Anda di halaman 1dari 22

SEMINAR HASIL

PRAKTIKUM
BIOKIMIA
KELOMPOK IV
PENDIDIKAN KIMIA A

NURUL WAHYUNINGSI
AMALIA NOOR HIKMAH
(1713040001)
(1713040013)

GIAN FIKRIANSYAH B SAFIRA


(1713042021) (1713042023)

STEFFANIE MALAIHOLLO
(1713041011)
JUDUL PERCOBAAN
SLIDE 3

URINE
TUJUAN PERCOBAAN
SLIDE 4

1. Mengetahui zat-zat organik dan


anorganik yang terkandung dalam
urine.
2. Membedakan antara kandungan
urin normal dan kandungan urin
tidak normal.
PEMBAHASAN
SLIDE 5
 1. Cl-

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kandungan ion Cl- pada urine.
Urine direaksikan dengan AgNO3 yang berfungsi sebagai sebagai pereaksi
untuk mendeteksi adanya ion Cl- dimana AgNO3 dapat mengikat Cl- dan
menghasilkan endapan berwarna putih (Svehla, 1985: 346). Hasil reaksi
menunjukan adanya endapan putih. Percobaan ini telah sesuai dengan teori
dan menunjukan pada urine positif mengandung ion Cl- yang merupakan
senyawa anorganik yang terdapat dalam urin (Sumardjo, 2008: 19). Adapun
reaksi yang terjadi:
Cl- + Ag+ AgCl
(Endapan putih)
(Svehla, 1985: 379).
3 mL urine + 5 tetes AgNO3
PEMBAHASAN
SLIDE 6
2. PO43-
Penentuan fosfat dilakukan dengan urin direaksikan dengan ammonium
molibdat yang berfungsi untuk mengetahui adanya ion PO43- dalam urine.
Pada percobaan ini direaksikan dengan (NH4)6MO7O24 yang berfungsi untuk
menunjukkan adanya PO43- dalam urine menghasilkan endapan kuning. Hal
ini sesuai degan teori bahwa penambahan regensia (ammonium molibdat)
ini dengan sangat berlebih pada suatu volume kecil larutan fosfat
menghasilkan endapan ammonium molibdat (NH4)6MO7O24 yang berwarma
kuning kristalin (Svhela, 1985: 278). Adapun reaksinya :
HPO4-(aq) + (NH4)2Mo7O24 HNO3(p)
↓(NH4)3[P(Mo3O10)4](s) + 12 H2O(l)
ion asam fosfat amonium molibdat endapan amonium air
3 mL urine + 1 mL (NH4)2Mo7O24
+ 20 tetes HNO3 pekat fosfomolibdat (kuning)
(Svehla, 1985: 379).
PEMBAHASAN
SLIDE 7
3. SO42-
Penentuan sulfat dilakukan dengan Urine direaksikan dengan BaCl2 yang berfungsi sebagai
peraksi untuk mendeteksi ion sulfat dengan mengikat SO42- menghasilkan endapan putih. Pada
sampel urine direaksikan dengan BaCl2 yang berfungsi mengikat SO42- dan ditambahkan
dengan HCl untuk memberikan suasana asam dan sebagai katalis untuk mempercepar reaksi.
Pada percobaan ini dihasilkan larutan putih keruh dan endapan putih. Hal ini sesuai dengan ion
SO42- jika direaksikan dengan larutan BaCl2 akan menghasilkan berupa endapan berwarna putih
(Svhela, 1985: 369). Adanya endapan putih menandakan adanya SO42- yang merupakan
senyawa anorganik di dalam urin (Sumardjo, 2008: 19). Adapun reaksi yang terjadi:
SO42-(aq) + Ba2+ → ↓BaSO4(aq)

3 mL urine + 3 tetes BaCl2 sulfat barium (II) endapan barium sulfat (putih)
+ 3 tetes HCl
(Svehla, 1985: 347).
PEMBAHASAN
SLIDE 8
4. NH4+
Percobaan ini bertujuan untuk menentuksn kandungan NH 4+ dalam urin. Penentuan ion
amonium ditentukan dengan mereaksikan urine dengan NaOH untuk memberi suasana asam
dengan menyumbangkan ion OH-. Pada percobaan ini, sampel urine dijadikan dalam suasana
basa agar terbentuk ion NH3 dalam dalam urine. Kemudian campuran ini dibagi dua pada dua
tabung reaksi. Pada tabung pertama dipanaskan sambil dialirkan gas yang terbentuk kedalam
larutan Ba(OH)2 menghasilkan larutan kuning. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena urine
yang mengandung NH4+ larutan coklat tanpa endapan (Svehla,1479: 275). Adapun reaksinya :
Penambahan NaOH: NH4+(aq ) + OH-(aq) → NH3(g) + H2O(l)
amonium hidroksida gas amonia air
Dialirkan gas ke dalam Hasil
larutan Ba(OH)2Setelah dialirkan gas (Svehla, 1985: 278).
Penambahan Ba(OH)2: NH3+(g) + Ba(OH)2(aq → NH4OH(aq) + Ba2+(aq)
gas amonia barium hidroksida amonium hidroksida ion barium
PEMBAHASAN
SLIDE 9
5. Ca2+
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya ion Ca2+ pada sampel
urine. Urine direaksikan dengan ammonium oksalat yang berfungsi untuk
mendeteksi adanya ion Ca2+ pada sampel urine. Dari percobaan yang telah
dilakukan, menghasilkan larutan kuning kemudian ditambahkan dengan asam
asetat pekat untuk memberikan suasana asam. Hasil dari percobaan
menghasilkan larutan berwarna kuning dan terdapat endapan berwarna putih,
hal ini sesuai dengan teori bahwa larutan kalsium oksalat tidak larut dalam air
maupun dengan asam asetat (Svehla, 1985: 302). Adapun reaksinya:
Ca2+(aq) + (NH4)2C2O4(aq) → ↓CaC2O4(s) + NH4+(aq)
ion kalsium amonium oksalat endapan kalsium amonium
5 mL urine + (NH4)2C2O4 jenuh oksalat (putih)
+ 3 mL CH3COOH pekat (Svhela, 1985: 302).
PEMBAHASAN
SLIDE 10
6. Mg2+
Percobaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya ion Mg2+ pada sampel urine.Urin
ditambahkan NaOH sampai bersifat basa dan mengikat ion-ion Mg2+ kemudian
direaksikan dengan asam asetat sampai bersifat asam sehingga diperoleh ion-ion Mg 2+
yang bebas. Larutan asam direaksikan dengan (NH4)C2O4 untuk mengikat ion-ion Mg2+
menghasilkan larutan kuning dan ada endapan putih yang merupakan MgC2O4.
Kemudian dilakukan penyaringan untuk memisahkan endapan dengan padatannya dan
ditambahkan NH4OH untuk mengendapkan MgC2O4. Adapun reaksi yang terjadi:
Penambahan NaOH: Mg2+(aq) + 2NaOH(aq) → Mg(OH)2(aq) + 2Na+(aq)
Penambahan CH3COOH: Mg(OH)2(aq) + Na+(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + Mg2+(aq)
+ H2O(l)
Penambahan (NH4)2C2O4:
Larutan dibiarkan dan ditutup
Mg2+(aq) + (NH4)2C2O4(aq) → ↓MgC2O4(s) + NH4+(aq)
kapas
ion magnesium amonium oksalat endapan magnesium amonium
oksalat (putih)
PEMBAHASAN
SLIDE 11
 7. Nitroprusid Kreatinin
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kreatinin dalam sampel urine.
Kreatinin merupakan metabolisme endogen yang berguna untuk menilai fungsi
glomerurus (Suryawan, 2016: 147). Uji positif dari percobaan ini ditandai dengan
adanya kompleks biru prusid (Tim Dosen, 2018: 21). Urine direaksikan dengan Na-
nitroprusid menghasilkan larutan berwarna orange kekuningan. Fungsi Na-nitroprusid
adalah sebagai reagent yang akan mengidentifikasi adanya kreatinin dalam urine.
Kemudian penambahan NaOH untuk memberi suasana basa pada larutan yang
menghasilkan larutan berwarna kuning dan kemudian diasamkan dengan CH3COOH
glasial untuk memberikan suasana asam dan dipanaskan untuk mempercepat reaksi.
Hasil percobaan meghasilkan larutaan berwarna. Hasil yang diperoleh telah sesuai
dengan teori dan sampel ini terbukti mengandung kreatinin yang terdapat dalam
sampel dan ditandai komples biru prusid (Tim Dosen, 2018: 21).. Adapun reaksi yang
terjadi:
5 mL urine + 5 tetes Na
CH3COOH
2Fe(CN)5NO. 2H2O(aq) + Ba(OH)2(aq) + 3 CH3COOH(aq) → 2(CH3COO)Ba(aq) +
0,1 M + NaOH+ dipanaskan + +3HO
Na2Fe(CN)5NO (s) 2 (l)
20 tetes asam asetat glasial
Natrium nitroprusid barium hidroksida asam asetat barium asetat Endapan
nitroprusid air
PEMBAHASAN
SLIDE 12
7. Nitroprusid Kreatinin
Percobaan kedua urin direaksikan dengan nitroprusid menghasilkan larutan orange
kekuningan. Fungsi natirum nitroprusid adalah sebagai reagen yang akan
mengidentifikasi adanya kreatinin dalam urin. Lemudian penambhan NaOH untuk
memberikan suasana basa pada larutan dan menghasilkan larutan berwarna kuning dan
terdapat endapan putih. Hasil yang diperoleh telah sesuai dengan teori dan sampel ini
terbukti mengandung kreatinin yang terdapat dalam sampel dan ditandai komples biru
prusid (Tim Dosen, 2018: 21). Adapun reaksinya:
Na2Fe(CN)5NO. 2H2O(aq) +NaOH + Ba(OH)2(aq) + 3 CH3COOH(aq) →
Natrium nitroprusid natrium barium asam asetat
hidroksida hidroksida
Ba+(aq) + Na+(aq) + ↓Na2Fe(CN)5NO(s) + 3 H2O(l)
5 mL urine + 5 tetes CH3COOH barium natrium nitroprusid (kuning) air
0,1 M + BaOH+ dipanaskan +
30 tetes asam asetat glasial
PEMBAHASAN
SLIDE 13
8. Badan-Badan Keton
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan gugus ketan pada unne. Percobaan ini dilakukan
dengan cara mencampurkan urine dengan ammonium sulfat padat sehingga diperoleh larutan jernih,
kemudian ditambahkan dengan natrium nitroprusit dan NH4OH pekat dan diperoleh larutan kuning. Pada
percobaan menunjukkan bahwa pada urine tidak terdapat gugus keton. Karena seharusnya terbentuk
larutan berwarna ungu yang menunjukkan bahwa urine positif mengandung gugus keton. Adapun
persamaan reaksinya yaitu:
(NH ) SO +Na Fe(CN) NO + NH OH → Na SO +Fe(CN) NO+H O
4 2 4 2 3 4 2 4 3 2

10 mL urine + 8 sendok Amonium


sulfat padat + 3 tetes nitroprusit 5%
+ 1 mL amonium hidroksida pekat
PEMBAHASAN
SLIDE 14
9. Gula-Gula Pereduksi
Uji Benedict merupakan uji umum untuk mengetahui adanya gula
pereduksi. Pengujian dilakukan dengan menambahkan urine pada
pereaksi Benedict kemudian dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Hasil
percobaan menunjukkan larutan terdapat endapan merah bata. Hal ini
menunjukkan bahwa urin tersebut mengandung gula pereduksi, adapun
CH2OH CH2OH
hasil yang diperoleh dengan uji terhadap glukosa sebagai pembanding
menunjukkan adanya endapan merah bata pada OH
larutan.
O
-H2O Hal ini sesuai
O
OH C= O
dengan teori bahwa Benedict (Cu ) direduksi
2+
OH Cu + yangOH
berwarnaOH
merah
H
bata (Tim Dosen, 2018: 21). Adapun reaksi yang terjadi
OH
yaitu:
OH

CH2OH CH2OH CH2OH

O O O
-H2O
OH OH + 2Cu 2+ + 5OH- OH + Cu2O + 3H2O
C=O C= O
OH OH OH OH
Hasil H O- merah bata
OH OH OH
Pengujian Benedict, Tollens, dan Fehling
CH2OH

O
+ Cu O + 3H O
PEMBAHASAN
SLIDE 15
9. Gula-Gula Pereduksi
Pereaksi Tollens merupakan suatu oksidator/pengoksidasi lemah yang
dapat digunakan untuk mengoksidasi gugus aldehid menjadi asam
karboksilat. Pengujian dengan pereaksi tollens yang direaksikan dengan
urine menghasilkan larutan bening kecokletan dan terbentuk cermin
perak sedangkan pembandingnya yaitu pereaksi Tollens direaksikan
dengan glukosa menghasilkan atau terbentuk cermin perak dan larutan
berwarna hitam. Hasil percobaan ini sesuai dengan teori bahwa pereaski
Tollns Ag+ direduksi menjadi Ag menghasilkan cermin perak. Adapun
reaksinya:
CH2OH CH2OH CH2OH

O O AgNO3 O
-H2O OH + Ag
OH C=O OH C=O
OH OH OH
OH
Hasil OH OH OH
Pengujian Benedict, Tollens, dan Fehling
PEMBAHASAN
SLIDE 16
9. Gula-Gula Pereduksi
Pengujian dengan pereaksi Fehling yang direaksikan dengan urine dan
dilakukan pula pamanasan untuk mempercepat reaksi menghasilkan
larutan berwarna hitam. Sedangkan pembandingnya yaitu pengujian
dengan glukosa yang menghasilkan larutan bening kecokletan. Hal ini
dapat menandakan bahwa hasil menunjukkan uji positif yang sesuai
CH2OH CH2OH
dengan teori yang menyatakan larutan fehling yang merupakan larutan
alkalis yang mengandung tembaga(II) yang mengoksidasi
OH
O
-H2aldosa
O menjadiO
OH C= O
tembaga(II) yaitu CuO yang berwarna merah bata
OH dan mengendap.
OH OH
Hal ini
H
tidak sesuai dengan teori bahwa pereaksi Fehling Cu2+OH
direduksi menjadi
OH
Cu+ yang berwarna merah bata (Tim Dosen, 2018: 21-22). Adapun reaksi
CH2OH CH2OH
yang terjadi: CH2OH

O O O
-H2O
OH OH + 2Cu 2+ + 5OH- OH + Cu2O + 3H2O
C=O C= O
OH OH OH OH
Hasil H O- merah bata
OH OH OH
Pengujian Benedict, Tollens, dan Fehling
CH2OH

O
+ Cu O + 3H O
PEMBAHASAN
SLIDE 17
10. Koagulasi Protein
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya koagulasi pada sampel urin.
Percobaan ini urine yang dipanaskan untuk mempercepat koagulasi protein , lalu
direaksikan dengan CH3COOH yan berfungsi untuk memberi suasana asam dan akan
menyebabkan denaturasi atau rusaknya struktur protein sehingga protein akan
mengendap (Triyono, 2010: 3). Kemudian ditambahkan dengan CH3COOH berlebih
menghasilkan larutan berwarna bening kekuningan. Hasil yang diperoleh menandakan
bahwa dalam urine negatif mengandung protein dan juga menandakan pemilik urin yang
diuji masih memiliki urine normal. Prinsi uji koagulasi adalah penentuan adanya protein
di dalam urin yang dipanaskan akan terkoagulasi akibat kenaikan suhu sehingga protein
terendapkan.

5 mL urine di didihkan
+ 10 tetes CH3COOH 0,1 M
+ beberapa tetes CH3COOH berlebih
PEMBAHASAN
SLIDE 18
11. Reaksi penguraian Urea oleh Urase
Percobaan ini bertujuan untuk mengtahui kandungan Urea dalam urine. Pada uji ini, urea
direaksikan dengan Fenol merah 0.4% dan menghasilkan warna bening. Fenol merah
berfungsi sebagai indicator. Larutan tersebut kemudian ditambahkan dengan NaOH yang
berfungsi untuk memberikan suasana basa pada larutan dan ditandai dengan
berubahnya warna larutan menjadi warna pink. Kedua larutan kemudian direaksikan
dengan NaOH yang berfungsi untuk memberikan suasana basa pada larutan
menghasilkan larutan berwarna bening kemerahan.
Selanjutnya, larutan ini direaksikan dengan bubuk kedelai sebagai penghasil enzim
urease, yaitu enzim yang memecah urea. Percobaan ini menghasilkan dua lapisan
dimana lapisan bawah berwarna cokelat yang merupakan endapan serbuk kedelai. .Hal
ini menandakan bahwa urea telah diuraikan dengan bantuan urase yang berasal dari
kedelai karena kedelai mengandung
O enzim urase yang dapat menguraikan urea.
Urease CO2 + NH3
Hasil reaksi urin oleh urease. H2N NH2
+ H2O
Hasil reaksi urea oleh urease.
(urea)
PEMBAHASAN
SLIDE 19
12. Pembentukan Urea Oksalat
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya urea dalam urine yang dapat bereaksi
dengan asam oksalat membentuk urea oksalat. Percobaan ini dilakukan dengan dua
sampel yaitu urin dan urea masing-masing sampel direaksikan dengan asam oksalat
yang berfungsi untuk mengidentifikasi adanya urea oksalat. Percobaan kedua sampel
menghasilkan larutan bening. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena seharusnya
dilakukan pengamatan kristel dengan mikroskop. Uji positif jika urea direaksikan dengan
asam oksalat maka dihasilkan terbentuknya kristal endapan putih (Tim Dosen Biokimia,
2019: 23). Adapun reaksinya:
(NH2)2CO(s) + H2C2O4(l) → ↓ [(NH2)2]-2.C2O4(s) + H2(g)
urea asam oksalat endapan urea gas hidrogen
oksalat (putih)
2 tetes urine+ 2 tetes H2C2O4 0,1 M
 
PEMBAHASAN
SLIDE 20
13. Pembentukan Biuret
Percobaan ini bertujuan untuk menguji adanya pembentukan urea dan juga mengetahui
kandungan ammonia dalam urea. Percobaan ini dilakukan dengan dua acara dengan
sampel urin dan urea. Percobaan yang pertam urea dipanaskan dan menghasilkan bau
tengik (menyengat). Fungsi pemanasan untuk mempercepat reaksi kemudian didinginkan
untuk membuat larutan menjadi beku agar kandungan amonianya hilang. Penambahan
H2O sebagai pelarut. Penambahan NaOH sebagai pemberi suasana basa dan
penambahan CuSO4 untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptide dalam urea. Hasil yang
didapatkan yaitu larutan berwarna ungu dan terdapat endapan putih. Percobaan yang
kedua urin dipanaskan dan menghasilkan bau tengik (menyengat). Hasil yang
didapatkan yaitu larutan berwarna biru. Hasil percobaan membuktikan bahwa urin tidak
H2 N C NH2 + 2Cu2+ + OH- H 2N C NH2 + Cu2O + H2 O
memilki ikatan peptida. Adapun reaksinya:
O O O
  H2N C NH2 + H2N C NH2 H2N C NH C NH2 + NH2
Hasil pembentukan biuret pada
  urea. O
O
Hasil pembentukan biuret pada urin. Biuret
Urea
KESIMPULAN SLIDE 21
1. Garam-garam anorganik yang terdapat didalam urin yang diuji yaitu berupa
kation, seperti Ca2+, Mg2+ dan NH4+ sedangkan senyawa berupa anion, seperti
Cl-, PO4- dan SO42-. Adapun bahan organik yang terdapat didalam urin yaitu
seperti urea, asam urat dan kreatinin.
2. Kandungan urin normal berbeda dengan kandungan pada urin yang abnormal.
Urine yang abnormal mengandung zat-zat atau senyawa-senyawa berupa protein
dan glukosa yang menandakan bahwa terjadi gangguan pada fungsi ginjal.
Berdasarkan uji urine yang dilakukan pada percobaan, urine tersebut termasuk
ke dalam urine normal karena tidak ditemukan zat-zat atau senyawa berupa
protein maupun glukosa didalamnya.
That’s all. Thank you very much! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai