PENGECETAN GRAM
Di susun oleh
SEMESTER V
2020
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Pengecetan Gram” ini dalam waktu yang
ditetapkan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dalam penulisan makalah ini sangat
penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain
bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah
satu cara yang paling utama dalam penelitian penelitian mikrobiologi. Hal itu untuk
mempermudah proses identifikasi bakteri. Bakteri juga dapat dibedakan melalui
teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna
merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan
yang positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri
padaakhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.
Pada praktikum proses pewarnaan gram olesan bakteri yang terfiksasi dikenai
larutan-larutan berikut dalam urutannya yaitu ungu kristal, larutan yodium, alkohol
(bahan pengecat), dan safranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai.
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan
bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku. Berdasarkan uraian permasalahan
di atas, maka perlu dilakukannya praktikum “Pewarnaan Gram” agar memberikan
pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan pewarnaan atau
pengecatan bakteri untuk membantu identifikasinya.
B. Rumusan Masalah
C Tujuan Praktikum
TINJAUAN PUSTAKA
Ditinjau dari komponen penyusun dinding sel bakteri gram positif relative
lebih sederhana berbanding bakteri gram negatif yaitu terdiri dari dua sampai tiga
lapis membrane sitoplasma yang tersusun dari asam teikhik dan asam teikhouronik
berupa polimer yang larut dalam air, sedangkan dinding sel bakteri negative lebih
kompleks dan lebih tebal, tersusun dari peptidoglikon, lipoprotein dan
lipopolisakarida, sehingga dinding sel bakteri gram positiflebih permeable terhadap
senyawa yang bersifat hidrofil dibandingkan sel bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan
jumlah peptidoglikan yang relative banyak. Dinding sel bakteri gram negative
memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural lebih kompleks.
Membrane bagian luar pada dinding sel gram negatifmengandung lipopolisakarida,
yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri patogen, yang
menyebabkan penyakit, spesies gram negative umumnya lebih berbahaya
dibandingkan dengan spesies gram positif
Pewarnaan gram dibagi menjadi dua hasil yaitu gram positif dan gram negatif,
tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau Kristal violet. Beberapa
bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram, karena dinding selnya mengandung
banyak lipid, sehingga digunakan pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya.
Pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan berwarna merah tetapi sel jaringan akan
berwarna hijau Pewarnaan Gram dilakukan untuk mengelompokkan bakteri menjadi
2 yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negative. Pada pewarnaan Gramini,
reagen yang digunakan ada 4 jenis, yaitu kristal violet, iodine, alkohol dan safranin.
Bakteri Gram positif akan mempertahankan warna ungu dari Kristal violet sehingga
ketika diamati mikroskop akan menunjukkan warna ungu sedangkan bakteri Gram
negative tidak dapat mempertahankan warna ungu dari kristal violet tetapi zat warna
safranin dapat terserap pada dinding sel sehingga akan memperlihatkan warna merah.
(Pratita, 2012).
Kelompok bakteri gram negative ditandai dengan sel bakteri yang berwarna
merah saat pengamatan secara mikroskopik. Warna merah tersebut disebabkan karena
hilangnya pewarna kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alkohol kemudian
sel bakteri menyerap pewarna merah yaitu safranin. Pewarnaan Gram digunakan
untuk mengetahui morfologi sel bakteri serta untuk membedakan bakteri gram positif
dan gram negative. Perbedaan warna pada bakteri gram positif dan gram
negatifmenunjukkan bahwa adanya perbedaan struktur dinding sel antara kedua jenis
bakteri tersebut. Bakteri gram positif memiliki struktur dinding sel dengan kandungan
peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatifmemiliki sturktur dinding sel
dengan kandungan lipid yang tinggi (Fitri, 2011).
METODE PRAKTIKUM
3. Akuades
Alat-alat:
1. Mikroskop cahaya
2. Bunsen
4. Pipet tetes
C. Prosedur Praktikum
A. Hasil
Gambar Pewarnaan Gram Dari Sampel Air mineral merek vit perbesaran 40x .
Perbesaran 10x
B. Pembahasan
Pada praktikum pewarnaan gram ini dilakukan pada sample air mineral merek
vit. Pewarnaan gram bertujuan untuk mengelompokkan bakteri ke dalam bakteri
negatif dan bakteri positif. Isolat bakteri pada sampel air mineral merek vit adalah
dominan bakteri gram positif dan sedikit bakteri gram negatif dimana isolat tersebut
tidak murni, Karena sedikit bakteri tersebut terdapat zat warna kristal violet sewaktu
proses pewarnaan gram, sehingga koloni bakteri tampak berwarna ungu atau biru.
Salah satu kemungkinan lain yang menyebabkan warna biru keunguan dan merah
muncul bersamaan mungkin dikarenakan kurangnya pembilasan dengan air. Warna
merah yang mucul menandakan bakteri gram negatif, karena hilangnya pewarna
kristal violet pada waktu dekolorisasi dengan alcohol kemudian sel bakteri menyerap
safranin. Karena bakteri gram negative mengandung lipid lebih rendah sehingga
dinding sel bakteri akan lebih mudah terdehidrasi akibat perlakuan dengan alkohol.
Pemberian alkohol berfungsi untuk dekolorisasi bakteri, sehingga menyebabkan zat
utama dalam sel muncul. Dinding sel yang terdehidrasi menyebabkan daya
permeabilitasnya berkurang sehingga zat warna ungu kristal keluar dari sel kemudian
sel akan menyerap safranin (Jayanti,2010).
1. Fase yang paling kritis dari pewarnaan gram adalah tahap dekolorisasi yang
mengakibatkan iodine lepas dari sel. Pemberian alkohol jangan sampai berlebih yang
akan menyebabkan dekolorisasi yang berlebih sehingga sel gram positif tampak
seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan
alkohol yang tidak akan melarutkan iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif
seperti gram positif.
2. Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak
lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel
menyerap warna utama khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan
gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena
pengaruh umur.
A. Kesimpulan
Dalam praktikum ini diperoleh kesimpulan bahwa praktikum pewarnaan gram
menggunakan sampel air mineral merek vit adalah didapat hasil dominasi dari bakteri
gram positif tetapi terdapat juga warna coklat kemerahan yang menandakan bakteri
gram negatif. Hal ini berarti isolat bakteri tidak murni, kesalahan lain mungkin
terdapat karena kurangnya pembilasan dengan aquadest dan kurangnya ketepatan
alcohol pada saat dekolorisasi.
B. Saran
Saran dari praktikum kali ini yaitu alat dan bahan yang digunakan dapat berfungsi
dengan baik misalnya Mikroskop, diharapkan Mikroskop dapat dipakai dengan baik.
Praktikan dalam penetesan cat juga perlu diperhatikan serta pengambilan isolate
bakteri dengan benar dan aseptis.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, L., Yekki Y., 2011, Isolasi Dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol. 3 , No. 2. Jayanti, Mirna W.,
Bernadetta O., Moch Y., 2010, Karakterisasi Bakteri Toleran Uranium
Dalam Limbah Uranium Fase Organik TBP-Kerosin, Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX, Pusat Teknologi Limbah
Radioaktif-BATAN, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Romadhon, Subagiyo, Sebastian M., 2012, Isolasi dan Karaterisasi Bakteri Asam
Laktat dari Usus Udang Penghasil Bakteriosin Sebagai Agen Antibakteria
Produk – Produk Hasil Perikanan, Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 8, No. 1 .
Purwani, Eni, Setyo Wulang N. H., Rusdin R., 2009, Respon Hambatan Bakteri Gram
Positif Dan Negatif Pada Ikan Nila Yang Diaktifkan Dengan Ekstrak Jahe,
Jurnal Kesehatan, Vol. 2, No. 1.
Purwohadisantoso, Kristian, Elok Z., Ella S., 2009, Isolasi Bakteri Asam Laktat Dari
Sayur Kubis Yang Memiliki Kemampuan Penghambatan Bakteri Patogen,
Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 10, No. 1.
Tirtayasa. Pratita, Maria Yuli E., Surya Rosa P., 2012 , Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Termofilik Dari Sumber Mata Air Panas Di Songgoriti Setelah Dua
Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, Vol. 1, No. 1.