OLEH :
ANGGI MARLIANA
1703110079
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dan laporan
dengan judul Uji Daya Hambat Bakteri Endofit Dan Aktinomisetes Terhadap
Pada kesekmpatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Kedua orang tua serta abang dan kakak yang selalu memanjatkan do’a dan
memberikan semangat.
PT. Arara Abadi yang telah mengizinkan penulis untuk mengikuti dan
Ibu Nova Wahyu Pratiwi, M.Sc selaku dosen pembimbing jurusan yang telah
Bapak Bayo Alhusaeri Siregar, S.P, M.Si selaku pembimbing lapangan yang telah
Ibu Dr. Vanda Julita Yahya, M.si Selaku ketua jurusan biologi fakultas
Teman-teman rumah kontrakan Indah Kasih yang telah bekerjasama dengan baik
iii
Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan saran agar laporan kerja praktek
Anggi Marliana
NIM.1703110079
iv
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
v
3.3.2 Koleksi dan Peremajaan Isolat ................................................... 20
3.3.4 Uji Daya Hambat Bakteri Endofit Terhadap Fusarium sp. ....... 21
V. PENUTUP .................................................................................................... 35
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5 Daya Hambat Bakteri Endofit terhadap Fusarium sp. ...................... 31
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Uji Daya Hambat Bakteri Endofit terhadap R.solanacearum ....... 28
Gambar 4.4 Uji Daya Hambat Actinomycetes terhadap R.solanacearum ........ 30
Gambar 4.5 Uji Daya Hambat Bakteri Endofit terhadap Fusarium sp. ............ 32
Gambar 4.6 Uji Daya Hambat Actinomycetes terhadap Fusarium sp. ............. 33
Gambar 4.7.1 Daun Tembakau yang sudah disuntikkan isolat bakteri endofit, air
murni dan R.solanacearum........................................................ 34
Gambar 4.7.2 Hasil Uji agar darah.................................................................... 35
Lampiran 1 Persiapan alat dan bahan................................................................ 41
A. Alat ............................................................................................. 41
B. Bahan .......................................................................................... 43
Lampiran 2 cara kerja........................................................................................ 44
a. Pembuatan media........................................................................ 44
b. Peremajaan isolat bakteri endofit ............................................... 45
c. Peremajaan isolat aktynomicetes ................................................ 45
d. Pengujian Bakteri Endofit terhadap R.solanacearum ................ 45
e. Pengujian Actinomycetes terhadap R.solanacearum ................. 46
f. Pengujian Bakteri Endofit terhadap Fusarium sp. ..................... 47
g. Pengujian Actinomycetes terhadap Fusarium sp. ...................... 47
h. Uji Hipersensitive terhadap daun tembakau ............................... 48
i. Pengujian agar darah .................................................................. 48
1
I.PENDAHULUAN
jangka panjang kehutanan tersebut, hutan yang sudah tidak produktif (meliputi
lahan tandus bekas hutan tebangan, rimba karet, hutan-hutan bakau, beberapa
kepemilikan karet skala kecil, perkebunan sawit, padang rumput, dan lain-lain),
dengan hasil utama kayu (sebagai bahan baku pulp dan paper). Hal tersebut
mampu menarik banyak investor karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi
Provinsi Riau memiliki hutan produksi terbatas atau Hutan Tanaman Industri
(HTI) diantaranya ialah Acacia sp. dan Eucalyptus sp. Tanaman ini penting dalam
tanaman utama yang ada di PT.Arara Abadi yang dijadikan sebagai bahan baku
bubur kertas (pulp), kertas tissue dan kertas . Eukaliptus yang ada di Provinsi Riau
sering diserang berbagai jenis hama, patogen dan penyakit sehingga kelangsungan
2
Pengendalian patogen tanaman selama ini telah banyak dilakukan dengan
kimiawi. Upaya tersebut memberikan hasil yang cepat dan efektif. Hal ini
penggunaan bahan kimia yang terus menerus ternyata memberikan dampak yang
terhadap lingkungan itu sendiri tetapi juga pada makhluk yang hidup disekitar
lingkungan, seperti matinya organisme berguna, kebalnya hama atau patogen dan
yang memiliki potensi sebagai agen pengendali hayati adalah Actinomycetes yang
rolfsii Saac. Penyebab penyakit rebah semai pada tanaman kedelai dan
umum dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga mempunyai ciri khas yang
3
Bakteri endofit adalah mikroorganisme menguntungkan yang berinteraksi
dengan tanaman inang serta sebagian atau seluruh dari siklus hidupnya tinggal di
Bakteri Endofit adalah mikroba yang hidup dijaringan tanaman pada periode
tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman
serangan penyakit yang juga disebabkan oleh mikroba. Bakteri endofit mampu
bakteri pada tanmana Eucalyptus. Gejala yang dapat dilihat pada tanaman yang
terserang penyakit layu bakteri yaitu daun menguning secara bertahap pada pucuk
daun dan terjadi perubahan warna pada batang atau ranting menjadi kehitaman.
1.2 Tujuan
4
wawasan mahasiswa dalam mengetahui keberadaan mikroorganisme patogen.
penulis nantinya.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kerja praktek ini adalah dapat mengetahui dan
mempelajari sistem kerja dan penelitian terkait Actinomycetes dan bakteri endofit
Divisi R&D PT. Arara Abadi, Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau serta
nantinya.
5
II.TINJAUAN PUSTAKA
menyerang tanaman kelompok lain seperti pisang, jahe, kunyit, anggrek, nilam,
bergerak dengan satu atau beberapa bulu cambuk (flagella). Bentuk batang (rod)
dengan lebar 0,5 mikron dan panjang 1,5 mikron. Temperatur optimum setiap
nitrit, tidak dapat menghidrolisis pati, dan tidak mudah mendegrdasi gelatin.
Koloninya tidak berpendar tetapi dapat memproduksi pigmen coklat pada media
6
kompleks R.solanacearum tidak tahan panas, mati pada suhu 40OC dan tidak
inang, yaitu : a) ras 1 menyerang tembakau, tomat, dan famili Solanaceae lainnya
disakarida dan alkohol heksosa, maka bakteri ini dibagi ke dalam 5 biovar
R.solanacearum merupakan patogen tular tanah dan tular air. Bakteri ini
dapat bertahan dan menyebar pada berbagai periode waktu di dalam tanah atau air
yang dapat membentuk sumber inokulum (Allen et al 2008). Umumnya bakteri ini
di temukan di dalam tanah dan dapat menyebar melalui biji tanaman. Tanaman
gejala abnormalitas). Bakteri ini dapat hidup dorman (tidur) di dalam tanah
sampai lebih dari 6 bulan di daerah tropis, sedangkan didaerah sub tropis dapat
bertahan sampai 6 tahun dan dapat hidup sampai kedalaman 1 meter dari
hidup normal di dalam air, bahan organik, dan tanah. R.solanacearum dapat
7
tertekan oleh bakteri gram negatif lainnya. Media yang sering digunakan yaitu
media agar Tetrazolium Chloride (TZC) atau 2% Sukrosa Pepton Agar (SPA)
(French et al 1995).
ciri koloni yang besar, menggembung, fluidal dan berwarna putih dengan merah
pucat dibagian pusat koloni avirulent butyrous (kering), kecil, satu bentuk koloni
dan dengan batas yang jelas. Kedua koloni ini hanya muncul pada hari ketiga
pada jaringan tanaman. Faktor virlensi yang di seksresikan dapat berupa toksin
terangkut dalam pembuluh kayu dan pada batang yang lunak, lalu masuk dalam
ruang antar sel dalam kulit dan empelur, menguraikan sel-sel sehingga terjadi
8
Mekanisme kerusakan Ekstrasluler Polisakarida sebagai penyebab layu
Ekstraseluker Polisakarida hanya pada isolat yang virulen dan pemberian dengan
layu adalah pengaliran terbatas dan transportasi air ke daun menjadi terhambat,
penyumbatan terhadap transport air, bagian yang paling kritis adalah tangkai dan
tulang daun, terjadi kerusakan pada membran luar dan membran dalam sel dan
Penyakit yang timbul pada dataran rendah lebih berat karena suhu udara
relatif tinggi. Bakteri berkembang baik di tanah alkalis yang suhunya agak tinggi
terineksi pada musim sebelumnya. Pada cuaca lembab penyakit ini menyerang
lebih dahsyat, dan jika cuaca kembali kering dan panas tanaman terinfeksi tiba-
tiba menjadi layu. Jika hanya beberapa pembuluh yang diserang maka tanaman
vascular selalu berkembang dengan lambat, kebalikan dari gejala dieback yang
eukaliptus tidak dapat dilihat pada fase pembibitan. Bibit tanaman yang sudah
terinfeksi tetap terlihat segar dan segar. Gejala mulai terlihat pada saat bibit
tanaman sudah dipindahkan ke lapangan yaitu saat tanaman berumur 4-6 bulan.
Gejala awal yang tampak berupa layu pada ujung atas atau salah satu ranting,
9
sedangkan bagian yang lainnya tetap sehat (Alhusaeri 2012). Gejala layu/kering
tanaman. Sedangkan pada bagian batangnya jika di potong maka akan terlihar ada
ooze atau lender pada batang dan warna potongan batang tersebut berubah warna
menjadi coklat. Serangan penyakit layu pada umbi kentang menimbulkan gejala
massa bakteri ) yang keluar dari mata tunas atau ujung stolon ( Rukmana 1997).
Fusarium sp dapat dilihat dengan memotong batang tanaman yang sakit dan di
masukkan kedalam air. Jika mengeluarkan lender maka layu pada tanaman
maka layu pada tanaman disebabkan oleh bakteri ( Pracaya, 2009). Patogen ini
sulit dikendalikan, karena dapat bertahan selama satu tahun dalam tanah tanpa
filament lembut yang sering disebut hifa atau miselia, sebagaimana yang terdapat
pada fungi, memliki konidia pada hifa yang menegak. Actinomysetes merupakan
bakteri yang berproduksi dengan pembelahan sel, rentan terhadap penisilin tetapi
10
dalam kondisi anaerob ( Zulfadli 2013 ). Sekitar 70% antibiotik yang telah
bentuk filamen miselium dan membentuk spora. Ada dua hal pentimg untuk
Actinomycetes dengan diameter 0,5-1,0 µm, sehingga lebih kecil dari hifa jamur
Organisme ini ditemukan dalam tanah (hampir semua), kompos, dan sedimen.
Propagul adalah bagian dari suatu mikroorganisme yang dapat tumbuh dan
Mycobacterium(Zulfadli 2013).
perlahan, koloni melekat erat pada permukaan media, dan memproduksi spora
seperti serbuk. Warna koloni isolat secara umum pada awalnya berwarna putih,
Actinomycetes kelihatan seperti jamur dari luar. Akan tetapi, organisme ini adalah
11
bakteri sesuai dengan semua kriteria untuk sel prokariot. Dinding selnya
ribosom 70S (Sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam sitoplasmanya), tidak
mempunyai pembungkus nukleus, garis tengah selnya berkisar dari 0,5 sampai 2,0
µm, dan dapat dimatikanatau di hambat oleh banyak antibiotika bakteri. Dari
hanya sedikit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia ( Volk dan
Wheeler 1998).
Bakteri endofit menurut Strobel dan Daisy (2003) merupakan bakteri yang
mampu hidup pada suatu jaringan dalam tanaman selama periode tertentu dari
siklus hidupnya. Bakteri endofit dapat membentuk koloni pada suatu jaringan
sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar.
Bakteri endofit yang tumbuh pada tumbuhan hutan hujan tropis memiliki potensi
yang luar biasa sebagai sumber senyawa bioaktif berupa metabolit sekunder
seperti alkaloid, terpen, steroid, flavonoid, kuinon, fenol dan lain sebagainya
adalah siklus hidup bakteri endofit yang singkat dan senyawa-senyawa yang
12
dihasilkan dapat di produksi dalam skala besar melalui proses fermentasi. Isolasi
yang terbatas dan siklus hidup tumbuhan yang relatif lama. Oleh karena itu,
ini, dan merupakan bakteri yang tumbuh didalam jaringan tumbuhan. Bakteri
endofit dapat diisolasi dari akar, batang dan daun suatu tumbuhan. Hubungan
dapat melindungi tumbuhan inang dari serangan patogen dengan senyawa yang
berupa senyawa metabolit sekunder yang nerupakan senyawa bioaktif dan dapat
beberapa jenis bakteri endofit lain, seperti ricketsia, dan archaebacteria. Karena
tumbuh dalam jaringan tanaman, dimana tanaman yang satu tentu berbeda dengan
tanaman lainnya, maka tempat hidup bakteri sangat unik sifatnya. Bahkan,
fisiologi tumbuhan tinggi termasuk yang berasal dari spesies yang sama akan beda
13
di lingkungan yang berbeda. Karena itu keanekaragaman bakteri endofit sangatlah
tumbuhan yang masa hidupnya panjang dan mungkin termasuk langka akan
sebagai sumber suatu produk hayati akan memudahkan proses dan mengurangi
biaya produksi, sehingga pada akhirnya menghasilkan produk dengan harga lebih
Endofit awalnya ada diluar tubuh tanaman yang kemudian masuk jika
terjadi luka pada tanaman. Jika sudah berada didalam tanaman, endofit akan
bagi tanaman inangnya. Belum ada penelitian khusus tentang cara metabolisme
spesifikasi tertentu, misalnya apakah satu endofit selalu muncul pada jenis
14
tumbuhan yang sama ditempat yang berbeda. Banyak faktor luar seperti curah
mematikan, karena patogen ini mempunyai strain yang dapat dorman selama 30
disebabkan oleh cendawan jenis Fusarium sp. Kasus serangan penyakit ini banyak
terjadi di dataran rendah. Umumnya, tanaman ini akan layu dan mati dalam tempo
waktu 14-90 hari. Resapan air di lahan yang buruk atau lahan yang banyak
2010).
plasma tanaman. Selain itu, Fusarium sp. juga membentuk senyawa yang lebih
pada rantai pektin menjadi asam pektat. Depolimerase memecah rantai asam
Enzim-enzim tersebut memecah bahan pektin yang ada dalam dinding xilem.
membentuk massa koloidal yang mengandung bahan non pektin yang dapat
15
oleh enzim fenol oksidase yang dihasilkan tumbuhan inang akan mengalami
terutama diserap oleh pembuluh xilem yang berlignin yang menyebabkan warna
Karakter dari jamur ini adalah menyerang tanaman yang kondisi nya sedang
lemah (peka) karena kekeringan, kekurangan unsur hara, terlalu banyak sinar
Jamur Fusarium spp. termasuk kingdom fungi, divisi amastigomycota, sub divisi
Fusarium sp. jamur ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil
dan hidupnya bersifat parasitoid yaitu organisme yang bergantung pada organism
lain serta didukung oleh suhu tanah yang hangat dan kelembaban tanah yang
rendah sekali. Populasi akan meningkat jika di tempat yang sama ditanam
tanaman yang merupakan inangnya serta jamur ini menginfeksi tanaman melalui
Jamur Fusarium sp. memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan
memiliki permukaan yang kasar berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini
terdapat di dalam sel khusus di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang
16
terdapat diantara sel-sel, yaitu di dalam kulit dan di jaringan parenkim didekat
terjadinya infeksi. Fusarium sp. adalah fungi aseksual yang menghasilkan 3 spora
yaitu :
a. Makrokonidia
seperti bulan sabit, terdiri dari 3-5 sel dan biasanya di temukan di
permukaan.
b. Mikrokonidia
memiliki bentuk yang bulat sampai oval, uniseluler dan tidak berwarna.
c. Klamidiospora
Klamidiospora adalah spora dengan sel selain diatas, dan pada waktu
(Juniawan, 2015).
patogenesis, cendawan hidup sebagai parasit pada tanaman inang. Apabila tidak
ada tanaman inang, patogen hidup di dalam tanah sebagai saprofit pada sisa
tanaman dan masuk fase saprogenesis, yang dapat menjadi sumber inokulum
terjadi melalui angin, air tanah, serta tanah terinfeksi dan terbawa oleh alat
17
2.4.3 Gejala Serangan Jamur Fusarium sp.
batang pada tanaman bawang merah. Fusarium sp. merupakan jamur yang mampu
bertahan lama dalam tanah sebagai klamidospora, yang terdapat banyak dalam
akar sakit. Jamur mengadakan infeksi melalui akar. Adanya luka pada akar akan
sepanjang akar menuju ke batang dan di sini jamur berkembang secara meluas
dalam jaringan pembuluh sebelum masuk ke dalam batang palsu. Pada tingkat
infeksi lanjut, miselium dapat meluas dari jaringan pembuluh ke parenkim. Jamur
hingga ke akar. Akibatnya, tanaman akan layu dan kekeringan di bagian ranting
daun-daun tua yang diikuti dengan daun muda, pucatnya tulang-tulang daun
bagian atas, terkualainya tangkai daun, dan layunya tanaman. Batang pun
membusuk dan agak berbau amoniak. Jika pangkalnya dipotong, akan terdapat
sebelah atas menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu.
Layu total dapat terjadi antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat
dilihat pada jaringan angkut tanaman yang berubah warna menjadi kuning atau
18
coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk jangka waktu lama dan bisa
berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin pertanian, seresah
daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi sangat
19
III.METODE
Department, Divisi R&D PT. Arara Abadi Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi
Riau. Kegiatan ini dilaksanakan selama 8 Minggu mulai dari tanggal 17 Januari
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu Cawan petri, ,
Autoklaf, Tabung reaksi, Bunsen, Camera digital, Erlenmeyer, Jarum Ose, Kertas
label, Korek api, Laminar Air Flow, Micro Pipet, Mikrowave, Kompor Listrik,
media TZC cair, media PSA, media Napsa dan media NA. Pembuatan media
pada umumya sama, yang membedakan hanya pada komposisinya saja. Pada
beef ekstrak, glukosa, pepton, sukrosa, agar dan kentang. Kentang di rebus
20
yang berisi bahan. Sedangkan untuk media PSA komposisinya teridir dari
bagian akar, batang, pelepah dan daun tanaman kelapa sawit tersebut. Kultur
cawan petri menggunakan metode gores kuadran (streak) dan diinkubasi pada
media PSA di cawan petri menggunakan metode agar blok (potongan agar)
21
3.3.3 Uji Daya Hambat Bakteri Endofit terhadap Ralstonia solanacearum
napsa yang sudah berisi isolat Ralstonia solanacearum dengan metode gores
Kultur ini diinkubasi pada suhu 28oC selama 3-7 hari dan diamati
jarak 1 cm dari isolat Fusarium sp. Kultur ini diinkubasi pada suhu 28oC
selama 3-7 hari dan diamati perkembangan. Diukur pertumbuhan miselia dan
dirata-ratakan.
22
yang sudah berisi isolat Ralstonia solanacearum dengan metode gores
pada suhu 28oC selama 3-7 hari dan diamati perkembangan. Zona bening
jarak 1 cm dari isolat Fussarium sp. Kultur ini diinkubasi pada suhu 28oC
selama 3-7 hari dan diamati perkembangan. Diukur pertumbuhan miselia dan
dirata-ratakan.
NB. Simpan didalam inkubator shaker selama 24 jam. Alat dan bahan
terdapat nekrosis.
23
3.3.7.2 Uji Agar Darah
NA. Agar darah di bagi menjadi beberapa bagian dan diberi label. 9
totolkan menggunakan tusuk gigi steril. Kultur ini diinkubasi pada suhu
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Departement.
Dalam peneingkatan produktifitas dan kualitas serta mutu kerja maka sangat
di perlukan tenaga kerja berkualitas pula. Tenaga kerja yang berkualitas yaitu
tenaga kerja yang memiliki rasa kedisiplinan, semangat dan tanggung jawab yang
tinggi serta mematuhi ketentuan dan peraturan yang di tetapkan PT. Arara Abadi
memiliki beberapa peraturan perusahaan yang harus di taati oleh semua tenaga
kerja, yaitu :
1. Aturan jam kerja karyawan PT, Arara Abadi Perawang, Riau. Waktu kerja
normal perusahaan adalah 8 jam dalam sehari dan 40 jam dalam satu minggu
untuk 5 hari kerja, dengan jam kerja hari senin-jum’at yaitu pukul 07:00-
2. Setiap Karyawan memiliki hak untuk mendapatkan cuti yang di atur sebagai
berikut yaiu, cuti tahunan, cuti sakit, cuti hamil dan keguguran, cuti
kecelakaan kerja, cuti hari libur nasional karyawan shift, izin pribadi, dan izin
3. Setiap karyawan harus meminta izin tertulis dari atasan, apabila keluar dari
25
4. Pakaian yang di gunakan rapi dan sopan, untuk pria tidak diperbolehkan
berambut panjang dan harus di pangkas rapi, sedangkan untuk wanita tidak
6. Pekerja yang mangkir selama lima hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa
keterangan tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah di
kerja, sanksi ganti rugi atau denda, skoring atau bebas tugas sementara dan
PHK.
Suatu perusahaan yang ingin memiliki managemen yang baik harus memiliki
26
berikut yaitu adanya pemisah fungsi, pemisah wewenang, dan pemisah
tanggung jawab.
dapat tumbuh pada media NA. Selanjutnya dari 12 isolat Actinomycetes yang
dengan metode dual culture menggunakan 20 isolat bakteri endofit yang berbeda-
beda.
Nama Rata-rata
Isolat (mm) Daya Hambat
209B 17,5 Kuat
0216B 12,7 Kuat
074B 10 Kuat
059B 8,2 sedang
208B 7,7 sedang
209B 7,5 sedang
051B 7 sedang
205B 6,5 sedang
201B 5,2 sedang
240B 5,2 sedang
080B 4,7 Tidak menghambat
214B 4 Tidak menghambat
27
067B 4 Tidak menghambat
054B 3,7 Tidak menghambat
070B 0,3 Tidak menghambat
213B 0,7 Tidak menghambat
204B 0,7 Tidak menghambat
076B 0,22 Tidak menghambat
0198B 0,2 Tidak menghambat
200B 0 Tidak menghambat
R.solanacearum
Bakteri Endofit
terhadap R.solanacearm
Pada uji ini digunakan 20 isolat bakteri endofit yang berbeda-beda, Tabel
4.3 menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit yang memiliki daya hambat paling
kuat terhadap R.solanacearum adalah isolat bakteri endofit 209B dengan rata-rata
daya hambat (zona bening) 17,5 mm. Isolat bakteri endofit yang memiliki daya
hambat paling lemah adalah isolat bakteri endofit 0198B dengan rata-rata daya
hambat 0,2 mm. Sedangkan isolat bakteri endofit 200B tidak memiliki memiki
28
Menurut David dan stout (1971) pengklasifikasian zona hambat terbagi
kuat 10-20 mm, sedang 5-10 mm dan < 5 mm tidak menghambat. Perbedan dalam
toksin yang dihasilkan oleh petogen sehingga tidak patogenik terhadap tanaman
et al (2000) dalam Yulianti (2013) yang menyatakan bahwa ada bakteri endofit
yang memiliki potensi mengurangi efek penyakit yang polisiklik dengan cara
Rata-rata Daya
Nama Isolat (mm) Hambat
278B 11,3 Kuat
285C 4,5 Lemah
289B 0 Lemah
282B 0 Lemah
290B 0 Lemah
281B 0 Lemah
283B 0 Lemah
29
279B 0 Lemah
285B 0 Lemah
Actinomycetes
R.solanacearum
terhadap R.solanacearm
dengan rata-rata daya hambat (zona bening) 11,3 mm. Isolat Actinomycetes yang
memiliki daya hambat lemah adalah isolat Actinomycetes 285C dengan rata-rata
daya hambat 4,5 mm. Sedangkan 8 isolat Actinomycetes lainnya tidak memiliki
30
Daya Hambat
Isolat (mm)
076B 41,66%
201B 38,09%
208B 34,84%
0216B 28,78%
067B 26,08%
074B 24,44%
054B 24%
051B 21,73%
070B 20%
076B 15,86%
059B 2,76%
205B 0%
240B 0%
080B 0%
214B 0%
067B 0%
213B 0%
204B 0%
0198B 0%
200B 0%
31
B.Endofit
Fusarium sp.
Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa isolat bakteri endofit yang memiliki
daya hambat paling kuat terhadap Fusarium sp. adalah isolat bakteri endofit 076B
dengan persentase kemampuan daya hambat sebesar 41,66%, artinya isolat bakteri
isolat bakteri endofit lainnya. Isolat bakteri endofit yang memiliki daya hambat
lemah adalah isolat bakteri endofit 059B dengan persentase kemampuan daya
32
Daya Hambat
Isolat (mm)
291B 17,64%
285C 4,76%
279B 2,22%
278B 0%
289B 0%
282B 0%
290B 0%
281B 0%
283B 0%
285B 0%
Actinomycetes
Fusarium sp.
hambat paling kuat terhadap Fusarium sp. adalah isolat actinomycetes 076B
33
daya hambat lemah adalah isolat actinomycetes 279B dengan persentase
Persentase ini diperoleh dari jari-jari miselia yang tumbuh kearah petri, dengan
digunakan aman untuk tumbuhan dan hewan. Untuk mengetahui keamanan isolat,
maka dilakukan dua uji yaitu uji hipersensitive dan uji agar darah.
Uji ini dilakukan dengan memasukkan 9 isolat cair bakteri endofit yang
inkubasi selama 1X24 jam dan amati daun tembakau yang disuntikan isolat
bakteri endofit. Lalu bandingkan dengan daun kontrol yang disuntikan dengan
media NB.
Kontrol
R.solanacearum
34
Daun tembakau akan menunjukkan bercak (nekrosis) jika isolat yang
bercak. Dari 9 isolat bakteri endofit yang di ujikan dipilih lah 5 isolat bakteri
endofit dengan kode 209B, 0216B, 074B, 076B dan 201B yang akan
Uji agar darah dilakukan untuk melihat apakah isolat bakteri endofit
yang digunakan aman terhadap manusia dan hewan. Isolat bakteri endofit
209B
darah kambing, karena darah kambing mudah di peroleh. Uji agar darah
35
menunjukkan hasil positif apabila isolat bakteri mampu menghidrolisis agar
darah menjadi bening. Dari 5 isolat bakteri edofit terpilih yaitu 209B, 0216B,
074B, 076B dan 201B hasil pengujian agar darah menunjukkan 4 isolat bakteri
endofit tidak patogen terhadap manusia dan hewan karena tidak menunjukkan
adanya perubahan warna menjadi bening. Dan satu isolat bakteri endofit
sehingga isolat bakteri endofit 209B patogen terhadap manusia ataupun hewan.
36
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut :
1. Dari 20 isolat bakteri endofit yang digunakan, diperoleh hasil 3 isolat bakteri
tumbuhan dan 5 isolat bakteri endofit terpilih 209B, 0216B, 074B, 076B dan
5.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
Alhusaeri, Bayo. 2012. Penyakit Layu Bakteri dan Spesies Komplek Ralstonia
solanacearum. Jurnal Mikrobiologi lanjut. 6351090171
Anaf. 2009. Ralstonia solanacearum. http:// iant. Toulose. Inra. , fr/ bacteria/ cgi/
ralsto. Cgi. Diakses 02 April 2014
French, E.B.L., Gutarra, P. Aley dan J. Elphinstone. 1995. Culture Media for
Ralstonia solanacearum Isolation, Identificaation, and Maintenance.
Fitopatologia, 30(3) : 126-130
Melliawati, G., I’tishom. R., Hardjowijoto. S., dan Putra. S. T. 2015. Kloning Gen
Melanoma Antigen 1 (Mage-1) dari Jaringan Testis Untuk Mendapatkan
Plasmid Rekombinan Mage-1. MKB, 47(4): 19-206.
38
Jurnal Pengelolaan Kesuburan Tanah, Produktivitas, dan Keuntungan
Sistem Tumpang Sari. 133-145
Pracaya. 2009. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Suadaya. Jakarta. 427 hal
Purwita, A.A., Indah, N.K. dan Trimulyono, G. 2013. Penggunaan Ekstrak Daun
Srikaya (Annona squamosal) Sebagai Pengendali Jamur Fusarium
oxyporum Secara In Vitro, Jurnal Lentera Bio. 2(2) : 179-183
Research and forest. 2012. Penyakit Layu Bakteri Pada Eucaliptus spp. http: //
reseacrh-on-forest-blogspot,com/2012/06/ penyakit-layu-bakteri.html. diakses
pada 06 februari 2019.
Schaad,N.W., J.B. Jones, and W. Chun. 2001. Laboratory Guide for Identification
of Plant Pathogen Bacteria 1hird Edition. APS Press. St. Paul Minnessota.
373P
Strobel, Gary dan Bryn Daisy. 2013. Bioprospecting for Microbial Endophytes
and Their Natural Product. Microbiology and Moleculer Biology Review .p.
491-507
Susilowati, O.N., R.D. Hastuti, dan E. Yuniarti. 2007. Isolsi dan Karakterisasi
Aktinomisetes Penghasil Antibakteri Enteropatogen Escherichia coli K1. 1.
Pseudomonas pseudomalles 02 05, dan Listeria monocytogenes 5407. Jurnal
Agrobiogen, 3(1):15-23
39
Tan, R. X. Dan W. X. 2001. Endophytes a rich source of functional metabolites.
Nat Prod.1(8):448-459
40
LAMPIRAN
A. Alat
Microwave
Timbangan Analitik Vortex
41
Ose
Tipe Glassbit
Corkboorer
42
B. Bahan
Kentang
Plastik Wrap Alkohol 70%
43
Isolat Actinomysetes
Isolat Bakteri Endofit
Isolat Ralstonia
solanaceae
Agar darah
Kertas Tali
a. Pembuatan media
44
b. Peremajaan Isolat Bakteri Endofit
45
solanearum di vortex R.solanacearum cair ke Perataan isolat cair
hingga homogen media Napsa dengan pengguncangan
46
f. Pengujian bakteri endofit terhadap Fussarium sp.
Penyimpanan di dalam
inkubator
Penyimpanan di dalam
inkubator
47
h. Uji Hipersensitif terhadap daun Tembakau
Pensterilisasian jarum
Sterilisasi jarum suntik
suntik menggunakan air Pengambilan isolat
mrnggunakan alkohol
murni bakteri endofit
90%
Penginokuasian isolat
Isolat bakteri endofit siap Penandaan/ pelabelan
bakteri endofit
pakai
48
Lampiran 3. Hasil
a. perhitungan zona hambat Fusarium sp. X Bakteri Endofit
. 076B (R1)= X 100% = 14,28%
52,38%+33,33%+28,57% / 3 = 38,09
3. 208B (R1)= X 100% = 31,81%
34,78%+13,04%+30,43% / 3= 26,08%
6. 074B (R1)= X 100% = 33,33%
33,33%+20%+20% / 3= 24,44%
49
7. 054B (R1)= X 100% = 36%
(R1)= X 100% = 0%
0%+8,3%+0% /3 = 2,76%
(R2)= X 100% = 0%
50
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
51
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
11,76%+17,64%+23,52% / 3= 17,64%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
52
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
(R2)= X 100% = 0%
(R3)= X 100% = 0%
53