Anda di halaman 1dari 15

BAKTERI GRAM POSITIF

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Bakteriologi Dasar yang di ampu oleh :
Ibu Rindita

Disusun Oleh:
Nur Husnah Hasinah (1804034015)
Dian Lestari (1804034013)
Ma’rifatussolihat (180403 )
Dita Putri ( 180403 )
Hana Rosita Setyarum (1804034003)
Mawadah (180403 )
Okta (180403 )
Aldi Pratama (180403 )

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jakarta
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanya bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Berkat limpahan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Bakteri Gram Positif” dengan lancar dan tanpa kendala apapun.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjsasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih banyak kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Sehingga penyusun terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian, semoga makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi penyusun sendiri dan
pembaca.

Jakarta, 16 Juni 2019

Penyusun

ii
i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung serta dalam hal menguntungkan maupun merugikan. Contoh nyata yang
dapat kita lihat secara langsung serta menguntungkan yaitu produk yoghurt atau susu yang
difermentasi menggunakan bakteri Streptococcus thermophiles. Seperti yang kita ketahui bahwa
bakteri Streptoccous thermophiles merupakan bakteri gram positif. Sehingga bakteri tersebut
memiliki efek yang menguntungkan. Contoh nyata yang lainnya adalah penyakit pneumonia
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Terlepas dari keuntungan dan kerugiannya, bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang
tentu saja memiliki perannya sendiri di muka bumi ini. Tuhan tidak akan menciptakan sesuatu
tanpa peran apapun, kita sebagai manusia hanya perlu mengenal dan melihatnya lebih dekat.
Seperti yang terdapat dalam surah as Shad ayat 27 :

Yang artinya : Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah
orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
(Referensi: https://tafsirweb.com/8513-surat-shad-ayat-27.html)

B. Tujuan Penyusunan Makalah


1. Mengetahui filum bakteri gram positif berdasarkan klasifikasi dan karakteristiknya
2. Mengetahui kelompok bakteri yang banyak diteliti dalam bidang TLM/Analis Kesehatan

C. Manfaat Penyusunan Makalah


Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang filum bakteri gram positif berdasarkan klasifikasi dan karakteristiknya serta
mengetahui kelompok bakteri manakah yang banyak diteliti dalam bidang TLM/Analis
Kesehatan.

iii
BAB II
ISI
A. Pengertian, klasifikasi dan karakteristik filum Bakteri Gram Positif
1. Pengertian
Pada tahun 1884, seorang dokter dan Denmark, Hans Christian Gram,
mengembangkan teknik untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan ketebalan
lapisan peptidoglikan pada dinding sel dengan sistem pewarnaan. Bakteri diwarnai
dengan zat warna violet dan yodium, kemudian dibilas (dicuci) dengan alkohol, dan
diwarnai sekali lagi dengan zat warna merah. Bila bakteri menunjukkan warna ungu,
maka dikelompokkan pada jenis bakteri Gram positif, dan bila bakteri menunjukkan
warna merah maka dikelompokkan pada jenis bakteri Gram negatif. Namun, ada pula
bakteri yang pada usia tertentu berubah dari Gram positif menjadi Gram negatif, yang
disebut Gram variabel. Contoh bakteri Gram variabel, yaitu bakteri yang tergolong
famili Bacillaceae. .
Bakteri Gram positif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet
dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Contoh bakteri Gram positif,
yaituActinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium,
Arachnia, Clostridium, Peptostreptococcus, dan Staphylococcus.

2. Klasifikasi
Bakteri umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak
mempunyai klorofil berkembangbiak dengan pembelahan sel atau biner. Karena tidak
mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai
jasad yang parasitik. Tempat hidupnya tersebar di mana-mana, yaitu di udara, di
dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada tanaman ataupun pada tubuh
manusia atau hewan.
Klasifikasi bakteri dapat didasarkan pada beberapa jenis penggolongan, misalnya
:

Klasifikasi Bakteri Patogen


Bergey’s Manual ed. 8 terakhir membagi Prokariota dalam 4 divisi utama,
berdasarkan ciri khas dinding selnya yaitu :
i. Gracilicutes : Bakteri Gram Negatif
ii. Firmicutes : Bakteri Gram Positif
iii. Tenericutes : Bakteri tanpa dinding sel

iv
iv. Archaebacteria
i,ii,dan iii termasuk ke dalam Eubacteria

Klasifikasi Berdasarkan Genetika


Perkembangan-perkembangan dalam biologi molekuler memungkinkan
diperolehnya informasi mengenai kekerabatan organisme-organisme pada tingkat
genetic berdasarkan :
i. Komposisi basa DNA
ii. Homologi sekuens DNA dan RNA Ribosoma
iii. Pola-pola metabolism stabil yang dikontrol oleh gen
iv. Polimer-polimer pada sel
v. Struktur organel dan pola regulasinya

Klasifikasi Berdasarkan Ekspresi Fenotipe :


i. Morfologi Sel
ii. Morfologi Koloni
iii. Sifat terhadap pewarnaan
iv. Reaksi pertumbuhan
v. Sifat pertumbuhan
Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Sel :

i. Bentuk bulat (coccus)


ii. Bentuk batang
iii. Bentuk spiral
iv. Bentuk vibrio
Klasifikasi Terhadap Sifat Pewarnaan :
i. Pewarnaan sederhana
ii. Pewarnaan diferensial
iii. Pewarnaan khusus

Klasifikasi berdasarkan Sifat Pertumbuhan :


i. Aerob
ii. Anaerob
iii. Mikroaerofilik

Klasifikasi berdasarkan metabolisme :

v
i. Bakteri Autotrophic
ii. Bakteri Heterotrophic

3. Karakteristik
Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan
karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri
gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan
alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air
fuchsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan
oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya.

Skema Pewarnaan Gram


Sumber : https://www.meromicrobiology.blogspot.com

Karakteristik yang membedakan bakteri Gram positif adalah komposisi dinding


selnya – beberapa lapisan peptidoglikan bergabung bersama membentuk struktur
tebal dan kaku. Terdapat sekitar 40 lapisan peptidoglikan atau disebut juga lapisan
Murein/Mukopeptida yang merupakan 50% dari bahan dinding sel. Sedangkan pada
bakteri Gram negative hanya ada 1 atau 2 lapisan yang merupakan 5-10% dari bahan
dinding sel.
Selain itu dinding sel bakteri Gram-positif memiliki asam Teikoat dan Teikuronat,
yang terutama terdiri dari alkohol (seperti ribitol dan alcohol) dan fosfat. Asam
Teikoat terdiri dari 2 jenis yaitu: asam lipoteikoat dan dinding asam Teikoat. Kedua
jenis asam Teikoat bermuatan negative karena mengandung gugus fosfat dalam
struktur molekul mereka.

vi
Perbandingan struktur dinding sel bakteri Gram positif dan Gram Negatif
Sumber : https://www.idikmalinzancita.blogspot.com

Komponen khusus dinding sel Bakteri Gram negatif terdiri dari Lipoprotein dan
selaput luar. Selaput luar mempunyai saluran khusus yang mengandung molekul
protein yang disebut porin yang memudahkan difusi pasif senyawa hidrofil dengan
berat molekul rendah (gula, asam amino, ion-ion tertentu. Molekul antibiotika dapat
menembus, tetapi relative lambat, sehingga bakteri Gram Negatif relatif lebih resisten
terhadap antibiotika.

Susunan molekuler dinding sel bakteri Gram Negatif


Sumber : www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/Lects/Bacteria.htm

Bakteri yang termasuk gram negatif adalah Enterobactericeae, Salmonella sp,


Shigella sp, E. Coli dan sebagainya. Sedangkan bakteri gram positif adalah
Staphylococci, Streptococci, Enterococci, Clostridium, Bacillus.

vii
B. Kelompok bakteri yang paling banyak diteliti dalam bidang TLM/Analis
Kesehatan

BAKTERI STREPTOCOCCUS
Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang mengandung sel gram
positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek, panjang atau berpasangan. Bakteri
ini tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan
hewan. Ada juga jenis yang digunakan untuk fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis
ada yang bersifat patogen. Spesies bakteri Streptococcus yang bersifat patogen diantaranya dapat
menyebabkan penyakit seperti pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis, erisipelas, radang
tenggorokan, dan endokarditis. Jenis bakteri dari genus ini juga banyak digunaan dalam produksi
keju dan yogurt. Klasifikasi bakteri dari genus Streptococcus disusun berdasarkan sifat-sifat
hemolitik yang dimiliki yaitu Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik
gamma.
Berdasarkan sifat hemolitiknya pada lempeng agar darah, kuman ini dibagi dalam:

A. Hemolisis tipe alfa, membentuk warna kehijau-hijauan dan hemolisis sebagian


disekeliling koloninya, bila disimpan dalam peti es zona yang paling luar akan berubah
menjadi tidak berwarna.

B. Hemolisis tipe beta, membentuk zona bening di sekeliling koloninya, tak ada seldarah
merah yang masih utuh, zona tidak bertambah lebar setelah disimpan dalam peti es

C. Hemolisis tipe gamma, tidak menyebabkan hemolisis.Untuk membedakan


hemolisis yang jelas sehingga mudah dibeda-bedakan maka
dipergunakan darah kuda atau kelinci dan media tidak boleh mengandungglukosa.

Streptokokus yang memberikan hemolisis tipe alfa juga disebut streptoccocus


viridans. Yang memberikan hemolisis tipe beta disebut streptococcus hemolyticus dan tipe
gamma sering disebut sebagai streptoccocus anhemolyticus Berdasarkan kombinasi sifat antigen,
hemolitik dan fisiologisnya, genus dari banteri ini dibagi menjadi grup A, B, C, D, F, dan G.
Grup A dan D dapat ditularkan pada manusia melalui makanan. Grup A terdiri dari satu spesies
dengan 40 tipe antigen. Dalam pengaturan medis, kelompok yang paling penting adalah alpha-
hemolytic streptococci dan dan beta-hemolytic streptococci juga dikenal sebagai grup A
streptococcus dan grup B streptococcus

viii
Klasifikasi Ilmiah Streptococcus
Ordo : Eubacteriales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae, Streptococcus equisimitis


Streptococcus faecalis ( S.bovis, S.equinus ), Streptococcus pneumonia,
Streptococcus viridans ( S. mitis, S. sanguis, S. milleri, S. mutans )
Morfologi Streptococcus :

kokus berantai, tidak berflagela, Non motil, Memiliki pili, tidak berspora, Berkapsul
(beberapa), Gram positif (+), fakultatif an-aerob, katalase negatif (-), Kultur : - t opt : 37°C
(35-43), pH opt : 7,4.

Dibawah ini adalah salah satu penjelasan dari spesies streptococcus :


A. Streptococcus pygenes
B. Streptococcus peneumonia
A. Streptococcus pyogenes
Contoh Spesies dari grup A tersebut adalah S. pyogenes yang merupakan bakteri patogen
dan komensal di membran mukosa saluran pernapasan atas dan pada beberapa spesies terdapat
diusus.
Morfologi dari S. Pyogenes adalah Berbentuk bulat, bulat telur. Berderet seperti rantai

Sifat pertumbuhan : anaerob fakultatif, Ph 7,4 – 7,6, Suhu optimum 37°C, Uji katalase nya
negatif. Dalam kondisi ideal Streptococcus pyogenes biasanya patogen dari flora kulit.
Klasifikasi Ilmiah Streptococcus pyogenes
Kingdom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Lactobacilles
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies :Streptococcus pyogenes

ix
PATOGENESIS
Streptococcus pyogenes adalah penyebab banyak penyakit penting pada manusia
yang berkisar dari infeksi kulit permukaan yang ringan hingga penyakit sistemik yang
mengancam hidup. Infeksi khasnya bermula di tenggorokan atau kulit. Infeksi ringan
Streptococcus pyogenes termasuk faringitis ("radang kerongkongan") dan infeksi kulit setempat
("impetigo"). Erisipelas dan selulitis dicirikan oleh perbiakan dan penyebaran samping
Streptococcus pyogenes di lapisan dalam kulit. Serangan dan perbiakan Streptococcus pyogenes
di fasia dapat menimbulkan fasitis nekrosis, keadaan yang besar kemungkinan mengancam hidup
yang memerlukan penanganan bedah.
Infeksi akibat strain tertentu Streptococcus pyogenes bisa dikaitkan dengan pelepasan
toksin bakteri. Infeksi kerongkongan yang dihubungkan dengan pelepasan toksin tertentu bisa
menimbulkan penyakit jengkering (scarlet fever). Infeksi toksigen Streptococcus pyogenes
lainnya bisa menimbulkan sindrom syok toksik streptococcus, yang bisa mengancam hidup.

Streptococcus pyogenes juga bisa menyebabkan penyakit dalam bentuk sindrom


"non-pyogenik" (tak dihubungkan dengan perbiakan bakteri dan pembentukan nanah setempat)
pascainfeksi. Komplikasi yang diperantarai autoimun itu mengikuti sejumlah kecil persentase
infensi dan termasuk penyakit rematik dan glomerulonefritis pasca-streptococcus akut. Kedua
keadaan itu muncul beberapa minggu menyusul infeksi awal streptococcus. Penyakit rematik
dicirikan dengan peradangan sendi dan/atau jantung menyusul sejumlah faringitis streptococcus.
Glomerulonefritis akut, peradangan glomerulus ginjal, bisa mengikuti faringitis streptococcus
atau infeksi kulit.

Bakteri ini benar-benar sensitif terhadap penisilin. Kegagalan penanganan dengan


penisilin umumnya dikaitkan dengan organisme komensal lain yang memproduksi β-laktamase
atau kegagalan mencapai tingkat jaringan yang cukup di tenggorokan. Strain tertentu sudah kebal
akan makrolid, tetrasiklin dan klindamisin.

FAKTOR VIRULENSI
Streptococcus pyogenes mempunyai beberapa faktor virulensi yang
memungkinkannya berikatan dengan jaringan inang, mengelakkan respon imun, dan menyebar
dengan melakukan penetrasi ke lapisan jaringan inang. Kapsul karbohidrat yang tersusun atas
asam hialuronat mengelilingi bakteri, melindunginya dari fagositosis oleh neutrofil.

Streptococcus pyogenes melepaskan sejumlah protein, termasuk beberapa faktor virulensi,


kepada inangnya:

Streptolisin O dan S adalah toksin yang merupakan dasar sifat beta-hemolisis organisme ini.
Streptolisin O ialah racun sel yang berpotensi memengaruhi banyak tipe sel termasuk neutrofil,
platelet, dan organella subsel. Menyebabkan respon imun dan penemuan antibodinya;

x
antistreptolisin O (ASO) bisa digunakan secara klinis untuk menegaskan infeksi yang baru saja.
Streptolisin O bersifat meracuni jantung (kardiotoksik).

Eksotoksin Streptococcus pyogenes A dan C Keduanya adalah superantigen yang disekresi


oleh sejumlah strain Streptococcus pyogenes. Eksotoksin pyogenes itu bertanggung jawab untuk
ruam penyakit jengkering dan sejumlah gejala sindrom syok toksik streptococcus.

Streptokinase Secara enzimatis mengaktifkan plasminogen, enzim proteolitik, menjadi plasmin


yang akhirnya mencerna fibrin dan protein lain.

Hialuronidase Banyak dianggap memfasilitasi penyebaran bakteri melalui jaringan dengan


memecah asam hialuronat, komponen penting jaringan konektif. Namun, sedikit isolasi
Streptococcus pyogenes yang bisa mensekresi hialuronidase aktif akibat mutasi pada gen yang
mengkodekan enzim. Apalagi, isolasi yang sedikit yang bisa mensekresi hialuronidase tak
nampak memerlukannya untuk menyebar melalui jaringan atau menyebabkan lesi
kulit.Sehingga, jika ada, peran hialuronidase yang sesungguhnya dalam patogenesis tetap tak
diketahui.

Streptodornase Kebanyakan strain Streptococcus pyogenes mensekresikan lebih dari 4 DNase


yang berbeda, yang kadang-kadang disebut streptodornase. DNase melindungi bakteri dari
terjaring di perangkap ekstraseluler neutrofil (NET) dengan mencerna jala NET di DNA, yang
diikat pula serin protease neutrofil yang bisa membunuh bakteri.

C5a peptidase C5a peptidase membelah kemotaksin neutrofil kuat yang disebut C5a, yang
diproduksi oleh sistem komplemen.C5a peptidase diperlukan untuk meminimalisasi aliran
neutrofil di awal infeksi karena bakteri berusaha mengkolonisasi jaringan inang.

Kemokin protease streptococcus Jaringan pasien yang terkena dengan kasus fasitis nekrosis
parah sama sekali tidak ada neutrofil. Serin protease ScpC, yang dilepas oleh Streptococcus
pyogenes, bertanggung jawab mencegah migrasi neutrofil ke infeksi yang meluas. ScpC
mendegradasi kemokina IL-8, yang sebaliknya menarik neutrofil ke tempat infeksi. C5a
peptidase, meskipun diperlukan untuk mendegradasi kemotaksin neutrofil C5a di tahap awal
infeksi, tak diperlukan untuk Streptococcus pyogenes mencegah aliran neutrofil karena bakteri
menyebar melalui fasia.

DIAGNOSIS
Biasanya, usap tenggorokan dibawa ke laboratorium untuk diuji. Pewarnaan Gram
diperlukan untuk memperlihatkan Gram-positif, coccus, dalam bentuk rantai. Kemudian,
organisme di agar darah dikultur dengan tambahan cakram antibiotik basitrasin untuk
memperlihatkan koloni beta-hemolisis dan sensitivitas (zona inhibisi sekitar cakram) antibiotik.
Lalu dilakukan uji katalase, yang harus menunjukkan reaksi negatif untuk semua Streptococcus.
Streptococcus pyogenes bersifat negatif untuk uji cAMP dan hipurat. Identifikasi serologi atas
organisme itu melibatkan uji untuk adanya polisakarida spesifik grup A dalam dinding sel

xi
bakteri menggunakan tes Phadebact. Karena uji tindak pencegahan juga dilakukan untuk
memeriksa penyakit penyakit seperti, namun tak terbatas pada, sifilis, dan nekrosis avaskular,
dan kaki pekuk.

PENANGANAN
Terapi pilihan adalah penisilin, namun, bila tidak siap tersedia penisilin, sayatan kecil
pada daerah yang terinfeksi akan menghilangkan dan bengkak dan rasa tak nyaman hingga
bantuan medis yang cocok dapat dicari. Tidak ada kejadian resistensi penisilin yang dilaporkan
hingga hari ini, meski sejak tahun 1985 sudah banyak laporan toleransi penisilin.Makrolid,
kloramfenikol, dan tetrasiklin bisa digunakan jika strain yang diisolasi nampak sensitif, namun
lebih umum terjadi resistensi.

B. STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE
Klasifikasi
Domain : Bactery
Phylum : Firmicutecocous
Class : Cocci
Order : Lactobacillales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Species : S.Pneumoniae

Morfologi
Diplococcus Gram positif, Bentuk : lancet rantai, Memiliki kapsul polisakarida, yg
memudahkan pengelompokan antisera spesifik, Menyebabkan : pneumonia, sinutisis, otitis,
bronchitis, bakteremia, meningitis dan proses infeksi lainnya, Kultur : Pneumococcus
membentuk koloni bundar kecil, pertama berbentuk kubah dan kemudian berkembang menjadi
pusat plateu dengan tepi yang mangalami peninggian, Sifat pertumbuhan : Kebanyakan energi
didapat dari fermentasi glukosa; disertai oleh produksi asam laktat secara cepat, yang
menghambat pertumbuhan. Netralisasi kultur broth dengan alkali dalam selang waktu akan
terjadi pertumbuhan besar.

Gejala klinis
Pneumonia oleh Pneumococcus harus dibedakan dari pulmonary infarction, atelectasis,
neoplasma, gagal jantung kongesti dan pneumonia yang disebabkan oleh beberapa bakteri lain.

xii
Empymea ( yakni pulsnanah dalam ruang pleura) merupakan komplikasi penting dan
memerlukan aspirasi dan drainase. Dari saluran pernafasan, Pneumococcus dapat mencapai sisi
lainnya. Sinus dan telinga bagian tengah sering kali terkena. Kadang kala infeksi menyebar dari
mastoid menuju ke meningen. Bakteremia dari pneumonia menyebabkan tiga komplikasi;
meningitis, endokardiatis dan septik arthritis. Dengan penggunaan Khemoterapi awal, acute
pneumococcal endocarditis dan arthritis menjadi jarang.

Pengobatan
Karena Pneumococcus bersifat sensitif terhadap obat antimikroba, perawatan awal
biasanya berlangsung pada proses pemilihan yang cepat dan respon antibodi agaknya kurang
berperan. Penisilin G merupakan obat pilihan. Tapi di AS 5-10 % Pneumococcus resisten
terhadap penisilin dan kira-kira 20% agar resisten (MIC 0,1 – 1 µg/mL). Penisilin G dosis tinggi
dengan MICs sebesar 0,1 – 2 µg/mL ternyaTA efektif untuk menangani pneumonia yang
disebabkan oleh Pneumococcus tetapi tidak efektif menangani meningitis juga resisten terhadap
ceftizoxime, juga resisten terhadap tetrasiklin dan erittromisin.
Contoh : Amoxillin untuk infeksi saluran pernafasan
Dosis : Dewasa dan anak-anak BB 20 kg keatas 3x sehari 250-500 mg
Bayi dan anak-anak BB kurang 20 kg : 25-75 mg/kg
BB/hari dibagi 3x pemberian.

xiii
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

Bakteri Gram positif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap warna violet dan
memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Contoh bakteri Gram positif,
yaituActinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium,
Arachnia, Clostridium, Peptostreptococcus, dan Staphylococcus. Menurut
Klasifikasi bakteri dapat didasarkan pada beberapa jenis penggolongan, misalnya
Klasifikasi Bakteri Patogen , Klasifikasi Berdasarkan Genetika, Klasifikasi
Berdasarkan Ekspresi Fenotipe, klasifikasi berdasarkan sifat pewarnaan dan lain
lain.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unila.ac.id/5690/11/13.BAB%20II.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/236565-deteksi-bakteri-patogen-yang-berasosiasi-
42f8d0f8.pdf
Panawala, Lakna.2017.Artikel “Difference between Gram Positive and Gram Negative Bacteria”

Putri, Meganada Hiaranya.,Sukini.,Yodong.2017.”Bahan Ajar Keperawatan Gigi


Mikrobiologi”.Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
https://media.neliti.com/media/publications/132323-ID-none.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/138879-ID-none.pdf

xv

Anda mungkin juga menyukai