Anda di halaman 1dari 61

SISTEM GERAK

NESYA SABRINA RAHMADANI


Rangka Tubuh

Tulang-tulang di dalam tubuh


membangun skeleton.
Rangka pada tubuh manusia
ditutupi oleh otot dan kulit
sehingga dsbt endoskeleton
Fungsi:
1. Tulang memberikan topangan dan bentuk pada
tubuh.
2. Pergerakan
3. Perlindungan
4. Pembentukan sel darah
5. Tempat penyimpanan mineral
Rangka tubuh: 1. Rangka aksial
2. Rangka apendikular

1. Rangka Aksial:
Rangka aksial berjumlah 80 tulang, meliputi
tulang tengkorak, tulang telinga dalam dan
hioid, tulang belakang, tulang dada dan
tulang rusuk (iga).
1. Rangka Aksial

a. Tulang tengkorak
Berfungsi melindungi otak, organ pendengaran,
dan organ penglihatan.
Tulang tengkorak dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Tulang kranial
2. Tulang fasial
Tulang Tengkorak
b. Tulang telinga dalam dan tulang hioid
tulang telinga dalam berukuran kecil dam berfungsi
untuk menerima dan mentrasnmisikan impuls
suara.

tulang telinga dalam berjumlah 3 pasang, 1 pasang


tulang maleus, 1 pasang tulang inkus dan 1
pasang tulang stapes.
Tulang hioid, tulang berbentuk huruf U yang terletak
di antara laring dan mandibula, serta membantu
dalam proses menelan .
C. Tulang Belakang (kolumna vertebrata)
terdiri dari 26 vertebrata yang dipisahkan oleh
diskus intervertebrata.
dibagian sebelah depan dan belakang, terdapat
serabut-serabut kenyal yg menyokong posisi ruas
tulang belakang.
Dibagian sebelah dalam ruas-ruas, terdpat saluran
sumsum tulang belakan yg berisi sumsum tulang
belakang.
Fungsi
1. Menopang kepala dan bagian tubuh lainnya
2. Melindungi organ dalam tubuh
3. Tempat melekatnya tulang rusuk
4. Menetukan sikap tubuh
d. Tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (kosta)
Berfungsi melindungi paru-paru dan jantung.
Strenum berbentuk pipih dan melebar serta
berhubungan dgn kosta melalui sambungan tulang
rawan.
Kosta bagian belakang berhubungan dgn ruas-ruas
tulang belakang melalui persendian.
Sternum berjumlah 1buah, terdiri atas 3 bagian:
1. Manubrium sterni (kepala tulang dada)
2. Korpus streni (badan tulang dada)
3. Prosesu xifoid (tulang taju pedang)
 Kosta berjumlah 12 pasang di sebelah kiri dan
kanan
1. Tulang rusuk sejati:ujung depan melekat pada
tulang dada (7 pasang).
2. Tulang rusuk palsu : ujung depan melekat pada
tulang rusuk di atasnya (3 pasang).
3. Tulang rusuk melayang: ujung depan tidak
melekat pada tulang manapun (2 pasang).
A. Rangka Apendikuler (Rangka
Pekengkap atau Anggota Gerak Tubuh)
1. Gelang Bahu
(Pektoral)
Merupakan persendian yang
menghubungkan lengan
dengan badan.
Terdiri atas tulang skapula
(belikat) dan tulang
klavikula (selangka)
2. Anggota Gerak Atas
Terdiri atas humerus(tulang pangkal lengan), radius
(tulang pengumpil), ulna (tulang hasta), karpal
(tulang pergelangan tangan), metakarpal (tulang
telapak tangan), dan falangus (tulang jari tangan).
3. Gelang Panggul (Pelvis)
Berfungsi menyangga berat tubuh dan melindungi
bagian dalam rongga pelvis
Terdiri atas ilium (tulang usus), pubis (tulang
kemaluan), dan iskium (tulang duduk)
Tulang anggota gerak atas Tulang gelang panggul (pelvis)
4. Anggota Gerak Bawah
Terdiri atas femur (tulang
paha), tibia (tulang kering),
fibula (tulang betis), patela
(tulang tempurung lutut), tarsal
(tulang pergelangan kaki),
metatarsal (tulang telapak
kaki), dan falangus (tulang jari
kaki)
II. TULANG

A. Struktur Tulang
Lapisan tulang dari arah luar ke dalam tersusun atas
lapisan-lapisan berikut.
Perosteum. Terdiri atas jaringan ikat fibrosa dan
selapis osteoblas. Fungsi: tempat melekat otot rangka,
memberi nutrisi untuk pertumbuhan tulang, dan
perbaikan jaringan tulang yang rusak.
Tulang kompak. Lapisan yang teksturnya halus,
padat, sedikit berongga, dan sangat kuat. Mengandung
zat kapur kalsium fosfat dan kalsium karbonat
Tulang spons. Lapisan yang
teksturnya berongga dan berisi
sumsum merah.
Endosteum. Jaringan ikat
areolar vaskuler yang melapisi
rongga sumsum.
Sumsum tulang. Lapisan
paling dalam dan berbentuk
jeli. Fungsi: produksi sel darah
merah, sel darah putih, dan
keping darah.
B. Bentuk Tulang
Tulang pipa. Bentuknya silindris panjang. Contoh:
tulang pangkal lengan (humerus), tulang hasta
(ulna), tulang paha (femur), dll.
Tulang pendek. Berukuran pendek dan berbentuk
kubus. Contoh: tulang pergelangan tangan (karpal)
dan tulang pergelangan kaki (tarsal).
Tupang pipih. Berbentuk lempengan. Contoh:
tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang dada.
Tulang tidak beraturan. Bentuknya tidak
beraturan. Contoh: tulang-tulang penyusun tulang
belakang (vertebrae).
Tulang sesamoid. Berukuran kecil dan bulat
yang terdapat pada formasi persendian.
Bersambungan dengan kartilago, ligamen, atau
tulang lainnya. Contoh: tulang tempurung lutut
(patela).
Bentuk-bentuk tulang pada manusia
C. Proses Pembentukan dan
Perkembangan Tulang
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi.
Cara pembentukan tulang:
Osifikasi intramembran
Yaitu proses pembentukan tulang secara langsung,
dengan cara mengganti jaringan penyambung padat
dengan simpanan garam-garam kalsium untuk
membentuk tulang. Prosesnya terjadi hanya sekali.
Proses: sel mesenkim  osteoblas  sekresi matriks
organik (osteoid)  pengapuran osteoid 
pembentukan lapisan matriks baru  tulang semakin
tebal
Osifikasi endokondium (intrakartilago)
Yaitu proses ketika tulang rawan digantikan oleh tulang
keras. Prosesnya dimulai sejak perkembangan embrio.
Seluruh tulang rawan pada anak-anak akan digantikan
oleh tulang keras hingga usia 18 – 25 tahun.
Proses:
Perikondium meningkatkan jumlah pembuluh darah.
Sel-sel kartilago (kondrosit) melakukan proliferasi
menjadi osteoblas.
Matriks kartilago mengalami pengapuran
(kalsifikasi).
Osifikasi dan pertumbuhan tulang pipa
D. Faktor Pertumbuhan Tulang
1. Faktor herediter (genetik)
2. Faktor nutrisi
3. Faktor endokrin. Pertumbuhan tulang
dipengaruhi oleh hormon-hormon, seperti
hormon paratiroid (PTH), hormon tirokalsitonin,
hormon somatotrofin, hormon tiroksin, dan
hormon kelamin.
4. Faktor sistem saraf
III. PERSENDIAN (ARTIKULASI)
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau
lebih, baik yang dapat digerakkan maupun yang tidak
dapat digerakkan.

A. Struktur Persendian
• Ligamen, berfungsi mencegah pergerakan
sendi secara berlebihan dan membantu
mengembalikan tulang ke posisi asalnya.
• Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat
untuk menahan ligamen.
Cairan sinovial, yaitu cairan pelumas agar
gesekan berjalan lancar, halus, dan tidak
menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
Tulang rawan hialin, terdapat di ujung tulang
sebagai bantalan sendi agar nyeri saat bergerak.
Bursa, berupa kantung tertutup yang dilapisi
membran sinovial.
Diagram persendian Diagram persendian
sinartrosis pada tulang amfiartrosis pada
belakang tulang belakang
B. Tipe Persendian
Sendi berdasarkan struktur:
Persendian fibrosa, tidak memiliki rongga
sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat fibrosa.
Persendian kartilago, tidak memiliki rongga
sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago.
Persendian sinovial, memiliki rongga sendi
dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligamen dan
kapsul sendi
Sendi berdasarkan gerakan:
Sendi sinartrosis (sendi mati), tidak dapat
digerakkan. Jenis sendi sinartrosis: sinartrosis
sinfibrosis (dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa)
dan sinartrosis sinkondrosis (dihubungkan dengan
jaringan tulang rawan hialin).
Sendi amfiartrosis, pergerakannya terbatas akibat
tekanan. Jenis sendi amfiartrosis: simfisis
(dihubungkan oleh kartilago), sindemosis
(dihubungkan oleh serabut dan ligamen), dan gomposis
(sendu pada tulang bentuk kerucut)
Sendi diartrosis (sendi sinovial), sendi yang
dapt bergerak bebas. Jenis sendi diartrosis:
o Sendi engsel, bergerak ke satu arah.
o Sendi peluru, bergerak bebas ke segala arah.
o Sendi pelana (sendi timbal balik), bergerak ke dua
arah.
o Sendu putar, bergerak dengan pola rotasi.
o Sendi luncur (sendi geser), gerakan menggeser.
o Sendi kondiloid (sendi ellipsoid), gerakan kiri-
kanan atau depan-belakang, dua arah.
Diagram beberapa jenis persendian diartrosis
IV. OTOT RANGKA
Otot rangka adalah otot yang melekat pada tulang
dan dapat bergerak secara aktif untuk menggerakkan
tulang sehingga disebut alat gerak aktif.
Fungsi:
Pergerakan
Menopang dan mempertahankan postur tubuh
Produksi panas
Sifat otot rangka:
Kontraktilitas (kemampuan berkontraksi dan
meregang)
Eksitabilitas (mampu merespon dika
distimulasi oleh saraf)
Ekstensibilitas (kemampuan meregang
melebihi panjang otot saat relaksasi)
Elastisitas (kembali ke ukuran semula)
Otot rangka pada tubuh
A. Struktur Otot Rangka
Area otot rangka:
Kepala dan ekor otot (tendon), merupakan jaringan
ikat padat kuat.
Empal otot, merupakan area bagian tengah otot yang
menggembung dan aktif dalam kontraksi.
Pengorganisasian jaringan otot rangka:
Epimisium = fasikulus dibungkus perimisium
Fasikulus = susunan sel serat otot (miofibril) + sarkolema,
dibungkus endomisium
Miofibril = miofilamen tebal (protein miosin) + miofilamen
tipis (protein aktin)
Struktur otot rangka
Mioibril penyusun otot rangka
Diagram struktur filamen penyusun miofibril
B. Mekanisme Kerja otot
1. Komponen struktur otot yang berperan
dalam kerja otot: miofibril, sarkomer, aktin,
miosin, tropomiosin, dan troponin.
2. Sumber energi untuk gerak otot: ATP
(Adenosin Tri Fosfat), kreatin fosfat, dan
glikogen (gula otot).
3. Tahapan mekanisme kerja otot:
Penerimaan impuls: ion kalsium (ca2+0 keluar dari
retikulum sarkoplasma.
Ion Ca2+ terikat pada troponin  daerah aktif
tropomiosin terbuka.
Pembebasan energi dari ATP  miosin menarik
aktin melalui daerah aktif tropomiosin  otot
memendek.
Tidak ada impuls  Ca2+ kembali ke retikulum
sarkoplasma, troponin menutupi tropomiosin, otot
relaksasi
C. Sifat Kerja otot
1. Otot antagonis, adalah otot yang bekerja saling
berlawanan, sehingga menghasilkan gerakan yang
berlawanan (berbeda arah).
2. Otot sinergis, adalah otot yang saling
mendukung kerja satu sama lain, sehingga
menghasilkan gerakan satu arah. Contohnya yaitu
kerjasama kerja sama otot-otot antartulang rusuk
saat menarik napas.
Gerak antagonis pada tubuh
Gerak antagonis pada tubuh
V. GANGGUAN SISTEM GERAK
A. Gangguan pada Tulang
1. Fraktur, adalah patah tulang, terjadi jika tenaga yang
melawan tulang lebih besat daripada kekuatan tulang.
2. Gangguan tulang belakang, jenisnya:
o Kifosis, tulang belakang melengkung ke arah
belakang
o Lordosis, tulang belakang melengkung ke arah
depan
o Skoliosis, tulang belakang melengkung ke samping
kiri atau kanan
o Sublubrikasi, kelainan bagian leher yang
menyebabkan kepala bergeser ke kiri atau kanan
Kelainan tulang belakang
3. Gangguan fisiologis tulang, jenisnya:
o Osteoporosis, tulang rapuh, keropos, dan mudah
patah, dapat terjadi karena kekurangan hormon
dan kalsium.
o Rakitis, pelunakan tulang pada anak-anak karena
kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D,
magnesium, fosfor, dan kalsium.
o Mikrosefalus, kelainan pertumbuhan tengkorak
sehingga ukuran kepala lebih kecil.
o Hidrosefalus, gangguan aliran cairan dalam otak
menyebabkan pelebaran rongga tempurung otak
sehingga otak membesar.
o Layu (semu), tulang tidak bertenaga akibat infeksi.
B. Gangguan pada Sendi
1. Terkilir, gangguan sendi akibat gerakan yang tidak
biasa, dipaksakan, atau tiba-tiba.
2. Dislokasi, pergeseran tulang penyusun sendi dari
posisi normal.
3. Osteoartritis, kerusakan tulang rawan yang
berfungsi sebagai bantalan pada sendi.
4. Ankilosis, sendi tidak dapat digerakkan.
5. Urai sendi, selaput sendi robek, menyebabkan
tulang sendi terlepas.
6. Artritis, peradangan pada sendi.
C. Gangguan pada Otot
1. Hipertrofi, gangguan akibat otot yang berkembang
menjadi lebih besar.
2. Atrofi, gangguan akibat otot yang mengecil.
3. Distrofi otot, penurunan kemampuan otot karena
kelainan genetik.
4. Tetanus, penyakit kejang otot karena berkontraksi
terus-menerus sehingga tidak mampu lagi
berkontraksi.
5. Kram, keadaan saat otot tiba-tiba terasa tegang,
sulit digerakkan, disertai rasa nyeri.
6. Miastenia gravis, keetidakmampuan otot
berkontraksi sehingga penderita mengalami
kelimpuhan.
7. Otot robek, robeknya serabut otot yang
mengakibatkan bengkak, nyeri, dan pendarahan.
8. Otot terkilir, tendon otot robek karena teregang
melebihi batas normal.
VI.TEKNOLOGI SISTEM GERAK
Penyembuhan patah tulang: pemasangan gips,
pembidaian, pembedahan internal, dan penarikan
(traksi).
Penyembuhan kanker/tumor tulang:
kemoterapi, radioterapi, dan operasi.
Penggantian sendi, yaitu pembedahan untuk
mengganti sendi yang rusak dengan campuran
logam.
Transplantasi sumsum, yaitu sumsum merah
dari seseorang ditransplantasikan ke orang lain.
Penanggulangan skoliosis kongenitalis, yaitu
pemasangan penyangga pada kelainan lengkung
tulang belakang bayi yang baru lahir.
Implan, yaitu pemasangan materi dari benda kaku
pada tulang.
Tangan dan kaki bionik, tangan dan kaki
buatan.
Kursi roda
Penanggulangan kaki O
Viskosuplementasi, penyuntikan asam
hialuronat ke sendi.
Pencangkokan tulang rawan

Anda mungkin juga menyukai