Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Divisi Ascomycota

Oleh:
Aulia Eka Nabila
Intan Nur Cahaya Tika
M. Alfarizi
Nabila Rahma. A
Rizki Saputra

SMA N 2 KOTA AGUNG


28 Januari 2024
Kata Pengantar

Dalam era modern ini, pemahaman terhadap berbagai


aspek kehidupan sangatlah penting untuk membentuk
masyarakat yang berkembang. Makalah ini bertujuan
untuk menjelajahi dan menganalisis fenomena yang
relevan, menggali wawasan mendalam, serta
menawarkan sudut pandang yang konstruktif. Semoga
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik terhadap isu-isu penting yang diangkat, serta
mendorong pembaca untuk merenungkan peran masing-
masing dalam membentuk masa depan yang lebih baik.
Selamat membaca.
Daftar Isi
i. Kata pengantar................................................................01
ii. Daftar isi.........................................................................02
iii. Pengertian.......................................................................03
iv. Struktur tubuh.................................................................04
v. Reproduksi.....................................................................07
vi. Manfaat..........................................................................10
vii. Dampak negatif..............................................................11
viii. Kesimpulan....................................................................13
ix. Penutupan.......................................................................14
Pengertian

Pengertian Ascomycota
Ascomycota disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan
fungi atau jamur yang reproduksi seksualnya dengan
membuat askospora di dalam askus (ascus = sac atau
kantung/pundi-pundi). Askus adalah semacam sporangium
yang menghasilkan askospora.
Beberapa askus biasanya mengelompok dan berkumpul
membentuk tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma
(kalau banyak disebut askomata). Askomata bisa berbentuk
mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari Ascomycotina
umumnya monokariotik (uninukleat atau memiliki inti
tunggal) dan sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana.
Jadi, askus merupakan struktur umum yang dimiliki oleh
anggota Divisi Ascomycota. Tubuhnya ada yang berupa
uniseluler dan ada pula yang multiseluler. Hidup sebagai
saprofit dan parasit. Beberapa jenis diantaranya dapat juga
bersimbiosis dengan makhluk hidup ganggang hijau-biru dan
ganggang hijau bersel satu membentuk lumut kerak.
Struktur Tubuh Ascomycota
Jamur Ascomycota mempunyai talus yang terdiri dari
miselium septat. Reproduksi seksualnya dengan membentuk
askospora di dalam askus, sedang aseksualnya dengan
membentuk konidium tunggal atau berantai pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor. Kumpulan askus ini akan
membentuk askokarp yang memiliki bentuk bervariasi dan
kebanyakan berbentuk cawan seperti yang diperlihatkan pada
gambar berikut ini.

Jamur Ascomycota ada yang hidup sebagai saprofit yang


menghancurkan sisa-sisa organik, ada pula yang parasit
sehingga dapat menimbulkan penyakit. Contoh jamur yang
termasuk Ascomycotina adalah sebagai berikut.
■ Khamir (Saccharomyces)
Kelompok ini tidak membentuk askokarp, tidak terlihat hifa
yang jelas seperti jamur-jamur lainnya. Tubuhnya terdiri dari
sel bulat oval dan dapat bertunas/membentuk kuncup
sehingga membentuk rantai sel atau hifa semu. Khamir dapat
melakukan fermentasi berbagai bahan organik, salah satu
fermentasi yang paling umum ialah fermentasi dalam
pembentukan alkohol. Menurut reaksi kimianya sebagai
berikut.
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + Energi
■ Penicillium
Jenis jamur ini menyukai habitat yang mengandung gula,
seperti pada roti atau buah yang ranum. Jamur ini tampak
berwarna hijau atau kebiru-biruan. Reproduksi aseksual
dengan pembentukan konidium dalam rantai pada konidiofor
tegak. Macam spesiesnya adalah Penicillium notatum,
Penicilium chryzogenum, penghasil anti biotik. Penicillium
camemberti dan Penicillium requoforti untuk peningkatan
kualitas dalam pembuatan keju, Penicilliun italicum,
Penicillium digitatum perusak buah jeruk.
Aspergillus fumigatus penyebab aspergilosis (penyakit yang
berbahaya pada unggas piaraan dan liar yang menyerang
saluran pernapasan). Jamur ini tumbuh pada kotoran.
Aspergillus flavus penghasil aflatoksin, yang diduga penyebab
kanker hati. Jenis ini tumbuh pada kacang tanah yang sudah
tidak segar atau makanan yang terbuat dari kacang tanah.
Adapun bentuk hifa somatik pada Aspergillus, konidiofor
tanpa cabang dan konidiofor bercabang pada Penicillium
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Cara Reproduksi Ascomycota
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ascomycota ada yang bersifat
uniseluler dan multiseluler serta berkembangbiak dengan dua cara, yaitu
secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Dengan demikian ada 4 jenis
perkembangbiakan pada Ascomycota, yaitu sebagai berikut.

1. Reproduksi Aseksual Ascomycota Uniseluler


Untuk Ascomycota tipe sel uniseluler, reproduksi aseksualnya dilakukan dengan
pembelahan sel atau pelepasan tunas (budding) dari sel induk. Tunas yang
terlepas akan menjadi sebuah sel jamur yang baru. Akan tetapi, jika tidak
terlepas maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa semu).

2. Reproduksi Seksual Ascomycota Uniseluler


Pada Ascomycota uniseluler, reproduksi seksualnya diawali dengan konjugasi
atau penyatuan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Dari hasil penyatuan
dua sel tersebut akan menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n). Zigot
tumbuh membesar menjadi askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam
askus membelah secara miosis dengan menghasilkan 4 inti yang berkromosom
haploid (n). Di sekitar empat inti tersebut, terbentuk dinding sel dengan 4
askospora di dalam askus berkromosom haploid (n). Jika askus sudah masak,
maka selanjutnya askus akan pecah dengan mengeluarkan askospora.
Askospora akan tumbuh menjadi sel jamur baru yang haploid (n).
Adapun gambar tahapan reproduksi aseksual dan seksual pada Ascomycota
uniseluler dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini.

3. Reproduksi Aseksual Ascomycota Multiseluler

Untuk Ascomycota tipe sel multiseluler, reproduksi


aseksualnya dilakukan dengan dua cara, yaitu fragmentasi
hifa dan pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa
dewasa yang terputus akan tumbuh menjadi sebuah hifa
jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan
menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).
Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Konidia
pada jamur Ascomycota berwarna-warni, antara lain
berwarna oranye, hitam, biru atau kecokelatan. Jika kondisi
lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah
menjadi hifa yang haploid. Hifa akan bercabang-cabang
dengan membentuk miselium yang berkromosom haploid
(n).

4. Reproduksi Seksual Ascomycota Multiseluler


Adapun reproduksi seksual pada Ascomycota multiseluler
memiliki beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
● Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing memiliki
kromosom haploid yang berdekatan. Hifa (+) membentuk
askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-)
dengan membentuk anteridium (alat reproduksi jantan).
● Askogonium akan membentuk saluran yang menuju
anteridium yang disebut dengan trikogen. Melalui trikogen,
terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma).
Askogonium akan menerima nukelus yang berkromosom
haploid dari anteridium sehingga askogonium memiliki
banyak inti dari keduanya (dikariotik).
● Askogonium akan tumbuh menjadi sebuah hifa dikariotik
yang bercabang-cabang dan tergabung dalam askokarp
(tubuh buah).
● Ujung-ujung hifa pada askokarp akan membentuk askus
dikariotik.
● Di dalam aksus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga
akan terbentuk inti yang berkromosom diploid (2n).
● Inti diploid yang ada dalam askus akan membelah secara
meiosis dengan menghasilkan 4 nukelus yang haploid (n).
● Masing-masing dari nukleus haploid akan membelah secara
mitosis sehingga di dalam askus terdapat 8 nukleus.
Selanjutnya, di sekitar nukleus akan terbentuk dinding sel dan
terbentuk askospora yang berkromosom haploid (n).
● Jika askus telah masak, maka askospora akan membesar
secara serentak. Hal ini terjadi karena jika satu askus pecah
maka akan berakibat pada pecahnya askus lain.
● Askospora yang jatuh ditempat yang cocok akan
berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid
akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang
haploid (n).

Manfaat
Divisi Ascomycota memiliki beberapa manfaat yang signifikan,
antara lain:

1. Penting dalam Industri Pangan: Beberapa jenis


Ascomycota, seperti Saccharomyces cerevisiae, digunakan
dalam produksi roti, bir, dan anggur melalui proses
fermentasi. Mereka membantu menghasilkan karbon
dioksida dan alkohol, yang berkontribusi pada karakteristik
produk tersebut.
2. Sumber Antibiotik: Beberapa spesies Ascomycota
menghasilkan senyawa-senyawa antibiotik yang digunakan
dalam pengobatan infeksi bakteri. Contohnya, Penicillium,
yang menghasilkan penisilin, merupakan anggota dari Divisi
Ascomycota.
3. Simbiosis dengan Tumbuhan: Beberapa jamur Ascomycota
membentuk hubungan simbiotik dengan tanaman,
membantu dalam penyerapan unsur hara dan meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap penyakit.
4. Model Penelitian Genetika: Saccharomyces cerevisiae
adalah organisme model yang banyak digunakan dalam
penelitian genetika dan biologi sel. Penelitian pada fungi ini
telah memberikan pemahaman mendalam tentang banyak
aspek dasar kehidupan sel.
5. Pencemar Biodegradabel: Beberapa spesies Ascomycota
memiliki peran dalam menguraikan materi organik, seperti
kayu mati dan daun. Mereka berkontribusi pada siklus nutrisi
dan penguraian bahan organik di alam.
6. Produksi Enzim: Beberapa Ascomycota menghasilkan
enzim yang digunakan dalam industri, seperti enzim amilase
yang digunakan dalam produksi makanan dan industri tekstil.
Penting untuk diingat bahwa sementara banyak
Ascomycota memberikan manfaat, beberapa juga dapat
menjadi patogen yang merugikan tanaman atau
manusia.

Dampak Negatif

Divisi Ascomycota juga dapat memiliki dampak negatif yang


perlu diperhatikan:
1. Patogen Tanaman: Beberapa spesies Ascomycota
menyebabkan penyakit pada tanaman, seperti jamur
penyebab penyakit karat, bercak daun, dan layu. Hal ini dapat
menyebabkan kerugian besar dalam pertanian dengan
merusak hasil tanaman.
2. Penyakit pada Manusia: Beberapa jenis Ascomycota dapat
menjadi patogen pada manusia, menyebabkan infeksi pada
kulit, kuku, dan saluran pernapasan. Contohnya, Candida
albicans dapat menyebabkan infeksi jamur pada manusia.

3. Kerusakan Bahan: Beberapa Ascomycota dapat


menyebabkan kerusakan pada bahan organik, seperti kayu,
kertas, dan tekstil. Ini dapat merugikan dalam konteks
kelestarian benda-benda bersejarah atau dalam industri.
4. Alergi dan Sensitisasi: Jamur Ascomycota dapat
menyebabkan reaksi alergi pada beberapa individu, terutama
di lingkungan yang lembap dan berlendir. Ini dapat
mengakibatkan masalah kesehatan pada orang yang rentan
terhadap alergi.
5. Kontaminasi Produk Pangan: Beberapa spesies Ascomycota
dapat menghasilkan mycotoxin, senyawa toksik yang dapat
mencemari hasil pertanian, terutama pada biji-bijian dan
produk pangan lainnya, menyebabkan risiko kesehatan jika
dikonsumsi.
Penting untuk mengelola dampak negatif ini dengan baik,
baik melalui praktik pertanian yang berkelanjutan, kebersihan
lingkungan, dan kontrol penyakit pada manusia.

Kesimpulan
Dalam kesimpulan, dapat dikatakan bahwa Ascomycota
merupakan divisi yang penting dalam dunia fungi dengan
karakteristik unik, siklus hidup kompleks, dan peran ekologis
yang beragam. Melalui pemahaman lebih lanjut terhadap
spesies-spesies di dalamnya, kita dapat memperluas
pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati dan
ekosistem global
Penutup
Dengan mengeksplorasi keberagaman Divisi
Ascomycota dan menggali lebih dalam tentang
keunikan fungi ini, kita dapat meraih inspirasi
untuk mengejar pengetahuan yang lebih luas.
Seperti fungi yang dapat beradaptasi dalam
berbagai lingkungan, mari kita ambil motivasi dari
keuletan dan ketahanan mereka untuk terus
tumbuh dan berkembang. Sama seperti setiap
ascospore yang membawa potensi baru, mari kita
terus mengejar potensi kita sendiri untuk belajar
dan mencapai hal-hal luar biasa. Setiap langkah
kecil dalam penjelajahan ilmu pengetahuan
membawa kita lebih dekat pada pemahaman yang
mendalam tentang dunia yang kita tinggali. Jangan
takut untuk menjelajahi, belajarlah dengan tekun,
dan temukan keajaiban di setiap tahap perjalanan
pengetahuan Anda. Selamat mengejar impian dan
teruslah menjadi penjelajah tak kenal lelah!

Anda mungkin juga menyukai