DOSEN PENGAMPU :
Kurniawan Prambudi Utomo, S.E.,M.M.
DISUSUN OLEH :
- Galang Ramadhan (202010415404)
- Johannes Heben Hezer (202010415046)
- Ryan Yahya Purna (202010415180)
- Revaldo (202010415213)
- Meyvina Rahdiani (202010415219)
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, kami panjatkan puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Mata Kuliah PANCASILA dengan Judul “PANDANGAN
PANCASILA TERHADAP KORUPSI”.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Kurniawan Prambudi Utomo, S.E.,M.M. Selaku Dosen PANCASILA.
2. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan semangat sehingga makalah
ini dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik segi penyusunan kalimat maupun tata bahasamya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kajian ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang PANDANGAN
PANCASILA TERHADAP KORUPSI dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi Dalam segi bahasa, kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio.
Kata ini sendiri memiliki kata kerja corrumpere yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalikkan atau menyogok. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan
kekuasaan, uang negara/perusahaan, waktu, untuk keuntungan pribadi atau
kelompok.
Beberapa bentuk korupsi dinegara Indonesia dimulai dari pungli di jalan-jalan, mark
up proyek, mafia peradilan, illegal loging sampai kredit macet yang merugikan
negara triliunan rupiah, sehingga penyakit korupsi di negeri ini telah berkembang
dalam tiga tahap, yaitu elitis,endemic, dan sistemik. Pada tahap elitis, korupsi masih
menjadi patologi sosial yang khas di lingkungan para elit atau pejabat. Pada tahap
endemic, korupsi mewabah menjangkau lapisan masyarakat luas. Lalu tahap yang
kritis, ketika korupsi menjadi sistemik, setiap individu di dalam system terjangkit
korupsi di bangsa ini telah sampai pada tahap sistemik.
Dalam Pancasila terdapat lima sila yang dimana setiap sila itu memiliki arti yang
berbeda tetapi memiliki tujuan yang satu yaitu menciptakan dan mewujudkan cita-
cita negara Indonesia. Nilai Pancasila juga sangat bertentangan dengan tindak
korupsi yang hanya mementingkan kepentingan pribadi atau golongan. Dimana
dalam Pancasila memiliki dimensi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi,
keadilan.
2
2.3 Pandangan Setiap Sila terhadap Korupsi
Sila pertama yang berbunyi “Ke-Tuhanan Yang Masa Esa” menekankan bahwa
manusia Indonesia memiliki keimanan dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Seperti yang diketahui, Indonesia berkembang enam agama resmi (Islam, Kristen
Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu) dan semuanya menolak korupsi,
jika kita melakukan tindakan korupsi berarti sama saja kita telah membohongi Tuhan.
Dapat disimpulkan bahwa orang yang korupsi tidak takut dan meragukan kehendak
akan adanya tuhan dan hukuman yang akan diberikan pada kehidupan setelah
kematian. Seseorang yang berketuhanan dan beragama tidak mungkin melakukan
tindak korupsi sebab orang itu memiliki rasa takut akan hal – hal yang dapat
merugikan orang lain bahkan negara Sebab itu adalah dosa besar.
Pada sila ke 2 “kemanusiaan yang adil dan beradab” juga bertentangan dengan
tindak korupsi karna dalam sila ke 2 menunjukan bahwa setiap manusia
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahkluk tuhan yang
maha esa. Setiap manusia juga memiliki hak yang sama. Yang berarti menjunjung
tinggi nilai – nilai kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan. Yang
berarti tindak korupsi telah melangggar sila kedua karena telah melakukan tindakan
yang menyalahgunakan kekuasaan dan kedudukan sebagai tempat untuk
mendapatkan hal yang diinginkan demi kebahagiaan diri sendiri atau golongan dan
tidak memiliki rasa keadilan dan tidak memiliki rasa nilai – nilai kemanusiaan yang
tandanya korupsi juga merampas hak masyarakat yang dapat merugikan
masyarakat.
Sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia” yang memiliki makna bahwa
masyarakat indonesia selalu mengutamakan persatuan, kesatuan, kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan. Korupsi merupakan tindakan
yang dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat sehingga hal tersebut akan
membuat rakyat merasa menjadi terintimidasi dan hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemimpinnya. hal ini dapat menyebabkan masyarkat dan
pemimpinnya tidak harmonis sehingga merusak nilai persatuan yang ada.
3
tidak boleh terjadi kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain yang dapat
merugikan keutuhan negara dan masyarakat.
Sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
dengan adanya korupsi berarti telah melakukan tindakan yang melenceng dari sila ini
karena sila ini memiliki makna yaitu adil terhadap sesama dan menghormati setiap
hak-hak yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dengan tindakan korupsi
menunjukan ketidakadilan antar pemerintah dan masyarakat. Bukan hanya itu juga
ketidakadilan terhadap negara sendiri karena telah menggunakan sesuatu yang
bukan haknya untuk dijadikan kenikmataan bagi diri sendiri tanpa memikirkan tujuan
awalnya hal tersebut dilakukan.
4
2.5 Implementasi Nilai - nilai Pancasila
Pengimplementasian sila-sila Pancasila dari sila 1 sampai 5 ini terdapat kepada
berbagai aspek seperti ruang lingkup yang terdekat saja yaitu keluarga, dan masyarakat.
dan ruang lingkup yang besar yaitu negara maupun pemerintah dan institusi pendidikan.
Konteks mengatasi serta solusi persoalan korupsi, implementasi nilai Pancasila :
1. Membiasakan kewajiban menjalankan ajaran agama sehingga mampu menjadi
benteng moralitas dan garda terdepan dalam menilai sebuah perbuatan baik-buruk
maupun benar-salah kelak di mata Tuhan Yang Maha Esa. Seorang yang beragama
sebelum menjalankan perbuatannya akan mempertimbangkan sisi baik-buruk di
mata Tuhan dan apakah menguntungkan atau merugikan diri serta lingkungannya.
2. Dalam menciptakan nilai kemanusian yang adil dan beradab keluarga dan
masyarakat dapat saling mengingatkan anggota keluarga lainnya bahwa perbuatan
korupsi merusak keadaban. Pembelajaran dalam keluarga dan masyarakat dapat
diteruskan penyelenggara negara dengan menampilkan keteladanan tokoh yang
terbukti sukses menerapkan perilaku anti korupsi.
4. Sila keempat sejatinya dapat dimulai dengan keterlibatan aktif para aktor demokrasi
dalam hal ini lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif yang masing-masing
sudah diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk mengelola negara sesuai
kewenangannya. Tindakan penindakan penting dijalankan dengan menangkap dan
menghukum para pelaku korupsi di tiga lembaga tersebut. Tapi tak kalah penting
bagaimana mencegah tindakan korupsi melalui pemberian gaji yang layak, apresiasi
terhadap sosok personal yang anti korupsi, meningkatkan kesadaran anti korupsi
melalui berbagai kegiatan partisipasi aktif di ketiga lembaga tersebut.
5
5. Dalam mendorong keadilan sosial maka negara harus berusaha keras
melalui lembaga negara mendorong pertumbuhan ekonomi dan memaksimalkan
anggaran negara untuk kepentingan rakyat. Jika terbukti ada anggaran
negara yang seharusnya dipakai untuk pembangunan dikorupsi, maka harus ada
tindakan tegas mulai dari mengembalikan anggaran yang dikorupsi hingga
sanksi tegas penjaraseumur hidup. Hal ini diperlukan sebagai bentuk efek jera
sekaligus sanksi moral-sosial agar tidak lagi ada anggaran negara yang dipakai
untuk memperkaya kepentingan pribadi dan kelompoknya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang sudah sepatutnya menjadi dasar
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan juga Pancasila
merupakan falsafah negara Republik Indonesia sebagai pedoman bagi segala kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri
atas lima sila yang mengandung nilai-nilai didalamnya, pancasila juga sebagai pedoman
masyarakat indonesia. Nilai-nilai yang terkandung didalam pancasila bisa menjadi kekuatan
untuk membuat masyarakat Indonesia lebih peduli dengan masyarakat Indonesia yang
lainnya. Nilai-nilai pancasila juga bisa untuk menyatukan rakyat Indonesia dari Sabang
sampai Merauke dan bisa menyatukan lima agama yang ada di Indonesia.
Untuk dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang besar diperlukan usaha
yang keras dan rasa saling pengertian, toleransi, saling menghargai, serta dengan
memahami dan mengimplementsikan nilainilai Pancasila kehidupan kita sehari-hari. Sudah
seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia perlu mengetahui, memahami, dan
mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam setiap aspek kehidupan agar cita-cita
kemerdekaan dapat diwujudkan.
6
DAFTAR PUSTAKA