan social, pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, dan
pelayanan dasar.
5. Keluarga Penerima Pelayanan yang selanjutnya disebut Keluarga Penerima Manfaat
adalah keluarga penerima bantuan sosial PKH yang telah memenuhi syarat dan
ditetapkan dalam keputusan.
6. Bantuan Sosial PKH adalah bantuan berupa uang, kepada keluarga dan/atau seseorang
miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial.
7. Bank Penyalur adalah bank umum milik negara sebagai mitra kerja tempat dibukanya
rekening atas nama pemberi Bantuan Sosial PKH untuk menampung dana belanja
bantuan sosial yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan Sosial PKH.
8. Verifikasi adalah proses kegiatan pemeriksaan dan pengkajian untuk menjamin
kebenaran data.
9. Validasi adalah suatu kegiatan untuk menetapakan kesahihan data.
10. Pemutakhiran Data adalah proses perubahan terkini sebagian atau seluruh data anggota
Keluarga Penerima Manfaat PKH.
11. Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga adalah proses belajar secara terstruktur
untuk mempercepat terjadinya perubahan perilaku pada Keluarga Penerima Manfaat
PKH.
12. Transformasi Kepesertaan adalah proses pengakhiran sebagai Keluarga Penerima
Manfaat PKH.
13. Pengaduan adalah proses penyampaian informasi, keluhan, atau masalah yang terkait
dengan pelaksanaan PKH.
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.
Pasal 3
Sasaran PKH merupakan keluarga dan/ atau seseorang yang miskin dan rentan serta terdaftar
dalam data terpadu program penanganan fakir miskin, memiliki komponen kesehatan,
pendidikan, dan/ atau kesejahteran sosial.
Pasal 5
(1) Kriteria komponen kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi:
a. ibu hamil/ menyusui; dan
b. anak berusia 0 (nol) sampai dengan 6 (enam) tahun.
(2) Kriteria komponen Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 meliputi :
a. Anak sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah atau sederajat;
b. Anak sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah atau sederajat;
c. Anak sekolah menengah atas/ madrasah Aliyah atau sederajat; dan
d. Anak usia 6 (enak) sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun yang belum menyelesaikan
wajib belajar 12 (dua belas) tahun.
(3) Kriteria komponen kesejahteraan social sebagaimana dimaksud dalam pasa 3 meliputi :
a. Lanjut usia mulai dari 60 (enam puluh) tahun; dan
b. Penyamdang disabilitas diutamakan penyandang disabilitas berat
MIND MAP